DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
PRODI ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang ”GAYA-GAYA
ARSITEKTUR” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai gaya-gaya dalam desain arsitektur. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN .....................................................................................................................
2.1 Arsitektur Kontemporer ................................................................................................
2.2 Green Arsitektur ...........................................................................................................
2.3 Eko Arsitektur ................................................................................................................
2.4 Bioklimatik .....................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP .............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan lingkungan
binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti yang lebih sempit,
arsitektur dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam perencanaan dan
perancangan bangunan. Bentuk bangunan dan tata ruang suatu bangunan sangat
dipengaruhi oleh gaya arsitektur yang diterapkan pada sebuah bangunan. Beberapa
arsitektur yang didesain dengan gaya dan konsep tertentu dapat memberikan ciri
dan karakteristiknya sendiri. Dalam dunia arsitektur terdapat beberapa gaya
arsitektur yang sering digunakan sebagai tema utama sebuah bangunan. Salah
satunya ada arsitektur kontemporer. Arsitektur ini adalah jenis arsitektur yang selalu
mengiuti trend dan perkembangan zaman dalam merancang bangunan. ada juga
eko arsitektur dan green arsitektur yang lebih mengutakan pembangunan
berkelanjutan yaitu dalam pemilihan material yang dapat menjaga ekosistem alam
dan dapat menyatu dengan alam. Kemudian ada arsitektur bioklimatik adalah
arsitektur yang banyk mempelajari tentang iklim, terutama efek iklim terhadap
kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut
tentang arsitektur kontemporer, eko arsitektur, green arsitektur serta arsitektur
bioklimatik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik didunia?
2. Apa ciri dan karakteristik dari arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko
arsitektur dan arsitektur bioklimatik?
3. Prinsip apa yang digunakan pada arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik?
4. Siapa saja tokoh dari arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko arsitektur
dan arsitektur bioklimatik?
5. Berikan beberapa contoh bangunan arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan pembaca dan penulis tentang sejarah perkembangan
arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko arsitektur dan arsitektur
bioklimatik didunia.
2. Pembaca dan penyusun dapat memahami ciri, karakteristik, dan prinsip dari
arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko arsitektur dan arsitektur
bioklimatik.
3. Dapat mengenal siapa saja tokoh arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik serta contoh-contoh bangunannya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Arsitektur Kontemporer
Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang
terwujud di masa sekarang dan masa akan datang. Karya ini dibangun dalam satu
decade terakhir dan cukup menggambarkan perkembangan arsitektur di Indonesia.
Gaya ini akan diterapkan secara berbeda tergantung dari trend yang berkembang,
namun tetap memiliki karakteristik tersendiri. Seni kontemporer seringkali mengikuti
perkembangan teknologi canggih maupun penggunaan material modern. Gaya
kontemporer terus mengalami perkembangan sesuai dengan zaman. Salah satu ciri
khas utamanya adalah penggunaan material kaca pada bangunan. Gaya
kontemporer akan selalu berubah sehingga bersifat dinamis. Konsep gaya ini bisa
dikatakan juga sebagai up to date atau yang terbaru. Perkembangan gaya arsitektur
ini tidak dibatasi oleh waktu sehingga akan terus berjalan dan mengikuti
perkembangan zaman. Arsitektur kontemporer merupakan salah satu pendekatan
dalam merancang secara global sehingga banyak ahli yang mengemukakan
pendapat mengenai pengertian dari arsitektur kontemporer, di antaranya sebagai
berikut :
a) Konnemann, (World of Contemporary Architecture)
Arsitektur Kontemporer adalah gaya arsitektur yang bertujuan untuk memberikan
contoh suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga
kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur.
b) Y. Sumalyo, Arsitektur Kontemporer Akhir Abad XIX dan Abad XX (1996)
Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat
dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur
tercakup di dalamnya.
c) L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964)
Arsitektur Kontemporer adalah suatu style aliran arsitektur terntentu pada eranya
yang mencerminkan kebebasan berkarya sehingga menampilkan sesuatu yang
berbeda, dan merupakan suatu aliran baru atau penggabungan dari beberapa
gaya arsitektur lainya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai
pengertian Arsitektur Kontemporer, yaitu Arsitektur Kontemporer adalah gaya aliran
arsitektur yang menampilkan sesuatu yang berbeda dengan menampilkan kualitas
tertentu terutama dari segi penggunaan teknologi dan juga kebebasan dalam
menampilkan suatu gaya arsitektur. Prinsip desain arsitektur Kontemporer
menampilkan style yang lebih baru dan terkini. Gaya lama yang disebut sebagai
kontemporer akan menghasilkan bentuk disain arsitektur yang lebih segar dan
berbeda dengan lainya.
