SUMATERARA UTARA
keberadaan adat istiadat budaya masyarakat Sumatera Utara yang khas dan
suatu tempat, sehingga untuk itu Sumatera Utara perlu membangun sebuah
museum umum, karena sifat dan fungsinya museum tidak hanya menyimpan
dan memamerkan salah satu jenis koleksi yang berkaitan dengan perjalanan
18
pengaruh situasi politik Indonesia belum stabil pada saat pasca kemerdekaan
budaya lokal, maka rencana akan adanya bangunan museum yang megah di
22
Situasi Politik yang dimaksud yaitu karena pada tahun 1965-1970 adanya proses
transisi dan peralihan kekuasaan dari masa orde lama ke orde baru.
23
Buku Petunjuk Singkat Mengunjungi Museum Negeri Sumatera Utara, Proyek
Pengembangan Permuseuman Sumatera Utara, 1982, Medan, hlm. 4-5.
19
20
keseluruhan 2.834 M2, menelan biaya bangunan, sarana dan koleksi sebesar
700 juta rupiah. selesai tahun anggaran 1981/1982. Tepatnya pada tanggal 19
Utara diilhami oleh bentuk rumah tradisional Batak, Nias dan Melayu yang
mewakili rumpun suku Batak, rumpun suku Melayu dan suku Nias yang
tradisional Sumatera Utara terlihat dalam ragam hias dari ornamen bangunan
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara. Hal itu dilakukan agar nantinya
warisan tradisional Sumatera Utara yang makin lama makin terdesak oleh
21
1. Suku Bangsa Nias : Relief pria dan wanita dimana pria memegang
tombak, disebelah atasnya terlihat rumah adat nias. Pulau Nias penghasil
b. Batak Toba : Pria dan wanita serta rumah adat Batak Toba.
c. Batak Karo : Pria dan wanita, Serta Rumah adat Batak Karo, buah-
3. Suku Bangsa Melayu : Pria dan wanita serta rumah adat Melayu. Juga
Pada relief bangunan sebelah kanan tampak relief tokoh yang berasal
22
lagu Koor Gereja, Djaga Depari adalah seorang Komponis dari daerah Batak
Karo, Dr. Justin Sihombing adalah Ephorus gereja HKBP dan juga pelopor
baru yang telah banyak menciptakan banyak puisi., Nahun Situmorang adalah
seniman dan pencipta lagu-lagu tapanuli dan lagu-lagu Nasional, Lili Suhaery
untuk ruang seksi koleksi, ruang seksi konservasi dan preparasi, laboratorium,
mess, tempat penjualan tiket masuk, benda–benda pos, dan pos jaga yang
telah ada sejak tahun 1982. Atap bangunan Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara bergaya rumah adat Batak Toba yang dihiasi relief yang
27
Ibid, hlm. 3-8.
23
arti, yaitu :
28
Gorga merupakan kesenian ukir dari suku Batak Toba yang dilakukan dengan
diukir ataupu pahat yang biasanya terdapat dibagian luar rumah adat Batak Toba dan alat
kesenian (gendang, serunai, kecapi) dan lain sebagainnya.
24
1982-2005
sebagai Gedung Arca. Penamaan ini bermula ketika awal mula koleksi di
museum ini merupakan dua buah Arca Makara (halaman 90) yang dibawa
oleh arkeolog nasional dari Padang Lawas, tepatnya di depan Candi Bahal.
Buddha yang usianya lebih dari 3.000 tahun. Makara ini juga menjadi bukti
koleksi yang pertama tersebut adalah berupa Arca, maka masyarakat Sumatera
Utara lebih mengenal museum ini dengan nama Gedung Arca. 29 Barulah
benda budaya, namun lebih dari itu Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara
29
Wawancara dengan Martina Silaban S.H tanggal 09 Mei 2016 di Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara.
25
menjadi bagian dari industri pariwisata. Dalam hal ini pemahaman tentang
Teknologi Medan (ITM) di jalan H.M Joni no. 51. Jarak dari Bandara Polonia
30
Wawancara dengan K. Sebayang di Taman Budaya pada tanggal 02 Mei 2016
26
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sangat strategis dan tidak jauh dari
lapangan parkir yang lebih memadai. Luas tanah merupakan hal yang pokok
bagi sebuah Museum, dimana perlu adanya halaman, taman yang ditanami
dikonversikan menjadi suatu tatanan lembaga berupa visi dan misi. Visi
27
masa depan (misi). Misi berkaitan penuh dengan langkah-langkah dan strategi
untuk mencapai visi. Penyusunan Visi dan Misi ini dilakukan oleh kebijakan
1982 sampai proses perjalanan museum ini mempunyai visi dan misi sebagai
berikut:
28
Tata Kerja Museum Propinsi. Jabatan stuktural dipegang oleh kepala museum
subbagian tata usaha, kepala seksi koleksi, kepala seksi bimbingan dan
32
Moh. Amir Sutaraga, Seminar Pengolahan dan Pendayagunaan Museum di
Indonesia, Proyek Pembinaan Permuseuman, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Museum, Jakarta, 1976/1977, hlm. 124.
29
kebudayaan.
Bidang keuangan
tahun 1982, Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kabid
33
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumtera
Utara tanggal 29 Maret 2016.
30
pada tahun 1982 sampai tahun 1987 diganti oleh Maruhitna Marpaung pada
tahun 1987 sampai tahun 1990 lalu diangkat dan ditetapkan oleh Kakanwil
masa jabatannya telah berakhir. Selanjutnya dipimpin oleh Sri Hartini 1999
tahun 1982 semula hanya 10 orang dimana bagian tersebut hanya pengurus
inti. Hingga pada tahun 2005 jumlah ketenagaan dalam pengelolaan Museum
Golongan IV : 1 orang
Golongan II : 24 orang
Golongan I : 2 orang.35
34
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 11 April 2016.
35
Wawancara dengan Suryadi di Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara pada
tanggal 25 april 2016.
31
Utara:
Museum Negeri.
36
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan, hlm. 6-7.
32
memerlukan tenaga kerja yang terdiri dari tenaga ahli, berbagai tingkat
pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai jenis jabatan dan
33
Disamping itu, dana pemeliaharaan juga diperoleh dari tiket masuk museum
yang dikenakan bagi pengunjung. Tarif masuk museum sampai tahun 2005
34
37
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 11 Meret 2016.
35
UTARA (1982–2005)
Sumatera Utara dewasa ini mulai dipadati pengunjung. Terutama pada jumat,
koleksi. Hanya beberapa puluh langkah dari ruang lobby, hasil budaya masa
pra sejarah seperti kulit kerang dan alat batu yang terkenal dengan nama
Utara pada 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu, Daoed
36
hibah koleksi benda-benda bernilai seni sebanyak 16 koleksi pada tahun 1999.
Temuan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Desa Lobu Tua,
38
Wawancara dengan Marseria Sebayang S.Pd di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara tanggal 04 April 2016.
37
darma wanita, bangunan pos satpam, banugnan tiket agen pos, bangunan
berlantai dua ini (lihat gambar hal. 75) terbagi atas ruangan-ruangan yang
1. Ruang Tata Pemeran Tetap dibangun pada tahun 1982 sampai tahun 2005
39
Buku Petunjuk Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan,
hlm. 5.
38
Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola / Mandailing, Pak Pak dan Nias
manusia dan hasil budaya masa prasejarah berupa kulit kerang dan alat
di situs Sangira, Jawa Timur. Situs Sangiran ini terkenal di dunia bahkan
dari perunggu dan batu. Diantaranya yang ditemukan di situs Kota Cina
Koleksi lainnya berupa keramik berasal dari abad sebelas yang berasal
dari situs Kota Cina, Labuhan, Medan. Mata Uang (Numismatik), Naskah
39
5. Taman Purbakala dibangun pada tahun 1982 dan telah direnovasi pada
taman ini terdapat beberapa koleksi berupa artefak candi antara lain
Sumatera Utara), beberapa buah prasasti terbuat dari batu yang ditemukan
kemuncak, beberapa buah arca singa arca kepala buaya. Selain itu
terdapat beberapa koleksi batu dari nias berupa osa osa yang terbuat dari
batu, patung manusia laki-laki dan perempuan yang juga terbuat dari batu.
Koleksi lainnya, beberapa nisan batu yang berasal dari makam kuno di
Barus.
6. Ruang Lantai II Barat dibangun pada tahun 1982 belum ada perubahan
7. Ruang Lantai II Timur dibangun pada tahun 1982, belum ada perubahan
40
dengan fungsi dan tugas sebuah museum, maka diadakan tata bangunan yang
kegiatan internal museum baik perawatan koleksi dan hubungan kerja sama
koleksi bagi pengunjung. Bagi pengelola museum koleksi adalah unsur dari
itu, koleksi juga mempunyai suatu nilai, oleh karena itu, bagi pengelola
41
suatu koleksi yang ada dalam museum tidak akan tampil dengan sendirinya
prinsip konservasi.
41
Bambang Sumadio, Bunga Rampai Permuseuman, Jakasrta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Permuseuman,
1996/1997, hlm. 17.
42
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 5 April 2016.
42
masa lampau semakin banyak. Terhitung mulai dari peresmian museum tahun
1982 telah adanya pengunjung. Pada tahun 2003 jumlah pengunjung 73.032,
tahun 2004 naik menjadi 80.070, tahun 2005 pengunjung sebanyak 81.031
dan tahun ini hingga bulan Juli sebanyak 34.074 pengunjung. Diproyeksikan
unit big screen disiapkan bagi pengunjung lanjut usia yang kesuliatan naik
turun tangga ke ruang koleksi dilantai I dan II, cukup melihat di layar lebar
dikunjungi.44
43
Sri Hartini adalah Kepala Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara 2000-
sekarang.
44
Tempo, tanggal 01 September 2006.
43
Utara berangsur meningkat dari tahun 1991 ke tahun 1997 dan terjadi
penurunan kembali pada tahun 1997. Sedangkan pada tahun 1998 sampai
pengunjung mulai terlihat kembali pada tahun 2003 sampai tahun 2005.
persentase paling besar adalah dari kalangan siswa, sedangkan wisman dan
wisnu persentasenya relatif kecil. Melihat data tersebut maka bisa diambil
umum termasuk hari minggu. Kecuali hari senin tidak menerima pengunjung
dan hari besar tutup. Hal disebabkan karena hari sabtu dan minggu museum
berisikan data isi museum dan peta atau katalog benda-benda yang dipajang di
44
komputer pintar ini saja sudah dapat diketahui secara rinci dan menyeluruh
bagian isi museum yang terdiri dari 6.780 koleksi yang meliputi kategori
Utara itu pun ada dalam sebuah ruangan, dengan kursi yang disusun berjajar.
dilengkapi dengan hikayat dari negeri asal koleksi. Tinggal minta operator
menyebutnya.
45
9. Mess (1982)
banyak pelajaran dan manfaat yang diperoleh antara lain menggali kultur
budaya Sumatera Utara yang multikultural seperti rumah adat dan pakaian
Nias. Bukan itu saja, pengunjung dapat melihat-lihat keseluruhan isi museum
yang terdiri dari dua lantai. Selain ruang pameran terdapat pula perpustakaan
lingkungannya yang berkaitan dengan satu atau berbagai bidang atau cabang
46
Indonesia Pertama Ir. Soekarno tahun 1954, berupa Arca Makara. Makara
adalah patung batu yang bentuknya seperti perpaduan kepala binatang, air dan
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini adalah dua buah Arca Makara.
Arca Makara ini dibawa dari Padang Lawas, tepatnya di depan Candi Bahal.
Buddha yang usianya lebih dari 3.000 tahun. Makara ini juga menjadi bukti
penyebaran Hindu Buddha di Sumatera Utara pada zaman dahulu. Pada posisi
dan kanan pintu masuk candi, yang menurut kepercayaan berfungsi sebagai
penolak bala.
sejarah perjuangan masa kini. Sebagian lainnya berasal dari beberapa daerah
lain di Indonesia dan dari negara lain seperti Thailand. Hingga tahun 2005
47
1. Geologika / Geografika :
2. Biologika :
3. Etnografika :
hidup sehari – hari berupa peralatan rumah tangga seperti kepuk (tempat
4. Arkeologika :
46
Wawancara Dengan Murseria Sebayang S.Pd Di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara pada tanggal 13 April 2016.
48
budaya barat, seperti peralatan hidup manusia berupa tulang, kapak batu,
5. Historika :
film.
6. Numismatika :
Koleksi mumismatika berupa mata uang atau alat tukar lainnya yang
7. Filologika :
49
8. Keramologika :
Koleksi keramik, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing yang
situs candi Sipamutung (Tapanuli Selatan), dan keramik asing lainnya dari
9. Seni Rupa :
Koleksi seni rupa diekspresikan melalui dua atau tiga dimensi berupa
lukisan.
10. Teknologi :
Utara dalam ragam suku etnis. Koleksi yang dimiliki Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara telah dapat mewakili benda budaya yang dimiliki Etnis yang
50
Pada umumnya motif hias yang dipakai semua etnik di Sumatera Utara
geometris. Motif hias tersebut dipahat atau dilukis pada bangunan rumah
lada, kopi dll yang hasilnya digunakan untuk keperluan sendiri atau
sebagai alat tukar atau barter. Setelah orang Eropa masuk ke Sumatera
Mata uang yang diedarkan sebagai alat tukar sebagai alat pembayaran
yang sah berlaku pada waktu tertentu. Mata uang Cina yang yang
Cina ke Sumatera.
51
masehi. Benda keramik yang disajikan disini adalah berupa piring dinasti
memiliki mitologi, cerita asal usul nenek moyang pembawa adat. Salah
satu ciri yang menandai kelompok etnis ini adalah pakaian adat, seperti :
tutup kepala, baju, tutup dada, kain, selemdang, jenis perhiasan dan
Etnis di Sumatera Utara ini memiliki dialek sendiri dan berbeda – beda
mereka menuliskannya pada ruang bambu atau lembaran kulit kayu yang
dapat dilipat, yang dalam bahasa Toba disebut buku “Lak–Lak”. Pada
buku Lak-Lak ini dituliskan hal – hal mengenai Wasi, yang di dalamnya
dan Sebagainya.
52
pengantin.
adat, kebiasaan makan sirih selalu merupakan syarat sopan santun. Telah
atau permaisuri Raja. Makan sirih juga dapat berfungsi sebagai kebutuhan
pantai, rumah raja agak maju kedepan dan rumah rakyat harus mundur
53
tangga terbuat dari kayu, rotan, tanah liat (tembikar), daun pandan dan
potong (pisau, kapak), senjata lempar (panah, lembing, sumpitan) dan lain
pertanian sehingga alat yang dipergunakan adalah cangkul dan arit dan
disekitar danau toba sebagai alat transportasi danau. Ada juga biduk yang
54
sebagai alat keperluan nelayan, yang diberi layar cadik. Cadik ini
parang, martil, dan alat lainya untuk meratakan kayu (hortak jenis bangsi,
didaerah toba.
Hasil tempahan yang diperoleh antara lain: sabit, parang, golok, tajak,
rebas, dan sebagainya. Peralatan yang diperlukan oleh seorang pandai besi
Alat musik setiap etnis di Sumatera Utara ada koleksinya di museum ini.
Alat musik biasanya dibunyikan pada waktu pesta, menyambut tamu dan
upacara kematian. Irama musik dalam menyambut tamu dan acara pesta
bernada sedih dan duka. Alat musik yang terdapat dalam museum ini
merupakan alat musik tiup, pukul, petik, dan alat musik gesek.
55
kecil biasa diisi dengan kegiatan bermain dengan mainan yang terbuat dari
lazim ditemukan terbuat dari plastik, besi, tembaga, dan lainnya yang
pembungkus barang, ungkapan rasa seni yang sangat artistik. Melalui kain
bambu, tulang dan pustaha (terbuat dari kulit kayu) yang ditulis dalam
56
dengan keagamaan.
kepercayaan animisme atau dewa nenel moyang suku Batak. Bahan dari
kayu dan ijuk yangd dianyam dan bagian bawah diruncingkan supaya
paling atas laki – laki berlilitkan benang tiga warna: yaitu merah, putih
beranak), ular, anjing, lipan dan jenis binatang lainnya yang ada ditanah
Batak.
57
Utara diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya dari hasil penelitian, hibah,
1. Hasil Penelitian yaitu benda yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut
kerja sama dengan daerah setampat yang akan diteliti sesuai dengan
kepada pihak museum dengan ikhlas tanpa menuntut ganti rugi apapun
kemudian hari.
3. Ganti Rugi yaitu benda warisan budaya yang menjadi milik masyarakat
58
sementara oleh pihak museum dengan catatan suatu waktu nanti dapat
4.6.1 Pameran
pengunjung melalui gagasan atau ide, peralatan dan keindahan. Tujuan utama
khusus sebagai suatu unsur tema sejarah utau suatu kegiatan yang
47
Wawancara dengan Marseria Sebayang S.pd Di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara pada tanggal 13 April 2016.
59
masyarakat terhadap aspek sejarah dan budaya yang dipamerkan supaya lebih
48
menarik pengunjung. Berbagai kegiatan pameran museum yang
koleksi dalam jangka waktu tertentu yang relatif singkat dengan mengambil
tema khusus mengenai suatu unsur budaya. Pameran khusus ini dilakukan di
Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sejak tahun 1982 sampai tahun 2005
adalah :
48
Proyek Pengembangan Permuseuman Propinsi Sumatera Utara, Departemen
pendidikan dan kebudayaan, Jakarta, hlm. 35.
60
Nusantara)
Topeng
Belanda)
Puslit Arkenas)
propinsi)
61
Propinsi.
sebagainya.
4.6.2 Lomba
disini adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana peran museum
49
Wawancara dengan Drs. Sri Hartini M.Si di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara Pada Tanggal 16 Mei 2006.
62
atau pelajar, umum, antara lain : lomba cepat tepat, lomba karya tulis, lomba
melalui media massa (koran, majalah) dan elektronik (TV, Radio, Internet),
pemutaran Film.
63