Anda di halaman 1dari 46

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA MUSEUM NEGERI PROPINSI

SUMATERARA UTARA

2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Berdirinya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara berkaitan dengan

perjalanan panjang sejarah Sumatera Utara yang telah meninggalkan banyak

nilai sejarah perkembangan masyarakat. Yang melatarbelakangi berdirinya

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara semula dimaksudkan oleh Jawatan

Kebudayaan Sumatera Utara sebagai tempat penyimpanan benda-benda

peninggalan sejarah dan purbakala daerah Sumatera Utara. Selain itu

keberadaan adat istiadat budaya masyarakat Sumatera Utara yang khas dan

masih dipegang hingga saat ini perlu diperkenalkan kepada masyarakat.

Upaya untuk memperkenalkan benda peninggalan tersebut tidaklah mungkin

dilakukan jika keberadaan benda peninggalan tersebut dikumpulkan dalam

suatu tempat, sehingga untuk itu Sumatera Utara perlu membangun sebuah

museum umum, karena sifat dan fungsinya museum tidak hanya menyimpan

dan memamerkan salah satu jenis koleksi yang berkaitan dengan perjalanan

sejarah budaya masyarakat serta lingkunannya yang justru tidak

dimungkinkan untuk disimpan dan dipamerkan pada museum jenis khusus.

18

Universitas Sumatera Utara


Dalam proses pembangunanan, Museum Negeri Propinsi Sumatera

Utara tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pelaksanaan

pembangunan museum ini mengalami proses perjalanan panjang akibat

pengaruh situasi politik Indonesia belum stabil pada saat pasca kemerdekaan

Republik Indonesia.22 Rencana pembangunan adanya gedung yang megah di

Sumatera Utara sempat terhenti. Hari terus berlalu dimana rakyat/pemerintah

daerah Sumatera Utara umumnya terus mengupayakan akan kebutuhan cagar

budaya lokal, maka rencana akan adanya bangunan museum yang megah di

Sumatera Utara jalan di tempat.

Rencana tersebut diteruskan ke Direktorat Permuseuman di Jakarta

untuk dipertimbangkan, dalam hal ini Direktorat Permuseuman, Direktur

Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mendukung

sepenuhnya rencana tersebut.23

2.2 Sejarah Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara berada di bawah naungan

Lembaga Pembinaan Permuseuman Perwakilan Departemen Pendidikan dan

kebudayaan Propinsi Sumatera Utara. Peletakan batu pertama telah

dilaksanakan oleh almarhum Presiden Ir. Soekarno, pada peringatan hari

                                                            
22
Situasi Politik yang dimaksud yaitu karena pada tahun 1965-1970 adanya proses
transisi dan peralihan kekuasaan dari masa orde lama ke orde baru.
23
Buku Petunjuk Singkat Mengunjungi Museum Negeri Sumatera Utara, Proyek
Pengembangan Permuseuman Sumatera Utara, 1982, Medan, hlm. 4-5.

19

Universitas Sumatera Utara


Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1954 yang bertepatan pula

dilangsungkannya Kongres Bahasa Indonesia III di Medan.24

Hingga pada tahun 1971 pembangunan Museum Negeri Propinsi

Sumatera Utara kembali terwujud pada pemerintahan orde baru di bawah

pimpinan Presiden Soeharto. Pada tahun 1971 kantor Pembinaan

Permuseuman Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi

Sumatera Utara yang sekarang menjadi Bidang Permuseuman, Sejarah dan

Kepurbakalaan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Propinsi Sumatera Utara, mulai meneliti, membuka–buka arsip tentang

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara tersebut serta mempelajari

kemungkinan–kemungkinan untuk kelanjutan pembangunan.

Pada tahun 1974 disusunlah Pra Daftar Isian Pelaksanaan Anggara

(DIP) APBN untuk pembangunan Gedung Museum Negeri Sumatera Utara

melalui proyek Pengembangan Permuseuman Sumatera Utara untuk

melanjutkan pembangunan yang proyek pembangunan yang pernah tertunda.

Rencana tersebut mendapat tanggapan positif baik oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan maupun Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (BAPPENAS). Pada tahun anggaran 1975/1976 terbitlah DIP proyek

Pengembangan Permuseuman Sumatera Utara yang menandakan dimulainya

pembangunan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara. Peletakan batu


                                                            
24
Buku Petunjuk Museum Sumatera Utara, Departemen Pendidikan dan Kebudayan
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Sumatera Utara, 1984,
Medan, hlm. 1.

20

Universitas Sumatera Utara


setelah tahun 1954 kembali dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 1976 oleh

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan melalui dana proyek

rehabilitasi dan perluasan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara yang

kemudian menjadi objek pengembangan permuseuman di Sumatera Utara,

bangunan bertingkat dua tersebut dikerjakan dalam 7 tahap dengan bangunan

keseluruhan 2.834 M2, menelan biaya bangunan, sarana dan koleksi sebesar

700 juta rupiah. selesai tahun anggaran 1981/1982. Tepatnya pada tanggal 19

April 1982 Museum Negeri Sumatera Utara diresmikan oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Dr. Daoed Joesoef.25

2.3 Bentuk Bangunan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Secara arsitektur, bentuk bangunan Museum Negeri Propinsi Sumatera

Utara diilhami oleh bentuk rumah tradisional Batak, Nias dan Melayu yang

mewakili rumpun suku Batak, rumpun suku Melayu dan suku Nias yang

terdapat di Sumatera Utara. 26 Usaha untuk memperkenalkan arsitektur

tradisional Sumatera Utara terlihat dalam ragam hias dari ornamen bangunan

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara. Hal itu dilakukan agar nantinya

warisan tradisional Sumatera Utara yang makin lama makin terdesak oleh

arsitektur bangunan modern, tetap memiliki pesona bentuk bangunan museum

sesuai ciri khas yang melambangkan daerah Sumatera Utara.


                                                            
25
Buku Petunjuk Singkat Mengunjungi Museum Negeri Sumatera Utara, Proyek
Pengembangan Permuseuman Sumatera Utara, 1982, Medan, hlm. 1-3.
26
Ibid, hlm. 3.

21

Universitas Sumatera Utara


Pada relief bangunan sebelah kiri menunjukkan adanya tiga suku

bangsa di Sumatera Utara, mata pencaharian hidup dan tempat tinggal.

Urutannya adalah sebagai berikut :

1. Suku Bangsa Nias : Relief pria dan wanita dimana pria memegang

tombak, disebelah atasnya terlihat rumah adat nias. Pulau Nias penghasil

kelapadan hewan ternak dikelilingi lautan dengan perahu bercadik.

2. Suku Bangsa Batak :

a. Batak Angkola/Mandailing: Pria dan Wanita, rumah adat “Bagas

Godang” juga pohon beringin dan salak.

b. Batak Toba : Pria dan wanita serta rumah adat Batak Toba.

c. Batak Karo : Pria dan wanita, Serta Rumah adat Batak Karo, buah-

buahan dan sayur-sayuran.

d. Batak Pak-pak Dairi : Pria dan wanita serta rumah adatnya.

e. Batak Simalungun : Pria dan wanita rumah adatnya, juga tampak

kelapa sawit, pohon karet dan buah nenas.

3. Suku Bangsa Melayu : Pria dan wanita serta rumah adat Melayu. Juga

tampak tembakau, nipah, kelapa, padi dan perahu yang menggambarkan

suku Bangsa Melayu.

