Anda di halaman 1dari 23

Judul Proyek

BANGUNAN KOMERSIAL MULTIFUNGSI DENGAN


FUNGSI KANTOR SEWA DAN MALL

Tema

LAPORAN PERANCANGAN
RTA 3225 - PERANCANGAN ARSITEKTUR 4

Oleh:
PUTRI ANNISHAH (NIM 190406160)
IRA SASMIADINATA SITUMORANG (NIM 200406078)
IREN FITRIANA SITINDAON (NIM 200406079)
JIHAN NAFA AVIRA (NIM 200406081)
MASRI ELYSHA SIREGAR (NIM 200406085)
PUTRI YEMIMA FRESSY N (NIM 200406092)
RIFA LISLY SANTIKA (NIM 200406094)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
BAB I Jadi dapat di ambil kesimpulan, salah satu cara meningkatkan nilai guna lahan di kawasan
PENDAHULUAN
Kecamatan Medan Amplas adalah dengan merencanakan bangunan mixed-use yang menggabungkan
1.1 Latar Belakang
beberapa fungsi sekaligus. Dalam hal ini fungsi yang dipilih adalah fungsi perkantoran dan pertokokan
Saat ini kota Medan dikenal sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia setelah kota
dengan tema arsitektur modern akhir yang diharapkan dapat menyelesaikan segala masalah yang ada
Jakarta dan Surabaya. Peningkatan jumlah penduduk yang signifikan tentunya menyebabkan kegiatan
agar bangunan mixed-use ini bener-bener dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kota Medan.
pembangunan kota yang meningkat sehingga ketersediaan lahan di daerah pusat kota saat ini semakin
Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan
menipis dan harganya pun semakin menjulang. Harga tanah di kota Medan yang semakin menjulang
suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara antar
tinggi menyebabkan msalah nilai guna lahan menjadi sangat penting di kota Medan saat ini. Salah satu
toko-toko kecil yang saling berhadapan.
cara untuk meningkatkkan nilai guna lahan adalah dengan perancangan bangunan mixed-use.
Kantor berasal dari bahasa Belanda “Kantoor” adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk
Peningkatan nilai guna lahan akan direncanakan di sebuah lahan yang berukuran ±11.056m² yang
perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya berupa suatu kamar atau
berada di amplas, tepatnya di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan dimana pada daerah ini tumbuh
ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.
dan berkembang sebagai Kawasan perdagangan, dan jasa.
Peluang investasi yang menjanjikan baik dibidang pelayanan dan jasa, kota Medan disini sebagai
kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia. Kota ini dikenal dengan potensi bisnisnya, dan juga 1.2 Maksud dan Tujuan
layak menjadi tujuan wisata. Dilihat dari bidang usaha potensial untuk perekonomian kota Medan Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut:
tahun 2000, didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh 1. Menghasilkan rancangan mixed-use building dengan fungsi perkantoran dan pertokoan di kota
sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Investasi di Medan juga mendorong munculnya kebutuhan Medan
terhadap fungsi komersiallain, yaitu perkantoran. Berdasarkan hasil wawancara kepada Kepala Dinas 2. Menerapkan pendekatan arsitektur modern akhir pada perancangan mixed-use building
Pendidikan dan Pariwisata Medan ingin menegaskan Kembali jika Medan merupakan daerah yang dengan fungsi perkantoran dan pertokoan di kota Medan
cocok untuk wisata Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE), sejarah, rohani, kuliner,
dan ecotourism dengan tingkatkeamanan yang nyaman. Hal ini didukung oleh delapan etnis tempatan
1.3 Masalah Perancangan
dan empat etnis local hidup berdampingan tanpa konflik di ibu kota Sumatera Utara. Sebagai contoh,
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan laporan ini adalah:
penyelenggaraan Indonesia Mice Corporate Travel Mart (IMCTM) 2012 dan International Ecotourism
1. Bagaimana perancangan mixed-use building dengan fungsi perkantoran dan pertokoan di kota
Business Forum and Mart (IEBFM) 2012. Berdasarkan isu lokal dan peraturan terkait yang terdapat
Medan?
pada kawasan ini, solusi untuk meningkatkan nilai guna lahan di lokasi perancangan ini adalah dengan
2. Bagaimana penerapan arsitektur modern akhir pada perancangan mixed-use building dengan
menyediakan perkantoran, hotel, bisnis, meeting room seperti convention hall dan shopping mall.
fungsi perkantoran dan pertokoan di kota Medan?
Pada masa modernisasi yang identik dengan perkembangan teknologi telah memberi banyak
pengaruh dalam gaya hidup. Generasi masa kini lebih menggemari arsitektur bangunan yang bersifat
1.4 Pendekatan
sederhana, efektif dan efisien namun tetap indah dan modern. Oleh karena itu arsitektur modern adalah
Adapun beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
sebuah perkembangan dalam arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada
1. Pemilihan tempat melakukan dan mencari lokasi yang tepat dalam merancang sebuah bangunan
masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornament, dan aspek-
mixed-use building
aspek lain yang sifatnya kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern kualitas non-fisik lah yang
2. Survey lokasi untuk mengetahui bagaimana keadaan kondisi tapak dan mencari potensi-potensi
lebih dipentingkan.
yang ada disekitat tapak yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam mendesain bangunan.
3. Dokumentasi mengumpulkan data yang diabadikan di dalam suatu foto agar dapat memperjelas
bagaimana keadaan pada lokasi site.
4. Studi literatur dan studi banding literatur mencari jurnal dan artikel yang terkait dengan tema
arsitektur modern dan perancangan bangunan mixed use building.
5. Penyusunan laporan mengumpulkan dan merangkum semua data yang diperoleh dari hasil survey,
studi literatur dan studi banding menjadi sebuah laporan.

