Nama Kelompok :
Hilda Masito Tanjung (130406004)
Anggun Sasmita
(130406006)
Mutiara Widyasari
(130406027)
Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al Mashun merupakan sebuah masjid yang
terletak di Medan, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909.
Pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana.
Salah satu Masjid dengan arsitektur terbaik dan terawat walaupun usia banguan sudah
sanagt tua. Tatanan asli masih terlihat dan pelataran masjid yang luas adalah merupakan
canangan dari sang arsitek dan juga kalangan Kesultanan Deli, tentang kegunaan Masjid,
disamping sebagai tempat Ibadah dan siar Agama Islam,juga dimanfaatkan untuk silahtuhrahmi
Masyarakat. Hal ini juga disampaikan oleh Pemangku Sultan Deli saat ini.
Temapt berwudhu dengan Pualam asli sangat bagus dan di dalam Masjid symbol mimbar
khotbah dengan ukiran logam serta jendela dengan ukiran kaca sangat menakjubkan.
Detail
dan penuh makna. Tanpa penyeduk ruanagn buatan, didalam masjid tetap terasa nikmat, dan
inilah kebesasan Allah SWT yang kita nikmati. Menara Masjid adalah mercusuar yang
mengumandangkan suara Azan dan panggilan lainya yang terdengar di sebagian kota Medan.
Mesjid Raya Medan yang berdiri angkuh tak jauh dari Istana Maimun adalah bangunan
yang juga menjadi jejak kejayaan Deli. Dibangun pada tahun 1906, semasa pemerintahan Sultan
Makmun Al Rasyid, mesjid ini masih berfungsi seperti semula, yaitu melayani umat muslim di
Medan yang ingin beribadah.
Kubahnya yang pipih dan berhiaskan bulan sabit di bagian puncak, menandakan gaya
Moor yang dianutnya. Seperti mesjid lainnya, sebuah menara yang menjulang tinggi terlihat
menambah kemegahan dan religiusnya mesjid ini. Aplikasi lukisan cat minyak berupa bungabunga dan tumbuhan yang berkelok-kelok di dinding, plafon dan tiang-tiang kokoh di bagian
dalam mesjid ini, semakin menunjukkan tingginya nilai seni mesjid ini.
1. Sejarah Pembangunan
Bangunan masjid berdiri diatas sebidang tanah yang cukup luas meliputi 13.200 m2.
Masjid Raya Al-Mashun Medan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga Kerajaam Sultan Deli
ini didirikan pada tanggal 21 Agustus 1906, sedangkan pembangunannya dimulai dari tahun
1906 dan pembangunan masjid selesai dalam tiga tahun. Bangunan Masjid Raya Al-Mashun ini
dirancang dengan bantuan seorang arsitek yang berasal dari tentara KNIL yang bernama TH. Van
Erp. Setelah pembangunan masjid mulai selesai, diberilah nama Masjid Raya Al- Mashun yang
mempunyai arti masjid yang mendapat pemeliharaan dari Allah SWT.
Masjid ini dibangun atas perintah sultan yang berkuasa saat itu guna memperoleh wujud
yang representatif dari masjid negara, dan melalui perencanaan seorang arsitek Belanda.
penampilan masjid-masjid di Timur-Tengah yang juga kebanyakan berfungsi sebagai lambang
kekuasaan Sultan. Ornamen yang menghiasi bangunan masjid tersebut hampir terdapat di seluruh
bagian bangunan, termasuk alat perlengkapannya yang dipergunakan di dalam ruangan masjid
itu, misalnya lampu penerangan yang berbentuk lampu gantung.
Pembangunan Masjid Raya Al Mashun Medan ini seluruh biayanya ditanggung sendiri
oleh Sultan Maimun. Namun menurut sejarah, seorang tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa,
Tjong A Fie ikut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini. Masjid ini sangat megah dan
menakjubkan serta dikagumi orang karena bentuknya berbeda dengan masjid pada umumnya.
Masjid Raya Medan berbentuk persegi delapan dengan empat serambi utama di bagian depan,
belakang dan samping kiri kanan. Keempat serambi tersebut sekaligus menjadi pintu masuk ke
Masjid Raya Medan. Di bagian dalam, terdapat delapan pilar berdiameter 0,60 meter menyangga
kubah utama pada bagian tengah. Sedangkan empat kubah lainnya berada di atas keempat
serambi. Terdapat pula dua menara di samping kiri kanan bagian belakang Masjid al Mahsun.
Awalnya Masjid Raya Al Mahsun dan Istana Maimun dirancang oleh arsitek dari
Belanda, Van Erp. Namun ketika itu Van Erp dipanggil ke pulau Jawa oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk proses restorasi candi Borobudur di Jawa Tengah. Proses pengerjaan selanjutnya
kemudian dikerjakan oleh JA Tingeman. Bahan bangunan Masjid Raya Medan seperti masmer
diimpor langsung dari Italia dan Jerman, kaca patri dari Cina sedangkan lampu gantung dari
Prancis.
2. Lokasi
Lokasi masjid berdekatan dengan Istana Deli, di kecamatan Medan Maimoon, Medan,
Sumatera Utara, Indonesia.
Gambar. Menara dan Tempat Wudhu Pria Dan Wanita Masjid Raya Al-Mashun Medan
Hiasan/ornamen, kaligrafi;
Hiasan pada lubang angin diatas pintu dan jendela, kolom bahkan pada atap ataupun
kubah.
Kaligrafi, dari bahasa Yunani yang berarti "keindahan" + "menulis" (Bahasa Jepang
Nihongo) adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Tulisan dalam bentuk
kaligrafi biasanya tidak untuk dibaca dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama, karena
sifatnya yang membuat mata cepat lelah.
Di dalam seni rupa Islam, tulisan arab seringkali dibuat kaligrafi. Biasanya isinya disadur
ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi
seringkali juga ditatahkan di atas logam atau kulit. Di Indonesia kaligrafi yang banyak di
temukan adalah Kaligrafi Arab dari Kayu ini diukir di kayu, bisa dari kayu jati, kayu mahoni dan
lainnya. Isi kaligrafi disadur dari ayat-ayat Al-Quran yang mempunyai khat turki atau yang
lainnya. Kaligrafi arab Kayu terbagi menjadi beberapa kategori, kaligrafi Allah Muhammad,
Kaligrafi ayat Kursi, Kaligrafi Ayat seribu dinar, kaligrafi asmaul husna, dan kaligrafi surahsurah Al-Quran.
pada Masjid
Nok (Hiasan puncak atap), terletak di bagian puncak atap pada bangunan Masjid di
kenal dengan Alif yang secara filosofis berarti menunjukkan ke Esaan Tuhan. filosofis berarti
menunjukkan ke Esaan Tuhan. Biasanya hiasan ini berbentuk bulan sabit.
Sumber :
wikipedia
http://satupedang.blogspot.com/2015/02/sejarah-masjid-raya-al
mashun.html#ixzz4AZvvtrc5
https://www.tripadvisor.co.id/ShowUserReviews-g297725-d3219593-r178998793
Medan_Grand_Mosque-Medan_North_Sumatra_Sumatra.html#
http://harapandjaeli.blogspot.com/2012/12/a rsitektur-islam.html
file:///D:/ARSITEKTUR/konservasi/masjidraya/MasjidAgungMedan,KetikaArsitekturBa
ratdanTimurMenyatu.html