Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK KERJA

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN SIMPANG 4


GATOT SUBROTO – LINGKAR DALAM SELATAN
KOTAMADYA BANJARMASIN TA 2019

Disusun Oleh :

M. JAKA SAADILLAH HENDA ADIWIJAYA


NIM .16 22201 3475 NIM. 16 22201 3491

Dosen Pembimbing :

Ir. FITRIANSYAH, MT
NIDN. 0005106201

UNIVERSITAS ACHMAD YANI


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
BANJARMASIN
BERITA ACARA
SELESAI BIMBINGAN PRAKTEK KERJA

Yang bertanda tangan dibawah ini, Pembimbing Praktek Kerja Mahasiswa


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Achmad Yani Banjannasin
menyatakan bahwa penyusunan Laporan praktek kerja dan gambar gambar
serta lampiran-lampirannya dengan judul :
MANAJEMEN PEIAKSANAAN PROYEK PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN
SIMPANG 4 GATOT SUBROTO – LINGKAR DALAM SELATAN TA 2019
Yang dikerjakan oleh:

Nama /NPM : M. Jaka Saadillah / 1622201 3475


Henda Adiwijaya / 1622201 3491
Fakultas : Teknik , Universitas Ahmad Yani
Jurusan : Teknik Sipil

Telah diperiksa dan dinyatakan selesai,selanjutnya siap untuk diajukan dalam


ujian praktek kerja

Banjarmasin , ………………..2019

Mengetahui / Menyetujui :

Ir. FITRIANSYAH, MT
NIDN.0005106201

ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah, SWT yang telah
melimpahkan rahmad dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada proyek Pembangunan Jalan
Simpang 4 Gatot Subroto – Lingkar Dalam Selatan.
Laporan ini berdasarkan hasil kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan
(PKL) yang disusun untuk memenuhi syarat kurikulum pada semester VII (7)
Fakultas Teknik Sipil Universitas Achmad Yani.
Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Fitriansyah, MT selaku PLH Dekan Jurusan Teknik Sipil
Universitas Achmad Yani Banjarmasin
2. Bapak Ir. Fitriansyah, MT selaku Dosen Pembimbing
3. Bapak Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov
Kalsel beserta jajarannya
4. Direktur PT.BIMO LAKSANA GROUP selaku pelaksana
5. CV. SETIA JASA UTAMA selaku konsultan Supervisi
6. Pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam melaksanakan
praktek kerja ini baik secara langsung maupun tidak langsung
Dengan segala kerendahan hati, perhatian dan bimbingan yang
diberikan,kami banyak sekali mendapat pengalaman yang tidak kami dapatkan
diruang perkuliahan.
Dan akhirnya kami berharap agar laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Banjarmasin , ……………….2019
Penyusun,

…………………………………………….

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR KEHADIRAN PKL ................................................................................................... ii
BERITA ACARA SELESAI PKL .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. v
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 5
1.2 Lokasi Proyek / Data Proyek .............................................................................. 7
1.3 Fungsi Bangunan ..................................................................................................... 7
1.4 Tata Cara Pelelangan ............................................................................................. 8
BAB II...........................................................................................................................................11
2.1 Organisasi Proyek .................................................................................................11
2.2 Pemilik Proyek .......................................................................................................12
2.3 Konsultan Perencana ...........................................................................................13
2.4 Pelaksana..................................................................................................................14
2.5 Konsultan Supervisi / Pengawas ....................................................................14
BAB III .........................................................................................................................................16
3.1 Alat – alat yang digunakan selama proyek berlangsung........................16
3.2 Bahan – bahan yang dipergunakan selama pelaksanaan proyek .......17
3.3 Pengendalian proyek ...........................................................................................28
BAB IV .........................................................................................................................................30
4.1 Penjelasan Umum .................................................................................................30
4.2 Daftar kuantitas dan harga rencana ( kontrak pekerjaan awal ) .......31
4.3 Dasar Perubahan ...................................................................................................34
4.4 Perubahan Item Pekerjaan ................................................................................34
4.4.1 Permasalahan Teknis ..................................................................................34
4.4.2 Usulan Penanganan .....................................................................................36
BAB V ...........................................................................................................................................37
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................................37
5.2 Saran ..........................................................................................................................37

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelaksanaan pembangunan kostruksi teknik sipil dilakukan
Proyek dalam bidang keteknik Sipilan mempunyai ciri khas tersendiri oleh
lembaga yang secara umum disebut kontraktor. Kontraktor sebagai
pelaksana mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap kualitas
produksi yang di kerjakan/dihasilkan. Oleh sebab itu kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan dengan strategi yang baik . untuk itu, kontraktor
pelaksana harus mempunyai metode pelaksanaan yang berkualitas dari segi
produk ,waktu pelaksanaan dan biaya yang dikeluarkan.
Pembangunan proyek konstruksi di Negara Indonesia masih
sangat berkembang pesat, mulai dari jalan, jembatan, gedung, rumah
dan lain-lain mengalami perubahan-perubahan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya, perbandingan ini dapat dilihat dari
bentuk bangunan yang beragam dan struktur bangunan yang terus
diperbarui hingga kenyamanan dalam penggunaannya.

Salah satu tahap pekerjaan yang di lakukan dalam


membangun suatu proyek konstruksi adalah perencanaan, perencana
merencanakan bangunan dengan berbagai perhitungan dan metode
disetiap desainnya, kemudian dilanjutkan dengan pelakasanaan
pembangunan dengan gambar kerja menjadi detail dalam
pembangunan, dan pengawasan yang mengawasi proses pelaksanaan
agar dalam proses pembangunan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
Keberhasilan suatu proyek konstruksi akan susah dicapai
bila tidak ada kesinambungan antara perencanaan, pengawasan dan
pelaksanaan karena dalam melakukan kegiatan konstruksi semuanya
saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Bila dalam suatu proyek

5
konstruksi tidak ada kerja sama kelompok maka akan terjadi kegagalan
proyek konstruksi yang dapat menyebabkan rusaknya bangunan
proyek konstruksi selama masa pembangunan.
Proyek pembangunan jalan harus melalui perencanaan yang
matang agar pelaksanaan sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan/ditetapkan.oleh sebab itu harus dilakukan pengawasan
dalam setiap pelaksanaannya.

1.2 Perkerasan Kaku


Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri
dari plat beton semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di
atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkerasan kaku, plat beton semen
sering juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di atasnya masih ada
lapisan aspal.

Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang


tinggi, akan mendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang
melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar
dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan
diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis
permukaan; dimana masing-masing lapisan memberikan
kontribusinya.

Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan


dalam memikul beban lalu lintas adalah kekuatan beton itu sendiri.
Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya berpengaruh kecil
terhadap kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku. Lapis
pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan
untuk sebagai lantai kerja, dan untuk drainase dalam menghindari
terjadinya "pumping".

6
Pumping adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-
butiran tanah dasar melalui sambungan dan retakan atau pada bagian
pinggir perkerasan, akibat gerakan lendutan atau gerakan vertikal plat
beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas yang
terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat mengakibatkan
terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan
rusak/retaknya plat beton.

1.3 Lokasi Proyek / Data Proyek


Paket : Pembangunan Jalan Simpang 4 Gatot Subroto –
Lingkar Dalam Selatan
Pekerjaan : Pembangunan Jalan Simpang 4 Gatot Subroto – Lingkar
Dalam Selatan
Lokasi Kegiatan : Jalan Lingkar Dalam ,Kecamatan Banjarmasin Selatan,
Kotamdya Banjarmasin
No.Kontrak/tgl : 602.1/036/BM.1718.AI/2019 , 04 April 2019
Kontrak
Nilai Kontrak : Rp. 13.283.834.731,00 (Termasuk PPN 10%)
Sumber Dana : APBD Prov Kalsel TA 2019
Masa : 180 Hari Kalender (08 Mei s/d 04 November 2019)
Pelaksanaan
Kontraktor : PT. BIMO LAKSANA GROUP
Pelaksana

1.4 Fungsi Bangunan


Jalan adalah prasara trasportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukan bagi lalu lintas,yang berada di permukaan tanah, diatas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah/air, serta diatas
permukaan air,kecuali jalan kereta api, jalan roli dan jalan kabel.

7
Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan
ruang lalu lintas yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini
melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jebatan dan
terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh – tumbuhan (pembukaan
hutan), berbagai jenis mesin pembangunan jalan akan digunakan dalam
proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya dalam
menampung beban kendaraan, jika perlu tanah yang lembut akan
diganti dengan tanah yang lebih kuat/keras. Lapisan tanah ini akan
menjadi lapisan dasar. Selanjutnya diatas lapisan tanah dasar akan
dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan,
biasanya lapisan permukaan dibuat dengan aspal atau semen.
Pengaliran/drainase air merupakan salah satu faktor yang harus
diperhitungkan dalam pembangunan jalan. Air yang berkumpul
dipermukaan jalan setelah hujan tidak hanya membahayakan bagi
pengguna jalan tetapi juga akan mengikis dan merusak struktur jalan.
Karena itu permukaan jalan yang akan dikerjakaan harus mempunyai
kelandaian yang berarah ketepi jalan / selokan.
Dalam hal ini fungsi Pembangunan Jalan Simpang 4 Gatot Subroto
– Lingkar Dalam Selatan utk memperlancar arus lalu lintas, barang dan
jasa serta berkurangnya biaya angkutan orang dan jasa yang ada di
kotamadya Banjarmasin.

1.5 Tata Cara Pelelangan


Panitia pengadaan adalah panitia lelang atau panitia pemilihan
langsung atau panitia penunjukan langsung yang ditugasi untuk
melaksanakan pengadaan barang/jasa oleh kepala kantor/ satuan
kerja/ pemimpin proyek/ bagian proyek yang disamakan.

8
Berikut ini adalah tahapan umum dalam tender :

1. Tahap Pertama, undangan untuk mengikuti tender. Umumnya,


perusahaan atau vendor yang mendapat undangan tersebut adalah
mereka yang sudah biasa mengikuti tender. Dalam beberapa kasus,
bisa saja perusahaan mengundang pula perusahaan lain yang
belum pernah mengikuti tender sebelumnya.
2. Tahap kedua, penjelasan tender. Pada tahap ini, seluruh peserta
yang diundang diberi penjelasan secara terbuka tentang proyek
yang ditenderkan, cara penilaian, serta persyaratan legal dan
teknisnya. Untuk bisa masuk ke tahap berikutnya, perusahaan
yang baru diundang harus bisa memenuhi syarat legalnya, antara
lain kopi akte notaris, NPWP, laporan pajak, laporan keuangan 3
tahun terakhir, dan sebagainya.
3. Tahap ketiga adalah pengajuan proposal teknis. Untuk proyek yang
dianggap kecil nilainya, perusahaan biasanya tidak
mengisyaratkan biaya tender. Tetapi untuk proyek yang dianggap
besar biasanya ada biaya tender yang bisa dicairkan jika proses
tender selesai.

4. Keempat, undangan presentasi proposal. Perusahaan akan memilih


dari sekian banyak yang memasukkan, mana yang akan dipanggil
untuk presentasi berdasarkan penilaian proposal teknis.

5. Tahap kelima, presentasi proposal. Masing-masing perusahaan


atau vendor diberi kesempatan untuk melakukan presentasi di
hadapan tim penilai. Pada tahap ini biasanya peserta tender sudah
diwajibkan memberikan bank garansi (yang bisa diterbitkan oleh
bank atau asuransi). Bank garansi ini boleh juga disebut sebagai
perjanjian. Isinya adalah garansi kalau proyek tidak bisa
diselesaikan maka uang yang ditaruh di bank garansi akan menjadi
hak milik pemberi tender dan tidak bisa dicairkan oleh vendor.

9
6. Tahap keenam adalah pengumuman hasil presentasi. Pada tahap
ini diumumkan hasil presentasi masing-masing perusahaan. Yang
lolos tahap ini akan diundang dalam tahap berikutnya,
yakni auction dengan memasukkan harga.

7. Tahap terakhir, auction. Inilah kesempatan perusahaan pemberi


tender untuk mencari pemenang dengan solusi paling bagus
dengan harga paling bagus. Pemenang auction inilah yang secara
resmi ditunjuk sebagai pemenang tender. Pada tahap ini baru
muncul agreement untuk pelaksanaan proyek, yang terdiri dari
beberapa hal. Biasanya soal garansi, pernyataan bahwa harganya
normal, dan persyaratan sejenisnya.

