Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya arsitektur sebagai unsur budaya yang memiliki nilai estetika yang dapat
dinikmati secara obyektif dan subyektif bagi semua kalangan. Adapun masalah yang
dihadapi dalam arsitektur ialah perancangan yang mana tidak hanya diselesaikan oleh
teknologi bangunan dan pendekatan terhadap manusia itu sendiri. Namun ada sebuah
metode dalam menyelesaikan. Salah satu metode yang berpengaruh dalam proses
perancangan ialah konsep. Konsep merupakan dasar untuk mengembangkan sebuah
rancangan, maka dari itu sebelum membuat rancangan maka perlu dirumuskan terlebih
dahulu konsepnya. Konsep dapat menjadi dasar bagi arahan perancangan untuk mencapai
hasil akhir yang baik dan optimal. Konsep menjadi landasan untuk mengarahkan
bagaimana bangunan dibentuk dan diolah, dan memberikan arah dan batasan-batasan
dalam perencanaan dan perancangan arsitektur. Suatu bangunan pada tahap tertentu
memiliki kompleksitas yang tinggi dan merupakan gabungan dari berbagai pemecahan
permasalahan. Untuk itu suatu bangunan mengandung (tidak ada/tidak mungkin hanya
konsep tunggal) lebih dari satu konsep karena kompleksitas dan sintesis dari berbagai hal
yang rumit tersebut

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari konsep esensi dalam arsitektur
2. Bagaimana contoh bangunan yang menerapkan konsep esensi dalam arsitektur

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep esensi dalam arsitektur
2. Agar dapat memahami penerapan konsep esensi pada sebuah bangunan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Esensi Dalam Arsitektur

Konsep Esensi (Hakikat) adalah konsep yang memperhatikan di luar kebutuhan-


kebutuhan program menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang lebih rumit
menjadi keterangan-keterangan gamblang yang ringkas. Hakikat mengandung
pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan intrinsik dari benda yang
dianalisis. Suatu pernyataan tentang hakikat sesuatu juga dapat merupakan hasil
penemuan dan identifikasi akar-akar suatu pokok persoalan.

a) Menurut Para Ahli

1. Louis khan

Para perancang telah mengembangkan beberapa metoda untuk mencari hakikat


suatu proyek dan untuk mengubah menjadi pernyataan konsep. Pencarian tersebut ialah
untuk mengidentifikasi gagasan-gagasan yang menyikat bersama sama berbagai bagaian
bangunan dan seperti dikemukakan kahn yang memungkinkan perancangan mengatasi
keadaan setiap proyek dan melaksana apa yang benar benar penting. Suatu metode
pragmatis untuk mengidentifikasi hakikat suatu adalah menganalisa program dan
mengidentifikasi suatu hirarki persoalan untuk proyek tersebut. Menurut asumsi, hal – hal
yang terpentinglah yang paling hakiki, pencaharian dapat menganalisis program atau
dapat merupakan analisis grapis yang mediagramkan di dalam proyek tersebut dengan
cara yang berbeda beda.

Menempatkan tekanan pada hakikat dan akan adalah bertentangan dengan sesuatu
pendekatan filsafat utama lain pada kreativitas dan arsitektur yang terkenal dalam abad
ini. Filsafat ini didasarkan atas gagasan bahwa tiap masing masing harus memberi
sumbangan pembaharu yang arsitek mulai dari Frank Lloyd Wright sampai Eero Saarinen
telah menilai keyakinan ini,seperti juga Walter Gropius,sebagai salah satu pendiri
Bauhaus. Kesediaan umum untuk menggunakan preseden historis pada akhir ini lain dari
pada sumber sumber ahli semata-mata mendapat penghormatan sejak munculnya Kahn
sebagain pemberi bentuk dalam tahun 1960-an.kahn tampa malu-malu mengidentifikasi
arssitektur romawi kuno dan karya Le Corbusier sebagai ilham-ilham utamanya.sekalipun
tidak selanjutnya jujur tentang sumber-sumber mutakhirnya,kahn dengan rendah hati
mengemukakan, ketika tengah merancang perpustakaan di phillips Eaeter Academy,
bahwa Hugh Students’ Medical School Library di Harvard adalah sebuah perpustakaan
yang sangat bagus.”Suatu perbandinga antara denah- denah dan ruang-ruang interior
menunjukkan kesamaan yang luar biasa. Perantannya dalam keberhasilan bangunan
bangunan ini,dekorasi adalah unsur yang penting sekali dalam suatu arsitektur yang
dikagumi masyarakat umum.

2. Eero Saarine

Jenis lain yang dicari para arsitek ialah hakikat yang dapat mereka ekpresikan
dalam rancangan bangunan. Eero Saarine menafsirkan tentang konsepnya di terminal
TWA di pelabuhan udara Internasional kennedy menjadi ekspresi gerakan dan wisata
sebagai gagasan pokok yang dapat mempersatukan seluruh proyek.