1.5 Lingkup atau Batasan


1. Merancang bangunan mixed-use building seluas ±10.000 m².
2. Pengelompokan ruang dan sirkulasi berdasarkan kegiatan, fungsi, dan pengguna
3. Fungsi bangunan yang direncanakan adalah 1 fungsi utama dan 1 fungsi pendukung termasuk
bangunan apartment, hotel, pertokoan, perkantoran, rekreasi, dan lain-lain
4. Sistem struktur disesuaikan dengan ketinggian bangunan 5-10 lantai
1.6 Kerangka Berpikir
Berikut adalah skema yang mendeskripsikan mengenai kerangka berfikir, (lihat pada skema 1.1 yang
akan menunjukkan skema menentukan desain yang ingin dikerjakan).

Latar Belakang Studi Banding


Proyek

Pengumpulan Data
- `
Survey Lokasi
Judul Proyek Pendekatan Masalah Analisa Menentukan Tema
- Studi Literatur
- Studi Banding Tema

Maksud dan Tujuan Studi Lapangan Konsep


Proyek
- Data Eksisting Site
- Kondisi Sekitar

Desain Perancangan

Skema 1.1 Menentukan desain yang ingin dikerjakan


Sumber: Tim Penulis (Februari, 2023)
1.7 Sistematika Penulisan Laporan kebakaran serta skema pemilihan sistem dan alat, konsep sistem elektrikal serta skema sumber dan
Untuk memahami lebih jelas mengenai laporan perancangan arsitektur ini,maka materi yang tertera titik pemakaian dan perhitungan kebutuhan, konsep sitem transportasi vertikal (lift dan eskalator) serta
pada laporan dikelompokkan atau dikategorikan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika perhitungan kebutuhan dan pemilihan alat, konsep sistem penangkal petir serta skema dan pemilihan
penyampaian yaitu: alat, dan konsep sistem penunjang lain.

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR


BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelsakan tentang hasil rancangan berupa gambar rancangan arsitektur, maket dan
Menjelaskan mengenai latar belakang masalah, maksud dan tujuan, masalah perancangan,
poster. Kemudian gambar-gambar hasil rancangan didigitalkan sesuai dengan sistem yang diusulkan.
pendekatan perancangan, lingkup (batasan-batasan), kerangka berpikir, dan sistematika laporan.

DAFTAR PUSTAKA
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang sumber berupa pengarang, tahun terbit, judul buku/artikel/jurnal/ majalah/website.
Bab ini berisikan tentang penjelasan mengenai terminologi judul, pemilihan lokasi yang akan
dirancang, analisis pemilihan lokasi, deskripsi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan dan besaran
LAMPIRAN
ruang, deskripsi persyaratan dan kriteria ruang, serta studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi
Lampiran dibatasi hanya pada hasil survei yang dianggap penting.
yang sejenis atau disebut sebagai studi literatur.

BAB III ELABORASI TEMA


Bab ini menjelaskan tentang pengertian dari tema yang akan di ambil, interpretasi tema,
keterkataitan tema dengan judul yang akan di ambil, dan studi banding arsitektur yang mempunyai
tema yang sejenis.

BAB IV ANALISIS
Bab ini menjelaskan tentang analisis kondisi tapak dan lingkungan yang akan dirancang, analisis
fungsional, teknologi, analisis dan penerapan tema, serta kesimpulan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN


Bab ini menjelaskan mengenai konsep dasar perancangan dengan penerapan tema sebagai
pendekatan perancangan dan juga pembahasan secara detail konsep secara satu persatu dengan
penerapan konsep dan sistem yang diusulkan di antaranya yaitu konsep perancangan tapak, konsep
perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, konsep dasar struktur dan konstruksi,
konsep pemilihan struktur, bahan dan sistem konstruksi, konsep dan metoda membangun serta
tahapan pembangunan, perhitungan umum dimensi struktur dan konstruksi, konsep perancangan
utilitas bangunan, konsep sistem penyediaan air bersih serta skema dan perhitungan kebutuhan,
konsep sistem pengelolahan limbah serta skema dan perhitungan jumlah peralatan, konsep sistem air
hujan dan drainase serta skema perhitungan dimensi pipa dan saluran, konsep sistem penanggulangan
BAB II 2.2 Lokasi
Lokasi tapak berada di Jalan Lintas Sumatra No.457, Harjosari II, Kec. Medan Amplas, Kota Medan,
Sumatera Utara
DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi judul