Untuk mendapatkan harga terbaik dalam suatu tender tentu tak


semudah membalikkan telapak tangan. Asumsinya adalah kita akan
bersaing dengan perusahaan peserta tender lainnya dengan harga
termurah tapi berkualitas. Menentukan harga termurah dan
berkualitas tetapi tetap mempunyai margin keuntungan itu adalah
sesuatu yang sulit. Caranya adalah pelajari harga pasar, kemudian kita
carilah beberapa penyedia barang dan jasa yang sekiranya bisa
memberikan harga di bawah standar dengan kualitas terbaik, lalu
perkuat komitmen kita dengan relasi tersebut.

10
BAB II
PENGELOLAAN / MANAJEMEN PROYEK
2.1 Organisasi Proyek
Dalam suatu proyek sangat diperlukan sistem koordinasi yang
efektif dan efesien, yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan
lebih terjaminnya pelaksanaan suatu proyek.
Struktur suatu organisasi juga merupakan bagian dari
manajemen atau pengelolaan suatu proyek, dimana manajemen itu
sendiri adalah suatu cara pengelolaan suatu kegiatan yang memiliki
tujuan tertentu.

Pemilik Proyek
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Sub Bidang Bina Marga

Konsultan Perencana
CV. Setia Jasa Utama

Pelaksana Konsultan Supervisi


PT. Bimo Laksana Group CV. Setia Jasa Utama
Gambar 1 : struktur organisasi proyek

1. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas


Hubungan antara pemilik proyek dengan konsultan supervisi,
mempunyai ikatan kontrak. Konsultan supervise bertanggung
jawab melaporkan kemajuan hasil pekerjaan kepada pemilik

11
proyek / pemberi tugas. Pemilik proyek memberi imbalan berupa
fee atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh konsultan supervise.
2. Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan antara pemilik proyek dengan kontraktor pelaksana
mempunyai ikatan kerja kontrak. Untuk melaksanakan pekerjaan
sebagaimana yang disarankan oleh pemilik proyek, kontraktor
memerlukan biaya sesuai dengan perjanjian dalam kontrak yang
telah disetujui oleh kedua belah pihak. Biaya dapat diberitan oleh
pemberi tugas dengan sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan
yang termuat dalam kontrak yang telah di tandatangani.
3. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana
Hubungan antara pemilik proyek dengan konsultan perencana
mempunyai ikatan kontrak. Konsultan perencana bertanggung
jawab merencanakan pekerjaan kepada pemberi tugas / pemilik
proyek . pemberi tugas memberi imbalan atas jasa yang dilakukan
oleh konsultan perencana.
4. Antara Konsultan Supervisi dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan antara konsultan supervisi dengan kontraktor pelaksana
mempunyai ikatan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan
dimana konsultan supervisi mempunyai tugas untuk mengawasi
dan mengarahkan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan
oleh kontraktor pelaksana dengan acuan gambar rencana yang
telah di setujui oleh direksi / pemilik proyek.

2.2 Pemilik Proyek


Pemilik proyek adalah perorangan atau badan usaha baik swasta
maupun pemerintah yang memiliki sumber dana untuk membuat suatu
bangunan dan menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan agar
dapat dibuatkan rancangan struktur dan rencana anggaran biaya.
Adapun tugas – tugas dari Owner atau pemilik adalah :

1. Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek.

12
2. Mengeluarkan surat perintah kerja kepada kontraktor mengenai
pebangunan proyek sesuai dengan dokumen kontrak.
3. Memerintahkan penambahan atau pengurangan pekerjaan suatu
proyek.
4. Menyetujui atau menolak perubahan suatu pekerjaan.
5. Menerima suatu pekerjaan apabila telah memenuhi persyaratan.
Dalam hal ini selaku pemilik proyek / owner yaitu Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Prov Kalsel Sub Bidang Bina Marga.

2.3 Konsultan Perencana


Sebagaimana telah disebutkan diatas , ahli – ahli bangunan yang
menerima pekerjaan dari pemilik proyek pada umumnya adalah tenaga
– tenaga yang dipimpin oleh arsitek atau insinyur dalam hal ini disebut
sebagai penasehat (konsultan) perencana
Adapun tugas – tugas dari konsultan perencana secara umum
adalah :

1. Membuat gambar kerja (bestek).


2. Membuat program kerja agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Membuat semua persyaratan,administrasi dan spesifikasi teknis.
4. Menganalisis semua permintaan owner untuk disesuaikan dengan
skema rancangan yang dibuat
5. Menyediakan solusi untuk masalah yang terjadi dalam pelaksanaan
proyek.
Dalam hal ini selaku konsultan perencana adalah CV. Setia Jasa Utama

13
2.4 Pelaksana
Pelaksana / kontraktor adalah rekanan peserta pelelangan
yang berdasarkan hasil penelitian panitia pelelangan dan pimpinan
bagian proyek dianggap paling sesuai untuk melaksanakan pekerjaan
berdasarkan surat penunjukan dari pimpinan bagian proyek.
Secara umum tugas – tugas dari kontraktor adalah :

1. Membuat metode kerja.


2. Menyiapkan tenaga kerja, peralatan, bahan – bahan dan segala
keperluan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan keahlian dan pengalaman
yang dimiliki sesuai dengan gambar rencana yang dibuat oleh
konsultan perencana dan sesuai dengan spesifikasi teknis.
4. Berkewajiban melaksanakan pekerjaan sesuai dengan instruksi
yang diberikan oleh owner
5. Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara
keseluruhan kepada owner setelah mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas / supervise.

Dalam hal ini selaku pelaksana pekerjaan adalah PT. Bimo Laksana
Group.

2.5 Konsultan Supervisi / Pengawas


Konsultan supervise / pengawas adalah perusahanan / badan
hokum yang di tunjuk owner untuk melaksanakan pengawasan
pekerjaan di lapangan, selama kegiatan pelaksanaan berlangsung.
Tujuannya adalah agar pelaksanaan pekerjaan tidak menyimpang dari
gambar rencana / kerja yang telah di setujui.
Secara umum tugas – tugas dari konsultan supervise / pengawas
adalah:

14
1. Mengawasi dan memeriksa mutu pekerjaan yang dilaksanakan
kontraktor agar memenuhi spesifikasi teknis.
2. Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu pekerjaan.
3. Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya adanya
pekerjaan tambahan atau pekerjaan yang kurang.
4. Memberikan teguran kepada kontraktor jika pelaksanaan
pekerjaan diluar dari spesifikasi teknis dan gambar rencana.
5. Memeriksa gambar – gambar revisi.
6. Menyusun laporan harian , mingguan , bulanan , terhadap hasil
pekerjaan yang dilakukan selama pengawasan.
Dalam hal ini selaku konsultan supervise / pengawas pekerjaan adalah
CV. Setia Jasa Utama.

