Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

“TENTANG GAYA-GAYA ARSITEKTUR”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

1. TEDDY BERTRAN TODE 2206090030


2. DEBORA AGRISINDA DJAGA 2206090034
3. HELEONY SINLAE 2206090038
4. MATASYA DEBORA BANI MATA 2206090049
5. JAOANNA LIDWINDY SAGA SANDUR 2206090078
6. GABRIEL MARIANUS IBA BALA TOLOK 2206090079

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

PRODI ARSITEKTUR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang ”GAYA-GAYA
ARSITEKTUR” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai gaya-gaya dalam desain arsitektur. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN .....................................................................................................................
2.1 Arsitektur Kontemporer ................................................................................................
2.2 Green Arsitektur ...........................................................................................................
2.3 Eko Arsitektur ................................................................................................................
2.4 Bioklimatik .....................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP .............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam perencanaan dan perancangan lingkungan
binaan, mulai dari lingkup makro hingga lingkup mikro. Dalam arti yang lebih sempit,
arsitektur dapat diartikan sebagai ilmu dan seni dalam perencanaan dan
perancangan bangunan. Bentuk bangunan dan tata ruang suatu bangunan sangat
dipengaruhi oleh gaya arsitektur yang diterapkan pada sebuah bangunan. Beberapa
arsitektur yang didesain dengan gaya dan konsep tertentu dapat memberikan ciri
dan karakteristiknya sendiri. Dalam dunia arsitektur terdapat beberapa gaya
arsitektur yang sering digunakan sebagai tema utama sebuah bangunan. Salah
satunya ada arsitektur kontemporer. Arsitektur ini adalah jenis arsitektur yang selalu
mengiuti trend dan perkembangan zaman dalam merancang bangunan. ada juga
eko arsitektur dan green arsitektur yang lebih mengutakan pembangunan
berkelanjutan yaitu dalam pemilihan material yang dapat menjaga ekosistem alam
dan dapat menyatu dengan alam. Kemudian ada arsitektur bioklimatik adalah
arsitektur yang banyk mempelajari tentang iklim, terutama efek iklim terhadap
kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut
tentang arsitektur kontemporer, eko arsitektur, green arsitektur serta arsitektur
bioklimatik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik didunia?
2. Apa ciri dan karakteristik dari arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko
arsitektur dan arsitektur bioklimatik?
3. Prinsip apa yang digunakan pada arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik?
4. Siapa saja tokoh dari arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko arsitektur
dan arsitektur bioklimatik?
5. Berikan beberapa contoh bangunan arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan pembaca dan penulis tentang sejarah perkembangan
arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko arsitektur dan arsitektur
bioklimatik didunia.
2. Pembaca dan penyusun dapat memahami ciri, karakteristik, dan prinsip dari
arsitektur kontemporer, green arsitektur, eko arsitektur dan arsitektur
bioklimatik.
3. Dapat mengenal siapa saja tokoh arsitektur kontemporer, green arsitektur,
eko arsitektur dan arsitektur bioklimatik serta contoh-contoh bangunannya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Arsitektur Kontemporer
Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang
terwujud di masa sekarang dan masa akan datang. Karya ini dibangun dalam satu
decade terakhir dan cukup menggambarkan perkembangan arsitektur di Indonesia.
Gaya ini akan diterapkan secara berbeda tergantung dari trend yang berkembang,
namun tetap memiliki karakteristik tersendiri. Seni kontemporer seringkali mengikuti
perkembangan teknologi canggih maupun penggunaan material modern. Gaya
kontemporer terus mengalami perkembangan sesuai dengan zaman. Salah satu ciri
khas utamanya adalah penggunaan material kaca pada bangunan. Gaya
kontemporer akan selalu berubah sehingga bersifat dinamis. Konsep gaya ini bisa
dikatakan juga sebagai up to date atau yang terbaru. Perkembangan gaya arsitektur
ini tidak dibatasi oleh waktu sehingga akan terus berjalan dan mengikuti
perkembangan zaman. Arsitektur kontemporer merupakan salah satu pendekatan
dalam merancang secara global sehingga banyak ahli yang mengemukakan
pendapat mengenai pengertian dari arsitektur kontemporer, di antaranya sebagai
berikut :
a) Konnemann, (World of Contemporary Architecture)
Arsitektur Kontemporer adalah gaya arsitektur yang bertujuan untuk memberikan
contoh suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga
kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur.
b) Y. Sumalyo, Arsitektur Kontemporer Akhir Abad XIX dan Abad XX (1996)
Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat
dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur
tercakup di dalamnya.
c) L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964)
Arsitektur Kontemporer adalah suatu style aliran arsitektur terntentu pada eranya
yang mencerminkan kebebasan berkarya sehingga menampilkan sesuatu yang
berbeda, dan merupakan suatu aliran baru atau penggabungan dari beberapa
gaya arsitektur lainya.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai
pengertian Arsitektur Kontemporer, yaitu Arsitektur Kontemporer adalah gaya aliran
arsitektur yang menampilkan sesuatu yang berbeda dengan menampilkan kualitas
tertentu terutama dari segi penggunaan teknologi dan juga kebebasan dalam
menampilkan suatu gaya arsitektur. Prinsip desain arsitektur Kontemporer
menampilkan style yang lebih baru dan terkini. Gaya lama yang disebut sebagai
kontemporer akan menghasilkan bentuk disain arsitektur yang lebih segar dan
berbeda dengan lainya.
A. Sejarah Arsitektur kontemporer
Sebenarnya, arsitektur kontemporer adalah seni rupa terapan yang
berfokus pada masa kini. Sederhananya, istilah yang berasal dari kata “co”
(bersama) dan “tempo” (waktu), mengacu pada peristiwa “sekarang” atau yang
terjadi di alam.
Arsitektur kontemporer adalah jenis arsitektur yang lahir di Sekolah Desain
Bauhaus Jerman awal tahun 1920-an untuk menanggapi kemajuan teknologi dan
perubahan sosial yang dibawa oleh Perang Dunia II. Dari tahun 1940-an hingga
1980-an, gaya seni bangunan kontemporer terus berkembang pesat.
Setelah Perang Dunia II, arsitektur kontemporer mengalami perubahan
signifikan dengan adanya pengaruh dari gerakan post-modernisme yang
menganggap bahwa arsitektur harus beradaptasi dengan konteks sosial, budaya,
dan sejarah. Arsitek-arsitek seperti Robert Venturi, Denise Scott Brown, dan
Michael Graves menjadi tokoh penting dalam gerakan ini.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, arsitektur kontemporer mengalami
pergeseran menuju penggunaan teknologi komputer untuk mendesain bangunan
dan struktur yang lebih kompleks. Arsitek-arsitek seperti Frank Gehry, Zaha Hadid,
dan Rem Koolhaas menciptakan bangunan-bangunan yang memperlihatkan
bentuk-bentuk yang kompleks dan eksperimental.
Pada tahun 2000-an, arsitektur kontemporer mengalami perubahan lebih
lanjut dengan penggunaan teknologi yang semakin maju. Bangunan-bangunan saat
ini menjadi lebih berfokus pada keberlanjutan dan efisiensi energi, serta
mempertimbangkan dampak lingkungan. Arsitek-arsitek seperti Norman Foster dan
Renzo Piano menjadi tokoh penting dalam gerakan ini.
Secara keseluruhan, arsitektur kontemporer terus berubah dan
berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, kebutuhan sosial, dan
perkembangan budaya. Penerapan arsitektur kontemporer pun tak bisa dilepaskan
dari peran teknologi hingga berbagai jenis material terkini seperti beton bertulang,
kaca, dan baja, serta pengurangan elemen dekoratif.

