Anda di halaman 1dari 15

Perancangan pemukiman

“RANGKUMAN MATERI”

ABDILLAH AL KHAIR
F 221 20 128

UNIVERSITAS TADULAKO
TEKNIK ARSITEKTUR
Pengertian dan dasar-dasar perencanaan perumahan dan permukiman
sistem perumahan
Pengertian dan dasar-dasar perencanaan perumahan dan permukiman
Outline Tempat tinggal dari aspek historis Hierarki Maslow
Berbagai pengertian yang terkait perumahan dan permukimanKriterian
pengembangan kawasan perumahan dan permukimanPengembangan wilayah
dan pemanfaatan ruang
Tujuan Instruksional Mahasiswa dapat mengetahui berbagai teori, analisis
persayaratan dasar dan teknis serta desain perencanaan kawasan fungsi
permukiman beserta fasilitas-fasilitas pendukung lingkungannya
Tempat Tinggal = tempat bernaung dan berlindung dari berbagai kondisi alam
yang tidak menguntungkanKondisi alam: fisik alami dan hayati/biologisFisik
alami: panas matahari, hujan, hawa dingin, lHayati/biologis: gangguan hewan
(serangga,binatang buas).
empat Tinggal – historis
Tempat tinggal manusia prasejarah: gua, pohon besar, di tengah hutan, di tepi
rawa, dll

Tempat Tinggal – historis


Mulai mengenal bahan bangunan (bebatuan, kayu, dsb)
Tempat Tinggal – historis
Mampu merekayasa→mengembangkan bentuk bangunan (dari yang sederhana
sampai ke bentuk bangunan modern bertingkat tinggi)
Tempat Tinggal – historis
Rumah = produk terpenting yang dihasilkan manusia dalam usaha mereka untuk
memajukan peradaban
Tempat Tinggal- Segitiga Maslow
Rumah=tempat tinggal=kebutuhan dasar (basic need)Rumah: bangunan gedung
yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan
keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi
pemiliknyaSegitiga Maslow
Hierarki Maslow
Hierarki MaslowJenjang pertama: kebutuhan fisiologis (Physiological
needs),Merupakan kebutuhan yang paling dasar manusia agar dapat tetap
hidup.Meliputi makanan, air, serta udara untuk pernapasan.Di samping itu secara
sederhana ia juga sudah membutuhkan tempat atau ruang berlindung beristirahat
serta tidur.
Hierarki MaslowJenjang kedua : kebutuhan akan rasa aman (safety
needs)merupakan kebutuhan yang tinggi tingkatannya setelah kebutuhan yang
paling mendasar telah terpenuhi,bukan saja untuk memenuhi kebutuhan agar
sekedar bisa tidur tetapi akan merasa aman dan terlindungi bila berada
didalamnya.Misal:kebutuhan akan kekuatan kontruksi bahan bangunan rumah
serta cara-cara pembangunannya
Hierarki MaslowJenjang ketiga: kebutuhan akan hubungan sosial (social
needs)Pada tingkatan ini manusia membutuhkan pengakuan akan pemiliknya,
yang berarti bahwa manusia membutuhkan kontrak sosial dalam
lingkungannya.Pada tingkatan ini dibutuhkan lingkungan perumahan sebagai
satu kesatuan yang dapat ditemu kenali dengan adanya aktifitas lingkungan, tata
letak rumah, bentuk rumah, pola tata ruang, serta perlengkapan-perlengkapan
lingkungan lainnya.
Hierarki MaslowJenjang ke empat: kebutuhan penghargaan atas diri sendiri
(self-esteem or ego needs)setiap manusia membutuhkan pengakuan atas
dirinya,Rumah kemudian juga akan dibentuk berdasarkan adat serta budaya
masyarakatnya.Seorang akan merasa perlu memiliki rumah yang corak lain
dengan yang umumnya dimiliki oleh kelompok, sesuai dengan status dan
kedudukannya.
Hierarki Maslow Jenjang ke lima: aktualisasi diri (self- actualization
needs),merupakan tingkat kebutuhan yang tertinggi dari manusia.Rumah tidak
hanya untuk tempat tinggal, tetapi sudah menjadi suatu kebanggaan
penghuninya.Rumah dituntut dapat memberikan kepuasan pribadi yang
menunjukkan status sosial, kekayaan,kekuasaan, serta selera
penghuninya.Seorang akan merasa terpuaskan apabila dapat memiliki rumah
yang berpenampilan lebih atau berbeda.Aspek keindahan juga menjadi
kebutuhan yang akan memberikan kepuasan pada pemiliknya.
PerumahanApa itu perumahan??
Perumahan?Permukiman?
konsep dan pengertianPermukiman (human settlement): Tempat (ruang) untuk
hidup dan berkehidupan bagi kelompok manusia (Doxiadis, 1971)Perumahan
(housing): Tempat (ruang) dengan fungsi dominan untuk tempat tinggal
konsep dan pengertianPerumahan: kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah
yang layak huni.Kawasan permukiman: bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

konsep dan pengertianLingkungan hunian: bagian dari kawasan permukiman


yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman.Permukiman: bagian dari
lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang
kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
konsep dan pengertianPenyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman:
kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk
di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu
konsep dan pengertianKawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait padanya dan batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu.Sub
Kawasan adalah bagian dari suatu kawasan dengan fungsi tertentu, yang
selanjutnya dibagi menjadi blok besar, blok, dan sub blok.Lingkungan adalah
bagian wilayah kota yang merupakan kesatuan ruang untuk suatu kehidupan dan
penghidupan tertentu dalam suatu sistem pengembangan kabupaten/ kota secara
keseluruhan.Blok adalah bidang tanah yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh
rencana jalan lingkungan atau sejenisnya sesuai dengan rencana kota.Sub Blok
adalah bidang tanah yang merupakan satu atau lebih perpetakan yang telah
ditetapkan batas-batasnya sesuai dengan rencana kota untuk suatu peruntukan
tertentu.
konsep dan pengertianLahan adalah bidang tanah untuk maksud pembangunan
fisik.Perpetakan adalah bidang tanah yang telah ditatpkan batas-batasnya di
dalam blok atau sub blok sebagai satuan-satuan terukur.Persil adalah bidang
tanah yang telah ditetapkan batas-batasnya sesuai dengan batas kepemilikan
tanah di dalam blok atau sub blok.Daerah Perencanaan adalah bidang tanah yang
telah ditetapkan batas-batasnya setelah dikurangi rencana jalan berdasarkan
rencana kota untuk peruntukan tertentu.
konsep dan pengertianBangunan adalah suatu perwujudan arsitektur yang
digunakan sebagai wadah kegiatan manusiaBangunan Tunggal/Renggang adalah
bangunan dalam suatu perpetakan/persil yang sisi-sisinya mempunyai jarak bebas
dengan bangunan-bangunan dan batas perpetakan sekitarnya.Bangunan
Deret/Rapat adalah bangunan dalam suatu perpetakan/persil yang sisi-sisinya
tidak mempunyai jarak bebas samping.
konsep dan pengertianShelter: Perlindungan terhadap gangguan external (alam,
binatang). pondok, huma, dst.House: struktur bangunan untuk bertempat
tinggalHousing: Perumahan, hal-hal yang terkait dengan aktivitas bertempat
tinggal (membangun, menghuni)Human settlement: kumpulan (agregat) rumah
dan kegiatan perumahan (permukiman)Habitat: lingkungan kehidupan
konsep dan pengertianGaris Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis yang tidak
boleh dilampaui oleh denah bangunan ke arah GSJ yang ditetapkan dalam
rencana kota.Garis Sempadan Jalan (GSJ) adalah garis rencana jalan yang
ditetapkan dalam rencana kota.
konsep dan pengertianKoefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka
prosentase berdasarkan perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap
luas tanah perpetakan/persil yang dikuasai sesuai rencana kabupaten/
kota.Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah besaran ruang yang dihitung dari
angka perbandingan jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas tanah
perpetakan/persil yang dikuasai sesuai rencana kabupaten/ kota.
konsep dan pengertian Horizontal: BCR (Building Coverage Ratio) KDB
BCR: perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas tanahLB/LT x
100%Misal, luas tanah 100 m2 dan luas bangunan 80 m2, maka BCR/KDB=
80/100 x 100% = 80%Vertikal: FAR (Floor Area Ratio) KLBFAR: perbandingan
antara luas lantai bangunan dengan luas tanahBCR x n, n=jumlah lantai/tingkat
bangunanMisal jumlah lantai=2, maka FAR/KLB= 80/100 x 2 = 1,6
Pengembangan wilayah dan pemanfaatan ruang
Entitas yang bersifat 3 dimensionalBermakna jika mencakup unsur-unsur yang
dibutuhkanWilayah:Ruang yang dibatasi oleh kepentingan sosial, politik,
ekonomi, atau kharakteristik fisikal tertentuPermukiman:Wilayah yang
mewadahi hidup dan kehidupan kelompok manusia, bersistem, dan berbentuk
Pengembangan wilayah dan pemanfaatan ruang
Pengembangan wilayah identik dengan pemanfaatan ruang, pada dataran ruang
sebagai entitas tiga dimensional yang dibatasi oleh kepentingan
tertentuPengembangan wilayah identik dengan pengembangan permukiman, jika
kepentingan yang membatasi menyangkut hidup dan kelompok manusia
Kriteria Pengambangan kawasan perumahan dan permukiman
Kriteria yang harus dipenuhi kawasan permukiman meliputi :I. Persyaratan Dasar
:Aksesibilitas, yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan. Aksesibilitas
dalam kenyataannya berwujud ketersediaan jalan dan
transportasi;Kompatibilitas, yaitu keserasian dan keterpaduan antar kawasan
yang menjadi lingkungannya;Fleksibilitas, yaitu kemungkinan pertumbuhan
fisik/pemekaran kawasan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan
dan keterpaduan prasarana;Ekologi, yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan
alam yang mewadahinya.
Kriteria Pengambangan kawasan perumahan dan permukiman
II. Kriteria Teknis :Untuk membentuk satu kawasan permukiman yang sehat
perlu diperhatikan hal-hal :Setiap kawasan permukiman harus memungkinkan
penghuni untuk dapat hidup sehat dan menjalankan kegiatan sehari-hari secara
layak;Kepadatan bangunan dalam satu kawasan permukiman maksimum 50
bangunan rumah/ha, dan dilengkapi oleh utilitas umum yang memadai.Di dalam
kawasan permukiman tersebut terdapat bangunan rumah dan persil tanah
termasuk juga unsur pengikat berupa fasilitas lingkungan;Kawasan permukiman
harus bebas dari pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan, baik yang
berasal dari sumber daya buatan atau dari sumber daya alam (gas beracun, sumber
air beracun, dan sebagainya);Menjamin tercapainya tingkat kualitas lingkungan
hidup yang sehat bagi pembinaan individu dan masyarakat penghuni.
DEFENISI PERMUKIMAN (Lanjutan) dan PROYEKSI PENDUDUK
Permukiman
Desa

❑ Masyarakat Perdesaan memiliki karakter yang berbeda dengan Masyarakat


Perkotaan Secara umum tuntutan kebutuhan hunian Masyarakat Perdesaan
masih terkait dengan Aspek Biologis
❑ Rumah bagi Masyarakat Desa merupakan Sarana Keamanan Diri, Menghuni
merupakan Upaya Perlindungan dari Cuaca & Ancaman Makhluk Hidup lain
(misalnya binatang), pada tingkat lebih tinggi Rumah Merupakan Identitas
Kelompok (mengandung makna Kesatuan Identitas Kelompok) (Suparno
SM & Endy Marlina, 2006)
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut
komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi
arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi.
• ANTAR SENSUS (Intercensal / interpolasi)
• SETELAH SENSUS (Postcensal)
• PROJECTION (PROYEKSI)

1. ANTAR SENSUS (INTERCENSAL)


Perkiraan mengenai keadaan penduduk diantara 2 sensus dari data yang sudah
diketahui, sehingga dari hasil sensus keduanya dapat diperhitungkan.
Pertumbuhan penduduk dianggap linier, artinya setiap tahun penduduk akan
bertambah dengan jumlah yang sama.
RUMUS: * Pm = Po + m / n (Pn – Po)
* Pm = Pn – (n – m) / n (Pn –Po)

Po m Pm Pn
n
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pd thn n
Po = Jumlah penduduk pd thn awal
Pm = Jumlah penduduk pd thn yang diestimasikan (thn m)
m = Selisih tahun yang dicari dgn tahun awal
n = Selisih tahun dari 2 sensus yg diketahui

Contoh:
Po = 97 juta (sensus 1961)
Pn = 118, 2 juta (sensus 1971)
Berapakah Pm (P1967) ?

