Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA KELENGKAPAN DAN KEAKURATAN DOKUMENTASI

KEPERAWATAN BESERTA MANFAATNYA


Raihanah Azhari

Latar Belakang

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Asuhan Dokumentasi dalam proses asuhan
keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja perawat pelaksana dalam memberikan
proses asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. Kualitas
pendokumentasian keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan dan keakuratan menuliskan
proses asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi.

Pelaksanaan dokumentasi keperawatan merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui,
memantau, dan menilai suatu pelayanan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh rumah sakit
(Fischbach, 1991). Dokumentasi keperawatan tidak hanya mencerminkan kualitas perawatan saja
tetapi membuktikan pertanggunggugatan setiap tim keperawatan (Potter & Perry, 2005). Oleh
karena itu, jika kegiatan keperawatan tidak didokumentasikan dengan baik, akurat, obyektif, dan
lengkap serta sesuai dengan standar asuhan keperawatan maka sulit untuk membuktikan bahwa
tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar (Gillies, 2000; Carpenito, 1999).

Pendokumentasian yang akurat dan baik dalam asuhan keperawatan merupakan hal yang sangat
penting, namun dalam praktiknya masih banyak hambatan-hambatan yang mengakibatkan
pendokumentasian yang dilakukan oleh perawat belum sempurna. Kurang patuhnya perawat
akan berakibat rendahnya mutu asuhan keperawatan dan masih banyak lagi faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Keberhasilan pendokumentasian asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh seorang perawat


sebagai ujung tombak dalam memberikan asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2005). Menurut
Gibson (1996) dalam Suratun (2008) bahwa faktor individu yang memengaruhi perilaku kerja
antara lain umur, lama kerja, pendidikan, dan pelatihan. Produktivitas seorang pekerja menurun
dengan bertambahnya umur, sedangkan lama kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap
produktivitas pekerjaan. Siagian (2002) menyatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang makin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan. Pelatihan
merupakan bagian dari proses pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
(Notoatmodjo, 2003).
Metode

Metode yang digunakan ialah literatur review yang didapatkan dari berbagai sumber jurnal, text
book, dan penelitian sebelumnya. Tidak dilakukan langsung di lapangan, hanya mengumpulkan
informasi-informasi yang didapatkan. Sumber yang digunakan merupakan karya ilmiah yang
dibuat dalam 8 tahun terakhir. Penulisan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan 10 referensi
terpercaya dan akurat, kemudian penulis menganalisis lalu menyimpulkan hasil pemikiran dari
10 referensi tersebut.

Hasil

Berdasarkan hasil pencarian yang didapat menyatakan bahwa pentingnya pendokumentasian


dalam proses keperawatan karena pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien
membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan
tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah kepuasan
maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan.

Perawat memerlukan suatu keterampilan untuk dapat memenuhi standar yang sesuai. Standar
adalah suatu ukuran atau model yang harus dipenuhi oleh hal-hal serupa.

Standar dokumentasi adalah suatu situasi pernyataan tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi
yang dipertimbangkan dengan baik dalam suatu situasi tertentu. Standar dokumentasi
memberikan informasi adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi keperawatan.

Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi untuk memperkuat pola pendokumentasian dan
sebagai petunjuk atau pedoman praktik pendokumentasian dalam memberikan asuhan
keperawatan. Kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditujukan pada keterampilan
menulis sesuai dengan standar dokumentasi yang konsisten, efektif, lengkap, dan akurat.

Dokumentasi keperawatan adalah sebuah alat perekam terhadap masalah yang berkaitan dengan
klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada dan sebagai alat
komunikasi yang dijadikan pedoman dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien.

Pencatatan data klien yang dilakukan dengan lengkap dan akurat akan memberikan kemudahan
bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh klien. Selain itu untuk
mengetahui sejauh mana masalah yang dialami oleh klien untuk dapat diatasi dan seberapa jauh
masalah baru dapat di identifikasi dan di monitor melalui catatan yang akurat, hal ini akan
membantu meningkatkan mutu keperawatan.

Manfaat dari dokumentasi keperawatan adalah dimana dokumentasi keperawatan yang berisi
semua catatan tentang informasi klien dan merupakan dokumentasi yang resmi yang bernilai
hukum. jika perawat mengalami suatu masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan,
dimana peran perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa maka dokumentasi
sangat diperlukan.
Dokumentasi dapat dijadikan barang bukti di pengadilan sebagai bukti. Maka dari itu data klien
harus di identifikasi secara lengkap, jelas dan objektif dan ditandatangani oleh perawat, nama
jelas, tanggal, perlunya penulisan dengan jelas agar tidak menimbulkan salah interpretasi.