Sejarah Arsitektur Kontemporer di Indonesia


Masuknya arsitektur kontemporer di Indonesia dimulai pada tahun 1950-an,
ketika para arsitek Indonesia mulai terpengaruh oleh arsitektur modern dan gerakan
modernisme di Eropa dan Amerika Serikat. Beberapa arsitek Indonesia yang
dipengaruhi oleh gerakan modernisme antara lain Soedarsono, R.M. Soedarsono,
dan Frederich Silaban. Pada tahun 1960-an, arsitektur kontemporer semakin
populer di Indonesia, terutama di Jakarta. Banyak bangunan-bangunan bergaya
modern seperti Hotel Indonesia, Wisma BNI 46, dan Gedung DPR/MPR dibangun
pada periode ini. Arsitek Indonesia seperti Henri Maclaine Pont, R.M. Soedarsono,
dan Frederich Silaban menjadi tokoh penting dalam arsitektur kontemporer
Indonesia pada masa ini.
Pada tahun 1970-an, arsitektur kontemporer di Indonesia mengalami
perubahan signifikan dengan adanya gerakan arsitektur tropis modern. Gerakan ini
mempertimbangkan konteks lingkungan Indonesia yang tropis, sehingga bangunan-
bangunan bergaya modern dibuat dengan bahan-bahan lokal dan ventilasi yang
baik. Arsitek-arsitek seperti Soejoedi Wirjoatmodjo dan Ridwan Kamil menjadi tokoh
penting dalam gerakan ini.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, arsitektur kontemporer di Indonesia
semakin berkembang dengan adanya pengaruh post-modernisme. Bangunan-
bangunan dengan elemen dekoratif dan detail dipopulerkan, seperti gedung Menara
Imperium dan Menara Karya. Arsitek Indonesia seperti Baskoro Tedjo, Andra Matin,
dan Yori Antar menjadi tokoh penting dalam gerakan ini.
Pada tahun 2000-an, arsitektur kontemporer di Indonesia semakin fokus
pada keberlanjutan dan efisiensi energi, serta penggunaan teknologi yang lebih
maju. Arsitek-arsitek seperti Han Awal dan Andra Matin menciptakan bangunan-
bangunan yang memperlihatkan keberlanjutan dan penghematan energi. Secara
keseluruhan, arsitektur kontemporer terus berkembang di Indonesia dan
dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, dan lingkungan. Arsitek Indonesia terus
menciptakan bangunan-bangunan yang memadukan antara teknologi modern dan
kearifan lokal.

B. Ciri Arsitektur Kontemporer


Banyak yang beranggapan bahwa sebuah banguanan yang memiliki desain unik
dan aneh adalah bangunan yang menerapkan gaya kontemporer. Pendapat
tersebut memang tidak salah, namun sebetulnya tak sepenuhnya benar juga.
Beberapa ciri gaya kontemporer di bawah ini bisa membantu memahami seperti apa
bangunan bergaya kontemporer itu.
1. Lekuk atau Melengkung
Jika gaya arsitektur pada umumnya mengambil pola garis lurus, maka dalam
arsitektur kontemporer, terutama pada bagian eksterior, justru lebih sering
menggunakan garis melengkung. Namun, tidak sedikit yang akhirnya memilih
untuk mengombinasikan antara garis lurus dan lengkung, ke dalam bagian
arsitektur agar terlihat menarik.
2. Palet Warna Netral dan Tegas
Secara umum, arsitektur kontemporer lebih condong memakai warna-warna
netral seperti putih, hitam, atau abu-abu. Hampir serupa dengan palet warna
yang biasa ditemukan pada desain minimalis. Untuk memberi aksentuasi desain
yang memenuhi spesifikasi gaya kontemporer, jangan ragu untuk tonjolkan
elemen desain dengan warna solid seperti merah, kuning, jingga.

3. Komposisi Ruang “Mengalir”


Karena penggunaan garis lengkung yang dominan, tampilan gaya ini terlihat
sangat dinamis dan mengalir secara visual. Arsitektur kontemporer
memungkinkan terciptanya komposisi ruang yang berbeda dari umumnya
berbidang datar. Anda bahkan bisa bereksperimen lebih kreatif dengan bentuk
ruangan asimetris. Ruangan dibiarkan terbuka dan terlihat lapang dengan sekat-
sekat yang minimal.

4. Material Anti-Mainstream
Bahan-bahan yang digunakan dalam bangunan seperti kaca dan logam lebih
sering ditemukan dalam bangunan arsitektur kontemporer, terutama pada
bagian atap dan dinding. Material kaca ini juga mampu menciptakan kesan
transparan dan keterbukaan, sangat sesuai dengan konsep kehidupan saat ini.
Jenis material yang dikategorikan baru di sini adalah material yang terbuat dari
teknologi mutakhir, berbahan ramah lingkungan serta berkelanjutan.
5. Jendela Super Besar
Unsur material kaca yang mendominasi membuat sistem bukaan yang lebar
pada bangunan. Selain dipasang di posisi yang unik, ukuran jendela yang besar
seperti yang dilansir oleh Freshome ini menjadi ciri arsitektur kontemporer. Hal
ini memaksimalkan sistem pencahayaan alami serta sirkulasi udara sebagai
langkah efisiensi energi.

6. Memperhatikan Aspek Lingkungan


Dengan mengadopsi fitur ramah lingkungan dalam konstruksi perumahan,
arsitektur kontemporer memiliki tujuan untuk menambahkan karakter hunian
yang ergonomis bagi para penghuninya dengan cara mengintegrasikan
bangunan rumah dengan alam sekitarnya.

7. Animated Architecture
Sifat kreatif dan dinamis yang melekat pada arsitektur kontemporer membuat
desain bangunan yang pada dasarnya merupakan benda mati, menjadi terasa
lebih hidup. Hal ini juga membuat bagian luarnya terlihat lebih hidup, seolah
memiliki unsur animasi alias bergerak.
C. Karakteristik Arsitektur kontemporer
1. Kreativitas
Arsitektur kontemporer memperlihatkan kreativitas dan inovasi dalam
penggunaan bentuk, material, dan teknologi. Arsitek-arsitek kontemporer
seringkali berani bereksperimen dengan bentuk dan konsep baru untuk
menciptakan bangunan yang lebih menarik dan efisien.
2. Kesederhanaan
Meskipun kreatif dan inovatif, arsitektur kontemporer cenderung sederhana
dalam bentuk dan detailnya. Hal ini tercermin dalam penggunaan bentuk
geometris sederhana dan pengurangan elemen dekoratif yang tidak diperlukan.
3. Fungsi
Arsitektur kontemporer sangat fokus pada fungsi dan penggunaan bangunan.
Setiap elemen dan detail dibuat dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kenyamanan pengguna.
4. Penggunaan material modern
Arsitektur kontemporer menggunakan material modern seperti beton bertulang,
kaca, dan baja. Material ini memberikan kesan modern, minimalis, dan futuristic.
5. Perhatian pada detail
Arsitektur kontemporer memperhatikan detail dengan sangat teliti. Setiap
elemen dan detail dibuat dengan presisi dan detail yang sangat halus.
6. Berkelanjutan
Arsitektur kontemporer semakin fokus pada keberlanjutan dan efisiensi energi,
serta mempertimbangkan dampak lingkungan. Hal ini tercermin dalam
penggunaan material yang ramah lingkungan dan desain bangunan yang
memaksimalkan penggunaan energi terbarukan.
7. Terbuka dan transparan
Arsitektur kontemporer cenderung memiliki ruang yang terbuka dan transparan.
Bangunan-bangunan kontemporer memiliki banyak jendela besar dan dinding
kaca untuk memaksimalkan cahaya alami dan memberikan kesan terbuka.
8. Konteks sosial dan budaya
Arsitektur kontemporer mempertimbangkan konteks sosial dan budaya dalam
desainnya. Arsitek-arsitek kontemporer berusaha untuk menciptakan bangunan
yang memadukan teknologi modern dan kearifan lokal.

