Anda di halaman 1dari 22

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 5

STUDY LITERATUR
HIGH RISE BUILDING

Nama / Npm
Khaerul Lukman/ 20171210026

Dosen
Ir. Rahy R. Sukardi, M. T

Universitas Kebangsaan Republik Indonesia


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Kebangsaan Republik Indonesia
STUDI LITERATIUR

Studi Literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-
sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga
sangat familiar dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian yang akan dijalankan,
tentunya seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti.
Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam presentasi yang besar bahwa penelitian tersebut akan
gagal.
Sumber-sumber yang diteliti pun tidak boleh sembarangan. Sebab tidak semua hasil penelitian
bisa dijadikan acuan. 
Beberapa yang umum dan layak digunakan adalah buku-buku karya pengarang terpercaya (lebih
disarankan karya akademisi), jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi, dan hasil-hasil penelitian
mahasiswa dalam berbagai bentuk misalnya skripsi, tesis, disertasi, laporan praktikum, dan
sebagainya. 

S. Perancangan Arsitektur 5
STUDI LITERATIUR MENURUT PARA AHLI

1. M. NAZIR

Menurut M. Nazir dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian mengemukakan bahwa
yang dimaksud dengan: Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan
laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. 
Kemudian menurut Nazir (1998 : 112) studi kepustakaan merupakan langkah yang penting
dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam
pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan
yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah,
hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet,
koran dll). 

S. Perancangan Arsitektur 5
STUDI LITERATIUR MENURUT PARA AHLI

2. DANIAL DAN WARSIAH

Menurut Danial dan Warsiah (2009:80), Studi Literatur adalah merupakan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang berkaitan
dengan masalah dan tujuan penelitian. 

3. J. SUPRANTO
Sementara menurut J. Supranto seperti yang dikutip Ruslan dalam bukunya metode
Penelitian Public Relations dan Komunikasi, bahwa studi kepustakaan adalah dilakukan
mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan
bahan bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan (Ruslan, 2008:31)

S. Perancangan Arsitektur 5
STUDI LITERATIUR HIGH RISE BUILDING
Pengertian dari high rise building yaitu bangunan gedung yang memiliki struktur tinggi.
Biasanya bangunan ini digunakan untuk hunian apartemen, selain itu juga digunakan sebagai
gedung yang difungsikan untuk perkantoran. Namun baru bisa dikatakan sebagai bangunan
tinggi apabila memenuhi beberapa karakteristik, sehingga bukan karena tinggi saja lalu bisa
dikatakan sebagai high rise building.
Meskipun pengertian dari high rise building adalah bangunan tinggi, namun hanya bangunan
yang memiliki ketinggian minimal 23 meter sajalah yang masuk dalam karakteristik bangunan
tinggi. Bangunan pencakar langit ini menjadi ideal karena terdapat lift di dalamnya, selain itu
juga dilengkapi dengan struktur bangunan yang kuat dan kokoh.
Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonsia merupakan salah satu negara yang memiliki
rangkaian gunung api teraktif di dunia. Selain itu wilayah Indonesia juga bertepatan dengan
pertemuan tiga lempeng bumi. Oleh sebab itu, Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi
bencana alam seperti gempa bumi ataupun letusan gunung api. Sehingga memiliki struktur
bangunan yang kokoh dan kuat adalah sebuah keharusan dari bangunan gedung.
. S. Perancangan Arsitektur 5
STUDI LITERATIUR HIGH RISE BUILDING
Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
mengenai tolok ukur keandalan sebuah bangunan gedung haruslah meliputi empat aspek yaitu
keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Semakin tinggi sebuah bangunan tentu
saja akan semakin memiliki risiko yang bisa mengancam keselamatan penghuni gedung, jika
tidak dilakukan pemeriksaan serta pengawasan secara berkala.
Pengawasan dan pemeriksaan tersebut dilakukan oleh tim pengkaji teknis untuk melakukan
penilaian apakah bangunan tersebut sudah laik fungsi. Jika bangunan gedung sudah laik fungsi
maka bisa dibuktikan dengan adanya kepemilikan Sertifikat Laik Fungsi atau biasa dikenal
dengan SLF. SLF akan diterbitkan oleh pemerintah daerah setempat yang terkait.

