A. KONSEP
Dalam menggambarkan penyelidikan tentang konsep, para perancang biasanya menggunakan 6 sinonim:
gagasan arsitektur, tema, gagasan superorganisasi, parti dan esquisse dan terjemahan harfiah.
1. Gagasan arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi sebagai arsitektur formal (spt; siang hari,
ruang, urutan ruang, integarasi struktur dan bentuk, dan sitting dalam lansekap.) Soal arsitektonis secara spesifik
digunakan sebagai dasar perancang dalam pengambilan keputusan. Tiap bagian memiliki pengaruh dalam
pandangan umum.
2. Tema merupakan suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek. contoh:
karya Charles Moore, Kimbel Art, Gallery Louis I Khan di Fort Worth, Texas, memakai cahaya sebagai tema.
3. Gagasan superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris umum atau hierarki yang harus
diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam proyek yang bertujuan memberi cukup struktur bagi pola sedemikian
rupa sehingga masing-masing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan masing-masing yang secara
keseluruhan masih menunjang perancangan.
4. Parti (skema) dan esquisse (sketsa) adalah produk menurut konsep dan grafik dalam suatu proyek diharapkan
dikembangkan suatu konsep dan sketsa pendahuluan dari konfiurasi bangunan.
5. Terjemahan harfiah yaitu gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu konsep dan diagram yang dapat
dijadikan rencana sederhana untuk suatu proyek. (Lorabee Bernes) jadi konsep harus dapat diekspresikan dalam
jenis sketsa. Diagram asli agaknya benar-benar dapat dilihat dan diidentifikasikan dalam bangunan yang telah
selesai.
Konsep adalah antitesis dari wawasan-wawasan yang sama sekali belum dianggap tepat. Suatu konsep
harus mengandung kelayakan; yang mungkin menunjang maksud-maksud daru cita-cita pokok suatu proyek
dengan memperhatikan karakteristik-karakterisitik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari tiap proyek.
Macam-Macam Konsep dalam Arsitektur
1. Konsep Analogi
Kesatuan konsep menggabungkan elemen-elemen menandai satu baik ambisius dan elusive. Arsitek
menawarkan essay atau skenario yang menggabungkan faktor-faktor penting dan ide-ide yang mempengaruhi
solusi. Bangunan merupakan penggabungan konsep-konsep. Arsitektur merupakan pemecahan isu-isu
individual. Pemecahan masalah untuk seorang arsitek meminimalisasikan permintaan-permintaan. The
Conceptual skenario memperluas pernyataan. konsep diubah menjadi kesimpulan. The conceptual scenario
dapat digunakan untuk mengidentifikasikan ide-ide penting dan masalah-masalah yang disimpulkan menjadi
suatu pernyataan. Konseptual skenario merupakan produk proses evolusi.
2. Konsep Metafora
Metafora mengidentifikasi hubungan diantara benda-benda dimana hubungan-hubungan yang terjadi lebih
bersifat abstrak. Dalam hal ini metafora menggunakan kata-kata "seperti" atau "bagaikan" untuk melukiskan
hubungan tersebut.
3. Konsep Esensi
Konsep tidak hanya memperhatikan fungsi dari seluruh aktivitas dalam bangunan, tetapi konsep dapat
dikembangkan menjadi suatu melalui pendekatan secara pragmatis.
Dewasa ini, pemahaman terhadap arsitektur di masyarakat semakin meningkat. Semakin banyak fasadafasada bangunan yang tampil 'persona' dengan 'bahasa' arsitekturnya masing-masing. Hal ini menunjukkan
semakin banyak orang yang tertarik dan mengikuti perkembangan serta tren arsitektur.
Hal ini sangat positif guna mendukung perkembangan desain arsitektur termasuk didalamnya desain fasada.
Dengan dilandasi pengertian dan pemahaman desain yang lebih mendalam tentu akan dihasilkan tingkat
kepuasan lebih tinggi, baik berupa kesenangan terhadap bentuk maupun berupa kenyamanan, efektivitas, dan
efisiensi yang tepat guna.
Wujud Fasada
Pada dasarnya fasada atau wajah bangunan tidak didesain dengan sekadar konsep 'menghias' tampak depan
dengan bentuk, warna, atau material, melainkan juga merupakan wujud yang 'terbentuk' oleh desain tapak dan
bangunan secara keseluruhan.
Dengan demikian keberadaan elemen bangunan dan elemen arsitektur yang umum terdapat di dalam fasada
seperti pintu, jendela, area entrance, permainan warna, dan material merupakan hasil dari sebuah kebutuhan dan
pilihan dalam desain, bukan sebuah standar estetika ataupun fungsional.
Seiring dengan berjalannya waktu, fasada tidak lagi melulu diterjemahkan dengan penampilan sebuah pintu
di tengah bidang fasada beratap pelana segi tiga, dengan jendela-jendela yang berjajar simetris disisi-sisinya,
dan membentuk sebuah bidang solid yang biasa di sebut 'wajah' bangunan.