15
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Alat – alat yang digunakan selama proyek berlangsung
Alat yang digunakan dalam proyek ini yaitu alat berat adalah
mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi
konstruksi seperti pengerjaan tanah (earth working) dan memindahkan
bahan bangunan. Alat berat umumnya terdiri atas lima komponen, yaitu
implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya (power
train), serta sistem kendali.
Dalam proyek ini alat - alat yang digunakan yaitu :
 Asphalt Finisher 1 Unit
 Asphalt Sprayer 1 Unit
 Compressor 4000-6500 L/M 1 Unit
 Dump Truck 3 Ton 5 Unit
 Exavator 80 – 140 HP 1 Unit
 Motor Grader >100 HP 1 Unit
 Tandem Roller 6-8 Ton 1 Unit
 Tire Roller 8-10 Ton 1 Unit
 Vibratory Roller 8-10 Ton 1 Unit
 Water Tanker 3000-4500 L 1 Unit
 Concrete Mixer 1 Unit

16
3.2 Bahan – bahan yang dipergunakan selama pelaksanaan proyek
Dalam hal ini bahan – bahan yang digunakan untuk selama proyek
berlangsung mengacu pada Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) yang juga
berkaitan dengan item pekerjaan yang ada dalam rencana anggaran
biaya yang ada.
Difinisi bahan yang digunakan dari item pekerjaan yang ada sebagai
berikut :
DIVISI 1 UMUM
1.1 Mobilisasi
Pekerjaan Mobilisasi sudah mulai dilaksanakan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH DAN GIOSINTETIK


3.1.(1) Galian biasa.
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak
diklarifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber
bahan dan galian perkerasan beraspal.Pekerjaan pada paket ini
dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan
bahu jalan dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta
metoda pelaksanaannya adalah sebagai berikut
 Asumsi pekerjaan dilakukan pakai alat . Faktor pengembangan
bahan adalah 1,20.
 Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
 Alat yang digunakan : Excavator dan untuk pembuangan hasil
galian menggunakan Dump Truck kapasitas 10 Ton
 Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pekerjaan galian harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui
 Tanah digali dengan menggunakan alat Excavator dan dibantu
dengan tenaga manusia untuk merapikan bagian tepinya

17
 Hasil Galian dibuang kelokasi pembuangan yang telah disetujui
oleh pengawas lapangan.
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari sumber Galian

 Bahan timbunan biasa harus memenuhi spesifikasi dan


mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Material timbunan diangkut pakai dump truck kelokasi timbunan
kemudian dihampar menggunakan alat Motor Grader.
 Panjang hamparan pada tiap segmen yang didapatkan sesuai
dengan kondisi lapangan, lebar penghamparan disesuaikan
dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan
spesifikasi gambar, semua tahapan pekerjaan hamparan dan
tebal berdasarkan petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
 Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibratory Roller
dimulai dari bagian tepi menuju kebagian tengah.
 Pemadatan dilakukan lapis demi lapis sampai batas ketinggian
yang disyaratkan.
 Pemadatan dilakukan berulang jika memungkinkan untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dengan dibantu alat water
tank untuk menyirami material timbunan dan diselingi dengan
pemadatan.
 Setelah pemadatan timbunan selesai kemudian dilakukan test
kepadatan, jika tidak memenuhi syarat timbunan harus
diperbaiki dan dilakukan tes kepadatan ulang , jika memenuhi
syarat baru dilanjutkan kepekerjaan berikutnya.

3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan

 Sebelum Item pekerjaan dimulai lahan pekerjaan yang masuk


dalam Daerah Milik Jalan (Damija) dibersihkan baik secara
manual maupun dengan alat Motor Grader kemudian dipadatkan
dengan Vibratry Roller (Vibro)
 Badan jalan dibentuk sesuai dengan kemiringan yang

18
disyaratkan dalam gambar rencana atau atas persetujuan dari
Direksi Pekerjaan
 Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus memberitahukan
kepada konsultan pengawas satu hari sebelum pekerjaan dimulai

DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON


SEMEN
5.1.(1) Lapis Pondasi Agregat Kls A

Pekerjaan ini dilaksanakan untuk menunjang pekerjaan perkerasan


pada badan jalan dan dihampar diatas Agregat kelas B dan dihampar
juga diatas jalan Existing dibawah Lapis Pondasi bawah Beton Kurus
pada pekerjaan Rigid Pavement.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu
pengujian material (JMF) Agregat kelas A yang akan digunakan
dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang
disyaratkan.
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
 Material Agregat Kelas A dicampur di Base camp dengan
menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai JMF yang
telah disetujui kemudian material agregat A dibawa ke lokasi
pekerjaan menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas A dihampar dengan mnggunakan Motor
Grader dengan lebar dan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan
Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan
menggunakan Tandem Roller
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

19
5.1.(2) Lapis Pondasi Agregat Kls B

Pekerjaan ini dilaksanakan untuk menunjang pekerjaan perkerasan


badan jalan,dihampar dihampar diatas jalan existing sebagai lapisan
dasar Agregat untuk perkerasan Jalan aspal
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
 Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu
pengujian material (JMF) Agregat kelas B yang akan digunakan
dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang
disyaratkan.
 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
 Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan
menggunakan wheel loader dengan komposisi sesuai JMF yang
telah disetujui kemudian material agregat A dibawa ke lokasi
pekerjaan menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas B dihampar dengan mnggunakan Motor
Grader dengan lebar dan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan
Water Tank Truck (sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan
menggunakan Tandem Roller
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

5.3.(2a) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal

Pekerjaan ini dilaksanakan diatas Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

 Mutu Beton mutu yang digunakan adalah beton mutufc’ = 30 MPa


atau setara dengan K-350.
 Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat
halus , semen dan air.
 Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan gambar rencana.

