ARSITEKTUR MODERN
NAJWA MUIN
ADIYATMA
KELAS ARSITEKTUR B
FAKULTAS TEKNIK
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Terima Kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pengampuh mata Kuliah
Arsitektur Modern yang selalu memberikan dukungan dan bimbingannya.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Arsitektur
Modern. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kririk dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga ,akalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
membaca makalah ini hingga akhir.
Disusun oleh :
Kelompok 4
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsitektur Neo-Vernakular merupakan konsep arsitektur yang berkembang pada
era postmodern, mulai muncul pada tahun 1960-an. Istilah "Neo" berarti baru, dan
"Vernakular" berarti asli/setempat. Arsitektur Neo-Vernakular dapat diartikan sebagai
bahasa setempat yang diucapkan dengan cara baru. Arsitektur Neo-Vernakular muncul
sebagai respon terhadap modernisme yang dianggap terlalu kaku dan tidak
memperhatikan identitas lokal. Arsitek Neo-Vernakular ingin menggabungkan nilai-nilai
tradisional dengan teknologi modern untuk menciptakan bangunan yang lebih adaptif dan
berkelanjutan.Penggunaan elemen konstruksi lokal, Bentuk-bentuk tradisional yang
ramah lingkungan dengan proporsi yang lebih vertikal Warna-warna yang kuat dan
kontras, Bentuk-bentuk yang menerapkan unsur budaya, lingkungan, dan iklim setempat,
Penerapan elemen non-fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, , tata letak yang
mengacu pada makro kosmos atau religi.
Arsitektur Modern Historicism adalah gaya arsitektur yang berasal dari abad ke-
19 yang berkembangan dari gaya klasik tradisional ke gaya yang lebih pluralisme dan
peminatan terhadap kultura dan sejarah. Arsitektur Modern Historicism muncul sebagai
reaksi terhadap Revolusi Industri dan urbanisasi yang pesat. Gaya ini mencerminkan
keinginan untuk kembali kepada nilai-nilai historis, estetika, dan teknik konstruksi dari
masa lalu. Ciri yang Elemen klasiknya tetap digabungkan dengan sentuhan modern,
Bangunan terlihat unik dan mencolok.
Postmodernisme adalah gerakan seni dan budaya yang beragam selama akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20. Postmodernisme menentang gagasan modernisme
tentang kemajuan dan universalitas. Postmodernisme lebih menekankan pluralisme,
keragaman, dan interpretasi.
Arsitektur Dekonstruksi adalah gerakan arsitektur yang muncul pada tahun 1980-
an yang terinspirasi oleh filsafat dekonstruksi Jacques Derrida. Arsitektur Dekonstruksi
menantang prinsip-prinsip tradisional arsitektur seperti stabilitas, keseimbangan, dan
harmoni.
B. Rumus Masalah
1. Bagimana aliran Arsitektur neo-vernacular pada abad ke XX?
2. Bagimana aliran Arsitektur modern historicism pada abad ke XX?
3. Bagimana aliran Post Modernism pada abad ke XX?
4. Bagimana aliran Arsitektur deconstructive pada abad ke XX?
5. Bagimana aliran Arsitektur Modern Historicism pada abad ke XX?
C. Tujuan
1. Memahami apa itu Arsitektur neo-vernacular pada abad ke XX
2. Memahami apa itu Arsitektur modern historicism pada abad ke XX
3. Memahami apa itu Post Modernism pada abad ke XX
4. Memahami apa itu Arsitektur deconstructive pada abad ke XX
5. Memahami apa itu Arsitektur Modern Historicism pada abad ke XX
BAB II
PEMBAHASAN
A. ARSITEKTUR NEO-VERNACULAR
1. Apa itu Arsitektur neo-vernacula
Arsitektur neo-vernacular adalah konsep arsitektur yang berkembang pada era
post-modern, mulai muncul pada tahun 1960-an. Ikatan kata "Vernakular" berasal dari
Bahasa latin yang memiliki arti bahasa setempat/pribumi, dan kata "Neo" sendiri
berasal dari bahasa yunani yang memiliki arti baru. Arsitektur neo-vernacular dapat
diartikan sebagai bahasa setempat yang diucapkan dengan cara baru.
Arsitektur neo vernakular memiliki arti “asli”, “setempat”, atau “tradisional”.
Tjok Pradnya Putra menyatakan pengertian arsitektur neo vernakular berasal dari
kalimat “Neo” yang berasal dari bahasa Yunani dan digunakan sebagai fonim yang
berarti baru, sedangkan kata vernakular berasal dari kata vernakular (bahasa latin)
yang berarti asli.(Lakebo et al., 2019). Arsitektur neo vernakular dapat diartikan
sebagai arsitektur asli daerah tersebut yang dibangun oleh masyarakat setempat,
dengan menggunakan material lokal, mempunyai unsur adat istiadat atau budaya dan
disatu padukan dengan sentuhan modern yang mendukung nilai dari vernakular itu
sendiri.(Fajrine et al., 2017).
Pada masa era post modern arsitektur neo vernakular mengalami perkembangan.
Post modern merupakan aliran arsitektur yang muncul sekitar 1960-an, adanya post
modern dikarenakan sebuah gerakan yang dilakukan oleh beberapa arsitek salah
satunya adalah Charles Jencks untuk mengkritisi arsitektur modern. Hal tersebut
dilakukan dikarenakan arsitek-arsitek ingin memberikan sebuah konsep baru yang
lebih menarik dari arsitektur modern yang mempunyai bentuk-bentuk yang
monoton.(Widi & Prayogi, 2020)
4. Arsitektur Vernakular
Yulianto Sumalyo berpendapat, vernakular adalah bahasa setempat, dalam
arsitektur vernakular adalah bentuk arsitektural yang menerapkan ciriciri budaya
sekitar termasuk dengan material, iklim, dan makna dalam bentuk arsitektural seperti
tata letak denah, struktur, material dan detail detail seperti ornamen, dan lain-lain
(Yulianto Sumalyo, 2001). Paul Oliver dalam Encyclopedia of Vernacular
Architecture of the World berpendapat arsitektur vernakular adalah terdiri dari
rumahrumah rakyat dan bangunan lain, yang terkait dengan konteks lingkungan
mereka dan sumber daya tersedia yang dimiliki atau dibangun, dan menggunakan
teknologi tradisional. Semua bentuk arsitektur vernakular dibangun untuk memenuhi
kebutuhan untuk mengakomodasi nilai-nilai, ekonomi dan cara hidup budaya yang
berkembang.
Amos Rapoport adalah salah satu arsitek yang paling seringkali dijadikan rujukan
oleh para pengkaji vernakular. Sesuai tradisi cara membangunnya, Rapoport pada
buku klasiknya House Form and Culture, membagi bangunan menjadi grand-tradition
(tradisi megah) serta folktradition (tradisi rakyat). Menurutnya kemegahan Istana serta
bangunan keagamaan digolongkan ke pada grand-tradition. Sementara architecture
without architects digolongkan menjadi bangunan folk-tradition (Rapaport, 1969).
Pada pembagian terstruktur mengenai folk-tradition ia menempatkan dua
kelompok: arsitektur primitif dan arsitektur vernakular. Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki tradisi yang sangat beragam. Sebagai akibatnya tradisi
tersebut membentuk sebuah karya-karya bangunan yang memiliki nilai tersendiri bagi
wilayah tersebut. Arsitektur vernakular tradisional mulai ditinggalkan serta arsitektur
vernakular modern mulai berkembang mengikuti zaman yang bisa disebut dengan
nama arsitektur neo vernakular.
Arsitektur Modern Historicism adalah sebuah gaya arsitektur yang berasal dari
periode abad ke-19 yang berkembangan dari gaya klasik tradisional ke gaya yang lebih
pluralisme dan peminatan terhadap kultura dan sejarah. Definisi lebih lanjut dari
arsitektur modern historicism tidak ditemukan dalam hasil pencarian. Namun, kata
kunci yang mungkin relevan adalah:
C. POST MODERNISM
1. Pengertian Postmoedrnisme
Postmodernisme adalah gerakan seni dan budaya yang beragam selama akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, yang diterangkan oleh penyair Ezra Pound dalam
karyanya pada tahun 1934. Kata "post" dalam postmodern artinya "setelah".
Postmodernisme paling mudah dipahami sebagai sebuah pertanyaan tentang ide-ide
dan nilai-nilai yang terkait dengan bentuk yakni yang percaya pada kemajuan dan
inovasi. Modernisme menekankan pemisahan yang jelas antara seni dan budaya
populer, namun postmodernisme sering dikaitkan dengan pluralisme dan pengabaian
gagasan konvensional tentang orisinalitas dan kepengarangan. Postmodernisme tidak
menunjuk pada satu gaya seni atau budaya, tetapi sering dikaitkan dengan pengabaian
gagasan konvensional.
Postmodernisme merupakan reaksi terhadap gerakan modernisme yang dinilai
mengalami kegagalan, yang ditandai oleh adanya rasionalisme, materialisme, dan
kapitalisme yang didukung dengan perkembangan teknologi serta sains. Gejala
postmodernisme yang merambah ke berbagai bidang kehidupan tersebut yang
didalamnya termasuk ilmu pengetahuan merupakan suatu reaksi terhadap gerakan
modernism
D. Arsitektur Deconstructive
Arsitektur merupakan bidang ilmu yang terus berkembang dari masa ke masa
yang terbukti dengan banyaknya paham-paham yang terkait dengan arsitektur. Dari
sekian paham-paham yang ada, Arsitektur Dekonstruksi merupakan paham Arsitektur
yang mengalami pro dan kontra terkait konsepnya yang tidak biasa dan memiliki karakter
yang aneh.
Arsitektur Dekonstruksi (deconstruction) berasal dari gabungan kata “de-“
(menyatakan kebalikan) dan “construction’” (konstruksi, susunan) yang secara sederhana
berarti “memecah ke dalam bagian-bagian” (Mantiri & Makainas, 2011). Dekonstruksi
adalah suatu pendekatan terhadap perancangan bangunan dengan mencoba melihat
arsitektur dari segi fragmentasi (potongan), manipulasi permukaan struktur dan fasade,
serta olahan bentuk-bentuk non-rectilinear. Arsitektur Dekonstruksi lahir dari pengaruh
filsafat Derrida, sehingga disebut sebagai “Dekonstruksi Derridean” dan Arsitektur
Dekonstruksi yang hadir sebagai produk pragmatis dan formal yang disebut sebagai
“Dekonstruksi Non-Derridean”.
Gambr1. Museum Guggenheim Bilbao oleh Frank Gehry, CCTV Headquarters oleh
Rem Koolhaas, Kunsthaus Graz oleh Peter Cook dan Colin Fournier
2. Ciri Khas
• Minimalisme: Dekorasi dan ornamen diminimalisir, dengan fokus pada
kesederhanaan dan kejelasan bentuk.
• Keterbukaan: Ruang-ruang dirancang agar lebih terbuka dan terhubung satu sama
lain, dengan penggunaan partisi yang minimal.
• ntegrasi dengan Alam: Bangunan dirancang untuk menyatu dengan alam, dengan
penggunaan taman, teras, dan jendela besar untuk menghadirkan pemandangan
alam ke dalam ruangan
4. Figur Penting: Beberapa arsitek berpengaruh pada era ini antara lain:
• Mies van der Rohe: Pelopor gaya International Style yang menekankan
penggunaan baja, kaca, dan bentuk-bentuk geometris sederhana.
• Le Corbusier: Mempopulerkan konsep "mesin untuk hidup" yang fokus pada
fungsionalitas ruang.
5. Perkembangan Arsitektur Modern 60-70an
• 1960an: Dekade ini ditandai dengan berkembangnya gaya International Style
secara global. Bangunan-bangunan pencakar langit dari baja dan kaca menjadi
simbol kemajuan dan modernitas.
1970an: Munculnya kritik terhadap gaya International Style yang dianggap terlalu steril dan tidak
memperhatikan lingkungan. Arsitek mulai bereksperimen dengan bentuk-bentuk yang lebih
organik dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi tentang arsitektur, mulai dari Neo-Vernacular hingga Arsitektur Modern 60-70an,
menggambarkan evolusi dan keragaman pendekatan dalam desain bangunan. Arsitektur Neo-
Vernacular memperjuangkan keaslian dan identitas lokal dengan memadukan elemen-elemen
tradisional dan teknologi kontemporer, sebagai respons terhadap globalisasi. Sementara
Arsitektur Modern Historicism merevitalisasi gaya-gaya arsitektur historis dengan bahan dan
teknik modern, tetapi tetap mempertahankan esensi dan estetika masa lalu. Postmodernisme,
di sisi lain, mengeksplorasi keberagaman gaya, material, dan bentuk, dengan menggabungkan
referensi historis, elemen populer, dan ironi dalam desainnya. Arsitektur Dekonstruktif
menantang konvensi dengan penekanan pada ketidaksempurnaan dan fragmentasi dalam
desain, menciptakan bangunan yang menantang pandangan tradisional tentang struktur dan
ruang. Selama tahun 60-an dan 70-an, Arsitektur Modern mengeksplorasi konsep
kesederhanaan, fungsionalitas, dan keterbukaan, dengan desain berbasis pada prinsip-prinsip
geometris dan penggunaan material industri inovatif. Keseluruhan, perkembangan ini
mencerminkan keragaman pendekatan arsitektur dari penekanan pada identitas lokal hingga
eksplorasi bentuk dan konsep baru dalam arsitektur modern.
DAFTAR PUSTAKA
Ashadi. (2019). Arsitek Arsitektur Dekonstruktivis. Jakarta Pusat: Arsitektur UMJ Press.
Dafrina, A. (2015). Arsitektur Dekonstruksi sebagai Karakteristik Desain. Jurnal Arsitekno, 11-
21.
Abdullah, Amin, 2004, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, Pustaka Pelajar, Yogjakarta.
Aginta, Medhy Hidayat, 2008, Panduan Pengantar Untuk Memahami Postrukturalisme dan
Posmodernisme, Jalasutra Post, Yogyakarta.
Ghazali, Abd. Moqsith & Djohan Effendi,2009, Merayakan kebebasan Beragama : Bunga
Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_modern
https://www.rumah.com/panduan-properti/arsitektur-modern-40999