TUJUAN INSTRUKSIONAL
DI SUSUN
OLEH :
KELOMPOK 4
Wajasni La Juli
Wildayati Mursid
Susi Kahar
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada
akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan
baik.
Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu biologi
serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumusan tujuan pendidikan dan pengajaran merupakan suatu alat yang
sangat bermanfaat dan memberi konstribusi yang besar dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tujuan instruksional merupakan suatu keharusan dibuat oleh seorang guru, dosen
sebagai pedoman atau kerangka kerja dari bidang-bidang studi pelajaran yang
diajarkan oleh guru dan dosen kepada individu atau siswa, mahasiswa (peserta didik)
merasa cocok. Tujuan instruksional merupakan pengejewantahan kerangka kerja
secara operasional yang dibuat dalam bentuk silabus sebagai rencana pembelajaran
sebagai pokok-pokok bahasan yang akan diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas.
Adapun tujuan institusional biasanya dibagi pada dua bagian yaitu: tujuan
instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).
Kegunaan tujuan instruksional dapat membantu para guru dan dosen (pendidik)
sebagai acuan, pedoman untuk merancang materi pembelajaran, memilih alat, metode
mengajar yang tepat, juga dapat membantu guru dalam merancang evaluasi yang
sesuia dengan tujuan akan diajar secara tepat untuk keberhasilan belajar siswa.
Tujuan instruksional dalam proses belajar mengajar sangat erat hubungannya dengan
dengan pre-assessment, desain program, strategi mengajar, spesifikasi dari pemilihan
media proses mengajar dan penilaian.
Secara khusus tujuan intruksional pembelajaran berguna dan penting bagi pegangan
guru dan dosen (pendidik) dan siswa dan mahasiswa (peserta didik) dalam rangka:
1) Mengevaluasi pembelajaran
2) Membimbing dan mengontrol siswa (peserta didik) belajar.
3) Sebagai critera merancang materi pelajaran.
Menyediakan bahan atau media untuk berkomunikasi dengan rekan-rekan guru
lainnya.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Cara Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus ?
2. Bagaimana Klasifikasi Tujuan Instruksional Menurut Jenis Perilaku (Internal) ?
3. Bagaimana Tujuan Instruksional Menurut Isi ?
4. Bagaimana Implikasi Terhadap Perencanaan Dan Pengelolaan Pengajaran ?
B. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Cara Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Tujuan Instruksional Menurut Jenis Perilaku
(Internal)
3. Untuk Mengetahui Tujuan Instruksional Menurut Isi
4. Untuk Mengetahui Implikasi Terhadap Perencanaan Dan Pengelolaan Pengajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Ranah kognitif pada taksonomi bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl (2001), dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengingat (remembering)/ C1
Mengingat adalah proses kognitif paling rendah pada taksonomi bloom. Menurut
Dimyanti dan Mudjiono (2009:27) pengetahuan dalam pengertian ini melibatkan
proses mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognition).Men
gingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan
yang telah lampau maupun yang baru saja didapatkan. Contohnya, yaitu: pemberian
tes pilihan ganda pada siswa, menghitung fakta-fakta atau statistic,serta mengutip.
2. Memahami (understanding) / C2
Pada jenjang ini siswa dituntut agar dapat menunjukkan bahwa mereka telah
mempunyai pengertian yang memadai untuk mengorganisasikan dan menyusun
materi. Kemampuan untuk memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna
ide atau konsep yang telah diajarkan. Seperti contoh penerapan dalam jenjang ini
adalah menjelaskan atau menafsirkan makna dari suatu pernyataan tertentu.
3.Menerapkan (applying) / C3
Menerapkan adalah kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep
dalm situasi tertentu. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan procedural
(procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur
(executing) dan mengimplementasikan (implementing). Pada jenjang ini siswa di
tuntut mengubah teori atau kaidah menjadi efek praktis,mendemonstrasikan,serta
memecahkan masalah.
4.Menganalisis (analyzing)/ C4
Menganalisis adalah kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa unsur
-unsur serta mengorganisasikan prinsip
-prinsip. Pada jenjang ini siswa di tuntut mengidentifikasibagian
-bagian penyusun dan fungsi dari proses atau konsep.
5.Mengevaluasi (evaluating) / C5
Evaluasi berkaitan dngan kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma,
kriteria atau patokan tertentu. Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar standar yang sudah ada. Kriteria yang
biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Jenjang ini
menuntut siswa untuk meriviu, atau perencanaan strategis dalam kaitan dengan
keberlangsungan program,serta menghitung akibat dari suatu perencanaan atau
strategi (Muchlas Samami,2014:169)
6.Menciptakan (creating)/ C6
Menciptakan adalah kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk
baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil. Menciptakan sangat
berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya.
Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara
total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan pada
jenjang ini yaitu mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan
karya yang dapat dibuat oleh semua siswa
1) belajar dinamik
2) belajar afektif
3) belajar kognitif : mengingat, berpikir
4) belajar sensi – motorik : mengamati, bergerak, berketerampilan
1) belajar teoritis
2) belajar teknis
3) belajar sosial / bermasyarakat
4) belajar estetis
1) belajar insidental
2) belajar dengan mencoba – coba
3) belajar tersembunyi
b. Tujuan Intruksional
Materi sesuatu bidang study tidak mungkin menjadi milik kita, tanpa dipelajari
terlebih dahulu, baik dipelajari sendiri maupun diajarkan oleh guru. Ada dua
macam tujuan instruksional yaitu : tujuan instruksional umum (TIU), tujuan
instruksional khusus (TIK).
c. Merumuskan Tujuan Instruksional
Telah disebutkan bahwa tujuan tujuan instruksional adalah tujuan yang
menyatakan adannya sesuatu yang dapat dikerjakan atau dilakukan oleh siswa
setelah pengajaran. Jadi sebelum adannya pengajaran, siswa tidak mempunyai
kemampuan untuk mengerjakan atau melakukannya.
d. Data-Data Operasional
a) Cognitive Domain
Levels and corresponding Action Verb
1. Pengetahuan (knowledge)
Mendevinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mendaftarkan,
menjodohkan, menyebutkan, menyatakan (states), mereproduser.
2. Pemahaman (comprehension)
Mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan,
memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasi, memberikan contoh, menuliskan
kembali, memperkirakan.
3. Aplikasi
Mengubah, menghitung, mendemostrasikan, meneruskan, memanipulasi,
memodifikasikan, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan, menghasilkan,
menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.
4. Analisis
Memperinci, mengasuh diagram, membedakan, mengidentifikasi,
mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih,
memisahkan, membagi (subdivides)
5. Sintesis
Mengkategorikan, mengkombinasi, mengarang, menciptakan, membuat disain,
menjelaskan, memodifikasikan, mengordinasikan, menyusun, membuat rencana,
mengaturkembali, merekonstruksikan, menghubungkan, mereorganisasikan,
merevisi, menuliskan kembali, menceritakan.
6. Evaluasi
Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik,
mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan,
menghubungkan membantu (supert).
b) Afektif Domain
1. Resiving.
Menannyakan, memilih, mendeskripsikan, mengikuti, memberikan,
mengidentifikasikan, menyebutkan, menunnjukkan, memilih, menjawab.
2. Responding.
Menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormati, berbuat, melakukan,
membaca, melakukan, memberikan, menghafal, melaporkan, memilih,
melaporkan, menulis.
3. Valuing
Melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti,
membentuk, mengundang, menggabung, mengusulkan, membaca, melaporkan,
memilih, bekerja, mengambil bagian, mempelajari.
4. Organization
Mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, melengkapi,
mempertahankan, menerangkan, generalisasi, mengidentifikasikan,
mengitregasikan, memodifikasikan, mengorganisasikan, menghubungkan,
mensistensiskan.
5. Characterization by value or value complex
Membedakan, menerapkan, mengusulkan, memperagakan, mempengaruhi,
mendengarkan, memodifikasi, mempertunjukkan, menannyakan, merevisi,
melayani, memecahkan, menggunakan.
c) Psikomotor Domain
Kata-kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada aktualisasi
kata-kata yang dapat diamati meliputi :
1. Muscular or motor skiils
Mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan), melompat,
menggerakkan, menampilkan.
2. Manipulation of materials or objects
Mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, membentuk.
3. Neuromuscular coordination
Mengamati, mengetrapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan,
memasang, memotong,menarik, menggunakan.
Kata –kata yang telah disajikan di atas merupakan kata-kata kerja yang dipakai
dalam merumuskan tujuan instruksional khusus bagi siswa-siswi yang belajar,
sehingga rumusan seutuhnnya menjadi pernyataan-pernyataan antara lain sebagai
berikut:
Siswa dapat menjumlahkan bilangan-bilangan yang terdiri dari puluhan dan
satuan.