Pada relief bangunan sebelah kanan tampak relief tokoh yang berasal

dari Sumatera Utara yang menjelaskan perjalanan panjang Sumatera Utara

yaitu Raja Sisingamangaraja XII adalah Pahlawan Nasional, Wlliem Iskandar

22

Universitas Sumatera Utara


tokoh penulis prosa dan puisi dalam bahasa Mandailing, Siddik Sipompul

adalah seorang komponis lagu-lagu Tapanuli, Lagu-lagu Nasional dan lagu-

lagu Koor Gereja, Djaga Depari adalah seorang Komponis dari daerah Batak

Karo, Dr. Justin Sihombing adalah Ephorus gereja HKBP dan juga pelopor

pendidikan untuk wanita di Tapanuli, T. Amir Hamzah adalah tokoh pujangga

baru yang telah banyak menciptakan banyak puisi., Nahun Situmorang adalah

seniman dan pencipta lagu-lagu tapanuli dan lagu-lagu Nasional, Lili Suhaery

adalah seorang komponis lagu-lagu Melayu dan lagu-lagu Nasional, Tilhang

Oberlin Gultom adalah seniman dari Kecamatan Onan Runggu Samosir,

Mohd. Dahlan Siregar adalah komponis dan pencipta lagu. Tokoh-tokoh

tersebut diabadikan dalam bentuk relief di bangunan Museum Negeri Propinsi

Sumatera Utara sekaligus mengenalkan tokoh yang berasal dari Sumatera

Utara kepada masyarakat agar lebih mengenal dan mengetaui perjuangan

panjang masyarakat Sumatera Utara melalui tokoh-tokoh tersebut.27

Bangunan lain yang terdapat di induk bangunan adalah bangunan

untuk ruang seksi koleksi, ruang seksi konservasi dan preparasi, laboratorium,

mess, tempat penjualan tiket masuk, benda–benda pos, dan pos jaga yang

telah ada sejak tahun 1982. Atap bangunan Museum Negeri Propinsi

Sumatera Utara bergaya rumah adat Batak Toba yang dihiasi relief yang

                                                            
27
Ibid, hlm. 3-8.

23

Universitas Sumatera Utara


disebut juga “Gorga” 28 yang berwarna merah, hitam dan putih semakin

memperindah bentuk bangunan Museum. Semua warna tersebut mengandung

arti, yaitu :

A. Warna merah mengandung arti kemakmuran.

B. Warna hitam mengandung arti kemakmuran.

C. Warna putih melambangkan kebaikan.

Sedangkan bentuk gapura dan pintu masuk utama diambil dari

arsitektur Melayu yang didominasi oleh warna kuning keemasan. Warna

kuning keemasan merupakan lambang Kerajaan Melayu Deli.

                                                            
28
Gorga merupakan kesenian ukir dari suku Batak Toba yang dilakukan dengan
diukir ataupu pahat yang biasanya terdapat dibagian luar rumah adat Batak Toba dan alat
kesenian (gendang, serunai, kecapi) dan lain sebagainnya.

24

Universitas Sumatera Utara


BAB III

STRUKTURAL MUSEUM NEGERI PROPINSI SUMATERA UTARA

1982-2005

Penamaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sering disebut

sebagai Gedung Arca. Penamaan ini bermula ketika awal mula koleksi di

museum ini merupakan dua buah Arca Makara (halaman 90) yang dibawa

oleh arkeolog nasional dari Padang Lawas, tepatnya di depan Candi Bahal.

Penelitian memprediksi bahwa Makara ini adalah peninggalan zaman Hindu-

Buddha yang usianya lebih dari 3.000 tahun. Makara ini juga menjadi bukti

penyebaran Hindu Buddha di Sumatera Utara pada zaman dahulu. Karena

koleksi yang pertama tersebut adalah berupa Arca, maka masyarakat Sumatera

Utara lebih mengenal museum ini dengan nama Gedung Arca. 29 Barulah

kemudian pada tanggal 19 April 1982 berubah menjadi Museum Negeri

Propinsi Sumatera Utara diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Daoed Joesoef.

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu

institusi yang ada di Indonesia khususnya di Sumatera Utara tidak hanya

berfungsi sebagai tempat mengumpulkan, merawat, dan melestarikan benda-

benda budaya, namun lebih dari itu Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

                                                            
29
Wawancara dengan Martina Silaban S.H tanggal 09 Mei 2016 di Museum Negeri
Propinsi Sumatera Utara.

25

Universitas Sumatera Utara


menjadi tempat tujuan wisata dan tempat pembelajaran yang menarik

perhatian pengunjung. Oleh karena itu museum dalam menyajikan koleksi

harus mampu memadukakan antara unsur edukatif kedalam suasana yang

rekreatif atau sebaliknya.

Setelah peresmian Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara mampu

merubah citra masyarakat terhadap museum yang selama ini mempunyai

kesan sebagai gudang-gudang barang antik, gelap, menjadi museum dengan

tampilan yang menarik bagi pengunjung. Sebagai institusi pelayanan

masyarakat yang bersifat edukatif, Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

berguna bagi kepentingan pendidikan, sedangkan bersifat rekreatif museum

menjadi bagian dari industri pariwisata. Dalam hal ini pemahaman tentang

keberadaan museum secara umum perlu diketahui, sebab tata cara

pengelolaan mendasar yang dilakukan oleh pihak museum haruslah seseuai

dengan kebutuhan pemerintah maupun masyarakat.30

3.1 Lokasi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini terletak sekitar 4

kilometer disebelah barat pusat kota Medan atau tepatnya berada

dipersimpangan jalan Gedung Arca, bersebelahan dengan kampus Institiut

Teknologi Medan (ITM) di jalan H.M Joni no. 51. Jarak dari Bandara Polonia
                                                            
30
Wawancara dengan K. Sebayang di Taman Budaya pada tanggal 02 Mei 2016

26

Universitas Sumatera Utara


sekitar 3 kilometer dan dari perabuhan laut Belawan sekitar 25 kilometer.

Sedangkan dari kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 kilometer. Lokasi

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sangat strategis dan tidak jauh dari

pusat kota Medan, sehingga memudahkan orang untuk mengunjunginya.

Areal Museum ini cukup luas sehingga memungkinkan untuk

memenuhi keinginan rencana dimasa yang akan datang, seperti pembangunan

ruangan perpustakaan yang terpisah dari ruangan kerja administrasi, dan

lapangan parkir yang lebih memadai. Luas tanah merupakan hal yang pokok

bagi sebuah Museum, dimana perlu adanya halaman, taman yang ditanami

dengan tumbuh-tumbuhan seperti pohon dan bunga yang mampu memberikan

keindahan dan kenyamanan dan kemegahan gedung tersebut. (Lampiran 2)

3.2 Visi dan Misi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Dalam menjalankan roda organisasi dan tata kerja, sebuah lembaga

seyogianya memiliki pedoman yang bersifat tetap untuk menjadikan acuan

terhadap setiap perkembangan yang dijalankan. Pedoman tersebut

dikonversikan menjadi suatu tatanan lembaga berupa visi dan misi. Visi

merupakan tujuan bersama, cita–cita atau harapan yang diemban untuk

mewujudkan di masa yang akan datang. Sedangkan misi merupakan upaya,

usaha, atau cara-cara yang dipergunakan di dalam mewujudkan impian

bersama (visi) dengan tidak melupakan peraturan–peraturan atau prinsip–

27

Universitas Sumatera Utara


prinsip yang berlaku. Misi merupakan berupa cara yang dilakukan gambaran

masa depan (misi). Misi berkaitan penuh dengan langkah-langkah dan strategi

untuk mencapai visi. Penyusunan Visi dan Misi ini dilakukan oleh kebijakan

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara atas dasar kewenangan yang

diberikan oleh Dinas Pendidikan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara.

Sejak awal diresmikannya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara tahun

1982 sampai proses perjalanan museum ini mempunyai visi dan misi sebagai

berikut:

 Visi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara:

Terwujudnya museum sebagai pusat studi dan pengembangan

kebudayaan yang dinamis kreatif serta andalan pariwisata daerah.

 Misi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

1. Mengoptimalkan tugas dan fungsi museum.

2. Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional.

3. Membina kerja sama antar berbagai kelompok/kalangan guna

meningkatkan performasi budaya bangsa.31

3.3 Struktur Organisasi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Beberapa kesimpulan menurut para ahli tentang kepemimpinan di

Museum adalah perlu dikemukakan bahwa peranan seorang pemimpin sangat


                                                            
31
Buku Petunjuk Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan,
hlm. 6.

28

Universitas Sumatera Utara


menentukan keberhasilan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi. Peranan itu

yang terpenting antara lain :

1. Menciptakan suatu iklim kerja dan lingkungan yang menyenangkan bagi

seumua anggota organisasi untuk bekerja.

2. Memlihara hubungan kerja yang serasi kedalam maupun keluar.

3. Pendayagunaan sumber-sumber daya dan dana yang biasanya selalu dalam

keadaan terbatas bahkan kadang0kadang jauh dari kata mencukupi.

4. Penemuan cara-cara pemberian rangsangan (motivasi) moril dan materil

selayaknya sesuai kemampuan yang ada.

5. Pemantapan pelaksanaan fungsi-fungsi menejemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, pengawasan tersebut.32

Struktur organisasi di Museum Negeri Propisnsi Sumatera Utara

terlaksana berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia nomor 001/1/1981 tanggal 09 Januari 1991 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Museum Propinsi. Jabatan stuktural dipegang oleh kepala museum

dan kepala subbagian tata usaha, ditambah dengan jabatan fungsional.

Susunan organisasi terdiri dari kepada museum dibantu oleh kepala

subbagian tata usaha, kepala seksi koleksi, kepala seksi bimbingan dan

edukasi, kepala seksi konservasi dan preparasi serta tenaga fungsional.

                                                            
32
Moh. Amir Sutaraga, Seminar Pengolahan dan Pendayagunaan Museum di
Indonesia, Proyek Pembinaan Permuseuman, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Museum, Jakarta, 1976/1977, hlm. 124.

29

Universitas Sumatera Utara


Struktur organisasi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dibagi menjadi

dua kelompok besar yang dipimpin oleh seorang kepala museum.

Kedua kelompok besar tersebut adalah :

1. Bidang Fungsional, memiliki tiga kelompok kegiatan :

 Koordinator Bidang Koleksi

 Koordinator Bidang Konstruksi dan Preparasi

 Koordinator Bidang Bimbingan, pendidikan dan

kebudayaan.

2. Bidang Tata Usaha, Memiliki lima kelompok kegiatan :

 Bidang rumah tangga dan urusan dalam, meliputi satpam,

ruang koleksi dan tata usaha

 Bidang personalia / kepegawaian

 Bidang keuangan

 Bidang dokumentasi koleksi

 Bidang perpustakaan.33 (Lampiran 1)

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang

Kepala Museum yang berperan dan bertanggungjawab kepada Unit Pelaksana

Tugas Dinas Kebudayaan dan pariwisata Propinsi Sumatera Utara atas

keberlangsungan perkembangan museum. Sejak peresmian bangunan pada

tahun 1982, Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Kabid
                                                            
33
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumtera
Utara tanggal 29 Maret 2016.

30

Universitas Sumatera Utara


Muskala Kanwil Depdikbud yaitu E.K. Siahaan. Periode beliau berlangsung

pada tahun 1982 sampai tahun 1987 diganti oleh Maruhitna Marpaung pada

tahun 1987 sampai tahun 1990 lalu diangkat dan ditetapkan oleh Kakanwil

Depdikbud Propinsi Sumatera Utara. Pada tahun 1990-1999 tongkat etafet

kepala Museum berikutnya dipegang oleh Suruhun Purba setelah dimana

masa jabatannya telah berakhir. Selanjutnya dipimpin oleh Sri Hartini 1999

sampai sekarang. 34 Batas waktu kepempimpinan Museum Negeri Propinsi

Negeri Propinsi Sumatera Utara berdasarkan kebijakan Dinas Pemerintahan

Propinsi Sumatera Utara.

Sedari Awal berdirinya Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

tahun 1982 semula hanya 10 orang dimana bagian tersebut hanya pengurus

inti. Hingga pada tahun 2005 jumlah ketenagaan dalam pengelolaan Museum

Negeri Propinsi Sumatera Utara tercatat sebanyak 64 orang terdiri dari :

Golongan IV : 1 orang

Golongan III : 37 orang

Golongan II : 24 orang

Golongan I : 2 orang.35

                                                            
34
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 11 April 2016.
35
Wawancara dengan Suryadi di Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara pada
tanggal 25 april 2016.

31

Universitas Sumatera Utara


3.4 Tugas Pokok dan Fungsi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara dikelola oleh pemerintah

Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara

No. 06-01-442/Tahun 2002, Tugas Pokok Museum Negeri Propinsi Sumatera

Utara:

Pembinaan dan Pengembangan serta peningkatan kapasitas Museum

Negeri. Untuk Penyelenggaraan tugas pokok tersebut, Museum Negeri

Propinsi Sumatera Utara Mempunyai fungsi:

a. Melakukan penyusunan dan penyempurnaan standart pelaksanaan

pembinaan, pengelolaan dan kerja sama pengembangan kapasitas

Museum Negeri.

b. Perencanaan dan pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan

pengembangan kapasitas museum negeri sesuai ketentuan dan

standart yang ditetapkan.

c. Penyelenggaraan koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak

dalam pengembangan kapasitas museum negeri sesuai dengan

standart yang ditetapkan.36

                                                            
36
Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan, hlm. 6-7.

32

Universitas Sumatera Utara


3.5 Sarana dan Prasarana Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Berbicara mengenai sarana dan prasarana museum, tidak mungkin

terlepas dari masalah sistem permuseuman maupun pengelolaannya, karena

sarana dan prasarana museum merupakan faktor penunjang untuk tercapainya

tujuan penyelenggaraan museum. Untuk mendapatkan suatu sistem

mengelolaan dan pendayagunaan museum secara tepat, perlu terlebih dahulu

kiranya ditinjau tentang tujuan penyelenggaraan museum dan kondisi

permuseum di Indonesia dewasa ini.

Sarana dan prasarana museum adalah unsur-unsur yang merupakan

persyaratan untuk berdiri dan terselenggaranya museum secara sempurna.

Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah tahun 2000, sesuai dengan

Undang-Undang No. 22 tahun 1999. Status Museum Negeri Propinsi

diserahkan menjadi kewenangan daerah (Propinsi). Pengelolaan Sumber

pendanaan dan Sumber Daya Manusia (SDA) Museum Negeri Propinsi

Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksana Tugas Dinas Kebudayaan dan

pariwisata Propisnsi Sumatera Utara sebagai berikut :

3.5.1 Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan tugas dan fungsi museum, maka museum sangat

memerlukan tenaga kerja yang terdiri dari tenaga ahli, berbagai tingkat

pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai jenis jabatan dan

33

Universitas Sumatera Utara


pekerjaan di museum. Tidaklah benar jika dikatakan bahwa museum hanyalah

bidangnya orang-orang yang mempunyai dasar pendidikan ilmu sosial saja,

sebab museum memerlukakan tenaga dari berbagai ilmu pengetahuan.

Sumber Daya Manusia Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

semula berdasarkan jumlah kebutuhan yang dilakukan oleh pengelola

Museum Negeri Popinsi Sumatera Utara untuk menempati posisi/jabatan

tertentu sesuai dengan kebutuhan. Perolehan sumber daya manusia Museum

Negeri Propinsi Sumatera Utara berasal dari kebutuhan ketenagakerjaan

melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara.

3.5.2 Sumber Pendanaan :

Sumber pendanaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

dibebankan terhadap APBN dan APBD Tingkat I Propinsi Sumatera Utara.

Disamping itu, dana pemeliaharaan juga diperoleh dari tiket masuk museum

yang dikenakan bagi pengunjung. Tarif masuk museum sampai tahun 2005

diperincikan sebagai berikut:

Pada tahun 1982 sampai tahun 1999 yakni :

a. Tarif umum perseorangan, antara lain :


 Dewasa Rp. 250,- /Orang
 Anak sekolah Rp. 100,- /Orang
b. Tarif umum rombongan, antara lain :

34

Universitas Sumatera Utara


 Dewasa Rp. 150,- /orang
 Anak Sekolah Rp. 50, /orang

Pada tahun 1999 sampai tahun 2005 yakni :

a. Tarif umum perseorangan, antara lain :


 Dewasa Rp. 750,- /orang
 Anak sekolah Rp. 250,- /orang.
b. Tarif Umum Rombongan, antara lain :
 Dewasa Rp. 250,- /orang
 Anak sekolah 100,- /orang.37

Perubahan tarif masuk pengunjung tersebut dilakukan atas inisiatif

pihak pengelola Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara atas dasar

meningkatnya kuantitas pengunjung mancanegara ke Museum Negeri

Propinsi Sumatera Utara. Didasari perihal tersebut, ditentapkanlah tarif biaya

masuk baru guna memaksimalkan kebutuhan perawatan museum dari sisi

kebersiahan maupun kelestarian areal museum.

