Anda di halaman 1dari 4

TEMU ILMIAH IPLBI 2016

Praksis Desain Konservasi melalui Pendekatan Preseden


Historis dan Strategi Desain Rasionalisme dengan Panduan
Konsep Simbiosis: Studi Desain Gedung G.Kolff & Co Jakarta
Fani Yuliarita(1), Susilo Kusdiwanggo(2)

(1)
Mahasiswa Program Sarjana, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara.
(2)
Laboratorium Teori Arsitektur, Jurusan Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara.

Abstrak

Beragam bangunan cagar budaya banyak tersebar di beberapa tempat terutama di lingkungan urban.
Secara teoritis, berbagai proses konservasi juga telah dirintis melalui upaya preservasi, restorasi,
rekonstruksi, adaptasi, maupun revitalisasi. Namun dalam lingkungan praksis desain arsitektur,
masih diperlukan panduan bagaimana mempraktekkan proses konservasi tersebut Tulisan ini
bertujuan memaparkan salah satu pendekatan preseden historis dan strategi desain rasionalisme
dengan panduan konsep simbiosis sebagai upaya implementasi dalam praksis desain konservasi.
Penelitian ini menggunakan dua metode yang berjalan simultan yaitu preseden historis saat di
lapangan dan strategi desain rasionalisme dengan panduan konsep simbiosis ketika di studio. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur preseden historis mampu menjadi arahan dalam riset
konservasi. sementara itu, dalam proses desain (studio) diperlukan prosedur langkah-langkah
strategi desain rasionalisme. Sedangkan konsep simbiosis masih perlu diuji kesahihannya melalui
replikasi riset dan desain preseden pada kasus bangunan cagar budaya lainnya.

Kata-kunci : desain, konservasi, preseden, rasionalisme, simbiosis

Pengantar penyedian buku-buku pendidikan terbesar di


Hindia Belanda. Namun seiring waktu, gedung
Ibu kota Jakarta memiliki beragam bangunan ini mengalami kemunduran dan surut tergerus
bersejarah dan budaya, terutama di Kota Tua. zaman. Pada akhir tahun 2015 bangunan ini
Saat ini bangunan bersejarah tersebut banyak telah dihancurkan.
mengalami pelapukan, tidak berpenghuni, tidak
terawat, dan terbengkalai yang pada akhirya Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI
menjadikan bangunan tersebut hancur secara Jakarta Nomor 36 Tahun 2014 tentang Rencana
perlahan. Melihat permasalahan tersebut peme- Induk Kawasan Kota Tua pada Pasal 21, menya-
rintah Jakarta bersama dengan pihak swasta takan bahwa, “pembangunan dan penyisipan
dan stakeholders, merasa perlu melakukan revi- bangunan baru dimungkinkan untuk mendorong
talisasi Kota Tua Jakarta demi menjaga keber- upaya revitalisasi, pelestarian dan pemanfaatan
langsungan signifikansi budaya kota. bangunan cagar budaya di Kota Tua serta
desain bangunan baru harus merespon terhadap
Dari sekian banyak bangunan cagar budaya, sa- nilai historis, estetika, sosial dan budaya melalui
lah satunya adalah gedung G Kolff & Co. secara pemahaman dan studi terhadap karakter dan
historis, bangunan ini berdiri sebagai peru- kualitas lingkungan sehingga sesuai dengan
sahaan toko buku pertama di Batavia pada konteks kawasan”.
tahun 1848. Gedung ini dibangun oleh Noman
dan Kolff. Perusahaan ini mengalami masa keja- Bagaimana bertindak, memahami, dan memak-
yaannya pada tahun 1930 ketika Ratu Belanda nai tentang berbagai macam benda cagar bu-
memberikan hak eksklusif (koninklijke) menjadi daya yang pelik telah tertuang dalam beragam

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | I 185


Praksis Desain Konservasi melalui Pendekatan Preseden Historis dan Strategi Desain Rasionalisme dengan Panduan Konsep Simbiosis

