Anda di halaman 1dari 11

BANGUNAN MULTIFUNGSI (MIXEDUSE) DI MEDAN

(APARTEMEN DAN KANTOR SEWA)

Penyusun :
GOPINDO SEMBIRING(160320010)

Dosen Pembimbing :
SHANTY SILITONGA,ST,MT.

Mata Kuliah :
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 04

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
2018/2019
BANGUNAN MULTIFUNGSI (MIXEDUSE) DI MEDAN
(APARTEMEN DAN KANTOR SEWA)
Pendekatan Arsitektur Hemat Energi

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. PENGERTIAN JUDUL


Bangunan multifungsi merupakan Penggabungan lebih dari satu fungsi
fasilitas atau satu komplek bangunan dengan berbagai macamkegiatan
didalamnya.dengan perencanaan zonifikasi didalamnya, dapatjuga fungsi
fasilitas tersebut berupa kombinasi dari Residential,Commersial,Industrial,
Office,Institusional. Bangunan Multifungsi menurut Dimitri Procos ( 1976 )
adalah penggunaan campuran berbagai tata guna lahan/ fungsi dalam satu
bangunan / gedung yang menampung penggunaan beberapa kegiatan yang
memiliki keterkaitan yang erat antara masing-masing fungsi dihubungkan
dengan ruang/area transisi yang dapat menyatukan & menyelaraskannya.

1.2. LATAR BELAKANG


1.2.1. Prospek Bangunan Multifungsi di Medan
Pada era perubahan dan informasi pada saat ini manusia dituntut untuk
bergerak cepat, praktis, efisien dan cenderung instan. Kota Medan akhir-akhir
ini menunjukkan sebuah perubahan menuju pada era tersebut, dan tidak lama
lagi akan memiliki gaya hidup Urban yang kondang dengan pragmatisnya itu.
Menjamurnya bangunan tinggi dikota Medan merupakan salah satu indikasi
dari perubahan kota Medan yang semakin maju. Dengan bertambah majunya
sebuah kota akan berimbas pada perilaku dan kegiatan masyarakat yang
bertambah komplek.
Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan berimbas ke
semua aspek terutama penyediaan lahan menyebabkan kebijakan baru
pemerintah Kota Medan mengenai pendirian bangunan tinggi khususnya
didaerah Central Bussines District ( CBD ) ditujukan untuk pemaksimalan
penggunaan lahan dan karena permintaan lahan yang cukup tinggi dan
meningkat dari tahun ke tahun pada daerah tersebut. Selain dari pertambahan
penduduk urban yang tak terkontrol ada faktor lain yang mempengaruhi
Kemacetan, diantaranya yaitu Manajemen perkotaan yang kurang baik dan
fungsi fasilitas perkotaan yang tidak terintegrasi.
Berdasarkan data dan fakta diatas, kota solo mengalami permasalahan
yang cukup kompleks dan mengakibatkan efek Domino maka solusi atas
permasalahan yang terjadi di kota Medan ini salah satunya adalah dengan
Bangunan Multifungsi. Dengan direncanakannya Mix-use building ( bangunan
Multifungsi ) yang basicnya mengintegrasikan dan mensinergikan beberapa
fungsi fasilitas dalam satu tempat diharapkan mampu mengurangi masalah
perkotaan ini.
1.2.2. Konsep Bangunan Multifungsi Hemat energi
Kesadaran terhadap lingkungan menjadi pertimbangan perancangan
bagi seorang arsitek. Bangunan yang direncanakan harus mampu selaras
dengan lingkungan. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan
menggunakan konsep arsitektur hemat energi. Dari segi ekonomi, apartemen
sebagai hunian vertikal, mall sebagai pusat perdagangan dan kantor sewa
yang bergerak dalam bidang perkantoran yang bersifat komersial harus
mampu meraih keuntungan sejak awal perencanaan sampai tahap pemakaian.
Dalam tahap awal perlu dipersiapkan konsep bangunan yang menarik dan
promosi awal agar konsumen melirik bangunan yang ditawarkan. Sedangkan
dalam tahap selanjutnya konsep hemat energi pada bangunan dapat
diterapkan untuk meraih keuntungan ekonomi.
Sedangkan untuk saat ini Pemerintah kota Medan didalam
pelaksanaannya didalam mengembangkan konsep Hemat Energi baru sebatas
segi teknis (bangunan Sudah dalam beroperasi) sedangkan didalam
perencanaan bangunan-bangunan yang ada di Medan belum terjamah oleh
Pemerintah kota Medan. Hanya didalam skala Makro perkotaan dan
lingkungan kota Medan mulai merambah konsep Hemat Energi. hal ini
diwujudkan dalam semakin maraknya pembuatan taman kota. Hal ini
merupakan sebuah peluang yang cukup bagus dan diperkirakan akan
disambut positif baik oleh pemerintah kota Medan maupun masyarakat dengan
direncanakannya konsep bangunan hemat Energi.
1.2.3. Prospek Hemat Energi di Medan
Di Indonesia Konsep Hemat energi secara umum Sudah mulai di
galakkan sejak isu krisis energi melanda dunia, banyak kota-kota besar di
Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, yang mulai merintis konsep Bangunan
hemat energi, mulai dari konsep, Pelaksanaan, sampai pengoperasian
bangunan, seperti GRHA Pangeran di surabaya yang di arsiteki oleh Jimmy
Priatman. Pemerintah mendukung sepenuhnya dengan mengeluarkan
Peraturan yang menyangkut perlu digalakkannya hemat energi. Di kota Medan
sendiri hemat energi baru-baru ini mulai dicanangkan namun belum ada satu
bangunan pun yang memiliki konsep hemat Energi pada tahap pembuatan
konsepnya, sehingga prospek Hemat energi dikota Medan ini sangat bagus
(Sangat Prospektif ).