Jawab:
Pm = Po + m / n (Pn – Po)

P1967 = 97 juta + 1967 – 1961 (118,2 juta – 97 juta )


10
= 97 juta + 6 x 21,2 juta
10
= 109,72 juta
2 SESUDAH SENSUS (POSTCENSAL)

Prinsip : Pertambahan penduduk linier.

RUMUS: * Pm = Po + (n + m) / n (Pn - Po) * Pm = Pn + m / n (Pn – Po)

Po n Pn m Pm
Dimana:
- Lain-lain idem ad.1
- m = Selisih tahun yang dicari
dengan tahun n
Contoh:
P1961 = 97 juta (sensus 1961)
P1971 = 118, 2 juta (sensus 1971)
Berapakah Pm (P1975) ?
Jawab:
Pm = Po + (n + m) / n (Pn - Po)
P1975 = 97 juta + (10 + 4) (118,2 juta – 97 juta ) = 126,68 juta
10
Pm = Pn + m / n (Pn – Po)

P1975 = 118,2 juta + 4 (118,2 juta – 97 juta ) = 126,68 juta


10
3. PROYEKSI (PROJECTION)
Perkiraan penduduk berdasarkan sensus (biasanya sensus terakhir)
Perkiraan bisa beberapa tahun sesudah sensus, bahkan sampai beberapa puluh
tahun sesudah sensus.
e = exponential rate of growth
= 2,71828282

Rumus Geometri:
Pt = Po (1+ r) t(r = Rate of Growth; t = time)
Rumus Eksponensial :
Pt = Po.ert,
Model Linear:
Pt = Po (1+r x t)
MANFAAT :
Memprakirakan jumlah penduduk masa mendatang !

Keterangan
Po = jumlah penduduk tahun dasar
Pt = jumlah penduduk akhir (tahun proyeksi)
r = laju pertumbuhan penduduk (%)
t = waktu (tahun)

BILA menggunakan rumus geometri


Pt = Po (1 + r)t
Pt/Po = (1 + r)t
log Pt/Po = log (1+r)t
log Pt/Po = t log (1+r)
1/t log Pt/Po = log (1+r)
antilog 1/t log Pt/Po = (1+r)
antilog 1/t log Pt/Po -1 = r

r = antilog 1/t log (Pt/Po) - 1


BILA menggunakan rumus eksponensial
Pt = Po.e.rt
Pt/Po = ert
log Pt/Po = log ert
log Pt/Po = rt log e
log Pt/Po / t log e = r

r = log (Pt/Po) / t log e

PERMUKIMAN TRADISIONAL
Permukiman tradisional sering direpresentasikan sebagai tempat yang masih
memegang nilai-nilai adat dan budaya yang berhubungan dengan nilai
kepercayaan atau agama yang bersifat khusus atau unik pada suatu masyarakat
tertentu yang berakar dari tempat tertentu pula di luar determinasi sejarah
(Sasongko 2005).

Menurut Sasongko (2005), bahwa struktur ruang permukiman digambarkan


melalui pengidentifikasian tempat, lintasan, batas sebagai komponen utama,
selanjutnya diorientasikan melalui hirarki dan jaringan atau lintasan, yang
muncul dalam suatu lingkungan binaan mungkin secara fisik ataupun non fisik
yang tidak hanya mementingkan orientasi saja tetapi juga objek nyata dari
identifikasi.
Menurut Saptaningtyas (2006:14) faktor yang dinilai sangat penting dalam
perencanaan dan pembangunan arsitektur tradisional Sasak adalah skala dan
ukuran bangunan yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selain skala,
ketepatan jumlah hitungan dari ukuran masing-masing unit rumah juga menjadi
perhatian utama, karena dipercaya ada pengaruhnya terhadap kehidupan
penghuninya yang menyangkut keselamatan, kabahagiaan, kemujuran, rejeki dan
lain sebagainya.