S. Perancangan Arsitektur 5
KAREKTERISTIK DARI BANGUNAN TINGGI

1. Ketinggian Bangunan

Sebuah gedung dapat dikatakan sebagai bangunan tinggi atau high rise building apabila
memiliki tinggi minimal 23 meter. Setara dengan bangunan gedung yang memiliki 6 lantai
menjulang ke atas. Bangunan-bangunan dengan tinggi minimal 23 meter ini, sudah banyak
didirikan di kota-kota besar termasuk di beberapa wilayah Indonesia.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bangunan tinggi ini biasanya digunakan untuk
berbagai kepentingan. Salah satunya sebagai kepentingan bisnis yang bangunan tersebut
difungsikan untuk hunian apartemen, hotel, hingga gedung perkantoran.

2. Struktur Bangunan

Penggunaan struktur bangunan yang kokoh dan sesuai dengan aturan yang berlaku dapat
meminimalisir kecelakaan saat gedung dioperasikan. Sehingga bangunan dapat dengan kuat
menahan beban dan tidak mudah roboh. Terdapat 3 macam struktur bangunan yang biasa
digunakan pada high rise building yakni flat slab, bearing wall system, dan open frame.
Flat slab merupakan struktur bangunan dari pelat beton yang dijadikan sebagai tempat
menancapkan kerangka pada sebuah bangunan gedung. Bearing wall system merupakan
sistem struktur yang memakai dinding sebagai tempat untuk menumpu beban sebuah
bangunan. Open frame adalah sebuah struktur yang menggabungkan balok dengan kolom, yang
kemudian akan membentuk sambungan yang dapat menahan beban bangunan.
S. Perancangan Arsitektur 5
KAREKTERISTIK DARI BANGUNAN TINGGI

3. Luas Lantai

Karakteristik dari bangunan tinggi atau high rise building selanjutnya ialah dilihat dari luas
lantainya. Sebuah bangunan dapat dikatakan sebagai high rise building bila memiliki minimal
luas lantai 750 meter persegi hingga 1500 meter persegi. Lahan yang luas diperlukan dalam
pembangunan high rise building ini, agar mengimbangi tinggi dari gedung tersebut.

4. Memiliki Sistem Aerodinamika

Untuk bangunan tinggi diperlukan sistem aerodinamika yang baik, bertujuan agar high rise
building tersebut tahan akan terpaan angin dan tahan akan gempa bumi. Pengertian dari sistem
aerodinamika sendiri adalah salah satu cabang dinamika yang berkaitan dengan pergerakan
udara, khususnya pada saat udara tersebut berinteraksi dengan benda padat.
Jadi apabila sebuah bangunan tinggi dilengkapi dengan sistem aerodinamika yang baik, maka
bangunan akan tahan terhadap getaran akibat gempa bumi. Selain itu juga akan tahan akan
terpaan angin, walaupun memiliki bangunan yang tinggi.

S. Perancangan Arsitektur 5
KAREKTERISTIK DARI BANGUNAN TINGGI

5. Solusi dari Keterbatasan Lahan

Dibangunnya high rise building termasuk mengatasi keterbatasan lahan pada wilayah
perkotaan. Seiring berjalannya waktu, setiap tahunnya daerah perkotaan mengalami
peningkatan penduduk. Sehingga banyak lahan yang digunakan untuk membangun perumahan
untuk hunian masyarakat. Oleh sebab itu, semakin lama lahan yang tersisa semakin terbatas.
Dengan adanya high rise building ini dapat mengatasi keterbatasan lahan tersebut. Karena
bangunan ini dibangun tinggi keatas, sehingga akan menghemat lahan yang digunakan.
Misalnya saja dengan adanya bangunan apartemen, maka masyarakat akan memanfaatkan
bangunan tersebut sebagai hunian untuk menghemat penggunaan lahan.

6. Memiliki Bentuk Bangunan Lurus ke Atas

Berkaitan dengan solusi untuk mengatasi permasalahan lahan yang terbatas, disebabkan high
rise building ini memiliki bentuk bangunan yang lurus ke atas. Sehingga tidak akan memakan
banyak lahan untuk mendirikan bangunan ini. Ada juga beberapa bangunan tinggi yang didesain
secara unik, namun telah diperhitungkan secara matang sehingga tidak membahayakan
penghuninya.