                                                            
37
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 11 Meret 2016.

35

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PERKEMBANGAN MUSEUM NEGERI PROPINSI SUMATERA

UTARA (1982–2005)

Perkembangan Museum Negeri Sumatera Utara terlihat dari

antusiasme masyarakat umum, wisatawan mancanegera, wisatawan lokal dan

sekelompok anak berseragam sekolah yang tidak pernah absen di setiap

ruangan pameran Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara. Museum Negeri

Sumatera Utara dewasa ini mulai dipadati pengunjung. Terutama pada jumat,

dan sabtu. Di ruang lobby, patung pengantin beserta ornamen-ornamenya dari

suku-suku utama di Sumatera Utara seperti Melayu, Batak Toba, Karo,

Simalungun, Angkola, Mandailing, Pak-Pak, dan Nias memancing minat

pengunjung untuk semakin melangkahkan kaki menelusuri setiap ruang

koleksi. Hanya beberapa puluh langkah dari ruang lobby, hasil budaya masa

pra sejarah seperti kulit kerang dan alat batu yang terkenal dengan nama

"Sumatralith" yang ditemukan di Kabupaten Langkat.

Sejak diresmikan Bangnunan Museum Negeri Propinsi Sumatera

Utara pada 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu, Daoed

Yosoef, hingga tahun 2005 Museum Sumatera Utara mengalami

perkembangan Museum meliputi perkembangan bangunan/fisik, pengelolaan,

pengunjung, fasilitas museum, koleksi yang tercatat memiliki kemajuan

koleksi benda-benda bersejarah yang terbagi menjadi 10 jenis, yakni koleksi

geologika, berupa koleksi jenis batuan, benda-benda bentukan alam serta

36

Universitas Sumatera Utara


aneka mineral batuan. Kemudian ada pula koleksi biologika, koleksi

etnografika yang menggambarkan identitas etnis di Sumatera Utara.

Koleksi lainnya yang menarik perhatian pengunjung adalah koleksi

arkeologika, benda-benda hasil peninggalan budaya masa pra sejarah sampai

masuknya pengaruh budaya barat. Koleksi arkeologika yang terkenal di

museum ini di antaranya, Piringsapa serta Pustaha Lak-lak peninggalan

budaya Batak Toba. Selebihnya ada koleksi historika, numismatika,

filologika, keramologika, seni rupa dan yang berteknologika.38

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini juga pernah menerima

hibah koleksi benda-benda bernilai seni sebanyak 16 koleksi pada tahun 1999.

Temuan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Desa Lobu Tua,

Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah berupa 7 keramik Cina

buatan abad 10 Masehi yang dihibahkan menambah banyak koleksi museum.

Perkembangan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini juga erat

kaitannya dengan tindak/upaya museum dalam mengeksplorasi museum

untuk meningkatkan daya tarik masyarakat untuk mengunjungi museum.

4.1 Bangunan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara 1982 – 2005

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara mengadakan pembangunan

berdasarkan fungsi suatu bangunan. Bangunan museum berdiri di atas lahan

                                                            
38
Wawancara dengan Marseria Sebayang S.Pd di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara tanggal 04 April 2016.

37

Universitas Sumatera Utara


10.468 m2 yang terdiri dari bangunan induk dua lantai dan bangunan non

induk yang berada dikawasan bangunan inti yang dipergunakan untuk

menunjang kebutuhan bangunan utama yaitu, bangunan mess, bangunan

darma wanita, bangunan pos satpam, banugnan tiket agen pos, bangunan

mushola, bangunan toilet. 39 Selain bangunan gedung museum ada juga

bangunan pendukung lainnya. (tabel 2)

Bangunan utama Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara yang

berlantai dua ini (lihat gambar hal. 75) terbagi atas ruangan-ruangan yang

berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda–benda yang sesuai dengan

nama ruangan tersebut, antara lain :

1. Ruang Tata Pemeran Tetap dibangun pada tahun 1982 sampai tahun 2005

belum ada perubahaan. Ruangan untuk menyampaikan informasi sejarah

budaya Sumatera Utara dilakukan melalui tata pameran tetap. Dari

sejumlah koleksi yang dimiliki Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

tidak seluruhnya dapat disajikan dalam pameran tetap. Sesuai dengan

kapasitas tempat dan ruang yang tersedia, koleksi yang ditampilkan

berkisar 30 persen, selebihnya tersimpan dalam ruang storage (gudang

kecil). Koleksi ditata berdasarkan alur cerita yang bekesinambungan.

                                                            
39
Buku Petunjuk Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan,
hlm. 5.

38

Universitas Sumatera Utara


2. Lobby dibangun pada tahun 1982 sampai tahun 2005 belum ada

perubahan. Diruangan ini dipamerkan lukisan pengantin suku Melayu,

Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola / Mandailing, Pak Pak dan Nias

beserta ornamen-ornamennya kemudian ditampilkan juga gamber evolusi

manusia dan hasil budaya masa prasejarah berupa kulit kerang dan alat

batu yang terkenal dengan nama “sumatralith” ditemukan didaerah

Kabupaten Langkat, duplikat fosil Pitecantropus Erectus yang ditemukan

di situs Sangira, Jawa Timur. Situs Sangiran ini terkenal di dunia bahkan

sudah menjadi warisan dunia. Selain itu lukisan bangunan rumah

tradisional di Sumatera Utara dan berbagai jenis batuan.

3. Ruang Lantai I Barat dibangun 1982, direnovasi pada tahun 2005.

Ditampilkan koleksi jenis biologika berupa jenis kayu, beberapa binatang,

tulang gajah, koleksi lainnya berupa patung Hindu-Budha yang terbuat

dari perunggu dan batu. Diantaranya yang ditemukan di situs Kota Cina

(Labuhan, Medan) dan percandian padang lawas, Tapanuli Selatan.

Koleksi lainnya berupa keramik berasal dari abad sebelas yang berasal

dari situs Kota Cina, Labuhan, Medan. Mata Uang (Numismatik), Naskah

Kuno (Pustaka Lak-lak dan naskah Melayu), perhiasan, penginapan,

pakaian pengantin dan miniatur rumah adat.

4. Ruang Lantai I Timur dibangun pada tahun 1982, dilakukan renovasi

pada tahun 2005. Ditampilkan koleksi sejarah perkebunan Sumatera

Timur, foto-foto dan benda-benda yang berkaitan dengan sejarah

39

Universitas Sumatera Utara


perjuangan melawan penjajah Belanda, benda-benda pers dan film serta

lukisan gubernur Sumatera Utara mulai awal hingga sekarang.

5. Taman Purbakala dibangun pada tahun 1982 dan telah direnovasi pada

tahun 2003. Taman purbakala ini letaknya didalam gedung museum. Di

taman ini terdapat beberapa koleksi berupa artefak candi antara lain

Makara (merupakan koleksi pertama di Museum Negeri Propinsi

Sumatera Utara), beberapa buah prasasti terbuat dari batu yang ditemukan

di daerah percandian Padang Lawas, Tapanuli Selatan, lapik arca, bagian

kemuncak, beberapa buah arca singa arca kepala buaya. Selain itu

terdapat beberapa koleksi batu dari nias berupa osa osa yang terbuat dari

batu, patung manusia laki-laki dan perempuan yang juga terbuat dari batu.

Koleksi lainnya, beberapa nisan batu yang berasal dari makam kuno di

Barus.

6. Ruang Lantai II Barat dibangun pada tahun 1982 belum ada perubahan

sampai tahun 2005. Ditampilkan benda-benda etnografi berupa peralatan

rumah tangga tradisional, alat perdagangan masa lalu, transportasi, pandai

besi serta perlengkapan daur hidup mulai dari melahirkan sampai

kematian. Dilantai ini terdapat ruangan khusus untuk yang menyajikan

koleksi dari Thailand.

7. Ruang Lantai II Timur dibangun pada tahun 1982, belum ada perubahan

sampai tahun 2005. ditampilkan berbagai koleksi hasil kerajinan seperti

tembikar, anyaman, tenun. Terdapat juga alat musik tradisional, seni

40

Universitas Sumatera Utara


pertunjukan berupa topeng (di Karo disebut Gundala-gundala, di

Simalungun disebut Hoda-hoda), patung sigale-gale, permainan

tradisional, religi dan agama.

Bangunan dan ruangan yang berada dalam kawasan Museum Negeri

Propinsi Sumatera Utara merupakan sarana yang perlu dikembangkan sesuai

dengan fungsi dan tugas sebuah museum, maka diadakan tata bangunan yang

artinya mampu menunjang kemudahan–kemudahan bagi pengelolanya dan

melaksanakan tugas-tugas serta kepentingan bagi pengunjung.

4.2 Pengelolaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Pengelolaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara meliputi

kegiatan internal museum baik perawatan koleksi dan hubungan kerja sama

dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Melakukan urusan perpustakaan

dan dokumentasi ilmiah. Publikasi penelitian koleksi, melakukan bimbingan

edukatif kultural, serta melakukan urusan tata usaha.40

Makna koleksi bagi pengelola museum akan berbeda dengan makna

koleksi bagi pengunjung. Bagi pengelola museum koleksi adalah unsur dari

suatu gagasan atau kisah yang dikomunikasikan terhadap pengunjung. Selain

itu, koleksi juga mempunyai suatu nilai, oleh karena itu, bagi pengelola

museum, selain pemahaman fungsi museum, sangat perlu pula pemahaman


                                                            
40
Buku Petunjuk Museum Sumatera Utara, Departemen Pendidikan dan Kebudayan
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Sumatera Utara, 1984,
Medan, hlm. 14.

41

Universitas Sumatera Utara


terhadap koleksi. 41 Jika ditarik kesimpulan terlihat jelas bahwa makna dari

suatu koleksi yang ada dalam museum tidak akan tampil dengan sendirinya

dan medapat pemahaman dari pengunjung, tetapi diperlukan petugas

pengelola museum yang mengerti berbagai pemahaman koleksi museum dan

menjelaskan kepada pengunjung. Membangun museum bukan hanya sebatas

pada bangunan gedung, peralatan, dan koleksinya saja, tetapi pelestarian

koleksi museum menjadi suatu bagian kompleks kegiatannya yang

memerlukan keahlian, keterampilan dan ketekunan sesuai dengan ilmu dan

prinsip konservasi.

Sejak diresmikan tahun 1982 hingga tahun 1999, pengelolaan Museum

Negeri Propinsi Sumatera Utara merupakan Unit Pelaksanaan teknis yang

dikelola dibawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah dilakukannya otonomi daerah pada

tahun 2000, pengelolaan museum diserahkan sepenuhnya kepada

Pemerintahan Propinsi Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksanaan Teknis

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sumatera Utara.42

                                                            
41
Bambang Sumadio, Bunga Rampai Permuseuman, Jakasrta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Permuseuman,
1996/1997, hlm. 17.
42
Wawancara dengan Martina Silaban S.H di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara tanggal 5 April 2016.

42

Universitas Sumatera Utara


4.3 Pengunjung Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Pengunjung Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara terdiri dari

berbagai tingkat pendidikan, umur, tujuan dan kebangsaan. Sebagai objek

wisata dan objek pendidikan, Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

dikunjungi oleh masyarakat lokal dan masyarakat mancanegara.

Jumlah pengunjung museum yang terus bertambah, menurut Sri

Hartini43 merupakan cerminan masyarakat yang ingin mengetahui peradaban

masa lampau semakin banyak. Terhitung mulai dari peresmian museum tahun

1982 telah adanya pengunjung. Pada tahun 2003 jumlah pengunjung 73.032,

tahun 2004 naik menjadi 80.070, tahun 2005 pengunjung sebanyak 81.031

dan tahun ini hingga bulan Juli sebanyak 34.074 pengunjung. Diproyeksikan

tahun berikutnya pengunjung museum sebanyak 90 ribuan.

Untuk mencapai terget 90 ribuan pengunjung itu, pada tahun 2003

museum dilengkapi fasilitas animasi dan layar sentuh. Teknologi animasi

ternyata memancing minat anak-anak berkunjung ke museum. Selain itu 1

unit big screen disiapkan bagi pengunjung lanjut usia yang kesuliatan naik

turun tangga ke ruang koleksi dilantai I dan II, cukup melihat di layar lebar

dengan teknologi touch screen, seluruh ruangan museum sudah bisa

dikunjungi.44

                                                            
43
Sri Hartini adalah Kepala Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara 2000-
sekarang.
44
Tempo, tanggal 01 September 2006.

43

Universitas Sumatera Utara


Secara umum jumlah pengunjung Museum Negeri Propinsi Sumatera

Utara berangsur meningkat dari tahun 1991 ke tahun 1997 dan terjadi

penurunan kembali pada tahun 1997. Sedangkan pada tahun 1998 sampai

tahun 2002 menurun disebabkan oleh kondisi sosial masyarakat di Indonesia

belum stabil. Kondisi pemerintahan yang berlangsung membaik, peningkatan

pengunjung mulai terlihat kembali pada tahun 2003 sampai tahun 2005.

persentase paling besar adalah dari kalangan siswa, sedangkan wisman dan

wisnu persentasenya relatif kecil. Melihat data tersebut maka bisa diambil

pernyataan bahwa kunjungan ke Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

mengalami proses naik turun bisa dimaknai sebagai sebuah kondisi

masyarakat belum memberikan respon positif. Sama halnya pengunjungan

mancanegara mengalami naik turunnya kunjungan ke Meseum Negeri

Propinsi Sumatera Utara dari tahun ke tahun. (Tabel 4)

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara terbuka setiap hari untuk

umum termasuk hari minggu. Kecuali hari senin tidak menerima pengunjung

dan hari besar tutup. Hal disebabkan karena hari sabtu dan minggu museum

melakukan aktivitas seperti hari-hari biasa. Sedangkan hari senin tidak

menerima pengunjung karena digantikan hari sabtu dan minggu museum

menerima menerima pengunjung (Tabel 3). Jika ingin berkunjung,

pengunjung terlebih dahulu membeli tiket. Setelah membeli tiket, pengunjung

akan masuk ke ruang informasi yang didalamnya terdapat komputer pintar

berisikan data isi museum dan peta atau katalog benda-benda yang dipajang di

44

Universitas Sumatera Utara


museum. Jika pengunjung tidak berkeliling ke dalam museum, cukup melalui

komputer pintar ini saja sudah dapat diketahui secara rinci dan menyeluruh

bagian isi museum yang terdiri dari 6.780 koleksi yang meliputi kategori

replika, hewan sumatera, fosil, manusia purba, diorama kehidupan prasejarah

dan perkakas prasejarah.

4.4 Fasilitas Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Mirip fasilitas di bioskop, fasilitas layar lebar di Museum Sumatera

Utara itu pun ada dalam sebuah ruangan, dengan kursi yang disusun berjajar.

Pengunjung bisa memilih 10 menu pilihan dari jenis koleksi museum

dilengkapi dengan hikayat dari negeri asal koleksi. Tinggal minta operator

untuk memutar menu pilihan.Teknologi masuk museum, begitu pengunjung

menyebutnya.

Fasilitas ruangan penunjang yang ada di Museum Negeri Propinsi

Sumatera Utara antara lain :

1. Ruang Perpustakaan (1982)

2. Ruang Audiovisual / ruang ceramah / ruang bimbingan (1982)

3. Ruang Pameran Temporer (1982)

4. Ruang Mikro film (2003)

5. Ruang Laboratorium (1982)

6. Konservasi Koleksi (1982)

7. Tempat Parkir (1982)

45

Universitas Sumatera Utara


8. Tempat Pejalan Disabilitas (2000)

9. Mess (1982)

10. Pos Satpam (1982)

11. Toilet (1982)

12. Tempat Penjualan Souvenir (1982)

13. Taman (1982)

14. Cafetaria (1982).45.

Dengan mengunjungi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

banyak pelajaran dan manfaat yang diperoleh antara lain menggali kultur

budaya Sumatera Utara yang multikultural seperti rumah adat dan pakaian

tradisional dari Melayu, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pak-Pak dan

Nias. Bukan itu saja, pengunjung dapat melihat-lihat keseluruhan isi museum

yang terdiri dari dua lantai. Selain ruang pameran terdapat pula perpustakaan

dan ruang kerja pegawai museum.

4.5 Koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Koleksi adalah inti kehidupan museum. Tanpa adanya koleksi akan

Koleksi adalah sekumpulan benda-benda bukti material manusia dan

lingkungannya yang berkaitan dengan satu atau berbagai bidang atau cabang

ilmu pengetahuan. Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara diresmikan pada


                                                            
45
Buku petunjuk Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, 2005, Medan,
hlm. 18.

46

Universitas Sumatera Utara


tanggal 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan DR. Daoed

Toesoef, namun peletakan koleksi pertama dilakukan oleh Presiden Republik

Indonesia Pertama Ir. Soekarno tahun 1954, berupa Arca Makara. Makara

adalah patung batu yang bentuknya seperti perpaduan kepala binatang, air dan

gajah, ditengah mulutnya terdapat relief manusia berdiri. koleksi pertama di

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara ini adalah dua buah Arca Makara.

Arca Makara ini dibawa dari Padang Lawas, tepatnya di depan Candi Bahal.

Peneliti memprediksi bahwa Makara ini adalah peninggalan zaman Hindu

Buddha yang usianya lebih dari 3.000 tahun. Makara ini juga menjadi bukti

penyebaran Hindu Buddha di Sumatera Utara pada zaman dahulu. Pada posisi

sebenarnya, Makara terdapat dalam banguna suci (candi) diletakkan di kiri

dan kanan pintu masuk candi, yang menurut kepercayaan berfungsi sebagai

penolak bala.

Berdasarkan koleksi yang dimiliki, Museum Negeri Provinsi

Sumatera Utara dikategorikan sebagai museum umum karena museum

memiliki berbagai jenis koleksi. Sebagian besar koleksinya berasal dari

daerah Sumatera Utara berupa benda–benda peninggalan sejarah budaya

mulai dari masa prasejarah, klasik pengaruh Hindu-Buddha, Islam, hingga

sejarah perjuangan masa kini. Sebagian lainnya berasal dari beberapa daerah

lain di Indonesia dan dari negara lain seperti Thailand. Hingga tahun 2005

Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara menyimpan kurang lebih 6.780

47

Universitas Sumatera Utara


koleksi46. Berikut akan diuraikan jenis koleksi yang ada di Museum Negeri

Propinsi Sumatera Utara.

1. Geologika / Geografika :

Koleksi geologika, berupa jenis batuan, mineral, benda – benda bentukan

alam dan peta.

2. Biologika :

Koleksi jenis biologika, berupa tengkorak atau rangka manusia, tumbuh –

tumbuhan, binatang dan jenis kayu.

3. Etnografika :

Koleksi etografika, berupa hasil budaya atau yang menggambarkan

identitas suatu etnis. Diantaranya berupa pakaian adat, alat perlengkapan

hidup sehari – hari berupa peralatan rumah tangga seperti kepuk (tempat

penyimpanan pakaian), kitang (tempat air), ingan tambar (tempat obat),

kukuran kelapa dan sebagainya. Koleksi lainnya berupa alat–alat

perlengkapan, baik yang berhubungan dengan kehidupan, kematian dan

kepercayaan (religi). Museum ini terkenal memiliki keanekaragaman

koleksi benda budaya dari berbagai etnik di Sumatera Utara.

4. Arkeologika :
                                                            
46
Wawancara Dengan Murseria Sebayang S.Pd Di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara pada tanggal 13 April 2016.

48

Universitas Sumatera Utara


Koleksi Arkeologika, berupa hasil budaya masa lampau yang menjadi

objek penelitian Arkeologi. Benda-benda tersebut merupakan hasil

peninggalan budaya sejak masa prasejarah sampai masuknya pengaruh

budaya barat, seperti peralatan hidup manusia berupa tulang, kapak batu,

cangkang kerang, patung Hindu-Budha , prasasti dengan tulisan kuno,

nisan – nisan kuno dan sebagainya.

5. Historika :

Koleksi yang mempunyai “nilai sejarah” dan menjadi objek penelitian

sejarah meliputi kurun waktu sejak masuknya budaya barat hingga

sekarang. Koleksi berupa benda-benda foto serta dokumen yang

berhubungan dengan sejarah baik sejarah perkebunan, sejarah

mempertahankan perjuangan dan perjuangan melawan penjajah, pers dan

film.

6. Numismatika :

Koleksi mumismatika berupa mata uang atau alat tukar lainnya yang

pernah beredar di indonesia sejak masa portugis, VOC, Inggris, Hindia,

Belanda, Jepang, masa perjuangan Republik Indonesia dan masa

pembangunan Republik Indonesia.

7. Filologika :

49

Universitas Sumatera Utara


Koleksi filologika berupa naskah kuno, terdiri dari naskah pustaka lak–lak

(naskah Batak) dan naskah Melayu yang ditulis dengan tangan.

8. Keramologika :

Koleksi keramik, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing yang

ditemukan di beberapa situs di Sumatera Utara seperti situs di Kota Cina,

situs candi Sipamutung (Tapanuli Selatan), dan keramik asing lainnya dari

China, Thailand, Belanda dan Jepang.

9. Seni Rupa :

Koleksi seni rupa diekspresikan melalui dua atau tiga dimensi berupa

lukisan.

10. Teknologi :

Koleksi teknologi yang menggambarkan perkembangan teknologi

tradisional sampai modern. (Tabel 5)

Dari berbagai macam jenis koleksi yang ada di Museum Negeri

Propinsi Sumatera Utara tersebut, berikut pengklasifikasian kajian mendalam

tentang koleksi peninggalan budaya tradisional mewakili daerah Sumatera

Utara dalam ragam suku etnis. Koleksi yang dimiliki Museum Negeri Propinsi

Sumatera Utara telah dapat mewakili benda budaya yang dimiliki Etnis yang

ada di Sumatera Utara antara lain :

50

Universitas Sumatera Utara


a) Ragam Hias, antara lain :

Pada umumnya motif hias yang dipakai semua etnik di Sumatera Utara

merupakan simbol dengan makna tertentu. Bentuk-bentuk yang umum

dipakai adalah sulur-sulur, pucuk rebung (tumpali), dengan hiasan

geometris. Motif hias tersebut dipahat atau dilukis pada bangunan rumah

tradisional maupun peralatan rumah tangga, religi dan hasil kerajinan.

b) Koleksi Peralatan Perkebunan, antara lain :

Perkebunan tradional telah dilaksanakan oleh masyarakat sebelum

kedatagan bangsa asing di Sumatera Utara. Jenis tanaman berupa pisang,

lada, kopi dll yang hasilnya digunakan untuk keperluan sendiri atau

sebagai alat tukar atau barter. Setelah orang Eropa masuk ke Sumatera

Timur untuk mengembangkan perkebunan, penduduk mulai

mengusahakan perkebunan dengan cara yang lebih maju. Jenis tanaman

baru yang dikembangkan di perkebunan meliputi tembakau, kelapa sawit,

karet, kopi, teh kelapa dan lain sebagainya.

c) Koleksi Mata Uang Asing, antara lain:

Mata uang yang diedarkan sebagai alat tukar sebagai alat pembayaran

yang sah berlaku pada waktu tertentu. Mata uang Cina yang yang

ditemukan dipergunakan pada jaman perdagangan yang diberlakukan oleh

Cina ke Sumatera.

d) Koleksi Pecahan Keramik Asing, antara lain :

51

Universitas Sumatera Utara


Pecahan keramik asing di daerah kota Cina, Siam, Anam_Tonkin dan

Persia. Berdasarkan temuan tersebut maka Sumatera Utara meruakan kota

perdagangan yang ramai dikunjungi dari Bangsa Asia pada abad 11

masehi. Benda keramik yang disajikan disini adalah berupa piring dinasti

Sung, mangkok, guci kecil, vas bunga, dan piring.