Bahkan menurut Habraken dalam Fauzia (2006:32), ditegaskan bahwa sebagai


suatu produk komunitas, bentuk lingkungan permukiman merupakan hasil
kesepakatan sosial, bukan merupakan produk orang per orang. Artinya komunitas
yang berbeda tentunya memiliki ciri permukiman yang berbeda pula. Perbedaan
inilah yang memberikan keunikan tersendiri pada bangunan tradisional, yang
antara lain dapat dilihat dari orientasi, bentuk, dan bahan bangunan serta konsep
religi yang melatarbelakanginya. Keunikan tersebut sekaligus menjadi salah satu
daya tarik bagi wisatawan.
Oleh karena itu Koentjaraningrat (1987) menjelaskan bahwa benda–benda hasil
karya manusia merupakan wujud kebudayaan fisik, termasuk di dalamnya adalah
permukiman dan benda tradisional.

Pola permukiman Menurut Prasetyanti (2005:16), yang Pertama (sempit), yaitu


memperhatikan susunan dan penyebaran bangunan (rumah, gedung, sekolah,
kantor dan pasar). Kedua (luas) adalah memperhatikan bangunan, jaringan jalan
dan pekarangan menjadi sumber penghasilan penduduk.
Dijelaskan oleh Jayadinata (1992: 46-51), bahwa pola permukiman terbagi
menjadi: (a) Permukiman memusat, yakni yang rumahnya mengelompok
(agglomerated rural settlement), dan merupakan dukuh atau Dusun (hamlet) yang
terdiri atas kurang dari 40 rumah, dan kampung (village) yang terdiri dari 40
rumah atau lebih bahkan ratusan rumah. Di sekitar kampung dan Dusun terdapat
tanah bagi pertanian, perikanan, perternakan, pertambangan, kehutanan, tempat
penduduk bekerja sehari-hari untuk mencari nafkahnya. Dalam
perkembangannya suatu kampung dapat mencapai berbagai bentuk, tergantung
kepada keadaan fisik dan sosial. Perkampungan pertanian umumnya mendekati
bentuk bujur sangkar; dan (b) Permukiman terpencar, yang rumahnya terpencar
menyendiri (disseminated rural settlement) terdapat di negara Eropa Barat,
Amerika Serikat, Canada, Australia, dan sebagainya. Perkampungan terpencar di
negara itu hanya terdiri atas farmstead, yaitu sebuah rumah petani yang terpencil
tetapi lengkap dengan gudang alat mesin, penggilingan gandum, lumbung,
kandang ternak. Kadang-kadang terdapat homestead, yaitu rumah terpencil.

Pola Permukiman Bentuk pola permukiman yang lain dijelaskan oleh Sri Narni
dalam Mulyati, Ahda (1995) antara lain:
1) Pola permukiman memanjang (linier satu sisi) di sepanjang jalan baik di sisi
kiri maupun sisi kanan saja;
2) Pola permukiman sejajar (linier dua sisi) merupakan permukiman yang
memanjang di sepanjang jalan;
3) Pola permukiman cul de sac merupakan permukiman yang tumbuh di tengah-
tengah jalur melingkar;
4) Pola permukiman mengantong merupakan permukiman yang tumbuh di
daerah seperti kantong yang dibentuk oleh jalan yang memagarnya;
5) Pola permukiman curvalinier merupakan permukiman yang tumbuh di daerah
sebelah kiri dan kanan jalan yang membentuk kurva; dan
6) Pola permukiman melingkar merupakan permukiman yang tumbuh
mengelilingi ruang terbuka kota.