Bangunan Komersial Multifungsi (Multi-functional commercial building)
Bila dijabarkan pengertian dari masing-masing kata, maka :
- Bangunan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bangunan (n) yang didirikan; yang
dibangun (seperti rumah, gedung, jembatan);
Gambar 1. Site
- Bangunan, menurut UU Cipta Kerja, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
Sumber : Google Earth
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas
2.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
1. Tinjauan terhadap struktur kota
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
- Komersial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
komersial/ko·mer·si·al/ a 1 berhubungan dengan niaga atau perdagangan; 2 dimaksudkan untuk
diperdagangkan; 3 bernilai niaga tinggi, kadang-kadang mengorbankan nilai-nilai lain (sosial,
budaya, dan sebagainya);
- Multifungsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
multifungsi/mul·ti·fung·si/ a mempunyai berbagai (tugas/fungsi)
- Bangunan multifungsi menurut Meyer, 1983 adalah pendekatan perancangan yang berusaha
menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota yang disebabkan
karena luas area terbatas, harga tanah mahal, letak strategis, nilai ekonomi tinggi, sehingga terjadi
satu struktur yang kompleks di mana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan
Gambar 2 . Peta renncana pola ruang dan zonasi kecamatan medan amplas
kerangka integrasi yang kuat.
Sumber : RDTR DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015-2035

Ditinjau dari fungsi bangunan yang bersifat komersil, lokasi yang dipilih harus memiliki beberapa kriteria
Berdasarkan pengertian di atas, Bangunan Komersial Multifungsi dapat diartikan sebagai struktur buatan yang mendukung fungsi utama sebagai bangunan komersil. Selain itu, penentuan lokasi juga harus
manusia yang memiliki fungsi lebih dari satu atau berfungsi ganda dan bernilai niaga atau jual-beli yang berdasarkan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota. Berdasarkan RDTR Kota Medan,
mayoritas fungsi dari kawasan Kecamatan Medan Amplas merupakan kawasan perumahan tingkat tinggi,
tinggi. namun pada bagian tepi Jalan Lintas Sumatra sebagian besar memiliki fungsi jasa komersil dan
perdagangan jadi tidak menutup kemungkinan untuk mendirikan bangunan komersil.
2. Pencapaian 2. Alternatif 2
Lokasi site termasuk lokasi yang stategis dimana pencapaian menuju site dapat diakses dengan mudah, Alternatif lokasi pertama terletak di Jalan Lintas Sumatra, Harjosari II, Kec. Medan Amplas, Kota Medan,
yaitu melalui Jalan Lintas Sumatra. Hal ini dapat mendukung fungsi bangunan sebagai bangunan komersil. Sumatera Utara. Site ini memiliki luas kurang lebih 11.056 m². Pada RDTR Kota Medan kawasan ini
berada di kawasan K2 yaitu kawasan Komersial.
3. Area pelayanan

4. Persyaratan lain

Gambar 4. Site Alternatif 2

Sumber : Google Earth

3. Alternatif 3
Alternatif lokasi pertama terletak di daerah Medan Petisah tepatnya di Jl. Iskandar Muda, Sei Sikambing
2.2.2 Analisis Pemilihan Lokasi D, Kec. Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara. Site ini memiliki luas kurang lebih 19000 m². Pada
RDTR Kota Medan kawasan ini berada di kawasan K1 yaitu kawasan Perdagangan.
2.2.2.1 Alternatif Lokasi
1. Alternatif 1
Alternatif lokasi pertama terletak di Jl. Amal, Sunggal, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera
Utara. Site ini memiliki luas kurang lebih 28000 m². Pada RDTR Kota Medan kawasan ini berada di
kawasan K1 yaitu kawasan Perdagangan.

Gambar 5. Site Alternatif 3

Sumber : Google Earth

Gambar 3. Site Alternatif 1

Sumber : Google Earth


2.2.2.2 Penilaian Alternatif Lokasi 2.2.3 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

Penilaian terhadap alternatif lokasi didasarkan pada table sebagai berikut :

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3


No Kriteria
Nilai Nilai Nilai
1 Luasan Tapak 3
2 Pusat Kota 4
3 Aksesibilitas 4
4 Intensitas kebisingan 4
5 Area Pelayanan 4
Gambar 6. Lokasi Eksisting Tapak
6 Topografi 4 Sumber : Google.com
7 View 4
8 Vegetasi 2 Lokasi tapak berada di Jl. Lintas Sumatra ( Jl. A.H Nasution) No.457, Harjosari II, Kec.
9 Bentuk Tapak 3 Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara 20351. Kondisi Tapak memiliki kontur yang
10 Orientasi Matahari 3 cenderung datar .
11 Jalur Pedistrian 3
12 Alur Transportasi 3
13 Ketersediaan Jaringan 4
Listrik dan telepon
Total 45

Tabel 1. Skoring Tapak


Sumber : Olahan Pribadi
Gambar 7. Lokasi Eksisting Tapak
Sumber : Google.com
Keterangan :

1 : Tidak mendukung Lokasi strategis untuk kawasan perdagangan. Posisi site yang terletak di dekat lokasi hook
2 : Kurang mendukung membuat bangunan pada site tersebut lebih terexpose sehingga fasad bangunan dapat terlihat degan
3 : Mendukung baik. Pada Peta Rencana Pola Ruang Dan Zonasi Kecamatan Medan Amplas lokasi berada pada
4 : Sangat mendukung Kawasan Budidaya dengan zonasi K-2/Jasa Komersial.

