Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PELAKSANAAN PERKERASAN RIGID PADA PEKERJAAN


PENINGKATAN JALAN KAMPUS STAIN

( SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI )

SORONG - PAPUA BARAT

Disusun Oleh :

SIMON ROCKY SIRKEN

NIM : 1616013

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK KATOLIK SAIN PAUL

SORONG – PAPUA BARAT

2019
i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktek ini saya susun dan dapat saya selesaikan tepat pada
waktunya, guna saya tunjukan pada Tim Dosen sebagai syarat mengikuti ujian mata
kuliah ini.

Mengetahui

Tim Dosen

KETUA JURUSAN DOSEN PEMBIMBING

YUSVERISON ANDIKA. ST.,MT. OKTAVIANUS KLAU BRIA. ST.,MT.


ii

ABSTRAK

Lapisan perkerasan adalah susunan lapisan yang paling atas dalam sebuah
struktur jalan yang berfungsi sebagai penahan dari beban kendaraan yang disalurkan
melalui roda kendaraaan. Pembangunan Jalan Kampus STAIN adalah salah satu
proyek yang berfungsi untuk mengatasi masalah akses mobilisasi antar gedung kuliah
Pada proyek ini terdapat beberapa jenis pekerjaan dimulai dari lapisan pekerjaan
tanah dasar, lapisan pondasi agregat , dan lapisan perkerasan kaku. Agar semua
pekerjaan berjalan dengan baik, maka diperlukannya evaluasi terhadap metoda
pelaksanaan dan evaluasi terhadap kendali mutu dari struktur perkerasan kaku.
Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pekerjaan yang
berlangsung dilapangan dengan spesifikasi yang telah dibuat. Untuk evaluasi kendali
mutu dapat dilakukan berbagai macam pengujian yang dilakukan di setiap lapisan
struktur perkerasan. Pengujian tersebut antara lain melalui kerucut pasir, kuat tekan
dan kuat lentur beton, dan slump test. Dari hasil evaluasi tersebut dapat
disimpulkan.,kuat lentur pada lapisan perkerasan kaku semua telah memenuhi
spesifikasi teknis.

.
iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat serta
bimbingan-Nya peulis dapat menyelesaikan Program Kerja Praktek ( KP ) serta
meyelesaikan Laporan KP ini.

Laporan ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas pelaksanaan KP pada


Proyek Pembangunan Jalan Kampus STAIN yang telah dilaksanakan pada tanggal 18
September 2019 sampai dengan 2 November 2019.

Pelaksanaan KP ini dapat terlaksana dengan baik dan berjalan dengan lancar
berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan,
dan pengarahan dalam pelaksanaan KP ini. Maka dalam kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Yusverison Andika ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Katolik Sain Paul Sorong
2. Bapak Oktavianus Klau Bria ST., MT selaku Dosen Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan Laporan Kerja
Praktek ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
segala kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan. Penulis berharap semoga
laporan ini berguna bagi pembaca. Amin

Sorong 08 November 2019

Penyusun
iv

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………. I

ABSTRAK ……………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………. iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………. iv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………. vi

BAB I

LATAR BELAKANG ……………….………………… 1

TUJUAN DAN MANFAAT ……………….………………… 2

LINGKUP KERJA PRAKTEK …………………………. 3

SISTEMATIKA PENULISAN …………………………. 3

GAMBARAN LOKASI KERJA PRAKTEK …………. 4

BAB II

URAIAN UMUM ……...……………….………………… 5

UNSUR UNSUR PELAKSANAAN PEMBANGUNAN .… 6

STRUKTUR ORGANISASI ..………..………………. 3

STRUKTUR ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJA …. 6

GAMBARAN LOKASI KERJA PRAKTEK …………. 10


v

BAB III

PENGERTIAN ……...……………….………………… 14

SISTEM PENFENDALIAN ALAT ……………………….… 14

SISTEM PENFENDALIAN MATERIAL …………………. 15

SISTEM PENFENDALIAN TENAGA KERJA …………. 15

SISTEM PENFENDALIAN WAKTU …………………. 16

SISTEM PENFENDALIAN UPAH …………………………. 16

BAB IV

TINJAUAN UMUM ……...……………….………………… 17

TEKNIK PELAKSANAAN DILAPANGAN ………...………. 17

METODE PELAKSANAAN ………………………………… 17

TINJAUA KHUSUS .……………..……………………….… 23

PERKERASAN RIGID PAVEMENT ….…..…………………. 23

BAB V

KESIMPULAN ……...……………….………………… 27

SARAN ……………………………………………….… 27

LAMPIRAN
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Gamaran Shop Drawing ……………...…………. 19