20
 Prosedur pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request
dan diserahkan kepada direksi pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) Beton
fc’ = 30 MPa yang akan digunakan dan harus sesuai dengan
Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

 Tahapan Pekerjaan :
a. Pemasangan Bekisting

- Bekisting dibuat dengan mengunakan bahan Multiplex


dan kayu kaso dengan ukuran sesuai yang ada pada
gambar rencana

- Multyplex dipotong dan dirakit dilokasi pekerjaan


menyesuaikan dengan ketebalan beton yang
direncanakan

- Begisting dipasang dengan kuat sehingga mampu


menahan beban beton saat dilakukan pengecoran agar
tepi beton yang dihasilkan bias lurus

- Bekisting dibuat / dipasang oleh beberapa pekerja yang


sudah ahli dalam bidangnya

b. Pembesian
- Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu
dikerjakan perakitan pembesian/penulangan Rigid
Pavement pada bekisting yg telah terpasang

- Bahan dan dimensi Tulangan untuk Rigid Pavement


harus sesuai dengan gambar rencana

21
- Baja tulangan dipotong dengan alat barbending set dan
dirangkai sesuai gambar yang telah ditetapkan.

- Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga


beton yang menutupi bagian luar baja tidak terekspos
langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang
lainnya.

- Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga


beton yang menutupi bagian luar baja tidak terekspos
langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang
lainnya.

c. Pengecoran
- Beton dicampur dilokasi pencampuran dengan
menggunakan concrete Pum

- mixerdan dibawa kelokasi pekerjaandengan truck Mixer.

- Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik


yang telah ditetapkan.

- Sebelum pengecoran harus dilakukan test Slump untuk


mencek kader airnya

- Setelah memenuhi persayaratan maka pengecoran dapat


dilanjutkan.

- Saat pengecoran dilakukan pemadatan dengan


menggunakan Concrete Vibrator agar campuran beton
betul merata

- Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji


kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium.

22
- Setelah pengecoran kontraktor berkewajiban merawat
dan menjaga permukaan beton agar jangan dilintasi oleh
kendaraan sampai batas umur beton yang diijinkan
untuk dilewati.
5.3.(3) Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

Pekerjaan ini dilaksanakan diatas Agg Kelas A

 Mutu Beton mutu yang digunakan adalah beton mutufc’ = 10 MPa


atau setara dengan K-125.
 Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat
halus , semen dan air.
 Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan gambar rencana.
 Prosedur pekerjaan :
- Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu
request dan diserahkan kepada direksi pekerjaan untuk
disetujui.
- Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design)
Beton fc’ = 10 MPa yang akan digunakan dan harus sesuai
dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
- Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

 Tahapan pekerjaan :
a. Pemasangan Begisting

- Bekisting dibuat dengan mengunakan bahan Multiplex


dan kayu kaso dengan ukuran sesuai yang ada pada
gambar rencana

- Multyplex dipotong dan dirakit dilokasi pekerjaan


menyesuaikan dengan ketebalan beton yang
direncanakan

- Begisting dipasang dengan kuat sehingga mampu


menahan beban beton saat dilakukan pengecoran agar

23
tepi beton yang dihasilkan bias lurus

- Bekisting dibuat / dipasang oleh beberapa pekerja yang


sudah ahli dalam bidangnya.
b. Pengecoran

- Beton dicampur dilokasi pencampuran dengan


menggunakan concrete Fan

- mixerdan dibawa kelokasi pekerjaandengan truck Mixer.

- Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik


yang telah ditetapkan.

- Sebelum pengecoran harus dilakukan test Slump untuk


mencek kader airnya

- Setelah memenuhi persayaratan maka pengecoran dapat


dilanjutkan.

- Saat pengecoran dilakukan pemadatan dengan


menggunakan Concrete Vibrator agar campuran beton
betul merata

- Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji


kubus beton untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium.

- Setelah pengecoran Lapis pondasi beton kurus selesai


kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan Beton semen
setelah mendapat terlebih dahulu dari pengawas
lapangan

24
DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL
6.1.(1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal


pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan
lapisan beraspal berikutnya.

6.1.(2a) Lapis Perekat - Aspal Cair

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal


pada permukaan telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan
lapisan beraspal berikutnya.

6.3.(3) Lataston Lapis Pondasi (HRS-WC) (gradasi senjang/semi senjang)

Setelah pekerjaan lapis Perekat dilaksanakan maka dilanjutkan


dengan penghamparan Lataston Lapis Aus (HRS-WC). Lapisan HRS-
WC ini dihampar diatas lapisan HRS-Base
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

 Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan


diserahkan kepada direksi untuk disetujui

 Menyerahkan hasil pengujian material (Job Mix design) material


hot mix Lataston Lapis Aus (HRS-WC) yang akan digunakan dan
komposisi harus sesuai Spesifikasi teknik yang disyaratkan.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan Lataston Lapis Aus (HRS-


WC)dilakukan trial agar bisa diketahui ketebalan dan densitynya.

 Pencampuran material hotmix Lataston Lapis Aus (HRS-WC)di


olah menggunakan AMP.

 Material hot mixLataston Lapis Aus (HRS-WC)dimuat langsung


kedalam dump truck dan diangkut ke lokasi pekerjaan.

 Material Lataston Lapis Aus (HRS-WC)dihampar dengan alat

25
asphalt finisher dan dipadatkan dengan alat tandem rollerdengan
lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian dipadatkan
kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan
lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat
tandem roller.

6.3.(4) Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) (gradasi senjang/semi senjang)

 Bersihkan lokasi rencana penghamparan dengan Compressor.


 Datangkan Asphalt panas ( HRS Base ) ke lokasi pekerjaan
dengan Dump.
 Truck dari AMP dengan campuran (JMF) yang telah disetujui
bersama.
 Taburkan Lapis Perekat (Tack Coat) dengan Asphalt Sprayer
sampai rata atau sesuai dengan yang disyaratkan dan adakan
Paper Test.
 Pindahkan Aspal panas dari Dump Truck ke dalam Asphalt
Finisher
 Hamparkan Aspal panas dengan Asphalt Finisher sampai
ketebalan gembur yang disetujui sesuai tebal rencana dan Ukur
suhu asphalt panas saat itu.
 Lakukan pemadatatan awal ( Break Down Rolling ) dengan alat
Tandem Roller dengan 4 lintasan
 Setelah suhu agak turun lakukan pemadatan antara (Intermediate
Rolling) dengan alat Pneumatic Tire Roller sampai 12 lintasan.
 Lakukan pemadatan Akhir dengan Tandem Roller.

6.3.(8) Bahan Anti Pengelupasan

Bahan ini dicampur di Amp bersamaan dengan aspal pada pekerjaan


Lataston Lapis Aus (HRS- WC), Lataston Lapis Pondasi (HRS- Base),
Lataston Lapis Pondasi Perata (HRS- Base/Leveling), dengan komposi
campuran 0.3 % dariBerat aspal.