Gambar 8. Kondisi Eksisting Tapak


Sumber : Google.com
Gambar 9. Batas-batas Tapak
Sumber : Google.com

• Utara : Terdapat Jalan Tritura - Jalan Lintas Sumatra yang merupakan jalan arteri primer
KDB : Maksimum 60 %
dimana jalan ini sangat berpotensi dalam hal akses dan sirkulasi pada site
• Timur : terdapat Bangunan Maju Bersama Ps. Swalayan Maju Bersama, Pulo Brayan Maka, 60 % x Luas lahan = ± 6.636 m²
Kota, Jl Lintas Sumatera (Jl A.H Nasution) yang merupakan tempat perdagangan, KLB :6
bangunan ini dapat menjadi threat bagi bangunan yang nantinya akan di bangun
KDH : Minimum 20 %
• Selatan : Terdapat daerah permukiman warga dan ruang hijau,
• Barat : Terdapat Jalan Bajak II yang merupakan jalan kolektor primer. Jalan ini dapat Maka, 20% x luas Lahan = ± 2.211 m²
dimanfaatkan menjadi pintu keluar pada site bangunan nantinya
Ketinggian Bangunan : Maksimum 13 Lantai/51 m

Keistimewaan Site :
Adapun Karakteristik tapak :
1. Mudah diakses
2. Jalur Sirkulasi yang cukup dan lebar
3. Strategis
Gambar 10. Rencana Fungsi Jalan Arteri Primer Kota Medan
Sumber : Google.com

Luas lahan : ± 11.056 m²

Lebar Jalan : 40 m

GSB : 8.5 m
2.3 Tinjauan Fungsi dengan segera, namun juga untuk membandingkan harga, gaya, dan kualitas. Berbelanja juga dipengaruhi
oleh keinginan menghabiskan waktu untuk kegiatan sosial serta meneruskan kebiasaan. Selain itu,
Mixed Use Building yang akan dirancang memiliki fungsi utama sebagai mall dan fungsi pendukung
kegiatan yang terdapat pada mall dewasa ini tidak hanya berbelanja saja, namun juga para pengunjung
sebagai kantor.
ingin mendapat berbagai kebutuhan yang lengkap dalam suatu fasilitas. Kegiatan yang ingin dipenuhi
2.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan antara lain berupa makan, bermain, berkumpul bersama kerabat, dan perawatan diri. Sehingga pada mall
tidak hanya menjual barang namun juga perlu menjual jasa untuk meningkatkan daya tarik.
A. Pengguna
● Pengguna Kantor sewa
2.3.2 Deskripsi Perilaku
- Pengelola
Pengelola adalah pihak yang melakukan tugas administratif dan operasional bangunan, termasuk peralatan
dan pelayanan kepada penyewa, yang termasuk dalam kelompok ini adalah manajer dan staf administrasi
dibantu oleh divisi-divisi seperti bagian pemasaran, engineering, kebersihan dan lainnya.
- Penyewa
Penyewa merupakan pihak yang melakukan kegiatan bisnis dan ruang serta menempati ruang yang disewa
yang termasuk dalam kelompok ini adalah penyewa/tenant dan relasinya.
● Pengguna Mall
- Pengunjung
Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan dan merupakan konsumen dengan melakukan
kegiatan jual-beli di mall. Pengunjung datang dari masyarakat umum sebagaimana fungsi dari mall itu
sendiri.
- Pengelola
Pengelola merupakan pihak yang melakukan tugas administratif dan operasional mall yang termasuk
dalam bagian pengelola adalah manajer dan staf retail.
- Penyewa retail
Penyewa retail merupakan pihak yang melakukan bisnis, menempati retail dan menjalankan kegiatan
penjualan barang dan jasa.
B. Kegiatan
● Kegiatan kantor sewa
Ruangan kantor yang disewakan merupakan tempat berlangsungnya kegiatan administratif dan dapat
menjadi tempat berlangsungnya acara besar seperti konferensi. Selain kegiatan administratif, tersedia juga
fasilitas kegiatan komersial seperti food court, cafeteria, gedung serbaguna dan lainnya. Sebagai pengelola
biasanya akan bertugas mengawasi dan mengontrol para penyewa kantor. Aktivitas yang biasa dilakukan
penyewa biasanya memasukkan data dan menawarkan jasa pada konsumen.

● Kegiatan Mall
Pengunjung/pembeli akan melakukan pembelian sesuai kebutuhan pribadi mereka atau untuk konsumsi
rumah tangga. Orang-orang berbelanja tidak hanya untuk membeli barang tertentu yang dibutuhkan
FASILITAS PENUNJANG
RUANG STANDARD SUMBER KAPASITAS LUAS
Food Court 1,6-1,8 m2/kursi NAD 1 unit = 125 orang 2.000 m2
Cafe dan R. Billiard 4,48 m2/meja TS 1 unit = 10 meja 262,5 m2
billiard NAD billiard 75 kursi
1,8-2 m2/kursi
Restaurant 1,8-2 m2/kursi NAD 1 unit = 94 kursi 188,7 m2
Pantry 1,3-2,1 m2/kursi NAD 1 unit 30 m2
Galeri ATM 0,8 m2/mesin NAD 6 unit 4,8 m2
R. Rapat A 2 m2/orang PL 4 unit = 80 orang 164 m2
@1 unit = 20
orang
R. Rapat B 2 m2/orang NAD 4 unit = 60 orang 126 m2
@1 unit = 15
orang
R. Rapat C 2 m2/orang NAD 4 unit = 60 orang 105 m2
@1 unit = 13
orang
1 unit = 15 orang
2.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Mushola 0,85 m2/sajadah NAD 1 unit = 25 orang 21,6 m2
A. Kebutuhan ruang Kantor Sewa Fitness Center 40 m2/12 orang NAD 1 unit = 80 orang 279 m2

FASILITAS UTAMA
FASILITAS SERVIS
RUANG STANDARD SUMBER KAPASITAS LUAS
Small Office 24 m2/unit TS 75 unit 1.800 m2 RUANG STANDARD SUMBER KAPASITAS LUAS
30 m2/unit 150 unit 4.500 m2 R. Informasi MEE 4-6 m2/orang NAD 1 unit = 3 orang 17,5 m2
Medium Office 120 m2/unit TS 50 unit 6.000 m2 R. Panel dan Trafo 53,6 m2/orang AS 1 unit 53,6 m2
Large Office 240 m2/unit TS 10 unit 2.400 m2 R. Panel Dist 17 m2/luas lantai SBT 14 unit 238 m2
(±2.500 m2)
Toilet 12 m2/toilet/45orang STUI 98 unit toilet 100,8 m2
FASILITAS PENGELOLA 0,56 m2/urinoir/toilet ME L = 70 P = 28
0,72m2/wastafel/40orang 70 unit urinoir
RUANG STANDARD SUMBER KAPASITAS LUAS
L = 42 P = 28
R. Direktur 1,6-1,8 m2/kursi NAD 1 unit = 1 orang 29 m2
Cleaning Service 10,25 m2/unit AS 1 unit 10,25 m2
R. Wakil Direktur 4,48 m2/meja NAD 1 unit = 1 orang 19 m2
R. Chiller 8 m2/unit UB 1 unit = 4 chiller 50 m2
billiard
1,8-2 m2/kursi R. Genset 53,6 m2/unit AS 1 unit 53,6 m2
R. Pimpinan 1,8-2 m2/kursi NAD 1 unit = 1 orang 14 m2 Fire Pump 50 m2/ruang AS 1 unit 50 m2
R. Kepala Departemen 1,3-2,1 m2/kursi NAD 2 unit = 2 orang 17,5 m2 R. AHU A 17 m2/ruang AS 13 unit 221 m2
Sekretaris 0,8 m2/mesin NAD 2 unit = 2 orang 12 m2 R. AHU B 14,5 m2/ruang AS 13 unit 188,5 m2
R. Karyawan 2 m2/orang NAD 1 unit = 25 orang 100 m2 Gudang 55,2 m2/unit AS 1 unit 55,2 m2
R. Tunggu 2 m2/orang TS 1 unit = 10 orang 10 m2 R. Sampah Basah 6 m2/unit AS 1 unit 6 m2
Front Office 2 m2/orang AS 1 unit = 4 orang 7,5 m2 R. Sampah Kering 6 m2/unit AS 1 unit 6 m2
R. Security 0,85 m2/sajadah AS 1 unit = 2 orang 3 m2 Sub Total 19.680,25 m2
R. Arsip 1,1 m2/rak NAD 10 rak 11 m2 Sirkulasi 30% 5.904 m2
Gudang 55,2 m2/unit AS 1 unit 55,2 m2 Sub Total + Sirkulasi 25.584,25 m2
FASILITAS PENERIMA Rg. genset 110 DT 1 110
Rg. Trafo 50 DT 1 50
RUANG STANDARD SUMBER KAPASITAS LUAS Rg. gardu PLN 50 DT 1 50
Lobby Hall 1,6 m2/orang NAD 125 orang 200 m2 Rg. Tangki - - 1 100
R. Informasi 1,5 m2/orang NAD 1 unit = 2 orang 3 m2 pompa
Sub Total 203 m2 Rg.ME - - 1 25
Sirkulasi 30% 81,2 m2 Gudang - - 1 25
Sub Total + Sirkulasi 284,5 m2 Lavatory 1,68 - 2 3.36
Total Keseluruhan 27.410 m2 Parkir 100 (5.25) EN 550 10.450
Pengunjung
B. Kebutuhan ruang Mall Parkir Pengelola 100 (5.25) EN 50 950

FASILITAS UTAMA
2.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
RUANG STANDARD SUMBER KAPASITAS LUAS
(m2) (m2) 1. Kantor
Toko Retail Speciality 83,61 JDC 150 12.000 Demi memenuhi kebutuhan dan kenyamanan pengguna kantor dalam beraktivitas, maka sebuah gedung
Shop perkantoran harus memenuhi beberapa persyaratan terkait kualitas ruang kantor. Beberapa persyaratan
Department Store 2.000-10.000 NB 1 10.000
yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
Supermarket 5.000-7.000 - 1 5.000
Atrium Mall ±1.800 - 1 1.800 • Fleksibilitas
Food Corner 245 (40 kursi) EN 20 stand 1.225
200 kursi Kebutuhan ruang kantor yang dinamis membuat ruang dalam kantor dituntut untuk lebih fleksibel. Dinding
Cafetaria 675 (200 kursi) EN 2 675 penyekat antar ruang harus fleksibel dan tidak permanen agar mampu memenuhi kebutuhan penyewa.
Lavatory 1,6 (1 buah) EN 15 24,5 Dalam perancangan kantor sewa, tata ruang dan kebutuhan ruang sangat bergantung dari instansi yang
menyewa kantor tersebut.

FASILITAS PENDUKUNG • Kebisingan

RUANG STANDARD (m2) SUMBER JUMLAH LUAS (m2) Kebisingan pada suatu ruang terutama ruang kerja sangatlah berpengaruh bagi para pekerja atau pangguna
Rg. Direksi 25 EN 1 25 ruangan. Pada umumnya kebisingan membuat pengguna kantor menjadi tidak nyaman dan menjadi tidak
Rg. Sekretaris 12 EN 1 12 fokus dalam bekerja. Oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk mengendalikan kebisingan dalam suatu
Rg. Staff 8 (1 orang) EN 1 (10 orang) 12 ruang kantor. Pengendalian kebisingan dalam kantor mencakup :
Rg. Tamu - - 1 (4 orang) 9
o Perlindungan terhadap sumber kebisingan eksternal (lalu lintas dan kegiatan di sekitar kantor)
Rg. Rapat 16.275 EN 1 (8 orang) 16.275
Garasi Supplier 46.08 (2 truk) EN 1 (2 truk) 50 o Insulasi horisontal dan vertikal antar masing-masing ruang untuk menjamin kerahasiaan
Gudang - - 1 20 pembicaraan (speech privacy).
Rg. Stok Barang 80.64 EN 1 90 o Reduksi kebisingan internal pada ruang kantor (alat mekanik seperti sistem pemanas, ventilasi,
Lavatory 1.68 EN 2 12,68 pengkondisi udara, pipa air ledeng, elevator, eskalator, komputer, tabung angin, dan alat-alat
lainnya ; kegiatan di dalam kantor seperti pembicaraan, sirkulasi, serta membuka dan menutup
pintu).
FASILITAS SERVIS
RUANG STANDARD SUMBER JUMLAH LUAS (m2)
(m2)
Rg. Teknisi 8 EN 1 (4 orang) 32
Rg. Cleaning - - 1 25 • Akustika
Service
Rg.keamanan - - 1 25 Selain permasalahan kebisingan, permasalah akustik ruang juga menjadi hal yang penting untuk dipikirkan
CCTV dalam perancangan. Oleh karena itu, terdapat beberapa persyaratan penting dalam perancangan akustika
Pos jaga - - 2 12 kantor :
o Daerah lantai harus diberi karpet untuk menyerap bunyi dan menghindari bising langkah - Area bermain berfungsi sebagai tempat bermain anak-anak ketika orang tuanya berbelanja.
kaki. Karpet harus tebal dan dipasang di lapisan bawah (underlay) yang elastis.
- Kios-kios pada jalur mall berfungsi sebagai faktor penarik pengunjung dan memberi variasi suasana pada
o Pembagian ruang atau peletakan partisi sebagai pemisah visual harus dilapisi dengan bahan mall.
penyerap bunyi untuk menghindari penyebaran gelombang bunyi berfrekuensi rendah.
o Distribusi peralatan kantor yang menimbulkan kebisingan (mesik tik, telepon, printer, dan
lain-lain) harus serata mungkin di semua ruang kantor. 2.4 Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis
o Perlengkapan kantor yang tidak berhubungan secara langsung dengan pekerjaan kantor
• Pacific Place, Jakarta
(genset, mesin photocopy, dan lain-lain) yang menimbulkan kebisingan harus diletakan
dalam ruang tertentu serta terpisah secara visual pada bagian yang tersisa dari kantor.
o Tanaman dan bunga di dalam ruang kantor dapat memberikan pengaruh menenangkan
secara psikoakustik.