Pembahasan

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna penting dalam aspek hukum, kualitas pelayanan,
komunikasi, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Berkaitan dengan perlindungan hukum,
dokumentasi asuhan keperawatan dapat memberi bukti yang berharga tentang kondisi pasien dan
pengobatannya dan dapat bersifat kritis dalam menentukan standar perawatan apakah telah
dipenuhi atau tidak (Nursalam, 2008).

Dokumentasi Asuhan Keperawatan merupakan informasi tertulis tentang status dan


perkembangan kondisi klien serta semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat (Fisbach,1991). Nursalam (2008) menyebutkan instrument studi dokumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan di RS menggunakan instrument A dari DEPKES (1995) yang
meliputi standar I (Pengkajian Keperawatan), standar II (Diagnosa Keperawatan) ,standar III
(Perencanaan Keperawatan), standar IV (Intervensi Keperawatan), standar V Evaluasi
Keperawatan), standar VI (Catatan Asuhan Keperawatan).

Komponen dokumentasi asuhan keperawatan meliputi komponen isi dokumentasi dan komponen
dalam konsep penyusunan dokumentasi. Komponen isi dokumentasi meliputi: pengkajian,
diagnosis keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan, evaluasi,
pengesahan (tanda tangan/paraf dan nama terang perawat), dan catatan keperawatan diisi secara
lengkap dan jelas, resume keperawatan (Catatan pasien pulang atau meninggal dunia).

Standar asuhan keperawatan diberlakukan di seluruh rumah sakit melalui Surat keputusan
direktur jenderal pelayanan medik nomor: YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang berlakunya
standar asuhan keperawatan di rumah sakit. Standart Operating Procedure (SOP) merupakan
akitivitas dari NIC (Nursing Intervention Classification). NIC (Nursing Intervention
Classification) adalah sistem klasifikasi perawatan yang menggambarkan kegiatan yang
dilakukan oleh perawat sebagian bagian dari proses keperawatan yang berasosiasi dengan
pembuatan rencana asuhan keperawatan. Secara konseptual prosedur diartikan sebagai langkah -
langkah sejumlah instruksi logis untuk menuju pada suatu proses yang dikehendaki. Proses yang
dikehendaki tersebut berupa penggunapengguna sistem proses kerja dalam bentuk aktivitas,
aliran data, dan aliran kerja.

Prosedur operasional standar adalah proses standar langkah - langkah sejumlah instruksi logis
yang harus dilakukan berupa aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. Dilihat dari fungsinya, SOP
berfungsi membentuk sistem kerja & aliran kerja yang teratur, sistematis, dan dapat
dipertanggung jawabkan, menggambarkan bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku, menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan
kegiatan berlangsung; sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan pengadministrasian
pekerjaan harian sebagaimana metode yang ditetapkan, menjamin konsistensi dan proses kerja
yang sistematik, dan menetapkan hubungan timbal balik antar satuan kerja.

Kewenangan dan undang-undang yang mengatur : 1) Kewenangan Perawat Pasal 15


KEPMENKES No. 1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat : a)
Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan; b) Tindakan
keperawatan meliputi : intervensi keperawatan , observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling kesehatan; c) Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagai dimaksud harus
sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi. 2)
SK.MENKES RI No:031 dan 034 / BIRHUP/1972. Setiap Rumah Sakit wajib
menyelenggarakan pelayanan rekam medik sesuai dengan Ketentuan dalam SK.MENKES RI
No:031 dan 034 / BIRHUP/1972 Rekam Medik merupakan bukti tertulis tentang proses
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada pasien, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan, rekam medik bukan hanya sekedar kegiatan catat mencatat dan dokumentasi,akan
tetapi mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai suatu sistem. 3) Peraturan Mentri
Kesehatan RI. No.269/MENKES/PER/III/2008, tentang rekam medis pasal 3 ayat 2 dan 5 . Pasal
3 ayat 2 berbunyi :Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-
kurangnya memuat : identitas pasien; tanggal dan waktu; hasil anamnesis,mencakup sekurang-
kurangnya keluhan dan riwayat penyakit; hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik; rencana
penatalaksanaan; pengobatan dan atau tindakan; persetujuan tindakan bila diperlukan; catatan
observasi klinis daan hasil pengobatan; ringkasan pulang (discharge summary); nama dan tanda
tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu dan; untuk pasien kasus gigi dilengkapi
dengan odontogram klinik. Pasal 5 berbunyi : a) Setiap dokter atau dokter gigi dalam
menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis; b) Rekam medis sebagaimana di
maksud pada ayat (1) harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan :
pembuatan rekam medis sebagaimana di maksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui pencatatan
dan pendokumentasian hasil pemeriksaan,pengobatan,tindakan,dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien; setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama,waktu
dan tanda tangan dokter,dokter gigi,atau tenaga kesehatan tertentu, yang mem berikan pelayanan
kesehatan secara langsung; dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam
medis dapat dilakukan pembetulan; pembetulan sebagaimana di maksud pada ayat (5) hanya
dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan
dibubuhi paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Undang –
Undang kesehatan pasal 11 tentang tuntutan pasien yaitu setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang atau tenaga kesehatan dan / atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat pelayanan kesehatan yang diterimanya; tuntutan ganti rugi tidak berlaku untuk
penyelamatan jiwa atau fisik seseorang dalam keadaan darurat.

Perawat memerlukan keterampilan dalam mendokumentasikan proses keperawatan.


Pendokumentasian proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk pengambilan
keputusan yang sistematis, problem-solving, dan riset lebih lanjut. Format proses keperawatan
merupakan kerangka atau dasar keputusan dan tindakan termasuk juga pendokumentasian hasil
berpikir dan asuhan keperawatan. Dokumentasi adalah bagian integral bukan sesuatu yang
berbeda dari metode problem solving. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian,
identifikasi masalah, perencanaan, intervensi. Perawat kemudian mengobservasi dan
mengevaluasi respons klien terhadap intervensi yang diberikan dan mengomunikasikan
informasi tersebut kepada profesi kesehatan lainnya. Pengkajian ulang dan evaluasi respons klien
terhadap intervensi keperawatan dan tindakan media dapat sebagai petunjuk dan kesinambungan
dalam proses keperawatan dan adanya perubahan dari setiap tahap. Dokumentasi keperawatan
mempunyai makna yang penting dilihat dari berbagai aspek diantaranya Hukum, Semua catatan
informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu
masalah (misconduct) yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai
pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat dipergunakan sewaktu-
waktu. Dokumentasi tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti dipengadilan. Oleh karena
itu datadata harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga
kesehatan (perawat), tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan
interpretasi yang salah. Kualitas Pelayanan, Pendokumentasian data klien yang lengkap dan
akurat, akan memberi kemudahan bagi perawat dalam membanru menyelesaikan masalah klien.
Dan untuk mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah
dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui dokumentasi yang akurat. Hal ini akan membanru
meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan keperawatan. Komunikasi, Dokumentasi keadaan klien
merupakan alat "perekam" terhadap masalah yang berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi
kesehatan lain dapat melihat dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan. Keuangan, Dokumentasi dapat bernilai
keuangan. Semua asuhan keperawatan yang belum, sedang, dan telah diberikan
didokumentasikan dengan lengkap dan dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan
dalam biaya keperawatan bagi klien. Pendidikan, Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan,
karena isinya menyangkut kronologis dari kehiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi peserta didik atau profesi keperawatan.
Penelitian, Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penilitian. Data yang terdapat
didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan
pengembangan profesi keperawatan. Akreditasi, Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat
dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan pemberian
asuhan keperawatan yang diberikan guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini
selain bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan, juga bagi individu perawat dalam
mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi. Dokumentasi keperawatan mempunyai makna
yang penting dilihat dari berbagai aspek diantaranya Hukum, Semua catatan informasi tentang
klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah (misconduct)
yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien
sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Dokumentasi
tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti dipengadilan. Oleh karena itu datadata harus
diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat),
tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.
Kualitas Pelayanan, Pendokumentasian data klien yang lengkap dan akurat, akan memberi
kemudahan bagi perawat dalam membanru menyelesaikan masalah klien. Dan untuk mengetahui
sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah dapat diidentifikasi dan
dimonitor melalui dokumentasi yang akurat. Hal ini akan membanru meningkatkan kualitas
(mutu) pelayanan keperawatan. Komunikasi, Dokumentasi keadaan klien merupakan alat
"perekam" terhadap masalah yang berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain
dapat melihat dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan. Keuangan, Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua
asuhan keperawatan yang belum, sedang, dan telah diberikan didokumentasikan dengan lengkap
dan dapat dipergunakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien.
Pendidikan, Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut kronologis
dari kehiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi peserta didik atau profesi keperawatan. Penelitian, Dokumentasi keperawatan
mempunyai nilai penilitian. Data yang terdapat didalamnya mengandung informasi yang dapat
dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan. Akreditasi,
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan guna
pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan kualitas
pelayanan, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting dilihat dari berbagai aspek
diantaranya

Hukum, Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah (misconduct) yang berhubungan dengan profesi keperawatan,
dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi dapat
dipergunakan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat digunakan sebagai barang bukti
dipengadilan. Oleh karena itu datadata harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif, dan
ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal, dan perlu dihindari adanya penulisan
yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.

