Anda di halaman 1dari 48

Critical Book Report

SEJARAH PARIWISATA

“MENUJU PERKEMBANGAN PARIWISATA INDONESIA”


(Buku pembanding :Pariwisata Hindia Belanda 1891-1942)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pariwisata

Dosen Pengampu : Dra.Flores Tanjung, M.A /Pulung Sumantri S.Pd.M.Si

Disusun Oleh :

Ari Zona Syah Putra Tarigan (3173121004)


Indah Permata Sari Bukit (3162121007)
Niken Pratiwi Lubis (31731121019)
Marlina Br Tarigan (3173121022)

Rahmad Ashari (3173321039)


Sasya Sarens (3172121018)
Yeremia Somura Pasaribu (3173121039)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

1
Critical Book Report

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Critical Book

Report ini yang berjudul: “Sejarah Pariwisata Menuju Perkembangan Pariwisata

Indonesia” Dengan buku pembanding “Pariwisata Hindia Belanda 1891-1942”.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan

yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu dengan agama Islam.

Penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya Makalah ini,

penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan

sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya

membangun semangat penulis yang sangat penulis harapkan.

Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis

ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra.Florest Tanjung, M.A dan Bapak Pulung Sumantri S.Pd.M.Si selaku

dosen mata kuliah Sejarah Pariwisata yang telah membimbing dan mendidik

penulis, sehingga penulis menjadi mahasiswa yang berilmu.

2. Semua pihak yang telah membantu penulis demi terselesainya makalah ini.

Medan, 6 April 2020

Penulis

2
Critical Book Report

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 4

A. Informasi Bibliografi Buku ......................................................................... 4

Bab II Pembahasan Isi Buku .................................................................................. 6

A. Ringkasan Buku Utama .............................................................................. 6


B. Priview Buku Pembanding ......................................................................... 36

Bab III Pembahasan Critical Book Report .............................................................. 37

A. Latar Belakang ........................................................................................... 37


B. Permasalahan ............................................................................................. 37
C. Kajian Teori/Konsep .................................................................................. 38
D. Metode ....................................................................................................... 38
E. Analisis ...................................................................................................... 38

Bab IV Penutup ..................................................................................................... 45

A. Kesimpulan ................................................................................................ 45
B. Saran .......................................................................................................... 45

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 46

Daftar Lampiran..................................................................................................... 47

3
Critical Book Report

BAB I

PENDAHULUAN

A. Informasi Bibliografi
1) Buku Utama

Sejarah Pariwisata
Judul Menuju Perkembangan Pariwisata
Indonesia
ISBN 978-602-433-437-6
Bungaran Antonius Simajuntak
Penulis Flores Tanjung
Rosmadhana Nasution
Penerbit Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Kota Terbit Jakarta
Tahun Terbit 2017
Urutan Cetakan Cetakan I, Februari 2015
Tebal Buku 258 Halaman

2) Buku Pembanding

Pariwisata Hindia Belanda (1891-


Judul 1942)
ISBN 978-602-481-282-9
Penulis Achmad Sunjayadi
Penerbit Grafika Mardi Yuana
Kota Terbit Jakarta

4
Critical Book Report

Tahun Terbit November 2019


Urutan Cetakan Cetakan pertama
Tebal Buku Xviii + 356 hlm, 16 x 24 cm

5
Critical Book Report

BAB II
PEMBAHASAN ISI BUKU

1. Ringkasan Isi Buku Utama


Bab 1 – Sejarah Perkembangan Pariwisata Indonesia (Klasik Dan
Modern)
A. Konsep Pariwisata
Secara etimologis, pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta,
yaitu "pari" berarti "banyak, berkali-kali, berputar-putar', dan "wisata"
berarti 'perjalanan' atau "bepergian'. Berdasarkan arti kata ini,
pariwisata didefinisikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali kali
atau berputar-putar, dari satu tempat ke tempat lain dengan
maksud.dan tujuan tertentu. Usaha turisme itu memberikan pelayanan
perjalanan manusia, yang bernilai ekonomis, dan berusaha
memberikan pelayanan yang menyenangkan kepada orang yang
mendapatkan pelayanan menyenangkan. Menurut UU Republik
Indonesia No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, wisata sebagai
kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi,
mengembangkan pribadi atau mempelajari daya tarik wisata yang
dikunjungi. Sedangkan turisme memiliki pemgertian yang lebih luas.
Sesungguhnya pariwisata telah lahir sejak adanya peradaban dunia
ditandai dengan adanya pergerakan manusia yang melakukan
perjalanan. Pada masa prasejarah yaitu dengan kegiatan nomaden,
pada masa yunani perjalanan dipelopori oleh para ahli ilmu, masa
perkembangan islam perjalanan dilakukan oleh para sufi, ahli agama
dan lainnya. Perjalanan wisata mulai memiliki bentuk yang jelas
ketika revolusi industri di Inggris terjadi berupa urbanisasi besar-

6
Critical Book Report

besaran. Hal ini kemudian mendorong terbentuknya kerata api, hotel


maupun sarana dan prasaran yang mendukung demi kelancaran dari
urbanisasi tersebut. Pertama kali di dunia sekitar tahin 1840, Thomas
Cook menciptakan biro perjalan yang diberi nama Thomas Cook &
Son Ltd, dimana perjalanannya mencakup Mesir, Italia, Yunani dan
Amerika. Setelahnya biro perjalanan mulai tumbuh berkembang.
B. Pariwisata Sebagai Ilmu Pengetahuan
Ilmu pariwisata digambarkan dengan obyek wisatawan, wisata,
pelayanan wisata dan interaksi antara wisatawan. Pariwisata dikatakan
ilmu karena kegiatannya nyata dalam kehidupan manusia, memiliki
layar belakang sejarah dan terus berkembang dari waktu ke waktu.
Ilmu pariwisata ini merupakan cabang dari ilmu-ilmu sosial. Sistem
pariwisata akan terpenuhi dengan memperhatikan faktor demand
(pasar), yranspor, supply (produk), dan marketing (pemasaran).
C. Sejarah Perkembangan Pariwisata Dunia
1) Patiwisata Sebelum Zaman Modern (sebelum 1920)
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, adanya revolusi
industri di Inggris menyebabkan urbanisasi besar-besaran. Sehingga
terjadilah berbagai kegiatan pemenuhan kebutuhan para wisatawan
tersebut berupa akomodasi maupun saran dan prasarana. Kemudian
berdampak pada peningkatan pamor pariwisata dikancah dunia.
2) Pariwista Masa Modern
Pada masa ini perjalanan wisata ditandai dengan penggunaan
mobil sebagai transpotrasi sekitar tahun 1914 setelah perang dunia I.
Setelah perang dunia I, keinginan manusia untuk dapat melihat atau
berwisata ke negara lain semakin besar dan mendorong perkembangan
pesawat sebagai alat transportasi.

7
Critical Book Report

3) Perkemabangan Pariwisata Abad ke 20


Pada abad ini, pariwisata lebih menonjolkan motorisasi serta
perubahan transportasi pesawat yang awalnya bersifat khusus kian
dibuka secara umum.
D. Sejarah Perkembangan Pariwisata di Indonesia
1) Latar Belakang
Aktivitas pariwisata di Indonesia mulai terjadi sekitar tahun
1910-1920, setelah Belanda membentuk VTV atau biro perjalanan.
Meningkatnya perdagangan di dunia juga berdampak pada Indonesia
dengan semakin tingginya minat kunjungan. Pada masa penjajahan,
perjalanan wisata terbatas pada para pejabat kompeni.
2) Sejarah Perkembangan Pariwisata Nasional
Faktor-faktor yang membuat perkembangan pariwisata sejak
zaman penjajahan diantaranya peningkatan pariwisata dunia,
pariwisata tidak dipengaruhi gejolak ekonomi dunia, potensi
pariwisata Indonesia yang sangat luas dan demi pemenuhan kebutuhan
hidup untuk bersenang-senang serta pengalama baru.
3) Pertubuhan Akomodasi Baru
Untuk mendukung program pariwisata berjalan dengan baik
maka di Indonesia mulai didirikan hotel serta losmen.
4) Dampak Perang Terhadap Pariwisata
Setelah perang pun masyarakat dunia masih dihantui rasa was-
was serta ketakutan sehingga enggan untuk berpergian. Indonesia
sebagai negara yang baru merdeka berusaha membangkitkan kembali
pariwisata yang sempat mati dengan mepanjutkan hotel milik Belanda
bernama HoNeT. Kemudian bermunculan lembaga pariwisata, lines
penerbangan dan sekolah kejuruan. Pariwisata semakin serius
dibicarakan setelah masuk dalam APBN.

