Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI ARSITEKTUR II

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Arsitektur II

Dosen Pengampu: Noor Hamidah, ST., MUP.

Disusun Oleh :

DESTA PRAWIRA HADI KUSUMA 213020502037

NATANAEL REFRITMAN IMAN 213020502066

OKLAN PRATAMA 213010502016

KEPIN SAILENDRO 213020502048

RENDY IQBAL FEBRIAN 213020502044

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 20 Mei 2023

ii
DAFTAR ISI

ii
i
BAB 1
PENDAHULUAN

Konteks merupakan batasan yang berkaitan erat dengan lokasi sebuah obyek arsitektural, karena
arsitektur bisa didesain sesuai atau tidak dengan konteks. Konteks penting karena pengguna rancangan
adalah mereka yang terelasikan oleh konteks arsitektural. Konteks arsitektural bisa berarti sejarah,
lokasi, arkeologi maupun ekologi disekitar lokasi arsitektur. Konteks mendefinisikan hubungan antara
arsitekturdan lokasi serta waktu. Baik disadari ataupun tidak, arsitektur memiliki hubungan dengan
keseluruhan lingkungannya serta selalu memberikan dampak. Arsitektur menjadi penting menyangkut
seberapa jauh perancang mengerti tentang hubungan arsitektur dan lingkungannya, untuk mengerti
konteks adalah langkah awal dari sebuah desain.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Konteks adalah konsep dalam arsitektur. Konteks pada bangunan tersebut membahas tentang konten
yang berkaitan dengan lingkungan sekitar lapangan ata tapak tersebut karena dalam hal kontestual ini
sangat berpengaruh dengan alam dan lingkungan penduduk di sekitar bangunan. Arsitektur kontekstual
menekankan pada penyesuaian struktur atau desain bangunan di sekitarnya melalui proses penyesuaian,
yang dapat menghidupkan kembali bangunan lama dengan fungsi baru atau saat ini sesuai dengan
kondisi lapangan pada lingkungannya. Arsitektur kontekstual memiliki tiga hal yang saling berkaitan,
yaitu aktivitas, lingkungan dan efek visual (Indira, Setyaningsih, 2018).
Prinsip Arsitektur Kontekstual Menurut Brent C. Brolin, Arsitektur kontekstual dibagi menjadi 2
kelompok yaitu:

1. Contras (kontras / berbeda)

Kontras dapat menciptakan lingkungan sekitar dengan suasana hidup dan menarik, namun
dalam merealisasikan diperlukan ketelitian hal ini agar tidak menimbulkan kekacauan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Brolin (1980), bahwasanya kekontrasan antara bangunan modern dan kuno dapat
merupakan sebuah harmonisasi, namun bila terlalu banyak akan mengakibatkan shock effect yang
timbul sebagai akibat kontras. Maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul
adalah chaos. Piramida utama merupakan pintu masuk utama ke museum.

Ketinggian dari piramid ini mencapai 20,6m dengan bagian dasar memiliki panjang sisi 35 m.
Louvre Pyramid dan lobi bawah tanah dibangun sebagai solusi untuk masalah pintu masuk utama
Louvre yang asli, yang setiap harinya selalu dikunjungi oleh banyak para pengunjung. Menurut Brent
C. Brolin Kontras yang tajam dengan bangunan bersejarah dan bangunan modern mungkin berdampak
pada lingkungan. (Kolibu, 2017).

2. Harmony (harmoni/selaras)
Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasian/keselarasan, hal tersebut dilakukan dalam
rangka menjaga keselarasan dengan lingkungan yang sudah ada. Bangunan baru lebih menghargai dan
memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan itu berada. Victoria homes sebagai salah satu
contoh arsitektur kontekstual yang harmoni pemukiman bergaya Victoria yang berkembang selama
pemerintahan Ratu Victoria di Inggris. Penggemar gaya Victoria di San Fransisco menghiasi rumahnya
dengan hiasan dan mengecat dengan warna – warna pelangi. Bangunan yang dibangunan dan dikenal
dengan nama Poscard Row, yang menarik dari pemukiman bergaya Victoria ini adalah walaupun
pemiliknya mempunyai gaya dari simbol dan selera pemiliknya namun tetap kontekstual terhadap
bangunan di sekitarnya. (Thania, Purwantiasning, 2020).

Berdasarkan konsep kontekstual Paul Rudolph, terdapat 6 parameter perancangan untuk


perkantoran bertingkat banyak yaitu bentuk massa bangunan, pengulangan elemen bangunan,
kesesuaian dengan konteks kota, skala dan psikologis manusia, hubungan antar ruang, serta
pencahayaan dan pembayangan pada bangunan. Parameter tersebut dianalisis untuk menelaah kelebihan
dan kekurangan bangunan yang menentukan pedoman perancangan bangunan perkantoran bertingkat
banyak. (Giodivani, 2014). Bentuk kontras dan harmoni dalam seni merupakan salah satau yang dapat
di terapkan untuk estetika visual kepada bangunan atau sesuatu yang lain (Muharram, 2018).

Beberapa ahli percaya bahwa teori-teori dari arsitektur kontekstual ini dapat menjelaskan
situasionalisme dalam arsitekturnya dengan lingkungan sekitar, dan akan memiliki makna yang sama
3
namun berbeda cara penerapannya atau pemahamannya (Dharma, 1960). Pendekatan situasional dalam
arsitektur kontekstual menurut frank lloyd wright (frank lloyd wright) secara konsisten menerapkan
karya arsitekturnya. Dalam setiap karya frank lloyd wright (frank lloyd wright), konteks terapkan secara
konsisten untuk masing-masing bisa bekerja meski level atau kadar pengaplikasian desain yang
bervariasi (ada yang tinggi atau rendah) tergantung pada situs dan kondisi lingkungan serta persyaratan
desain (Widiati, 2015).

4
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Bangunan Arsitektur Kontekstual tu Louvre Pyramid

1. Data Ekskursi

Objek : Louvre Pyramid


Lokasi : Paris, Perancis
Tanggal : 15 Oktober 1988
Arsitek : I.M Pei

Piramid Louvre berasal dari bahagian projek bersejarah 'Grand Louvre'. Presiden Perancis
ketika itu, Francois Mitterand, menugaskan Louvre Pyramid pada tahun 1984. Projek Louvre untuk
Muzium Louvre dan Piramid memberi tumpuan kepada pengembangan dan pengubahsuaian Muzium
Louvre ke arah yang lebih moden. Pembinaan piramid Louvre berakhir pada tahun 1989.

B. Victorian Homes, San Fransisco

Objek : Viktorian Homes, San Fransisco


Lokasi : San Fransisco USA
Tanggal : 15 Oktober 1988
Arsitek : I.M Pei
5
Pemukiman bergaya Victoria yang berkembang selama pemerintahan Ratu Victoria di Inggris.
Di Ameri
ka sendiri rumah bergaya arsitektur Victoria mulai berkembang antara tahun 1850 dan 1915.
Rumah bergaya Victoria memiliki simbol / lambang dan selera dari derajat pemiliknya. Penggemar
gaya Victoria di San Fransisco menghiasi rumahnya dengan hiasan dan mengecat dengan warna –
warna pelangi.

Bangunan yang dibangunan dan dikenal dengan nama Poscard Row, yang menarik dari
pemukiman bergaya Victoria ini adalah walaupun pemiliknya mempunyai gaya dari simbol dan selera
pemiliknya namun tetap kontekstual terhadap bangunan disekitarnya. Sehingga yang terlihat adalah
bangunan yang harmoni / selaras.

C. Museum Royal Ontario, Kanada

Museum Royal Ontario adalah museum seni, budaya dunia, dan sejarah alam di Toronto,
Ontario, Kanada. Park, di distrik Universitas Toronto, dengan pintu masuk utama di Bloor Street West.
Stasiun kereta bawah tanah Museum dari Toronto Transit Commission dinamai ROM dan, sejak
renovasi 2008, didekorasi menyerupai koleksi lembaga. Didirikan pada 16 April 1912 dan dibuka pada
19 Maret 1914, museum ini telah memelihara hubungan erat dengan Universitas Toronto sepanjang
sejarahnya, seringkali berbagi keahlian dan sumber daya.

Dengan lebih dari 6.000.000 item dan 40 galeri, beragam koleksi museum tentang budaya dunia
dan sejarah alam berkontribusi pada reputasi internasionalnya. Museum ini berisi koleksi terkenal
dinosaurus, mineral dan meteorit, seni Timur Dekat dan Afrika, seni Asia Timur, sejarah Eropa dan
sejarah Kanada. Burgess Shale dengan lebih dari 150.000 spesimen. Museum ini juga berisi koleksi
desain dan seni rupa yang luas, termasuk pakaian, interior, dan desain produk, terutama Art Deco.

6
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bisa disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual yaitu dengan kita memperhatikan bentuk dan
karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di sekitarnya, serta harus mempertimbangkan
perwujudan kualitas bangunan gedung dan lingkungan. Dan pendekatan kontekstual memiliki ciri ciri
yaitu : menghadirkan bangunan dengan memperhatikan kondisi sekelilingnya sehingga keberadaannya
serasi dan menyatu dan terlihat selaras, dan dengan demikian potensi dalam lingkungan tersebut tidak
diabaikan dan juga tidak merusak sebuah lingkungan dan membentuk satu kesatuan citra oleh pengamat
dalam suatu kawasan dan lingkungan, yang terbentuk dari sebuah komposisi bangunan dengan periode
keberadaan yang berlainan. Kesatuan citra oleh pengamat, terbentuk karena komposisi fisik yang
dilihatnya mempunyai kesinambungan, meskipun keberadaannya tidak secara bersamaan.

7
DAFTAR
PUSTAKA

Pertiwi, D. M. Z. S., & Purwantiasning, A. W. (2021). KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR


KONTEKSTUAL BENTUK PADA BANGUNAN PERKANTORAN DI KAWASAN SCBD
SUDIRMAN JAKARTA SELATAN. Jurnal Arsitektur Zonasi, 4(3), 396-408.

8
9
1
0
1
1

Anda mungkin juga menyukai