Siswa dapat menunjukkan letak gunung-gunung yang ada di jawa tengah.
Siswa dapat menceritakan kembali isi bacaan tentang kisah keluarga.
e. Kondisi Demosntrasi
Adalah komponen TIK yang menyatakan suatu kondisi atau situasi yang
dikenakan kepada siswa pada saat ia mendemonstrasikan tingkah laku akhir,
misalnya :
Selain itu menurut Bafadhal (2003: 42), rencana juga merupakan acuan dalam
upaya untuk mengendalikan kegiatan lembaga, sehingga tidak menyimpang dari
tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena begitu pentingnya perencanaan tersebut
maka seorang manajer harus memiliki kemampuan merencanakan program.
Tujuan Afektif
Tujuan-tujuan afektif adalah tujuan-tujuan yang banyak berkaitan dengan aspek
perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik atau siswa.
Tujuan Psikomotor
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Tujuan-tujuan psikomotor adalah tujuan-tujuan yang banyak berkenaan dengan
aspek keterampilan motorik atau gerak dari peserta didik.
Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa: (1) keberhasilan pelaksanaan
suatu kegiatan sangat ditentukan baik buruknya perencanaan; (2) perencanaan
harus mampu memprediksi kegiatan di masa yang akan datang secara objektif;
(3) perencanaan harus diarahkan pada pencapain tujuan, sehingga apabila terjadi
kegagalan dalam pelaksanaan kemungkinan besar adalah kurang sempurnanya
suatu perencanaan; dan (4) perencanaan harus mempertimbangkan aspek
kebijakan, anggaran, prosedur, aturan, metode, kriteria-kriteria untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengelolaan Pembelajaran
Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu menetapkan arah
lembaga pendidikan melalui perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah yang
berorientasi ke masa depan. Selanjutnya kepala sekolah bersama wakil kepala
sekolah bidang kurikulum sebagai manajer program pembelajaran, melakukan
penyusunan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
masyakarat di masa depan yaitu masyarakat belajar (learning society) dan
masyarakat ilmiah (scientific society) (Soedrajat, 2005: 43).
Kepala sekolah yang interpreneur mengupayakan efektivitas dan efisiensi
manajemen pendidikan dan pembelajaran di sekolah agar semua tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Secara operasional, manajemen pembelajaran adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pada komponen pembelajaran, yaitu:
siswa, guru, tujuan, materi, metode, sarana/alat dan evaluasi. Ruang lingkup
manajemen pembelajaran dapat digambarkan dengan matriks pada bagan sebagai
berikut:
1) Perencanaan
Analisis materi pembelajaran (AMP).
Penyusunan kalender pendidikan.
Penyusunan program tahunan (Prota) dengan memperhatikan kalender
pendidikan dan hasil analisis materi pelajaran.
Penyusunan program semester (Promes) berdasarkan program tahunan yang
disusun.
Penyusunan program satuan pembelajaran/skenario pembelajaran.
Penyusunan recana pembelajaran (RP).
Penyusunan rencana bimbingan dan penyuluhan.
2) Pengorganisasian
Pembagian tugas pembelajaran dan tugas lain.
Penyusunan jadwal pembelajaran.
Penyusunan jadwal kegiatan perbaikan.
Penyusunan jadwal kegiatan pengayaan.
Penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler.
Penyusunan jadwal kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
3) Pengerahan
Pengaturan pelaksanaan kegiatan pembukaan tahun ajaran baru.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
Supervisi pelaksanaan pembelajaran.
Supervisi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.
4) Pengawasan
Supervisi pelaksanaan pembelajaran.
Supervisi pelaksanaan dan penyuluhan.
Evaluasi proses dan hasil kegiatan pembelajaran.
Evaluasi proses dan hasil kegiatan bimbingan dan penyuluhan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam merumuskan tujuan instruksional
khusus :
a. Membuat sejumlah TIU (tujuan instruksional umum) untuk setiap mata
pelajaran/bidang studi yang akan diajarkan. Di dalam kurikulum tahun 1975
maupun 1984, TIU ini sudah tercantum dalam uku Garis-Garis Besar Program
Pengajaran. Dalam merumuskan TIU digunakan kata kerja yang sifatnya
masih umum dan tidak dapat diukur karena perubahan tingkah laku masih
terjadi di dalam diri manusia (intern).
b. Dari masing-masing TIU dijabarkan menjadi TIK yang rumusannya
jelas,khusus, dapat diamati, terukur dan menunjukan perubahan tingkah laku.
Ranah belajar menurut Bloom terbagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Ranah kognitif (cognitive domain)
b. Ranah afektif (affective domain)
c. Ranah psikomotorik (psychomotoric domain)
Klasifikasi Tujuan Intruksional Menurut Isi
a. Jenis-Jenis Tujuan Pembelajaran
Setiap Negara tentu mempunyai cita-cita tentang warga negarannya akan
di arahkan. Cita-cita tersebut dimanifestasikan dalam bentuk tujuan
pendidikannya. Sebagai contoh, Negara spartabingin mengarahkan warga
negarannya menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, maka
tujuan pendidikan telah disejajarkan dengan cita-cita tersebut.
b. Tujuan Intruksional
Materi sesuatu bidang study tidak mungkin menjadi milik kita, tanpa
dipelajari terlebih dahulu, baik dipelajari sendiri maupun diajarkan oleh
guru. Ada dua macam tujuan instruksional yaitu : tujuan instruksional
umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK).
d. Data-Data Operasional
Salah satu fungi manajemen adalah perencanaan. Program kegiatan apapun perlu
direncanakan dengan baik, sehingga semua kegiatan terarah bagi tercapainya
tujuan. Perencanaan harus dibuat dengan sebaik-baiknya. Perencanaan
merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana terkait, baik manajer dalam hal ini
adalah kepala sekolah maupun staf dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
masing-masing.
B. Saran
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kami juga menyadari bahwa Laporan Praktikum Biologi ini juga masih memiliki
banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari
para pembaca sekalian demi penyusunan Laporan Praktikum Biologi dengan
tema serupa yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://duniapendidikan33.blogspot.com/2014/12/tujuan-intruksional.html (Diakses
tanggal 22 September 2019)
http://riezdhika.blogspot.com/2011/04/ranah-belajar-de-block-van-de-parerren.html
(Diakses tanggal 22 September 2019)
http://ayupgsduntan.blogspot.com/2014/06/tujuan-instruksional-pembelajaran.html
(Diakses tanggal 22 September 2019)
http://blog.unnes.ac.id/seputarpendidikan/2015/10/19/tujuan-instruksional-umum-
dan-tujuan-instruksional-khusus-pendidikan/ (Diakses tanggal 22 September
2019)
http://somasalims.blogspot.com/2011/03/perencanaan-pengajaran-dalam.html
(Diakses tanggal 22 September 2019)
http://kajianmilikkita.blogspot.co.id/2015/07/pengelolaan-pembelajaran-
tentang_30.html (Diakses tanggal 22 September 2019)
MAKALAH PSIKOLOGI
Dosen Pembimbing :
Dina Rahmawati
Oleh :
Kelompok 4
1. Wa jasni La juli
2. Wildayati Mursid
3. Liyana Gelamona
4. Susi Kahar
TERNATE
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
Yang Maha Esa. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Baginda
Nabi besar Muhammad SAW serta kepada para keluarga dan sahabat beliau.
Teriring rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengajaran Remedial Dalam Proses Belajar”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................
B. Rumusan masalah...................................................................................................
C. Tujuan penulisan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pengajaran pada hakikatnya guru memilki tanggung jawab
maupun peran yang luas sebagai tenaga pengajar, fasilitator, evaluator dan konselor.
Lewat tugas sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, maka guru bertanggung jawab
membantu dan membimbing siswa untuk mancapai tujuan pengajaran dan tingkat
perkembangan secara optimal. Oleh sebab itu guru diharapkan mampu menciptakana
situasi kegiatan proses pengajaran secara efektif, efesien dan relevan. Dengan demikian
dapat diharapkan akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka setiap kesulitan yang timbul dalam belajar harus segera di dentifikasi dan
harus segera dilakukan perbaikan.Hal ini berarti bahwa setiap guru dituntut kemampuanya
untuk memahami dan menguasai kemampuan dalam melaksanakan pengajaran remedial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengajara remedial
PEMBAHASAN
Perumusan tujuan
Penggunaan metode mengajar
Cara-cara belajar
Segi-segi pribadi murid
2. Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk
menyesuaikan dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar.murid dapat belajar sesuai
dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar untuk
memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.tuntutan belajar yang diberikan murid telah
disesuaikan dengan sifat jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga murid diharapkan
lebih terdorong untuk belajar.
3. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru,murid dan
pihak-pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi murid.
Demikian pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirina dan segala
aspeknya.begitu pula guru dan pihak-pihak lainya dapat lebih memahami akan keadaan
pribadi murid.
4. Fungsi pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proes
belajar mengajar.bahan pelajar yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler,dapat
diperoleh melalui pengajaran remedial pengayaan lain adalah dalam segi metode dan alat
yang di pergunakan dalam pengajaran remedial.dengan demikian diharapkan hasil yang
diperoleh murid dapat lebih banyak,lebih luas dan lebih dalam sehingg hasil belajarnya
lebih kaya.
5. Fungsi Terapuetik
Dengan pengaraan remedial secara langsung dapat menyembuhkan atau memperbaiki
kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkiran menunjukkan adanya
penyimpangan.penyembuhan kondisi kepribadaan dapat menunjukan pencapaian prestasi
belajar,demikian pada sebaliknya.
6. Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar
baik dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat dalam
belajar dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.
pemberian remedial pada mata pelajaran ekonomi kelas X IPS di MAN 1 Pontianak. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi langsung dengan alat pengumpul
data berupa pedoman wawancara, dan studi dokumenter berupa lembar catatan. Hasil
penelitian menunjukkan guru sudah melakukan prosedur dalam pelaksanaan pengajaran
remedial berupa analisis hasil diagnosis, menemukan penyebab kesulitan, menyususn rencana
kegiatan remedial, melaksanakan kegiatan remedial, menilai kegiatan remedial namun dalam
pelaksanaannya masih kurang tepat. Hal ini terlihat jelas pada penetapan metode yang
digunakan dalam pengajaran remedial tidak berdasarkan pada kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa. Selain itu materi yang disampaikan tidak berdasarakan kesulitan masingmasing
siswa, jadi guru itu memberikan kembali materi yang dianggap sulit oleh siswa secara umum
karena mengingat waktu pelaksanaan remedial yang begitu singkat.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada murid,
yaitu:
1. jika tugas yang diberikan bermaksud untuk mengenal kasus dan mendiagnosis
kesulitan belajar, hendaknya ditetapkan secara jelas cara-cara mengerjakan tugas dan
patokan penilaian tugas, sehingga dapat dengan mudah mengenal kasus dan
menetapkan jenis serta sifat kesulitan belajar.
2. jika metode pemberian tugas digunakan sebagai bentuk bantuan, maka perlu
diperhatikan langkah-langkah:
menetapkan jenis tugas yang akan diberikan sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi.
menetapkan sifat tugas yang akan diberikan untuk individual atau kelompok.
membuat petunjuk yang jelas tentang cara pengerjaan tugas.
selama tugas dikerjakan perlu diadakan pengamatan secara cermat.
membuat patokan-patokan penilaian.
mengadakan penilaian secara cermat setelah tugas diselesaikan.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses pendekatan dari murid dalam memecahkan
berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah
memecahkan masalah, suatu pertemuan pendapat atau suatu kompromi yang disepakati
bersama sebagai gambaran dari gagasan terbaik yang diperoleh dari pembicaraan bersama.
Dalam pengajaran remedial, metode diskusi dapat digunakan sebagai salah satu
metode dengan memanfaatkan interaksi antar individu dalam kelompok untuk
memperbaiki kesulitan belajar. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang dan
mengarahkan jalannya diskusi.