26
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN - LAIN
9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik

Metode kerja sebagai berikut:

 Cat marka thermoplastic dimasukkan ke dalam preheater sedikit


demi sedikit, bertujuan agar supaya cat yang berada di dalam
tangki tidak hangus.

 Suhu preheater dinaikkan secara bertahap sampai dengan150


derajat celcius agar cat marka dapat mencair dan siap di gunakan.

 Setelah suhu mencapai suhu150 kemudian tambah lagi cat di


preheater secukupnya, dan tetap mengaduk preheater tiap 3
menit sekali bagi manual mixer dan kurang lebih 50 - 70 putaran
per menit bagi mixer yang menggunakan mesin pengaduk.

 Suhu preheater dinaikkan sampai mencapai Suhu Ideal sesuai


dengan yang dianjurkan pada Juknis aplikator marka ataupun
sesuai dengan spesifikasi cat marka yang digunakan.

 Setelah Cat cukup encer di mana cat tersebut sudah dapat


mengalir dengan lancar, cat dituangkan ke dalam tangki mesin
aplikator. Saat menuangkan cat ke dalam tangki aplikator
usahakan untuk membuka pintu pengeluaran cat dari preheater
secara perlahan atau tidak langsung membuka lebar pintu
pengeluaran. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari
kecelakaan kerja di mana bila cat sudah mencapai suhu ideal cat
pertama yang keluar akan mengalir secara perlahan sedangkan 3
sampai 5 detik kemudian cat akan mengalir secara deras yang
mengakibatkan cat akan mengalir keluar dari reel pengarah cat.

 Setelah cat di tuang, harus dijaga kestabilan panas pada tangki


aplikator agar mudah diaduk.

27
 Cat marka dituang pada sepatu Aplikator secukupnya (tergantung
dari ukuran sepatu )
kemudian Cat siap untuk digunakan. Pada saat pengaplikasian cat
marka, filter cat dipasang di atas sepatu, hal tersebut bertujuan
untuk menghindari material padat masuk sehingga menyebabkan
gagalnya pengaplikasian.

9.2.(10a) Kerb Pra Cetak Jenis 1

Metode kerja sebagai berikut:

 Kerb Pra Cetak Jenis 1 yang sudah di beli secara langsung , atau
berjenis Freecast di bawa dari lokasi pembuatan ke lokasi
pemasangan

 Penyusunan kerb di lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar


kerja yang sudah di sepakati
 Pemasangan siar , luluh antar kerb untuk menyatukan kerb
 Pengisian kerb dengan timbunan biasa

Demikian rincian item pekerjaan dengan bahan yang digunakan,


untuk dapat lebih jelasnya dapat dilihat dari lampiran Spesifikasi
Umum (2010 revisi 3) dari laporan prakek kerja ini.

3.3 Pengendalian proyek


Pengendalian Proyek atau Pengawasan pekerjaan merupakan hal
yang sangat penting dalam suatu pekerjaan konstuksi, terutama dalam
hal pengendalian mutu konstruksi agar sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan. Kegiatan utama pengawasan pekerjaan adalah
pengendalian mutu pekerjaan yang secara umum memiliki 2 sasaran
utama, yaitu agar hasil pekerjaan:
 Sesuai spesifikasi pekerjaan
 Hasil pekerjaan sesuai rencana

28
Berikut kerangka umum pekerjaan kendali mutu pekerjaan
dengan tahap-tahap pemeriksaanyang harus dilakukan oleh pengawas
pekerjaan:

Kendali
Mutu

1. Cek 2. Cek 3. Cek 4. Cek Uji


baha Pekerjaan Mutu Coba
Konstruksi Pekerjaa Operasi

3.a.Ce 3. b. Cek
k Mutu
Dimen Final

2.c.a. Cek
2.a Cek 2.b. Cek 2.c. Cek Dengan
Laborat lapanga Dimensi Pengukuran
orium n
2.c.b. Cek
Dengan
Foto
Gambar 2 Kerangka Umum Pekerjaan Kendali Mutu

29
BAB IV
MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK
PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN
SIMPANG 4 GATOT SUBROTO – LINGKAR
DALAM SELATAN
4.1 Penjelasan Umum
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan serta
pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan proyek. Proyek
adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan
awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi
oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk
mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada umumnya
untuk menghasilkan sebuah perubahan yang bermanfaat atau yang
mempunyai nilai tambah. Proyek selalu bersifat sementara atau
temporer dan sangat kontras dengan bisnis pada umumnya (Operasi-
Produksi), dimana Operasi-Produksi mempunyai sifat perulangan
(repetitif), dan aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin
semi permanen untuk menghasilkan produk atau layanan (jasa/servis).
Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua sistem ini sering
berbeda, dengan kemampuan teknis dan keputusan manajemen
strategis yang spesifik.

Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-


sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan
yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan itu
adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran
pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau
"tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat
dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini

30
kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat
yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya adalah bagaimana
mengoptimasikan dan pengalokasian semua sumber daya dan
mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan proyek yang telah
ditentukan.
Dalam hal ini untuk mencapai sasaran / tujuan proyek pekerjaan
pembangunan jalan simpang 4 gatot subroto – lingkar dalam selatan ini
menyangkut ruang lingkup pekerjaan yang mempunyai faktor – faktor
pemicu adanya perubahan pekerjaan yang dikarenakan kebutuhan
dilapangan melebihi desain rencana atau mungkin sebaliknya, maka
harus dilakukan perubahan / penambahan item pekerjaan beserta
perubahan / penambahan harga kontrak (Adeddum).

4.2 Daftar kuantitas dan harga rencana ( kontrak pekerjaan awal )


Daftar kuantitas dan harga paket pekerjaan Pembangunan Jalan
Simpang 4 Gatot Subroto – Lingkar Dalam Selatan ini dapat dilihat pada
tabel rekapitulasi berikut:

31
Harga KONTRAK ASAL
No. Mata URAIAN Sat. Satuan Perkiraan Jumlah Harga Bobot
Pembyr Rp. Kuantitas Rp. %

DIV.I UMUM
1.2 Mobilisasi Ls 43,420,000.00 1.00 43,420,000.00 0.36
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ls 27,800,000.00 1.00 27,800,000.00 0.23
DIV.3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1 (1) Galian Biasa M3 80,171.48 50.00 4,008,574.00 0.03
3.2 (1a) Timbunan Biasa dari sumber galian M3 200,984.21 50.00 10,049,210.50 0.08
3.3 (1) Penyiapan Badan Jalan M2 1,965.48 12,016.00 23,617,207.68 0.20
DIV.5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 685,578.16 417.20 286,023,208.35 2.37
5.1 (1)' Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Negosiasi) M3 675,727.36 - - -
5.1 (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 664,269.59 840.35 558,218,949.96 4.62
5.3 (2a) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal M3 3,261,607.04 2,414.07 7,873,747,707.05 65.20
5.3 (3) Lapis Pondasi bawah Beton Kurus M3 1,316,742.06 894.10 1,177,299,075.85 9.75
5.3 (3)' Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (Negosiasi) M3 1,282,111.97 - - -
DIV. 6 PERKERASAN ASPAL
6.1(1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair Liter 12,399.21 1,519.80 18,844,319.36 0.16
6.1(2)(a) Lapis Perekat - Aspal Cair Liter 12,786.97 1,260.00 16,111,582.20 0.13
6.3 (3) Lataston Lapis Aus (HRS-WC)/Gradasi Senjang/Semi Senjang Ton 1,449,184.23 908.59 1,316,714,299.54 10.90
6.3 (4) Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base)/Gradasi Senjang/Semi Senjang
Ton 1,319,285.06 318.92 420,746,391.34 3.48
6.3 (8) Bahan Anti Pengelupasan Kg 96,250.00 244.86 23,567,775.00 0.20
DIV.9 PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN
9.2 (1) Marka Jalan Termoplastik M1 172,202.29 1,358.58 233,950,587.15 1.94
9.2 (10a) Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable) Bh 210,507.86 200.00 42,101,572.00 0.35

A JUMLAH 12,076,213,391.82 100.00


B PPn = (10%) 1,207,621,339.18
C TOTAL JUMLAH 13,283,834,731.00
D DI BULATKAN 13,283,834,731.00

Dari tabel berikut diatas dilihat dari 10 divisi pekerjaan, item


pekerjaan yang tercantum dalam kontrak yaitu:

 Divisi I Umum
 Divisi III Pekerjaan Tanah dan Geosintesik
 Divisi V Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
 Divisi IV Perkerasan Aspal
 DIVISI IX Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain - Lain

dari 1,3,5,6,9 divisi pekerjaan ini dipecah menjadi beberapa item pekerjaan
yaitu sebagaimana pada tabel daftar kuantitas dan harga paket pekerjaan
Pembangunan Jalan Simpang 4 Gatot Subroto – Lingkar Dalam Selatan
berikut ini:

32
Harga ADDENDUM 01
No. Mata URAIAN Sat. Satuan Perkiraan Jumlah Harga Bobot
Pembyr Rp. Kuantitas Rp. %

DIV.I UMUM
1.2 Mobilisasi Ls 43,420,000.00 1.00 43,420,000.00 0.34
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Ls 27,800,000.00 1.00 27,800,000.00 0.22
DIV.3 PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
3.1 (1) Galian Biasa M3 80,171.48 711.90 57,074,076.61 0.45
3.2 (1a) Timbunan Biasa dari sumber galian M3 200,984.21 0.00 - -
3.3 (1) Penyiapan Badan Jalan M2 1,965.48 15,742.00 30,940,586.16 0.24
DIV.5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
5.1 (1) Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 685,578.16 417.20 286,023,208.35 2.25
5.1 (1)' Lapis Pondasi Agregat Kelas A (Negosiasi) M3 675,727.36 1,653.30 1,117,180,044.29 8.77
5.1 (2) Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 664,269.59 949.20 630,524,694.83 4.95
5.3 (2a) Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan Tunggal M3 3,261,607.04 2,449.44 7,989,110,748.06 62.74
5.3 (3) Lapis Pondasi bawah Beton Kurus M3 1,316,742.06 894.10 1,177,299,075.85 9.24
5.3 (3)' Lapis Pondasi bawah Beton Kurus (Negosiasi) M3 1,282,111.97 13.10 16,795,666.81 0.13
DIV. 6 PERKERASAN ASPAL
6.1(1) Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair Liter 12,399.21 1,539.20 19,084,864.03 0.15
6.1(2)(a) Lapis Perekat - Aspal Cair Liter 12,786.97 2,217.15 28,350,630.54 0.22
6.3 (3) Lataston Lapis Aus (HRS-WC)/Gradasi Senjang/Semi Senjang Ton 1,449,184.23 558.71 809,670,400.26 6.36
6.3 (4) Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base)/Gradasi Senjang/Semi Senjang
Ton 1,319,285.06 171.60 226,388,047.78 1.78
6.3 (8) Bahan Anti Pengelupasan Kg 96,250.00 96.30 9,269,170.45 0.07
DIV.9 PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN
9.2 (1) Marka Jalan Termoplastik M1 172,202.29 1,346.86 231,932,982.94 1.82
9.2 (10a) Kerb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/Mountable) Bh 210,507.86 160.00 33,681,257.60 0.26

A JUMLAH 12,734,545,454.55 100.00


B PPn = (10%) 1,273,454,545.45
C TOTAL JUMLAH 14,008,000,000.00
D DI BULATKAN 14,008,000,000.00

33
4.3 Dasar Perubahan
Pada paket pekerjaan Pembangunan Jalan Simpang 4 Gatot
Subroto – Lingkar Dalam Selatan ini terdapat beberapa perubahan /
penambahan item pekerjaan yang mengharuskan adanya perubahan /
penambahan harga kontrak (Addendum Kontrak No. 01), Addendum ini
dibuat sesuai dengan penjelasan Pasal 34 dalam Syarat-syarat Umum
Kontrak (SSUK) tentang Perubahan Kontrak, sebagai berikut:

 Kontrak hanya dapat diubah melalui Adendum kontrak.


 Perubahan Kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para
pihak, meliputi:
- perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang
dilakukan oleh para pihak dalamkontrak sehingga mengubah
lingkup pekerjaan dalam kontrak;
- jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak berubah diakibat adanya
perubahan pekerjaan;
- perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan,
perubahan pelaksanaan pekerjaan dan/atau penyesuaian harga
 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PA/KPA dapat membentuk
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak.