D. Prinsip Arsitektur Kontemporer


1. Prinsip minimalis
Prinsip ini menekankan pada keindahan dalam kesederhanaan. Desain
arsitektur kontemporer memiliki bentuk dan detail yang sederhana namun tetap
efektif dalam memenuhi kebutuhan pengguna.
2. Prinsip keselarasan
Prinsip ini mengacu pada keselarasan antara fungsi, bentuk, dan material yang
digunakan. Setiap elemen dan detail dibuat dengan keseimbangan yang baik
dan tidak terlalu rumit.
3. Prinsip modular
Prinsip modular dalam arsitektur kontemporer mengacu pada penggunaan
modul atau unit dasar yang dapat digabungkan untuk menciptakan bangunan
yang lebih besar. Prinsip ini memberikan fleksibilitas dalam desain dan
memudahkan dalam proses konstruksi.
4. Prinsip transparansi
Prinsip ini mengacu pada penggunaan material transparan seperti kaca atau
bahan jaringan yang memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam bangunan.
Hal ini menciptakan kesan ruang yang lebih terbuka dan terang.
5. Prinsip fleksibilitas
Prinsip ini mengacu pada desain bangunan yang fleksibel dan dapat diadaptasi
dengan mudah sesuai dengan perubahan kebutuhan pengguna. Hal ini
menciptakan bangunan yang multifungsi dan berkesinambungan.
6. Prinsip interaksi dengan lingkungan
Prinsip ini mengacu pada desain bangunan yang berinteraksi dengan
lingkungan sekitar, baik secara fisik maupun non-fisik. Hal ini menciptakan
bangunan yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan baik dalam konteks
lingkungan.
7. Prinsip estetika
Prinsip ini menekankan pada estetika dan keindahan dalam desain arsitektur
kontemporer. Bangunan-bangunan tersebut menciptakan tampilan yang
futuristik dan elegan, dengan bentuk dan detail yang presisi dan rapi.
8. Prinsip rasionalis
Prinsip rasionalis adalah salah satu prinsip desain dalam arsitektur
kontemporer yang menekankan pada penggunaan logika dan rasio dalam
desain. Prinsip ini berfokus pada kepraktisan, fungsionalitas, dan penggunaan
material yang tepat sesuai dengan fungsinya. Dalam prinsip rasionalis, desain
bangunan harus mampu memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik dan
efisien. Hal ini dicapai melalui penggunaan bentuk yang sederhana, material
yang efisien, serta tata letak yang fungsional dan efektif. Prinsip rasionalis juga
menekankan pada penggunaan teknologi dan inovasi dalam desain bangunan,
sehingga bangunan dapat lebih efisien dalam penggunaan energi dan ramah
lingkungan. Selain itu, prinsip rasionalis juga mengutamakan keterbukaan dan
transparansi dalam desain bangunan, sehingga pengguna dapat dengan
mudah memahami fungsi dan tata letak ruangan. Dalam keseluruhan, prinsip
rasionalis merupakan prinsip desain yang menekankan pada penggunaan
logika dan rasio dalam desain, sehingga bangunan dapat lebih fungsional,
efisien, dan ramah lingkungan.

E. Tokoh Arsitektur Kontemporer


1. Zaha Hadid
Arsitek kelahiran Irak yang dikenal dengan desain arsitektur yang futuristik dan
inovatif. Hadid merancang berbagai bangunan ikonik seperti The MAXXI
Museum di Roma dan Guangzhou Opera House di China.

2. Norman Foster
Arsitek Inggris yang dikenal dengan desain bangunan yang berkonsep ramah
lingkungan dan berorientasi pada kepraktisan dan keefisienan. Beberapa
proyeknya yang terkenal adalah The Gherkin di London dan Hearst Tower di
New York.
3. Rem Koolhaas
Arsitek asal Belanda yang dikenal dengan pendekatannya yang inovatif dan
berani dalam desain arsitektur. Beberapa proyek terkenalnya adalah CCTV
Headquarters di Beijing dan Casa da Música di Porto.

4. Frank Gehry
Arsitek Amerika yang dikenal dengan desain bangunan yang tidak konvensional
dan inovatif, dengan menggunakan material yang tidak biasa dan perpaduan
yang kreatif antara elemen-elemen struktural. Beberapa karya terkenalnya
adalah Guggenheim Museum di Bilbao dan Walt Disney Concert Hall di Los
Angeles.

5. Tadao Ando
Arsitek Jepang yang dikenal dengan gaya minimalis dan pemanfaatan cahaya
alami dalam desain bangunannya. Beberapa proyek terkenalnya adalah Church
of the Light di Osaka dan Vitra Conference Pavilion di Jerman.
6. Renzo Piano
Terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa karyanya yang terkenal
adalah The Shard di London dan Centro Botín di Santander.

7. Bjarke Ingels
Arsitek Italia yang dikenal dengan desain bangunan yang inovatif dan Arsitek
Denmark yang dikenal dengan desain bangunan yang berkonsep unik dan
inovatif. Beberapa proyeknya yang terkenal adalah 8 House di Copenhagen dan
Via 57 West di New York.

F. Contoh Bangunan Arsitektur Kontemporer


1. Casa Mila- Antinio Gaudi

Cassa Milla, yang dikenal sebagai La Pedrera, adalah salah satu gedung paling
terkenal pada periode Catalan Art Nouveau atau Catalan Modernisme dan
merupakan salah satu hasil karya Antoni Gaudi. Cassa Milla dimasukkan dalam
katalog Barcelona Artistic Heritage pada tahun 1962 dan dideklarasikan sebagai
Historical and Artistic Monument of National Interest oleh pemerintah Spanyol
pada tahun 1969. Pada tahun 1984, UNESCO mengakui Cassa Milla sebagai
situs warisan dunia. Cassa Milla terdiri atas dua blok apartemen dengan jalan
masuk utama yang terpisah dan hanya dihubungkan melalui dua taman dalam
yang besar dan fasade bergelombang yang menunjukkan ritme interior gedung.
Struktur rumah terdiri dari pilar-pilar dengan ruang-ruang yang terbuka dan
memiliki bukaan besar pada fasadenya. Cassa Milla dibangun selama 6 tahun
mulai dari tahun 1906 sampai tahun 1912. Gedung ini menandai perubahan
gaya perancangan Gaudi yang berinovasi secara fungsional baik dalam
konstruksi maupun ornament dan telah menjadi suatu karya arsitektural yang
berhasil mengantisipasi arsitektur abad 20. Seperti yang terlihat dari tiap detail
pada setiap elemen Cassa Milla, Gaudi menganggap arsitektur sebagai seni
murni. Gaudi selalu terpukau oleh alam dan geometri sehingga karyanya dibuat
dengan memanfaatkan inovasi teknik pada masa tersebut untuk menciptakan
suatu bentuk yang organik, misalnya saja bentuk railing pada balkon bahkan
sampai bentuk pegangan pintu.
2. MAXXI Museum- Zaha Hadid

MAXXI di Roma, Italia, adalah museum yang didedikasikan untuk seni


kontemporer dari abad kedua puluh satu. Museum MAXXI atau sebagaimana
mereka menyebutnya di Italia, "Museo Nazionale Delle Arti del XXI Secolo",
adalah salah satu museum paling terkenal yang mengapresiasi arsitektur
kontemporer dan modern . Museum ini dirancang oleh Zaha Hadid dan didirikan
pada tahun 2010. Konsep Museum adalah suatu gagasan yang tidak mengenal
batas dan penggabungan ide, fungsi, dan bentuk. Museum ini terinspirasi untuk
dibangun sebagai ruang terbuka dan mengalir, sehingga meniadakan isolasi
dan ruang tertutup. Ruang-ruang yang berkesinambungan dan terbuka ini
berfungsi sebagai ruang-ruang interaktif yang tidak hanya mengundang orang
untuk mengunjungi museum tetapi juga menciptakan elemen yang menarik di
dalam museum.
Kontinuitas dalam ruang tidak hanya meningkatkan keagungan ruang, tetapi
juga membuat area tersebut cukup fungsional untuk berpindah-pindah untuk
pameran sementara untuk proyek seperti museum, tanpa dinding atau
pembatas. Konsep desain Zaha Hadid adalah menjauh dari konsep tipikal
museum dan karenanya, upaya dilakukan untuk terus menerus memotong
ruang dan menciptakan ruang interior dan outdoor secara bersamaan.
3. The Auditorio de Tenerife