3. Lars Lerup

Berbeda dengan renungan-renungan falsafi tentang hakikat dan ekspresi, suatu


metode pragmatis dan diagramatis lain guna menemukan hakikat-hakikat telah
dikemukakan oleh Lars Lerup. Tekniknya menggabungkan analogi dan hakikat. Dengan
adanya suatu masalah disain khusus untuk dipecahkan, ia mulai dengan mengidentifikasi
tempat-tempat termasyhur yang mempunyai karakterisistik-karakteristik yang cocok
dengan masalah perancangannya. Maka dipilih gambar-gambar dari beberapa tempat
termansyur, dan masing-masing diharapkan setidak-tidaknya memiliki satu aspek, yang
akan dapat sangat diharapkan dalam pemecahannya sendiri. Kemudian, Lerup
menganalisa setiap gambar dalam serangkain langkah. pertama digambarkan kembli
citranya, kalau depersiapkan untuk memunculkan karakteristiknya-karakteristiknya yang
menonjol. Karakteristik karasteristik tersebut selanjutnya diabstraksikan menjadi
hipotesis tentang pelajaran perancangan penting yang harus dipelajari dari rancangan asli.
Hipotesis itu digabungkan dengan lain lain yang disaring dari foto lain,kumpulan
hipotesis lalu digunakan untuk memfokus dan mengarahkan sintesis dan disain usul yang
sesungguhnya.

Lambang adalah suatu sub perangkat kategori hakikat. Lambang mengandung arti
bahwa hakikat dapat digolongkan dalam bentuk bentuk spesifik dan citra – citra yang
dapat dimengerti masyarakat.Mengapakah dalam keadaan bagaimanapun,setiap orang
akan berusaha untuk menggunakan disain sebuah bangunan untuk melambangkan hal
yang tidak penting,menentukan atau hakikik Lambang dalam arsitektur adalah citra yang
menimbulkan tanggapan otomatis pada seperangkat dorongan,yang biasanya tampak. Jadi
lambang ada hubungannya dengan harapan. Banyak tipe bangunan tersebut dapat menjadi
tempat untuk suatu kegiatan dan citra yang melambangkan kegiatan itu.

B. Bangunan Yang Menerapkan Konsep Esensi

1. Tree House karya Malan Vorster Architecture InteriorDesign Cape Town, South
Africa.

Penerapan unsur alam dapat diaplikasikan melalui penggunaan material alam dan
replika bentuk- bentuk alam melalui desain, pola ornamen maupun finishing interior.
Desain biophilic memperjelas keberadaan tempat manusia dalam alam dan menggunakan
lingkungan buatan untuk memelihara, membangkitkan dan meningkatkan interaksi
fisiologis dan psikologis manusia dengan alam. Esensi dari desain biophilic ini adalah
untuk menciptakan ruangan yang didalamnya terjalin interaksi dengan alam yang
merupakan kebutuhan dasar manusia.

Desain bangunan rumah dengan konsep Biophilic.


(sumber: https://www.casaindonesia.com)

2. Library Phillips Exeter Academy

Pada tahun 1965 Louis Kahn ditugaskan oleh Phillips Exeter Academy untuk
merancang sebuah perpustakaan untuk sekolah. Orang memasuki perpustakaan alun-
alun 111'x111 'dari lantai dasar dan dapat langsung merasakan hubungan daerah
referensi, meja sirkulasi, dan tumpukan buku. Kahn menemukan aspek ini menjadi
penting sehingga pengunjung dapat dengan mudah memahami rencana bangunan atas
pintu masuk mereka.

Library phillips exeter academy, Louis kahn.


http://www.archdaily.com

Keindahan dalam arsitektur lantai pertama, adalah apa yang memberi Exeter
Perpustakaan ketenaran. lantai utama ini mencapai tinggi 70 kaki dan dalam cahaya alami
dari clerestory di bagian atas ruang ini dan dari hamparan besar kaca di utara dan barat
sisi. Dari ruang persegi, pengunjung dapat melihat bookstacks logam dan pembaca, tujuh
tingkat di atas melalui lubang-lubang besar ditusuk dengan sempurna ke dalam dinding,
hampir menyentuh di sudut-sudut di mana dinding ancang-ancang.
Library phillips exeter academy, Louis kahn.
http://www.archdaily.com

Bangunan ini fungsional dan memenuhi kebutuhan pembaca pertama sementara


masih berdiri sebagai struktur yang inovatif dalam dirinya sendiri.Perpustakaan ini masuk
dalam bangunan yang memiliki hakekat- hakekat arsitektur karena pada saat orang
memasuki perpustakaan dari lantai dasar dapat langsung merasakan hubungan daerah
referensi, meja sirkulasi, dan tumpukan buku. Kahn menemukan aspek ini menjadi
penting sehingga pengunjung dapat dengan mudah memahami rencana bangunan atas
pintu masuk mereka. Konsep ini diterima karena memungkinkan pustakawan untuk
menjadi lebih dekat dengan bookstacks dan pembaca, sehingga pengunjung tidak akan
bingung ketika masuk ke perpustakaan ini. Desain ini menjelaskan suatu yang rumit
menjadi mudah dimengerti.

