Anda di halaman 1dari 20

Critical Book Review

Sejarah Indonesia Masa Pra


Aksara Hindu & Budha

Critical Book Report Skor Nilai

Disusun Oleh:

WARDAH (3222321001)

KELAS :C-REGULER 2022

DOSEN PENGAMPU: ARFANDIANSYAH S.PD M.PD

DAN AMMAR ZHAFRAN RIYANTO, M. PD

PRODI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan critical book review mata kuliah
Sejarah Indonesia masa Pra Aksara Hindu & Budha ini.

Penulis telah menyusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan critical book review ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan critical book review ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki critical
book review ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak


kekurangan dalam critical book review ini. Semoga Critical Book Review yang sederhana ini
dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sekiranya Critical Book Review ini dapat
berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya.

Medan, 8 November 2022

Wardah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
IDENTITAS BUKU........................................................................................................................4
BAB l PENDAHULUAN................................................................................................................6
A. Latar Belakang......................................................................................................................6
B. Tujuan Penulisan CBR.........................................................................................................6
C. Manfaat CBR........................................................................................................................6
BAB II ISI BUKU...........................................................................................................................7
A. Ringkasan Buku utama.........................................................................................................7
B. Ringkasan Buku Pembanding.............................................................................................11
BAB lll PEMBAHASAN..............................................................................................................16
A. Latar Belakang Masalah Yang Dikaji.................................................................................16
B. Permasalahan Yang Akan Dikaji........................................................................................16
C. Kajian Teori/Konsep Yang Digunakan..............................................................................16
D. Kelebihan dan Kekurangan Buku.......................................................................................16
BAB lV PENUTUP.......................................................................................................................18
A. Kesimpulan.........................................................................................................................18
B. Saran...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................19

3
IDENTITAS BUKU
Buku utama

Judul : Pra Sejarah Indonesia

Penulis : -Arfandiansyah, S. Pd, M. Pd

-Dra. Flores Tanjung, M.A

-Abdul Haris Nasution, S.Pd, M. Pd

Penerbit : Yayasan Kita Menulis

Kota Terbit : Medan

Tebal Buku : (16x23 cm)

Dimnsi Buku : Xiv + 136 Halaman

ISBN : 978-623-7645-03-0

Cetakan : 1, 2019

Buku Pembanding

4
Judul : Ensiklopedia Zaman Pra Sejarah

Penulis : Etty Sugiarti, S.Pd

Penerbit : CV. Pamularsih

Kota Terbit : Medan

ISBN : 978-979-053-141-3

Cetakan : 2010

5
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical Book Review merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.

Critical Book Review bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentan isi sebuah buku atau
artikel, tetap lebih menitikberatkan pada evaluas i(penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai
keunggulan dan kelemahan buku atau artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut,
bagaimana isi buku tersebut yang bisa mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman
terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain, Critical
Book Review akan menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang,
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

Suatu buku yang diterbitkan mengandung informasi dan berbagai laporan melalui sebuah analisis
langsung kelapangan. Sebagai pembaca, ada baiknya kita ikut mengkritisi atau memberi
beberapa komentar yang bersifat membangun untuk penulis, agar penulis dapat memperbaiki
tulisannya diwaktu selanjutnya.

B. Tujuan Penulisan CBR


 Untuk penyelesaian tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Pra Aksara Hindu &
Budha

 Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari buku yang di review

 Mencari dan mengetahui informasi yang ada didalam buku

C. Manfaat CBR
 Mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam suatu buku

 Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkritisi suatu buku

 Dapat membandingkan dua atau lebih buku yang direview.

 Dapat meningkatkan analisis kita terhadap suatu buku

 Supaya kita dapat mengetahui teknik-teknik penulisan CBR yang benar.

6
BAB II
ISI BUKU

A. Ringkasan Buku utama

Bab I : Pengantar Prasejarah Indonesia


ilah prasejarah (Prehistory)terdiri dari dua kata yakni”Pra”dan
“sejarah”yang secara harfiah berarti masa sebelum sejarah.pengertian diatas
jika diartikan secara sempit menyiratkan bahwa zaman prasejarah bukan
merupakan bagian dari zaman sejarah,padahak zaman prasejarah juga
merupakan bagian dari zaman sejarah hidup manusia juga .Istilah lain yang
digunakan untuk menyebutkan zaman sebelum mengenal tulisan
yakni”Nirleka”.Kata Nirleka berasal dari bahasa sanskerta yang tergabung
dari dua kata yakni”Nir”dan Leka yang berarti tulisan.Jadi pengertian
Nirleka adalah zaman dimana belum mengenal tulisan .Defenisi nirleka ini
juga sama dengan Prasejarah,namun istilah nirleka untuk menyebutkan
zaman ketika belum mengenal tulisan masih kurang diminati atau mendapat
tempat bagi kalangan para peneliti(a
ilah prasejarah (Prehistory)terdiri dari dua kata yakni”Pra”dan
“sejarah”yang secara harfiah berarti masa sebelum sejarah.pengertian diatas
jika diartikan secara sempit menyiratkan bahwa zaman prasejarah bukan
merupakan bagian dari zaman sejarah,padahak zaman prasejarah juga
merupakan bagian dari zaman sejarah hidup manusia juga .Istilah lain yang
digunakan untuk menyebutkan zaman sebelum mengenal tulisan
yakni”Nirleka”.Kata Nirleka berasal dari bahasa sanskerta yang tergabung
dari dua kata yakni”Nir”dan Leka yang berarti tulisan.Jadi pengertian
Nirleka adalah zaman dimana belum mengenal tulisan .Defenisi nirleka ini
juga sama dengan Prasejarah,namun istilah nirleka untuk menyebutkan
zaman ketika belum mengenal tulisan masih kurang diminati atau mendapat
tempat bagi kalangan para peneliti(a
ilah prasejarah (Prehistory)terdiri dari dua kata yakni”Pra”dan
“sejarah”yang secara harfiah berarti masa sebelum sejarah.pengertian diatas
jika diartikan secara sempit menyiratkan bahwa zaman prasejarah bukan
merupakan bagian dari zaman sejarah,padahak zaman prasejarah juga
merupakan bagian dari zaman sejarah hidup manusia juga .Istilah lain yang
digunakan untuk menyebutkan zaman sebelum mengenal tulisan
yakni”Nirleka”.Kata Nirleka berasal dari bahasa sanskerta yang tergabung
dari dua kata yakni”Nir”dan Leka yang berarti tulisan.Jadi pengertian
Nirleka adalah zaman dimana belum mengenal tulisan .Defenisi nirleka ini
juga sama dengan Prasejarah,namun istilah nirleka untuk menyebutkan
zaman ketika belum mengenal tulisan masih kurang diminati atau mendapat
tempat bagi kalangan para peneliti(a
ilah prasejarah (Prehistory)terdiri dari dua kata yakni”Pra”dan

7
“sejarah”yang secara harfiah berarti masa sebelum sejarah.pengertian diatas
jika diartikan secara sempit menyiratkan bahwa zaman prasejarah bukan
merupakan bagian dari zaman sejarah,padahak zaman prasejarah juga
merupakan bagian dari zaman sejarah hidup manusia juga .Istilah lain yang
digunakan untuk menyebutkan zaman sebelum mengenal tulisan
yakni”Nirleka”.Kata Nirleka berasal dari bahasa sanskerta yang tergabung
dari dua kata yakni”Nir”dan Leka yang berarti tulisan.Jadi pengertian
Nirleka adalah zaman dimana belum mengenal tulisan .Defenisi nirleka ini
juga sama dengan Prasejarah,namun istilah nirleka untuk menyebutkan
zaman ketika belum mengenal tulisan masih kurang diminati atau mendapat
tempat bagi kalangan para peneliti(a
ilah prasejarah (Prehistory)terdiri dari dua kata yakni”Pra”dan
“sejarah”yang secara harfiah berarti masa sebelum sejarah.pengertian diatas
jika diartikan secara sempit menyiratkan bahwa zaman prasejarah bukan
merupakan bagian dari zaman sejarah,padahak zaman prasejarah juga
merupakan bagian dari zaman sejarah hidup manusia juga .Istilah lain yang
digunakan untuk menyebutkan zaman sebelum mengenal tulisan
yakni”Nirleka”.Kata Nirleka berasal dari bahasa sanskerta yang tergabung
dari dua kata yakni”Nir”dan Leka yang berarti tulisan.Jadi pengertian
Nirleka adalah zaman dimana belum mengenal tulisan .Defenisi nirleka ini
juga sama dengan Prasejarah,namun istilah nirleka untuk menyebutkan
zaman ketika belum mengenal tulisan masih kurang diminati atau mendapat
tempat bagi kalangan para peneliti(a
Istilah prasejarah (Prehistory) terdiri dari dua kata yakni "Pra" dan "Sejarah" yang secara
harfiah berarti masa sebelum sejarah.Jika diartikan, zaman prasejarah bukan merupakan bagian
darei zaman sejarah, padahal zaman prasejarah juga merupakan bagian dari sejarah hidup
manusia juga. Kata Nirleka berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tulisan. Jadi, pengertian
Nirleka adalah zaman dimana belum menegenal tulisan. Para ahli dan masyarakat juga mengenal
istilah "Protosejarah", Istilah ini didefinisikan sebagai sebuah zaman menjelang zaman sejarah.
Zaman proto ditandai dengan adanya hubungan masyarakat prasejarah dengan masyarakat
perdagangan, politik maupun keagamaan yang telah mengenal lebih dulu tulisan. Zaman
protosejarah merupakan zaman peralihan dari zaman prasejarah menuju zaman sejarah.

Dalam mengungkap peristiwa sejarah masa prasejarah digunakan ilmu arkeologi.


Arkeologi merupakan ilmu yang memepelajari kubudayaan manusia masa lampau melalui kajian
sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis dan interpretasi data berupa artefak (budaya
bendawi seperti kapak batu dan bangunan candi), Ekofak (benda lingkungan seperti batuan, rupa
muka bumi dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dielaskan dari tempatnya, situs
arkeologi). Tempat penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologis, meskipun
survei juga mendapatkan posisi yang cukup besar.

8
Bab 2 : Indonesia Sebelum Kehadiran Manusia
Untuk mempelajari kehidupan di Indonesia sebelum kehadiran manusia kita terlebih
dahulu meninjau tentang tarikh bumi dan awal kehidupan awal menurut geologi. Menurut ilmu
Falaq, yaituy ilmu yang mepelajari binatang. Dunia ini berasal dari pola gas yang sangat panas
dan berputar pada porosnya sendiri kemudian gas tadi menjadi seakin padat dan kemudian
terbentuklah kulit bumi.

Menurut ilmu geologi, sejarah kehidupan dibumi dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu:

1. Archaeikum, Zaman tertua, berlangsung kira-kira 2500 juta tahun. Pada masa ini kulit bumi
masih sangat panas sehingga dapat dipastikan pada masaini tida ada kehidupan sama sekali.

2, Palezoikum, zaman hidup tua atau zaman primer. Zaman ini berlangsung kira-kira 340 juta
tahun yang lalu. Ditandai dengan kondisi bumi yang masih sangat labil.

3. Mesozoikum, Zaman hidup pertengahan juga dinamakan dengan zaman sekunder. Zaman ini
berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini suhu masih berubah-ubah dan
terjadi evolusi besar pada makhluk hidup, jumlah ikan amfibi dan reptil sudah mulai banyak.
Bangsa reptil tymbuh menjadi bentyk yang luar biasa besar. Hal ini dibuktikan adanya penemuan
fosil dinosaurus maupun atlansaurus.

4. Neozoikum dan Kenozoikum, Zaman hidup baru, Zaman ini berlangsung kira-kira
berlangsung 60 juta tahun yang lalu hingga sampai saat ini. Zaman Neozoikum dibagi atas
zaman tersier dan zaman kuarter. Zaman tersier dibagi dalam kala paleosen (65 juta tahun yang
lalu) kala eosen (55 juta tahun yang lalu) dan kala oligosen (35 juta tahun yang lalu). Sementara
zaman tersier dibagi kedalam kala Miosen (25 juta tahun yang lalu), kala Pliosen (5 juta tahun
yang lalu) dan kala plistosen(1,8 juta tahun yang lalu) dan kala Haloseb (10.000 tahun yang lalu.
Pada zaman tersier binatang menyusui myulai nampak seperti primata misalnya kera dan
binatang seperti reptil raksasa mulai lenyap. Zaman kuarter dimana mulai munculnya manusia
purba.

Bab 3 : Manusia Prasejarah Di Indonesia


Aspek lingkungan merupakan salah satu unsur penting pembentukan suatu budaya
masyarakat. oleh karena itu, untuk mengetahui kehidupan manusia prasejarah di Indonesiatidak
bisa trlepas dari kondisi bentang alam dimana manusia prasejarah melangsungkan hidupnya.
Seperti diketahui manusia prasejarah masih sangat menggantungkan kehidupannya pada alam,
sehingga hubungan yang begitu dekat antara manusia dengan lingkungan membawa konsekuensi
bahwa manusia harus senantiasa beradaptasi dengan lingkungan yang ditempati.

9
Fenomena Paleografi pada masa plestosen ditentukan oleh beberapa faktor perubahan
iklim, muka laut, kegiatan tektonis, gunung api dan sebagainya. kegiatan tektonis mengakibatkan
terjadinya penurunan cekungan sedimentasi yang berpengaruh pada perubahan permukaan laut.
Apabila terjadi kenaikan cekungan sedimentasi maka muka laut akan mengalai kenaikan,
sebaliknya apabila terjadi penurunan cekungan sedimentasi maka muka laut mengalami
penurunan.

Naik turunnya permukaan laut juga dipengaruhi oleh faktor iklim. Dikala temperatur
bumi dan udara turun maka sebagian air laut akan membeku terutama pada wilayah kedua kutub
dua pegunungan. Kondisi ini mengakibatkan penurunan muka laut sehingga tampak garis pantai
maju kearah laut. Masa ini disebut masa glasial. sebaliknya pada temperatur bumi dan udara
berubah panas, maka es akan mencair dan permukaan air laut bertambah banyak. Masa
meningkatnya temperatur bui ini disebut dengan masa Interglasial.

Perubahan oleh aktivitas glasila dan Interglasila pada zaman kuarter telah membawa
pengaruh pesat terhadap perubahan bentang alam. Penurunan permukaan laut menyebabkan
terjadinya pendangkalan daratan dan terjadi gelombang penyebaran makhluk hidup. Dengan
bertambahnya air laut maka sebagian daratan menjadi tenggelam yang kemudian membentuk
pulau-pulau yang terisolasi satu dengan yang lainnya. Perubahan bentang alam ini memaksa
semua makhluk hidup mendiami pulau tersebut harus beradaptasi untk bertahan hidup dengan
kondisi lingkungan yang baru.

Ada beberapa jenis manusia modern awal di Indonesia, yaitu :

-Manudsia wajak ( Homo Wajakensis)

-Manusia liang Bua ( Homo Floresiansis)

Bab 4 : Kedatangan Penutur Austronesia


Migrasi merupakan suatu komponen yang dikaji selain kelahiran (fertilisas) dan kematian
(mortalitas0. Migrasi adalah mobilitas penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu menuju
wilayah lain dan periode waktu tertentu. migrasi diikuti dengan proses penghunian suatu wilayah
oleh suatu komunitas tertentu. Proses penghunian yang dimaksud adalah penghunian,
perkembangan dan kejenuhan penduduk, maka terdapat banyak kemungkinan sebagian
komunitas tersebut akan memisahkan diri dari komunitas intinya dan kembali melakukan proses
migrasinya. Oleh karena itu, fenomena migrasi berhubungan erat dengan proses penghunian.

Pada tahap penghunian perkembangan suatu populasi diwilayah yang telah berpenghuni
juga terjadi interaksi antar budaya. Menyangkut asal usul penutur austronesia di indonesia sejauh
data pertanggalan tertua ada di Sulawesi. Setidaknya ada empat situs diantaranya pertanggalan
dari Minanga Sipako, Kalumpang sedikit lebih tua. Keletakan Kalumpang yang ada di Sulawesi

10
mengindikasikan kehadiran penutur Austronesia yang paling awal mestinya di wilayah pesisir
sebelumpat mereka memasuki pedalaman kalumpang. Situs termuda adalah Bukit Tengkorak,
Sirawak berupa tembikar slip merah, beliung, obsidian dan lainnya.

Bab 5 : Perkembangan Budaya Manu sia Prasejarah


Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia purba dapt mempertahankan
dirinya dari berbagai ancaman yang bisa sahja terjadi, manusia purba mulai menciptakan alat
atau benda. Keterbatasan kemampuan tangan yang dimiliki terutama saat mencari dan
memperoleh bahan pangan mendorong keinginan manusia purba untuk menggunakan alat bantu.
Pada tahap awal penggunaan alat bantu dilakukan secara kebetulan dan instan yaitu alat yang
bersumber dari alam sekitar yang tanpa sengaja mereka temukan seperti kayu, batu dan lainnya.
Penggunaan alat bant juga dikarenakan adanya upaya manusia untuk mempertahankan diri dari
ancaman binatang buas saat mereka melakukan pengembaraan. Alat yang mereka temukan
dimodifikasi an kemudian elahirkan teknologi pembuatan peralatan.

Semakin maju kemampuan berpikir manusia, semakin maju pula alat teknologi yang
dikuasainya, semakin canggih dan beraga. Alat yang terbuat dari bahan kayu atau bambu
memiliki sifat yang mudah hancur sehingga sisa-sisa peralatan tersebut sampai kepada kita
sangat terbatas atau sudah musnha. Denagn banyaknya peralatan manusia purba yang ditemukan
bersumber dari batu maka peralatan manusia opurba disebut dengan teknologi litik (batu).

Bab 6 : Kehidupan Masyarakat Pada Zaman Prasejarah


Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingakat sederhana berlangsung pada kala
pleistosen. Pada masa ini, muka bumi sering mngalami perubahan oleh gerakan Endogen dan
Eksogen (perubahan iklim). Pada kala ini hewan dan tumbuh-tumbuhan telah hidup merata
dibumi. Sedangkan manusia yang muncul baru mendiami beberapa daerah antara lain Afrika,
Eropa dan Asia termasuk kepulauan Indonesia. selain itu, kegiatan vulkanik juga banyak
mengubaha bentuk bumi. Sunhgai dan danau merupakan bagian utama alam fisik yang
mempunyai arti penting bagi kehidupan manusa saat itu yang berfungsi sebagai sumber
makanan, sumber air minum, tempat mencuci dan saraa pengangkut.

Di Indonesia, cara berburu dan mengumpulkan makana dilakukan oleh manusia prba
jenis pithecantropus dan manusia Wajak. Ketergantunhgan yang dialami menyebabkan manusia
pada masa itu hiduup berpindah-pindah (Nomaden). Tujuannnya untuk mencari lokasi atau
daerah yang mampu menyuplai kebutuhan makanan yang mereka butuhkan. Apabila daerah yang
telah disinggahi kehabisa sumber persediaan makanan maka mereka akan mencari tempat baru.
Ketika bertempat tinggal di Goa, mereka membuat lukisaan didinding gua yang biasanya tentang
pengalaman, perjuangan dan harapan hidup. kemudian cap tangan juga dibuat dengan
erentangkan jari-jari tangan yang disiram cat merah. Pada masa itu, kehidupan bercocok tanam

11
sederhana mulai muncul. Kegiatan bercocok tanam dilakukan berpindah-pindah menurut
keadaan kesuburan tanah, Hutan atau padang rumput yang akan dijadikan lahan pertanian
ditambah dengan sistem tebang keudian dibakar.

Bab 7 : Sebaran Peninggalan Budaya Praaksara Di Indonesia


Situs bukit kerang yang itemukan dipesisir timur pulau sumatera pada umumnya
menyisakan artefak yang sama dengan situs buit kerang Kawal Darat yaitu berupa kapal
Sumateralatih, Spatula, Serpih Fragmen, tembikar dan perhiasan. Secara umum situs bukit
kerang ini berkisar 12.000 hingga 3000 tahun yang lalu. Pada lapisan tengah (Budaya Hoabinh)
di Sumateralith, erpih, pelandas, penggiling, batu, alcncipan dan kerangka manusia.

Salah satu lokasi terpenting penemuan situs bukit kerang adalah situs Bukit Kerang di
pangkalan, Aceh Tamiang, situs bukit kerang Kjoekkenmoddinger terletak di desa masjid
kecamatan bendahara kabupaten Aceh Tamiang. Bukit Kerang ini merupakan tumpukan sampah
kerang yang bercampur dengan tulag belulang binatang yang telah menjadi gundukan cangkang
kerang. Bukit Kerang ini berada di area perkebunan sawitdan dikelilingioleh persawahan
penduduk. Bukit Kerang merupakan sisa-sisa peninggalan mesolitikum (zaman batu
pertengahan0 yang merupakan bagian dalam pembabakan zaman prasejarah. Manusia pada masa
itu hidup dengan pola sedenter di daerah sekitar pantai, sungai dan danau. Mereka mengonsumsi
sejenis kerang-kerangan yang tersedia di sumber air tersebut untuk bertahan hidup. Sisa dari
hasil konsumsi tersebut dibuang disekitarnya dan lama kelamaan semakin banyak dan membukit
menjadi gundukan sampah dapur.

Situs Megalitik Nias terdapat di desa orahilia Fau, sebuah desa di dekat Bawomataluo,
masuk dalam wilayah adminstrasi kecamatan Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan. tinggalan
Arkeologis yang ada didesa ini adalah batu-batuan datar ( daro-daro) dengan bentuk dominan
yaitu balok polos dan berhias. Batu Tegak (Naitaro) sebagai suatu peringatan bagi seseorang
yang meninggal dan upacara kenaikan. Status yang ada didesa ini lebih dominan berasal dario
batu polos atau batu alam yang ada didepan rumah adat besar. Dibagiuan tengah desa terdapat
megalitik khas yang dapat digunakan saat upaxcara lompat batu ( hombu batu).

B. Ringkasan Buku Pembanding

Bab 1 : Arti Prasejarah


Zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan. Oleh karena
itu, pada zaman prasejarah tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis. Zaman itu hanya
meninggalkan berbagai benda hasil kebudayaan manusia. Ilmu yang mempelajari zaman saat
manusia belum mengenal tulisan disebut dengan ilmu prasejarah.

12
Ilmu prasejarah mempelajari tentang manusia dan peradabannya di zaman purbakala jua
mempelajari kemajuan manusia bak rohani maupun jasmani pada waku belum mempunyai
sumber-sumber tertulis. Ilmu prasejarah dalam penelitian selalu memperhatikan tiga faktor yang
saling bersangkutan yaitu alam, manusia dan kebudayaan. Tujuannya yaitu untuk
menggambarkan kembali suatu masa penghidupan manusia melalui bekas-bekas materi yang
dulu pernah memainkan peranan dalam penghidupannya. Materi tersebut merupakan satu-
satunya sumber guna menyusun prasejarah yang multikompleks dan dituangkan dalam bentuk
materi atau benda budaya tersebut. Untuk memelajari prasejarah di Indonesia, ada beberapa
konsepsi yang digunakan untuk meneliti ilmu prasejarah. Konsepsi tersebut merupakan konsepsi
lama (± tahun 1924) dan konsepsi baru. Konsepsi ini dituangkan oleh para ahli seperti P.V. Van
Stein Callenfells, R. Van Heine Geldern dan H.R. Van Heekern. Berdasarkan tingkatan dan
mengutamakan perkembagan kebudayaan material serta mencakup maksud kultural, kronologis,
rasial, fungsional, difusi, sosial, ekonomis dan sebagainya.

Zaman prasejarah dapat dibedakan menjadi 3 zaman, yaitu zaman purba, zamna madya
dan zaman baru. sedangkan sejarah kebudayaan Indonesia dapat dibedakan menjadi 4 masa yaitu
:

a. Zaman prasejarah dari permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad
ke-5 masehi.

b. Zaman purba, sejak dari datangnya pengaruh India pada abad pertama tarikh Masehi
sampai leyapnya kerajaan Majapahit sekitar tahun 1500M.

c. Zaman madya, sejak datangnya agama dan pengaruh Islam menjelang akhir zaman
Majapahit sampai akhir abad ke-19.

Menurut geologi yaitu ilmu alam yang mempelajari kulit bumi, dibagi atas 4 zaman, yaitu
Archaeikum (zaman yang tertua), Paleozoikum (Zaman hidup tua), Mesozoikum , Neozoikum
atau Kainozoikum (zaman hidup baru).

Bab 2 : Asal-Usul Manusia Purba Di Indonesia


Berdasarkan penelitian para ahli, bekas-bekas kehidupan manusia dan kebudayaan baru
terlihat antara 1.900.000-400.000 tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil-
fosil tengkorak manusia purba. Benda tersebut diperoleh dari hasil-penggalian. Pada tahun 1890,
seorang ahli Belanda bernama Eugine Dubols meneukan fosil manusia di dekat Desa Trinil,
Bengawan Solo. Kemudian fosil itu diteliti hingga terbentuk sebuah kerangka manusia mirip
kera dan dinamakan Pithecantropus Erectus yang berarti manusia kera yang berjalan tegak.

Pada tahun 1936, seorang ahli Geologi Belanda telah menemukan bukti-bukti yang
memperkuat bahwa di Indonesia sejak zaman Pleistosen sudah dihuni oleh makhkuk-makhluk

13
primata. Kemudian pada tahn 1941, Von Koenigswald kembali menemukan bagian rahang
bawah yang besar dan berbeda dengan milik Phitecantropus, lalu rahang ini diberi nama
Meganthropus Paleojavanicus yang artinya manusia purba dari Jawa yang besar. Penemuan
beriktnya terjadi di Ngandong, Kabupaten Blora, ditemukan sebelas buah tengkorak manusia dan
dua buah tulang kering. fosil-fosil ini disebut Manusia Solo (Homo Soloensis). Para ahli
meyakini bahwa Homo Soloensis itu adalahg keturunan Pithecanthropus Erectus.

Bab 3 : Perkembangan Masyarakat Prasejarah Indonesia


Kebudayaan manusia berevolusi, seperti menurut konsepsi biologi dari mulai bentuk
sederhana ke bentuk yang kompleks. Setiapa perkembangan ditandai dengan terbentuknya hasil
budaya mereka seperti alat-alat dengan bentuk dan bahan tertentu. Diduga bahwa pada masa
prasejarah di zaman Pleistosen di Indonesia telah hidup jenis manusia Phithecantropus Erectus
dan Homo Soloensis. Di masa kehidupannya, mereka telah menggunakan artefak-artefak yang
berupa Chopper (kapak Genggam dari batu), Flakes (Alat serpih dari batu) dan artefak tulang.
Dapat diduga bahwa kehidupan mereka masih hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan
makanan.

Alam di Indonesia pada masa itu penuh dengan hutan belantara dan ada juga beberapa
daratan-daratan yang cukup subur sehingga memungkinkan memberikan kelangsungan hidup
bagi mereka. Namun, mereka masih belum mengenal perladangan menetap karena mereka
terlalu percaya bahwa alam akan selalu memberi hasilnya. Mereka berkelompok dengan jumlah
kecil dan bergerak mencari daerah yang ada makanan secara alami. Bila jumlah makanan nya
berkurang maka mereka akan mencaru daerah lain.

Jejak adanya masyarakat manusia baru yang menghuni Indonesia yaitu suku bangsa
Deutro Melayu. Dengan dasar teori migrasi, bangsa ini datang dari daratan Asia Selatan
(Yunani) untuk mencari tanah baru. Mereka mulai menumbuhkan peradaban khususnya di Jawa
Tengah. Keahlian yang dibawa dari tanah asalnya yaitu kepandaian mereka seperti bertani di
sawah dan berladang. Deutro Melayu memilih menetap dan menjadi penghuni Indonesia dengan
melahirkan "Kebudayaan Petani".

Berdasarkan alaat-alat kehidupan zaman prasejarah oleh para ahli dibedakan atas
beberapa kurun waktu sesuai tingkat peradaban kebudayaan, yaitu :

a. Zaman Batu

Pada zaman batu semua peralatan manusia dibuat dari batu. Adapun menurut
perkembangannya zaman batu dibedakan menjadi empat yaitu :

1. Zaman Batu Tua (Paleolitikum) terdapat Kebudayaan Ngandong dan Kebudayaan Pacitan.

2. Zaman Batu Madya (Mesolitikum)

14
Kjokkenmoddinger(bukit-bukit kerang hasil sampah dapur), Abris Sous Roche(gua-gua
sebuah tempat tinggal), lukisan pada dinding gua(berupa cap tangan dan babi hutan),
Pebble/kapak Sumatera.
3. Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Peralatan sudah dihaluskan bahkan diberi tangkai, jenis alat yang digunakan adalah kapak
persegi dan lonjong, pakaian terbuat dari kulit kayu, perhiasannya dari batu dan manik-manik,
telah bertempat tinggal menetap/sedenter, telah memiliki kemampuan bercocok tanam, telah
menganut kepercayaan animisme dan dinamisme
4. Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Menhir (Tugu batu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang), Dolmen (meja bundar
berkaki Menhir, Sarcophagus (Keranda berbentuk palung atau lesung), kubur Batu (peti jenazah
dari batu pipih, punden berundak (bangunan suci tempat pemujaan roh nenek moyang dalam
bentuk bertingkat-tingkat), Arca , Waruga (kubur batu berbentuk kubus atau bulat).

b. Zaman logam
Zaman dimana alat-alat atau peralatan terbuat dari logam. Menurut perkembangannya,
zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi.

Bab 4 : Penyelenggaraan Hidup Masyarakat Prasejarah Di Indonesia


Pada kehidupan baru yang diperkirakan timbul pada masa Holosen (±200.000 tahun yang
lalu sampai sekarang), yaitu dengan kedatangan bangsa Deutro Melayu di Pulau Jawa dengan
mengembangkan kehidupan bersawah sebagi kehidpun pokok mereka. Keadaan alam Jawa
Tengah cukup ideal untuk mengembangkan kehidupan bertani sehingga mereka memillih
menetap. Disamping bersawah, mereka juga berladang dan berburu untuk memenuhi keperluan
hidupnya sehari-hari. Untuk melindungi diri dari panas, hujan, angin atau kekuatan alam yang
lain, mereka berlindung di gua-gua.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa penyelenggaraan hidup masyarakat prasejarah di Indonesia


merupakan masyarakat petani, berburu dan sudah memiliki tempat tinggal tetap. Demikian
manusia purba membuat rumah secara gotong royong yang akan digunakan secara bergerombol
menurut banyak sedikit iap kelompok..

Bab 5 : Pola Religius Dan Alam Pikiran Masyarakat


Alam pikiran masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah masih sangat sederhana.
mereka mempunyai anggapan bahwa semua benda di sekelilingnya itu bernyawa dan semua
yang bergerak di anggap hidup dan mempunyai roh yang berwatak baik maupun jahat.

15
Kepercayaan dan keagamaan mereka berasal dari alam pikiran masyarakat itu sendiri. denagn
melihat alam sekeliling mereka, seperti gunung dan pepohonan besar yang menimbulkan
perasaan takut, kagum dan hormat. Campuran dari perasaan-perasaan itu melahirkan
penyembuhan kepada benda alam yang lama kelamaan membentuk suatu sistem kepercayaan
tertentu. Unsur-unsur kepercayaan seperti itu masih bisa dilihat smpai sekarang dikalangan
masyarakat seperti kepercayaan terhadap jimat-jimat, dukun, hantu, setan, dan magis.

Secara umum, kepercayaan yang berkembang di masyarakat ialah dinamisme, antimisme,


fetisisme dan sihir. Disamping itu, terdapat pemujaan pada roh nenek moyang yang mendapatkan
tempat khusus dan diwujudkan dala bentuk pemujaan. Kedudukan fungsi manusia di alam
semesta ini sudah dipastikan oleh kodrat alam, sehingga mereka berpandangan bahwa status
lebih luhur daripada dinamika perubahan. Maka mereka berpaham klasifikasi yang dijaga dan
dipatuhi secara tertib. segala tata cara berdasarkan alam pikiran dan kepercayaan semacam itu,
berlangsung terus sampai sekarang dalam perkembangan sejarah kepercayaan di Indonesia.
walupun disana-sini mengalami tambahan atau pengurangan dengan adanya paham, aliran dan
ajaran agama baru (Hindu, budha, kristen dan Islam).

Bab 6 : Hasil Budaya masyarakat Prasejarah Jawa Tengah


Di kabupaten Karunganyar, Kecamatan Metseh, Desa Ngasinan dan Desa Balotan,
terdapat berapa situs prasejarah. Bentuk monumennya adalah berupa batu-batu besar yang pada
umumnya disusun dengan berbentuk segi empat, pelinggih, menhir, juga menik-menik dan
keramik lokal (gerabah). Tempat ini digunakan sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau
tempat sesaji. Oleh penduduk setempat situs ini disebut "Watu ngadek" (batu Tegak). Sering juga
disebut "Watu Kandang" dan dianggap keramat.

Di Kabupaten Rembang, Kecamatan Kragan, Desa Terjan, terdapat situs prajerah yang
diberi nama "Selodiri" (batu berdiri). Letak situs ini berada di atasa bukit permukaan laut.
Bentuknya berupa kursi-kursi batu, arca batu berbetuk monster (binatang purba). Dipelawangan
kecamatan Kragan, kabupaten rembang diteukan gerabah yang berisikan tulang-tulang manusia
dan tengkoraknya. Penduduk setempat menyebut situs ini Kubur Tempayan.

Di jawa Tengah ditemukan benda-benda hasil budaya masa prasejarah yang lain, yaitu
Batu Lempar, Arca Nenek Moyang dari Batu, Batu Pipisan, Batu Dakon, Batu Lumpang. Batu
Lempar terbuat dari batu alam yang dibentuk bulat seperti bola tenis. Diperkirakan dipergunakan
masyarakat prasejarah sebagai peluru lempar untuk membunuh binatang buruan atau musushnya.
Arca nenek moyang dari batu ditemukan dilokasi pembuatan bangunan pasar Ungaran
Kabupaten Semarang yang baru. Bentuk Arca ini merupakan gambar dua orang yang duudk
bertolak belakang. Bila dilihat sepintas, bentuk arca itu mirip alat vital pria. Kemungkinan arca
ini merupakan perwujudan dari menhir atau palus, sebagai lambang/simbol keperkasaan
perwujudan dan kejantanan.

16
Batu Pipisan merupakan peralatan sehari-hari yang digunakan sebagai alat untuk
melumatkan dedaunan bahan obat-obatan. Namun, diperkirakan juga merupakan benda sakral,
karena anggapan masyarakat dalam kehidupan prasejarah yang masih mempercayai bahwa benda
itu mempunyai nyawa dan magis, batu Pipisan jua dianggap layaknya manusia. Batu Lumpang
memepunyai sebuah lubang dengan jarak yang agak dalam. Berguna dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat prasejarah sebagai tempat menumbuk biji-bijian atau sesuatu yang perlu
ditumbuk. Batu Lumpang di Jawa Tengah banyak ditemukan di Kabupaten Banyumas, Tegal,
pekalongan, Batang, Kendal, Rembang, Sragen (Sangiran), dan Karanganyar.

BAB lll
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah Yang Dikaji


Masa pra aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. maka masa
praaksara sering dikaitkan sebagi masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa praaksara
disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia muncul dipermukaan bumi kira-kira 3 juta
tahun yang lalu bersama dengan terjadinya pergeseran atau glasiasi dalam zaman yang disebut
kala plestosen.

Masa prasejarah di Indonesia sejauh ini belum banyak dikaji oleh para ahli. Bukan
dikarenakan periodenya yang tidak menarik untuk dibahas, melainkan terbatasnya data yang
didapat untuk dijadikan bahan pembahasan. Kehadiran kedua buku ini dimaksudkan untuk
membantu para pembaca khususnya mahasiswa dalam memahami bagaimana kehidupan zaman
prasejarah di Indonesia dan peristiwa besar bangsa Indonesia yang terjadi pada masa prasejarah.

B. Permasalahan Yang Akan Dikaji


Adapun permasalahan yang dikaji dalam kedua buku yaitu penjelasan mengenai
bagaimana prasejarah di Indonesia, sumber-sumber prasejarah hingga konsepsi pembabakan
prasejarah di Indonesia. Secara umum, kedua buku yang dibahas sama-sama mengkaji tentang
sejarah Indonesia sebelum kehadiran manusia dengan pembahasan kemunculan manusia purba
dan peninggalan-peninggalan berupa peralatan hidup manusia prasejarah serta pola
kehidupannya.

C. Kajian Teori/Konsep Yang Digunakan


Menurut saya, kajian teori/konsep yang digunakan pada buku yang di review adalah
menggunakan penelitian deskriptif dan bersifat teori penelitian historis/sejarah. Penelitian dan

17
penulisan sejarah yang baik menurut sejarawan harus melengkapi dirinya dengan teori dan
metodologi sejarah selain historiografi yang menyajikan cerita sejarah sebagai uraian deskriptif
untuk suatu penulisan sejarah yang konvensial

D. Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan buku 1
Bahasa yang digunakan dalam penulisan buku ini masih tergolong bahasa yang dapat dipahami
mahasiswa serta isi atau materi yang terkandung didalamnya tersusun secara sistematis sehingga
memudahkan kita dalam mempelajarinya dan membuat mahasiswa dapat lebih memahami
makna dari materi yang dipaparkan. Cover yang digunakan juga terbilang menarik karena
menggunakan manusia purba sebagai objek utamanya yang menarik minat orang lain dalam
membaca buku ini.

Kelemahan buku 1
 Terdapat banyak gambar namun tidak bewarna

 Terdapat banyak penulisan kata yang salah dan tidak jelas terbaca

Kelebihan buku 2
Buku ini memiliki banyak gambar dengan warna didalamnya sehingga terkesan menarik.
Dan cover yang digunakan juga menarik karena menggunakan gambar kerangka tubuh manusia
purba (otak) dan beberapa peninggalan didalamnya.

Kekurangan buku 2
 Masih ada beberapa penggunaan kata yang sulit dimengerti

 Cover yang kurang menarik

 Buku yang terlalu tipis dan tidak menjelaskan materi secara lengkap

18
BAB lV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, kedua buku yang sama-sama membahas tentang bagaimana
prasejarah di Indonesia. Maka dapat disumpulkan bahwa buku tersebut layak atau sudah bagus
digunakan pembaca sebagai referensi untuk penelitian-penelitian lainnya.

B. Saran
Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahan-kelemahan atau pun kekurangan pada
kedua buku, perlu diperbaiki supaya lebih baik lagi dimanfaatkan ataupun digunakan pembaca
sebagai referensi dalam penelitian-penelitian. Dan sebagai mahasiswa, ada baiknya kita berusaha
untuk lebih mendalami prasejarah di Indonesia agar lebih menambah ilu pengetahuan dan
wawasan kita dalam mempelajari prasejarah di Indonesia dengan sumber-sumber dan referensi
yang ada. Semoga dengan penulis melakukan Critical Book report ini, diharapkan kedua buku
saling melengkapi.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books/about/Ensiklopedia_Zaman_Prasejarah.html?
id=D3XYDwAAQBAJ&source=kp_book_description&redir_esc=y

https://books.google.co.id/books/about/Prasejarah_Indonesia.html?
id=phnGDwAAQBAJ&source=kp_book_description&redir_esc=y

20

Anda mungkin juga menyukai