Anda di halaman 1dari 14

CRITICLA BOOK REPORT

ILMU BANTU SEJARAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sejarah

Dosen Pengampu : Dr. Rosmaida Sinaga, M.Hum

DISUSUN OLEH :
WARESQI DEARDO HUTAGALUNG ( 3193321026 )
B REGULER 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dimana berkat rahmat dan
Karunianya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Rport. Tujuan penulisan
Critical Book Report adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu “Dr.
Rosmaida, M.Hum.” dalam mata kuliah “Pengantar Ilmu Sejarah”.

Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan CBR ini, maka kami sebagai
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dikarenakan kami masih dalam tahap
belajar dalam memahami tata cara dan tujuan pembuatan CBR.

Mudah-mudahan dengan adanya tugas ini dapat memberikan pengetahuan


bagi para pembaca sekalian. Demikianlah kata pengantar yang dapat kami sampaikan,
selamat membaca.

Medan, Desember 2019

Waresqi Deardo Hutaglung


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR

Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya
dari segi analisis bahasa, pembahasan tentang ilmu sejarah. Oleh karena itu, penulis
buku referensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang mengenal sejarah.

1.2 Tujuan penulisan CBR

Mengkritisi/membandingkan satu topik materi kuliah pengantar ilmu sejrah


dalam dua buku yang berbeda serta untuk menyelesaikan tugas CBR pengantar ilmu
sejarah dan menambah pengetahuan atau wawasan dalam mengkritisi suatu topik
permasalahan.

1.3 Manfaat CBR

- Untuk menambah wawasan ilmu sejarah.

- Untuk mengetahui metode dan sifat-sifat dalam sejarah.

1.4 Identitas Buku Utama

Judul Buku : Mengerti Sejarah

Edisi terbit : 2015

Penulis : Louis Gottschalk

Penerbit : Universitas Indonesia

Kota Terbit : Jakarta

ISBN : 979-8034-27-9
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

1. Buku Utama

BAB 1 : Penilaian Terhadap Penulisan Sejarah

Pada masa krisis nasional, seperti zaman perang atau masa penyesuaian
sesudah perang, sejarawan memperoleh tekanan-tekanan untuk menuliskan
kisah perkembangan negerinya secara sentimental jika perlu dengan sedikit
mengorbankan kebenaran.

Sejarah suatu seni atau ilmu ?. Dalam pidatonya, Charles A. Beard


menyatakan kedua hal itu saling mengisi. Namun kepercayaan tidaklah sama
sekali asing bagi sejarah. Pada 12 oktober 1492, sekelompook pelaut yang
dipimpin cristoforo Colombo mendarat pada suatu pulau yang rupa rupanya
pulau itu sekarang dikenal dengan “ Watling Island”, kebenaran daripada
peristiwa itu dibuktikan oleh satu seri dokumen yang telah diuji sedemikian
saksama akan autentisitasnya dan kredibilitasnya. Fakta-fakta itulah
merupakan bahan mentah bagi sejarah untuk diteliti. Ada terdapat fakta-fakta
yang tidak terhitung jumlahnya dan yang sama-sama ditetapkan secara ilmiah,
baik bagi sejararawan maupun bagi awam.

Sejarah juga berhubungan dengan filsafat dan etika. Sejarawan-sejarawan


pada masa lampau seperti Thucydides, Tacitus, Voltaire, Gibbon, Macaulay
memiliki filsafat. Dengan perkataan lain, seorang sejarawan membutuhkan
beberapa aturan filsafat dan etika, bukan saja untuk menulis sejarah yang akan
bersifat lebih daripada hanya pendaftaran fakta-fakta, melainkan juga untuk
mempertimbangkan secara cerdas penulisan sejarah oleh orang lain.
BAB 2 : Hubungan antara metode sejarah dengan hidup dan ilmu

Jika metode sejarah akan mengalami perubahan yang lebih besar pada masa
yang akan datang dibandingkan dengan masa yang lampau, maka sejarawan
daripada masa yang akan datang itu akan menempuh cara-cara yang sama seperti
diuraikan di dalam buki ini dalam menghadapi dokumen sejarah yang langsung
hidup.

Dengan demikian cara menulis sejarah mengenai sesuatu tempat, periode


seperangkat peristiwa, lembaga atau orang, bertumpu kepada empat kegiatan
pokok, yaitu:

1. Pengumpulan objek yang berasal dari zaman itu dan pengumpulan bahan-
bahan tercetak atau tertulis.
2. Menyingkirkan bahan-bahan (bagian-bagian daripadanya) yang tidak autentik
3. Menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan-bahan yang
autentik.
4. Penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi sesuatu kisah atau
penyajianyang berarti

BAB 3: Apakah “Sejarah” dan “Sumber Sejarah”?

Arti daripada sejarah atau History dalam bahasa inggris ialah berasal dari kata
benda yunani yaitu, istoria yang berarti ilmu. Oleh filsuf yunani Aristoteles,
istoria berarti suatu pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, entah
susunan kronologi merupakan factor atau tidka didalam pertelaan.

Menurut definisi paling umum, history kini berarti masa lampau umat
manusia. Bandingkan dengan kata Jerman untuk sejarah, yakni Geschichte, yang
berasal dari kata Geschehen yang berarti terjadi, maka Geschichte adalah sesuatu
yang telah terjadi.
Sedangkan sumber sejarah adalah bahan bahan untuk sejarawan membuktikan
apakah sejarah fakta atau opini. Ada beberapa sumber sejarah, yaitu :

1. Artefak
2. Rekaman ( audio / video )
3. Dokumen
4. Saksi mata saat peristiwa

BAB 4: Memilih Subjek dan Menemukan Informasi Mengenainya

A. Memilih Subjek

1. Pemilihan objek
2. Mengurangi ruang lingkup suatu objek
3. Memperluas ruang lingkup subjek
4. Limitasi terhadap pemilihan subjek
5. Kompleksnya studi komparatif
6. Alat bantu untuk memilih subjek
7. Penyesuaian judul kepada penuajian

B. Menemukan Sumber

1. Bibliografi kerja
2. Membuat catatan
3. Catatan yang dikutip
4. Reproduksi fotografis
5. Catatan peringatan
BAB 5: Darimana Datangnya Informasi Sejarah?

1. Objek-objek yang tertinggal sebagai dokumen


2. Kesaksian tertulis
3. Aturan-aturan umum
4. Rekaman sezaman
5. Laporan-laporan konfidensial
6. Laporan-laporan umum
7. Questionnaire Tertulis
8. Dokumen pemerintah dan komplikasi
9. Pernyataan opini
10. Fiksi , Nyanyian dan puisi
11. Folklore, nama tempat dan pepatah
12. Sumber-sumber sekunder

BAB 6: Masalah Autentisitas atau Kritk Ekstern

Sampai sekarang dianggap bahwa dokumen-dokumen yang telah


digarap adalah autentik. Masalah autentisitas jarang dihadapi oleh ahli
sosiologi, psikologi atau antropologi, yang pada umumnya mempunyai suatu
objek hidup dibawah pandangan matanya, yang dapat dilihat pada waktu ia
menyusun autoniografinya dan dapat menginterogasinya mengenai hal-hal
yang menimbulkan kesaksian. Contoh adalah dokumen yang palsu atau
menyesatkan. Saat menguji autentisitas, ada berbagai kendala antara lain :

1. Dokumen cacat
2. Restorasi teks
3. Kronologi sebagai ilmu bantu
4. Penyimpangan di antara sumber-sumber
5. Masalah Arti : Semantik
6. Masalah arti : Hermeneutik
7. Identifikasi tanggal dan pengarang
BAB 7: Masalah Kredibilitas atau Kritik Intern

Sejarawan pertama kali memeriksa kesaksian dengan jalan


memperoleh seperangkat unsur yang relevan bagi suatu topic atau persoalan
yang ada dalam pikirannya. Unsur-unsur yang terpencil tidak seberapa
mempunyai arti pada dirinya sendiri, dan jika mereka tidak memiliki konteks
atau tidak cocok didalam suatu hipotesis, maka nilai mereka patut diragukan.

Apa fakta sejarah itu ?. dalam proses analisis, sejarawan harus selalu
memikirkan unsure-unsur yang relevan didalam dokumen, lebih daripada
dokumen itu sendiri didalam keseluruhannya. Adapun pencarian khusus
terhadap sejarah ada sebagai berikut :

1. Identifikasi terhadap pengarang


2. Menetapkan tanggal kira-kira
3. Penilaian pribadi

Adalagi aturan-aaturan umum sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menyatakan kebenaran


2. Kemauan untuk menyatakan kebenaran

BAB 8: Mempelajari dan Mengajar Teknik-Teknik Sejarah

1. Konsepsi yang lazim mengenai sejarah


2. Sebaiknya rasa ingin tahu yang tinggi
3. Membantu mahasiswa dalam memilih subjek
4. Membaca majalah sejarah yang hipotesis
5. Beberapa alat bantu bagi komposisi
6. Kata yang tepat dan ungkapan yang akurat
7. Identifikasi-identifikasi yang layak
8. Mengedit sebuah dokumen
9. Menghindarkan langgam yang dibuat-buat
BAB 9: Sepatah Kata Mengenai Langgam dan Komposisi

Persoalan Bentuk Waktu

Sebagian besar dari komposisi sejarah adalah argumentatif. “ mengapa


Caesar menyebrangi sungai rubicon?”. Atau “ adakah Washington mengerti
syarat-syarat kapitulasinya di fort necessity?”. Argumentasi dalam kasus-
kasus itu biasanya terdiri atas usaha mengerahkan bukti-bukti pada kedua
pihak dan suatu kesimpulan bahwa pihak yang satu lebih masuk akal daripada
pihak lain, atau karena kedua belah pihak tidak sepenuhnya menyakinkan.

BAB 10: Masalah Seleksi, Penyusunan dan Tekanan

Metode sejarah bersifat ilmiah jika dengan ilmiah dimaksudkan


“mampu untuk menentukan fakta yang dapat dibuktikan” dan jika dengan
fakta dimaksudkan suatu unsure yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yang
kritis terhadap dokumen sejarah dan bukannya suatu unsure daripada
aktualitas yang lampau.

Adapaun teori-teori mengentai sintesis sejarah adalah memeberikan


pertelaan yang selengkap mungkin mengenai masa lampau manusia. Tujuan
daripada Historiografi pada tarafnya yang tertinggi adalah menciptakan
kembali totalitas daripada fakta sejarah dengan suatu cara yang tidka
memperkosa masa lampau yang sesungguhnya.

Masalah penyusunan terdapat pada periodisasi dan tata letak


geografisnya, sedangkan masalah pada tekanan ada pada bahasa dan tempat.
BAB 11: Masalah Sebab, Motif dan Pengaruh

Sebab Langsung dan Lantaran

Sejarawan cenderung untuk bicara mengenai sebab langsung atau


lantaran serta sebab tak langsung daripada persitiwa-pwristiwa sejarah. Sebab
langsung bagi perang dunia I adalah pembunuhan di sarayevo, dan sebab
langsung (lantaran) perang dunia II adalah incansi terhadap polandia oleh
kaum nazi. Adapun sebab tak langsung dalam kedua peristiwa itu meliputi
politik kekuasaan, anarki dunia, persaingan komersial, aspirasi-aspirasi
nasional, saling takut menakuti dan ambisi territorial.

Sejarah Dibandingkan Dengan Ilmu-Ilmu Alam

Apabila sejarawan mendiskusikan masalah sebab-sebab tak langsung,


mereka paling sering dan paling keras berselisih paham. Karena keterangna
kasual mengenai peristiwa-peristiwa didasarkan atas filsafat-filsafatsejarah.

Masalah Motif

Mazhab-Mazhab pemikiran mengenai motivasi manusia berhubungan


erat dengan mazhab-mazhab pemikiran mengenai sebab musabab sejarah.

Definisi Pengaruh

Pengaruh diartikan sebagai “efek yang tegar dan membentuk terhadap


pikiran dan perilaku manusia, baik sendiri-sendiri maupun secara kolektif”.
Karena bersifat tegar merupakan suatu efek, pengaruh diperbedakan dari
factor-faktor mengenai satu kejadian tunggal seperti dorongan atau bujukan;
dank arena bersifat membentuk maupun merupakan suatu efek, pengaruh
dierbedakan dari penerimaan secara pasif belaka seperti misalnya penerimaan
terhadap mazhab pemikiran yang sedang menjadi mode atau suatu perangkat
desakan-desakan sesaat.
BAB 12: Sejarawan dan Masalah-Masalah Masa Kini

Telah dikatakan bahwa “suatu Gesetzwissenschaft mempergunakan


satu kasus tunggal semata-mata untuk mambantunya mengerti suatu prinsip
umum. Pentingnya mengerti prinsip-prinsip umum, yakni mengetahui apakah
kasus-kasus tunggal yang mereka bahas cocok didalam salah satu generalisasi
atau tipikasi, sering luput daripada perhatian sejarawan.

Adapun sub materi pembahasan pada bab 12 ini adalah sebagai


berikut:

1. Sejarah dan pengertian ilmu social


2. Sejarah sebagai ujian terhadap generalisasi sosiologi
3. Sejarah dan psikologi
4. Generalisai-generalisasi sejarah
5. Jenis dan sample sejarah
6. Faedah generalisasi-generalisasi sejarah
7. Nilai daripada metode sejarah bagi ilmuwan social
8. Perlu berhati-hati terhadap generalisasi sejarah
9. Masalah ramalan
10. Antisipasi berdasarkan presden
11. Ekspoitasi daripada tren-tren serajah
12. Contemporaneity of Evidence
13. Pendekatan berbeda kepada sejarah
14. Analogi-analogi masa lampau dengan masa kini
15. Masa lampau berdasarkan masa kini
16. Semangat ilmiah didalam sejarah
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku

Berdasarkan yang saya ringkas, buku pengentar ilmu sejarah ini


memeberitahu tentang dasar-dasar dalam belajar sejarah. Lalu didalam buku ini juga
mengandung materi untuk system mengajar yang baik bagi guru sejarah.

B. Kelebihan

1. Lengkap untuk materi seorang guru / pengajar sejarah

2. disertai dengan daftar pustaka yang banyak

C. Kekurangan

1. bahasa yang digunakan terlalu susah dimengerti

2. tidak adanya gambar pada buku


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Ilmu Sejarah merupakan suatu proses mengetahui dasar-dasar sejarah, di


dalam ilmu bantu sejarah ini kita juga mendapatkan pelajran untuk menjadi seorang
gueu sejarah yang baik dan yang benar
DAFTAR PUSTAKA

Notosusanto, Nugroho.2015. Mengerti Sejarah. Jakarta: Univeversitas Indonesia


Press

Anda mungkin juga menyukai