Gambar 4.2. Materiaan ………………………………………… 20
Gambar 4. 3. Pekerjaan Drainase ……………………….… 21
Gambar 4. 4 Pekerjanan Galian Tanah .……..…………………. 23
Gambar 4. 5 Gambar Rencana Tebal Perkerasan .………………... 26
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia


untuk dapat melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam
rangka pemenuhan kebutuhan. Pembangunan infrastruktur jalan merupakan
salah satu sektor pembangunan yang paling dibutuhkan di karena ada banyak
ketergantungan pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan dengan
pembangunan infrastruktur jalan itu sendiri. Penyediaan infrastruktur jalan yang
merata merupakan hal mutlak untuk dapat menunjang kegiatan yang meliputi
sistem transportasi yang memiliki interkoneksi antar wilayah.

Karena pentingnya pembangunan jalan untuk menunjang kegiatan antar


lokasi, maka Pembangunan Jalan di Kampus STAIN Sorong – Papua Barat
sangat dibutuhkan untuk akses atau mobalisasi dalam menunjang kegiatan
perkuliahan di Kampus STAIN Sorong – Papua Barat.

Dalam Proyek pembangunan Jalan Kampus STAIN ini, Penulis meninjau


Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Khususnya Perkerasan Rigid
3

1.2 TUJUAAN DAN MANFAAT

1.2.1. TUJUAN
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah
sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan memperluas keterampilan serta sikap


profesionalisme yang diperlukan oleh penyusun sebagai
mahasiswa/i yang nantinya akan menjadi bekal dalam memasuki
dunia kerja yang nyata sesuai dengan program studi yang dipilih.
2. Melalui praktek ini diharapkan mahasiswa/i dapat menjalin suatu
hubungan komunikasi dan interaksi yang baik dengan para pekerja
dan pengawas di lapangan agar nantinya di dunia kerja tidak merasa
canggung dalam berkomunikasi dan berinteraksi.

1.2.2. MANFAAT
Adapun manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai
berikut:

Sebagai pendalaman dan penunjang dari materi yang telah didapat


dalam perkuliahan, khususnya dibidang Teknik Sipil.

Sebagai pengetahuan dasar agar dapat terjun langsung ke


masyarakat setelah tamat belajar dari perguruan tinggi.
4

1.3 LINGKUP KERJA PRAKTEK

Mengingat waktu Kerja Praktek ( KP ) sangat terbatas yakni 30 Hari,


sehingga dalam laporan ini penulis tidak membahas pelaksanaan proyek
tersebut secara keseluruhan. Dalam laporan ini penulis membatasi lingkup
pekerjaan, yang hanya secara visualisasi dapat dilihat selama pelaksanaan Kerja
Praktek (KP), antara lain :

Metode pelaksanaan pada tiap tahapan pekerjaan konstruksi proyek


Pembangunan Jalan Kampus STAIN Sorong - Papua Barat. Dengan item
pekerjaan sebagai berikut dengan tinjauan umum yaitu Pelaksanaan Pekerjaan
Drainase, Pelaksanaan Pekerjaan Galian, Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan,
Pelaksanaan Pekerjaan Jalan, Tinjauan dikhususkan pada Pelaksanaan
Pekerjaan Perkerasan Rigid

1.4 SITEMATIKA PENULISAN

Demi teraturnya penulisan Laporan Kerja Praktek ini, maka penyususnannya


secara sistematika dalam bab per bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan
penulisan yang meliputi tujuan dan manfaat proyek, lokasi proyek, dan lingkup
pengamatan, serta sistematika penulisan.
5

BAB II MANAJEMEN PROYEK

Bab ini menguraikan tentang manajemen pelaksanaan proyek.Isi :

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek (Jelaskan pihak-pihak


yang terlibat dalam proyek tempat pelaksanaan KP)

Peran dan tanggung jawab dari masing-masing pihak

Hubungan kerja antara para pihak.

Rencana waktu pelaksanaan proyek dan pelaksanaan proyek (Jika tidak ada
data perencanaannya, harus dihitung)

BAB III PELAKSANAAN PROYEK

Bab ini menggambarkan teknik pelaksanaan dari bagian pekerjaan yang ditinjau

Bagian ini berisi uraian tentang :

Jenis serta jumlah bahan dan alat yang digunakan

Jenis serta jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam masing-masing item
pekerjaan.

