Di Susun Oleh:
Andika Syaputra
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis bisa selesaikan makalah tentang kekuatan – kekuatan
sejarah
Penulis menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah
sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
. Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Orang yang sedang memancing dipinggir sungai dan senar pancingnya dibawa
arus, pasti berfikir bahwa air di tempat itu deras, lalu ia berpindah tempat, sesuai
dengan naluri pemancingnya. Akan tetapi, yang sering dilupakannya ialah air itu
menjadi deras karena tanahnya terlalu miring. Bahkan ia lupa membawa air itu
mengalir ke bawah, karena tanah di bawah sungai itu menurun. Demikian pula kalau
kita sedang menunggu Angkutan Kotaa di pinggir jalan, kita hanya melihat bahwa
mobil-mobil hilir mudik itu adalah kekuataan-kekuataan sejarah yang menggerakkan
tetapi luput dari pandangan karena letaknya tersembunyi atau terlalu abstrak untuk
dibayangkan. Demikianlah, orang hanya mengenal peristiwa-peristiwa di permukaan,
tetapi tidak mengetahui apa yang memungkin peristiwa-peristiwa itu terjadi.
B. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
KEKUATAN-KEKUATAN SEJARAH
Dari sejarah dunia belajar bahwa terciptanya Jalan Sutera dari Tiongkok ke
Eropa ialah karena kepentingan ekonomi. Eksplorasi Eropa ke Dunia Timur sebagian
besar juga karena alasan ekonomi. Kedatangan orang-orang Eropa di Amerika Serikat
bagian Selatan, perdagangan budak, dan kedatangan para pengejar “American
Dream” karena alasan ini pula.
3
Pemogokan-pemogokan yang digerakkan oleh kaum buruh pada zaman
Belanda, seperti pemogokan para pekerja pabrik gula yang dipelopori Soerjopranoto,
dimaksudkan untuk meningkatkan ekonomi.
Pada zaman Ore Baru, berdirinya organisasi pengusaha, seperti KADIN (Kamar
Dagang dan Industri), HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia), HIPLI
(Himpunan Pengusaha Lemah Indonesia), IWAPI (Ikatan Wnita Pengusaha Indonesia),
REI (Real Estate Indonesia), dan ASI (Asosiasi Semen Indonesia), juga dimaksudkan
untuk meningkatkan ekonomi anggota dan bargaining power-nya. Pendirian HKTI
(Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) dan
sejenisnya mempunyai tujuan yang sama.
4
“amar makhruf nahi munkar” yang berusaha kembali pada sumbernya, yaitu
Al-quran dan Hadis. Karena itu ia harus menghadapi budaya Jawa yang dianggap
penuh kurafat (tidak masuk akal) dan ajaran Islam yang ada yang dianggap
penuh bid’ah (ajaran yang timbul kemudian). Sebagai reaksi terhadap
Muhammadiyah yang dianggap antimahzab dan Sarekat Islam yang penuh politik,
lahirlah Nahdalatul Ulama yang menegaskan kembali pentingnya mahzab yang
jumlahnya empat (Syafi’i, Hambali, Maliki, Hanafi) dan sebuah gerakan agama yang
nonpolitik.
Dalam sungai dan laut merupakan penghubung. Bengawan Solo tidak lagi
punya monopoli pengangkutan, seperti diceritakan dalam penyerbuan Mataram ke
Surabaya, setelah rel-rel kereta api menghubungkan Yogyakarta dengan Surabaya.
Kota-kota sepanjang sungai digantikan oleh kota-kota sepanjang jalan kereta api.
Demikian juga laut, perananya dapat digantikan oleh kereta api. Di Madura, setelah
jalan kereta api, diletakkan pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20, orang masih
bermigrasi sesuai dengan jalan laut yang terpendek. Setelah ada kereta api, populasi
kuda menurun, dengan kereta kuda orang hanya bepergian sejauh 10 kilometer.
Dengan datangnya teknologi baru dengan mesin-mesin, pengusaha gula pasir
tradisional yang mengandalkan binatang dan gula merah dari kelapa mendapat
saingan berat. Demikian juga dalam produksi tekstil. Mula-mula tenun tangan
digantikan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), kemudian juga ATBM dikalahkan
mekanisasi.
modern. Ini terjadi juga dalam kosmetika dan jamu, serta dalam
penangkapan, pemeliharaan, perdagangan dan pengalengan ikan.
5
Dengan diam-diam teknologi telah mengubah kehidupan, tetapi masih luput
dar perhatian sejarawan. Sebabnya ialah karena sejarawan masih sibuk mengurus
sejarah yang besar-besar , yang atas-atas, serta yang di permukaan, dan melupakan
yang kecil-kecil, yang dibawah, dan kekuatan-kekuatan yang tak tampak seolah-olah
hal itu bukan sejarah.
Dalam kesenian, arsitektur, seni lukis, sastra, musik, sandiwara, sirkus, dan
film, pengaruh barat itu sangat terasa. Bahkan dalam olahraga, desain, fashion, dan
masak-masakan pengaruh itu sangat terasa. Bangunan belanda dapat kita temuidi
kota-kota lama,sementara gaya spanyol dapat kita temui dalam bangunan baru.
Naturalisme yang menghormati antomi, perspektif, dan cahaya mempunyai
pengaruh sejak Raden Saleh, Sudjojo, Dullah, dan sampai sekarang masih di ajarkan.
Dalam sastra, bentuk baru seperti novel, cerpen, dan puisi bebas berasal dari Eropa.
Chairil anwar banyak dipengaruhi oleh eksistensilisme. Musik klasik dan kontemporer
Barat begitu kuat pengaruhnya, termasuk tingkah laku pemusik dan penontonnya.
Sandiwara model Eropa suka berkeliling Indonesia, rombongan komidi stambul yang
menjadi tiruannya, juga mengelilingi kota-kota. Demikian pula sirkus. Film mulai
dikenal sejak awal abad ke-20, dan pada tahun 1930-an pemain-pemain Melayu dan
Cina sudah mulai dikenal.
Olahraga, seperti sepak bola, desain interior rumah, seperti meja dan kursi,
celana, makanan kaleng, mulai dikenal setidaknya padaa awal abad ke-20. Pengaruh
barat itu makin terasa pada era globalisasi.
6
Di indonesia,sekarang sedang berlangsung persaingan kebudayaan: nasional
dan internasional, modern dan traadisional, nasional dan lokal, pusat dan daerah,
tengah dan pinggiraan, kota dan desa, santri dan ambangan; semuanya dengan
perangkat masing-masing. Keroncong sedang bersaing dengan country, dangdut
dengan rock; gatot kaca dengan ksatria baja hitam; duduk di kursi dengan lesehan;
koran nasional dengan koran pedalaman; puisi dengan tambang; dan “salawat”
dengan “selamat ulang tahun”.
Kekuatan sejarah itu berjalan seperti api dalam sekam. Kita mengira politik itu
meenentukan, sehingga kita membayar mahal untuk pesta demokrasi, untuk
memegang kekuasaan dan kemenangan. Kita tidak tahu bahwa politik itu hanya
sepersekian dari kekuatan sejarah. Kadang-kadang kekuatan sejarah itu berjalan
sendiri, kadang-kadang terjadi secara bersamaan. Sebuah revolusi terjadi bila
kekuataan-kekuatan sejaraah bergabung.
Pada awal abad ke-20 pemikiran tentang kemajuan menjadi penggerak utama
untuk meninggalkan tradisional. Untuk daerah berbahasa Batak, pemikiran ini
disebut hamajoan, untuk orang Jawa kemajengan. Atas nama kemajuan, orang-
orang Cina meninggalkan kucirnya, menghentikan upacara sembahyang rebutan, dan
mendirikian organisasi. Orang-orang Mangkunegaran Surakarta, duduk di kursi, dan
para prajurit Kasunanan Surakarta mencukur kepalanya yang semula dibiarkan
panjang dan digelung. Juga atas nama kemajuan, penerbitan di Jawa telah
menggantikan ilmu ngalamat, misalnya arti pelupuk mata sebelah kiri bergerak-
gerak, dengan ilmu alam yang disebutnya dengan ilmu kodrat. Misalnya, gerhana
bulan tidak lagi terjadi akibat raksasa yang berusaha menelannya, tetapi karena
kedudukan bulan, bumi dan matahari. Gerakan Muhammadiyah mencoba
memadukan antara kemajuan dan agama. Cita-cita kemajuan itu terasa sampai
tahun 1930-an ketika Sutan Takdir Alisyahbana menulis novel.
7
dalam penerbit-penerbitan. Novel Marah Rusli, Siti Nurbaya, hanyalah salah satu
ekspresinya dalam sastra.
8
KESIMPULAN
Dari sejarah dunia belajar bahwa terciptanya Jalan Sutera dari Tiongkok ke
Eropa ialah karena kepentingan ekonomi. Barangkali karena alasan ekonomilah
Trunojoyo menyerang Mataram; Madura selalu bersaing dengan Jawa; dan karena
blokade Belanda telah menghentikan arus ekonomi dari Jawa ke Madura,
terpaksalah sebagian elit politik Madura menerima pembentukan Negara Madura
sesudah Proklamasi 1945.
9
DAFTAR PUSTAKA
10