Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan jaman membuat kebutuhan ruang dan bangunan menjadi meningkat. Menurut
UU RI No. 28 Th. 2002, pasal 1 disebutkan bahwa bangunan gedung adalah wujud fisik hasil
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan
usaha, kegiatan sosial,budaya, maupun kegiatan khusus. Semakin banyak permintaan bangunan
gedung, maka semakin tinggi pula permintaan pembukaan lahan, yang mana hal tersebut tidak
seterusnya efektif, maka dari itu, solusi agar kebutuhan ruang dan bangunan terpenuhi di lahan
yang terbatas adalah membuat gedung tinggi dengan banyak lantai keatas. Bangunan tinggi atau
yang biasa disebut High Rise adalah bangunan gedung yang memiliki struktur tinggi. Biasanya
bangunan ini digunakan untuk hunian apartemen, selain itu juga digunakan sebagai gedung yang
difungsikan untuk perkantoran.

Semua perkembangan ini menjadi efek domino bagi beberapa aspek, salah satunya aspek
perkembangan bisnis, contohnya dalam pengembangan perusahaan rintisan atau start-up. Start-
up merupakan perusahaan yang bertujuan untuk terus tumbuh, dan esensi dari start-up adalah
tumbuh serta segala sesuatu yang dikaitkan dengan perusahaan adalah tumbuh (Patel, 2015).
Start-up adalah institusi yang didesain untuk mengembangkan produk atau jasa baru dan berada
dalam kondisi yang penuh ketidakpastian (Rip, 2014).

Seiring dengan pertumbuhan perusahaan rintisan yang semakin meningkat, maka permintaan
tempat untuk dijadikan area bekerja pun semakin banyak. Kantor merupakan sebuah fasilitas
penting bagi setiap perusahaan untuk menunjukkan keberadaan perusahaan di tengah
masyarakat. Hal tersebut juga salah satunya ditandai dengan menjamurnya kawasan ruko di Kota
Bandung. Ruko menjadi daya tarik bagi para pengusaha yang disewa lalu direnovasi sedemikian
rupa untuk memenuhi kebutuhan ruang dari para pengguna atau pengusaha.

Namun ternyata ruko kurang mampu memenuhi kebutuhan dari kegiatan perkantoran, dan
juga dinilai kurang representative, maka kantor sewa menjadi alternatif bagi para pengguna yang
membutuhkan area bekerja. Sewa kantor siap pakai adalah salah satu usaha praktis yang sedang
digunakan oleh beberapa perusahaan untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan
keuntungan perusahaan. Menyewa kantor bukan lagi menjadi hal tabu saat ini karena dipandang
memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan mempunyai kantor perusahaan sendiri.
Keberadaan kantor sewa yang siap digunakan kapan saja ini akan memudahkan seseorang untuk
mengembangkan usaha yang sedang dirintis khususnya pada pengusaha baru yang belum
memiliki kantor tetap dan karyawan yang banyak.

1.1.1 Latar Belakang Khusus


A. Bentuk Organisasi Bisnis

Start up merupakan suatu organisasi yang dirancang untuk menemukan model bisnis yang
tepat agar dapat menghasilkan pertumbuhan yang cepat (Afdi & Purwanggono, 2018).
Sedangkan penambahan kata digital dimaksudkan kepada perusahan start up yang
mengintegrasikan digitalisasi baik pada produknya maupun prosesnya. Indonesia menempati
peringkat ke-enam dengan 1.939 start up. Hal ini menujukkan partisipasi pengembangan dan
penciptaan start-up di Indonesia cukup baik (Startup Rangking, 2019). Hasil riset yang dimuat
dalam dailysocial.id memprediksi bahwa perkembangan start-up dari segi jumlah di Indonesia
akan mengalami peningkatan sebesar 6,5 kali. Dengan demikian, diprediksi bahwa jumlah start-
up berbasis digital yang akan muncul pada tahun 2020 di Indonesia adalah sebanyak 13.000
start-up (Ries, 2011). Hal ini tidak terlepas dari dukungan yang baik dari pemerintah terkait
dengan perkembangan start-up, misalnya dengan membentuk Gerakan Nasional 1000 Start Up
melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan sebuah perusahaan yang
bertujuan untuk membangun ekosistem digital di Indonesia yang bernama KIBAR. Gerakan
tersebut adalah sebuah gerakan untuk mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital
Energy of Asia di tahun 2020 dengan mencetak 1000 start up yang akan menjadi solusi atas
berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital (Startup Digital, 2017).

Perkembangan di Kota Bandung saat ini terbilang sangat pesat dalam melahirkan perusahaan
rintisan atau startup. Dengan segala kreativitasnya membuat Kota Bandung menjadi salah satu
yang terdepan dalam jumlah pertumbuhan startup dari tahun ke tahun. Beberapa tahun terakhir,
tren perusahaan rintisan di Kota Bandung menjadi semakin banyak peminat dan mengundang
beberapa investor untuk turut mengembangkannya. Bahkan, untuk 2 tahun terakhir selama
pandemic melanda Indonesia, ternyata kucuran para investor untuk pengembang bisnis kian
lancar. Dilansir dari berita di laman jabar.tribunnews.com, sebanyak 34 capital ventura atau
perusahaan pemberi modal membidik pengembangan bisnis startup baru yang ikut dalam gelaran
Bandung Startup Pitching Day 2021 yang digelar oleh The Greater Hub Sekolah Bisnis dan
Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB).

B. Sasaran Pengguna

Para anggota start-up biasanya adalah mereka yang lahir pada generasi Y dan Z. Generasi Y
adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1981-1995, sedangkan generasi Z adalah mereka
yang lahir pada tahun 1996-2021. Menurut hasil sensus penduduk tahun 2020 yang dirilis oleh
Badan Pusat Statisktik pada akhir Januari lalu, hasilnya mengungkapkan bahwa Indonesia
memiliki komposisi penduduk dengan Generasi Z yang dominan, berkisar 27.94%. Disusul
kemudian oleh Generasi Y dengan 25.8%. Yang mana berarti keberadaan dua generasi ini
memegang peranan penting dan memberikan pengaruh pada perkembangan Indonesia saat ini
dan nanti.

Dilansir dari laman katadata.co.id dalam jurnalisme datanya yang berjudul Startup di Indonesia
Banyak Didirikan Anak Muda Usía 25-38 Tahun ini mengungkap bahwa pada tahun 2018
terdapat 992 start-up di Indonesia pendirinya berusia di rentang usía 25-38 tahun. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas pengguna kantor sewa ini merupakan kalangan dari generasi Y
dan beberapa generasi Z nantinya.

C. Profil Pengguna
1. Ekonomi

Dilihat dari segi ekonomi mereka adalah para kelompok menengah. Sasaran pengguna kantor
sewa ini adalah mereka dari kelompok menengah ke atas. Sebab pada umumnya para pengusaha
rintisan bermula dari titik 0 dalam memulai bisnisnya dengan pendanaan awal yang berasal dari
investor. Sehingga mereka sangat bergantung pada investor untuk segala keperluan mereka.
Untuk itu, adanya kantor sewa memudahkan mereka dalam menekan cost untuk harga sewa
kantor di bangunan kantor biasanya.
2. Karakteristik

Karakteristik generasi Y dan Z sebagai salah satu calon dari pengguna kantor sewa ini dapat
dilihat dari tabel berikut:

Generasi Y Generasi Z
Lebih loyal/ berkomitmen pada perusahaan Lebih mudah bosan di satu perusahaan
Pekerjaan merupakan salah satu prioritas Multi tasking dan sangat menyukai kegiatan
sosial
Menyukai peraturan yang tidak berbelit-belit Sangat menyukai teknologi dan ahli dalam
mengoperasikan teknologi tersebut
Menyukai keterbukaan dan transparansi Peduli terhadap lingkungan
Menyukai hal yang menantang Mudah terpengaruh lingkungan
Mandiri, ekspresif, dan visioner Ekspresif, visioner, partisipatif, dan less
privacy
Tabel

1.2 Maksud dan Tujuan Perancangan

Maksud dari perancangan adalah merencanakan kantor sewa bagi para pengusaha rintisan
dengan pendekatan tema arsitektur kontemporer di Jl. Asia Afrika/ Jl. Soekarno Hatta

Tujuan perancangan ini adalah:

 Mengidentifikasi karakter, perilaku dan gaya hidup pengguna kantor sewa


 Mengidentifikasi kebutuhan para pengguna
 Menelusuri tentang bangunan tinggi dan kantor sewa
 Menelusuri tentang Arsitektur Kontemporer
B. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kantor Sewa

Pengertian Kantor Sewa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kantor dapat diartikan sebagai balai
(Gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan dan sebagainya);
diartikan juga sebagai tempat bekerja. Sedangkan kata sewa adalah pemakaian sesuatu dengan
membayar uang. Kantor sewa dapat diartikan sebagai kantor yang disewakan oleh pengelola
terhadap pengguna (user) yang digunakan untuk menampung segala bentuk yang bersifat
administratif dan komersil dengan menyewakan ruang-ruang yang telah disediakan oleh pihak
pengelola baik berupa ruangan terkecil (modul terkecil) dari sebuah ruangan kantor sewa hingga
disewa perlantai (modul terbesar) dari suatu ruangan kantor sewa yang disewa dalam jangka
waktu tertentu pula sesuai dengan kesepakatan antara pihak pengelola dengan pihak penyewa
(user).

2.2 Fungsi Kantor Sewa

A. Dari segi ekonomi. Dapat meningkatkan sektor perekonomian baik untuk kota tersebut,
maupun untuk tingkat nasional. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi jasa, distribusi
barang dan jasa antara pihak konsumen dan pihak pemberi jasa.

B. Dari segi sosial-politik. Perkantoran adalah sarana fisik yang tumbuh akibat tuntutan
masyarakat akan pemasaran produk jasa maupun barang yang dinilai ideal sehingga diharapkan
dapat meminimalisir tumbuhnya bangunan atau toko liar.

C. Dari segi komersial. Perkantoran dalam dunia perniagaan memiliki nilai ekonomi yang
bersifat kompetitif dan representatif bagi dunia perdagangan jasa dan barang.
Spesifikasi Kantor Sewa

Spesifikasi kantor sewa dapat digolongkan berdasarkan kegiatan yang terjadi di dalam kantor
tersebut, diantaranya:

1. Berdasarkan bentuk usaha penyewa (kantor sewa usaha sejenis dan kantor sewa usaha
beragam

2. Berdasarkan sistem kepemilikan (Kantor pemerintah dan non pemerintah)

3. Berdasarkan bidang usaha (akuntan, banking, konsultan, publishing, advertising, dll)

4. Berdasarkan tingkat usaha penyewa (kantor pusat dan kantor cabang)

5. Berdasarkan status kepemilikan (kantor yang hanya disewakan atau yang disewa-belikan)

A. KAJIAN TEMA

Pengertian Arsitektur Kontemporer.

Arsitektur Kontemporer mulai berkembang pada awal tahun 1920-an. Bermula dari
sekumpulan arsitek di Bauhauss School of Design di Jerman yang merespon kemajuan teknologi
dan perubahan social di masyarakat akibat perang dunia. Lalu gaya ini berkembang cukup pesat
pada tahun 1940 hingga 1980-an. Sebenarnya, arsitektur kontemporer adalah seni rupa terapan
yang berfokus pada masa kini. Sederhananya, istilah yang berasal dari kata “co” (bersama) dan
“tempo” (waktu), mengacu pada peristiwa “sekarang” atau yang terjadi di alam.

Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terjadi di
masa sekaran, yang mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk berperan dalam dalam
Dunia mode. menampilkan sesuatu yang berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau
penggabungan dari beberapa aliran arsitektur.

Perbedaan Arsitektur Kontemporer dan Arsitektur Modern


Perbedaan yang sering ditemui pada arsitektur modern dan arsitektur kontemporer adalah:

Arsitektur Kontemporer

1. Bertema tren saat ini dan masa depan.


2. Tidak dibatasi oleh zaman tertentu.
3. Tidak terikat oleh hukum lama, dan terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
4. Anda tidak dibatasi pada satu tema.

Arsitektur Modern

1. Tren modernis dari awal hingga pertengahan abad ke-20.


2. Bersifat lebih statis, dibangun sebelum revolusi industri.
3. Terikat oleh aturan lama dan dibuat semata-mata untuk suatu zaman tertentu.
4. Tema yang lebih konvensional.

Ciri dan prinsip Arsitektur Kontemporer

Ciri dan prinsip arsitektur kontemporer adalah sebagai berikut:

1. Ruang-ruang lebih menyatu dan terbuka. Gaya ini memadukan berbagai perubahan
structural agar memungkinkan adanya ruang terbuka yang luas dan saling berhubungan
satu sama lain tanpa terhalang struktur di tengahnya.
2. Bentuk pada gaya ini tidak selalu garis lurus, melainkan adanya gabungan dengan garis
lengkung.
3. Penggunaan material yang lebih modern merupakan karakteristik lain dari arsitektur
kontemporer. Umumnya seperti kaca, kayu, batu, dan logam. Tanaman juga biasa
digunakan dalam arsitektur kontemporer terutama pada atap dan dinding.
4. Menggunakan cahaya alami dengan penggunaan jendela lebar, skylight, pengadaan void
rumah, penggunaan kaca atau material tembus pandang lainnya.
5. Penggunaan atap terbuka atau bentuk tidak biasa seperti atap hijau, atap bersudut atau
bentuk kompleks lainnya.
6. Integrasi lingkungan dan alam ke dalam bangunan itu sendiri membuat bangunan dengan
gaya arsitektur ini akan mudah beradaptasi dengan iklim apapun.

Hearst Tower, NY Museum Tsunami, Aceh


Gedung Hearst Tower yang berada di New York ……. Seperti ditunjukkan gambar ..

Anda mungkin juga menyukai