Permukiman Tradisional

Permukiman tradisional merupakan manifestasi dari nilai sosial budaya


masyarakat yang erat kaitannya dengan nilai sosial budaya penghuninya, yang
dalam proses penyusunannya menggunakan dasar norma-norma tradisi
(Rapoport dalam Dewi (2008: 31). Permukiman tradisional sering
direpresentasikan sebagai tempat yang masih memegang nilai-nilai adat dan
budaya yang berhubungan dengan nilai kepercayaan atau agama yang bersifat
khusus atau unik pada suatu masyarakat tertentu yang berakar dari tempat tertentu
pula di luar determinasi sejarah (Crysler dalam Sasongko 2005:1).
Menurut Norberg-Schulz dalam Sasongko (2005), bahwa struktur ruang
permukiman digambarkan melalui pengidentifikasian tempat, lintasan, batas
sebagai komponen utama, selanjutnya diorientasikan melalui hirarki dan jaringan
atau lintasan, yang muncul dalam suatu lingkungan binaan mungkin secara fisik
ataupun non fisik yang tidak hanya mementingkan orientasi saja tetapi juga objek
nyata dari identifikasi.

Wikantiyoso dalam Krisna et al. (2005:17) menambahkan, bahwa permukiman


tradisional adalah aset kawasan yang dapat memberikan ciri ataupun identitas
lingkungan. Identitas kawasan tersebut terbentuk dari pola lingkungan, tatanan
lingkungan binaan, ciri aktifitas sosial budaya dan aktifitas ekonomi yang khas.
Pola tata ruang permukiman mengandug tiga elemen, yaitu ruang dengan elemen
penyusunnya (bangunan dan ruang disekitarnya), tatanan (formation) yang
mempunyai makna komposisi sera pattern atau model dari suatu komposisi.
Dwi Ari & Antariksa (2005:79) menyatakan bahwa permukiman tradisional
memiliki pola-pola yang membicarakan sifat dari persebaran permukiman
sebagai suatu susunan dari sifat yang berbeda dalam hubungan antara faktor-
faktor yang menentukan persebaran permukiman. Terdapat kategori pola
permukiman tradisional berdasarkan bentuknya yang terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu 1. Pola permukiman bentuk memanjang terdiri dari memanjang
sungai, jalan, dan garis pantai; 2. Pola permukiman bentuk melingkar; 3. Pola
permukiman bentuk persegi panjang; dan 4. Pola permukiman bentuk kubus.
Dwi Ari & Antariksa (2005:79) menyatakan bahwa permukiman tradisional
memiliki pola-pola yang membicarakan sifat dari persebaran permukiman
sebagai suatu susunan dari sifat yang berbeda dalam hubungan antara faktor-
faktor yang menentukan persebaran permukiman. Terdapat kategori pola
permukiman tradisional berdasarkan bentuknya yang terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu 1. Pola permukiman bentuk memanjang terdiri dari memanjang
sungai, jalan, dan garis pantai; 2. Pola permukiman bentuk melingkar; 3. Pola
permukiman bentuk persegi panjang; dan 4. Pola permukiman bentuk kubus.

ASPEK – ASPEK PERTIMBANGAN PERENCANAAN PERMUKIMAN


BARU
PEMILIHAN LOKASI

Keragaman klien, arsitektur, bentuk pembiayaan dan kepemilikan akan


menghindarkan terjadinya struktur tunggal (homogen) baik secara estetika
maupun sosial dan akan mendukung vitalitas atau daya hidup suatu
permukiman baru

SARANA –PRASARANA KOTA


Ruang publik yang dikelola sendiri oleh penduduk setempat akan
termanfaatkan secara lebih baik dari pada ruang publik yang dikelola oleh
institusi tertentu (pemda, swasta, dan lain-lain)

Pembangunan yang mempertimbangkan kelonggaran (kepadatan Rendah),


keragaman, dan pembentukan cagar alam dapat memberikan pengaruh ekologi
yang positif.

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PRINSIP – PRINSIP
Prinsip pembangunan berkelanjutan Universal
Upaya mempertemukan berbagai pandangan mengenai pembangunan
Berkelanjutan yang dilakukan oleh IUCN, UNEP, WWF, dan UNDP.
Prinsip pembangunan berkelanjutan Indonesia

KONSEP PENATAAN RUANG PERMUKIMAN ISLAMI

Latar Belakang
Pada umunya ilmu-ilmu perencanaan wilayah dan kota sangat dipengaruhi oleh
Konsepsi Barat (Kristen) sebagai latar belakang para pencetus teori-teori terkait.
Ilmu perencanaan baru berkembang pada abad 20, dan masih kurang
perhatiannya dari para peneliti Islam yang memiliki dispilin ilmu perencanaan
wilayah dan kota.

Alternatif Pola Tata Ruang Permukimanyang Islami


Asumsi Dasar Penentuan Besar Standar Untuk Perencanaan Lingkungan
Permukiman Islami Dibandingkan Dengan Penentuan Besar Standar Untuk
Perencanaan Lingkungan Perumahan Kota
Perbedaan Signifikan Antara Kota Modern Konvensional dengan Kota
Perbedaan “Bentuk Kota antara Modern KOnvensional dengan Kota Tradisonal
Muslim
Renaissance, Pola Kota Ideal Berdasarkan Skema Magis Dan Ideal
Asimilasi Hirarki Tempat Pusat dengan Konsep Struktur Sarang Lebah

Sistem Pembangunan Perumahan


Hukum Penawaran dan Permintaan Perumahan

1. Fenomena Pasar Perumahan


2. Pertumbuhan penduduk dunia selalu berada dalam angka positif
3. Di Indonesia, tingkat pertumbuhan penduduk tergolong sangat tinggi →
kebutuhan fasilitas tempat tinggal juga terus meningkat
4. Rumah (tempat tinggal) menjadi salah satu kebutuhan mendasar

5. Fenomena Pasar Perumahan


6. Pada perkembangan selanjutnya, karena perkembangan tingkat ekonomi
masyarakat, rumah tak hanya merupakan pemenuhan kebutuhan dasar →
bentuk aktualisasi diri
7. Belakangan ini bahkan rumah menjadi objek investasi
8. Sistem Permintaan Perumahan
9. Sistem Permintaan Perumahan
10. Perasaan membutuhan
11. Adanya perasaan membutuhkan rumah
12. Sebagai kebutuhan dasar, aktualisasi diri, investasi,dll
13. Keinginan yang diimbangi dengan kemampuan untuk: membeli, menyewa
(mengontrak), menumpang (tanpa membayar sewa
14. 2 hal yang harus dipertimbangkan scr masak agar pemenuhannya dapat
mengimbangi kebutuhan dan terus berkembang:
15. Supply (penawaran):kemampuan penyediaan rumah yang realisasinya
dilakukan pemerintah bekerjasama dengan swasta
16. Demand (permintaan): animo masyarakat yang biasanya selalu
menunjukkan angka yang lebih tinggi (subyektif) dibanding tingkat
penawaran yang ada
17. Menghitung
Kebutuhan Rumah
18. Langkah2 menghitung kebutuhan rumah
19. Menghitung jumlah rumah yang ada pada saat ini (housing stock/ S)
20. Mencari jumlah rumah yang sudah tidak layak huni (unsuitable dwellings/
U)
21. Kondisi, konstruksi, jumlah penghuni
22. Mencari jumlah kepala keluarga (HH)
23. Bisa dari jumlah penduduk dibagi rata-rata anggota keluarga per rumah
tangga

24. Menghitung Kebutuhan Rumah


25. Langkah2 menghitung kebutuhan rumah
26. Mencari jumlah rumah yang layak huni
27. Housing stock (S) – unsuitable dwellings (U)
28. Membandingkan jumlah kepala keluarga dengan jumlah rumah layak huni
29. Menghitung kebutuhan rumah saat ini

Identifikasi permintaan perumahan


Identifikasi permintaan perumahan: untuk mengetahui secara pasti jumlah
permintaan akan perumahan
Hal-hal yang diperhatikan dalam identifikasi kebutuhan perumahan:

1. Kebutuhan rumah pada saat sekarang


2. Kebutuhan karena persediaan yang harus diganti karena rusak
3. Kebutuhan untuk mengakomodasi tambahan kebutuhan untuk waktu
mendatang

4. Identifikasi permintaan perumahan


5. Identifikasi permintaan perumahan dapat dilakukan dengan tiga cara:
6. Menghitung secara hipotesis
7. Survei pasar
8. Melihat permintaan dari keadaan pasar sekarang (existing housing market)

Anda mungkin juga menyukai