S. Perancangan Arsitektur 5
KAREKTERISTIK DARI BANGUNAN TINGGI

7. Memiliki Kebutuhan Energi yang Besar

Bangunan yang menjulang tinggi tentu saja akan membutuhkan energi yang besar. Oleh sebab
itu, high rise building ini memiliki kebutuhan energi yang besar. Apalagi banyak bangunan tinggi
ini digunakan sebagai apartemen maupun perkantoran, sehingga sudah dipastikan bahwa
memerluka pasokan energi listrik yang besar.

8. Nilai Arsitektur Tinggi

High rise buiding tidak hanya berfokus pada fungsinya saja, namun juga dibangun dengan
menerapkan nilai estetik di dalamnya. Banyak contoh bangunan tinggi memiliki arsitektur yang
indah dan memukau. Desain megah dan mewah yang dimiliki gedung pencakar langit ini, tentu
saja memiliki nilai yang tinggi dalam dunia arsitektur.

9. Memiliki Risiko Tinggi

Dibangunnya bangunan tinggi ini tentu saja juga memiliki risiko yang tinggi. Apabila tidak
dibangun sesuai dengan perhitungan yang tepat serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
maka risiko robohnya bangunan tersebut akan semakin tinggi. Diperlukan pondasi yang kuat
untuk mendirikan bangunan yang menjulang tinggi tersebut.

S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

1. Sistem struktur Gedung bertingkat Rangka Bracing


2. Sistem struktur rangka kaku
3. Sistem bingkai dinding Wall Frame (sistem ganda)
4. Sistem Dinding Geser
5. Sistem struktur Gedung Bertingkat Core and outrigger
6. Sistem struktur Gedung Bertingkat Infilled frame
7. Flat plate and flat slab structural system
8. Sistem Gedung Bertingkat struktur tabung

S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

1. Sistem struktur Gedung bertingkat Rangka Bracing

•Bingkai yang diperkuat adalah rangka vertikal


kantilever penahan lateral yang memuat sebagian besar
rangka diagonal yang bersama-sama dengan balok
utama, membentuk “web/Jaring” dari rangka vertikal,
dengan kolom yang bertindak sebagai “chord”.
•Anggota bracing menghilangkan lengkungan pada
balok dan kolom.
•Digunakan dalam konstruksi baja
•Sistem ini cocok untuk bangunan bertingkat di kisaran
ketinggian rendah hingga menengah.
•efisien dan ekonomis untuk meningkatkan kekakuan
lateral dan ketahanan sistem rangka kaku.
•Sistem ini memungkinkan penggunaan anggota yang
ramping di sebuah gedung.
•Keuntungan luar biasa dari bracing frame adalah, dapat
berulang di atas ketinggian bangunan dengan ekonomi
yang jelas dalam desain dan fabrikasi.
•Namun, konstruksi ini mungkin menghambat
perencanaan internal dan lokasi pintu dan jendela. Itu
sebabnya harus digabungkan secara internal bersama
dengan garis dinding dan partisi.
S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

2. Sistem struktur rangka kaku (Rigid Frame)

•Dalam struktur rangka yang kaku, balok dan kolom dibangun


secara monolitik untuk menahan momen yang dikenakan
karena beban.
•Kekakuan lateral dari suatu rangka yang kaku tergantung pada
kekakuan lentur dari kolom, balok utama dan sambungan pada
bidang
•Sangat cocok untuk bangunan beton bertulang.
•Ini dapat digunakan dalam konstruksi baja juga, tetapi koneksi
akan mahal.
•Salah satu kelebihan dari frame yang kaku adalah
kemungkinan perencanaan dan pemasangan jendela karena
pengaturan persegi panjang yang terbuka. Anggota sistem
rangka kaku menahan momen lentur, gaya geser, dan beban
aksial.
•20 hingga 25 gedung bertingkat dapat dibangun
menggunakan sistem rangka kaku.
•Keuntungan dari kerangka yang kaku termasuk kemudahan
konstruksi, pekerja dapat mempelajari keterampilan konstruksi
dengan mudah, membangun dengan cepat, dan dapat
dirancang secara ekonomis.
Bentang balok maksimum adalah 12,2 m dan balok bentang
yang lebih besar akan mengalami defleksi lateral.
•Kerugiannya adalah bobot diri ditantang oleh aksi dari frame
yang kaku.
•Burj Al Khalifa yang merupakan struktur tertinggi di dunia S. Perancangan Arsitektur 5
dibangun menggunakan sistem rangka kaku.
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

3. Sistem bingkai dinding Wall Frame (sistem


ganda)

•Ini terdiri dari dinding dan bingkai yang berinteraksi


secara horizontal untuk menyediakan sistem yang
lebih kuat dan lebih kaku.
•Dinding biasanya padat (tidak berlubang oleh
bukaan) dan mereka dapat ditemukan di sekitar
tangga, lift shaft, dan / atau di sekeliling bangunan.
•Dinding mungkin memiliki efek positif pada kinerja
bingkai seperti dengan mencegah runtuhnya lantai
yang lunak.
•Sistem rangka dinding yang cocok untuk bangunan
dengan jumlah lantai berkisar antara 40-60 lantai
yang lebih besar dari pada rangka geser atau rangka
kaku secara terpisah.
•Bingkai bresing dan rangka kaku baja memberikan
keuntungan serupa dari interaksi horizontal.

S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

4. Sistem Dinding Geser (Shear Wall)

•Ini adalah dinding vertikal kontinu yang dibangun dari


beton bertulang atau dinding pasangan bata.
•Dinding geser menahan beban gravitasi dan lateral, dan
berfungsi sebagai balok kantilever dalam yang sempit.
•Umumnya, dibangun sebagai inti bangunan
•Sangat cocok untuk menguatkan bangunan tinggi baik
beton bertulang atau struktur baja. Ini karena dinding
geser memiliki kekakuan dan kekuatan bidang yang
besar.
•Sistem dinding geser cocok untuk bangunan hotel dan
perumahan di mana perencanaan lantai-demi-lantai
memungkinkan dinding menjadi kontinu secara vertikal.
•Ini dapat berfungsi sebagai isolator akustik dan api
yang sangat baik antara kamar dan apartemen.
sistem struktur dinding geser dapat ekonomis hingga
struktur bangunan 35 lantai.
•Dinding geser tidak perlu simetris dalam rencana,
tetapi simetri lebih disukai untuk menghindari efek
puntir.

S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

5. Sistem struktur Gedung Bertingkat Core and


outrigger

•Outrigger adalah struktur horizontal kaku yang


dirancang untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan
•Menghubungkan inti atau tulang belakang dengan
kolom luar yang berjarak dekat.
•Inti pusat mengandung dinding geser atau bingkai
yang diperkuat.
•Sistem cadik berfungsi dengan mengikat bersama dua
sistem struktural (sistem inti dan sistem perimeter), dan
membuat bangunan berperilaku hampir seperti
kantilever komposit.
•Outriggers berupa dinding dalam bangunan beton
bertulang dan rangka baja.
•Sistem cadik multilevel dapat menyediakan hingga
lima kali hambatan saat sistem cadik tunggal.
•Secara praktis, sistem Outrigger digunakan untuk
bangunan hingga 70 lantai. Meskipun demikian, ini
dapat digunakan untuk bangunan yang lebih tinggi
•Sistem outrigger tidak hanya menurunkan deformasi
bangunan yang dihasilkan dari momen terbalik, tetapi
juga efisiensi yang lebih besar dicapai dalam kekuatan
penahan. S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

6. Sistem struktur Gedung


Bertingkat Infilled frame

•Sistem struktur rangka terisi terdiri dari


kerangka balok dan kolom yang sebagian
isinya diisi dengan pasangan bata, beton
bertulang, atau dinding balok.
•Dinding pengisi dapat berupa bagian-
ketinggian atau sepenuhnya mengisi
bingkai.
•Dinding mungkin atau mungkin tidak
terhubung ke bekisting.
•Ketat dan kekuatan dinding yang baik
dalam perencanaan mencegah
pembengkokan balok dan kolom di bawah
beban horizontal. Akibatnya, kinerja
struktural bingkai akan ditingkatkan.
•Selama gempa bumi, struts kompresi
diagonal terbentuk di infill sehingga struktur
berperilaku lebih seperti Braced Frame
daripada Moment Frame.
•sistem ini dapat membangun hingga 30
gedung bertingkat.
S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