8
Critical Book Report

E. Bentuk Pariwisata
1) Asal wisatawan yaitu ada wisatawan domestik atau wisatawan
dari dalam negeri dan mancanegara atau yang berasal dari luar
negeri.
2) Menurut pengangkutan yaitu cara wisatawan sampai ke obyek
wisata yaitu pariwisata darat, laut dan udara.
3) Menurut jangka waktu, yaitu pariwisata jangka panjang dan
pariwisata jangka pendek.
4) Menurut jumlah wisatawan yaitu perseorangan atau
rombongan
5) Homogen atau hetorogen
6) Berdasarkan usia.
7) Berdasarkan jenis kelamin
8) Berdasarkan suatu program organisasi
9) Wisatawan luar angkasa atau antar planet.
F. Gerakan Meningkatkan Wisatawan dengan Menciptakan Obyek
Wisata Baru
1) Peristiwa historis, kita mengetahui Indonesia dibangun dari
sejarah yang luar biasa dengan begitu banyak peristiwa sejarah
yang dilalui. Didukung pula dengan luas wilayah yang
mempuni, jika setiap daerah dapat mampu menjual peristiwa
sejarah yang ada di daerahnya maka kunjungan wisata pun
dapat meningkat sehingga diperoleh pendapatan daerah yang
lebih baik
2) Manusia tua sebagai obyek wisata, mulai muncul ide untuk
menjadikan golongan parubaya yang sehat untuk dijadikan
obyek wisata karena lebih unik dan membangkitkan rasa
kagum diantara para wisatawan.
3) Aktivitas seksual sebagai pariwisata

9
Critical Book Report

4) Pariwisata desa
Bab 2 – Sejarah Perkembangan Pariwisata Dunia
A. Hewan dan Jasa Perdagangan
Dalam perjalanan dagang zaman dahulu keinginan
memasarkan hasil bumi dan kerajinan tangan, serta keinginan
memperoleh kebutuhan pokok atau tambahan dari tempat lain
menyebabkan sekitar tahun 4000SM bangsa Sumeria dari
Babilonia melakukan perjalanan dari negerinya ke negeeri lain.
Tantangan yang dihadapi ketika perjalanan misalnya, panas,
angina, hal itu yang dapat merusak dan menggangu pandangan
mata terlebih lagi pada saat itu berjalan kaki dengan domba atau
unta.
B. Sejarah Perjalanan Bangsa Sumeria, Marcopolo, dan Ibnu
Batuta

Bangsa Sumeria dari negeri Babilonia di catat sejarah


srbagai bangsa pertama dalam perjalanan dagang pada tahun
4000SM, mereka jugalah bangsa pertama kali yang menggunakan
uang sebagai aalat transaksi jual beli. Sementara Marcopolo, orang
yang pertama melakukan perjalanan sangat jauh dari
negerinyaVenesia ke negeri Tiongkok. Ibnu Batuta orang yang
melakukan perjalanan yang dilakukan pada abad ke-14. Perjalanan
dari Afrika Utara menuju Mekkah dan Madinah, semua perjalanan
ditempuh dengan jalan kaki, karaena transportasi atau angkutan
belum ada.

C. Biro Wisata (Travel Agent) Peratam

Perkembangan kemajuan alat transportasi pada abad-21,


yakni kapal laut, kreta kuda, kreta api, mobil, dan kapal terbang.

10
Critical Book Report

Kemudian agen perjalanan berkembang pesat Thomas Cook


dianggap sebagai orang pertama di dunia yang menjalankan usaha
agen perjalanan. Dia membantu banyak orang yang melakukan
perjalnan negeri-negeri jaug, termasuk ke Negeri Timur.

D. Perkembangan Perjalanan dan Awal Perkembangan Pariwisata

Pada awal perkembangan perjalanan jauh tersebut,


perjalanan dilakukan karena tujuan utama yang mendasarinya. Ada
yang hendak melihat tanah suci di negeri Saudi Arabia, hal itu
yang membuatnya banyak melihat negeri dan tempat asing yang
berbeda, kemungkinan itu beliau ingin memberitahukan kepada
sanak saudaranya, pemberitaan ini yang memebuat orang-orang
ingin mrlihat negeri-negeri asing yang diceritakan Ibnu Batuta.

E. Angkutan Wisata Peratama dan Munculnya Perusahaan


Kepariwisataan

Pada awalnya manusia yang hendak berjalan dari satu ke


tempat tempat lain cukup jauh itu adalah berjalan kaki. Kemudian
meningkat dengan menggunakan keledai, unta, dan kuda.
Kemudian meningkat dengan menyediakan jasa. Dia membangun
semacam gerobak yang bisa dinaikan dua atau emapat orang.
Pengendali gerobak itu yang dinamakan Choch yang berasal dari
bahasa Hongaria yang pertama kali dikenalkan oleh orang
hongaria abad ke-15. Bersamaan ini kemudian muncul perusahaan-
perusahaan angkutan pariwisata di negeri tersebut.

F. Pariwisata, Industri, dan Devisa

Perkembangan perjalanan yang hendak mengetahui tempat-


tempat lain berkembang menjadi keinginan untuk melihat tempat-

11
Critical Book Report

tempat baru, penduduk yang lain,dan kebiasaan-kebiasaan yang


lain dari miliknya sendiri. Keinginan tersebut menjadi trend bagi
manusia. Karena itu, keinginan semakin meningkat. Manusia ingin
mencari hiburan dengan mengunjungi tempat-tempat asing,
tempat-tempat indah, baik alam maupun bangunan-bangunan
indah artistic. Perjalanan ini memperoleh keuntungan bagi
perusahaan angkutan. Demikian juga tempat-tempat Negara yang
menjadi tempat tujuan wisata. Mereka yang menjadi tempat
destinasi tersebut menyediakan fasilitas tempat tinggal berupa
penginapan, angkutan lokal, bahkan makanan yang banyak
macamnya (kuliner) yang sangat disukai pengunjung.

Negara-negara yang bergantung pada devisa pariwisata


anatara lain, Thailand, Singapura, Fhilipina, Maladewa, Hawai,
Fiji, Tonga, Caribia, Barbados, dan Galapagos. Sementara itu, di
Indonesia provinsi yang bergantung pada devisa pariwisata adalah
pulau Dewata bali. Dikarenakan luas wilayah pertanian yang
kurang mendukung dan demikian juga kongtur tanahnya.
Penjualan jasa pribadi di tempat-tempat telah memperoleh
penghasilan dari kehadiran para turis di tempat kunjungan tersebut.

G. World Trade Organisation (WTO) dan perkembangan Wisata

WTO sebenarnya adalah satu organisasi turisme dunia


internasional. Namun, jangkauan kerja lembaga dunia itu,
mencakup seluruh dunia. Organisasi itu memberikan saran dan
program-program pembangunan pariwisata di setiap Negara baik
di Negara-negara Barat maupun di Negara-negara Timur.
Kesejahteraan Negara dan dan warganegara seluruh anggota
merupakan tujuan utama lembaga turis dunia itu.

12
Critical Book Report

H. Pariwisata dan Penyerapan Tenaga Kerja

Perkembangan tenaga kerja di bidang pariwisata semakin


berkembang, khusus nya di Indonesia setelah lemahnya peranan
industry minyak dan gas bumi.

I. Perkembangan Alat Angkutan dan Perkembangan Pariwisata

Angkutan unta, domba, kuda adalah angkutan manusia


yang ingin berjalan ke negerinya sebelum dikenalkan dengan
angkutan sederhana itu membuat waktu tempuh perjalanan sangat
lama, dan bisa berbulan bulan. Kemudian perkembangan kapal laut
dan kapal terbang membuat semakin maju dan canggih dari segi
kecepatan serta besar penumpang menambah pesatnya
perkembangan pariwisata.

J. Sejara Peran Pariwisata

Ternyata pariwisata adalah sarana yang sangat penting


untuk membangun perkembangan perekonomian Negara. Tidak
salah kalau para ahli mengatakan ahli sejarah dan ahli ekonomi
menyebutkan pariwisata suatu sistem yang multikompleks dengan
berbagai aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi.

K. Pariwisata sebagai Objek studi Ilmu Pengetahuan

Ilmu Tourismology yang mengkaji segala macam


fenomena social politik budaya dan hubungan-hubungan
antarmanusia atau antarbangsa akan lebih terarah dan tajam sebab,
ilmu yang mengkajinya memang sudah tepat bukan lagi ilmu
umum yang mengkajinya.

13
Critical Book Report

L. Pengakuan Keberadaan Ilmu Pariwisata

Pariwisata adalah insitusi social yang sangat penting dalam


kehidupan dunia modern yang dapat dipelajari. Pariwisata
mempunyai sejarah yang tertuang di dalam buku-buku literature
dalam dan luar yang cukup banyak.

Bab 3 – Produk Industri Pariwisata

Umumnya produk diartikan segala suatu yang dihasilkan


melalui suatu proses produksi yang penekanannya adalah barang yang
dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan guna memenuhi
kebutuhan manusia. Dalam ilmu ekonomi,hal ini dikelompokkan
dalam production, marketing, and consuruption. Produk wisata
merupakan suatu rangkaian jasa yang memiliki sifat ekonomi, sosial,
psikologi, dan sifat alam, walaupun produk wisata sebagian besar
diperngaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi, produk wisata
merupakan rangkaian jasa yang dihasilkan perusahaan seperti
angkutan, penginapan, pelayanan, jasa yang disediakan masyarakat
dan pemerintah. Berikut Jenis - jenis produksi Pariwisata yaitu sebagai
berikut:

1. Transportasi

Transportasi dalam pariwisata adalah sarana(alat) untuk


mencapai tujuan wisata dan juga sarana pergerakan ditempat tujuan
wisata.(the mean store ach the destination and also mean sof move
mentatthe destination). Sedangkan secara umum pengertian
transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan
oleh manusia atau mesin.

14
Critical Book Report

Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam


melakukan aktivitas sehari-hari.

Transportasi Angkutan wisata yang bias digunakan wisatawan


meliputi

a) TransportasiUdara

Angkutan udara digunakan oleh wisatawan yang menginginkan


kenyamanan dan kecepatan karena alat angkut udara dapat
menjangkau jarak yang jauh dan waktu tempuh panjang serta mampu
mengangkut penumpang dan barang. Jenis transportasi pesawat udara
baik penerbangan internasional maupun penerbangan domestik,dapat
berupa penerbangan borongan atau charter dan penerbangan berjadwal
atau scheduled.

b) Transportasi Darat

Setiap kegiatan wisata tentunya membutuhkan transportasi


darat baik berupa mobil (pribadi dan sewa),maupun bus ,truk ,taksi
,kereta api. Angkutan darat memberikan beberapa manfaat karena
bersifat fleksibel dapat mengantarkan penumpang secara“ dari pintu ke
pintu”.Angkutan darat dapat memberikan kenyamanan pribadi.
Wisatawan dapat menentukan rute perjalanan,mengatur waktu
keberangkatan dan kedatangan serta tempat perhentian.Transportasi
darat dapat mencapai daerah yang sulit bahkan area yang terpencil
sekalipun.Ia berfungsi sebagai alat transportasi, sarana rekreasi dan
akomodasi serta mampu mengangkut penumpang dan bagasi.

15
Critical Book Report

c) Transportasi air

Transportasi air memberikan pengalaman dan kesan tersendiri.


Angkutan air yang dapat digunakan diantara nya kapal feri
penyeberangan,kappal pesiar, kapal danau ,sungai dan kanal,dan
perahu.Angkutan laut mampu mencapai pulau-pulau kecil (terutama
yang tidak dapat dicapai oleh alat transportasi lain) dan menggunakan
sumber daya alam (perairan).Angkutan air bias menampung banyak
pengguna mulai dari perahu,sampan,kapal feri,hingga kapal pesiar.

2. Akomodasi

Akomodasi dalam pariwisata adalah suatu bangunan atau


sebagian bangunan yang disediakan secara khusus,dan setiap orang
dapat menginap,makan,serta memperoleh pelayanan dan fasilitas
lainnya dengan pembayaran. Pengertian akomodasi bukan hanya untuk
pariwisata saja melainkan bias memiliki pengertian menurut ilmu
social yaitu suatu perjanjian antara dua kelompok yang memiliki
perbedaan pendapat pada subjek, atau proses dari mencapai suatu
kesepakatan. Juga akomodasi dikenal dalam bidang biologi yaitu
penyesuaian mata untuk menerima bayangan yang jelas dari objek
yang berbeda.

Sarana akomodasi tentunya sangat dibutuhkan untuk setiap


kegiatan wisata,karena kegiatan nya membutuhkan waktu lebih dari 1
hari.Seluruh akomodasi umumnya menyediakan jasa pelayanan
penginapan yang dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum
serta jasa lain namun dalam wujud yang beragam. Akomodasi terdiri
dari berbagai bentuk yaitu Hotel merupakan salah satu bentuk
akomodasi umumnya digunakan oleh wisatawan, namun seiring
perkembangan zaman fungsi hotel tidak hanya sebagai tempat

16
Critical Book Report

menginap saja,tetapi sekarang ini fungsi hotel juga sebagai temoat


melakukan pertemuan bisnis,seminar, tempat berlangsung nya pesta
pernikahan(resepsi),dan kegiatan lainnya

Dalam industry pariwisata Hotel buka satu-satunya bentuk


akomodasi bagi wisatawan.Akan tetapi masih banyak jenis akomodasi
lain yang dikenal dengan sebutan akomodasi tambahan seperti biro
perjalanan wisata,restoran,operator advanture tour,operator pariwisata
yang lainnya.Bentuk akomodasi lainnya dapat berupa motel atau
motor hotel ,pondok remaja ,vila ,bunga low dan cotage, pondok
wisata,wisma atau mess(guesthouse), dormitory ,losmen ,marina
,kapal pesiar, karavan, hotel perahu,flat,apartemen,dan kondominium.

3. Hiburan

Hiburan inisangatpenting dalam industrypariwisata seperti


kesenian, music ,acara adat istiadat dan lain sebagainya.Seperti yang
kita ketahui mengenai industry pariwisata ini salah satunya yaitu
Hiburan,jika ditempat wisata tidak ada hiburan maka tempat wisata
tersebut kurang menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan baik
dalam negeri maupun luar negeri,contohnya seperti di Bali,yang
dimana di Bali itu merupakan tempat wisata yang kental akan adat
istiadat dan tari-tariannya dan lain sebagainya.

4. Cinderamata

Dalam berwisata,barang-barang yang dibeli wisatawan tidak


hanya cinderamata saja tapi sangat beragam.Barang-barang yang
popular di kalangan pariwisata antara lain:produk makanan dan
minuman,produk kuliner,perhiasan,baju,elektronika,furniture,minyak
wangi,dan lain sebagainya.Cinderamata sendiri secara khusus adalah

17
Critical Book Report

barang yang sering menjadi favorit wisatawan untuk dibeli dan dibawa
pulang.Cinderamata tersebut bias dibeli untuk menjadi koleksi pibadi
maupun untuk oleh-oleh.Tentu saja tidak semua produk wisata dapat
dikategorikan sebagai cinderamata.Yang menarik diperhatikan adalah
bahwa perilaku wisatawan dan masyarakat setempat dalam berbelanja
sangatlah berbeda.Seringkali dalam berbelanja,wisatawan lebih
mementingkan faktor-faktor non harga seperti kualitas,keunikan,
kelangkaan, dan kreativitas

5. Money Changer

Money Changer adalah tempat alternative untuk menukarkan


uang selain bank karena ada sebagian orang yang enggan mencari
lokasi bank di negara lain, bias saja karena, tidak tahu lokasi bank
terdekat atau kalaupun tahu lokasinya cukup jauh. Berbeda dengan
money canger yang kita temukan disekitar bandara, daerah perbatasan
negara,dan tempat-tempat wisata.Ini karena dalam mendirikan monet
changer seseorang, atau sekelompok orang akan menimbang lokasi
pendirian kantor yang sekiranya strategis,salah satunya mudah
dijangkau oleh wisatawan.

Bab 4 – Pariwisata Dan Devisa

Dalam sejarah pwmbangunan di banyak negara, sektor


kepariwisataan telah terbukti berperan penting dalam menyumbang
perkembangan perekonomian, khususnya dalam lima dekade terakhir.

Industri perjalanan jutaan manusia dalam wujud industri


kepariwisataan internasional terbukti di banyak negara mampu
menggerakkan mata rantai ekonomi yang salingmengait menjadi
industri jasa yang telah memberi kontribusi penting mulai dari

18
Critical Book Report

perekonomian dunia hingga negara-negara menjadi destinasi


pariwisata, dan bahkan sampai kepada peningkatan ekonomi
masyarakat (Emanuel de Kadt, 1979)

Dalam hubungan ini berbagai negara turut menikmati dampak


peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990-1996. Badai
krisis ekonomi yang melanda indonesia sejak akhir tahun 1997
merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat
Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization.

A. WTO dan Perkembangan Devisa dari Pariwisata

Berdasarkan data yang telah dikutip dari WTO, pada tahun


2000 wisatawan mancanegara internasional mencapai jumlah 698 juta
orang dan mampu menciptakan pendapatan sebesar US$476 miliar.

Atas dasar angka-angka tersebut, maka patutlah pariwisata


dikategorikan kedalam kelompok industri terbesar di dunia (the
world’s lagest industry), sebagaimana dinyatakan oleh Jhon Naisbitt
dalam bukunya. Sumber utama devisa di 38% negara di Asia
Tenggara, pariwisata dapat menyumbangkan 10-12% dari GDP serta
7-8% dari total Employment

Prospek pariwisata kedepan pun sangat menjanjikan bahkan


sangat memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angka-
angka perkiraan jumlah wisatawan internasional, berdasarkan
perkiraan WTO yakni; 1.046 milyar orang (tahun 2010) dan
diperkirakan 1.062 miliar orang tahun 2020.

19
Critical Book Report

B. Pariwisata dan Penyerapan Tenaga Kerja

Pada umumnya kepariwisataan dunikmati dab dicari oleh


orang-orang yang ingin bekerja dalam bidang pariwisata sehingga
mereka mempunyai baekal teori dan pengetahuan tentang pariwisata,
yang bisa diterapkan pada saat mereka terjun langsung kedalam dunia
kerja, dan orang-orang yang telah lama bergerak dalam bidang
pariwisata atau praktisi serta penentu kebijakan yang berada dan
bekerja di kantor pemerintahan, untuk mendapatkan ilmu dan
pengetahuan yang baru tentang pariwisata.

Adanya interaksi antara wisatawan dengan masyarakat


penerima wisatawan, maka umumnya daerah-daerah tujuan wisata
akan mempersiapkan tenaga kerja atau profesi-profesi yang
mempunyai kompetensi dalam elemen yang merupakan elemen
penggerak dan pendukung pariwisata.

C. Industri Pariwisata di Indonesia

Pada 1 juli 1947 pemerintah Indonesia berusaha menghidupkan


sektor pariwisata Indonesia dengan membentuk badan yang
dinamakan HoNeT (Hotel Nasional dan Tourist) dengan ketuanya
Tjipto Ruslan. Badan ini segera mengambil alih hotel-hotel yang
terdapat didaerah sekitar Jawa dan seluruhnya, yang dinamai hotel
merdeka.

Pada masa orde baru, jumlah kunjungan wisatawan


mancanegara ke Indonesia berkembang secara perlahan. Pemerintah
pernah mengadakan program untuk meningkatkan jumlah kedatangan
wisatawan asing ke Indonesia yang disebut dengan Tahun Kunjungan
Indonesia. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun 2004-2008,

20
Critical Book Report

industri pariwisata menunjukkan kontribusi yang signifikan dalan


pembangunan ekonomi nasional teruta,a dalam perannya
sebagaiinstrumen peningkatan perolehan devisa diluar minyak dan
gas(nonmigas). Perolehan devisa yang berasal dari pengeluaran
wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia terus meningkat
hingga menduduki urutan ketiga pada tahun 2004, dan urutan kedua
pada tahun 2005.

Kepercayaan dunia internasional terhadap pariwisata Indonesia


mulai mengalami sedikit penurunan pada insiden JW Maryot di
Jakarta yang mempengaruhi jumlah kedatangan wisatawan
mancanegara ke Indonesia. Namun pada 2008, bertepatan 100 tahun
kebangkitan nasional pemerintah indonesia mengadakan program
tahun kunjungan Indonesia, dengan hrapan dapat meningkatkan
jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan asing ke Indonesia. Hasil
dari program ini adalah peningkatan jumlah wisatawa asing yang
mencapai 6,2 juta wisatawan tahun 2010 dibandingkan 2009 sebesar
5,5 juta wisatawan.

Pada 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal


penerimaan devisa setelah komoditas minyak dan gas bumi serta
minyak kelapa sawit. Pada 2010, pemerintah Indonesia mencanangkan
kembali “tahun kunjungan Museum 2010”. Program ini dilakukan
untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap museum dan
meningkatkan jumlah pengunjung museum.

Ditilik dari perspektif kehidupan yang lebih luas,


kepariwisataan memiliki potensi yang cukup besar dalam mempererat
serta meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia antarbangsa
sehingga terjalin saling pengertian dan kohesi sosial yang baik, sikap

21
Critical Book Report

yang saling menghargai, menjalin persahabatan, menggalang


solidaritas dan nasionalisme, bahkan sampai pada tingkat perwujudan
perdamaian dunia.

BAB 5 – Pemasaran Pariwisata

Indonesia sangat kaya dengan berbagai potensi dan daya Tarik


wisata yang mampu menarik jumlah kunjungan wisatawan untuk
datang berlibur ke Indonesia. Perkembangan pariwisata tentu harus
disikapi dan perlu dikaji secara mendalam.Aktivitas pariwisata
memiliki multiflier effect yang sangat tinggi.Hal ini penting karena
pariwisata mampu menjadi motor penggerak berkembangnya industry
lain yang mendukung sektor pariwisata. Berkembangnya pariwisata
mengakibatkan bermunculnya berbagai industry penyedia kebutuhan
dan keinginan wisatawan dengan berbagai jenisnya.Perkembangan
industry yang sangat pesat ini mengakibatkan tingginya persaingan
dalam menarik minat wisatawan untuk menggunakan jasa industri
tersebut. Kegiatan pemasaran pariwisata bersifat unik dan berbeda
dengan pemasaran barang pada umumnya,karena produknya lebih
cenderung berupa jasa ataupun kombinasi antara barang dan jasa.
Memasarkan pariwisata merupakan proses manajemen untuk
melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah memiliki
keinginan untuk melakukan wisata dan wisatawan yang berpotensi
melakukan komunikasi sehingga mempengaruhi keinginan dan
kebutuhan wisatawan. Memasarkan pariwisata adalah upaya yang
dilakukan oleh organisai-organisasi daerah maupun industry
pariwisata nasional untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin
untuk mengunjungi objek wisata lebih lama dan lebih banyak
membelanjakan uangnya didestinasi wisata yang dikunjunginya.

22
Critical Book Report

BAB 6 – Tipe Wisatawan Dan Jenis Pariwisata

Dalam sejarah perkembangan Pariwisata dicatat oleh para sejarawan dan para
pelaku usaha jasa kepariwisataan, bahwa banyak jenis dan tujuan dan latar beakang
perjalanan yang dilakukan manusia. Pelaku perjalanan itu tentu beragam macam
bangsa, suk, kelas, sifat, keinginan dan sebagianya.

Teori Tipe-Tipe Wisatawan

1. Teori P. E Murphy

Menurut berpendapat, ada dua dasar penetapan tipoogi wisatawan. Yang


pertama dasar interaksi yaitu penekanan pada bagaimanauk interaksi bentuk-bentuk
interaksi, sifat interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal. Dan yang kedua
bagaimana dasar motivasi dan latar belakang perjalanan wisatawan yang dilakukan.

2. Teori Cohen

Cohen (1972), mengklarifikasikan wisatawan atas dasar dari daerah yang akan
di kunjungi, serta tingkat pengorganisasiannya dari perjalanan wisatanya. Atas dasar
ini, Cohen membedakan wisatawan atas empat, yakni: Drifter , yaitu wisatawan yang
ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya, dan bepergian
dalam jumlah kecil. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan
mengatur perjalanannya sendiri, dan tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang
sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum. Wisatawan seperti ini
bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar lokal dan tingkat interaksinya dengan
masyarakat lokal juga tinggi. Individual Mass Tourist, yaitu wisatawan yang
menyerahkan pengaturan perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi
daerah tujuan wisata yang sudah terkenal. Organized-Mass Tourist, yaitu wisatawan
yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan
fasilitas yang seperti yang dapat ditemuinya di tempat tinggalnya, dan perjalanannya
selalu dipandu oleh pemandu wisata.

23
Critical Book Report

3. Teori Smit
Smith (1977) juga melakukan klasifikasi terhadapa wisatawan, dengan
membedakan wisatawan atas tujuh kelompok, yaitu: Explorer, yaitu wisatawan yang
mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif dengan masyarakat lokal, dan
bersedia menerima fasilitas seadanya, serta menghargai norma dan nilai-nilai lokal.
Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal,
tetapi dengan pengaturan lebih dahulu, dan bepergian dalam jumlah kecil. Off-beat,
yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak mau ikut ke tempat-tempat yang
sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas
seadanya di tempat lokal. Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali
waktu juga mengambil aktifitas tambahan, untuk mengunjungi tempat-tempat yang
baru, atau melakukan aktivitas yang agak beresiko. Meskipun dalam aktivitas
tambahannya bersedia menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap
harus mendapatkan fasilitas yang standar. Incipent Mass, yaitu wisatawan yang
melakukan perjalanan secara individual atau kelompok kecil, dan mencari daerah
tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian
(authenticity).Mass, yaitu wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan
fasilitas yang sama seperti di daerahnya. Charter, yaitu wisatawan yang
mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah
asalnya, dan biasanya hanya untuk bersenang-senang/bersantai. Mereka bepergian
dalam kelompok besar dan meminta fasilitas yang berstandar internasional.

Jenis Destinasi Pariwisata Klasik dan Baru di Indonesia


Jenis pariwisata dari zaman dahulu sudah banyak dilakukan di Indonesia
walaupun namanya bukan kegiatan pariwisata tapi kegiatan jalan-jalan sekalipu.
Banyak destinasi alam yang dimulai dari jalan-jalan ke pulau, gunung dan danau.
Tida hanya itu destinasi tempat bersejarah juga banyak dikenal seperti bangunan
masjid, candi, gereja, klenteng dan gua.

24
Critical Book Report

Berikut ini destinasi yang dikunjungi di Indonesia.


 Destinasi Danau :
 Danau Laut Tawar (danau ini terletak di utara Pulau Sumatra yakni provinsi
Aceh)
 Danau Toba (danau ini terletak di Sumatra Utara, yang merupakan danau
terbesar di Indonesia yang terbentuk dari letusan gunung)
 Danau Maninjau (danau ini terletak di Sumatra Barat, danau ini tak seluas dari
danau toba)
 Destinasi Gunung
 Destinasi Gunung Leusur (gunung ini terletak di antara Prov. Sumatra Utara
dengan aceh)
 Destinasi Pusu Buhit (destinasi ini terletak di Tapanuli, kabupaten Toba
Samosir Sumatra Utara)
 Gunung Sinabung dan Sibayak (gunung yang terkenal masih aktif ini terletak
di Kabupaten Karo Sumatra Utara)
 Destinasi Gunung Krakatau (yang terletak ditengah Laut tengah dan Selat
Sunda, Jawa Barat)
 Destinasi Gunung Merapi ( yang terletak di Yogyakarta)
 Destinasi Pulau
 Destinasi Pulau Nias yang menugukan beragam banyak kegiatan kebudayaan
yang sangat indah dan menarik
 Destinasi Pulau Bali, destinasi dengan suguhan alam dan kentalnya budaya
yang berbalut agama yang sangat identik menjadi daya tarik tersendiri
 Destinasi Plau Raja Ampat, atau yang lebih dikenal pulau yang memiliki
berjuta pulau
 Destinasi Monumen Bersejarah Purba
 Destinasi Candi Portibi (yang berada di Tapanuli Selatan)
 Destinasi Candi Borobudur (Magelang, Provinsi Jawa Tengah)

25
Critical Book Report

 Destinasi Candi Prambanan, atau yang dikenal juga dengan candi Kalasan
yang masih berada di kawasn Jawa Tengah
BAB 7 – Potensi Pariwisata Indonesia Klasik Dan Modern
Indonesia yang sudah dikenal sebagai negara yang memiliki potensi yang
sangat banyak dan beragam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk
datang dan berkunjung ke Indonesia. Pariwisata yang seperti kita ketahui bahwa
merupakan aktivitas campuran untuk memenuhi permintaan akan jasa dan produk.
Artinya pariwisata menjadi pendorng bagi sektor lainnya seperti makanan, cendra
mata, dan terjadinya permintaan yang akan mengikat atau akomodasi dan
infrastruktur lain.
Pariwisata Budaya
Pengertian pariwisata budaya menurut adalah salah satu jenis pariwisata yang
mengandalkan potensi kebudayaan sebagai daya tarik yang paling dominan serta
sekaligus memberikan identitas bagi pengembangan pariwisata tersebut. Dalam
kegiatan pariwisata terdapat sepuluh elemen budaya yang menjadi daya tarik wisata
yakni: 1) kerajinan, 2) tradisi, 3) sejarah dari suatu tempat/daerah, 4) arsitektur, 5)
makanan lokal/tradisional, 6) seni dan musik, 7) cara hidup suatu masyarakat, 8)
agama, 9) bahasa, 10) pakaian lokal/tradisional. Elemen budaya tersebut tampaknya
sangat relevan dengan jenis kepariwisataan yang dikembangkan di Bali, yaitu
pariwisata budaya.
Pariwisata budaya merupakan aktivitas yang memungkinkan wisatawan untuk
mengetahui dan memperoleh pengalaman tentang perbedaan cara hidup orang lain,
merefleksikan adat dan istiadatnya, tradisi religiusnya dan ide-ide intelektual yang
terkandung dalam warisan budaya yang belum dikenalnya . Sirtha (2001)
mengemukakan motivasi pariwisata budaya, antara lain: 1) mendorong
pendayagunaan produksi daerah dan nasional; 2) mempertahankan nilai-nilai budaya,
norma, adat istiadat dan agama; 3) berwawasan lingkungan hidup, baik lingkungan
alam maupun lingkungan sosial
Beberapa Pariwisata Andalan Indonesia :

26
Critical Book Report

 Danau Toba, Geopark,


 Kraton Yogyakarta
 Kota Tua Jakarta
 Museum Penyimpanan Budaya Kemang
 Krakatau di Selat Sunda
 Museum Tsunami di Ujung Utara Sumatra
 Warisan Budaya di Sumatra Utara
 Bersatunya Gua Air Terjun dan Gajah atau yang lebih dikenal dengan
lokasi Tangkahan yang sangat eksotis
 Situs Lima Laras di Batu Bara
 Goa atau Lubang Jepang di Pantai Sejarah
 Kubah Datuk Batu Bara di Simpang Gambus
 Stasiun Kreta Api Lima Puluh, Medan dan Yogyakarta
 Bangunan Tua di Batubara
 Wisata Ibadah Kota Medan seprerti Masjid gang Bengkok, Velangkani,
Masjid Raya Medan, Taman Alam Lumbini, Taman Wisata Iman, Salib
Kasih di Tarutung,
 Wisata Kemiskinan, atau suatu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa
kelompok orang untuk melihat ketidak sesuaian daerah miskinn dan
kumuh yang dianggap unik teruama untuk turis asing.
BAB 8 – Faktor Pendukung Dan Pengembangan Kepariwisatan

1. sarana pokok kepariwisataan

Sarana pokok penunjang keparisataan yang juga disebut secara


nternasional, main tourism superstructure. Secara umum dikemukakan
sebagai berikut:

27
Critical Book Report

a. Perusahaan perjalanan wisata. Merupakan perusahaan


yang mempuyai tujuan untuk mempersiapkan
perjalanan (tour) seseorang.
b. Transportasi. Transportasi atau pengangkutan
memperhitungkan jarak dan waktu dalam perjalanan,
merupakan unsur penting dalam pariwisata.
c. Akomodasi, Taman, dan Restoran. Lokasi sarana
akomodasi diusahakan berada di tengah-tengah atau
berdekatan dengan atraksi wisata. Taman dan
pepohonan dipinggir jalan menjadi sarana pendukung
keindahan tempat wisata.
2. Sarana pelengkap kepariwisataan (supplementing touristm
superstructure)

Pariwisata sebaiknya tidak hanya mengandalkan apa yang


disedaikan oleh alam dan lingkungan. Namun, sebaiknya menyediakan
juga fasilitas kegiatan pariwisata itu. Misalnya, menyediakan fasilitas
olahraga ataupun rekreasi.

3. Sarana penunjang kepariwisataan

Sarana penunjang kepariwisataan ataau yang disebut juga


supporting tourist superstructure, misalnyaa nightclub dan steambath,
casino, entertaaiment, souvenir shop, dan mailing service.

a) Objek wisata

Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan


potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke satu daerah

28
Critical Book Report

tujuan wisata tertentu. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata


secara umum dapat dilihat berdasarkan:

b) Obyek dan daya tarik wisata alam

Wisata alam diselenggarakan dengan mengatur wisata ke


daerah cagar alam dan hutan lindung, hutan daerah pegunungan, dan
tempat lain yang mengandung keeksotikan alam beserta aneka ragam
jenis flora-fauna yang mendapat perlindungan dari pemerintah dan
masyarakat.

c) Obyek dan daya tarik wisata budaya

Perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk


memperluas pandangan atau mempelajari kebiasaan dan adat istiadat,
cara hidup, budaya dan seni, serta kegiatan yang bermotif kesejarahaan
sekelompok orang dengan melakuakan peninjauan langsung ke lokasi
sumbernya disebut wisata budaya.

d) Obyek dan daya tarik wisata minat khusus

Obyek dan daya tarik wisata harus dirancang dan


dibangun/dikelola secara profesional sehingga dapat menaarik
wisatawan untuk berkunjung.

Wisata Konvensi. Berbagai negara, dewasa ini membangun


wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan dan ruangan

29
Critical Book Report

untuk bersidang bagi para pesertaa konferensi, musyawarah,


pertemuan lain yang bersifat regional-nasional-internasional.

Wisata Pilgrim. Perjalanan yang sedikit banyak dikaitkan


dengan agama, sejarah, kepercayaan kelompok masyarakat juga
termasuk dalam wisata obyek khusus yang disebut wisata pilgrim.

Wisata Politik. Adalah bagian khusus yang dilakukan untuk


mengunjungi atau mengambil bagian dalam peristiwa kegiatan politik
seperti penobataan ratu Inggris di London, dan sebagaainya.

Wisata Honey Moon. Wisata bulan madu dilakukan para


pasangan muda yang baru melangsungkan pernikahan.

Wisata Industri. Tidak kalah penting dalam menyaajikan daya


tarik perjalanan karena erat hubungannya dengan pelajar-pelajaar atau
mahasiswa, dan orang awam, ke suatu kawasan atau daerah
perindustrian yang di dalamnya terdapat pabrik dan bengkel besar.

Wisata Pertanian. Perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek


pertaniaan, perkebunan, peternakan, perikanan, ladang pembibitan.

Wisata Intelektual. Wisata yang dilakukan orang untuk


menambah pengetahuan.

Wisata Seksual. Wisata ini menyediakan gadis-gadis muda


untuk teman kencan para pengunjung yang datang dari negara lain
terutama eropa.

Prasarana Wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya


manusia yang mutlak dibuthkan oleh wisatawan dalam perjalanan di
daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal,
jembatan, dan lain sebagainya. Prinsip penyelenggaraan tata kelola

30
Critical Book Report

kepariwisataan yang baik pada intinya adalah adanya kordinasi dan


sinkronisasi serta sinegisitas program antar pemangku kepentingan
yang ada serta pelibatan partisipasi aktif antara pihak pemerintah,
swasta/industri pariwisata, dan masyarakat setempat.

BAB 9 – Kreativitas Pengembangan Jenis Pariwisata Dan


Destinasi Pariwisata Baru Di Indonesia

Pada bab ini menonjolkan temuan riset mahasiswa semester 6


jurusan sejarah FIS Unimed atas kreativitas masyarakat
megembangakan pariwisata lokal di sekitar tempat tinggalnya,
terutama di kota Medan dan beberapa tempaat di Provinsi Sumatera
Utara. Dimana temuan risetnya mulai dari mengenai Wisata Malam di
Merdeka Walk, Wisata Malam Pinggiran Kota, Wisata Malam di
kompleks MMTC, Wisata Malam di Jalan Teladan dan Taman kota
Medan, Wisata Malam di Parkiran Polonia, Wisata Malam di Jl.
Paguruyung Kampung Keling, Kehidupan malam di tempat biliar dan
pasar kaget, Wisata Malam di Kesawan Medan, Wisata Malam di Kota
Stabat, Wisata Malam di kota Tebing Tinggi, Wisata Malam di
Simpang Selayang, Wisata Malam di kota Belawan, Wisata Malam
Pecinan, Pengembangan Wisata Malam di Kota Berastagi, Wisata
Malam Asia Mega Mas di Medan, Panorama Malam di Ujung Jalan,
Diskotek Kota sebagai pusat hiburan malam, Wisata Malam di Jl.
Pagaruyung Kampung Keling.

Selain di Wisata Malam juga temuan riset mahasiswa juga


mengenai Wisata Kuliner, seperti Wisata Malam Kuliner Merdeka
Walk, Sibolga Square, Negeri Berbilang Kaum, Bersantap Malam di
Kuliner Pagaruyung Medan, Nikmatnya Wisata Kuliner Malam,
Warung Kopi sebagai Tongkrongan anak muda, Wisata Belanja

31
Critical Book Report

Monza Malam di Kawasan Sukaramai, Wisata Kuliner Malam pasar


kaget kota Binjai, Wisata Kuliner Malam di Padang Bulan Medan,
Wisata Kuliner Malam: Mi Aceh Titi Bobrok, Wisata Kuliner Malam
Bakso Ayam Kampung, Wisata Kuliner Malam Merdeka Walk, selain
Wisata Malam dan Wisata Kuliner Malam, terakhir juga ada Wisata
seks, seperti Wisata Jajan Seks yang unik, Diskotek Kota sebagai
pusat hiburan malam di kota Medan.

BAB 10 – Pariwisata Kemiskinan Di Sumatera Utara

Pada bagian ini membahas mengenai suatu tempat-tempat di


sumatera utara yang menjadi penelitian mengenai adanya wisata
tersebut bisa dikatakan termasuk kategori miskin yang ada di
sumatera utara. Dalam hal ini ada beberapa pendekatan yang
kemudian menjadi empat metode yang dilakukan penulis buku
tersebut . yang pertama adalah pendekatan pokok. Penulis buku
menerapkan kebanyakan kategori-kategori konseptual yang digunakan
dalam suatu penelitian masyarakat kepada satu keluarga yang tunggal.
Pendekatan kedua adalah dengan bagaimana melihat keluarga melalui
mata setiap anggota keluarga tersebut. Untuk itu hal pendekatan kedua
ini menurut saya sangat efektif . artinya cara yang dilakukan pada
pendekatan kedua ini adalah untuk mengetahui persitiwa-peristiwa
yang telah terjadi sepanjang hidup anggota keluarga .dalam hal ini
akan memberikan perhatian besar terhadap keluarga tersebut.

Kemudian pendekatan ketiga merupakan menyeleksi masalah-


masalah yang dimana ini adalah cara yang akan memperlihatkan
perbedaan-perbedaan antara keluarga. Yang terakhir . pendekatan
keempat adalah tentang meneliti suatu keluarga secara keseluruhan

32
Critical Book Report

melalui pengamatan yang detail setiap hari. Dalam bab 10 ini ada
beberapa ada keluarga wisata di tempat miskin di sumatera utara.

Pertama adalah hasil penelitian di pagurawan kabupaten


batubara,kedua adanya wisata kemiskinan di medan tuntungan, ketiga
ialah wisata kemiskinan di desa sei padang kabupaten batu bara,lalu
keempat adanya dua keluarga dalam budaya kemiskinan di pancur
batu,kelima kisah dua keluarga miskin di pesisir pantai desa kuala
indah,dan keenam kisah gubuk melingkar di gang kumuh kota
belawan, kemudian ketujuh ialah kemiskinan di bantaran sungai
deli,kedelapan ialah kehidupan keluarga nelayan miskin di pesisir
pantai serambi deli.

Menurut kelompok kami pada bab 10 ini ingin mengkritik


bahwasanya kurang relevan rasanya menuliskan sebuah judul bab
“pariwisata di sumatera utara” yang dimana pariwisata merupakan
suatu tempat yang menjadi kunjungan wisatawan untuk menghibur diri
serta bersenang-senang . namun isi dari pada bab 10 ini hanya
membahas kunjungan para mahasiswa ke tempat-tempat keluarga
miskin yang ada di sumatera utara. Sebenarnya baik untuk itu sebab
kita mengetahui secara luas kondisi dari pada keluarga-keluarga
miskin yang ada di sumatera. Solusi dari pada penulis ada lebih
baiknya jika memang “pariwisata di sumatera utara” maka isi dari
pada bab tersebut adalah kelebihan dan kekurangan atau kebijakan
pemerintah dalam mengatasi tempat-tempat pariwisata di sumatera
utara untuk bagaimana mengetahui pendapatan atau pemasukan tempat
wisata serta pendapat-pendapat wisatawan menganai fasilitas yang
berkunjung di sumatera utara.

BAB 12 – Saran Dan Penutup

33
Critical Book Report

Pada bab 11 ini menurut kelompok kami sangat cocok untuk di


paparkan dibagian akhir dari pada sebuah buku karena dalam bab 11
ini menuliskan suatu saran untuk menyatakan agar pemerintah
membuka suatu destinasi pariwisata yang baru untuk kemudian dapat
dikunjungi oleh turis dari mancanegara dan local. dalam hal ini
tentunya pasti dapat menjadi pemasukan devisa Negara. Serta seperti
kata penulis Oscar lewis bahwasanya pemerintah meksiko meraup
devisa yang sangat besar hanya dengan mempromosikan distinasis
wisata mereka.

Kemudian ada juga pendapat tentang bagaimana penulis


berpesan para pejabat melakukan dukungan untuk melakukan suatu
penelitian lokasi-lokasi yang baru yang dimana layak untuk dikunjungi
oleh wisatawan sebab sebenarnya masih banyak destinasi wisata yang
layak untuk diperkenalkan kepada khalayak dalam dan luar negeri ,
tentu ini sangat bagus untuk dilakukan untuk menarik perhatian
wisatawan yang menjadikan sumatera utara jadi kunjungan wisatanya.

Lalu dalam bab 11 ini juga ada memberikan saran agar para
pemilik biro perjalanan melakukan suatu informasi kepada turis untuk
memberi masukan kepada pemerintah sebab seperti yang diketahui
bersama bahwasanya merekalah ujung tombak perkembangan
pariwisata.agar saran-saran dan keluhan para turis itu dapat ditampung
dan disampaikan kepada pemilik perusahaan atau pemilik yang akan
menyampaikan kepada kepala dinas pariwisata provinsi yang
menampung saran dan keluhan para turis tersebut .

