Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REPORT

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu: : Pebri Hastusi,S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh:

Sahala William Sibarani (5183122017 )

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET, 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih
setianya,saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas critical journal review ini tepat waktu.
Saya sebagai penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami ibu
Pebri Hastusi,S.Pd.,M.Pd. yang telah berusaha membantu dan mengajari saya dalam
menyelesaikan tugas ini dan semua pihak yang telah bersedia membantu saya selama proses
pengerjaan tugas ini.

Adapun tugas ini saya buat untuk memenuhi tugas CJR pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, saya berharap hasil kerja saya ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca yang
sudah meluangkan waktunya, dan semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu setiap
kalangan terutama mahasiswa apabila hendak membuat sebuah jurnal.

Saya sebagai penulis menyadari bahwa hasil kerja saya ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu saya memohon kritik dan saran dari setiap pembaca supaya saya dapat
memaksimalkan hasil kerja saya dan saya dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang.

Medan,Maret 2020

Sahala William Sibarani


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Di tengah banyaknya tugas yang harus kita kerjakan, sering kali kita bingung
memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita kesulitan memilih
satu buku yang dapat menarik perhatian kita untuk membacanya, terkadang ketika kita
sudah mendapatkan satu buku seringkali kita menemukan sesuatu yang kurang
memuaskan hati kita. Misalnya dari segi cover penggunaan bahasa, dan pembahasan .
Oleh karena itu, mahasiswa/ penulis membuat Critical Journal Review ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada pokok bahasan
tentang Pendidikan Kewarganegaraan.
B. Tujuan Penulisan CJR
Tujuan dari penulisan CJR ini adalah untuk memenuhi dan menyelesaikan tugas
profesi kependidikan, menambah wawasan dalam ilmu kependidikan, meningkatkan
kemampuan dan kehati-hatian dalam mengkritik atau membahas topik sebuah jurnal,dan
menguatkan pengetahuan kita mengenai cara untuk mengulas dan mereview sebuah
jurnal.
C. Manfaat CJR
1. Menambah wawasan tentang Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Mengetahui bagaimana integrasi nasional di Negara kita ini.
3. Untuk memahami bagaimana cara kita untuk menyikapi integrasi yang begitu pesat di Negara
kita ini.
4. Supaya kita memahami apakah bentukintegrasi itu membawa dampak baik dalam Negara kita.
5. Menambah pengetahuan kita dalam mereview sebuah jurnal.
D. Identitas Artikel dan Jurnal
 Identitas Jurnal Satu
 Judul Artikel : Nasionalisme, Negara-Bangsa, Dan Integrasi Nasional
Indonesia Masih Per;ukah ?
 Nama Journal : Jurnal Sejarah Citra Lekha
 Tahun Terbit : 8 Maret 2018
 Penulis : Singgih Tri Sulistiyono
 Volume : 3 no 1
 Identitas Journal Dua :
 Judul Artikel : Sikap Integrasi Nasional Ditinjau Dari Pemahaman Nilai-
nilai Sejarah dan Sikap Sosial Siswa
 Nama Journal : Jurnal CANDI
 Penulis : Muhammad Nur Rohim, Nunuk Suryani, Musa Pelu.
 Volume : Volume 15 No. 1
BAB II
Ringkasan Isi Artikel
A. Ringkasan Jurnal Satu
1. Abstrak
Artikel ini berangkat dari pernyataan kecil dan remeh namun sesungguhnya memiliki
muatan yang sangat mendasar yang seringkali dilontarkan oleh sebagian kalangan
generasi muda tentang tidak pentingnya lagi nasionalisme, negara-bangsa ( nation -
state ), dan integrasi nasional Indonesia. Barangkali pernyataan seperti itu merupakan
refleksi dari suasana berpikir dan berasa dari generasi muda yang merupakan generasi
milea yang tenggelam dalam euforia globalisasi dan berbagai kemajuan di bidang
teknologi dan komunikasi dan infomasi yang membuat dunia seperti sebuah desa,
atau sering disebut sebagai ‘desa global’. Bertolak dari realitas itu, artikel ini
bertujuan untuk merefleksikan kembali nasionalisme, negara bangsa, dan integrasi
nasional, dengan memanfaatkan kajian-kajian yang dilakukan oleh para ahli.

2. Pendahuluan
Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
mengaburkan batas-batas negara, politik, ekonomi, dan budaya. Hubungan
internasional bukan hanya terbatas pada hubungan government to government (atau
antarbangsa) secara formal, namun juga sudah mencakup antarkomunitas dan bahkan
juga mencakup interelasi antarkomunitas atau pun antar individu secara face to face .
Kemudahan interaksi global telah membangkitkan kesan bahwa keberadaan negara
hanya dirasakan sebagai barier atau handycap dalam berbagai hal baik dalam
ekonomi, sosial-budaya, kebebasan, hubungan internasional, dan sebagainya. Mereka
membayangkan jika tidak ada negara maka akan lebih leluasa untuk mengekspresikan
dirinya. Dalam konteks inilah barangkali sebagian generasi muda berpendapat bahwa
negarabangsa dan integrasi nasional tidak diperlukan lagi.

3. Aras Konsep
Bagian ini mengulas secara singkat kaitan antara paham nasionalisme, negara bangsa,
dan integrasi nasional di Indonesia. Dalam hal ini, nasionalisme sering disebut juga
paham kebangsaan yang secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu atau ideologi
yang menekankan kepada para pengikutnya untuk mencintai bangsanya. Lantas, apa
definisi bangsa? Seorang teoritikus dari Perancis yang bernama Ernest Renan
mendefinisikan bangsa sebagai sekelompok orang yang percaya bahwa mereka
merupakan sebuah bangsa ( a nation is a group of people who believe t hemselves to
be a nation ). Ini merupakan definisi yang subjektif dan kontekstual serta lebih luwes.
Oleh sebab itu, Bung karno sering mensitir pendapat ini untuk menjelaskan dan
membangkitkan semangat kebangsaan Indonesia pada masa pergerakan nasional.

 Lingkungan Strategi Kontekstual


Untuk menjawab pertanyaan apakah nasionalisme, negara-bangsa, dan integrasi
nasional masih diperlukan atau tidak maka perlu untuk mengkaji lingkungan strategis
kontekstual yang bersifat kontemporer dan mungkin juga masih berlangsung di masa
yang akan datang. Dalam konteks inilah akan terlihat dengan jelas apakah semangat
nasionalisme, negara-bangsa, dan integrasi nasional masih penting untuk kehidupan
sekarang atau tidak.
 Lingkungan Eksternal
Pada 2009 Francis Fukuyama seorang ahli politik ekonomi Amerika Serikat
(AS) menyatakan bahwa berakhirnya Perang Dingin menandai “akhir
sejarah”, dan “akhir dari negara-bangsa”. Hal itu terkait dengan
kecenderungan perjuangan ideologis global antara Blok Kiri dan Blok Kanan
telah selesai dan dimenangkan oleh Blok Kanan/Barat yang merupakan
kekuatan demokrasi liberal. Dalam hubungan itu, tugas politisi bukan lagi
untuk memenangkan pertarungan politik dan militer, namun untuk mengelola
ekonomi agar bisa memaksimalkan kemanfaatannya bagi semua (Fukuyama,
1989).
 Lingkungan Internal
Pentingnya semangat nasionalisme, eksistensi negara-bangsa, dan integrasi
nasional dapat juga dilihat dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia dan
beberapa negara dunia ketiga yang merupakan bekas negara-negara jajahan.
Banyak negara telah dilanda perang saudara yang menyebabkan disintegrasi
negara dan bangsa karena mereka tidak mampu lagi memupuk dan
mempertahankan integrasi nasional mereka, seperti Yugoslavia, Pakistan,
Libanon, bahkan negara perserikatan adidaya seperti Uni-Soviet juga
mengalami kehancuran. Utamanya negaranegara Dunia Ketiga seperti
Indonesia yang batas-batas wilayah negara disesuaikan dengan batas-batas
wilayah yang dipaksakan begitu saja oleh negara kolonial yang
mewariskannya tanpa kompromi terlebih dahulu dengan penduduk setempat,
maka pemupukan integrasi nasional menjadi amat penting. Selain itu,
pemerintah nasional yang baru merdeka itu tidak memiliki kesempaan yang
cukup untuk mengatur daerahdaerah yang dikuasainya sesuai dengan
kehendak kelompok-kelompok etnik yang berbeda-beda. Dalam konteks
itulah maka integrasi nasional dirasakan menjadi sesuatu yang sangat urgen.
Apalagi jika negara-bangsa yang baru merdeka itu merupakan negara yang
luas dan memiliki keanekaragaman potensi wilayah, ras, etnik, dan latar
belakang budaya, maka integrasi nasional merupakan sesuatu yang sangat
urgen.

4. Kesimpulan
Dengan melihat kompleksitas persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, baik
yang bersumber dari ekspansi kekuatan eksernal maupun dinamika internal
masyarakat Indonesia, maka sesungguhnya semangat nasionalisme, keberadaan
negara-bangsa Indonesia, dan pemupukan integrasi nasional masih sangat dibutuhkan
oleh segenap rakyat Indonesia. Negara-negara bekas kolonialis yang setelah Perang
Dunia II yang meneriakkan dengan nyaring globalisasi melakukan eksperimen untuk
pasar bebas jika menghadapi persoalan tetap kembali kepada otoritas negara. Negara
akhirnya menjadi semacam tumbal yang digunakan untuk membayar kebobrokan
yang diakibatkan oleh apa yang diyakini sebagai pasar bebas. Mungkin pasar tidak
akan pernah bisa melindungi warga negara, rakyat, yang kelaparan dan tidak
beruntung. Di sinilah negara yang semestinya harus diberdayakan untuk ‘melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa’ sebagaimana cita-cita dan konsensus luhur para
founding fathers.

5. Kelebihan Jurnal
 Journal ini dilengkapi dengan identitas yang terperinci seperti nama jurnal, tahun
terbit, volume, penulis, beserta judul jurnalnya.
 Penjelasan dalam jurnal sangat baik sehingga memudahkan pembaca untuk
memahami isi dari topic yang dibahas.
 Bahasa dalam jurnal adalah bahasa yang mudah dipahami
 Terdapat contoh-contoh yang berfungsi untuk memperjelas topic kepada pembaca.

6. Kekurangan Jurnal
 Menurut saya jurnal nya sudah cukup bagus namun tidak dibubuhi dengan beberapa
gambar yang dapat memperjelas topic pembahasan.

B. Ringkasan Jurnal 2
1. Latar Belakang
Menurut Nasikun (2004: 34), bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk
baik secara etnis, budaya, dan agama. Kemajemukan masyarakat Indonesia dapat
dilihat dari dua cirinya yang unik. Pertama, secara horizontal ditandai oleh kenyataan
adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat, serta
perbedaan kedaerahan. Kedua, secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan-
perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. Tuahunse
(2009: 25), berpendapat proses perjuangan pergerakan nasional Indonesia tujuanya
adalah mencapai Indonesia merdeka, dijiwai dengan semangat persatuan dan
kesatuan. Sejarah Indonesia yang menunjukan sebuah keberagaman akan terjaga
dengan memahami nilai-nilai dalam peristiwa sejarah, sehingga tercipta sikap
integrasi nasional. Integrasi nasional harus dijaga oleh setiap generasi, menjaga
keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara diperlukan komitmen dari seluruh
masyarakat dengan memperkuat nilai nasionalisme dan nilai moral. Menurut Swasno
(2006: 106), para pendiri negara menentang individualisme, liberalisme dan memilih
jiwa kebersamaan, kekeluargaan, gotong royong. Bentuk nyata persatuan sejak dulu
sudah tercermin dari zaman perjuangan kemerdekaan hingga era orde baru.

2. Kajian Teori
Menurut Suroyo (Kemristekdikti, 2016: 60) integrasi nasional mencerminkan proses
penyatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda, atau memiliki perbedaan
baik etnisitas, sosial budaya, atau latar belakang ekonomi menjadi satu bangsa
terutama karena pengalaman sejarah dan politik yang relatif sama. Irianto (2013: 4)
berpendapat bahwa integrasi nasional sebagai suatu kesadaran dan bentuk pergaulan
yang menyebabkan berbagai kelompok dengan identitas masing-masing merasa
dirinya sebagai satu kesatuan bangsa Indonesia. Koentjaraningrat (Sadilah, dkk, 1997:
5) mengemukakan bahwa faktorfaktor yang menghambat integrasi nasional adalah
Konflik yang ditimbulkan oleh beberapa sumber, adanya pemaksaan unsur-unsur
kebudayaan dari suku bangsa lain,adanya fanatisme, adanya dominasi dari salah satu
suku bangsa dan adanya permusuhan antar suku secara adat. Namun, ada faktor yang
mendorong integrasi, yaitu bersumber dari kerja sama secara sosial, ekonomi, dan
politik serta usaha hidup berdampingan. peranan gotong royong dan tenggang rasa
juga mendukung untuk mencapai integrasi nasional.

3. Metode Penelitian
Yang berjudul Hubungan antara Pemahaman Nilai-Nilai Sejarah dan Sikap Sosial
dengan Sikap Integrasi Nasional Siswa di SMA Negeri Gondangrejo ini dilaksanakan
di kelas XI IPS tahun ajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah4 kelas
XI IPS yang berjumlah 130 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik random
sampling dan rumus slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 98 siswa secara acak.
Variabel sikap integrasi nasional dan sikap sosial menggunakan teknik Ratingscale,
yaitu sebuah pernyataan dengan kolom yang menunjukan tingkatan dari sangat setuju
sampai ke sangat tidak setuju dan variabel pemahaman nilai-nilai
sejarahmenggunakan pertanyaan objektif. Analisis instrumen menggunakan uji
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran dengan bantuan Program
SPSS.

4. Hasil Penelitian
Data sikap integrasi nasional diperoleh dari 35 butir soal, data sikap sosial diperoleh
dari 39 butir soal dandata pemahaman nilai-nilai sejarah diperoleh dari 20 butir soal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus kolmogorovSmirnov
menggunakan program SPSS versi 23. Kriteria dari uji normalitas adalah data
berdistirbusi normal apabila mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan pengolahan dan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
pemahaman nilai-nilai sejarah berhubungan postif dengan sikap integrasi nasional.
Hal ini sesuai dengan penelitian Singgih Tri Sulistiyono dengan judul pemupukan
semangat integrasi nasional melalui pendidikan sejarah di sekolah menjelaskan
bahwa pentingnya sejarah dalam membentuk watak dan sikap. Sejarah dan interaksi
dari berbagai kelompok sosial memiliki peran sebagai sarana memperkokoh integrasi
nasional. Sedangkan Hubungan Antara Sikap Sosial Dengan Sikap Integrasi Nasional
Berdasarkan pengolahan dan hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
sikap sosial berhubungan postif dengan sikap integrasi nasional. Semakin tinggi sikap
sosial maka semakin tinggi sikap integrasi nasional.

5. Kelebihan Jurnal
 Jurnal ini memiliki pembahasan yang cukup jelas dengan bahasa yang mudah
dipahami
 Terdapat metode dalam jurnal yang dapat memudahkan pembaca dalam memahami
jurnal tersebut.

6. Kelemahan Jurnal
 Jurnal ini sebenarnya sudah cukup baik namun identitas dari jurnal kurang lengkap,
tidak membubuhkan contoh-contoh yang dapat memperjelas topic, tidak ada gambar-
gambar pendukung topic, dan masih banyak lagi kekurangan lainnya.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari kedua jurnal mengenai integrasi, dapat disimpulkan bahwa
integrasi memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dalam proses
perkembangan menuju Negara maju. Namun dalam integrasi tersebut kita sebagai
generasi yang berpendidikan dan memahami benar integrasi tersebut maka kita harus
mampu untuk memfilter bentuk integrasi tetutama integrasi dalam bentuk kebudayaan
uyang masuk dari Negara asing. Kita sebenarnya dapat menerima nya akan tetapi kita
juga harus mampu memahami mana yang pantas untuk ditiru serta diterapkan dan mana
yang tidak baik untuk diaplikasikan dalam kehidupan sebab kita tahu dari keseluruhan
bentuk integrasi ada beberapa diantaranya yang dapat membawa dampak positif dalam
kehidupan kita terutama kita sebagai Negara berkembang.

2. Saran
Saya sebagai penulis merekomendasikan artikel ini untuk dijadikan sebagai referensi bagi
orang yang membutuhkan jurnal Pependidikan Kewarganegaraan untuk dijadikan bahan
review, karena artikel ini dapat diandalkan sebab pembahasannya yang komplit,dan
penjelasannya yang sangat detail yang dapat menambah wawasan kita dan memudahkan
kita untuk mereview jurnal tersebut. Apabila dalam penulisan review ini terdapat
kesalahan mohon dimaafkan, dan saya mengharapkan kritik dan saran dari setiap
pembaca supaya di waktu yang akan datang saya dapat memberikan yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B. (1983). I m a gin e d C o m m u nit y : Reflections on the Origin and Spread of


Nationalism. London: Verso.

Birch, A. H. (1989). Nationalism and National Integration . London: Unwin Hyman.

Ricklefs, M.C. (1981). A History of Modern I n d o n e sia Sin c e c a. 1 3 0 0. London:


Macmillan.

Syamsudin, N. (1985). Integrasi Nasional di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Thung Ju Lan, M. A. Manan (2011). Nasionalisme Ketahanan Budaya di Indonesia : S e b u a h


Tantangan . Jakarta: LIPI Press.

Anda mungkin juga menyukai