PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia telah mengenal bangunan multi fungsi (mixed-use building) sejak tahun
1960. Perkembangan bangunan multi fungsi di Indonesia dipengaruhi oleh tidak teraturnya tata
ruang sehingga memerlukan alternatif untuk memperbaiki tata ruang yaitu dikembangkannya
bangunan yang berkonsep mixed-use building.
Dengan dasar pemikiran diatas maka perancangan fisik bangunan berupa “multifungsi
(mixed-use building) di kota Kendari dengan Pendekatan Green Architecture” diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan akan fasilitas akomodasi dan Pariwisata dimana dalam rancangan
bangunannya selain memberikan rasa nyaman dan aman dalam bangunan juga dapat memberikan
solusi yang baik bagi permasalahan global warming untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di
masa akan datang. perbaikan kualitas udara indoor, dan Mengurangi dampak lingkungan, misalnya,
berkurangnya penahan air run off dan efek rumah kaca.
B. RUMUSAN MASALAH
Pada rumusan masalah ini nantinya akan dibahas dan dicari solusinya. Pemecahan masalah
disesuaikan dengan kuantitas masalah. Berikut merupakan rumusan masalah, diantaranya:
Adapun tujuan dalam penulisan ini bagaimana merancang bangunan multi fungsi (mixed-use
building) dengan pendekatan konsep arsitektur hijau (Green arsitekture )
BAB II
PEMBAHASAN
A. Batasan teknis
1. Lokasi tanah
Lokasi yang dipilih untuk merancang bangunan mixed use berada di kecamatan kadia,
kadia adalah salah satu kecamatan / camat yang ada di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Melalui kantor kecamatan ini, warga dapat mengurus berbagai bentuk perizinan.
Beberapa perizinan yang sering dibuat terkait dengan penerbitan izin usaha mikro kecil
(IUMK), rekomendasi surat pengantar SKCK, surar keterangan domisili, surat izin menutup
jalan untuk pembangunan atau acara, pengesahaan surat keterangan miskin, dispensasi nikah,
rekomendasi dan pengesahaan permohonan cerai, belum nikah, dan nikah. Surat-surat lainnya
yang dapat diurus terkait perizinan tertentu seperti surat eksplorasi air tanah, penggalian mata
air, surat perubahan penggunaan tanah, waris, hingga wakaf. Ada banyak fungsi dan tugas lain
dari kantor kecamatan, segera kunjungi kantor kecamatan terdekat ini untuk informasi
layanan-layanan lainnya.
2. Luas tanah
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
B. Batasan perancangan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Negara Indonesia telah mengenal bangunan multi fungsi (mixed-use building) sejak tahun 1960.
Perkembangan bangunan multi fungsi di Indonesia dipengaruhi oleh tidak teraturnya tata ruang
sehingga memerlukan alternatif untuk memperbaiki tata ruang yaitu dikembangkannya bangunan
yang berkonsep mixed-use building.
Arsitektur hijau merupakan suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk
meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur hijau berkelanjutan, elemen-elemen yang terdapat
didalamnya adalah lansekap, interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya.