Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PENELITIAN

SEJARAH PROSES MASUKNYA ISLAM

DI PEMATANG SIANTAR

OLEH:

YULIA ARTHA PANGARIBUAN (3213121005)

KELAS REGULER D 2021

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
SEJARAH PROSES MASUKNYA ISLAM

DI PEMATANG SIANTAR

Sejarah Proses Masuknya Islam Di Pematang Siantar

Yulia Artha Pangaribuan

Universitas Negeri Medan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Yuliapangaribuan02@gmail.com

Abstrak
Kota pematang Siantar merupakan salah satu kota di Sumatera Utara.
Kota ini menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya,
seperti Toba, Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan. Kota ini
juga sebagai transit menuju kota Pariwisata Parapat sehingga setiap
orang tertarik dengan Danau Toba. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi Siantar sebelum dan sesudah masuknya Islam di
Siantar. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan Islam di Siantar. Dalam
hal ini, penulis menulis tentang Proses Masuknya Islam di Pematang
Siantar. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka peneliti
memilih metode Library Research Methode (metode penelitian
kepustakaan) dan Field Research Methode (metode penelitian
lapangan) dengan menggunakan pendekatan deskriptif histories dan
teknik yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah kondisi Siantar masa kini yang sudah mengalami
banyak perubahan setelah masuknya Islam, baik dari segi sosial
masyarakat, pemerintah, dan juga kebudayaan. Hal yang sangat
mempengaruhi dari itu semua selain letak kota yang strategis yang baik,
tetapi juga pengaruh dari pemerintahan, karena peran dari Raja Sang

1
Naualuh Damanik yang berperan dalam pengembangan Islam di
Siantar.

Kata kunci : Masuknya, Islam, Pematangsiantar

Abstract
Pematang Siantar is one of the cities in North Sumatra. The city
connects by road to other regencies, such as Toba, Samosir, North
Tapanuli, and South Tapanuli. This city is also a transit to the city of
Parapat Tourism so that everyone is interested in Lake Toba. This study
aims to determine the condition of Siantar before and after the entry of
Islam in Siantar. This can be seen from the Islamic heritage in Siantar.
In this case, the author writes about the process of the entry of Islam in
Pematang Siantar. To obtain the required data, the researcher chose the
Library Research Method (library research method) and the Field
Research Method (field research method) using a historical descriptive
approach and the technique used was library research. The results
obtained from this study are the present condition of Siantar which has
undergone many changes after the entry of Islam, both in terms of social
society, government, and culture. The thing that really affects all of this
is besides the good strategic location of the city, but also the influence
of the government, because of the role of King Sang Naualuh Damanik
who played a role in the development of Islam in Siantar.

Keyword: Entry, Islam, Pematangsiantar

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terkait kehidupan manusia, apabila dilihat dari segi terminologi
fakta sosialnya, menyatakan bahwa agama adalah sebuah fakta historis
dan budaya yang ada pada suatu keyakinan yang mutlak yang tak
terbantahkan. agama hadir didalam setiap diri dari manusia selama
perkembangannya di muka bumi, serta totalitas dari pada kehidupan
dari setiap diri manusia berdasarkan keyakinan pada agamanya. Hal ini
didasarkan bahwa agama menjadi sebuah sistem nilai yang universal
yang ada dalam setiap diri manusia (Lestari, 2019).

Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, kehidupan ini telah


diajarkan dan dicontohkan oleh utusan-Nya, yakni Rasulullah SAW.
Namun, penyebaran Islam ke berbagai belahan dunia tidaklah berjalan
dengan mudah. Namun demikian, ini juga unik terkait dengan proses
masuknya Islam ke Nusantara. Keunikan ini bisa dilihat dari prosesnya,
lebih spesifiknya dengan perdamaian dan dibawa oleh para pedagang
dan mubaligh (Daulay, 2020).

Islam adalah agama dengan penganut nomor dua terbanyak yang


ada di dunia. Islam selalu mengajarkan untuk menghormati satu sama
lain dan mempunyai toleransi yang sangat tinggi, Islam mengajarkan
sikap kasih sayang, peduli kepada orang lain tanpa harus memandang
perbedaan yang ada diantara mereka (Astuti, 2017). Ketika Islam
memasuki suatu daerah atau kawasan karakteristik dari unsur lokal juga
ikut mengalir ke dalam nilai-nilai yang ada dalam Islam tersebut
(Ghofur, 2011).

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan,


maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam
dengan judul penelitian

3
“Sejarah Masuk dan Perkembangan Islam di Pematang Siantar”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas,
maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Sejarah masuknya Islam di Pematang Siantar
2. Perkembangan Islam di Pematang Siantar
3. Peninggalan-peninggalan Islam di PematangSiantar

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan.
Penelitian ini membahas tentang teori-teori yang dikaji secara ulang.
Objek penelitian ini adalah mengkaji tentang perjalanan Islam dan
penyebaran Islam di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan telaah dokumen sebagai strategi untuk mengumpulkan
informasi. Sumber informasi peneliti lakukan melalui studi atas
literatur kepustakaan. Teknis analisis data dilakukan melalui reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses analisis data ini
dilakukan berdasarkan informasi yang telah didapat melalui studi
kepustakaan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Pematang Siantar?
2. Bagaimana Perkembangan Islam di Pematang Siantar?
3. Apa saja peninggalan-peninggalan Islam di Pematang Siantar?

4
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah
yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya Islam di
Pematang Siantar.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Islam di
Pematang Siantar.
3. Untuk mengetahui apa saja peninggalan-peninggalan Isalm
di Pematang Siantar.

F. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan
bagi peneliti dan pembaca mengenai sejarah masuk dan
perkembangan Islam di Pematang Siantar.
2. Memberikan informasi bagi pembaca secara teori tentang
kehidupan masyarakat Pematang Siantar baik sebelum
masuknya Islam dan setelah masuknya Islam di Pematang
Siantar
3. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan
perbandingan terhadap hasil penelitian yang ada maupun
sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain sebagai rujukan yang
akan mengangkat permasalahan yang sama.
4. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi Mahasiswa
Universitas Negeri Medan, khususnya bagi Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Sejarah agar dapat mengetahui
bagaimana proses masuk dan perkembangan Islam di
Pematang Siantar.

5
G. Pembahasan
Islam diperkirakan datang ke wilayah Indonesia abad ke-7 M dan
berkembang secara lebih masif pada abad ke-13 M. Terkait kedatangan dan
perkembangannya di Indonesia, proses Islamisasi berjalan dengan damai,
walaupun terdapat penggunaan kekuatan oleh para penguasa muslim di
Indonesia saat itu. Namun, mereka bias menerima Islam tanpa harus
meninggalkan kepercayaan dan praktek keagamaan yang telah ada
sebelumnya (Jannah, 2018). Proses Islamisasi di Nusantara dapat dipahami
dari berbagai pendapat yang secara sejarah dapat dijelaskan dalam beberapa
teori di bawah ini.

Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena


disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga
memberikan nuansa baru dalam keberIslamannya di negara-negara
Islam lain. Islam di Indonesia ternyata mampu berinteraksi dengan
budaya lokal, sperti bentuk masjid dan tata cara yang berinteraksi
dengan budaya lokal, seperti bentuk masjid dan tata cara yang
mengiringi ritual keagamaan. Ketika Islam datang, sebenarnya
kepulauan Nusantara sudah mempunyai peradaban yang bersumber
kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budha dari India, yang
penyebaran pengaruhnya tidak merata. Di Jawa telah mendalam, di
Sumatera merupakan lapisan tipis, sedang dipulau-pulau lain belum
terjadi. Walaupun demikian, Islam dapat cepat menyebar. Hal itu
disebabkan Islam yang dibawa oleh kaum pedagang maupun para dai
dan ulama, mereka semua menyiarakan suatu rangkaian ajaran dan cara
serta gaya hidup yang lebih maju dari pada peradaban yang ada. Dalam
bidang kehidupan masyarakat tanpa kasta, juga dalam sufisme Islam
lebih maju dan lebih mendasar dari pada mistik pribumi yang
dipengaruhi mistik HinduBudha.

Namun terjadi pertentangan diantara para sejarawan mengenai


waktu masuknya Islam ke Indonesia. Menurut teori Mekkah yang

6
didukung oleh beberapa ahli berpendapat bahwa Islam masuk ke
Indonesia diperkirakan sekitar abad ke-7 M dan pembawanya berasal
dari Arab. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkampungan para
pedagang Arab yang sudah menjalankan syariat Islam. Dan berada
dibawah pihak muslim di pesisir Sumatera bagian Barat pada thaun 674
M. Para pedagang Arab datang ke Indonesia kebanyakan dari jalan laut
dari India dan Asia Tenggara Mengikuti angin musim, dan menetap di
sepanjang jalur perlintasan dagang di Asia Tenggara.

Selain itu, beberapa sejarawan berpendapat bahwa Islam mausk


ke Indonesia pada abad ke-7 H (13M) ketika unsur-unsur India
mencapai Sumatera. Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia tidak
dibawa oleh para pedagang Arab, melainkan para pedang Gujarat,
India. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya nisan pada makam
Sultan Pasai, di Timur laut Sumatera, berangkat tahun 1297 M .

Ketika agama Islam mulai disebarkan, masyarakat Indonesia


telah menganut agama Hindu-Buddha yang hidup saling berdampingan.
Para pendatang yang tiba di wilayah Nusantara umumnya telah
menganut agama Islam, selain berdagang mereka juga menyebarkan
agama Islam. Dalam menyampaikan ajaran agama Islam mereka relatif
damai sehingga dapat diterima oleh sebagian masyarakat Indonesia,
terutama kalangan bangsawan dan pedagang. Melalui pendekatan
budaya, pengenalan Islam sebagai agama baru diterima oleh
masyarakat. Dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, otomatis
membawa kebudayaan Islam itu sendiri yang berpengaruh pula
terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Islam ikut mewarnai
kehidupan budaya dan tradisi-tradisi masyarakat Indonesia, segala
aktivitas kehidupan masyarakat yang ber-agama Islam, bersumber pada
ajaran agama Islam.

7
Islam telah mewarnai seluruh aspek kehidupan masyarakat baik
secara ideiologi, politik, sosial, budaya dan ekonomi. Pengaruh Islam
secara sosial budaya yang begitu kuat membawa perubahan yang sangat
signifikan pada kebudayaan dan penghidup masyarakat. Adaapun
contohnya adalah masyarakat sudah memulai meninggalkan tradisi
anisme dan dinamisme sehingga lebih mempercayai kepada Tuha Yang
Maha Esa.

Penyebaran agama Islam merupakan salah satu proses yang


sangat penting dalam sejarah Indonesia. Secara umum ada dua proses
yang terjadi dalam penyebaran agama islam di Indonesia, yakni : (1)
masyarakat Indonesia melakukan hubungan dengan orang-orang yang
telah menganut agama Islam. (2) Orang-orang Timur Asing (Arab,
India, Cina, dll) yang telah memeluk agama Islam tinggal menetap di
wilayah Indonesia, kemudian menikah dengan penduduk lokal, serta
mengikuti gaya hidup lokal sedemikian rupa sehingga mereka berbaur
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Agama Islam pertama kali diperkenalkan oleh para pedagang di


wilayah pesisir Sumatera sekitar abad ke-13. Hal ini dipertegas oleh
Ricklefs yang menyatakan bahwa di pemakaman Lamreh di temukan
nisan Sultan Sulaiman masa dahulu. Sebelum masuk agama Islam ke
Sumatera Utara, masyarakat setempat telah menganut agama Hindu
Ricklefs.

Keheterogenan yang terdapat di wilayah Sumatera Utara


menjadi hal yang menarik, dimana dakwah Islamiyah berpeluang untuk
bergerak dan berkembang dengan cepat di kawasan ini. Islam semakin
berkembang di Sumatera Utara setelah dikunjungi oleh pedagang-
pedagang muslim yang datang ke Nusantara. Disamping itu, adapun
alasan mereka untuk memilih Sumatera Utara karena terhalangnya
pelayaran mereka melalui Selat Malaka karena dihalangi oleh tentara

8
laut dari kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha. Hal ini
dilakukan sebagai pembalasan atas serangan tentara Islam pada
kerajaan Hindu di Sind. Oleh karena itu, mereka melalui Sumatera
Utara dengan pesisir barat Sumatera kemudian masuk selat Sunda
melalui Singapura menuju Kantun, Cina.

Bukan sesuatu yang baru ketika peninggalan-peninggalan Islam


berada di setiap daerah yang pernah disinggahi oleh para pedagang
muslim. Di Indonesia saja jejak Islam sudah ditemukan sejak abad
pertama Islam dianut masyarakat. Hal ini terbukti dengan ditemukan
beberapa peninggalan Islam di Kota Barus. Barus merupakan tempat
awal dimana jejak Islam sudah dapat disaksikan berupa makan Papan
Tinggi dan makam Mahligai.Melayu, yang melakukan aktifitas
perdagangan sampai ke daerah Pematang Siantar, dahulunya
merupakan pusat atau ibukota dari kerajaan Siantar. Meyatakan bahwa
perkembangan Islam berasal dari daerah Melayu seperti Batubara dan
Asahan yang berdekatan langsung dengan daerah Simalungun.

Adapun peniggalan Islam yang ada di Pematang Siantar, yaitu


bangunan mesjid Raya Pematang Siantar yang terletak di daerah
Timbang Galung. Kemudian peninggalan lainnya adalah makam kiai
yang berpengaruh dalam pengembangan Islam di Pematang Siantar.
Selain itu, adapula peninggalan salah satu kiai terkenal di Pematang
Siantar berupa sebidang tanah yang di wakafkan untuk pembangunan
sekolah MAN Pematang Siantar. Dan juga terdapat makam kiai/syekh
yang menyebarkan Islam di Pematamg Siantar.

9
H. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil penelitian yang telah
dijelaskan diatas adalah sebagai berikut:
1. Islam diperkirakan masuk ke Siantar dibawa oleh pedagang
yang berasal dari kerajaan Melayu, yang melakukan aktifitas
perdagangan sampai ke daerah Pematang Siantar, dahulunya
merupakan pusat atau ibukota dari kerajaan Siantar.
2. Sebelum menjadi kota Pematang Siantar, dahulunya Siantar
termasuk dalam distrik Simalungun. Setelah pecahnya
revolusi sosial yang menyebabkan seluruh kerajaan di
Sumatera, barulah Siantar berubah menjadi kota Madya
3. Orang Siantar yang pertama kali masuk Islam di Siantar
adalah Tuan Swam Damanik, merupakan Raja Siantar dan
lebih di kenal dengan nama Sang Naualuh Damanik.
4. Sang Naualuh Damanik merupakan orang yang berpengaruh
dalam penyebaran agama Islam di Siantar. Begitu pedulinya
beliau dengan agama Islam. Beliau mewakafkan tanahnya
untuk kemudian di bangun mesjid
5. Ketika proses pengembangan agama Islam, Sang Naualuh
mendapat gangguan dari pihak Belanda, yang pada saat itu
mencoba mempengaruhi Raja dan Rakyat Siantar untuk
masuk agama Kristen.
6. Adapun peninggalan Islam yang masih dapat dilihat di kota
Pematang Siantar adalah, makam Syeh Abdul Djabar yang
terletak di kompleks pemakaman di Jalan Pane, Mesjid Raya
Pematang Siantar dan juga Jerat atau tugu yang menyerupai
nisan dari raja Siantar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustono, B. (2012). Sejarah Etnis Simalungun. Simalungun.

damanik, E. (2011). Ihutan Bolon Hasadaon Damanik Boru Pakon


Panagolan Siantar Simalungun.

11

Anda mungkin juga menyukai