Harmonisasi dari gugusan ruang dan massa yang tampak tidak beraturan, area pintu masuk (entrance) yang
disembunyikan, jendela yang tidak tampak berupa kaca kotak berbingkai kayu, atau bahkan munculnya kulit
bangunan baru yang menutupi seluruh wujud asli bangunan, semuanya dapat muncul sebagai bagian dari
fasada.
Dalam hal ini bangunan mulai tampil lebih berani dan ekspresif dalam menampilkan identitasnya, sekaligus
tampak lebih 'jujur' dalam gubahan desainnya.
Fungsi dan Preferensi
Seperti halnya dengan konsep perencanaan desain produk lainnya, desain fasada pada dasarnya merupakan
sebuah respons dari berbagai kebutuhan, sesuai dengan preferensi yang telah ditentukan, yang biasanya bersifat
individual. Arsitek Budi Pradono yang terkenal dengan arsitektur secondary skin-nya, mengatakan bahwa
wujud karya-karyanya "dilapisi" oleh material atau bentuk lain sebagai kulit kedua, bukan semata-mata konsep
estetika untuk menunjang tampilan bangunan.
Wujud akhir karya-karyanya merupakan respons terhadap kondisi iklim, lingkungan setempat, atau respons
terhadap kebutuhan penggunanya sendiri. Aspek fleksibilitas merupakan esensi utama pada desain kulit
keduanya, termasuk pada bagian fasada.
Berbagai kulit dapat ditampilkan, seperti misalnya kulit yang berlubang-lubang untuk 'pernafasan'
bangunan tropis, kulit yang berkarakter kuat untuk tampil sculptural, kulit yang bersahaja untuk tampil selaras
dengan lingkungan, atau kulit yang bisa dibuka-tutup sesuai kebutuhan.
Arsitek Houtman Lumban Gaol mempunyai pendapat sendiri terhadap fasada yang menjadi kesan pertama
dalam suatu desain arsitektur. Wujud dan jiwa desain yang terekam dalam fasada bangunan hendaknya dapat
menjadi identitas bagi setiap desainer atau arsiteknya. Keunikan dan keberagaman yang sering bersifat sangat
personal dapat menjadi ciri khas sekaligus identitas desain, yang tidak hanya dapat menjadi keistimewaan bagi
desainnya, tetapi juga bagi desainernya.
Fasada sebagai 'kulit' bangunan atau fasada sebagai 'jiwa' bangunan, keduanya merupakan bagian dari
penerapan fasada dalam perkembangan desain dan tren arsitektur.
Seluruhnya memunculkan keberagaman wajah bangunan sehingga menunjang kegairahan berarsitektur secara
progresif. Fasada seperti halnya dengan 'wajah' seseorang, mungkin memang bukan hal yang paling utama
dalam sebuah desain, tetapi didalamnya jelas terkandung kepentingan desain yang esensial dan sangat bernilai.
2. Arsitektur Minimalis
Istilah minimalis sebagai satu konsep atau gaya dalam rancangan rumah tinggal tengah marak digunakan di
masyarakat kita, khususnya sejak sekitar tahun 1990-an. Sekalipun konsep dasar minimalis ini telah muncul
akibat revolsi industri dan kebangkitan paham modernisme dalam sejarah arsitektur dan berkembang sejak
tahun
1920-an
setelah
kelahiran
gaya
arsitektur International
Style yang
mengusung
tema functionalism (fungsinal), clarity (kejelasan) dan simplicity (kesederhanaan). Satu gerakan penolakan
terhadap peniruan dan pengulangan bentuk-bentuk lama serta penggunaan ornamentasi masa klasik yang
dipandang berlebihan, non struktural dan sekadar tambahan yang sebenarnya tidak memberi makna apa-apa
dalam arsitektur. Di lain pihak menyuarakan kenyataan kemajuan teknologi dalam proses rancangan, konstruksi
dan struktur bangunan yang memberi kemudahan, akurasi dan efisiensi.
Pada hakikatnya gaya arsitektur modern diawal perkembangannya adalah merupakan konsep tersendiri.
Sejalan dengan penyebarannya di seluruh dunia dan pengaruk kemajuan baik teknologi, budaya yang lebih
maka terjadilah pengembangan-pengembangan yang lebih daripada konsep modern seperti lahirnya konsep
arsitektur postmodern, maksimalis dan Minimalis .
Postmodern adalah konsep arsitektur yang memadukan seni, ilmu pengetahuan, krajinan dan teknologi.
Bangunan post modern dipandang lebih plural, dan beranekaragam dari konsep pendahulunya yaitu modern.
Beberapa contoh bangunan postmodern tingkat dunia adalah Stadion Nasional Sarang Burung Cina.
Atau di Negara kita kadang istilah pos modern juga dipakai untuk istilah konsep arsitektur klasik modern,
arsitektur modern etnik, arsitektur tradisional modern, arsitektur bali modern, dan sebagainya. Atau disebut
jugadengan istilah modern kontemporer.
Adapun arsitektur minimalis juga merupakan pengembangan dari konsep modern.Sehingga para asritek
sering menamakan konsep minimalis sebagai turunan dari arsitektur modern. Untuk memahami arsitektur
minimalis kita bisa membandingkan dengan gaya arsitektur lain yaitu arsitektur maksimalis.