e) Koleksi Pakaian Adat Daerah, antara lain :

Sumatera Utara merupakan daerah asal etnis Melayu, Batak (Toba,

Simalungun, Karo, Pakpak, Mandailing, Angkola) dan Nias. Mereka

memiliki mitologi, cerita asal usul nenek moyang pembawa adat. Salah

satu ciri yang menandai kelompok etnis ini adalah pakaian adat, seperti :

tutup kepala, baju, tutup dada, kain, selemdang, jenis perhiasan dan

senjata yang disisipkan dipinggang.

f) Koleksi Bahasa ( Huruf ), antara lain :

Etnis di Sumatera Utara ini memiliki dialek sendiri dan berbeda – beda

mereka menuliskannya pada ruang bambu atau lembaran kulit kayu yang

dapat dilipat, yang dalam bahasa Toba disebut buku “Lak–Lak”. Pada

buku Lak-Lak ini dituliskan hal – hal mengenai Wasi, yang di dalamnya

berhubungan dengan kepercayaan, Silsilah kerabat ( Tarombo ), mantra

dan Sebagainya.

g) Koleksi Perhiasan, antara lain :

52

Universitas Sumatera Utara


Awalnya manusia mengenal manik-manik yang berasal dari tumbuhan,

hewan dan bebatuan sebagai perhiasan. Perhiasan-perhiasan ini selain

dipergunakan sehari-hari, umunya digunakan untuk kelengkapan pakaian

pengantin.

h) Koleksi tempat Sirih, antara lain :

Sebelum mengungkapkan sesuatu dalam upacara atau menerima tamu

adat, kebiasaan makan sirih selalu merupakan syarat sopan santun. Telah

lazim pada waktu meminang seorang perempuang untuk dijadikan istri

atau permaisuri Raja. Makan sirih juga dapat berfungsi sebagai kebutuhan

sendiri ataupun dalam upacara adat.

i) Koleksi Arsitektur, antara lain:

Pada perkampungan didaerah Sumatera Utara pada umumnya tidak sama,

demikian juga dengan denah rumah. Didaerah Toba, Angkola,

Mandailing, Pakpak, Nias letak rumah berbanjar mengahadap Utara-

Selatan, sedangkan Simalungun rumah menghadap Timur-Barat dengan

melingkar, Karo membuat rumah harus mengikuti aliran sungai atau

pantai, rumah raja agak maju kedepan dan rumah rakyat harus mundur

sedikit dari rumah Raja, artinya tidak sejajar letaknya.

j) Koleksi Peralatan Rumah Tangga, antara lain :

53

Universitas Sumatera Utara


Peralatan rumah tangga merupakan perangkat penting bagi kehhidupan

manusia, baik yang digunakan sehari-hari maupun untuk perlengkapan

upacara. Pada masyarakat tradional umumnya benda perlengkapan rumah

tangga terbuat dari kayu, rotan, tanah liat (tembikar), daun pandan dan

logam. Peralatan rumah tangga diantaranya peralatan dapur, wadah tempat

air, tempat makanan, tempat penyimpanan pakaian, dan tempat perhiasan.

k) Koleksi Persenjataan, antara lain:

Senjata merupakan salah satu perlengkapan hidup manusia kain ataupun

binatang buas. Jenis senjata yang dipergunakan olah masyarakat

tradisional diantaranya adalah senjata tusuk (keris, tombak), senjata

potong (pisau, kapak), senjata lempar (panah, lembing, sumpitan) dan lain

sebagainya. Selain itu mereka juga mengenal perlengkapan untuk

menahan lawan, seperti perisai dan topi perang.

l) Koleksi Peralatan Perlagangan dan Persawahan, antara lain:

Mata pencaharian pokok pedesaan Sumatera Utara umumnya adalah

pertanian sehingga alat yang dipergunakan adalah cangkul dan arit dan

juga sejenisnya yang menunjang kelangsungan pertanian.

m) Alat Transportasi Air, antara lain:

Koleksi di museum terdapat sampan (solu) yang digunakan masyarakat

disekitar danau toba sebagai alat transportasi danau. Ada juga biduk yang

54

Universitas Sumatera Utara


digunakan masyarakat pesisir pantai sebagai alat transportasi dan juga

sebagai alat keperluan nelayan, yang diberi layar cadik. Cadik ini

berfungsi sebagai alat keimbangan perahu jika datang ombak.

n) Koleksi Alat Pertukangan Kayu, antara lain:

Peralatanyang digunakan secara umum adalah : Kapak, Beliung, pahat,

parang, martil, dan alat lainya untuk meratakan kayu (hortak jenis bangsi,

didaerah toba.

o) Koleksi Peralatan Pandai Besi, antara lain:

Hasil tempahan yang diperoleh antara lain: sabit, parang, golok, tajak,

rebas, dan sebagainya. Peralatan yang diperlukan oleh seorang pandai besi

adalah jepitan lempengan besi dan pahat bergagang pemotong besi.

p) Koleksi Peralatan Seni Musik, antara lain:

Alat musik setiap etnis di Sumatera Utara ada koleksinya di museum ini.

Alat musik biasanya dibunyikan pada waktu pesta, menyambut tamu dan

upacara kematian. Irama musik dalam menyambut tamu dan acara pesta

dibunyikan dalam riang dan gembira, sedangkan dalam upacara kematian

bernada sedih dan duka. Alat musik yang terdapat dalam museum ini

merupakan alat musik tiup, pukul, petik, dan alat musik gesek.

q) Koleksi Seni Pertunjukan, antara lain:

55

Universitas Sumatera Utara


Seni pertunjukan yang terdapat di Sumatera Utara antara lain: tari topeng,

huda-huda (Simalungun), lompat batu Nias di pulau Nias.

r) Permainan / Kegemaran, antara lain:

Pada umumnya tradisional ini dipergunakan oleh anak-anak sebab masa

kecil biasa diisi dengan kegiatan bermain dengan mainan yang terbuat dari

bahan-bahan sederhana, misalnya kayu dan bambu, yang dirancang

dengan bersahaja. Berbeda dengan masa kini, mainan anak-anak yang

lazim ditemukan terbuat dari plastik, besi, tembaga, dan lainnya yang

dirancang lebih modern.

s) Koleksi Kain Tenunan, antara lain:

Fungsi kain tenun bermacam-macam diantaranya untuk menghindarkan

orang dari penyakit, penutup badan, penggendong anak, ikat kepala,

pembungkus barang, ungkapan rasa seni yang sangat artistik. Melalui kain

tenun terungkaplah adat istiadat, religi (kepercayaan).

t) Koleksi Ilmu Pengetahuan, antara lain:

Ilmu perbintangan (parhalaan) atau kalender batak itu dituliskan pada

bambu, tulang dan pustaha (terbuat dari kulit kayu) yang ditulis dalam

aksara Batak, resep obat dan mantranya.

u) Koleksi Perlengkapan Agama, antara lain:

56

Universitas Sumatera Utara


Alat-alat perlengkapan agama mulai dari Al-Quran, kitab suci Bibel,

perjanjian baru, Vitaka, Weda, dan lain – lainnya yang berhubungan

dengan keagamaan.

v) Koleksi Benda-benda Kepercayaan (Megi), antara lain:

Di Toba mampunyai patung Mulajadi Nabolon, yaitu patung batu simbol

kepercayaan animisme atau dewa nenel moyang suku Batak. Bahan dari

kayu dan ijuk yangd dianyam dan bagian bawah diruncingkan supaya

dapat ditancapkan ketanah.

w) Koleksi Religi, antara lain:

Benda yang dipercayai masyarakat Batak pada zaman dahulu memiliki

kekuatan gaib misalnya sigale-gale. Pada awalnya digale–gale ditarikan

kepada orang yang belum mempunyai keturunan, karena pada

pembentukan sigale-gale adalah untuk mengenang anak raja yang

meninggal. Tapi sekarang ini sigale-gale dimainkan telah beralih fungsi

sebagai hiburan saja. Tunggal panalungan sejenis tongkat wasiat dengan

paling atas laki – laki berlilitkan benang tiga warna: yaitu merah, putih

dan hitam (Bonang Manalu), rambut, ukuran wanita, sibaso (dukun

beranak), ular, anjing, lipan dan jenis binatang lainnya yang ada ditanah

Batak.

x) Peralatan Peternakan, Antara Lain :

57

Universitas Sumatera Utara


Beternak adalah mata pencaharian hidup yang dilakukan sebagian

masyarakat tradisional di Sumatera Utara. Binatang yang diternakan

adalah ayam, kambing, babi, lembu, dan kerbau. Pada umumnya

memelihara ternak dilakukan disekitar tempat tinggal atau diladang. Hasil

ternak digunakan untuk konsumsi sehari-hari maupun keperluan upacara

adat. Selain itu, hewan ternak juga membantu mengerjakan lahan

pertanian menjadi alat transportasi.