2. Priview Buku Pembanding


Geliat pariwisata Indonesia selalu digambarkan harum
populernya sejak dulu. Bahkan, kelakar orang-orang zaman sekarang

34
Critical Book Report

kebanyakan berucap, Indonesia itu tak perlu lagi dipromosi, cukup


dari keramahan warga serta popularitas ragam atraksi wisatanya,
orang-orang akan merasakan momen jatuh cinta kepada Nusantara.
Di atas kertas, rasanya seperti itu. Namun, kala dilirik ke
belakang, majunya pariwisata Indonesia tak dibangun dengan mudah.
Ada aktor-aktor yang sejak zaman kolonial menjadi agen pembaharu.
Mereka mampu mengundang wisatawan dari berbagai belahan dunia
datang ke Nusantara. Entah untuk sekadar bersantai atau dengan
tujuan mencicipi gairah atraksi wisata alam, budaya, pegunungan,
lautan, mau pun sejarah.
Gambaran itu bisa didapat lewat karya dari Ahmad Sunjayadi
yang berjudul Pariwisata di Hindia-Belanda (1891-1942). Dari
bukunya ini, para pembaca akan mendapatkan pengetahuan terkait
siapa saja yang berjasa mengenalkan Hindia (Indonesia) kepada dunia.
Kisahnya lengkap, dari perjalanan, kebiasaan unik yang disukai para
pelancong, hotel-hotel yang menjadi primadona di zamannya, serta
segudang hal menarik lainnya
Fenomena ini mempunyai sejarah. Buku Achmad Sunjayadi ini
membeberkan lahirnya pariwisata Indonesia di masa kolonial, dari
1891 sampai 1942, dan menggambarkan peranan berbagai pihak dalam
perkembangan itu, termasuk praktisi perhotelan, pegawai pemerintah,
jurnalis sampai pendeta, termasuk juga tentu saja orang Indonesia
sendiri.

35
Critical Book Report

B. Priview Buku Pembanding

Pariwisata adalah kegiatan di mana sebuah negeri mempertontonkan


diri untuk orang luar dan juga untuk warganya sendiri. Indonesia kini berhasil
menarik jutaan wisatawan asing di samping jutaan orang indonesia yang
mengunjungi negerinya sendiri dengan tunjuan bersenang-senangsambil
belajara tentang serba-serbi aspek kebudayaan Indonesia.

Fenomena ini tentunya memiliki sejarah, dan dalam buku ini Achmad
Sunjayadi memaparkan mengenai lahirnya pariwisata Indonesia di masa
Kolonial, mulai dari 1891 sampai 1942, dan menggambarkan peranan
berbagai pihak dalam perkembangan itu, termasuk praktisi perhotelan,
pegawai pemerintah, jurnalis, sampai pendeta, termasuk juga tentu saja Orang
Indonesia sendiri.

36
Critical Book Report

BAB III

PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT

A. Latar Belakang
Laporan Critical Book Report adalah laporan yang bertujuan untuk
mengetahui isi buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (Penjelasan,
Intrepretasi, dan analisis) kita mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa
yang menarik dari buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita dan
menambah pemahaman kita terhadap suatu kajian tertentu. Sehinngga laporan
Critical Book Report ini merupakan suatu proses yang dilakukan untuk
mencari kelebihan dan kelemahan buku.
Materi yang akan dikritik mengenai materi pembelajaran Sejarah
Pariwisata dengan Buku “Sejarah Pariwisata Menuju Perkembangan
Pariwisata Indonesia” yang ditulis oleh Bungaran Antonius Simajuntak,
Flores Tanjung Dan Rosmaradhana Nasution guna mengembangkan
profesionalisme guru dan inovasi pembelajaran. Diharapkan dengan adanya
laporan Critical Book Report ini , mahasiswa dapat menambah pemahaman
tentang materi ini dan mampu berpikir lebih kritis maupun sistematis,
sehingga untuk kedepannya mahasiswa sebagai calon guru dapat
mengaplikasikan materi ini dilapangan atau setelah menjadi guru.
B. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan latar belakang, penulis membatasi materi yang
akan penulis kritik, antara lain :
1) Apa Kelemahan dan Kelebihan dari kedua buku tersebut ?
2) Apa Konsep yang digunakan oleh kedua buku tersebut ?
3) Metode apa yang digunakan di dalam penulisan Critical Book Report
ini ?

37
Critical Book Report

C. Kajian Teori/Konsep
Pendidikan Sejarah adalah Jurusan Unggul dalam menghasilkan
tenaga kependidikan bidang sejarah yang professional, memiliki kecerdasan
intelektual, berdimensi moral religius berdadarkan kemampuan softskill yang
berkarakter dalam menghadapi tuntutan dunia global.
Mata kuliah ini menyajikan seluk beluk kepariwisataan Indonesia,
mencakup sejarah pariwisata, Kebijakan tentang pariwisata, manajemen
pariwisata, jenis pariwisata dan objek pariwisata di Indonesia, serta
dampaknya pada masyarakat, baik dampak positif yang berupa terbukanya
lapangan pekerjaan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat terutama di
daerah tujuan wisata. Maupun dampak negative dari pariwisata yang berupa
penetrasi budaya asing yang seringkali tidak sesuai dengan budaya dan
kepribadian bangsa
D. Metode
Metode yang digunakan pada buku ini ialah metode pendekatan
deduktif, dimana buku ini memberikan wawasan terhadap mahasiswa tentang
definisi atau pemaparan, dimana sesuai dengan apa yang disampaikan Major
(2006) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan
deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep.
E. Analisis
1) Analisis Buku Utama

Setelah melakukan pembacaan yang menyeluruh terhadap bab I ini


informasi baru banyak ditemukan, seperti alasan mengapa pariwisata itu
dapat dikatakan sebagai ilmu yang pada buku lain tidak diberikan
penjelasan. Menambah wawasan bahwa bentuk pariwisata bukan hanya
terbatas pada hal-hal umum yang kita anggap menyenangkan tetapi juga
pada bentuk lain seperti bentuk wisata antarplanet, pariwisata seksual
bahkan paling menarik pariwisata usia tua sebagai obyek wisata. Untuk

38
Critical Book Report

penjelasan yang diberikan tak perlu diragukan lagi dikarenakan telah


dipaparkan secara sistematis, detail, sinkron dan mendasar. Kelebihan
lainnya bab ini diperkaya dengan bodynote serta footnote sehingga
memperluas cakrawala pemahaman kita akan meteri yang disampaikan.
Pentingnya lagi pada bab I, patokan angkanya sangat jelas dicantumkan
sehingga materi yang disampaikan tidak menimbukan ambiguitas.
Contohnya pada pembentuka biro perjalan pertama tahun 1840,
pembentukan VTV (1910) dan masih banyak lagi.

Pada bab 2 ini menjelaskan tentang perkembangan Pariwisata


Dunia yang di mana di mulai dari perjalanan marcopolo dan Ibnu Batuta
yang menjadi titik tombak dalam perkembangan pariwisata di dunia,
bahasa yang di gunakan sangat baik, dan mudah di mengerti, serta adanya
kutipan-kutipan yang membuat sebuah literatu ini menjadi jelas dan
kongkret.

Pada bab 8 kelebihan dari materi di bab 8 adalah isi buku tersebut
cukup jelas dalam menjelaskan isi materi, dimana penjelasan dimulai dari
mulai dari penjelasan dari hal yang umum ke hal yang khusus di bab
tersebut juga dimuat catatan kaki yang dimana memuat kutiapan-kutipan
dari sumber lain yang semakin memperdalam isi dari materi. Dimana kita
juga tahu apa-apa saja komponen utama dan komponen pendukung di
dalam sebuh pariwisata, dan juga kita tahu jenis-jenis wisata seperti wisata
politik, wisata intelektual, wisata seksual, dan sebagainya.

Pada bab 9 kelebihan dari materi di bab 9 adalah materi ini


merupakan temuan riset yang langsung dilakukan oleh para mahasiswa
2016 jurusan sejarah FIS Unimed. Kelebihan lainnya adalah kita
mendapat infromasi baru mengenai sisi lain wisata dari kota medan dan
provinsi Sumatera Utara dimana wisata yang difokuskan adalah wisata

39
Critical Book Report

malam yang masih banyak orang, bahkan untuk orang Medan sendiri yang
belum tahu seperti apa wisata malam yang ada di Provinsi Sumatera Utara
khususnya Medan. Di bab ini wisata malam yang dikaji oleh mahasiswa
beraneka ragam mulai dari wisata seksual hingga wisata kuliner dimana
banyak hal-hal baru yang kita temukan dan baru kita ketahui setelah kita
membaca buku ini.

Menurut kelompok kami pada bab 10 ini ingin mengkritik


bahwasanya kurang relevan rasanya menuliskan sebuah judul bab
“pariwisata di sumatera utara” yang dimana pariwisata merupakan suatu
tempat yang menjadi kunjungan wisatawan untuk menghibur diri serta
bersenang-senang . namun isi dari pada bab 10 ini hanya membahas
kunjungan para mahasiswa ke tempat-tempat keluarga miskin yang ada di
sumatera utara. Sebenarnya baik untuk itu sebab kita mengetahui secara
luas kondisi dari pada keluarga-keluarga miskin yang ada di sumatera.
Solusi dari pada penulis ada lebih baiknya jika memang “pariwisata di
sumatera utara” maka isi dari pada bab tersebut adalah kelebihan dan
kekurangan atau kebijakan pemerintah dalam mengatasi tempat-tempat
pariwisata di sumatera utara untuk bagaimana mengetahui pendapatan
atau pemasukan tempat wisata serta pendapat-pendapat wisatawan
menganai fasilitas yang berkunjung di sumatera utara.

