Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“PARADIGMA ARSITEKTUR TROPIS”

DISUSUN OLEH:

TAZKIYAH AULIYAH / F22120048

PRODI S1 TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
karunianya,sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Paradigma Arsitektur
Tropis” yang berfokus pada pembahasan paradigma Re-Inventing Tradition.

Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Arsitektur Tropis juga
menambah wawasan penulis maupun pembaca mengenai penerapan paradigma Re-Inventing
Tradition di salah satu bangunan yang ada.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat di harapkan demi mencapai makalah yang lebih baik.

Palu, 18 Maret 2022

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 4

1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 4

1.3 TUJUAN ................................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

iii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paradigma-paradigma dan karya arsitektur di belahan dunia selalu mengalami


perubahan. Dalam beberapa decade terjadi perubahan prinsip-prinsip dan kecenderungan
arsitektural. Gejala muncul dan tenggelam juga tak dapat di hindari. Perubahan wujud
karya arsitektural tidak terlepas dari paradigma yang terbangun oleh arsitek . Gejala sosial
di luar bidang arsitekturpun turut memprngaruhi pergeseran paradigma. Bangunan adalah
struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara di suatu
tempat. Bangunan juga biasa di sebut dengan rumah dan Gedung, yaitu segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusis dalam
membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam bentuk, ukuran dan fungsi serta
telah mengalami penyesuaian sepanjang sejarah.

“Re-Inventing Tradition” terdiri dari 2 kata yang berbeda yaitu “Re-Inventing” dan
“Tradition”. Jadi Re-Inventing Tradition adalah penggabungan 2 atau lebih suatu budaya
atau elemen menjadi satu bagian yang menciptakan sebuah gaya arsitektur yang unik dan
baru. Dalam makalah ini penulis membahas penerapan paradigma Re-inventing Tradition
pada bangunan yang ada pada bangunan di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud paradigma re-inventing tradition?
2. Bagaimana penerapan paradigma re-inventing tradition pada bangunan di Kota Palu?

1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami paradigma re-inventing tradition dan
penerapannya pada bangunan, terkhusus bangunan yang ada di Kota Palu.

4
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

2.1. Paradigma Re-Inventing Tradition


Paradigm aini Konsep ini diungkapkan oleh Tan Hock Beng dalam menekankan
reinventing tradition dalam desain tropis. Hal penting dari pandangan tropis ini adalah
menghindari homogen dari pengaruh globalisasi dan menjaga kekayaan
tradisilokal.Hal penting dari pandangan tropis ini adalah menghindari homogendari
pengaruh globalisasi dan menjaga kekayaan tradisi lokal. Upaya mengembangkan
arsitektur tradisional ditunjang dengan pemberian strategi atau cara Reinventing
tradition.
Konsep ini diarahkan untuk mencari paradigma baru dengan hibridisasi (dalam
sense yang sama). Dari pembahasan mengenai reinventing tradition diatas dapat
dikatakan bahwa konsep ini memandang perlu adanya menghindari keadaan homogen
dimana tidak terdapat percampuran tradisi lain dalam suatu kawasan kebudayaan,hal
ini akan menjadikan hal hal tradisi tidak dapat dieksplorasi untuk kepentingan bersama.
Berangkat dari hal ini perlu adanya suatu paradigma yang mampu mewadahi
keadaan tradisional yang mungkin dapat dikombinasikan dengan suatu tradisi lain yang
berasal dari kebudayaan yang lain yang mampu dikombinasikan untuk dapat
menghasilkan sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya namun dalam
perkembangannya nilai nilai tradisi tidak dihilangkan sepenuhnya hanya saja akan lebih
condong kekeadaan yang lebih modren dalam pengaplikasian nya.
Re-inventing tradition) Prinsip ditekankan dengan mengakomodasi aspek
vernakular yang dituangkan dengan cara baru. Dapat dilakukan sesuai cara modern
(kondisi lingkungan bangunan serbaguna), prinsip channel tetap memberikan toleransi
cara fisik dan tidak hanya mengarah pada aspek sosisal budaya.saja. cluster ke linier
Prinsip ditekankan dengan mengakomodasi aspek vernakular yang dituangkan dengan
cara baru atau dengan hibridisasi.
Zoning berkarakter kosmologi ke arah fisik bangunan serbaguna banyak massa
ke satu massa karakter tapak yang tertutup ke arah tapak yang memberikan
aksesibilitas. Memiliki kemiripan, tetapi perlu adanya transformasi hierarki secara fisik
dan non fisik sistem konstruksi bentang pendek ke bentang lebar. Tektonika dan ragam

5
hias ke image fungsi bangunan serbaguna Bangunan modern bisa memetaforakan
simbol yang dimiliki arsitektur vernakular dengan cara fisik.
Tradisi dan warisan budaya berkembang dari generasi ke generasi sebagai cara
untuk merayakan dan mengingat masa lalu. Banyak peradaban yang berbeda
mengembangkan masyarakat unik mereka sendiri dengan cita-cita dan prinsip yang
berbeda. Ketika manusia tumbuh lebih terdidik dan maju, cara mereka
mengekspresikan diri semakin maju. Budaya-budaya ini berkembang dalam isolasi
relatif dari pengaruh asing yang menghasilkan kebanggaan nasional yang menyebabkan
banyak perang dan penaklukan yang merasa benar sendiri. Namun, dengan
meningkatnya globalisasi karena kemajuan teknologi yang pesat, masyarakat menjadi
lebih terbuka dan saling berhubungan daripada sebelumnya.
Beberapa orang masih bangga dengan warisan mereka dan ingin melindungi
tradisi yang telah mereka pegang secara turun-temurun. Sebaliknya, beberapa orang
percaya bahwa tradisi adalah entitas yang terus berkembang yang tidak dapat diikat
pada satu momen penciptaan yang berbeda. Koki Italia Massimo Bottura terkenal
dengan hidangan provokatifnya yang awalnya ditolak oleh sesama orang Italia karena
merusak tradisi. Namun, ia telah memodernisasi dapur Italia melalui penggabungan
perspektif kontemporer untuk menonjolkan blok bangunan tradisi.
Tradition-based Tan Hock Beng berpendapat bahwa perlu membangkitkan
ketradisionalan dalam arsitektur tropis asia dan mengusulkan desain berbasis tradisi
untuk menciptakan arsitektur tropis dimana bentuk tradisional merupakan ekspresi dari
inspirasi dan identitas.Reinventing tradition Reinventing tradition adalah sebuah gaya
yang memadukan antara dua budaya sehingga menghasilkan sebuah gabungan
(hibrida).Dengan mengeksplorasi elemen desain dari praktik desain berbasis kerajinan,
tujuan keseluruhan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
mengeksplorasi bagaimana desain berbasis kerajinan mengarah pada makna baru dan
Inovasi Melalui Tradisi

2.2. Penerapan Paradigma Re-Inventing Tradition pada Bangunan


a. Gedung Bidarawasia

Gedung Bidarawasia sangatlah unik paradigma yang ada pada Gedung tersebut
adalah paradigma tradisi. Contoh paradigma dari Gedung tersebut adalah yang
mencolok tedapat di bagian atap Gedung tersebut. Dimana atap Gedung tersebut

6
bernuansa khas tradisi Palu di mana memiliki arti dari sebuah mahkota perempuan
pejuang Sulawesi Tengah yang Bernama Bidarawasia di ambil dari nama salah satu
istri pejuang Kota Palu (Yojokodi / Djojokodi).

Adapun sejarah singkat dari nama Gedung Dharma Wanita Bidarawasia Di kutip
dari Wikipedia: Pada waktu itu Yodjokodi raja ke -8 yang terlahir sebagai anak ketiga
dari Raja Palu ke-6, Lamakaraka. Ia memiliki tiga orang istri yang bernama I Ntodei
(Ratu Kerajaan Sigi), Bidarawasia (adik ipar Radja Maili), dan Jabatjina. Yojokodi
dikaruniai delapan orang anak dari hasil perkawinan dengan Bidarawasia; yaitu Pariusi,
Parampasi (Raja Palu ke-9), Idjazah (Raja Palu ke-10), Sima, Pangia, Djamaro, Yodi,
dan Mutia. Melalui Jabatjina, Yojokodi memiliki seorang putra bernama Palimuri (di
kemudian hari Presiden Sarekat Islam Palu).

7
b. Dinas cipta karya dan sumber daya air, Provinsi Sulawesi Tengah
Gedung ini merupakan salah satu gedung pemerintahan milik provinsi Sulawesi
Tengah,kita dapat mengidentifikasi bahwa gedung ini menggunakan struktur yang berasal dari
rumah tambi,hal ini dapat diliat dari bentuk struktur kolom yang digunakan memiliki bentuk
silinder dan dipasang dengan teknik silang yang pada gedung ini menggunakan material yang
lebih modren dan sistem perkuatan yang sangat baik,yang membedakannya dengan struktur
tradisional sekali lagi adalah dibagian material yang merupakan hasil fabrikasi.sistem struktur
ini juga mampu diaplikasikan dengan keadaan bertingkat untuk menyesuaikan dengan fungsi
bangunan yang merupakan sebuah kantor dinas yang mampu menampung banyak orang.

8
c. Pusat Olahraga Gelora Bumi Kaktus
Penerapan Reinventing Tradition pada bangunan ini dapat diidentifikasi dari adanya
entitas lokal,dalam hal ini bentuk atap pada bagian depan bangunan ini yang merupakan
bentuk salah satu rumah tradisional yang ada di provinsi Sulawesi Tengah,yakni rumah tambi
yang berasal dari daratan kabupaten Poso,pada bagian material yang digunakan berasal dari
material fabrikasi ,dengan tujuan untuk membuatnya lebih efisien dan memiliki ketahanan
teruta terhadap iklim tropis yang ada di kota palu,namun disisi lain entitas tradisional nya
masih dapat dijumpai pada bentuk atapnya yang menyerupai tambi namun dengan sentuhan
material fabrikasi modern.

9
BAB IIIUP
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keberadaan paradigma Reinventing Tradition sangat berpengaruh dalam
perkembangan arsitektur tropis, dimana.banyak dari bangunan, khususnya milik
pemerintahan telah menggunakan paradigma ini pada bangunannya.hal ini bertujuan untuk
tetap melestarikan entitas lokal agar tidak terus tergerus zaman dan akhirnya hilang,namun
sebaliknya ciri khas tradisi lokal mampu beradaptasi dengan perkembangan yang begitu pesat
dengan tidak kehilangan nilainya sebagai kekayaan tradisi lok

10
DAFTAR PUSTAKA

Center, M. (2021, November 1). Sejarah Dibalik pemberian Nama Dua Gedung dibangun
simbol Kebanggan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Dinas Komunikasi,
Informatika, Persandian dan Statistik Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Retrieved
March 18, 2022, from
https://diskominfo.sultengprov.go.id/index.php/2021/01/11/sejarah-dibalik-pemberian-
nama-dua-gedung-dibangun-simbol-kebanggan-pemerintah-provinsi-sulawesi-tengah/

11

Anda mungkin juga menyukai