3. Restoran Aruna Resort Tejaprana Tegalalang Ubud, Bali

Esensi arsitektur restoran Aruna adalah arsitektur terbuka (ke sekitar, ke atas)
dengan material alami (bambu, alang-alang, batu, air) yang membentuk keharmonisan-
keselarasan alam setempat sesusai filosofi Manik Ring Cucupu. Keterbukaan ke arah
langit (penguasa alam semesta) membentuk relasi harmonis dengan Tuhan, sehingga
secara keseluruhan arsitektur restoran Aruna membentuk relasi harmonis-seimbang
antara manusia-alam- Tuhan (keseimbangan kosmos) sesuai filosofi Tri Hita Karana.
Gambar Arsitektur Restoran Aruna

4. e VanDusen Botanical Garden Visitor Centre

VanDusen Botanical Garden Visitor Centre adalah bangunan hijau yang mengalir
memadukan ke landscape sekitarnya di Vancover, Kanada. Dirancang oleh arsitek
Perkins dan Will, struktur bergelombang yang berlokasi di tengah-tengah semak tinggi
dan tanaman hijau subur, dan membawa keseimbangan yang harmonis antara arsitektur
modern dan alam. Dari dinding beton yang menabrak tanahnya, atap hijau, dan bangunan
LEED Platinum juga mendalami strategi green building yang akan membantu
tercapainya net-zero energy.

Gambar VanDusen Botanical Garden Visitor Centre


Sumber : http://inhabitat.com/vandusen-botanical-centre-to-be-canadas-first-living- building/

5. Mandala Agung Puri Ahimsa di Desa Mambal – Bali

Posisi bangunan pada area tengah terkait fungsinya untuk berdiskusi (konsep Tri
Angga). Esensinya untuk relasi antar manusia-manusia dan manusia-alam, sehingga
tercipta lingkungan serasi manusia-alam-Tuhan dalam tapak Puri Ahimsa (nilai Tri Hita
Karana). Perbedaan Mandala Agung dari wantilan adalah pada bentuk atap kerucutnya,
namun serupa pada bahan atap, keterbukaan, rangka bangunan dan peninggian lantai,
sehingga karakter Budaya Bali masih terasa. Bentuk kerucutnya mengikuti konsep
tumpeng Budaya Bali, simbol terima kasih kepada Alam (nilai Manik Ring Cecupu),
fungsinya untuk diskusi membentuk relasi manusia-manusia, terbuka ke sekeliling
membentuk relasi manusia-alam, bukaan sky-light membentuk relasi manusia-Tuhan.
Konsep Tri Angga berupa kepala (sky-light, atap) - badan (dinding terbuka) - kaki (lantai
tinggi).

Gambar Mandala Agung Puri Ahimsa di Desa Mambal – Bali

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Arsitektur sebagai sebuah bidang profesi, banyak berhubungan dengan beberapa


isu penting dalam kehidupan masyarakat saat ini, misalnya seperti pengeksplorasian
cara-cara baru dalam berkehidupan, penelitian terhadap teknologi-teknologi dan
material baru dan meyakinkan bahwa apa yang dibangun oleh si arsitek telah
berkelanjutan terhadap lingkungan. Tetapi berbicara secara umum tentang profesi
arsitektur, ia mencakup bagaimana merancang sesuatu yang dapat digunakan dengan
baik oleh manusia namun tidak lupa juga tetap diindah dipandang secara visual.

Teori perencanan dan perancangan harus mutlak dipahami oleh seorang arsitek,
dari berbagai teori hampir keseluruhan sangat penting dan berguna dalam menghasilkan
bangunan berarsitektur. Contohnya materi hakikat arsitektur yang sudah dijelaskan teori
ini sangat berperan dalam kita melakukan perencanaan dan perancangan bangunan
semuanya mempunyai ciri yang berbeda yang berperan penting dalam ciri khas suatu
karya arsitektur. Karena pada sesungguhnya pekerjaan arsitek adalah suatu yang
diharapkan bisa memecahkan suatu masalah dalam lingkugan kecil (keluarga) hingga ke
lingkungan yang lebih meluas (daerah, negara).

B. Saran

Dengan kita mempelajari dan memahami teori perencanaan dan perancangan ini,
sangat membantu kita untuk menghasilkan suatu karya arsitektur karena teori teori yang
ada di dalamnya nyata dan diambil dari arsitek arsitek atau seniman terkenal di seluruh
dunia sehingga kita bisa banyak dapat pelajaran dari desain desain mereka.
DAFTAR PUSTAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/John_C._Portman_Jr.

https://localwiki.org/sf/Hyatt_Regency_San_Francisco

https://en.wikipedia.org/wiki/Hyatt_Regency_San_Francisco http://www.archdaily.com

http://www.archdaily.com/66828/ad-classics-twa-terminal-eero- saarinen
Ekomadyo, Agus S., (2019). Teori Desain Arsitektur. Bandung: Penerbit ITB
Koentjaraningrat (2015). Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Peters, JH., Wardana, Wisnu (2013). Tri Hita Karan – The Spirit of Bali. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai