Abstrak
Studi ini membahas tentang Analisis Masuknya Dan Berkembangnya Agama Islam Di Kabupaten Toba,
Sumatera Utara dan memiliki tujuan untuk mengetahui lebih lanjut asal dan persebaran agama Islam yang
terjadi di Kabupaten Toba sehingga penulisan ini dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
dengan metode kualitatif kausalitas yang menerapkan penelitian kepustakaan dan dilaksanakan dengan segi
kepustakaan berupa buku, catatan maupun hasil penelitian terdahulu. Hasil dalam artikel ini membahas
mengenai bagaimana persebaran Islam yang terjadi di Kabupaten Toba.
Abstract
This study discusses the Analysis of the Entry and Development of Islam in Toba Regency, North Sumatra and
has the aim of knowing more about the origin and spread of Islam that occurred in Toba Regency so that this
writing is carried out. The method used in this research is causality qualitative method which applies library
research and implementation in the form of books, notes and previous research results. The
results in this article discuss how the spread of Islam occurred in Toba Regency.
Jalur masuknya islam ke nusantara atau saat ini Berdasarkan makalah masuknya islam ke
Indonesia diprediksi dan dapat disampaikan oleh nusantara, bahwa pada saat itu di nusantara
beberapa perjalanan yang dilakukan pada saat itu: persebaran agama islam selain dari melalui jalur
1. Melalui Perdagangan Gujarat; ini berdasarkan perdagangan, mereka juga pada saat itu melakukan
data perjalanan yang dilakukan olehMarcopolo dakwah dan dilakukannya perkawinan antara
dan isinya bahwa pada 1292M para pedagang masyarakat nusantara dengan pendatang pada saat
Gujarat banyak menyebarkan agama islam dan itu sehingga agama islam dapat tersebar dengan
ini dapat dibuktikan dengan adanya batu nisan cepat.
Sultan Malik Al-Saleh yang dimana batu nisan Selanjutnya, bagaimana dengan persebaran
ini memiliki kesamaan dari Gujarat. agama islam di Sumatera Utara? Masuknya agama
2. Melalui Perdagangan Persia; ini diprediksi Islam ke negeri Melayu mulai dari pulau Sumatra,
karena Persia memiliki 2 suku yaitu Laren dan Jawa, Kalimantan dan Sulawesi pada abad ke-7
Jawi, oleh karena itu adanya kemungkinan perkembangan agama Islam masih lambat karena
kedua suku ini ini yang mengajarkan huruf situasi dan kondisi masyarakat Indonesia sendiri
arab tepatnya di Pulau Jawa. Selanjutnya, pada yang masih terbatas baik sarana, media, biaya dan
wilayah Nusantara bahwa adanya tradisi kemampuan kesadaran sehingga belum banyak
Muharram dan ini dihubungkan dengan tokoh ragam untuk menyebarkan ajaran agama Islam
Hussein putra Sayyidina Al ra yang meninggal (Mulyana, 2007:45).
di Karbala. Di Persia bahwa acara peringatan Sebelum memasuki Sumatera Utara, wilayah
meninggal tokoh Husein dilakukan dengan Aceh merupakan sebuah daerah yang berada di
arak-arakan peti dan disebut sebagai tabut. Hal ujung Sabang negara Indonesia yang pertama kali
inilah yang membuat bulan Muharram dikenal menganut agama Islam dan akibat dari persebaran
dengan bulan tabut dan ditambahi dengan agama disana, Aceh menjadi daerah Islam yang
perayaan yang serupa seperti misalnya pada pertama kali mendirikan kerajaan yaitu Kerajaan
masyarakat Aceh dan Minangkabau yang Samudera Pasai. Selanjutnya, Said pada tahun
perayaannya ada yang serupa dengan Persia 1961 mengatakan bahwa akibat dari pedagang arab
pada saat itu. Karena hal ini yang membuat yang pada saat itu melintasi selat Malaka bahwa
adanya pengaruh Persia pada saat itu. salah satu penyebar agama islam tersebut melalui
3. Melalui Perdagangan Arab; pada saat itu Sumatera Utara baik untuk musim maupun
diperkirakan para pedagang arab mereka menambah perbekalan hingga melakukan
melakukan perjalanan ke Asia Tenggara. perdagangan.
Berdasarkan perjalanan tersebut dapat Selain dari itu, dapat diketahui kembali bahwa
diketahui bahwa adanya perjalanan ke Nusantara masuknya islam di Sumatera Utara dikarenakan
pada saat itu melalui 3 jalur perdagangan. berdirinya kerajaan-kerajaan yang ada pada saat itu
seperti kesultanan deli, kesultanan serdang,
kesultanan asahan, kerajaan lima laras dan
Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Tapanuli paling lama dalam dua atau tiga hari akhirnya
Selatan, Padanglawas dan Kota Padangsidimpuan) meninggal dunia. Wabah kolera itu menjadi alasan
ternyata sudah ada yang memeluk Islam. Usai keluarnya pasukan Paderi dari pusat kerajaan Batak.
menaklukkan Mandailing, pasukan Paderi bergerak Mereka kembali ke Minangkabau untuk
lagi ke utara. Mereka berencana menaklukkan menghadapi Belanda yang mulai menduduki
tanah Batak yang saat itu masih menganut Sumatera Barat. Dalam sebuah pertempuran di Air
keyakinan animisme. Di Sipirok, daerah perbatasan Bangis, Pasaman, Sumatera Barat, pada Januari
Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara menjadi 1833, Tuanku Rao akhirnya meninggal dunia.
tempat menyusun strategi dan menambah kekuatan Setelah peristiwa invasi Tuanku Rao ke Batak, satu
pasukan. Tuanku Rao merekrut ribuan penduduk pasukan Paderi lainnya datang ke Mandailing,
setempat yang sudah diislamkan. Pasar Sipirok dipimpin Tuanku Tambusai. Berbeda juga dengan
sekarang merupakan tempat latihan infrantri dan Tuanku Rao yang masuk ke Mandailing melalui
kavaleri, pasukan berkuda. Muara Sipongi, maka pasukan Tuanku Tambusai
Setelah jumlah pasukan dirasa cukup dan strategi masuk melalui Sibuhuan, Padang Lawas, dan
telah matang, Tuanku Rao melanjutkan invasi ke menginjakkan kakinya di Sipirok. Di sinilah
pusat kerajaan Batak yang dipimpin dibangun cikal-bakal masjid pertama di Sipirok
Sisingamangaraja X bernama Ompu Tuan bernama Masjid Raya Sori Alam Dunia Sipirok
Nabolon, kala itu menganut agama Parmalim dan Mashalih yang pemugarannya dibangun 16 Juli
animisme. Pasukan Paderi bergerak melewati 1926 dan masih berdiri hingga sekarang. Kendati
Silantom, Pangaribuan, Silindung dan terus ke sama-sama berasal dari Paderi, namun dalam
Butar dan Humbang yang merupakan daerah pusat pengislaman, pola Tuanku Tambusai lebih lembut
kekuasaan Sisingamangaraja X. Di Desa Butar dibanding Tuanku Rao. Kedua misi pengislaman itu
pasukan Paderi bertemu dengan pasukan akhirnya menjadikan wilayah Mandailing Natal,
Sisingamangaraja X. Dalam pertempuran itu, Tapanuli Selatan, Padanglawas dan
Sisingamangaraja X tewas. Menurut Ompu Padangsidimpuan sebagai daerah mayoritas Islam.
Buntilan alias Batara Sangti dalam bukunya Serangan Paderi di bawah pimpinan kedua tokoh itu
Sejarah Batak, Sisingamangaraja X yang lahir merupakan gelombang terakhir dari tiga gelombang
tahun 1785, meninggal dunia pada 1819 dalam usia masuknya Islam ke Sumut. Anehnya, dari tiga
34 tahun. Waktu dia baru berkuasa sebagai raja gelombang masuknya Islam itu, tak satupun berhasil
selama empat tahun saja. Perlawanan memang membuat Islam tersebar luas di Tanah Batak,
dilakukan rakyat Batak, tetapi pasukan Paderi wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dan Toba
sangat kuat. Penyerangan itu mengakibatkan tanah Samosir sekarang. "Seolah ada rantai yang terputus
Batak banjir darah dan mayat tergeletak dimana- dalam proses penyebaran Islam di Tanah Batak,"
mana hingga jumlahnya mencapai seratusan ribu kata Profesor HM Ridwan Lubis, Guru Besar UIN
lebih. Perang ini mengakibatkan munculnya Sumut seperti dikutip dari https://konfrontasi.com.
dampak buruk, penyakit kolera yang bersumber Sementara itu sejarah masuknya Islam di Tomok,
dari gelimpangan mayat-mayat. Kala itu tidak ada Samosir pertama kali dibawa oleh panglima perang
obat penyembuh. Setiap orang yang terjangkit, Raja Sidabutar ke-2, bernama Tengku Muhammad
Pendidikan Sejarah, Fak. Ilmu Sosial, UNIMED, D Reguler 2021 | 7
Jurnal Sejarah Indonesia Masa Islam, 2022
Said yang berasal dari Aceh. Tengku merupakan Kabupaten Dairi berasal dari Kesultanan Dairi sama
panglima perang Raja Sidabutar ke-2, Ompu halnya pada persebaran islam di Sumatera Utara yang
Niujungbarita Sidabutar. Patung Tengku ada dalam salah satunya melalui kerajaan, selanjutnya dapat
peti mati Raja Sidabutar ke-2 sebagai bentuk dilihat bahwa Raja Koser Maha pergi ke Aceh untuk
penghormatan. Di bawah kepemimpinan Tengku memperdalam ilmu Agama Islam yang artinya
Muhammad Said, wilayah kekuasaan kerajaan gambaran dan persebaran agama Islam di Kabupaten
Sidabutar kian meluas. Sayangnya, meski sukses Dairi berasal dari Ilmu wilayah Aceh yang
dalam kariernya sebagai panglima perang, Tengku merupakan persebaran agama islam pertama dan
Muhammad Said gagal menyebarkan Islam. Ilmu tersebut dipelajari oleh Raja Koser Maha dan ia
Hingga akhirnya kejayaan kerajaan Sidabutar, tak melakukan penyebaran di Dairi.
seorang keluarga raja pun yang memeluk Islam. Selanjutnya pada tahun 1911 bahwa Raja pada
Mayoritas keluarga raja dan rakyatnya memeluk waktu itu meminta guru agama Islam di daerah
kepercayaan Parmalim dimana mereka dilarang Aceh untuk mengajar dan syahadatkan orang-
makan daging babi, anjing dan darah. Hanya raja oraing di Toba sekaligus pengkhitanan yang
ke-3 yang memeluk agama Kristen sebelum dilakukan secara diam-diam agar Belanda tidak
meninggal dunia. Cerita tentang panglima perang menangkap orang yang memasuki Islam.
Tengku Muhammad Said dan keluarga Raja itu Dari sini dapat dilihat bahwa pada akhirnya Aceh
dapat dilihat di makam keluarga raja Sidabutar tetap turun tangan dalam penyebaran agama islam
yang ada di Tomok. Para ahli sejarah mengatakan, secara langsung di kabupaten Toba pada saat itu.
kegagalan proses pengislaman di Tanah Batak Berdasarkan hasil analisis dan sumber data dari
karena strateginya salah. Apalagi tentara Paderi berbagai sumber, dapat ditarik kesimpulan bahwa
meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat persebaran agama islam kerap terjadi di Toba dan
Batak. Dalam sejumlah catatan cendikiawan Batak, hasil dari analisis, dapat diketahui bahwa persebaran
serangan tentara Paderi merupakan kepedihan islam di Toba adalah sebagai berikut:
pertama yang dialami masyarakat Batak. 1. Persebaran agama islam di Kabupaten Toba
Sedangkan kepedihan kedua diakibatkan perang dikarenakan adanya para pejuang-pejuang
melawan penjajahan Belanda tahun 1877. Hingga islam pada saat itu dan dengan bermarga
kini, setidaknya ada tiga agama dan dua pakpak salah satunya adalah bancin dan
kepercayaan yang dianut masyarakat Batak. Tiga diperkirakan keturunan marga inilah yang
agama itu adalah Kristen Katolik, Kristen Protestan menghasilkan dan menyebabkan persebaran
dan Islam. Sementara dua kepercayaan itu adalah agama Islam.
Parmalim dan animisme. Meski berbeda
keyakinan, masyarakat Batak di Sumatera Utara
hingga kini dapat hidup rukun berdampingan
secara damai dan saling menghormati.