Kualitas Pelayanan, Pendokumentasian data klien yang lengkap dan akurat, akan memberi
kemudahan bagi perawat dalam membanru menyelesaikan masalah klien. Dan untuk mengetahui
sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah dapat diidentifikasi dan
dimonitor melalui dokumentasi yang akurat. Hal ini akan membanru meningkatkan kualitas
(mutu) pelayanan keperawatan.
Komunikasi, Dokumentasi keadaan klien merupakan alat "perekam" terhadap masalah yang
berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat dokumentasi yang ada
dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.

Keuangan, Dokumentasi dapat bernilai keuangan. Semua asuhan keperawatan yang belum,
sedang, dan telah diberikan didokumentasikan dengan lengkap dan dapat dipergunakan sebagai
acuan atau pertimbangan dalam biaya keperawatan bagi klien.

Pendidikan, Dokumentasi mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut kronologis


dari kehiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau referensi
pembelajaran bagi peserta didik atau profesi keperawatan.

Penelitian, Dokumentasi keperawatan mempunyai nilai penilitian. Data yang terdapat


didalamnya mengandung informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan
pengembangan profesi keperawatan.

Akreditasi, Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan mengenai tingkat keberhasilan pemberian asuhan keperawatan yang diberikan guna
pembinaan dan pengembangan lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan kualitas
pelayanan, juga bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.

Penutup

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat
dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat, dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

Pendokumentasian dalam proses keperawatan merupakan hal yang sangat penting, namun
didalam prakteknya masih banyak ditemukan hambatanhambatan yang mengakibatkan
pendokumentasian belum baik dan sempurna. Kurang patuhnya perawat akan berakibat terhadap
rendahnya mutu asuhan keperawatan ,disarankan untuk dapat memperbaiki ketenagaan,
mempertahankan dan meningkatkan motivasi perawat dalam melaksanakan pendokumentasian
proses keperawatan agar proses pendokumentasian berjalan dengan baik . Dokumentasi yang
dilakukan oleh perawat memiliki fungsi sebagai bukti bagi perawat telah melakukan tindakan
yang dilakukannya
Daftar Pustaka

Goni.R.N. , dkk. (2018). Hubungan Motivasi Perawat dengan Kepatuhan Pendokumentasian


Asuhan Keperawatan di Ruangan Perawat Penyakit dalam RSUD Noongan. E-Jurnal Sariputra
Vol. 5 (1)

Kimalaha, N., Mahfud, M., & Anggraini, A. N. (2019). Pengetahuan dan Beban Kerja Perawat
Berhubungan Dengan Kelengkapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Bangsal
Penyakit Dalam dan Bedah. Indonesian Journal of Hospital Administration, 1(2), 79-88.

Kodim, Yulianingsih. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: TIM.

Noorkasiani,dkk. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Dokumentasi


Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 18 (1). Hal 1 – 8.

Olfah,Yustiana. & Abdul Ghofur. (2016). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : KEMENKESRI

Passya, P., Rizany, I., & Setiawan, H. (2019). Hubungan Peran Kepala Ruangan dan Supervisor
Keperawatan dengan Motivasi Perawat dalam Melakukan Dokumentasi Keperawatan. JURNAL
KEPERAWATAN RAFLESIA, 1(2), 99-108.

Rezkiki, F., Febrina, W., & Anggraini, D. (2019). PENGARUH PELAKSANAAN PRE DAN
POST CONFERENCE TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN.
Real in Nursing Journal, 2(1), 21-28.

Rosdahl, B.C & Kowalski, T.M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Ed.10.Vol 1. Jakarta:
EGC

Saputra.C. , dkk. (2020). Andra’s Nursing Informatic System Application (ANNISA) dalam
Upaya Meningkatkan Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi Keperawatan. Jurnal
Keperawatan Silampari Vol. 4, (1).

Simamora,R. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan

Simamora,R.H., Purba,J.M, Bukit,E.K, & Nurbaiti,N. (2019). Penguatan Peran Perawat dalam
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Layanan Prima. JPPM (Jurnal Pengabdian
dan Pemberdayaan Masyarakat),3(1), 25-31.

Sugiyati,S. (2015). Hubungan Pengetahuan Perawat dalam Dokumentasi Keperawatan dengan


Pelaksanaannya di Rawat Inap RSI Kendal. Jurnal Keperawatan FIKkes, Vol.8 (2). Hal 109-125.

Anda mungkin juga menyukai