Pengadaan koleksi yang terdapat di Museum Negeri Propinsi Sumatera

Utara diperoleh melalui berbagai cara, diantaranya dari hasil penelitian, hibah,

titipan, pembelian dan hasil tangkapan dan sitaan :

1. Hasil Penelitian yaitu benda yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut

diperoleh melalui adanya observasi ke suatu daerah yang dilakukan atas

kerja sama dengan daerah setampat yang akan diteliti sesuai dengan

permintaan museum untuk melengkapi koleksi yang belum ada.

2. Hibah yaitu pemilik benda warisan budaya menyelarahkan miliknya

kepada pihak museum dengan ikhlas tanpa menuntut ganti rugi apapun

kemudian hari.

3. Ganti Rugi yaitu benda warisan budaya yang menjadi milik masyarakat

maupun milik kolektor-kolektor lokal diganti dengan sejumlah uang

sesuai dengan harga yang telah disepakati.

58

Universitas Sumatera Utara


4. Titipan yaitu dengan cara penitipan benda warisan budaya milik pribadi

maupun golongan kepada museum untuk dapat diteliti atau disimpan

sementara oleh pihak museum dengan catatan suatu waktu nanti dapat

diambil kembali oleh pemilik benda koleksi tersebut.47

4.6 Usaha yang Dilakukan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

Dalam mendekatkan museum pada masyarakat luas, Museum Negeri

Propinsi Sumatera Utara melakukan usaha–usaha dalam memasyaraktkan

warisan benda-benda bersejarah, antara lain :

4.6.1 Pameran

Pameran merupakan penyusunan suatu benda yang diatur rapi disuatu

ruangan beserta teks dengan maksud mengkomunikasikan informasi kepada

pengunjung melalui gagasan atau ide, peralatan dan keindahan. Tujuan utama

dalam suatu pameran adalah bahwa pameran harus dapat berkomunikasi

dengan baik kepada publik pengunjungnya. Penyelenggaraan pameran harus

memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, intelektual.

Emosional daripada publiknya. Banyak museum menunjukkan kekurangan

dalam hal melaksanakan yang relative singkat dengan mengambil tema

khusus sebagai suatu unsur tema sejarah utau suatu kegiatan yang

                                                            
47
Wawancara dengan Marseria Sebayang S.pd Di Museum Negeri Propinsi
Sumatera Utara pada tanggal 13 April 2016.

59

Universitas Sumatera Utara


berhubungan dengan kebudayaan dan lingkungannya serta dilakukan diluar

lokasi museum. Tujuannya untuk meningkatkan apresiasi dan pengetahuan

masyarakat terhadap aspek sejarah dan budaya yang dipamerkan supaya lebih
48
menarik pengunjung. Berbagai kegiatan pameran museum yang

dilaksanakan sejak museum ini diresmikan tahun 1982 yaitu dengan

melaksanakan pameran tamporer dilaksanakan sebagai usaha penyajian

koleksi dalam jangka waktu tertentu yang relatif singkat dengan mengambil

tema khusus mengenai suatu unsur budaya. Pameran khusus ini dilakukan di

museum itu sendiri atau ditempat lain (pameran keliling).

Berikut beberapa tema pameran khusus yang pernah dilakukan

Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara sejak tahun 1982 sampai tahun 2005

adalah :

 Alat rumah tangga tradisional

 Kain tenun tradisional

 Alat musik tradisional

 Alat pertanian dan perikanan

 Alat pertanian dan perkebunan Sumatera Utara

 Tembikar daerah Suamtera Utara

 Anyaman daerah Sumatera Utara

                                                            
48
Proyek Pengembangan Permuseuman Propinsi Sumatera Utara, Departemen
pendidikan dan kebudayaan, Jakarta, hlm. 35.

60

Universitas Sumatera Utara


 Pertanian sawah dan ladang

 Medan tempoe doeloe (kerja sama dengan harian waspada)

 Patung Nusantara (kerja sama dengan Museum Negeri Propinsi se-

Nusantara)

 Topeng

 Photo istana Raja–raja se-Nusantara (kerja sama dengan kedubes

Belanda)

 Suarat Emas (kerja sama dengan pos dan giro)

 Sejarah Perjuangan R.I di Suamtera Utara (rutin setiap tahun), kerja

sama dengan DHD 45 Propinsi Sumatera Utara, Museum Juang

Jakarta, Museum Kebangkitan Jakarta.

 Seratus tahun perempuan pithecantropus erectus (kerja sama dengan

Puslit Arkenas)

 Perhiasan tradisional (kerja sama dengan Museum Negeri Propinsi se-

Sumatera satu kali dalam setahun, tempat bergantian di tiap ibukota

propinsi)

 Peralatan makan sirih di daerah Sumatera Utara

 Seni Islam se-Sumatera (kerja sama dengan Puslit Arkenas)

 Senjata tradisional se-Nusantara

 Photo Australia (kerja sama dengan Kedubes Australia)

 Gerabah dari masa ke masa

61

Universitas Sumatera Utara


 Manik-manik se-Nusantara

 Tinggalan budaya prasejarah dan klasik Sumatera Utara (kerja sama

dengan Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Sumatera)

 Mata uang dan perangko

 Ilmu pengetahuan dan teknologi/IPTEK, (kerja sama dengan

Kementrian Ristek dan Balitbang Propinsi Sumatera Utara)

 Nada indah Suawarnadwipa, alat musik tradisional Sumatera

Sumatera (kerja sama dengan Museum Negeri Propinsi se Sumatera

dilaksanakan satu kali dalam setahun, tempat bergantian di tiap

Propinsi.

 Pameran pada kegiatan-kegiatan khusus seperti Pekan Raya Sumatera

Utara, Jakarta Fair, Festival Budaya Islam, Penang Fair dan

sebagainya.

 Pameran kelilling di daerah tingkat II Kabupaten/Kota. 49

4.6.2 Lomba

Dalam upaya mendekatkan museum terhadap masyarakat, berbagai

cara dilakukan untuk menarik minat pengunjung untuk datang berkunjung ke

museum, salah satunya dengan mengadakan lomba. Lomba yang dimaksud

disini adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana peran museum
                                                            
49
Wawancara dengan Drs. Sri Hartini M.Si di Museum Negeri Propinsi Sumatera
Utara Pada Tanggal 16 Mei 2006.

62

Universitas Sumatera Utara


dalam merangsang dan mengembangkan pengetahuan di bidang kebudayaan.

Berbagai macam jenis perlombaan yang dilakukan haruslah melibatkan siswa

atau pelajar, umum, antara lain : lomba cepat tepat, lomba karya tulis, lomba

peragaan, busana tradisional. Untuk kalangan Taman Kanak-Kanak (TK)

sampai sekolah menengah pertama (SMP) ditujukan lomba mewarnai dan

menggambar koleksi museum, lomba baca puisi perjuangan dan lain-lain.

Dalam usaha mendekatkan Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara

terhadap masyarakat, museum juga melakukan usaha-usaha lain dalam

memasyarakatkan warisan nilai budaya tradisional, antara lain: melaksanakan

seminar, lokakarya, workshop, diskusi ilmiah, melaksanakan ceramah ke

sekolah-sekolah (museum masuk sekolah), penulisan dan penerbitan brosur,

folder, buku petunjuk, naskah hasil penelitian, menyebarluaskan informasi

melalui media massa (koran, majalah) dan elektronik (TV, Radio, Internet),

pemutaran Film.

63

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai