Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI PULAU SAMOSIR 1954-2014.

Universitas Negeri Medan Pendidikan sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Puttri Rosetia Pandiangan,

Email : puttripandiangan@gmail.com

ABSTRAK

Artikel ini membahas tentang masuknya agama Islam di Samosir - Harian permulaan tahun 2014
Interaksi masyarakat pesisir dengan wilayah pedalaman lewat jalur perdagangan, membuat daerah ini
kemudian mendapat pengaruh Islam. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur yaitu
pengumpulan data pustaka dengan membaca, mencatat serta mengelolah bahan penelitian. Islam
salah satu agama yang misinya di Indonesia telah menanamkan seperangkat nilai yang menjadi
panutan sebagian besar dari masyarakat. Masuknya agama Islam ke Sidamanik adalah berkat
pendekatan maupun dari suatu perdagangan yang dilakukan para penyebar Islam terdahulu dan
adanya perpindahan maupun orang buruh yang bekerja di daerah perkebunan sekitar Sidamanik.
Dalam proses penyebarannya, Islam juga mendapat beberapa tantangan yang cukup serius. Pertama,
masih banyak masyarakat Siantar yang memeluk agama nenek moyangnya dan yang kedua masuknya
para missionaries Kristen dari organisasi RMG asal Jerman, yang ditugaskan untuk menginjil
masyarakat Simalungun dan pesisir Danau Toba.

This article discusses the entry of Islam in Siantar-Simalungun at the beginning of the 20tf century. The
interaction of coastal communities with inland areas through trade routes, made this area then get
the influence of Islam. The research uses a literature study method, namely library data collection by
reading, taking notes and managing research materials. Islam is a religion whose mission in Indonesia
has instilled a set of values that become role models for most of its people. The entry of Islam to
Sidamanik as due to the approach as well as from a trade carried out by the former propagators of
Islam and movement of people and labourers working in the plantation areas around Sidamanik. In
the process of its spread, Islam also faced some serious challenges. First, There are still many Siantar
people who embrace the religion of their ancestors and secondly the entry of Christian missionaries
from the German RMG organization, hich is assigned to evangelize the Simalungun and Lake Toba
coast commun
PENDAHULUAN

Kecamatan Harian merupakan satu dari sembilan Kecamatan di Kabupaten Samosir, Kabupaten
Samosir secara administratif merupakan salah satu Kabupaten di Sumatera Utara. Pada umumnya
masyarakat di Kabupaten Samosir adalah merupakan etnik Batak Toba, salah satu sub etnik Batak.
Mayoritas penduduk di Kabupaten Samosir beragama Kristen. Kabupaten Samosir adalah Kabupaten
di mana masyarakatnya cukup baik menerima kaum pendatang dari luar etnis Batak. Terkhusus di
Kecamatan Harian, terbentuk sebuah masyarakat Islam dan Kristen yang hidup bersanding tanpa ada
satupun perselisihan dari dulunya yang mempermasalahkan hal-hal seputar Agama. Sebuah bukti
keharmonisan antarumat beragama. Kecamatan Harian yang pada awalnya merupakan Kecamatan di
mana agama Kristen berkembang pesat sejak masa pendudukan Belanda. Kecamatan di mana
dahulunya merupakan basis penyebaran agama Kristen dan agama Kristen berkembang pesat, namun
di kecamatan ini terbentuk sebuah masyarakat Islam yang berbaur dengan masyarakat non Islam.
Tulisan ini membahas latar belakang penyebab masuknya Islam ke Kecamatan Harian, juga membahas
bagaimana kemudian terbentuknya komunitas Islam di Kecamatan Harian. Kemudian membahas
mengenai hubungan sosiologis antara masyarakat Batak Toba Kristen dan juga masyarakat Batak Toba
Islam. Terlebih lagi membahas bagaimana singkretisme antara Budaya Adat Istiadat Batak dengan
ajaran Agama Islam bagi sesama penduduk Kecamatan Harian yang berbeda Keyakinan. Tujuan tulisan
ini adalah mengetahui latar belakang masuknya Islam ke Kecamatan Harian. Mengetahui bagaimana
hubungan sosiologis antara sesama masyarakat Batak Toba beda keyakinan, antara Batak Toba non
Islam dan Batak Toba Islam. Dalam tulisan ini penulis berusaha mendeskripsikan bagaimana
kehidupan masyarakat Islam di Kecamatan Harian yang terdiri dari berbagai etnis, terutama etnis Jawa
dan Minangkabau. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode sejarah, yaitu Heuristik
(pengumpulan sumber), Verifikasi (kritik sumber), Interpretasi dan yang terakhir adalah Historiografi
(penulisan). Pada tahap heuristik, penulis menggunakan dua metode penelitian yakni, metode
kepustakaan (Library Research) dan metode lapangan (Field Research). Seiring berjalannya waktu,
kehidupan masyarakat Islam di Kecamatan Harian juga mengalami pasang surut sampai pada tahun
1970-an. Masyarakat Islam di Kecamatan Harian dan juga masyarakat Batak Toba yang non Islam
terjalin dalam satu ikatan yaitu sebagai masyarakat Harian yang diikat erat oleh tali persaudaraan.