A. Sejarah Arsitektur kontemporer
Sebenarnya, arsitektur kontemporer adalah seni rupa terapan yang
berfokus pada masa kini. Sederhananya, istilah yang berasal dari kata “co”
(bersama) dan “tempo” (waktu), mengacu pada peristiwa “sekarang” atau yang
terjadi di alam.
Arsitektur kontemporer adalah jenis arsitektur yang lahir di Sekolah Desain
Bauhaus Jerman awal tahun 1920-an untuk menanggapi kemajuan teknologi dan
perubahan sosial yang dibawa oleh Perang Dunia II. Dari tahun 1940-an hingga
1980-an, gaya seni bangunan kontemporer terus berkembang pesat.
Setelah Perang Dunia II, arsitektur kontemporer mengalami perubahan
signifikan dengan adanya pengaruh dari gerakan post-modernisme yang
menganggap bahwa arsitektur harus beradaptasi dengan konteks sosial, budaya,
dan sejarah. Arsitek-arsitek seperti Robert Venturi, Denise Scott Brown, dan
Michael Graves menjadi tokoh penting dalam gerakan ini.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, arsitektur kontemporer mengalami
pergeseran menuju penggunaan teknologi komputer untuk mendesain bangunan
dan struktur yang lebih kompleks. Arsitek-arsitek seperti Frank Gehry, Zaha Hadid,
dan Rem Koolhaas menciptakan bangunan-bangunan yang memperlihatkan
bentuk-bentuk yang kompleks dan eksperimental.
Pada tahun 2000-an, arsitektur kontemporer mengalami perubahan lebih
lanjut dengan penggunaan teknologi yang semakin maju. Bangunan-bangunan saat
ini menjadi lebih berfokus pada keberlanjutan dan efisiensi energi, serta
mempertimbangkan dampak lingkungan. Arsitek-arsitek seperti Norman Foster dan
Renzo Piano menjadi tokoh penting dalam gerakan ini.
Secara keseluruhan, arsitektur kontemporer terus berubah dan
berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, kebutuhan sosial, dan
perkembangan budaya. Penerapan arsitektur kontemporer pun tak bisa dilepaskan
dari peran teknologi hingga berbagai jenis material terkini seperti beton bertulang,
kaca, dan baja, serta pengurangan elemen dekoratif.
4. Material Anti-Mainstream
Bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan seperti kaca dan logam lebih
sering ditemukan dalam bangunan arsitektur kontemporer, terutama pada
bagian atap dan dinding. Material kaca ini juga mampu menciptakan kesan
transparan dan keterbukaan, sangat sesuai dengan konsep kehidupan saat ini.
Jenis material yang dikategorikan baru di sini adalah material yang terbuat dari
teknologi mutakhir, berbahan ramah lingkungan serta berkelanjutan.
5. Jendela Super Besar
Unsur material kaca yang mendominasi membuat sistem bukaan yang lebar
pada bangunan. Selain dipasang di posisi yang unik, ukuran jendela yang besar
seperti yang dilansir oleh Freshome ini menjadi ciri arsitektur kontemporer. Hal
ini memaksimalkan sistem pencahayaan alami serta sirkulasi udara sebagai
langkah efisiensi energi.
7. Animated Architecture
Sifat kreatif dan dinamis yang melekat pada arsitektur kontemporer membuat
desain bangunan yang pada dasarnya merupakan benda mati, menjadi terasa
lebih hidup. Hal ini juga membuat bagian luarnya terlihat lebih hidup, seolah
memiliki unsur animasi alias bergerak.
C. Karakteristik Arsitektur kontemporer
1. Kreativitas
Arsitektur kontemporer memperlihatkan kreativitas dan inovasi dalam
penggunaan bentuk, material, dan teknologi. Arsitek-arsitek kontemporer
seringkali berani bereksperimen dengan bentuk dan konsep baru untuk
menciptakan bangunan yang lebih menarik dan efisien.
2. Kesederhanaan
Meskipun kreatif dan inovatif, arsitektur kontemporer cenderung sederhana
dalam bentuk dan detailnya. Hal ini tercermin dalam penggunaan bentuk
geometris sederhana dan pengurangan elemen dekoratif yang tidak diperlukan.