Rincian tahapan dan proses pelaksanaan masing-masing item pekerjaan yang


menjadi tinjauan KP

BAB IV TINJAUAN KONSTRUKSI

Tinjauan konstruksi memuat dua sub bab yaitu :

Tinjauan Umum

Tinjauan khusus
6

BAB V PENUTUP

Merupakan Bab terakhir yang berisikan kesimpulan dari analisa penulisan dan
pemberian saran-saran yang bersifat konstruktif, berdasarkan hasil
perbandingan dan peninjauan penulisan.

1.5 GAMBARAN LOKASI KERJA PRAKTEK

2.3.1. IDENTITAS PERUSAHAAN


Nama Perusahaan : CV. PANORAMA TAMBRAU

Alamat : Jln. Raja Ampat Kamp Baru Kota Sorong

Bidang Usaha : Konstruksi

1.5.2. IDENTITAS PROYEK


Nama Proyek : Pembangunan Jalan Kampus STAIN

Lokasi : Jln.Sorong-Klamono Km,17 Klablim, Sorong


7

BAB II

MANAJEMEN PROYEK

2.1 URAIAN UMUM

Untuk menyelenggarakan suatu proyek dibutuhkan suatu organisasi yang


dapat melaksanakan pembangunan proyek secara keseluruhan.Organisasi
merupakan suatu sistim interaksi kegiatan antara dua individu atau lebih yang
bekerja sama dalam suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dimana masing-
masing pihak mempunyai tanggung jawab dan hak yang jelas. Maksud
diadakannya organisasi adalah agar suatu pekerjaan dapat berjalan sesuai
rencana dan dapat diperoleh suatu kerja yang optimal sesuai dengan tujuan dari
pembangunan yang direncanakan.

Dalam pelaksanaan proyek yang besar membutuhkan suatu struktur


organisasi yang sangat rapi dan terorganisir cara kerjanya. Hal ini disebabkan
karena masalah-masalah yang timbul sangat kompleks dan membutuhkan kerja
sama antara semua unsur yang terlibat di dalam proyek tersebut. Semuanya ini
dimaksudkan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien, karena
waktu yang tersedia relatif singkat dan agar diperoleh hasil yang maksimal.
Suatu organisasi pada umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ada suatu kelompok orang tertentu.


2. Ada kegiatan yang berbeda tetapi satu sama lain saling berkaitan sehingga
merupakan suatu kesatuan usaha atau kegiatan yang solid.
3. Setiap anggota kelompok memberikan sumbangan usaha atau tenaga.
4. Ada pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang, koordinasi dan
pengawasan.
5. Ada suatu tujuan tertentu yang harus dan akan dicapai.
8

2.2 STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI

Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau
lebih guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bentuk persekutuan antara
sekelompok orang yang bekerja sama secara formal dan terikat guna mencapai
tujuan yang telah disepakati atau ditetapkan, ini yang disebut organisasi. Antara
organisasi dan administrasi memiliki kesamaan maksud yakni, agar suatu
proyek yang sedang ditangani dapat direalisir secara efisien dan sebaik
mungkin.

Dalam alur pekerjaan proyek pembangunan Jalan Kampus STAIN Sorong


yang ditangani oleh CV.PANORAMA TAMBRAUW terlibat pula pihak-pihak
yang mengatur kelancaran pelaksanaan proyek ini pihak-pihak tersebut antara
lain:

1. Pemilik
Pemilik atau pemberi tugas diartikan sebagai orang atau badan yang
memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan
bangunan.

Tugas dan Kewajiban :

a. Menyediakan atau membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk


terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.
b. Menunjuk perencana dengan surat perintah tugas.
c. Mengangkat direksi atau badan yang diangkat atau ditunjuk dengan
surat keputusan untuk bertindak sebagai konsultan pengawas.
d. Menetapkan kontraktor yang hendak dipakai jasanya
e. Menandatangani surat–surat perjanjian kontrak / pemborong.
f. Menerima hasil pekerjaan dan apabila sudah memenuhi syarat
kelayakan dan tidak ada kekurangan dalam proses pelaksanaan.
9

2. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang atau badan hukum yang ditunjuk
oleh pemilik atau pemberi tugas untuk mengawasi atau mengontrol, serta
mengarahkan pelaksana pekerjaan suatu bangunan agar tercapai hasil
kerja yang sebaik– baiknya menurut persyaratan yang ada atau
berdasarkan petunjuk–petunjuknya.