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang masuknya Islam di Pulau Samosir,
perkembangan agama Islam di Pulau Samosir (1954-2014), mengetahui faktor penghambat
perkembangan Islam di Pulau Samosir serta pengaruh Islam di Pulau Samosir. Penelitian ini
merupakan pendekatan historis dengan data kualitatif. Dengan metode penelitian lapangan (field
Research) dengan observasi, wawancara dan dokumentasi langsung yang berhubungan dengan
Perkembangan Islam di Pulau Samosir (1954-2014). Dalam penelitian ini penulis mendatangi dan
mewawancarai setiap setiap masyarakat serta tokoh masyarakat yang benar-benar mengetahui
proses masuk dan berkembangnya Islam di Pulau Samosir. Penulis juga melakukan penelitian
kepustakaan dengan mengumpulkan buku-buku, dokumen, artikel, naskah, dan sejenisnya. Untuk
dianalisis dan disimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum adanya Islam di Pulau
Samosir, masyarakat sudah memiliki Tradisi Kepercayaan sendiri yang bersifat Animisme (kepercayaan
terhadap roh leluhur yang sudah meninggal dan dan roh -roh Alam di sekitarnya) dan telah
berkembangnya Kristen di Pulau Samosir. Setelah Islam masuk ke Pulau Samosir pada tahun 1937 di
wilayah Onanrunggu dan di ikuti di wilayah Pangururan dan Harian pada tahun 1956 dan 1931,
menjadi babak baru dalam kehidupan masyarakat. Hingga di tahun 1971 bangunan Masjid telah
berdiri di ketiga wilayah masing-masing yang menjadi wilayah komunitas Islam paling banyak Pulau
Samosir. Semakin bertambahnya usia Islam di Pulau Samosir di ikuti dengan semakin banyaknya
pengikut ajaran agama Islam tersebut.

Hasil Dan Pembahasan

* Sejarah Masuknya Islam Ke Tanah Batak (Samosir)

Sebelum Islam dan Kristen masuk ke Tanah Batak, agama asli orang Batak adalah Parmalim dan
kepercayaan animisme. Batak adalah rumpun suku-suku yang mendiami sebagian besar wilayah
Provinsi Sumatera Utara. Banyak orang menganggap penyebutan Batak hanya suku Toba, padahal
Batak tidak hanya diwakili oleh suku Toba saja. Etnis yang dikategorikan sebagai bagian dari Suku Batak
adalah Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Angkola, Mandailing. Dua suku yakni Angkola dan Mandailing
mayoritas menganut Islam, sedangkan etnis lainnya menganut Kristen Protestan dan Kristen Katolik.

Kala itu Barus menjadi pintu masuk Islam yang dibawa oleh para ulama dari Yaman dan ada yang
menyebut oleh pedagang dan saudagar dari India. Namun, eksistensi Islam kala itu tidak sampai
membumi ke seluruh Tanah Batak. Penyebaran Islam hanya terpusat di Kota Barus dan sekitarnya saja.

* Perkembangan Islam Di Tanah Batak

Penyebaran Islam di tanah Batak erat kaitannya dengan peristiwa Perang Paderi pada awal abad
ke-19. Para ahli sejarah juga menyebutkan Islam masuk ke Tanah Batak pertama kali dibawa oleh
pedagang Minangkabau (Sumatera Barat) yang banyak menikah dengan perempuan di wilayah
Tapanuli bagian Selatan.

Kesimpulan

Islamisasi di Tanah Simalungun mulai berlangsung sejak paruh kedua abad ke-19. Dari daerah
Batu Bara di pesisir, Islam secara perlahan-lahan menyebar ke pedalaman Simalungun, termasuk Di
Samosir Islamisasi di Samosir ( Tanah Batak) pada awalnya berlangsung lambat karena penduduk lokal
masih mempertahankan Habonaron Do Bona sebagai kepercayaan mereka. Tanpa adanya peran
ulama, Islam berhasil dperkenalkan kepada penduduk di Bandar akibat kontak sosial dengan
penduduk Melayu muslim dari daerah tetangganya, yaitu Tanjung Kasau. Serangkaian upaya
Kristenisasi yang diupayakan oleh para misionaris Kristen atas kemauan pemerintah terbukti gagal
merobohkan keimanan penduduk di Pematang Siantar untuk beralih ke Kristen. Raja yang teguh
keislamannya secara politik diturunkan dari tahtanya oleh pemerintah colonial Belanda.

Referensi :

https://muslim.okezone.com/read/2020/12/30/614/2336446/perjalanan-panjang-masuknya-islam-
ke-tanah-batak.

https://tokoh.id/history/kisah-islam-masuk-tanah-batak/

https://tokoh.id/history/kisah-islam-masuk-tanah-batak/Samosir

Anda mungkin juga menyukai