Pada bab 11 ini menurut kelompok kami sangat cocok untuk di


paparkan dibagian akhir dari pada sebuah buku karena dalam bab 11 ini
menuliskan suatu saran untuk menyatakan agar pemerintah membuka
suatu destinasi pariwisata yang baru untuk kemudian dapat dikunjungi
oleh turis dari mancanegara dan local. dalam hal ini tentunya pasti dapat
menjadi pemasukan devisa Negara. Serta seperti kata penulis Oscar lewis
bahwasanya pemerintah meksiko meraup devisa yang sangat besar hanya
dengan mempromosikan distinasis wisata mereka.

40
Critical Book Report

Kemudian ada juga pendapat tentang bagaimana penulis berpesan


para pejabat melakukan dukungan untuk melakukan suatu penelitian
lokasi-lokasi yang baru yang dimana layak untuk dikunjungi oleh
wisatawan sebab sebenarnya masih banyak destinasi wisata yang layak
untuk diperkenalkan kepada khalayak dalam dan luar negeri , tentu ini
sangat bagus untuk dilakukan untuk menarik perhatian wisatawan yang
menjadikan sumatera utara jadi kunjungan wisatanya.

Lalu dalam bab 11 ini juga ada memberikan saran agar para
pemilik biro perjalanan melakukan suatu informasi kepada turis untuk
memberi masukan kepada pemerintah sebab seperti yang diketahui
bersama bahwasanya merekalah ujung tombak perkembangan
pariwisata.agar saran-saran dan keluhan para turis itu dapat ditampung dan
disampaikan kepada pemilik perusahaan atau pemilik yang akan
menyampaikan kepada kepala dinas pariwisata provinsi yang menampung
saran dan keluhan para turis tersebut .

Kekurangannya, visualisasi halaman yang kurang menarik, dengan


tidak adanyanya contoh gambar-gambar yang berkaitan. Jika lampiran
gambar disertakan maka kiranya dapat membangkitkan imajinatif dari
pembaca. Lalu, Pada bab 8 kelemahan dari materi di bab 8 adalah
kurangnya contoh-contoh konkret yang bisa dijadikan acuan agar
pemahaman materi lebih mudah dipahami dan juga pendalaman materi
yang masih kurang mendalam. Misalnya penjelasan mengenai wisata
seksual pada bab 8 hal 169 dimana kajian wisata seksual penjelasan
materinya masih terbilang masih kurang mendalam dimana Cuma sebatas
di negara Thailand ada di negara Eropa, tetapi apa yang menjadi landasan
negara-negara tersebut memperbolehkan atau mengizinkan tidak
dijelaskan. Tidak dijelaskan juga apa ada undang-undang dari negara
tersebut yang dimana negara dalam hal ini pemerintah memperbolehkan

41
Critical Book Report

wisata seksual tersebut. Tidak dijelaskan juga mengenai negara Indonesia


yang dimana walaupun negara melarangnya tapi saya yakin pasti ada
wisata-wisata seksual yang terselubung. Jadi mengenai hal-hal tersebut
kiranya ditambahkan agar isi materi di bab 8 menjadi lebih baik

Pada bab 9 kelemahan dari materi di bab 9 adalah kurangnya


sumber wawancara di dalamnya alangkah lebih bagus jika ada pelaku,
atau dalam hal ini seseorang yang bisa dimintai keterangan yang dimana
informasi dari narasumber tersebut akan di verifikasi dan akan sangat
bagus jika dimasukkan ke dalam buku. Misalnya pada bab 9 hal 193
mengenai wisata jajan seks yang unik, akan sangat bagus jika peneliti
mewancarai wanita PSK tersebut untuk mengetahui latar belakang
mengapa ia terjun ke dalam pekerjaan tersebut yang dimana saya yakin
kebanyakan dari mereka pasti karena faktor ekonomi yang dimana setelah
melalui proses editing yang mana saja yang cocok untuk dimuat di dalam
buku, maka pasti ada hal-hal atau pesan-pesan yang dapat diambil dari
wawancara mereka, sehingga buku tersebut tidak hanya memberikan
informasi akan tetapi juga nasihat-nasihat dalam menjalani hidup, yang
membuat buku tersebut menjadi lebih baik.

2) Analisis Buku Pembanding


Berbeda dengan buku utama yang kelompok kami gunakan, dimana
pada buku utama lebih memaparkan mengenai pariwisata pada masa
klasik hingga Modern. Sedangkan dalam buku pembanding ini sendiri ,
“pariwisata di hindia-belanda 1891-942” diuraikan pembentukan serta tata
cara pendirian pariwisata pada zona kolonial Hindia-Belanda. Penulis
buku ini menghubungkan munculnya kepariwisataan di Eropa pada akhir
abad ke-18 dengan kebijakan pemerintah Hindia-Belanda, dan kegiatan
pengusaha kecil maupun besar. Dengan kata lain buku ini akan membahas
kegiatan Pariwisata di Hindia-Belanda sebagai kegiatan yang diatur,

42
Critical Book Report

dilihat dari awal kemunculan pada akhir abad ke-19 hingga masa awal
kekuasaan pemerintahan pendudukan Jepang pada 1942.
Selain kegiatan pihak Belanda dalam pembentukan pariwisata di
Indonesia, juga tidak lupa dijelaskan oleh penulis mengenai kegiatan
pihak asli indonesia yang menjadi dasar industri. Dalam budaya jawa ada
tradisi berkelana yang dapat ditemui dalam kesusastraan Jawa,
kemungkinan besar atas pengaruh tradisi sejarah Arab. Seperti yang
dijumpai pada bab II, orang jawa seperti Poerwalelana dan Raden
osrowidjojo telah menulis laporan perjalanan yang memberi pandangan
yang khas Indonesia.
Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai pembentukan lembaga-
lembaga yang menangani kepariwisataan baik tingkat nasional maupun
daerah. Selain lembaga kegiatan pariwisata juga dijelaskan dimana salah
satu bentuk kegiatan pariwisata di Indonesia yaitu pembangunan lima
tahun I yang dilakukan pemerintah untuk menunjang sektor
kepariwisataan daerah, terutama Bali.Walaupun topik sejarah pariwisata di
Bali tahun 1900 sampai 1930-an sudah biasa ditemukan dalam buku-buku
lainnya, sejarah pariwisata keseluruhan Indonesia masih merupakan
ladang baru. Kelompok kami merasa buku ini sangat bagus karena dengan
membacabuku ini para pembaca dapat memahami siapa saja perseorangan
mau pun komunitas yang memiliki kontribusi dalam memperkenalkan
pariwisata di Hindia Belanda. Tak hanya itu, dijelaskan pula ragam
strategi pemasaran dan promosi wisata dari film dokumenter, acara-acara,
poster-poster hingga buku panduan wisata yang terus diulas secara
panjang lebar dalam 358 halaman buku ini.
Namun pemaparan penulis ini menurut kelompok kami masih
menyisakan beberapa pertanyaan mengenai pariwisata di Hindia-Belanda,
seperti bagaimana hubungan kegiatan pariwisata di Hindia-Belanda
dengan negeri-negeri koloni di sekitarnya, bagaimana peran kelas

43
Critical Book Report

menengah di Hindia terhadap kegiatan Pariwisata, dan dinamika kegiatan


pariwisata pada periode Republik Indonesia.
Itu saja analisis yang dapat kelompok kami berikan mengenai buku
“Pariwisata di Hindia-Belanda 1891-1942”.

44
Critical Book Report

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat kita tarik
kesimpulan bahwa Critical Book Report merupakan kegiatan untuk
mengkritisi buku untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dalam
buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi
materi, dan tampilan buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang
dikritik dapat direvisi agar menjadi buku yang lebih baik.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna serta
minimnya sumber yang dimiliki oleh penulis, maka penulis akan
selalu menerima kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan
critical buku ini menjadi lebih baik. Untuk saran bisa berisi kritik atau
saran terhadap penulisan juga bisa menanggapi terhadap kesimpulan
dari bahasan critical buku yang telah dijelaskan.
Selain saran diatas, dalam buku pembanding yang kami
gunakan semuanya diungkap secara ringkas dengan dilengkapi oleh
data-data yang relevan. Bagi pembaca yang penasaran tentang
pariwisata di Hindia Belanda dalam kurun waktu 1891 -1942, sudah
mesti buku ini harus hadir di antara buku-buku yang dikoleksi.

45
Critical Book Report

DAFTAR PUSTAKA

Simajuntak,A. Bungaran Dkk,.2017.Sejarah Pariwisata Menuju Perkembangan


Pariwisata Indonesia. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Sunjayadi. Achmad. 2019. Pariwisata di Hindia-Belanda 1891-1942. Jakarta.


Grafika Mardi Yuana

46
Critical Book Report

LAMPIRAN

Buku Utama

47
Critical Book Report

Buku Pembanding

48

Anda mungkin juga menyukai