dokumen asing maupun lokal, seperti Burra delapan rincian epistimologi, yaitu knowledge,
Charter (1979), Nara Document on Authenticity methods, procedure, truth, beauty, meaning,
(1994), juga Undang-Undang RI No 11 tahun assumptions, dan design strategy. Dalam para-
2010. Namun bagi sebagian masyarakat digma rasionalisme, knowledge bersifat logis.
primordial Nusantara, mereka memahaminya Pengetahuan diwujudkan dalam wujud preseden.
dalam bentuk yang lebih lugas, (1) bentuk Metode rasionalisme merupakan pembenaran
(sosok) lama dalam wadah (konteks) yang juga dari argumentasi yang masuk akal melalui
lama, (2) sosok lama dalam konteks yang baru, perbandingan terhadap preseden yang logis.
(3) spirit lama dalam konteks yang lama, atau- Prosedur yang dijalankan adalah membangun
pun (4) spirit lama dalam konteks yang baru. konsensus melalui negosiasi. Proses ini meru-
Kata kuncinya adalah subyek pusaka hadir pakan hasil atas dasar implikasi dari kebenaran
sebagai sosok (entity) dan spirit (intrinsic value) yang terbukti dengan sendirinya. Kebenaran
dalam wadah atau konteks lama atau baru. (truth) diperoleh dari upaya penarikan kesim-
Pemikiran ini demikian dinamis, tidak terlalu pulan secara deduktif yang telah melewati
kaku menempatkan benda pusaka dalam serangkaian ujicoba dan sesuai dengan premis-
konstelasi yang selalu tua dan lusuh tanpa boleh premis yang bisa diterima. Keindahan (beauty)
ada tindakan apapun ibarat benda pajangan bersifat absolut yang dilahirkan dari bentuk.
dietalase kaca yang hanya bisa dilihat saja. Makna (meaning) bersifat permanen dan tidak
dapat diubah. Asumsi-asumsi yang dibangun
Berdasarkan teladan (precedent) proses desain adalah kita hidup di dunia statik yang absolut.
Wakayama Museum of Modern Art, Kurokawa Pengalaman kita dapat berulang kembali. Stra-
melihat bahwa konservasi dan/atau preservasi tegi desain yang digunakan, yaitu membangun
bisa hadir dalam entitas baru namun dengan sistem dan mengorganisasikan penyelesaian
nilai intrinsik yang lama. Kurokawa membawa masalah (problem solving). Strategi desain di
semangat tersebut dari paham metabolisme ke atas terkait dengan bagaimana mengoperasio-
simbiosis melalui kendaraan eklektik (sinker- nalisasikan paradigma rasionalisme melalui
tisme) (kusdiwanggo, 2001). pendekatan preseden historis dalam praksis
perancangan arsitektur (studio).
Preseden arsitektur fokus pada cara berpikir
yang menekankan apa yang pada dasarnya Sementara itu simbiosis dapat dipahami dalam
sama, bukan yang berbeda. Preseden bukan dua cara, yaitu (1) diachronicity of time dan (2)
repitisi atau membangkitkan gaya lama baik synchronicity of space. Diachronicity of time
sebagian atau keseluruhan. Preseden meng- merupakan simbiosis dari periode waktu yang
identifikasi pola dan tema sebelumnya yang berbeda. Metabolisme dibawa dari bidang ilmu
berpeluang membantu bentuk arsitektur pada biologi yang mengacu pada proses dan peru-
generasi selanjutnya. Preseden dalam desain bahan yang terjadi pada saat hidup. Nama
meninjau keberadaan desain masa lalu guna metabolisme dipilih untuk mengekspresikan
memberikan prinsip-prinsip solutif sebagai dasar bahwa aktivitas arsitektur tidak akan membeku
penalaran dalam situasi desain saat ini. Kata dan stagnan, melainkan sebagai suatu proses,
kunci preseden adalah teknik transformasi, yaitu yang melibatkan masa silam ke masa sekarang;
aktivitas mengkodekan/pengindeksan unsur- berikut masa sekarang ke masa depan. Cara lain
unsur yang digunakan oleh bangunan referensi, untuk mengekspresikan proses evolusi dari
kemudian mengubah kodefikasi tersebut sede- masa silam ke masa sekarang ke masa yang
mikian rupa dengan masih tetap memperta- akan datang, disebut sebagai simbiosis dari tiga
hanan referensi aslinya untuk menghasilkan perlintasan periode waktu. Sedangkan synchro-
makna baru. (Harms, 1982; Oxman, 1996; Clark nicity of space merupakan suatu cara untuk
& Pause, 2005). merasakan spirit yang sama terhadap kebu-
Dalam koridor paradigmatik, preseden termasuk dayaan yang berbeda-beda. Syncretism baru ha-
ranah rasionalisme (Downing & Gribou, 1993). rus berdasarkan pada prinsip kesamaan jarak