3. Fungsi
Arsitektur kontemporer sangat fokus pada fungsi dan penggunaan bangunan.
Setiap elemen dan detail dibuat dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kenyamanan pengguna.
4. Penggunaan material modern
Arsitektur kontemporer menggunakan material modern seperti beton bertulang,
kaca, dan baja. Material ini memberikan kesan modern, minimalis, dan futuristic.
5. Perhatian pada detail
Arsitektur kontemporer memperhatikan detail dengan sangat teliti. Setiap
elemen dan detail dibuat dengan presisi dan detail yang sangat halus.
6. Berkelanjutan
Arsitektur kontemporer semakin fokus pada keberlanjutan dan efisiensi energi,
serta mempertimbangkan dampak lingkungan. Hal ini tercermin dalam
penggunaan material yang ramah lingkungan dan desain bangunan yang
memaksimalkan penggunaan energi terbarukan.
7. Terbuka dan transparan
Arsitektur kontemporer cenderung memiliki ruang yang terbuka dan transparan.
Bangunan-bangunan kontemporer memiliki banyak jendela besar dan dinding
kaca untuk memaksimalkan cahaya alami dan memberikan kesan terbuka.
8. Konteks sosial dan budaya
Arsitektur kontemporer mempertimbangkan konteks sosial dan budaya dalam
desainnya. Arsitek-arsitek kontemporer berusaha untuk menciptakan bangunan
yang memadukan teknologi modern dan kearifan lokal.
2. Norman Foster
Arsitek Inggris yang dikenal dengan desain bangunan yang berkonsep ramah
lingkungan dan berorientasi pada kepraktisan dan keefisienan. Beberapa
proyeknya yang terkenal adalah The Gherkin di London dan Hearst Tower di
New York.
3. Rem Koolhaas
Arsitek asal Belanda yang dikenal dengan pendekatannya yang inovatif dan
berani dalam desain arsitektur. Beberapa proyek terkenalnya adalah CCTV
Headquarters di Beijing dan Casa da Música di Porto.
4. Frank Gehry
Arsitek Amerika yang dikenal dengan desain bangunan yang tidak konvensional
dan inovatif, dengan menggunakan material yang tidak biasa dan perpaduan
yang kreatif antara elemen-elemen struktural. Beberapa karya terkenalnya
adalah Guggenheim Museum di Bilbao dan Walt Disney Concert Hall di Los
Angeles.
5. Tadao Ando
Arsitek Jepang yang dikenal dengan gaya minimalis dan pemanfaatan cahaya
alami dalam desain bangunannya. Beberapa proyek terkenalnya adalah Church
of the Light di Osaka dan Vitra Conference Pavilion di Jerman.
6. Renzo Piano
Terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa karyanya yang terkenal
adalah The Shard di London dan Centro Botín di Santander.
7. Bjarke Ingels
Arsitek Italia yang dikenal dengan desain bangunan yang inovatif dan Arsitek
Denmark yang dikenal dengan desain bangunan yang berkonsep unik dan
inovatif. Beberapa proyeknya yang terkenal adalah 8 House di Copenhagen dan
Via 57 West di New York.
Cassa Milla, yang dikenal sebagai La Pedrera, adalah salah satu gedung paling
terkenal pada periode Catalan Art Nouveau atau Catalan Modernisme dan
merupakan salah satu hasil karya Antoni Gaudi. Cassa Milla dimasukkan dalam
katalog Barcelona Artistic Heritage pada tahun 1962 dan dideklarasikan sebagai
Historical and Artistic Monument of National Interest oleh pemerintah Spanyol
pada tahun 1969. Pada tahun 1984, UNESCO mengakui Cassa Milla sebagai
situs warisan dunia. Cassa Milla terdiri atas dua blok apartemen dengan jalan
masuk utama yang terpisah dan hanya dihubungkan melalui dua taman dalam
yang besar dan fasade bergelombang yang menunjukkan ritme interior gedung.
Struktur rumah terdiri dari pilar-pilar dengan ruang-ruang yang terbuka dan
memiliki bukaan besar pada fasadenya. Cassa Milla dibangun selama 6 tahun
mulai dari tahun 1906 sampai tahun 1912. Gedung ini menandai perubahan
gaya perancangan Gaudi yang berinovasi secara fungsional baik dalam
konstruksi maupun ornament dan telah menjadi suatu karya arsitektural yang
berhasil mengantisipasi arsitektur abad 20. Seperti yang terlihat dari tiap detail
pada setiap elemen Cassa Milla, Gaudi menganggap arsitektur sebagai seni
murni. Gaudi selalu terpukau oleh alam dan geometri sehingga karyanya dibuat
dengan memanfaatkan inovasi teknik pada masa tersebut untuk menciptakan
suatu bentuk yang organik, misalnya saja bentuk railing pada balkon bahkan
sampai bentuk pegangan pintu.
2. MAXXI Museum- Zaha Hadid
Auditorium ini memiliki bentuk bulat dan kanopi melengkung yang menggantung.
Kanopi di atasnya juga memiliki bentuk bulat dan tampak seperti melawan
gravitasi. Auditorium ini terletak di Santa Cruz de Tenerife, Spanyol. Bangunan
ini didesain oleh arsitek Spanyol, Santiago Calatrava. Dianggap sebagai
bangunan kontemporer terbaik di Kepulauan Canary dan salah satu bangunan
paling simbolis arsitektur Spanyol. Bangunan ini terkenal dengan "busur"
besarnya, yang menandai yang pertama dalam sejarah arsitektur. Atap
melengkung memiliki ketebalan bervariasi dari 15-20cm. Ini adalah satu-satunya
lengkungan besar yang ditopang hanya oleh dua titik, sedangkan ujungnya
tampak menggantung, menentang gravitasi. Siluet auditorium yang terlihat dari
laut membangkitkan Sydney Opera House di Australia . Istilah "Sydney of the
Atlantic" merujuk pada kota Santa Cruz de Tenerife. Bangunan ini biasanya
menyala putih terang di malam hari, tetapi pencahayaan yang lebih berwarna
digunakan pada acara-acara khusus.
Kengo Kuma merenovasi rumah modernis John Black Lee yang dibangun pada
tahun 1950an. Kengo Kuma, seorang arsitek Jepang yang dikenal secara
simpatik menghubungkan bangunan-bangunan dengan alam, dipercaya
merenovasi rumah kaca yang dirancang John Black Lee pada 1956. Glass Wood
House terletak di New Canaan, Connecticut, dan Kuma mengubah simetri kotak
modernis itu dengan menambahkan bangunan tambahan berbentuk L yang
masuk sampai ke hutan tanpa memaksakan lanskap. "Kami menciptakan
perubahan besar dengan membuang simetri rumah dan menutupi bagian luarnya
dengan kisi-kisi kayu," ujarnya, seraya menambahkan bahwa rumah yang
direnovasi ini sekarang memiliki transparansi 'ringan' yang menggantikan tembus
pandang yang terbatas.
2. Nanyang Technological University Singapura
Tidak hanya itu, atap ini juga berfungsi sebagai insulasi termal dan penangkap
air hujan yang kemudian digunakan untuk irigasi di area lankap bangunan.
Secara desain rumput yang ditanam pada atap juga menjadi bentuk penyesuaian
pola yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
2.3 Eko-Arsitektur
Arsitektur ekologis adalah tentang melestarikan dan melengkapi elemen alam
di lingkungan perkotaan, baik itu tembok hijau dalam satu bangunan atau
mengintegrasikan ruang hijau sebagai kota yang direncanakan. Arsitektur ekologis
adalah jenis penghijauan perkotaan, yaitu tentang menciptakan ruang hijau yang
mempromosikan simbiosis antara lingkungan perkotaan dan alam. Ketika kota-kota
di seluruh dunia menjadi lebih besar, arsitektur ekologi telah tumbuh untuk
mempromosikan simbiosis itu dengan cara yang baru, kreatif, dan menyenangkan
secara estetika. Ini juga semakin populer saat kita menjadi lebih sadar akan
perubahan iklim, dan mencari cara untuk memerangi pengaruhnya. Eko arsitektur
memiliki kaitan yang cukup erat dengan green arsitektur karena kebanyakan
bangunannya memiliki konsep penghijauan untuk menjaga ekosistem alam.
A. Sejarah Eko-Arsitektur
Eko-arsitektur seperti yang kita kenal telah ada sejak tahun 1960-an, dan terus
berkembang untuk mengakomodasi cara baru kita membangun. Kita berada pada
titik yang menarik dalam garis waktu arsitektur ekologi, dan menyaksikan sistem ini
tumbuh dan beradaptasi akan memberikan kemungkinan tak terbatas untuk langit
perkotaan kita. Arsitektur ekologi yang kita kenal sekarang tumbuh dari gelombang
advokasi lingkungan yang populer di Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Gerakan
ini menggabungkan sejumlah faktor seperti penghormatan terhadap cara penduduk
asli Amerika hidup dengan alam, dan penentangan terhadap penyebaran perkotaan
dan pinggiran kota yang berkembang pesat di seluruh AS.
Para aktivis lingkungan ini bereksperimen dengan struktur kehidupan dan
bagaimana kehidupan mereka berinteraksi dengan ekosistem lokal. Pada tahun
1969, Ian McHarg, seorang arsitek lanskap, menerbitkan “Design With Nature”;
sebuah buku tentang arsitektur ekologi yang mempromosikan ide-ide yang telah
dieksplorasi selama dekade terakhir. Sejak saat itu, arsitektur ekologi terus
berkembang, baik secara teknologi maupun popularitas. Di abad ke-21, arsitektur ini
mengalami booming, seiring dengan semakin pentingnya ruang hijau di lingkungan
perkotaan. Pilar gaya ini adalah penggunaan kembali material, penggunaan sumber
energi alternatif, konservasi energi, dan penentuan lokasi yang cermat. Menerapkan
semua struktur ini saat merancang dan membangun menghasilkan arsitektur yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Setiap tahun, lebih banyak pemahaman tentang efek perubahan iklim dan
lebih banyak orang beralih ke arsitektur ramah lingkungan untuk memerangi
kerusakan yang telah terjadi dan meminimalkan kerusakan konstruksi di masa
depan. Kota-kota di seluruh dunia menggunakan Indeks Keanekaragaman Hayati
Kota untuk mengukur kekuatan keanekaragaman hayati dengan menggunakan
faktor-faktor seperti keanekaragaman hayati asli di kota, jasa ekosistem, serta
pengelolaan dan pengelolaan keanekaragaman hayati. Kota-kota menggunakan CBI
untuk melakukan pengukuran setiap tahun dan menggunakan informasi ini untuk
menentukan bagaimana mereka dapat meningkatkan ekosistem lokalnya. Ketika
sebuah kota mendapat skor CBI yang rendah, arsitektur ekologi seringkali menjadi
salah satu langkah pertama yang diambil oleh perencana kota. Dinding hidup dan
atap hijau dapat ditambahkan ke bangunan yang ada untuk meningkatkan jejak
karbon daerah tersebut, dan praktik arsitektur ekologi dapat digunakan saat
membangun bangunan baru. Menggabungkan praktik-praktik ini membantu kami
menciptakan dunia yang lebih hijau dan lebih aman bagi lingkungan.
Ketika gerakan arsitektur ekologi kontemporer dimulai, begitu pula gerakan
arsitektur yang menentangnya dalam segala hal. Sejak tahun 1960-an dan
seterusnya, telah terjadi peningkatan besar pada bangunan beton dengan
konstruksi yang menghabiskan banyak air dan bahan bakar fosil. Gaya seperti
arsitektur brutalist dan modernis tidak lagi sepopuler antara tahun 1960-an dan
1980-an, dan fitur hijau memungkinkan gaya yang kasar untuk ditutup-tutupi dan
diubah.
Desain perkotaan dan ekologi selalu berubah, tetapi arsitektur ekologi
menyatukannya, melindungi dan meningkatkannya. Arsitektur ekologi telah berubah
secara drastis sejak permulaannya dengan kota-kota pertama, dan bahkan sejak
permulaan kontemporernya di tahun 1960-an.
Hubungan antara lingkungan dan arsitektur kini sedang diuji dengan
memperluas kota dan meningkatkan ancaman perubahan iklim. Arsitektur arus
utama di abad ke-21 sedang menghancurkan bumi sedemikian rupa sehingga
arsitektur ekologi kontemporer sekarang sangat berharga sebagai alternatif.
Untungnya, kota-kota di seluruh dunia merangkul arsitektur ekologis, baik melalui
pedoman perencanaan kota dan fitur implementasi seperti dinding hidup dan atap
hijau. Masa depan arsitektur ekologi diharapkan mencakup peningkatan popularitas
lebih lanjut, serta efek positif pada ekosistem perkotaan.
Desain ekologis menciptakan bangunan hijau yang menurut Brenda dan Robert
Vale (1996), akan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut;
1) Hemat energi
Menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin
menggunakan sumber energi yang sudah sangat langka atau membutuhkan
waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali.
2) Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami
Melalui pendekatan Green architecture dan Bioclimatic design, bangunan
menyesuaikan dan beradaptasi dengan iklim, lingkungan dan keadaan
sekeliling baik saat perencanaan, pembangunan dan pengoperasian.
3) Menanggapi keadaan tapak pada bangunan
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapak. Hal ini
dimaksudkan keberadaan bangunan, baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasian bangunan tidak merusak lingkungan sekitar. Sehingga, jika
nanti bangunan sudah tidak terpakai, tapak asli masih ada dan tidak banyak
berubah.
4) Memperhatikan pengguna bangunan
Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna
bangunan dan memenuhi kebutuhan, kesehatan dan kenyamanan pengguna
bangunan.
5) Meminimalkan sumber daya baru
Suatu bangunan seharusnya dirancang dengan mengoptimalkan material yang
ada dan tidak berbahaya bagi ekosistem dengan meminimalkan penggunaan
material baru, di mana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali
untuk membentuk tatanan arsitektur lain.
6) Holistik
Suatu bangunan harus memiliki pemikiran yang menyatakan bahwa sistem
alam semesta, baik yang bersifat fisik, kimiawi, hayati, sosial, ekonomi, mental-
psikis dan kebahasaan serta segala kelengkapannya harus dipandang sebagai
sesuatu yang utuh dan bukan merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang
terpisah.
Bangunan ini merupakan Rumah sakit umum hijau pertama di dunia. 680 tempat
tidur Ospedale dell'Angelo di Venice-Mestre, sebuah proyek selama 40 tahun
yang dituntaskan arsitek Italia, Emilio Ambasz, disebut sebagai 'rumah sakit
umum hijau pertama di dunia'. Berlawanan dengan cara pandang arsitektur
kelembagaan, aula masuk setinggi 30 meter dan panjang 200 meter yang
menggabungkannya dengan taman musim dingin berukuran raksasa,
merupakan panorama bagi setengah dari seluruh kamar pasien serta ruang
tunggu di setiap lantai. Di luar jendela dari sisa kamar pasien terdapat wadah-
wadah berisi tanaman. Dan ruang-ruang operasi, laboratorium, fasilitas layanan
dan ruang parkir semua memiliki atap tanaman hijau.
3. Sony City, Japan
Sony City bertindak seolah-olah sebuah hutan alami. Sony City merupakan
bangunan departemen penelitian dan pengembangan Sony, dan dirancang oleh
arsitek Nikken Sekkei. Menurut sang arsitek, gedung ini mengandung sebuah
perangkat pendingin besar yang berfungsi sebagai 'hutan alami'. Panel-panel
surya menyorot dari fasad selatan yang menghasilkan panas ganda sebagai
perangkat yang menaungi Sony City dari sinar matahari menyengat. Bangunan
ini dilapisi Bioskin, suatu lapisan luar tabung keramik yang mendinginkan
eksterior ketika air hujan yang dikumpulkan dari atap dimasukkan ke dalam
tabung. Saat menguap, air mendinginkan tabung dan udara.
Commerzbank di Frankfurt
NMB Bank Amsterdam
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan empat gaya arsitektur yang telah dibahas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Arsitektur Kontemporen
Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang selalu
mengikuti trend yang sedang berkembang namun tetap memiliki karakteristiknya
sendiri. Gaya arsitektur kontemporer selalu berubah sehingga bersifat dinamis.
Dapat dikatakan bahwa arsitektur ini selalu up to date. Gaya arsitektur ini selalu
menampilkan kualitas tertentu terutama dari segi penggunaan teknologi dan juga
kebebasan dalam menampilkan suatu gaya arsitektur.