Auditorium ini memiliki bentuk bulat dan kanopi melengkung yang menggantung.
Kanopi di atasnya juga memiliki bentuk bulat dan tampak seperti melawan
gravitasi. Auditorium ini terletak di Santa Cruz de Tenerife, Spanyol. Bangunan
ini didesain oleh arsitek Spanyol, Santiago Calatrava. Dianggap sebagai
bangunan kontemporer terbaik di Kepulauan Canary dan salah satu bangunan
paling simbolis arsitektur Spanyol. Bangunan ini terkenal dengan "busur"
besarnya, yang menandai yang pertama dalam sejarah arsitektur. Atap
melengkung memiliki ketebalan bervariasi dari 15-20cm. Ini adalah satu-satunya
lengkungan besar yang ditopang hanya oleh dua titik, sedangkan ujungnya
tampak menggantung, menentang gravitasi. Siluet auditorium yang terlihat dari
laut membangkitkan Sydney Opera House di Australia . Istilah "Sydney of the
Atlantic" merujuk pada kota Santa Cruz de Tenerife. Bangunan ini biasanya
menyala putih terang di malam hari, tetapi pencahayaan yang lebih berwarna
digunakan pada acara-acara khusus.

2.2 Green Arsitektur


Arsitektur hijau atau yang dikenal secara global dengan sebutan green architecture
merupakan salah satu aliran arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang ramah
lingkungan. Beberapa poin pentingnya seperti meminimalisasi konsumsi sumber
daya alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan
material non polusi serta daur ulang. Green Architecture menjadi gaya arsitektur
yang berkembang pesat seiring adanya isu perubahan iklim dan pemanasan global
di berbagai belahan dunia. Green Architecture dianggap sebagai gaya arsitektur
yang bisa menjawab isu lingkungan tersebut.

A. Sejarah Green Arsitektur


Istilah Arsitektur Hijau mulai dikenal dalam dunia arsitektur sejak tahun 1980-
an. Pada masa itu, banyak sekali bencana yang berhubungan dengan dunia
industri. Hal ini menandakan kemajuan peradaban manusia dan menunjukkan
besamya dampak kemajuan peradaban tersebut terhadap lingkungan (Baweja,
2008). Menanggapi hal tersebut, pada tahun 1987 PBB mendirikan World
Commission Environment and on Development (WCED) yang kemudian
mengenalkan istilah "sustainability" yang kemudian dalam perkembangannya di
bidang arsitektur dikenal dengan istilah "Green Architecture".
Di Indonesia sendiri , gerakan Arsitektur Hijau juga tampak pada tahun 1980 -
an. Beberapa tokoh yang turut berperan adalah Y.B. Mangun Wijaya, Heinz Frick,
dan Eko Prawoto (Tanuwidjaya, Gunawan). Pada tahun 2009, didirikan Green
Building Council Indonesia (atau sering juga disingkat GBCI). Yaitu sebuah lembaga
mandiri dan nirlaba yang didirikan oleh pihak - pihak yang berkepentingan seperti:
biro konsultan dan konstruksi, kalangan indistri properti, pemerintah, intitusi
pendidikan, dan masyarakat peduli lingkungan sebagai sarana pertimbangan dan
sertifikasi bangunan bertaraf green.

B. Ciri Green Arsitektur dan Karakteristik Green Arsitektur


1. Pembangunan berkelanjutan memiliki ciri khas untuk memberikan jaminan pada
keberlangsungan lingkungan hidup (genrasi sekarang dan akan datang)
2. Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak
merusak Iingkungan
3. Konsep pembangunan berkelanjutan memberikan peluang kepada sektor SDA
yang nyata dalam masyarakat untuk terus di dorong perkembangannya
sekaligus pemaksimalannya.
4. Meningkatkan perlindungan secara menyeluruh pada segenap element SDA
yang dimaksimalkan oleh manusia
5. Melestarikan kemampuan fungsi ekosistem untuk memasok serta mendukung
sumber alam bagi kehidupan secara berkesinambungan
6. Menyesuaikan dengan seperangkat inovasi yang berkembang pada saat ini
7. Menggunakan prosedur dalam pengelolaan SDA, langkah ini bisa dilakukan
dengan memanfaatkan AMDAL
8. Tata cara yang yang dipergunakan dalam pengelolaanya selalu memperhatian
konsep efesiensi dalam masyarakat dengan hasil yang maksimal.
9. Melakukan pembainaan dalam segenap unsur lembaga sosial yang ada di
masyarakat
10. Pembangunan yang menyelaraskan dengan konsep wilayah dan
perwilayahanan, yang tentusaja memiliki karakteristik yang berbeda antara satu
daerah dengan yang lainnya
11. Memiliki program yang jelas dalam menigkatkan pendapatkan masyarakat. Baik
dalam jangka pendek, menengah, dan panjang

C. Prinsip Green Arsitektur


Pada tahun 1994 the one arsitektur hijau Amerika atau U.S. Green building
Council mengeluarkan sebuah standar yang bernama Leadership in Energy and
Environmental Design (LEED) standards. Adapun Dasar kualifikasinya adalah
sebagai berikut :
1. Pembangunan yang berkelanjutan
Diusahakan menggunakan kembali bangunan yang ada dan dengan pelestarian
lingkungan sekitar. Tersedianya tempat penampungan tanah, Taman diatas
atap, penanaman pohon sekitar bangunan juga dianjurkan. Pembangunan yang
berkelanjutan memperhatikan sisi dampak lingkungan akibat dari berdirinya
bangunan tersebut dan penanggulangan terhadap dampak negatif yang terjadi.
2. Pelestarian sumber daya air
Dilakukan dengan berbagai cara termasuk diantaranya pembersihan dan daur
ulang air bekas serta pemasangan bangunan penampung air hujan. Selain itu
penggunaan dan persediaan air harus juga di pantai secara berkelanjutan.
3. Peningkatan efisiensi energi bangunan
Dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya membuat layout dengan
orientasi bangunan yang mampu beradaptasi dengan perubahan musim
terutama posisi matahari.
4. Bahan bangunan terbarukan
Material terbaik untuk arsitektur hijau adalah usahakan menggunakan bahan
daur ulang atau bisa juga dengan menggunakan bahan terbarukan sehingga
membutuhkan sedikit energi untuk diproduksi.
Bahan bangunan ini idealnya adalah bahan bangunan lokal dan bebas dari
bahan kimia berbahaya. Sifat bahan bangunan yang baik dalam arsitektur hijau
adalah bahan mentah tanpa polusi yang dapat bertahan lama dan juga bisa
didaur ulang kembali.
Pada bangunan bergaya green architecture banyak dijumpai penggunaan bahan
bangunan seperti box kontainer bekas, kayu palet, kayu bekas kapal, besi daur
ulang, jendela bekas atau bahan-bahan terbarikan seperti bambu, kayu yang
dibudidayakan.
5. Kualitas lingkungan dan ruangan
Dalam ruangan diperhatikan hal-hal yang mempengaruhi bagaimana pengguna
merasa dalam sebuah ruangan itu. Hal ini seperti penilaian terhadap
kenyamanan dalam sebuah ruang yang meliputi ventilasi, pengendalian suhu,
dan penggunaan bahan yang tidak mengeluarkan gas beracun.

D. Tokoh Green Arsitektur


1. Norman Foster salah satu karyanya adalah Museum du Quay Branly.

2. Ingenhoven Overdiek salah satu bangunan green arsitektur karya Ingehoven


adalah The Green Heart of Singapore Marina One.

E. Contoh Bangunan Green Arsitektur


1. Glass/Wood House, United States

Kengo Kuma merenovasi rumah modernis John Black Lee yang dibangun pada
tahun 1950an. Kengo Kuma, seorang arsitek Jepang yang dikenal secara
simpatik menghubungkan bangunan-bangunan dengan alam, dipercaya
merenovasi rumah kaca yang dirancang John Black Lee pada 1956. Glass Wood
House terletak di New Canaan, Connecticut, dan Kuma mengubah simetri kotak
modernis itu dengan menambahkan bangunan tambahan berbentuk L yang
masuk sampai ke hutan tanpa memaksakan lanskap. "Kami menciptakan
perubahan besar dengan membuang simetri rumah dan menutupi bagian luarnya
dengan kisi-kisi kayu," ujarnya, seraya menambahkan bahwa rumah yang
direnovasi ini sekarang memiliki transparansi 'ringan' yang menggantikan tembus
pandang yang terbatas.
2. Nanyang Technological University Singapura

Berkat adanya dukungan dari pemerintah, bangunan-bangunan yang bergaya


arsitektur hijau di Singapura bisa semakin bertambah, salah satunya yang cukup
menarik adalah Nanyang technological University yang ada di pusat kota
Singapura.
Bangunan ini menggunakan Fasad kaca yang dapat mengurangi dampak buruk
radiasi dan panas matahari sehingga suhu ruangan terjaga namun tidak
mengurangi natural view dan pencahayaan yang efektif pada bangunan.

Tidak hanya itu, atap ini juga berfungsi sebagai insulasi termal dan penangkap
air hujan yang kemudian digunakan untuk irigasi di area lankap bangunan.
Secara desain rumput yang ditanam pada atap juga menjadi bentuk penyesuaian
pola yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
2.3 Eko-Arsitektur
Arsitektur ekologis adalah tentang melestarikan dan melengkapi elemen alam
di lingkungan perkotaan, baik itu tembok hijau dalam satu bangunan atau
mengintegrasikan ruang hijau sebagai kota yang direncanakan. Arsitektur ekologis
adalah jenis penghijauan perkotaan, yaitu tentang menciptakan ruang hijau yang
mempromosikan simbiosis antara lingkungan perkotaan dan alam. Ketika kota-kota
di seluruh dunia menjadi lebih besar, arsitektur ekologi telah tumbuh untuk
mempromosikan simbiosis itu dengan cara yang baru, kreatif, dan menyenangkan
secara estetika. Ini juga semakin populer saat kita menjadi lebih sadar akan
perubahan iklim, dan mencari cara untuk memerangi pengaruhnya. Eko arsitektur
memiliki kaitan yang cukup erat dengan green arsitektur karena kebanyakan
bangunannya memiliki konsep penghijauan untuk menjaga ekosistem alam.

A. Sejarah Eko-Arsitektur
Eko-arsitektur seperti yang kita kenal telah ada sejak tahun 1960-an, dan terus
berkembang untuk mengakomodasi cara baru kita membangun. Kita berada pada
titik yang menarik dalam garis waktu arsitektur ekologi, dan menyaksikan sistem ini
tumbuh dan beradaptasi akan memberikan kemungkinan tak terbatas untuk langit
perkotaan kita. Arsitektur ekologi yang kita kenal sekarang tumbuh dari gelombang
advokasi lingkungan yang populer di Amerika Serikat pada tahun 1960-an. Gerakan
ini menggabungkan sejumlah faktor seperti penghormatan terhadap cara penduduk
asli Amerika hidup dengan alam, dan penentangan terhadap penyebaran perkotaan
dan pinggiran kota yang berkembang pesat di seluruh AS.
Para aktivis lingkungan ini bereksperimen dengan struktur kehidupan dan
bagaimana kehidupan mereka berinteraksi dengan ekosistem lokal. Pada tahun
1969, Ian McHarg, seorang arsitek lanskap, menerbitkan “Design With Nature”;
sebuah buku tentang arsitektur ekologi yang mempromosikan ide-ide yang telah
dieksplorasi selama dekade terakhir. Sejak saat itu, arsitektur ekologi terus
berkembang, baik secara teknologi maupun popularitas. Di abad ke-21, arsitektur ini
mengalami booming, seiring dengan semakin pentingnya ruang hijau di lingkungan
perkotaan. Pilar gaya ini adalah penggunaan kembali material, penggunaan sumber
energi alternatif, konservasi energi, dan penentuan lokasi yang cermat. Menerapkan
semua struktur ini saat merancang dan membangun menghasilkan arsitektur yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Setiap tahun, lebih banyak pemahaman tentang efek perubahan iklim dan
lebih banyak orang beralih ke arsitektur ramah lingkungan untuk memerangi
kerusakan yang telah terjadi dan meminimalkan kerusakan konstruksi di masa
depan. Kota-kota di seluruh dunia menggunakan Indeks Keanekaragaman Hayati
Kota untuk mengukur kekuatan keanekaragaman hayati dengan menggunakan
faktor-faktor seperti keanekaragaman hayati asli di kota, jasa ekosistem, serta
pengelolaan dan pengelolaan keanekaragaman hayati. Kota-kota menggunakan CBI
untuk melakukan pengukuran setiap tahun dan menggunakan informasi ini untuk
menentukan bagaimana mereka dapat meningkatkan ekosistem lokalnya. Ketika
sebuah kota mendapat skor CBI yang rendah, arsitektur ekologi seringkali menjadi
salah satu langkah pertama yang diambil oleh perencana kota. Dinding hidup dan
atap hijau dapat ditambahkan ke bangunan yang ada untuk meningkatkan jejak
karbon daerah tersebut, dan praktik arsitektur ekologi dapat digunakan saat
membangun bangunan baru. Menggabungkan praktik-praktik ini membantu kami
menciptakan dunia yang lebih hijau dan lebih aman bagi lingkungan.
Ketika gerakan arsitektur ekologi kontemporer dimulai, begitu pula gerakan
arsitektur yang menentangnya dalam segala hal. Sejak tahun 1960-an dan
seterusnya, telah terjadi peningkatan besar pada bangunan beton dengan
konstruksi yang menghabiskan banyak air dan bahan bakar fosil. Gaya seperti
arsitektur brutalist dan modernis tidak lagi sepopuler antara tahun 1960-an dan
1980-an, dan fitur hijau memungkinkan gaya yang kasar untuk ditutup-tutupi dan
diubah.
Desain perkotaan dan ekologi selalu berubah, tetapi arsitektur ekologi
menyatukannya, melindungi dan meningkatkannya. Arsitektur ekologi telah berubah
secara drastis sejak permulaannya dengan kota-kota pertama, dan bahkan sejak
permulaan kontemporernya di tahun 1960-an.
Hubungan antara lingkungan dan arsitektur kini sedang diuji dengan
memperluas kota dan meningkatkan ancaman perubahan iklim. Arsitektur arus
utama di abad ke-21 sedang menghancurkan bumi sedemikian rupa sehingga
arsitektur ekologi kontemporer sekarang sangat berharga sebagai alternatif.
Untungnya, kota-kota di seluruh dunia merangkul arsitektur ekologis, baik melalui
pedoman perencanaan kota dan fitur implementasi seperti dinding hidup dan atap
hijau. Masa depan arsitektur ekologi diharapkan mencakup peningkatan popularitas
lebih lanjut, serta efek positif pada ekosistem perkotaan.

B. Ciri Dan Karakteristik Eko Arsitektur


Eko-arsitektur/arsitektur hijau merupakan rancangan arsitektur yang
menghindari material buatan yang dapat mencemari alam. Bahan bangunan diambil
dari material alami. Dinding bisa dibangun dari tanah liat, batu alam, atau kayu.
Atap disusun dari bilah kayu, dedaunan, atau ijuk. Sisa bahan bangunan dapat
dikembalikan ke alam tanpa menimbulkan pencemaran.
Rancangan bangunan arsitektur hijau menyesuaikan keadaan fisik alam serta
pemandangan sekitar dengan sifat kinetik-grafitasi alam, sehingga bangunan benar-
benar terkesan kokoh berdiri di atas bumi.

C. Prinsip Eko Arsitektur


Menurut Batel Dinur, prinsip-prinsip arsitektur yang berkembang pada masa
ini adalah:
1. Flutuation Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didisain dan dirasakan
sebagai tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan
seharusnya mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan
lebih dari pada itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai proses dan
bukan sebagai penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil dalam
menghubungkan orang- orang dengan kenyataan pada lokasi tersebut.
2. Stratification Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan
seharusnya muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-
tingkat. Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara
terpadu.
3. Interdependence saling ketergantungan Menyatakan bahwa hubungan antara
bangunan dengan bagiannya adalah hubungan timbal balik. Peninjau perancang
dan Idham Kholid Muchibi | 5112411036 | Mangrove Park Demak 57 pemakai
seperti halnya lokasi tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling
ketergantungan antara bangunan dan bagian- bagiannya berkelanjutan
sepanjang umur bangunan.

D. Tokoh Eko Arsitektur


Tokoh Arsitektur yang menjadi pelopor pada arsitektur ekologi yang terkenal adalah
Heinz Frick, Sim Van Dari Ryn dan Stewart Cohen, serta Brenda dan Robert Vale.
 Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan
yang lebih penting daripada sekedar kumpulan bagian.
 Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan) dan
pengalaman lingkungan alam terhadap manusia.
 Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang
statis
 Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan kedua
belah pihak.
Desain Ekologis (Eco design) diartikan oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart Cohen
sebagai, “Segala bentuk dari desain yang meminimalisasi dampak kerusakan
lingkungan dengan cara mengintegrasikan (desain) dengan proses kehidupan”.
Terdapat lima prinsip Eco-design yang diajukan oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart
Cohen;
a) Solusi yang tumbuh dari tempat/tapak,
b) Desain penuh informasi perhitungan ekologis,
c) Mendesain dengan alam,
d) Semua orang adalah desainer,
e) Memperlihatkan alam.

Desain ekologis menciptakan bangunan hijau yang menurut Brenda dan Robert
Vale (1996), akan memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut;
1) Hemat energi
Menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin
menggunakan sumber energi yang sudah sangat langka atau membutuhkan
waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali.
2) Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami
Melalui pendekatan Green architecture dan Bioclimatic design, bangunan
menyesuaikan dan beradaptasi dengan iklim, lingkungan dan keadaan
sekeliling baik saat perencanaan, pembangunan dan pengoperasian.
3) Menanggapi keadaan tapak pada bangunan
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapak. Hal ini
dimaksudkan keberadaan bangunan, baik dari segi konstruksi, bentuk dan
pengoperasian bangunan tidak merusak lingkungan sekitar. Sehingga, jika
nanti bangunan sudah tidak terpakai, tapak asli masih ada dan tidak banyak
berubah.
4) Memperhatikan pengguna bangunan
Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna
bangunan dan memenuhi kebutuhan, kesehatan dan kenyamanan pengguna
bangunan.
5) Meminimalkan sumber daya baru
Suatu bangunan seharusnya dirancang dengan mengoptimalkan material yang
ada dan tidak berbahaya bagi ekosistem dengan meminimalkan penggunaan
material baru, di mana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali
untuk membentuk tatanan arsitektur lain.
6) Holistik
Suatu bangunan harus memiliki pemikiran yang menyatakan bahwa sistem
alam semesta, baik yang bersifat fisik, kimiawi, hayati, sosial, ekonomi, mental-
psikis dan kebahasaan serta segala kelengkapannya harus dipandang sebagai
sesuatu yang utuh dan bukan merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang
terpisah.

E. Contoh Bangunan Eko Arsitektur


1. Panyaden School, Thailand
Atap sekolah yang terbuat dari bambu tampak melayang di atas tanah. Terutama
dipengaruhi oleh alam, biro arsitektur Belanda, 24 Architecture menciptakan tata
letak yang terinspirasi tanaman staghorn fern (paku tanduk rusa) tropis untuk
sekolah dasar di Chiang Mai. Bangunannya menyebarkan nilai-nilai ekologis
melalui bentuk organiknya yang luar biasa, penggunaan material lokal dan
rendah jejak karbon. Cara tersembunyi arsitek untuk mempengaruhi suasana
hati Anda Ketika ruang, manusia, dan arsitektur spektakuler dibidik secara unik
Berbagai gaya arsitektur 'berani' gedung teater dunia atap Gaudíesque (Antoni
Gaudi, arsitek Spanyol) yang menggantung rendah, bergelombang-disokong
tiang-tiang bambu yang tumbuh sangat cepat dan berkelanjutan-tampaknya
melayang di atas lantai, yang terbuat dari tanah kasar.
2. Ospedale dell'Angelo, Italy

Bangunan ini merupakan Rumah sakit umum hijau pertama di dunia. 680 tempat
tidur Ospedale dell'Angelo di Venice-Mestre, sebuah proyek selama 40 tahun
yang dituntaskan arsitek Italia, Emilio Ambasz, disebut sebagai 'rumah sakit
umum hijau pertama di dunia'. Berlawanan dengan cara pandang arsitektur
kelembagaan, aula masuk setinggi 30 meter dan panjang 200 meter yang
menggabungkannya dengan taman musim dingin berukuran raksasa,
merupakan panorama bagi setengah dari seluruh kamar pasien serta ruang
tunggu di setiap lantai. Di luar jendela dari sisa kamar pasien terdapat wadah-
wadah berisi tanaman. Dan ruang-ruang operasi, laboratorium, fasilitas layanan
dan ruang parkir semua memiliki atap tanaman hijau.
3. Sony City, Japan
Sony City bertindak seolah-olah sebuah hutan alami. Sony City merupakan
bangunan departemen penelitian dan pengembangan Sony, dan dirancang oleh
arsitek Nikken Sekkei. Menurut sang arsitek, gedung ini mengandung sebuah
perangkat pendingin besar yang berfungsi sebagai 'hutan alami'. Panel-panel
surya menyorot dari fasad selatan yang menghasilkan panas ganda sebagai
perangkat yang menaungi Sony City dari sinar matahari menyengat. Bangunan
ini dilapisi Bioskin, suatu lapisan luar tabung keramik yang mendinginkan
eksterior ketika air hujan yang dikumpulkan dari atap dimasukkan ke dalam
tabung. Saat menguap, air mendinginkan tabung dan udara.

2.4 Arsitektur Bioklimatik


Arsitektur bioklimatik merupakan arsitektur modern yang di pengaruhi oleh
iklim. Arsitektur Bioklimatik merupakan pencerminan kembali arsitektur Frank Lloyd
Wright yang terkenal dengan arsitektur yang berhubungan dengan alam dan
lingkungan dengan prinsip utamanya bahwa seni membangun tidak hanya
efisiensinya saja yang di pentingkan tapi juga ketenangan, keselarasan,
kebijaksanaan dan kekuatan bangunan sesuai dengan bangunannya. Konsep
bioklimatik pada arsitektur pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Olygay.
Penerapan praktis dari arsitektur bioklimatik baru mulai digunakan pada tahun 1963.
Dalam merancang sebuah desain bangunan juga harus memikirkan penerapan
desain bangunan yang beradaptasi dengan lingkungan atau iklim setempat.
Penghematan energi dengan melihat kondisi yang ada di sekitar maupun
berdampak baik pada kesehatan.
Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim
luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak
menkonsumsi energi. Kebutuhan energi perkapita dan nasional dapat di tekan jika
secara nasional bangunan di rancang dengan konsep hemat energi. Selain itu yang
dapat kita temui pada bangunan bioklimatik yaitu mempunyai ventilasi alami agar
udara yang dihasilkan alami, Tumbuhan dan lanskap membuat bangunan lebih
sejuk serta memberikan efek dingin pada bangunan dan membantu proses
penyerapan O2, dan pelepasan CO2, demikian juga dengan adanya Solar window
atau solar collector heat di tempatkan didepan fisik gedung untuk menyerap panas
matahari. Maka muncullah desain yang benar2 menerapkan desain hemat energi.

A. Ciri dan karakteristik Arsitektur Bioklimatik


Arsitektur Bioklimatik merupakan seni merancang bangunan dengan metode hemat
energy yang memperhatikan iklim setempat dan memecahkan masalah iklim
dengan menerapkan pada elemen bangunan (Rosang, 2016). Arsitektur bioklimatik
memiliki karakteristik yaitu :
 Menciptakan suatu lingkungan dan bangunan yang dirancang untuk
sepenuhnya
 Menutupi kebutuhan energi tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan.
 Suatu pendekatan bioklimatik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur
terhadap sumber energi yang tidak dapat diperbarui
 Arsitektur bioklimatik lebih berfokus pada iklim sebagai konteks pembangkit
tenaga utama, tidak membahayakan lingkungan sekitar, menggunakan energi
minimal sebagai targetnya sendiri, tanpa mengurangi kenyamanan
penggunanya.

B. Prinsip Arsitektur Bioklimatik


Prinsip Arsitektur Bioklimatik Bioklimatik adalah Ilmu yang mempelajari antara
hubungan iklim dan kehidupan terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas
sehari-hari. Ken Yeang (1994) mengemukakan beberapa alasan kuat yang
mengharuskan penerapan bioklimatik dalam desain, yakni : pemanfaatan energi
yang lebih rendah dalam pengoperasian bangunan, keinginan untuk merasakan
iklim eksternal yang khas dari suatu tempat dan kepedulian terhadap lingkungan
ekologis. (Ken Yeang, 1994.) sejalan dengan hal tersebut Almusaed (2011)
menyatakan bahwa Arsitektur Bioklimatik menggabungkan kepentingan
keberlanjutan, kesadaran lingkungan hijau, alami, organik dan merespon
karakteristik lahan, konteks lingkungannya, iklim mikro setempat dan topografinya.
Ken Yeang (1994), arsitektur bioklimatik memiliki desain tertentu yang berbeda
dengan bangunan-bangunan pada umumnya.
Pertumbuhan pembangunan gedung yang tidak mempertimbangkan faktor
kondisi alam menyebabkan munculnya potensi penurunan kualitas lingkungan hidup
yang diakibatkan oleh konsumsi energi pada bangunan yang mengakibatkan
menipisnya sumber daya alam, selain itu dilatar belakangi terjadinya fenomena
perubahan iklim global yang menumbuhkan bangunan boros energi dalam
kenyamanan fisik bangunan. Hal ini menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
desain arsitektur berbasis kondisi alam setempat termasuk kondisi iklim setempat
atau pemanfaatan potensi Bioklimatik. Arsitektur Bioklimatik adalah adalah suatu
pendekatan desain yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian
desain dengan mempertimbangkan hubungan antara bentuk arsitektur dengan
lingkungan iklim daerah tersebut.
Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik pada Iklim Tropis terdiri dari 2 (dua) tipe
meliputi Prinsip desain untuk bangunan pada daerah Iklim Tropika Basah (Hot
humid Climate) yang memiliki 2 musim dan Prinsip desain untuk bangunan pada
daerah iklim Tropika kering (Hot Arid Climate) dengan 4 musim. Kedua prinsip
desain ini dipengaruhi beberapa perbedaan kondisi iklim diantara kedua wilayah
iklim ini. Kedua wilayah ini secara umum memiliki temperature udara tinggi,
perbedaannya adalah perbedaan suhu diurnal diantara kedua wilayah iklim tersebut.
Kondisi ini memerlukan respon yang berbeda khususnya pada desain selubung
bangunan, dimana desain selubung bangunan mempengaruhi tingkat heat gain
(perolehan panas) dan heat loss (pembuangan panas) bangunan tersebut dalam
upaya menciptakan indoor thermal comfort pada bangunan.
Penampilan bentuk arsitektur sebagian besar dipengaruhi oleh
lingkungan setempat:
 Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat
diperbaharui.
 Penghematan energi dari segi bentunk bangunan, penempatan
bangunan,dan pemilihan material.
 Mengikuti pengaruh dari budaya setempat.

Hal-hal yang harus dipehatikan dalam mendesain dengan tema bioklimatik


strategi pengendalian iklim:
 Memperhatikan keuntungan matahari
 Meminimalkan perlakuan aliran panas
 Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang terhadap matahari
 Memperhatikan ventilasi
 Memperhatikan penguapan pendinginan, sistem atap

Prinsip-prinsip desain bangunan dengan arsitektur bioklimatik di daerah tropis


antara lain :
a) Perletakkan Core Perletakkan core cenderung di sisi timur dan/atau barat
bangunan sebagai buffer zone, melindungi ruang-ruang internal dan radiasi
matahari langsung.
b) Orientasi Bukaan Bukaan sebaiknya menghadap ke utara dan selatan.
Karena pada sisi ini dampak radiasi langsung matahari paling minimum.
c) Denah Bangunan Denah bangunan harus memungkinkan terjadinya
pergerakkan udara yang melewati ruang-ruang dan pemasukkan sinar
matahari ke dalam bangunan. Lantai dasar sebaiknya terbuka dan memiliki
ventilasi alami.
d) Ruang Transisi Bangunan tingkat. tinggi sebaiknya memiliki ruang-ruang
transisi yang sebaiknya diletakaan di bagian tengah atau pinggir bangunan
sebagai ruang udara atau atrium.
e) Dinding Interaktif (Interactif Wall) Dinding eksternal seharusnya bersifat
interaktif terhadap lingkungan dengan bukaan yang dapat diatur
(dioperasikan) dan dengan kemampuan insulasi termal yang baik.
f) Pelindung Matahari (Sun Shield) Pelindung matahari sebaiknya digunakan
untuk semua dinding kaca (bukaan) yang menghadap ke matahari terutama
bagian timur dan barat.
g) Cross Ventilation Pendinginan ruangan dapat dilakukan dengan ventilasi
alami sistem cross ventilation yang dikombinasikan dengan elemen vegetasi
untuk mendapatkan sirkulasi udara yang segar. Bukaan akan diletakkan pada
sisi utara dan selatan bangunan, agar udara dapat bersirkulasi secara terus
menerus.

C. Tokoh Arsitektur Bioklimatik


Arsitektur Bioklimatik (Bioclimatic Architecture/Low Energy Architecture) Arsitektur
yang berlandaskan pada pendekatan disain pasif dan minimum energi dengan
memanfaatkan energi alam iklim setempat untuk menciptakan kondisi kenyamanan
bagi penghuninya. Dicapai dengan organisasi morfologi bangunan dengan metode
pasif antara lain konfigurasi bentuk massa bangunan dan peren-canaan tapak,
orientasi bangunan, disain fasade, peralatan pembayangan, instrumen penerangan
alam, warna selubung bangunan, lansekap horisontal dan vertikal, ventilasi alamiah.
Tercatat para arsitek pelopor disain bioklimatik antara lain Ken Yeang, Norman
Foster, Renzo Piano, Thomas Herzog, Donald Watson, Jeffry Cook.

D. Bangunan Arsitektur Bioklimatik

Selama berabad-abad, arsitek di seluruh dunia telah menggunakan berbagai


jenis arsitektur bioklimatik, terutama di wilayah seperti Afrika Utara, Timur Tengah,
Asia Tenggara, dan Eropa. Misalnya, desain tradisional Hacienda Spanyol
menggunakan dinding termal yang rapat dan tebal untuk menahan panas atau
dingin sehingga dapat mengatur suhu dan menciptakan iklim mikro di dalam
ruangan yang stabil, kata Sam Kimmins, penasihat utama aspek energi terbarukan
untuk Forum for the Future, sebuah organisasi pembangunan berkelanjutan global
yang berbasis di London, Inggris.
Spanish Hacienda memiliki “jendela kecil untuk mengurangi tingkat sinar matahari
atau panas yang ekstrim dan jendela yang lebih besar ke utara untuk menyerap
cahaya,” katanya. Struktur berdinding tebal dikenal di Yunani kuno, Yaman, dan
beberapa daerah lainnya. Leonard menunjuk ke atap berpuncak tinggi dan gaya
tradisional melengkung di Cina dan Jepang. Dikembangkan untuk mengendalikan
air hujan dan salju. Juga, arsitektur asli Hyderabad, Pakistan, memiliki struktur yang
dirancang untuk menangkap angin dan aliran saluran udara untuk ventilasi alami.
Sejumlah negara, dalam rangka kebijaksanaan penghematan energi di
berbagai sektor,telah menerapkan rancangan arsitektur dengan pendekatan
bioklimatik seperti Commerzbank di Frankfurt, NMB Bank Amsterdam, Audubon
House di New York, Centre International Rogier di Brussels.

Commerzbank di Frankfurt
NMB Bank Amsterdam
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan empat gaya arsitektur yang telah dibahas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Arsitektur Kontemporen
Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang selalu
mengikuti trend yang sedang berkembang namun tetap memiliki karakteristiknya
sendiri. Gaya arsitektur kontemporer selalu berubah sehingga bersifat dinamis.
Dapat dikatakan bahwa arsitektur ini selalu up to date. Gaya arsitektur ini selalu
menampilkan kualitas tertentu terutama dari segi penggunaan teknologi dan juga
kebebasan dalam menampilkan suatu gaya arsitektur.
a) Ciri dan karakteristik arsitektur kontemporer adalah sebagai berikut:
 Bangunannya banyak terdapat lekuk atau lengkungan, terutama pada
eksteriornya
 Pemilihan warnanya cenderung menggunakan warna-warna yang netral
seperti putih, hitam dan abu-abu
 Komposisi ruang yang mengalir. Hal ini terjadi karena penggunaan garis
lengkung yang lebih dominan akhirnya menghasilkan ruang yang berbeda
dari ruang pada umumnya
 Penggunaan material anti-mainstream, contohnya kaca dan logam
 Sering terdapat jendela dengan ukuran yang besar
 Memperhatikan aspek lingkungan dengan cara mengintegrasikan
bangunan dengan lingkungan sekitar
b) Prinsip arsitektur kontemporer yaitu:
 Minimalis dengan mengedepankan keindahan dalam kesederhanaan
 Keselarasan antara fungsi, bentuk dan material yang digunakan
 Modular mengacu pada penggunaan modul atau unit dasar yang
digabungkan untuk memperoleh bangunan yang lebih besar
 Transparansi, yaitu dengan menggunakan kaya yang memungkinkan
pencahayaan alami masuk ke dalam bangunan
 Fleksibilitas
 Bangunan dapat berinteraksi dengan lingkungan baik secara fisik
maupun non-fisik
 Menekankan estetika dan keindahan
 Prinsip rasionalis yang menekankan penggunaan logika dan rasio dalam
desain arsitektur.
c) Beberapa tokoh arsitektur kontemporer yaitu Zaha Hadid, Norman Foster,
Rem Koolhaas, Frank Gehry, Tadao Ando, Renzo Piano, dan Bjarke Ingels.
2. Green Arsitektur
Green arsitektur merupakan gaya arsitektur yang berfokus pada arsitektur yang
ramah lingkungan. Arsitektur ini dapat meminimalisir konsumsi sumber daya
alam, efisiensi energi, penggunaan air yang bijak dan berkelanjutan, dan material
non polusi serta daur ulang.
a) Ciri dan karakteristik green arsitektur
 Memberi jaminan pada keberlangsungan lingkungan hidup
 Memanfaatkan teknologi dengan tidak merusak lingkungan
 Memberi peluang pada sector SDA.
 Meningkatkan perlindungan secara menyeluruh pada segenap element
SDA
 Melestarikan kemampuan fungsi ekosistem
 Menyesuaikan dengan seperangkat inovasi yang berkembang pada saat
ini
 Menggunakan prosedur dalam pengelolaan SDA
 Memperhatkan konsep efisiensi dalam masyarakat
 Melakukan pembinaan dalam segenap unsur lembaga sosial
 Menyelaraskan dengan konsep wilayah dan perwilayahannya
 Meningkatkan pendapatan masyarakat baik dalam jangka pendek,
menengah dan panjang
b) Prinsip green Arsitektur
 Pembangunan berkelanjutan
 Pelestarian sumber daya air
 Peningkatan efisiensi energi bangunan
 Bahan bangunan terbarukan
 Kualitas lingkungan dan ruangan

3. Eko-arsitektur
Arsitektur ekologis adalah jenis penghijauan perkotaan, yaitu tentang
menciptakan ruang hijau yang mempromosikan simbiosis antara lingkungan
perkotaan dan alam. Eko arsitektur telah ada sejak tahun 1960-an dan terus
berkembang untuk mengakomodasi cara baru kita membangun.
a. Ciri dan karakteristik eko arsitektur
Eko arsitektur memiliki ciri dan karakteristik yang hampir sama dengan green
arsitektur, dimana dalam rancangannya gaya arsitektur ini menghindari
material buatan yang dapat mencemari alam. Bahan bangunanya diambil dari
material alami contohnya untuk dinding dapat menggunakan tanah liat, batu
alam atau kayu. Sedangkan untuk atapnya disusun dari bilah kayu dedaunan
atau ijuk.
b. Prinsip eko arsitektur antara lain sebagai berikut:
 Fluctuation. Dimana bangunan didesain dan dirasakan sebagai tempat
membedakan budaya dan hubungan proses alami.
 Stratification . prinsip statifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan
seharusnya muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan
tingkat-tingkat.
 Interdependence yaitu hubungan antar bangunan dengan bagian lain
adalah timbal baik.

4. Arsitektur Bioklimatik
Arsitektur bioklimatik adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan iklim
dengan kehidupan, terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas sehari-
hari.
Penampilan bentuk arsitektur sebagian besar dipengaruhi oleh
lingkungan setempat:
• Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang
tidak dapat diperbaharui.
• Penghematan energi dari segi bentunk bangunan, penempatan
bangunan,dan pemilihan material.
• Mengikuti pengaruh dari budaya setempat.

Hal-hal yang harus dipehatikan dalam mendesain dengan tema bioklimatik


strategi pengendalian iklim:
• Memperhatikan keuntungan matahari
• Meminimalkan perlakuan aliran panas
• Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang terhadap matahari
• Memperhatikan ventilasi
• Memperhatikan penguapan pendinginan, sistem atap.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hgtv.com/design/home-styles/contemporary-architecture

http://bonestructure.ca/en/blog/7-things-to-discover-about-contemporary-
architecture/

http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/10/karakteristik-gaya-arsitektur.html

alila-vilas-uluwatu. (n.d.). https://www.buvagroup.com/.

arsitektur kontenporer. (2015). Wordpress, https://flanel4world.files.wordpress.com/.

arsitektur kontenporer Indonesia. (2021). japdesain, https://japdesain.com/.

https://dshadows-architecture.blogspot.com/2011/09/ciri-ekologis-pada-gaya-
arsitektur.html

https://text-id.123dok.com/document/wq2e6r02q-prinsip-prinsip-arsitektur-ekologis-
dasar-dasar-arsitektur-ekologis.html

Anda mungkin juga menyukai