Basis filosofi rasionalisme dapat dikenali dalam antara tiap-tiap budaya yang terdapat di dunia.
I 186 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Fani Yuliarita
Synchronicity menggantikan pergerakan interna- Metode
tionalism ke bentuk interculturalism. (kusdi-
wanggo, 2010). Penelitian ini merujuk pada paradigma rasio-
nalisme. Prosedur preseden historis yang dila-
Ruang dan waktu harus didekonstruksikan dan kukan berbeda dengan proses desainnya. Pro-
diartikulasikan sedemikian rupa. Pedekon- sedur preseden historis dilakukan dalam tiga
truksian waktu bertujuan untuk merekon- tahap secara bertingkat, yaitu (1) memeriksa
struksinya, dalam cara baru yang disebut kontekstualitas rencana perkotaan khususnya
symbiosis of history, yaitu antara waktu se- pada Kota Tua Jakarta, (2) memeriksa sifat-sifat
karang dan yang akan datang. Dalam konteks khas bangunan monumental yang ditemukan di
ruang, masing-masing perbedaan budaya di- sekitar lingkungan G Kolff & Co, dan (3) fokus
jadikan sebagai suatu free floating units, pada tema preseden sebagai cara membangun
sehingga akan memudahkan untuk dirakit dan konsep untuk makna atau simbolisasi lembaga
dikelompokkan ke dalam berbagai kebudayaan atau organisasi tertentu.
yang berbeda dalam berbagai variasi bentuk.
Kata kuncinya yaitu; growth, change, accretion, Proses desain (studio) menggunakan pen-
metabolization, dan exchange. Dari prinsip- dekatan strategi desain preseden dengan kon-
prinsip metabolisme tersebut, Kurokawa menu- sep simbiosis, yaitu dengan memanfaatkan
runkannya menjadi beberapa prinsip simbosis bagian per bagian bangunan referensi (kode-
dalam desain, antara lain; the symbiosis of fikasi/pengindeksan), (2) mengembangkan tata
interior and exterior, the symbiosis of history cara perakitan antar bagian (negosiasi), dan (3)
and the present, dan the symbiosis of man and permutasi dan kombinasi antar bagian tersebut
technology. (transformasi). Konsep simbiosis dijadikan seba-
gai rujukan bagaimana menjalankan strategi
Kehadiran bangunan-bangunan cagar budaya desain preseden tersebut.
yang tersebar di berbagai lingkungan urban
memerlukan keseriusan pelestarian. Secara Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis,
faktual, banyak bangunan cagar budaya ter- yaitu data primer dan sekunder. Data primer di-
sebut mengalami kemunduran. Diperlukan peroleh langsung dari lapangan melalui obser-
usaha-usaha pelestarian, yaitu upaya dinamis vasi dengan alat bantu, seperti kamera, alat tulis
untuk mempertahankan keberadaan Cagar Bu- dan alat ukur. Data sekunder diperoleh melalui
daya dan nilainya dengan cara melindungi, me- studi literatur, jurnal, artikel dan dokumen lain
ngembangkan, dan memanfaatkannya. Bebe- yang berhubungan dengan bangunan G Kolff &
rapa upaya pelestarian atau proses konservasi Co. Data dianalisis secara simultan. Prosedur
yang dikenal antara lain adalah pemugaran, preseden historis diterapkan dalam mengolah
revitalisasi, adaptasi, preservasi, restorasi, mau- data lapangan. Sedangkan, strategi desain pre-
pun rekonstruksi. Semua yang tersebut meru- seden dilakukan ketika menjalani proses studio.
pakan upaya pelestarian dalam lingkup teoritis,
bagaimana upaya praksis desain yang men- Analisis dan Interpretasi
dukung upaya-upaya tersebut? Dengan ber-
Prinsip simbiosis pada proses desain ini meru-
sandar pada batasan desain, bagaimana sebe-
pakan turunan kedua yang terperinci ke dalam
narnya implementasi paradigma rasionalisme
beberapa subkonsep, yaitu asymmetry, sym-
dengan pendekatan preseden dan konsep
biosis of history, symbiosis with nature, inter-
simbiosis dalam upaya-upaya konservasi dan/
mediary space, fragmentation of historical
atau preservasi bangunan lama tersebut? Mam-
symbol, pattern, device and symbol, dan invisi-
pukah paradigma, pendekatan, dan konsep
ble tradition.
tersebut menjadi kendaraan desain? Melalui
simulasi desain, penelitian ini membahas trans- Subkonsep asymmetry, yaitu memaknai dua hal
formasi bentuk bangunan referensi untuk dite- berbeda tetapi saling melengkapi diterapkan
rapkan pada bangunan baru. pada konektivitas antara bangunan eksisting