1.3. TUJUAN PERANCANGAN


Untuk menyusun konsep perencanaan dan perancangan serta desain
Bangunan Multifungsi hemat energi di Medan, dan membentuk suatu
Bangunan multifungsi yang menampung kegiatan dari masing-masing fungsi
fasilitas.

1.4. PERMASALAHAN
Bagaimana merencanakan dan merancang konsep desain bangunan
multifungsi dengan berbagai fungsi fasilitas di dalamnya dan fasilitas
pendukungnya sehingga sesuai dengan konsep hemat energi.
 Perencanaan dan perancangan penzoningan, kebutuhan ruang
fasilitas utama dan fasilitas pendukung.
 Perencanaan dan perancangan konsep desain Bangunan multifungsi
dengan Penekanan arsitektur hemat energi yang mampu selaras
dengan keadaan tapak dan kawasan sekitar tanpa mengurangi
kenyamanan pengguna.
 Penerapan konsep Arsitektur Hemat Energi pada bangunan yang
direncanakan.
Segi Arsitektural :
- Perencanaan site dan orientasi massa bangunan yang tepat sesuai
dengan keadaan iklim tropis Sehingga bangunan tidak memerlukan energi
terlalu besar untuk menciptakan kondisi nyaman didalam bangunan.
Segi non Arsitektural ( Teknis ):
- Perencanaan alat dan Sistem utilitas yang hemat energi.
- Perancangan tata Landscape, Struktur, Utilitas dan Sirkulasi.
-Penentuan lokasi bagi bangunan multifungsi tersebut sehingga
keberadaannya sesuai dengan fungsi kawasan dan kegiatan didalamnya
bisa menunjang kegiatan kawasan di sekitarnya.

1.5. TEORI TENTANG APARTEMEN DAN KANTOR SEWA


1.5.1. Apartemen
1.5.1.1. Defenisi Apartemen
Apartemen adalah suatu struktur bentuk bangunan yang terdiri dari
bangunan bertumpuk-tumpuk atau beberapa unit tempat tinggal. Rumah
tinggal apartemen adalah suatu bentuk tempat tinggal bersama cocok untuk
keperluan tempat tinggal bagi orang banyak pada suatu daerah yang terbatas
tanahnya. Suatu bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan, tempat tinggal,
apartemen juga mempertimbangkan efisiensi, keindahan (apartemen yang
dilengkapi dengan taman, apartemen hotel). Apartemen adalah merupakan
kamar atau beberapa kamar dalam (ruang) yang diperuntukkan sebagai tempat
tinggal terdapat dalam satu bangunan.
1.5.1.2. Tipe-Tipe Apartemen
 Jenis satu tempat tidur, biasanya ditempati eksekutif muda yang rata-rata
belum berkeluarga ataupun menjadikan apartemen tersebut sebagai rumah
keduanya dan berasal Bari daerah lain, sehingga aparteman tersebut hanya
sesekali ditempati sebagai tempat singgah. Rata-rata umur penyewa
berkisar antara 27-40 tahun.
 Dua tempat tidur, biasanya ditempati bagi pasangan muda maupun
keluarga kecil dengan anak yang masih balita. Rata–rata umur penyewa
berkisar antara 30-39 tahun.
 Tiga tempat tidur, biasanya disiapkan bagi keluarga kecil dengan satu
ataupun dua anak. Rata – rata umur penyewa antara 40-50 tahun.

1.5.2. Kantor sewa


1.5.2.1. Defenisi Kantor Sewa
Kantor sewa adalah wadah yang digunakan untuk menampung kegiatan
manusia secara berkelompok, dengan sifatnya yang administratif serta
melembaga dalam satu bentuk usaha yang komersial, dengan cara
menyewakan lantai atau ruang kepada pihak yang memerlukan demi
kelancaran usaha dalam mencapai tujuan.
1.5.2.2. Fungsi, sifat , Karakter dan peranan Kantor Sewa
 Fungsi
Sebagai kantor sewa. Merupakan bangunan pelayanan umum dalam bidang
jasa usaha yang bertugas mencari keuntungan
 Sifat
Formil dan teratur sebagai bangunan bisnis dengan cara menyewakan ruang-
ruang kantor
 Karakter
Merupakan bangunan pelayanan umum dengan tingkat kesibukan yang relatif
tinggi dan kontinue, serta menuntut sistem kegiatan yang lancar. Sebagai
wadah kegiatan perkantoran, menuntut adanya karakter bangunan yang
Representatif, Komersial dan tetap memperlihatkan kejelasan fungsi
didalamnya.
 Peranan
Dalam kedudukan sosial,ekonomi dan kultural masyarakat dapat ditinjau dari
beberapa segi :
- Sosial
membentuk interaksi sosial antara golongan masyarakat berbagai
tingkat stratifikasi dalam suatu wadah kegiatan
- Ekonomi
membuka kesempatan kerja bagi masyarakat banyak akibat timbulnya
kegiatan tersebut. Juga dapat menopang perekonomian kota.
- Budaya
Berkembangbya kebudayaan masyarakat sejalan dengan
perkembangan dunia usaha yang dapat menjadi pusatinformasi
sekaligus hasil produksi dari perusahaan yangmenyewanya.
1.5.2.3. Macam-Macam kegiatan kantor Sewa
 Sebagai bentuk usaha sejenis, Kantor sewa dimana kantor-kantor yang
menyewa dan menempati disitu terdiri dari satu kelompok usaha sejenis
 Sebagai bentuk usaha campuran, kantor sewa yang menyewakan ruang
kantor kepada perusahaan dari berbagai macam usaha.
 Bangunan kantor adalah bangunan atau bagian dari bangunan yang
diperuntukkan bagi maksud-maksud pengurusan administratif ataupun
perdagangan ( tetapi bukan toko, gudang atau pabrik )dan termasuk gedung
bank, Studio pemancar, gedung kantor, gedung pasar bursa dan bagian-
bagian perkantoran tiap kelas penggunaan / penghuninya.
 Sebagai perusahaan kantor sewa selaku pengoperasi.Melaksanakan tugas
administratif sehari-hari, termasukpemeliharaan gedung dan servis untuk
para penyewa. Sebagaipusat informasi dengan memberikan nama-nama
dan lainsebagainya dari perusahaan yang ada disana.
 Sebagai pusat kegiatan bisnis
Wadah kegiatan transaksi, pertemuan dengan klien atau relasi serta
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan dunia bisnis.

1.6. TEMA YANG DIANGKAT

TEMA: APARTEMEN DAN KANTOR SEWA DENGAN PENDEKATAN


ARSITEKTUR HEMAT ENERGI.

1.6.1. Defenisi Arsitektur Hemat Energi


Arsitektur hemat energi (Energy-Efficient Architecture) adalah
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran "meminimalkan penggunaan
energi tanpa membatasi atau merubah fungsibangunan, kenyamanan
maupun produktivitas penghuninya dengan memanfaatkan rains dan
teknologi mutakhir secara aktif. Mengoptimasikan sistim tata udara-tata
cahaya, integrasi antarasistim tata udara buatan alamiah, sistem tata
cahaya buatan-alamiah serta sinergi antara metode pasif dan aktif dengan
material dan instrumen hemat energi.

1.6.2. Situasi Energi di Dunia Arsitektural Indonesia


Di Indonesia konsumsi energi primer (minyak tanah) masih banyak
digunakan untuk keperluan memasak, namun melihat kian tingginya Iaju
penggunaan energi listrik (7%) dengan asumsi bahwa 50% dari kebutuhan
energi listrik terserap pads sektor bangunan, maka sektor rumah tinggal
berperan besar dalam mengkonsumsi listrik balk untuk keperluan
penerangan, peralatan rumah tangga maupun untuk pengkondisian ruang
(sistim HVAC). Pola konsumsi energi untuk sektorbangunan komersial
dapat diwakili dari hasil penelitian penggunaanenergi untuk gedung
perkantoran ASEAN, dimana 50-60% untuk sistimAC, 30% untuk tata
cahaya clan sisanya untuk peralatan mesin lainnya(elevator,pompa air,
STP Plant clan sebagainya). Bertitik tolak dari distribusi pola penggunaan
energi untuk sektor tersebut diatas. maka tujuan utama clan penghematan
energi dapat difokuskan pads sistim tata udara maupun tata cahaya dimana
keberadaan bangunanmemainkan peran yang sangat penting.
1.6.3. Strategi Desain Bangunan Hemat Energi
Peranan bangunan adalah sebagai tempat bernaung (shelter)
manusia dari pengaruh cuaca clan iklim di lingkungannya. Oleh karenaitu
keberadaan bangunan secara menyeluruh perlu diperhatikan, mulai dari
aspek kekokohan (struktur), aspek kenyamanan (sistim kenyamanan yang
handal) clan aspek estetika (arsitektur). Disain Sadar Energi memadukan
antara kebutuhan akan kenyamanan dalam tatanan arsitektur yang balk
sehingga dapat mencapai nilai tambah (added value) yang diharapkan.
Supaya bangunan dapat berperan dengan balk sebagai filter lingkungan,
berikut beberapa pemikiran yang akan menjadi konsep dasar Desain Sadar
Energi.

 Untuk mencapai kenyamanan termal didalam ruang, maka


bangunan harus dirancang sedemikian rupa untuk dapat mengontrol
perolehan panas matahari sesuai dengan kebutuhannya.Diperlukan
strategi pendinginan dan pen urunan kelembaban ,mengingat
temperatur luar rata rata di Indonesia DBT=28-35 ° C dengan
kelembaban relatif RH= 80-100%.
 Untuk mencapai kenyamanan visual didalam ruang, maka bangunan
harus dirancang untuk mengontol strategi optimasi penerangan
alamiah ( daylight strategy) mengingat illuminasi luar rata-rata di
Indonesiamencapai E = 10.000 Lux·
 Kontrol Lingkungan Pasif dilakukan untuk mencapai kenyamanan
termal maupun visual dengan memanfaatkan seluruh potensi iklim
setempat yang dikontrol dengan elemen elemen bangunan (atap,
Dinding, lantai , pintu, jendela,aksesori,lansekap ) yang di rancang
tanpa menggunakan energi listrik.
 kontrol lingkungan aktif dilakukan untuk mencapai kenyamanan
termal maupun visual dengan memanfaatkanpotensi iklim yang ada
dan dirancang dengan bantuan teknologi maupun inst rumen
yangmenggunakan energi (listrik).
 Kontrol Lingkungan Hibrid dilakukan untuk mencapaikenyamana
thermal dengan kombinasi aktif dan pasif untuk memperoleh kinerja
bangunan yang maksimal·
 Untuk mencapai sasaran penghematan energi yang optimal, maka
prioritas utama adalah kontrol pasif, lalu disusulkontrol hibrid dan
kontrol aktif sebagai pilihan akhir.
1.7. LOKASI

Lokasi terletak di jalan Gatot Subroto Medan,Sumatera Utara dekat dengan


kantor Jasa Raharja.
DAFTAR PUSTAKA

1. jurnalarsitek.blogspot.com
2. Bangunan-Multifungsi-Mixeduse.blogspot.com
3. Google.com-indomegah architect
4. pavillionpark.com
5. google.com- Indomegah architect

Anda mungkin juga menyukai