DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
karunianya,sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Paradigma Arsitektur
Tropis” yang berfokus pada pembahasan paradigma Re-Inventing Tradition.
Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Arsitektur Tropis juga
menambah wawasan penulis maupun pembaca mengenai penerapan paradigma Re-Inventing
Tradition di salah satu bangunan yang ada.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat di harapkan demi mencapai makalah yang lebih baik.
Penulis
ii
Daftar Isi
iii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
“Re-Inventing Tradition” terdiri dari 2 kata yang berbeda yaitu “Re-Inventing” dan
“Tradition”. Jadi Re-Inventing Tradition adalah penggabungan 2 atau lebih suatu budaya
atau elemen menjadi satu bagian yang menciptakan sebuah gaya arsitektur yang unik dan
baru. Dalam makalah ini penulis membahas penerapan paradigma Re-inventing Tradition
pada bangunan yang ada pada bangunan di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui dan memahami paradigma re-inventing tradition dan
penerapannya pada bangunan, terkhusus bangunan yang ada di Kota Palu.
4
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
5
hias ke image fungsi bangunan serbaguna Bangunan modern bisa memetaforakan
simbol yang dimiliki arsitektur vernakular dengan cara fisik.
Tradisi dan warisan budaya berkembang dari generasi ke generasi sebagai cara
untuk merayakan dan mengingat masa lalu. Banyak peradaban yang berbeda
mengembangkan masyarakat unik mereka sendiri dengan cita-cita dan prinsip yang
berbeda. Ketika manusia tumbuh lebih terdidik dan maju, cara mereka
mengekspresikan diri semakin maju. Budaya-budaya ini berkembang dalam isolasi
relatif dari pengaruh asing yang menghasilkan kebanggaan nasional yang menyebabkan
banyak perang dan penaklukan yang merasa benar sendiri. Namun, dengan
meningkatnya globalisasi karena kemajuan teknologi yang pesat, masyarakat menjadi
lebih terbuka dan saling berhubungan daripada sebelumnya.
Beberapa orang masih bangga dengan warisan mereka dan ingin melindungi
tradisi yang telah mereka pegang secara turun-temurun. Sebaliknya, beberapa orang
percaya bahwa tradisi adalah entitas yang terus berkembang yang tidak dapat diikat
pada satu momen penciptaan yang berbeda. Koki Italia Massimo Bottura terkenal
dengan hidangan provokatifnya yang awalnya ditolak oleh sesama orang Italia karena
merusak tradisi. Namun, ia telah memodernisasi dapur Italia melalui penggabungan
perspektif kontemporer untuk menonjolkan blok bangunan tradisi.
Tradition-based Tan Hock Beng berpendapat bahwa perlu membangkitkan
ketradisionalan dalam arsitektur tropis asia dan mengusulkan desain berbasis tradisi
untuk menciptakan arsitektur tropis dimana bentuk tradisional merupakan ekspresi dari
inspirasi dan identitas.Reinventing tradition Reinventing tradition adalah sebuah gaya
yang memadukan antara dua budaya sehingga menghasilkan sebuah gabungan
(hibrida).Dengan mengeksplorasi elemen desain dari praktik desain berbasis kerajinan,
tujuan keseluruhan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan
mengeksplorasi bagaimana desain berbasis kerajinan mengarah pada makna baru dan
Inovasi Melalui Tradisi
Gedung Bidarawasia sangatlah unik paradigma yang ada pada Gedung tersebut
adalah paradigma tradisi. Contoh paradigma dari Gedung tersebut adalah yang
mencolok tedapat di bagian atap Gedung tersebut. Dimana atap Gedung tersebut
6
bernuansa khas tradisi Palu di mana memiliki arti dari sebuah mahkota perempuan
pejuang Sulawesi Tengah yang Bernama Bidarawasia di ambil dari nama salah satu
istri pejuang Kota Palu (Yojokodi / Djojokodi).
Adapun sejarah singkat dari nama Gedung Dharma Wanita Bidarawasia Di kutip
dari Wikipedia: Pada waktu itu Yodjokodi raja ke -8 yang terlahir sebagai anak ketiga
dari Raja Palu ke-6, Lamakaraka. Ia memiliki tiga orang istri yang bernama I Ntodei
(Ratu Kerajaan Sigi), Bidarawasia (adik ipar Radja Maili), dan Jabatjina. Yojokodi
dikaruniai delapan orang anak dari hasil perkawinan dengan Bidarawasia; yaitu Pariusi,
Parampasi (Raja Palu ke-9), Idjazah (Raja Palu ke-10), Sima, Pangia, Djamaro, Yodi,
dan Mutia. Melalui Jabatjina, Yojokodi memiliki seorang putra bernama Palimuri (di
kemudian hari Presiden Sarekat Islam Palu).
7
b. Dinas cipta karya dan sumber daya air, Provinsi Sulawesi Tengah
Gedung ini merupakan salah satu gedung pemerintahan milik provinsi Sulawesi
Tengah,kita dapat mengidentifikasi bahwa gedung ini menggunakan struktur yang berasal dari
rumah tambi,hal ini dapat diliat dari bentuk struktur kolom yang digunakan memiliki bentuk
silinder dan dipasang dengan teknik silang yang pada gedung ini menggunakan material yang
lebih modren dan sistem perkuatan yang sangat baik,yang membedakannya dengan struktur
tradisional sekali lagi adalah dibagian material yang merupakan hasil fabrikasi.sistem struktur
ini juga mampu diaplikasikan dengan keadaan bertingkat untuk menyesuaikan dengan fungsi
bangunan yang merupakan sebuah kantor dinas yang mampu menampung banyak orang.
8
c. Pusat Olahraga Gelora Bumi Kaktus
Penerapan Reinventing Tradition pada bangunan ini dapat diidentifikasi dari adanya
entitas lokal,dalam hal ini bentuk atap pada bagian depan bangunan ini yang merupakan
bentuk salah satu rumah tradisional yang ada di provinsi Sulawesi Tengah,yakni rumah tambi
yang berasal dari daratan kabupaten Poso,pada bagian material yang digunakan berasal dari
material fabrikasi ,dengan tujuan untuk membuatnya lebih efisien dan memiliki ketahanan
teruta terhadap iklim tropis yang ada di kota palu,namun disisi lain entitas tradisional nya
masih dapat dijumpai pada bentuk atapnya yang menyerupai tambi namun dengan sentuhan
material fabrikasi modern.
9
BAB IIIUP
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keberadaan paradigma Reinventing Tradition sangat berpengaruh dalam
perkembangan arsitektur tropis, dimana.banyak dari bangunan, khususnya milik
pemerintahan telah menggunakan paradigma ini pada bangunannya.hal ini bertujuan untuk
tetap melestarikan entitas lokal agar tidak terus tergerus zaman dan akhirnya hilang,namun
sebaliknya ciri khas tradisi lokal mampu beradaptasi dengan perkembangan yang begitu pesat
dengan tidak kehilangan nilainya sebagai kekayaan tradisi lok
10
DAFTAR PUSTAKA
Center, M. (2021, November 1). Sejarah Dibalik pemberian Nama Dua Gedung dibangun
simbol Kebanggan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Dinas Komunikasi,
Informatika, Persandian dan Statistik Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Retrieved
March 18, 2022, from
https://diskominfo.sultengprov.go.id/index.php/2021/01/11/sejarah-dibalik-pemberian-
nama-dua-gedung-dibangun-simbol-kebanggan-pemerintah-provinsi-sulawesi-tengah/
11