1. tetapkan dengan pasti bahwa metode diskusi dapat digunakan sebagai salah satu
metode pengajaran remedial
2. menetapkan materi yang didiskusikan serta langkah-langkah yang akan ditempuh
3. menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui diskusi tersebut
4. tetapkan siapa yang akan dibantu dengan diskusi tersebut, apakah seorang murid
atau sekelompok murid dengan kesulitan belajar tertentu
5. membentuk kelompok diskusi dan menjelaskan kepada peserta diskusi tentang
langkah-langkah dan hasil yang akan dicapai dalam diskusi
6. tetapkan alat-alat atau sarana yang diperlukan
7. berikan arahan dan dorongan selama diskusi berlangsung
8. membuat pedoman observasi untuk menilai jalannya diskusi
9. melakukan penilaian pada akhir diskusi untuk memperoleh gambaran
keberhasilan diskusi
10. menetapkan kegiatan sebagai tindak lanjut
1. masing-masing murid dapat mengenal dirinya dan kesulitan yang dihadapi serta
berusaha menemukan pemecahannya
2. mempererat hubungan antara kegiatan kelas dengan tingkat perhatian dan derajat
pengertian dari para anggota kelas
3. meningkatkan interaksi dalam kelompok dan dapat menumbuhkan sikap saling
mempercayai
4. menumbuhkan rasa tanggung jawab
5. dengan diskusi murid dapat mengenal dan percaya pada diri sendiri secara lebih
mendalam dan mengarahkannya secara lebih baik.
Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-tugas untuk
mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam
rangka mencapai tujuan. Dalam kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antar
anggota kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada diri murid
yang mengalami kesulitan dalam belajar.
1. Tetapkan sekelompok murid yang mengalami kesulitan belajar, dalam hal apa
kesulitan itu terjadi dan apa latar belakangnya.
2. Tetapkan karakteristik hubungan sosial murid yang mengalami kesulitan belajar.
Misal: dengan siapa ia sering bergaul, dll
3. Tetapkan jenis kegiatan kelompok yang akan dilakukan.
4. Membentuk kelompok dengan memperhatikan besarnya kelompok, ciri-ciri
anggota kelompok dan pemimpin kelompok.
5. Penjelasan tentang tata kerja kegiatan kelompok.
6. Pelaksanaan kegiatan kelompok.
7. Evaluasi kegiatan kelompok.
8. Tindak lanjut kegiatan.
Tutor sebaya adalah seorang murid atau beberapa murid yang ditunjuk dan
ditugaskan untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam prestasi
belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial baik dengan teman-temannya, terutama
dengan murid yang mengalami kesulitan belajar.
Keuntungan metode tutor sebaya
Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan
secara individual, artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara
individual. Dengan pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk
memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid agar belajar giat dan membantu
secara langsung murid menghadapi kesulitan-kesulitannya.
Warga belajar (murid) ternayat masih banyak yang mendapatkan nilai prestasi
belajar kurang. Misalnya: rata-rata yang dicapai masih jauh di bawah ukuran yang
diharapkan. Kenyataan menunjukkan pula bahwa setiap murid mempunyai perbedaan
individual dalam proses belajarnya. Ada yang berkemampuan tinggi, sedang ada pula yang
rendah, sedang-sedang saja, lambat dan cepat. Di samping itu setiap murid mempunyai
pengalaman dan latar belakang yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan itu berakibat pula pada keberhasilan murid dalam belajar. Terhadap
murid yang belum berhasil, seorang guru bertanggung jawab untuk membantu. Supaya
bantuan yang diberikan kepada murid dapat berhasil guna, maka harus melalui suatu
proses diagnosis dan diakhiri dengan pengajaran remedial. Berhasil tidaknya seorang guru,
dapat dilihat dalam kemampuannya melaksanakan proses belajar mengajar yang sebaik-
baiknya, sehingga semua murid dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan tugas, peranan seorang guru bukan hanya sekedar penyampai
pengetahuan kepada murid tetapi juga mempunyai peranan sebagai pembimbing yang
harus dapat membantu murid memahami dirinya dan mampu mengatasi hambatan-
hambatan di dalam dirinya. Dalam kaitan inilah pengajaran remedial merupakan salah satu
upaya yang dapat dilaksanakan oleh seorang guru dalam memberikan peluang besar bagi
setiap murid untuk dapat mencapai prestasi belajar secara optimal dan maksimal.
3. Proses Belajar
4. Pelayanan Bimbingan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pngajaran remedial sebagai bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk
memperbaiki sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang di hadapi oleh murid.perbaikan
di arahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-
masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar.
Tujuan pengajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan pengajaran pada
umumnya,yait agar murid dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah
di tetapkan.secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami
kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses
penyembuhan atau perbaikan,baik segi proses belajar mengajar maupun kepribadin murid.
B. Saran
Peserta didik memiiki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda,sesuaidengan
kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka permasalahan yang dihadapi
berbeda-beda pula, dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap
kesulitan yang dihadapi peserta didik.