7. Flat plate and flat slab structural system

•Sistem ini terdiri dari lempengan (flat atau


plat) yang terhubung ke kolom (tanpa
menggunakan balok).
•plat datar adalah sistem framing beton
bertulang dua arah yang memanfaatkan
pelat dengan ketebalan seragam, bentuk
struktural paling sederhana.
•Flat slab adalah sistem struktural dua arah
yang diperkuat yang mencakup panel
jatuhkan atau modal kolom pada kolom
untuk menahan beban yang lebih berat dan
dengan demikian memungkinkan bentang
yang lebih panjang.
•Resistensi lateral tergantung pada
kekakuan lentur komponen dan koneksinya,
dengan pelat sesuai dengan gelagar rangka
kaku.
•Cocok untuk membangun hingga 25 lantai.

S. Perancangan Arsitektur 5
STRUKTUR BANGUNAN TINGGI

8. Sistem Gedung Bertingkat struktur tabung

•Sistem struktur gedung bertingkat ini terdiri dari kolom


eksterior dan balok yang menciptakan bingkai kaku, dan bagian
interior dari sistem yang merupakan kerangka sederhana yang
dirancang untuk mendukung beban gravitasi.
•Bangunan itu berperilaku seperti tabung kosong yang setara.
Ini secara substansial ekonomis dan membutuhkan setengah
dari bahan yang diperlukan untuk konstruksi bangunan
berbingkai biasa.
•Beban lateral ditangkal oleh berbagai koneksi, kaku atau semi
kaku, ditambah jika perlu dengan menguatkan dan elemen
rangka.
•Ini digunakan untuk pembangunan gedung hingga 60 lantai.
•Jenis-jenis sistem struktur tabung meliputi sistem tabung
berbingkai (gbr.9), sistem tabung truss (gbr.10), sistem tabung
bundel (gbr.11), dan sistem tabung dalam tabung (gbr.12).
•Sistem tabung trussed terbentuk ketika bracing eksternal
ditambahkan untuk membuat struktur lebih kaku. Tipe struktur
ini cocok untuk membangun hingga 100 lantai.
•Sistem tabung bundel terdiri dari tabung yang terhubung dan
menahan beban yang sangat besar.
•Sistem tabung-dalam-tabung (inti lambung) diperoleh, jika inti
ditempatkan di dalam struktur rangka tabung. S. Perancangan Arsitektur 5
CONTOH HIGH RISE BUILDING MENGGUNAKAN STRUKTUR RANGKA BRACING

John Hancock Center, beralamat di 875 North Michigan Avenue, 


Streeterville, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, adalah sebuah pencakar
langit 100 lantai dengan tinggi 344 m[6] yang dibangun di bawah
pengawasan Skidmore, Owings and Merrill bersama kepala desainer 
Bruce Graham dan insinyur struktur Fazlur Khan. Saat pembangunannya
rampung pada 6 Mei 1968, John Hancock Center adalah bangunan
tertinggi di dunia di luar New York City. Gedung ini sekarang merupakan 
bangunan tertinggi ke-4 di Chicago dan tertinggi ke-6 di Amerika Serikat
 setelah Willis Tower, Empire State Building, Bank of America Tower, 
Trump Tower Chicago, dan Aon Center. Jika diukur hingga puncak menara
antenanya, tinggi bangunan ini mencapai 1.506 kaki (459 m). John
Hancock Center menjadi tempat berdirinya sejumlah perkantoran, restoran,
dan 700 kondominium. Gedung ini memiliki fasilitas penghunian tertinggi
ketiga di dunia setelah Trump Tower (juga di Chicago) dan Burj Khalifa (di
Dubai). Nama gedung berasal dari 
John Hancock Mutual Life Insurance Company, perusahaan pengembang
dan penyewa asli gedung ini.

Strukturnya terdiri dari sistem tubular yang memperkuat bangunan


melawan angin dan gempa bumi. Cross-bracing yang terkenal di eksterior
memberikan keamanan terhadap gerakan horizontal sambil membuka
interior bangunan dengan ruang lantai yangS.lebih tidak terganggu.
Perancangan Arsitektur 5
DAFTAR PUSTAKA

https://eticon.co.id/high-rise-building/
https://www.builder.id/jstrukstur-gedung-bertingkat-tinggi/

S. Perancangan Arsitektur 5
TERIMAKASIH

S. Perancangan Arsitektur 5

Anda mungkin juga menyukai