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 | I 187


Praksis Desain Konservasi melalui Pendekatan Preseden Historis dan Strategi Desain Rasionalisme dengan Panduan Konsep Simbiosis

(referensi) dengan bangunan baru (trans- arahan dalam riset konservasi. Dalam proses
formasi). Subkonsep symbiosis of history desain (studio) prosedur preseden historis masih
dihadirkan melalui gubahan massa bangunan harus dirinci lebih detail kedalam langkah-
geometris pada bangunan referensi (eksisting). langkah strategi desain rasionalisme. Konsep
Nilai sejarah pada bangunan exisiting tetap simbiosis mendukung upaya langkah-langkah
dihadirkan melalui bentuk persegi panjang. strategi desain tersebut. Sejauh mana ke-
Semetara itu, bentuk massa bangunan trans- andalan konsep simbiosis ini perlu diuji ke-
formasi menjadi antitesis dari bangunan esksi- sahihannya melalui replikasi riset dan desain
tingnya. Oleh karena itu bangunan baru memiliki preseden kasus bangunan cagar budaya lainnya.
prinsip asimetris. Bentuk asimetris ini meru-
pakan respon terhadap lingkungan disekitar ta- Daftar Pustaka
pak dan bentuk lahan tapak yang berada di
Clark, Roger H & Pause, Michael. (2005). Precedents
sudut persimpangan dan berdekatan langsung
in Architecture: Analytic Diagrams, Formative Ideas,
dengan jalur utama. Bentuk asimetris pada and Partis. 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc.
bangunan transformasi merupakan subkonsep Davis, Douglas. (1990). The Museum Transformed:
symbiosis with nature. Design and Culture in the Post-Pompidou Age. NY:
Abbeville Press Inc, Pp. 98,100-103.
Downing, Frances & Gribou, Julius. (1993). Begining
Relasi antara bangunan eksisting dan baru
Again in Proceeding of the ACSA/EAAE Conference,
dihubungkan dengan subkonsep intermediary Prague. NY & DC: Aassociation of Collegiate Schools
space, yaitu elemen penghubung terhadap dua of Architecture.
elemen yang berbeda. Kedua bangunan memiliki Harms, Martin. (1982). Historic Precedent in the
Studio: Projects for Venice in JAE, Vol. 35, No. 2,
fungsi yang berbeda. Intermediary space hadir
(Winter, 1982), pp. 29-32.
sebagai zona netral antara kedua bangunan Kurokawa, Kisho. (1988). Rediscovering Japanese
tersebut. Subkonsep fragmentation of historical Space. New York & Tokyo: John Weatherhill Inc,
symbol didalami pada unsur dan bentuk yang Kurokawa, Kisho. (1991). Intercultural Architecture:
terdapat pada bangunan existing yang kemu- The Philosophy of Symbiosis. Academy Group Ltd &
Kisho Kurokawa.
dian ditransformasikan pada bangunan baru Kurokawa, Kisho. (1993). New Wave Japanese
menjadi suatu simbol yang mampu meng- Architecture. NY: Academic Editions and Ernst &
ekspresikan semangat baru yang tetap SOHN, ST Martin’s Press.
menghormati unsur bangunan lama. Kurokawa, Kisho. (1997). Each One a Hero: The
Philosophy of Symbiosis. Tokyo-New York-London:
Kodansha International Ltd.
Beberepa penambahan atribut dan ragam hias Kusdiwanggo, Susilo. (2001). Filosofi dan Metode
pada bangunan eksisting dilakukan dengan sub- Desain Kisho Kurokawa. Jakarta: Unpublished
konsep pattern, device and symbol. Subkonsep Meyhofer & Jodidio P. (1994). Contemporary Japanese
ini memberikan arahan penerapan beberapa Architect vol.2. Taschen
Oxman, Rivka E., (1996). Case-Based Design support:
bentuk elemen baru dengan semangat lama di Supporting Architectural Compotition Through
beberapa titik pada bangunan eksisting. Sub- Precedent Libraries in Journal of Architectural and
konsep invisible tradition dihadirkan melalui Planning Research, Vol. 13, No. 3, (Autumn, 1996),
penggunaan arcade sebagai langgam Dutch pp. 242-255.
Pearman, Hugh. (1998). Contemporary World
Closed pada bangunan transformasi (baru). Architecture. London: Phaidon Press Limited. p. 56
Termasuk juga penggunaan menara sebagai tra- Ross, Michael Franklin. (1978). Beyond Metabolism:
disi budaya arsitektur bangunan sejenis di The New Japanese Architecture. Architectural Re-
sekitar tapak. cord Book. NY: McGraw-Hill Publication.

Kesimpulan

Konservasi tidak melulu hadir melalui sosok


wujud lama, tetapi bisa juga hadir dalam sosok
baru yang merepresentasikan semangat intrinsic
value dan signifikansi budaya masa lampau.
Prosedur preseden historis mampu menjadi
I 188 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Anda mungkin juga menyukai