• Penghawaan
Sistem penghawaan yang biasa digunakan pada kantor sewa adalah penghawaan buatan dengan
menggunakan air conditioner (AC), karena dalam pengaturan suhu dapat diatur sesuai kebutuhan dari
pengguna dan tidak terpengaruh oleh iklim dan cuaca yang ada di luar bangunan. Namun, penggunaan AC
sangat berpengaruh pada kesehatan dari pengguna gedung. Oleh karena itu, ruang kantor diharapkan
mampu memiliki bukaan agar memungkinkan terjadinya pertukaran udara secara berkala.
2. Mall / Shopping Center
• Pola mall
Gambar 13. Pacific Place
Pada dasarnya pola mall berprinsip linier. Tatanan mall yang banyak dijumpai adalah mall berkoridor Sumber : infopromodiskon.com
tunggal dengan lebar koridor standar antara 8-16m. Pintu masuk sebaiknya dapat dicapai dari segala arah.
Parkir kendaraan umumnya terletak di sekeliling bangunan dengan akses mudah ke mall. Pola mall yang
memberikan kemudahan adalah bentuk I, T, dan L. Lokasi : Jl. Jenderal Sudirman No.52-53, Jakarta Selatan
• Dimensi mall Jumlah lantai : 8 (2 bawah tanah)
Tidak ada ketentuan khusus mengenai panjang maksimal mall, tetapi berdasarkan survei di Amerika, Luas : 20.250 m2
panjang minimalnya adalah 180 m dan panjang maksimalnya 240 m. Mall juga tidak boleh terlalu panjang
Arsitek : Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart & Associates, Inc.
karena dapat melelahkan pengunjung. Panjang mall dapat dipecahkan dengan square, courts, atau ruang
terbuka lainnya. Ruang ini berfungsi menampung fasilitas tempat duduk, tanaman, dan elemen lain. Total Pengembang : Dua Mutiara
area mall minimal 10% dari total luas lantai shopping mall. Agar terbentuk mall yang nyaman, pengaturan Pasific Place Jakarta adalah sebuah mall yang terletak di Sudirman Central Business, Jakarta Selatan.
panjang, lebar dan tinggi koridor harus sangat diperhatikan.
Gedung ini memiliki ketinggian hingga 190 meter dengan 37 lantai. Bangunan ini terdiri dari tiga bagian
• Penataan letak retail di sepanjang mall
yaitu Pusat Perbelanjaan Pasific Place, Pusat Perkantoran One Pasific Place dan Hotel Ritz Carlton Pasific
Sirkulasi mall dengan satu koridor lebih efektif dilewati pengunjung dan semua retail akan mempunyai
nilai komersial sama. Penataan retail tenant dan anchor tenant yang baik akan saling mendukung terjadinya Place. Untuk bagian pertokoannya sendiri, Pacific Place terdiri dari enam tingkat. Sementara untuk pusat
aliran pengunjung yang merata di sepanjang mall. Komposisi yang paling baik adalah 50% retail tenant perkantorannya, Gedung One Pacific Place adalah satu-satunya area perkantoran yang terletak di bagian
dan 50% anchor tenant.
utara. Menara The Ritz-Carlton Hotel adalah satu-satunya hotel yang terletak di Pacific Place. Karena
• Elemen arsitektural pada mall
masalah tempat, The Ritz-Carlton Pacific Place hanya memiliki 62 kamar.
Elemen arsitektural yang dapat ditempatkan di sepanjang mall adalah bangku, arena bermain, kios, kotak
telepon, tempat sampah, penunjuk arah, jam, dll. Adapun fungsi elemen tersebut adalah :
- Area duduk merupakan sarana penting supaya terjadi interaksi sosial antar pengunjung.
• Grand Indonesia, Jakarta pengunjungnya. Bangunan pusat perbelanjaan ini terbagi atas dua buah bangunan yaitu west mall dan
east mall yang terkoneksi langsung dengan 43 skybridge yang membentang di atas jalan Teluk Betung.
c) Hotel (Hotel Indonesia Kempinski)
Hotel pada Grand Indonesia merupakan hotel berbintang 5 yang berkelas international. Hal tersebut
dapat
dilihat dari pengelola hotel tersebut. Hotel ini di kelola oleh Kempinski hotel yang sudah tidak
diragukan
lagi kualitasnya. Hotel Kempinski Indonesia memiliki 289 kamar mewah dengan dekorasi karya seni
bertema lokal kontemporer.
d) Apartemen (Kempinski Private Residence)
Apartemen yang terdapat pada Grand Indonesia mengusung konsep gaya hidup mewah bagi para
penghuni. Memiliki 261 unit kamar yang memiliki luas tiap unitnya antara 123 hingga 750 m2 dengan
tinggi bangunan mencapai 58 lantai membuat apartemen ini menjadi hunian tertinggi di Indonesia.
Gambar 14. Grand Indonesia
Sumber : Wikipedia