Tugas dan Kewajiban :

a. Tahap Konstruksi
1. Melakukan pemahaman atau mempelajari dokumen lelang
sebelum melakukan
2. Menetapkan rencana kerja dan mengkoordinir personil yang
mempunyai keahlian dan kemampuan yang sesuai untuk
melaksanakan tugas pengawasan.
3. Mengevaluasi rencana kerja dan jadwal pelaksanaan yang
dibuat oleh kontraktor.

b. Tahap Evaluasi
1. Mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan dan produknya serta
ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
2. Melakukan pemeriksaan/penelitian pendahuluan terhadap
bahan dan material yang digunakan, serta memeriksa mix
design yang diperlukan.
3. Melaksanakan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas
bahan, peralatan, tenaga kerja, prosedur atau tata cara
pelaksanaan dan hasilnya serta laju pencapaian prestasi sesuai
dengan ketentuan dan rencana yang sudah ditetapkan.
4. Menyusun berita acara yang berkaitan dengan kemajuan
pekerjaan perubahan–perubahan dan serah terima pekerjaan
serta berita acara lainnya yang diperlukan.
10

c. Tahap Purnakonstruksi
1. Melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan.
2. Membuat laporan akhir tentang segala sesuatu yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan konstruksi sejak dimulai
sampai dengan pekerjaan selesai.

3. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah badan usaha/orang yang ditunjuk oleh
pemilik untuk membuat perencanaan tentang proyek yang diinginkan
untuk siap dilelang dan dilaksanakan.

Tugas dan Kewajiban :

a. Membuat rencana pelaksanaan.


b. Membuat gambar-gambar detail/penjelasan lengkap dengan
perhitungan konstruksinya.
c. Membuat peraturan dan syarat-syarat,anggaran biaya dan
menyelenggarakan pelelangan.

4. Kontraktor
Kontraktor adalah badan usaha yang menerima dan
menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia
dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat–syarat serta
gambar rencana yang telah ditetapkan.

Tugas dan Kewajiban :

a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar-gambar


rencana/bestek, peraturan dan syarat–syarat mengenai penjelasan
pekerjaan yang telah ditetapkan.
b. Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib memperbaiki semua
kerusakan dan ketidak sempurnaan dalam pelaksanaan sebagai
11

akibat dari penggunaan bahan material yang buruk terhitung saat


penyerahan selama jangka waktu tertentu sesuai syarat pekerjaan
yang telah ditetapkan.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kelancaran dan keamanan
atas pekerjaan yang dilakukannya.
d. Bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada pengawas segala
kekurangan dan ke tidak layakan dalam desain gambar rencana dan
mengharapkan koreksi dari konsultan pengawas.

2.3 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK DAN HUBUNGAN KERJA

2.3.1. UMUM
Pada saat tender penawaran kepada kontraktor selesai, maka
kegiatan administrasi proyek berpindah ke lapangan. Sehingga untuk
pengendalian teknis dan administrasinya perlu dibuat struktur organisasi
proyek baik kontraktor maupun konsultan pengawas.

Hal-hal yang mendasar penyusunan atau pemilihan personil dalam


struktur organisasi yaitu sebagai berikut:

1. Jalur instruksi harus langsung dan sejelas mungkin.


2. Uraian pekerjaan tiap personil jelas dan terperinci. Setiap personil
dibekali dengan wewenang mengambil keputusan sesuai jabatan.
3. Ikim kerja harus dibina dan dipelihara untuk memungkinkan setiap
orang bekerja semaksimal mungkin.
12

2.3.2. STRUKTUR ORGANISASI


Struktur Organisasi pada proyek Pembangunan Jalan Kampus
STAIN Kota Sorong Papua Barat adalah sebagai berikut:

JEMMY SUMARIO

DIREKTUR

JOHANES ANNGAWAN

PROJECT MANAGER

RAFEL CHRISTOPHER, ST

SITE MANAGER

ERLNA THEIOS

ADMIN & KEUANGAN

ALVIN ANNGAWAN ARYO SURYONO, ST CHENNY.F WORABAY

PROJECT MANAGER PELAKSANA ELEKTRIKAL PELAKSANA K3

M.ALIRIZAL FRANGKY TAHULENDING

SURVEYOR/JURU UKUR LOGISTIK

MANDOR

PEKERJA

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan CV. PANORAMA TAMBRAU


13

2.3.3. HUBUNGAN KERJA


Hubungan kerja adalah hubungan dimana dalam pelaksanaan
pekerjaan antara unsur-unsur pelaksanaan pembangunan proyek yaitu
pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor.

1. Hubungan kerja antara Pemilik dan Konsultan Perencana


Hubungan kedua belah pihak adalah hubungan antara pemilik
dan konsultan perencana, yang mana hubungan tersebut dituangkan
dalam satu kontrak atau surat perjanjian pekerjaan perencanaan. Hal
ini dimaksudkan agar pembagian tugas, kewajiban, wewenang, hak
dan tanggung jawab, penyimpangan dan perselisihan dapat
diselesaikan melalui ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
pasal-pasal surat perjanjian tersebut. Pemilik berhak memperoleh
output perencanaan yang baik dari perencana. Untuk jasa perencana
hanya pemilik atau pemberi tugas yang memberi imbalan sesuai
kontrak yang disetujui bersama.

2. Hubungan kerja antara Pemilik dan Konsultan Pengawas


Hubungan kedua belah pihak adalah hubungan antara pemilik
dengan konsultan pengawas dan bentuk hubungannya dituangkan
dalam bentuk surat perjanjian.

Konsultan pengawas mempunyai kewajiban untuk menjaga


proses pembangunan agar dapat berjalan sesuai arah dan sistem
yang telah ditetapkan dan mengurangi adanya penyimpangan yang
mungkin terjadi. Atas jasa pengawas organisasi ini memperoleh
imbalan sesuai dengan tata cara pembayaran yang telah disepakati.

3. Hubungan kerja antara Pemilik dan Kontraktor Pelaksana


14

Hubungan antara kedua belah pihak dimana di dalamnya


terdapat pemilik dan kontraktor pelaksana semuanya dituangkan
dalam bentuk surat perjanjian.Pemilik proyek memberikan tugas
kepada kontraktor/pemborong untuk melaksanakan suatu pekerjaan
dan apabila pelaksana sudah cukup layak dan tidak timbul
keberatan, maka pemberi tugas menerima pekerjaan dan
menyetujuinya sehingga pemborong harus membayar pekerjaan
tersebut, Sedangkan kontraktor pelaksana berkewajiban
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat
yang telah ditetapkan.
15

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK

3.1 PENGERTIAN

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, sistem pengendalian proyek


sangat diperlukan karena dengan sistem pengendalian yang baik dapat
mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dari rencana dan ketentuan
yang telah disepakati sehingga mutu yang diharapkan dapat dicapai, serta
memperlancar kegiatan proyek.

3.2 SISTEM PENGENDALIAN ALAT

Sistem Pengendalian Alat adalah sejumlah alat yang digunakan oleh


kontraktor dalam mendukung penyelesaian pembangunan suatu bangunan.
Alat-alat yang digunakan dalam pembangunan proyek ini antara lain:

Alat pengangkut atau transportasi yang digunakan untuk mengangkut material


dari sumber bahan ke lokasi proyek yaitu Truk.

Alat pengangkut yang digunakan baik skala besar maupun skala kecil yaitu
Gerobak.

Alat untuk memotong besi digunakan alat pemotong besi (Gergaji mesin
Maktec MT240) dan gunting besi.

Alat pengukur yang digunakan untuk mengetahui panjang, tinggi dan lebar
adalah meteran. Sedangkan untuk mengukur arah vertikal dan horisontal
digunakan Theodolid.
16

Alat untuk mencampur adonan beton digunakan Mixer Beton atau Mesin
Molen.

Alat penunjang seperti skop, cangkul, ember, selang, martelu (hamer).

Alat pembantu lainnya bagian khusus yang berfungsi mengendalikan


peralatan guna mendukung pekerjaan proyek dan sangat membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah direncanakan adalah
bagian urusan peralatan yang secara teknis bertanggung jawab penuh dalam
penyediaan sekaligus mengganti alat yang rusak selama pekerjaan masih
berlangsung.

3.3 SISTEM PENGENDALIAN MATERIAL

Kebutuhan bahan dan material untuk pekerjaan proyek ini cukup lancar
karena ditunjang oleh alat-alat transportasi yang memadai dan mampu
menjangkau tempat pelaksanaan proyek. Proyek ini menggunakan material
lokal dan nonlokal. Bahan lokal adalah bahan yang dipenuhi melalui bahan
daerah, seperti: pasir, kerikil. Bahan nonlokal adalah bahan yang dipasarkan di
luar daerah, seperti: besi tulangan, semen Portland, dan lain-lain.Seorang
pengendali material bertugas untuk selalu mengontrol persediaan
material.Apabila persediaan menipis/habis untuk suatu volume pekerjaan, maka
wajib dilaporkankepada pelaksana lapangan.

Adapun workshop (bengkel kerja) dan juga base camp yang selain
sebagai tempat beristirahat para pekerja juga berfungsi untuk mengontrol keluar
masuknya alat-alat dan bahan yang dibutuhkan tiap harinya dalam pekerjaan
pembangunan gedung ini.
17

3.4 SISTEM PENGENDALIAN TENAGA KERJA

Tenaga kerja merupakan salah satu pendukung penyelesaian suatu


proyek.Jumlah tenaga kerja ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
berjalan pada hari yang bersangkutan.Tenaga kerja yang bekerja dalam proyek
ini pada umumnya adalah orang-orang yang dari Kota Sorong, sehingga dalam
pelaksanaan proyek ini tidak mengalami kendala maupun hambatan dalam
masalah tenaga kerja.

Tenaga kerja tetap yang dipekerjakan pada proses pembangunan gedung ini
adalah 20 orang.

3.5 SISTEM PENGENDALIAN WAKTU.

Sistem pengendalian waktu bertujuan untuk memanfaatkan waktu proyek


secara efisiensi dan efektif guna memperlancar pelaksanaan proyek.Sistem
Pengendalian waktu pada proyek ini adalah :

Kerja : 08.00 – 12.00

Istirahat : 12.00 - 13.00

Kerja : 13.00 - 17.00

Hari Minggu/Libur nasional : Tidak bekerja

Bila dalam pelaksanaan terjadi kemunduran atau tidak mencapai target


yang direncanakan, maka untuk mengejar ketinggalan yang ada, diperlukan
waktu tambahan dan dihitung sebagai waktu lembur. Sistem pengendalian
waktu disesuaikan dengan time Schedule. Namun dilapangan bisa terjadi
18

kesalahan waktu, misalnya akibat cuaca buruk sehingga tidak mencapai waktu
yang direncanakan.

3.6 SISTEM PENGENDALIAN UPAH/BIAYA

Upah adalah imbalan bagi setiap pekerja yang telah bekerja dan
memberikan jasanya. Dalam hal ini pengusaha wajib memberikan upah kepada
pekerja yang betul–betul telah melakukan kewajibannya sesuai dengan
kesepakatan bersama kedua belah pihak.

Cara pembayaran upah dengan cara yaitu pembayaran upah dilakukan


oleh pemborong kepada para pekerja.
19

BAB IV

TINJAUAN KONSTRUKSI

4.1 TIJAUAN UMUM

4.2.1. TEKNIK PELAKSANAAN DI LAPANGAN


Dalam proses pelaksanaan Proyek Peningkatan jalan Kampus
STAIN terdapat beberapa pekerjaan utama diantaranya pekerjaan badan
jalan dengan perkerasan beton semen (rigid pavement ) dan pekerjaan
drainase. Dalam hal ini kami hanya memaparkan kegiatan selama
melaksanakan kerja praktek yang di mulai pada tanggal 18 Oktober 2019
sampai dengan 2 November 2019. Meskipun demikian kami tetap
menuliskan Alur dari awal mulai proyek sampai akhir proyek agar
Laporan Pelaksanaan proyek ini bisa dipahami teknis pelaksanaannya.

4.2.2. METODE PELAKSANAAN


1. Tahap Persiapan
a. Tata Letak / Lay Out Bangunan Temporary Proyek
Penempatan bangunan penunjang aktifitas proyek, yang di tata
sedemikian sehingga dapat mendukung aktifitas proyek agar
berjalan lancar sesuai progress yang direncanakan

b. Pembuatan Shop Drawing


Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan adanya gambar kerja,
maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan
terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja.
Shop Drawing harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan
mendapatkan persetujuan dari pihak Pengawas atau Direksi
20

Pekerjaan, sebelum dilaksanakan di lapangan. Shop Drawing,


disiapkan oleh Bagian Engineering berpedoman pada desain
bangunan dari Konsultan. Pembuatan shop drawing, dewasa ini
banyak dilakukan dengan komputer menggunakan software
Autocad, skechUp, dan lain sebagainya sehingga dapat
mempercepat waktu pembuatan.




 

PEMERINTAH KOTA SORONG  


PEMBANGUNAN JALAN PEMBANGUNAN JALAN MASUK KAMPUS STAIN SORONG 
DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 2019


 
 






 

0 20 50 m

SCALE , 1 : 1.000

1110

1100

1090

1080
SKALA HORISONTAL 1 : 1000 CM

1070
SKALA VERTIKAL 1 : 1000 CM

1060

1050

1040

1030

1020

1010
STATION
(M)

STA.0+000 STA.0+050 STA.0+100 STA.0+150 STA.0+200 STA.0+250 STA.0+300 STA.0+350


ELEVASI

EXISTING +12.00% -11.20% +1.20% +3.00% +3.00% -1.60% -2.80%


(%)

RENCANA +12.00% -11.20% +1.20% +3.00% +3.00% -1.60% -2.80%


J A R A K (M) 50 50 50 50 50 50 50

Gambar 4.1. Gamaran Shop Drawing


21

c. Pengadaan Material untuk Tahapan Persiapan


Penyedia Jasa mengajukan contoh material dan bahan yang akan
digunakan pada pelaksanaannya nanti untuk mendapatkan
persetujuan dari pengawas dan direksi lapangan termasuk Job Mix
Formula (JMF).

Gambar 4.2. Material

d. Mobilisasi Peralatan
Peralatan yang dimobilisasi adalah peralatan yang dibutuhkan
untuk keperluan proyek ini termasuk membangun fasilitas-fasilitas
proyek, seperti : Kantor Proyek, gudang dan bangunan-bangunan
sementara lainnya sesuai dengan dokumen kontrak.
22

2. Drainase / Saluran
Tahapan Pengerjaan Drainase Batu Kali

Gambar 4. 3. Pekerjaan Drainase

Tahapan pengerjaan Drainase sebagai berikut :

1. Pekerjaan Galian Saluran Drainase


2. Pemasangan Bowplank
3. Pemasangan Batu kali
4. Pengurukan Tanah kembali, Plesteran

Pasangan Drainase Batu Kali


Pekerjaan pasangan batu kali disini berfungsi sebagai penghubung
saluran ,talud, dinding penahan tanah dan saluran.

Tahapan Pengerjaan Pemasangan Drainase Batu Kali


Tahapan pengerjaan pemasangan batu kali sebagai berikut :
Persiapan; Pengukuran dan pemasangan patok; Melakukan
penggalian; Pemasangan bowplank; Pemasangan batu kali; finishing
/ perapihan.
23

Metode Pelaksanaan Pemasangan Drainase Batu Kali


Metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
1. Persiapan peralatan/alat berat seperti excavator dan concrete mixer
serta menyiapkan material yang akan digunakan seperti batu kali,
semen portland, dan sirtu di area kerja.
2. Melakukan pengukuran area yang akan dipasang pasangan batu dan
menandai dengan patok.
3. Melakukan penggalian dengan menggunakan excavator area yang
perlu untuk digali sesuai dengan gambar kerja.
4. Melakukan pemasangan bowplank untuk acuan pemasangan batu
kali.
5. Pemasangan batu kali dilakukan dengan mencampur sirtu dan
semen portland di concrete mixer kemudian hasil campuran di
gunakan untuk memasang batu kali di area kerja.
6. Finishing dan perapihan dilakukan dengan meratakan permukaan
pondasi batu kali dan membuat bentuk mata sapi.

3. Galian Tanah

Tahapan Pelaksanaan Galian Tanah


Tahapan pekerjaan galian tanah pada proyek ini adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan
2. Pemasangan bouwplank
3. Penggalian;
4. Membuang hasil Galian
24

Metode Pengerjaan Galain Tanah


Metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat berat seperti Excavator dan Dump Truck.


2. Memasang bowplank sesuai dengan Shop Drawing.
3. Menggali pada posisi sesuai bowplank yang terpasang dengan
excavator.
4. Membuang tanah hasil galian menggunakan dump truck ke
lokasi yang telah disetujui oleh Direksi.
5. Gunakan dozer agar tanah galian tidak menumpuk di satu titik
6. Memadatkan Tanah Galian dengan menggunakan Vibrator
Roller.

Gambar 4. 4 Pekerjanan Galian Tnanh


25

4. Timbunan Pilihan
Tahapan Pengerjaan Timbunan Pilihan
Tahapan Pengerjaan Timbunan sebagai berikut : Persiapan;
Pengukuran dan pemasangan patok; Membuang material timbunan
di lokasi; Menghampar material; Pemadatan.

Metode Pelaksanaan Timbunan Pilihan


Metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengukuran untuk menentukan elevasi yang akan


dipadatkan sesuai gambar kerja dengan memasang patok
penanda elevasi, dan melakukan pengukuran kembali setelah
dipadatkan untuk mengontrol apakah elevasi sudah memenuhi
atau belum.
2. Melakukan pembuangan material timbunan pilihan di lokasi
proyek atau area yang akan ditimbun dengan jarak dan
volume pembuangan yang telah ditentukan.
3. Melakukan penghamparan material timbunan menggunakan
motor grader sampai pada elevasi yang baik untuk
dipadatkan.
4. Melakukan pemadatan menggunakan vibrator roller dan
untuk mendapatkan nilai kepadatan air optimum maka pada
saat pemadatan di berikan air menggunakan watertank truck.
26

5. Perkerasan Jalan

Persiapan Badan Jalan


Penyiapan badan jalan dilakukan untuk persiapan pemasangan lapis
pondasi jalan.

Tahapan Pengerjaan Bahu Jalan


Tahapan pengerjaan bahu jalan adalah sebagai berikut :

1. Persiapan
2. Pengukuran dan Pemasangan patok elevasi
3. Perataan Permukaan Jalan
4. Pemadatan dan kontrol elevasi serta kepadatan

Metode Pengerjaan Bahu Jalan


Metode pelaksanaan bahu jalan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengukuran dan menentukan elevasi sesuai gambar
dengan memasang patok bambu/kayu sesuai elevasi. Patok
Bambu di pilox bergaris di permukaan-nya sesuai dengan
urutan lapisan dan ketebalannya yang dimulai tanah
dasar,lapis pondasi agregat,lean concrete,dan Rigid sebagai
acuan untuk pemadatan sesuai elevasi.
2. Melakukan pekerjaan perataan permukaan badan jalan sesuai
dengan elevasi rencana dengan motor grader
3. Pekerjaan pemadatan badan jalan sesuai dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan.
27

4.2 TINJAUAN KHUSUS

4.2.1. DEFINISI PERKERASAN RIGID


Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) didefinisikan sebagai
struktur perkerasan yang terdiri dari plat beton semen yang
bersambungan (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau
plat beton menerus dengan tulangan, yang terletak di atas lapis
pondasi bawah, tanpa atau dengan aspal sebagai lapis permukaan.

4.2.2. PRINSIP PENYEBARAN BEBAN


Perkerasan beton semen sebagai perkerasan kaku bersifat
sebagai single layer system, terdiri atas Plat Beton Mutu Tinggi
sebagai lapis pondasi, yang berfungsi memikul seluruh beban lalu
lintas di atasnya untuk diteruskan ke tanah dasar pada daerah yang
relatif jauh lebih luas dibandingkan dengan perkerasan lentur,
sehingga tegangan maksimum yang diterima oleh tanah dasar
sangat kecil.

4.2.3. PELAKSANAAN PERKERASAN RIGID

Gambar 4.5. Gambar Rencana Tebal Perkerasan


28

Tahapan Pengerjaan Rigid Pavement


Tahapan Pengerjaan beton Rigid Pavement sebagai berikut :

1. Persiapan
2. Pemasangan bekisting/ panel
3. Peletakan Tulangan
4. Pengecoran

Metode Pelaksanaan Rigid Pavement


Metode pelaksanaan Rigid Pavement adalah sebagai berikut :
1. Persiapan alat /peralatan seperti molen dll, serta material yang akan
digunakan seperti Plastik Membran, Tulangan Dowel yang telah
dibentuk sebelumnya.
2. Memasang panel atau bekisting sesuai gambar kerja atau area yang akan
dilakukan pengecoran beton Rigid dengan panjang pengecoran yang telah
ditentukan kemudian menghampar plastik membran , pastikan
pemasangan bekisting sebagai acuan pengecoran sesuai elevasi/Patok
bambu penanda elevasi.
3. Meletakkan atau memasang tulangan Dowel dan Tiebar sesuai gambar
rencana dengan jarak yang telah ditentukan.
4. Pengecoran Rigid dilakukan dengan menggunakan molen sesuai
spesifikasi yang didesain dengan beton K-250 fc’.
29

BAB IV
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1. Pekerjaan konstruksi menggunakan konstruksi perkerasan kaku dengan


mutu untuk lapisan rigid pavement K 250.
2. Semen yang digunakan untuk campuran adukan beton adalah semen PC
(Portland Cement).
3. Pekerjaan konstruksi dilakukan dengan struktur lapisan perkerasan yang
terdiri dari Tanah dasar, Timbunan Biasa, Timbunan Sirtu, Timbunan
Pilihan, dan Perkerasan Rigid
4. Alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi yaitu
excavator, bomag, dan dump truck.
5. Wiremesh diperlukan untuk perkuatan lapisan rigid yang menahan beban
kendaraan.

5.2. SARAN

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan jalan beton harus betul-betul diperhatikan


tahapan pekerjaannya agar jalan beton yang dibangun dapat bertahan
dengan lama.
2. Untuk jalan yang melayani beban lalu lintas yang berat dan padat
sebaiknya menggunakan jalan beton.
3. Diharapkan pemerintah serius dalam menrencanakan dan mengelola jalan
beton.
30

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. (2002). Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton semen


(edisi final). Jakarta: PU Permukiman dan Prasarana.
Suryawan, Ari. (2009). Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (cetakan kedua).
Yogyakarta: Beta Offset.
Departemen Pekerjaan Umum. (2003). Pelaksanaan Perkerasan jalan Beton semen
Berdasarkan SNI PD T 14-2003. Jakarta: PU Permukiman dan Prasarana.
31

LAMPIRAN
32
33
34
35

Anda mungkin juga menyukai