4.4 Perubahan Item Pekerjaan

4.4.1 Permasalahan Teknis


1. Sta. 2 + 118 s/d Sta. 2 + 152 ( 34 M), Existing Perkerasan
adalah Timbunan Biasa Dengan lebar rata-rata 15,00 m,
rencana penanganan awal :
- Penyiapan Badan Jalan
- Lapis Pondasi Agregat Klas A, t = 0,15 Cm
- Lapis Pondasi Beton Kurus, t = 0,10 Cm
- Perkerasan Beton Semen, t = 0,25 Cm

34
2. Sta. 2 + 639 s/d Sta. 3 + 639 ( 1000 M), Existing Perkerasan
adalah Agregat Klas B Dengan lebar rata-rata 8,00 m,
rencana penanganan Awal:
- Penyiapan Badan Jalan
- Lapis Pondasi Agregat Klas B, t = 0,20 Cm
- Lapis Pondasi Agregat Klas A, t = 0,15 Cm
- Laston Lapis Pondasi HRS-Base, t = 0,04 Cm
- Laston Lapis Pondasi HRS-WC, t = 0,03 Cm
3. Sta. 2 + 118 s/d Sta. 2 + 160 ( 42 M), Usulan penanganan
dengan rigid pavement dengan lebar 15,0 M dengan tahapan
penanganan :
- Penyiapan Badan Jalan
- Lapis Pondasi Agregat Klas A, t = 0,15 Cm
- Lapis Pondasi Beton Kurus, t = 0,10 Cm
- Perkerasan Beton Semen, t = 0,25 Cm
4. Sta. 2 + 160 s/d Sta. 2 + 600 Usulan penanganan dengan
lapis pondasi Agregat Klas B dengan lebar 8 m, dengan
tahapan penanganan :
- Penyiapan badan jalan
- Lapis Pondasi Agregat Klas B, t = 0,10 – 0,15 Cm
5. Sta. 2 + 600 s/d Sta. 3 + 639 ( 1039 M), Usulan penanganan
sesuai design awal dengan lebar 8 m, dengan tahapn
penanganan :
- Penyiapan badan jalan
- Lapis Pondasi Agregat Klas A, t = 0,25 Cm
- Laston Lapis Pondasi HRS-Base, t = 0,04 Cm
- Laston Lapis Pondasi HRS-WC, t = 0,03 Cm
6. Sta. 3 + 645 s/d Sta. 4 + 042 (397 M), Usulan penanganan
LPB dengan lebar 8 m, dengan tahapan penanganan :
- Penyiapan badan jalan
- Geotekstile
- Lapis Pondasi Agregat Klas B, t = 0,10 – 0,15 Cm

35
4.4.2 Usulan Penanganan
1. Segmen 1 mulai STA 1+684 s/d STA 2+118 overlay aspal
HRS-WC diatas jalan existing Rigid beton.
2. Segmen 2 mulai STA 2+160 s/d STA 2+328 Pekerjaan
Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan
Tunggal.
3. Segmen 3 mulai STA 2+373 s/d STA 2+521 Pekerjaan Aspal
Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) dan Lataston Lapis Aus
(HRS-WC).
4. Segmen 4 mulai STA 2+521 s/d STA 3+322 Pekerjaan
Perkerasan Pelebaran Jalan dengan Lapis Pondasi Agregat
Kelas B.
5. Segmen 5 mulai STA 3+645 s/d STA 4+039 Pekerjaan
Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan
Tunggal (Beton fc’30 Mpa).
6. Segmen 6 mulai STA 6+290 s/d STA 6+400 Pekerjaan
Perkerasan Beton Semen dengan Anyaman Tulangan
Tunggal.

36
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah sebagai berikut:
1. Panjang efektip penanganan berubah yang semula 1.00 km menjadi
1.111 km
2. Karena adanya perubahan panjang efektip penanganan, maka
dilakukan perubahan/penambahan kuantitas pekerjaan
3. Dengan adanya perubahan Kuantitas ini Nilai Kontrak yang semula
sebesar Rp. 13.283.834.731,00 (Tiga Belas Milyar Dua Ratus
Delapan Puluh Tiga Juta Delapan Ratus Tiga Puluh Empat Ribu
Tujuh Ratus Tiga Puluh Stu Rupiah) termasuk PPN, Menjadi Rp.
14.008.000.000,00 (Empat Belas Milyar Delapan Juta Rupiah)
Termasuk PPN

5.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis utarakan sebagai berikut:
1. Pengadaan peralatan di lapangan hendaknya disesuaikan dengan
jadwal kerja dan volume pekerjaan.
2. Kepala pelaksana hendaknya mengontrol pekerjaannya secara
rutin dan teliti supaya tidak terjadi penyimpangan, sehingga bisa
berdampak terhadap mutu pekerjaan.
3. Kontraktor sebelum melakukan pekerjaan hendaknya lebih
mempertimbangkan tersedianya bahan dan peralatan, agar proyek
dapat berjalan lancar dan efektif sebagaimana seperti yang telah
direncanakan.
4. Agar selalu menerapkan konsep K3 untuk mencegah segala hal
yang tidak kita inginkan.

37
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jendral Bina Marga,Kementerian Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang “ Spesifikasi Teknis Revisi 3”
2. Kotrak Pembangunan Jalan Simpang 4 Gatot Subroto – Lingkar Dalam
Selatan Nomor : 602.1/036/BM.1718.AI/2019
3. Situmorang,Simon 2011 “ Laporan Praktek Kerja Jalan “
4. https;/www.scribd.com/doc/215638483/5a-Metode-Pelaksanaan-PT-
BAS
5. https;/www.slideshare.net/AlifMahardika/metode-Pelaksanaan-Jalan
6. https;//sipiluty11.blogspot.co.id/2015/04/pelaksanaan-pekerjaan-lapis-
pondasi.html
7. https;//id Wikipedia.org/wiki/jalan
8. https;/www.scribd.com/doc/125225963/Tata-Cara-Dan-Proses-
Pelelangan-Tender
9. https;//henggarrisa wordpress.com/2012/29/unsur-pelaksanaan-proyek
LAMPIRAN - LAMPIRAN
1. Gambar Rencana
2. Pekerjaan Tambah Kurang ( Addendum No.01 )
3. Photo – photo Dokumentasi Lapangan
4. Surat Pengantar Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dari Kampus
5. Surat Balasan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dari Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang.
6. Surat Penunjukan Pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari Kampus
7. Absensi Praktek Kerja Lapangan

Anda mungkin juga menyukai