a) Ciri dan karakteristik arsitektur kontemporer adalah sebagai berikut:
Bangunannya banyak terdapat lekuk atau lengkungan, terutama pada
eksteriornya
Pemilihan warnanya cenderung menggunakan warna-warna yang netral
seperti putih, hitam dan abu-abu
Komposisi ruang yang mengalir. Hal ini terjadi karena penggunaan garis
lengkung yang lebih dominan akhirnya menghasilkan ruang yang berbeda
dari ruang pada umumnya
Penggunaan material anti-mainstream, contohnya kaca dan logam
Sering terdapat jendela dengan ukuran yang besar
Memperhatikan aspek lingkungan dengan cara mengintegrasikan
bangunan dengan lingkungan sekitar
b) Prinsip arsitektur kontemporer yaitu:
Minimalis dengan mengedepankan keindahan dalam kesederhanaan
Keselarasan antara fungsi, bentuk dan material yang digunakan
Modular mengacu pada penggunaan modul atau unit dasar yang
digabungkan untuk memperoleh bangunan yang lebih besar
Transparansi, yaitu dengan menggunakan kaya yang memungkinkan
pencahayaan alami masuk ke dalam bangunan
Fleksibilitas
Bangunan dapat berinteraksi dengan lingkungan baik secara fisik
maupun non-fisik
Menekankan estetika dan keindahan
Prinsip rasionalis yang menekankan penggunaan logika dan rasio dalam
desain arsitektur.
c) Beberapa tokoh arsitektur kontemporer yaitu Zaha Hadid, Norman Foster,
Rem Koolhaas, Frank Gehry, Tadao Ando, Renzo Piano, dan Bjarke Ingels.
2. Green Arsitektur
Green arsitektur merupakan gaya arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang
ramah lingkungan. Arsitektur ini dapat meminimalisir konsumsi sumber daya
alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan material
non polusi serta daur ulang.
a) Ciri dan karakteristik green arsitektur
Memberi jaminan pada keberlangsungan lingkungan hidup
Memanfaatkan teknologi dengan tidak merusak lingkungan
Memberi peluang pada sector SDA.
Meningkatkan perlindungan secara menyeluruh pada segenap element
SDA
Melestarikan kemampuan fungsi ekosistem
Menyesuaikan dengan seperangkat inovasi yang berkembang pada saat
ini
Menggunakan prosedur dalam pengelolaan SDA
Memperhatkan konsep efisiensi dalam masyarakat
Melakukan pembinaan dalam segenap unsur lembaga sosial
Menyelaraskan dengan konsep wilayah dan perwilayahannya
Meningkatkan pendapatan masyarakat baik dalam jangka pendek,
menengah dan panjang
b) Prinsip green Arsitektur
Pembangunan berkelanjutan
Pelestarian sumber daya air
Peningkatan efisiensi energi bangunan
Bahan bangunan terbarukan
Kualitas lingkungan dan ruangan
3. Eko-arsitektur
Arsitektur ekologis adalah jenis penghijauan perkotaan, yaitu tentang
menciptakan ruang hijau yang mempromosikan simbiosis antara lingkungan
perkotaan dan alam. Eko arsitektur telah ada sejak tahun 1960-an dan terus
berkembang untuk mengakomodasi cara baru kita membangun.
a. Ciri dan karakteristik eko arsitektur
Eko arsitektur memiliki ciri dan karakteristik yang hampir sama dengan green
arsitektur, dimana dalam rancangannya gaya arsitektur ini menghindari
material buatan yang dapat mencemari alam. Bahan bangunanya diambil dari
material alami contohnya untuk dinding dapat menggunakan tanah liat, batu
alam atau kayu. Sedangkan untuk atapnya disusun dari bilah kayu dedaunan
atau ijuk.
b. Prinsip eko arsitektur antara lain sebagai berikut:
Fluctuation. Dimana bangunan didesain dan dirasakan sebagai tempat
membedakan budaya dan hubungan proses alami.
Stratification . prinsip statifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan
seharusnya muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan
tingkat-tingkat.
Interdependence yaitu hubungan antar bangunan dengan bagian lain
adalah timbal baik.
4. Arsitektur Bioklimatik
Arsitektur bioklimatik adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan iklim
dengan kehidupan, terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas sehari-
hari.
Penampilan bentuk arsitektur sebagian besar dipengaruhi oleh
lingkungan setempat:
• Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang
tidak dapat diperbaharui.
• Penghematan energi dari segi bentunk bangunan, penempatan
bangunan,dan pemilihan material.
• Mengikuti pengaruh dari budaya setempat.
http://bonestructure.ca/en/blog/7-things-to-discover-about-contemporary-
architecture/
http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/10/karakteristik-gaya-arsitektur.html
https://dshadows-architecture.blogspot.com/2011/09/ciri-ekologis-pada-gaya-
arsitektur.html
https://text-id.123dok.com/document/wq2e6r02q-prinsip-prinsip-arsitektur-ekologis-
dasar-dasar-arsitektur-ekologis.html