Lokasi : Jalan M. H. Thamrin no. 1, Jakarta Pusat


Jumlah lantai : 7 lantai
Luas : 7.1 Hektar
Arsitek : Callison RKTL, USA
Pengembang : PT. Grand Indonesia
Grand Indonesia merupakan salah satu premium mixed use building yang terdapat di kota Jakarta. Grand
Indonesia merupakan Family Friendly Lifestyle Mall yang berkonsep untuk menyediakan seluruh
kebutuhan keluarga dalam satu tempat.
a) Premium Grade Office (Menara BCA)
Kantor sewa pada Grand Indonesia mengangkat konsep premium grade office dimana kantor sewa ini
akan
memberikan “image” yang sangat baik bagi para penyewanya. Memiliki total 56 lantai dengan lantai
atap
berfungsi sebagai restoran yang mewah dan menawarkan pemandangan yang sangat indah terutama
saat
sunset.
b) Shopping Center (Grand Indonesia Shopping Town)
Shopping Center atau pusat perbelanjaan pada Grand Indonesia mengusung konsep Grand Indonesia
Shopping Town yang ingin mewujudkan pengalaman berbelanja kelas internasional kepada
BAB 4 1. Analisa Matahari
ANALISA Analisa matahari adalah solusi bagaimana perancangan nantinya dapat memenuhi syarat kenyamanan bagi
4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan pengguna bangunan.

4.1.1 Lokasi Analisa : Matahari mulai terbit pada 06:39:17 dan berada di puncaknya pada 12:39:24. Dengan orientasi
site yang menghadap ke Utara membuat sisi depan terhindar dari paparan sinar matahari langsung sehingga
Lokasi site terletak di amplas Kecamatan Medan Amplas Kota Medan. Site ini memilikin luas kurang mengurangi hawa panas pada site
lebih 11.056m².
Respon : Meminimalisir Suhu dan panas dari cahaya matahari pada tapak dibutuhkan penerapan landskap
pada tapak yaitu dengan menanam vegetasi dan juga dengan pemanfaatan orientasi site dimana nantinya
bukaan lebih baik diletakan pada sisi utara dan selatan sehingga bangunan akan terhindar dari paparan
sinar matahari langsung.

Adapun batas-batas tapak adalah:


Utara : Jl. Lintas Sumatera
Timur : Pasar Swalayan Maju Bersama
Selatan : Rumah Warga
Barat : Jl. Bajak 2, RM. Dhasri Minang.
- Potensi
Tapak berbatasan langsung dengan

- Masalah
Batas tapak pada

- Kesimpulan
Jalan amplas dapat dijadikan sebagai akses

4.1.2 Kondisi Lahan


2. Analisa Angin 3. Analisa Kebisingan
Analisa : Berdasarkan web windfinder rata rata pergerakan angin bergerak dari NW (Barat Laut) dengan Kebisingan adalah salah satu faktor yang harus dipertimbangkan ketika hendak merancang sebuah
kecepatan 6 knots atau 3m/s, kecepatan angin ini termasuk klasifikasi angin hembusan. bangunan karena dapat mengganggu aktivitas pengguna.
Kecepatan angin ini cukup baik karena tidak terlalu kencang, sehingga nantinya pada bangunan dapat Respon : Penambahan vegetasi dengan dedaunan yang lebat dapat berfungsi untuk mereduksi sumber
diterapkan bukaan bukaan dan cross ventilation sehingga akan memberikan kesejujkan pada bangunan bunyi kebisingan dari luar tapak.
nantinya.
Analisa : Tapak terletak tepat di Jalan Lintas Sumatera dan Jalan Bajak 2 yang berpotensi menjadi sumber
kebisingan terhadap tapak dengan intensitas kebisingan yang berbeda-beda tingkat kebisingan terdapat di
persimpangan Jalan Lintas Sumatera dengan Jalan Bajak 2 seperti pada gambar A dengan tingkat
kebisingan kuat di 78db dengan rata-rata 70db.
Perkantoran 70% 6 20% 13 Lantai/51 Untuk Pusat Kota serta SPK dalam RTRW
meter berlaku KLB dan ketinggian bangunan dapat
melebihi ketentuan sepanjang sesuai kelayakan
persyaratan bangunan gedung

Jasa 60% 10 20% 15 Lantai/60 Sesuai kelayakan persyaratan bangunan gedung


Komersil meter
untuk Pusat Kota dan SPK dalam RTRW berlaku
KLB maksimum 21

Tabel 4.1 . Ketentuan Tata Bangunan


Sumber : RDTR dan peraturan zonasi kota Medan tahun 2015-2035
4.1.3 Potensi Lahan
- Memiliki view yang baik untuk membangun sebuah bangunan mixed use
- Tersedia utilitas kota yang memadai Klasifikasi Lebar Panjang Luas lantai Sempadan Sempadan Keterangan
- Dilalui oleh akses jalan yang mudah dicapai dari segala penjuru kota Medan karena posisi sitenya Zona Minimal Minimal Samping
dasar belakang
berada di pusat kota bangunan
- Berada dekat dengan fasilitas komersial seperti pertokoan, hotel, bangunan bersejarah dan bangunan bangunan
minimal
perkantoran Minimal minimal
- Akses ke lokasi lancer karena ditunjang oleh jalur transportasi pribadi maupun transportasi
umum
4.1.4 Peraturan Perdagangan 4m 8m 32m² - 3m berupa Diperkenankan
gang berhimpit pada dua
kebakaran sisi atau bangunan
Sebagai salah satu dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan, Medan Amplas lokasinya terletak di bagian
deret dengan
selatan dari ibu kota provinsi Sumatera Utara ini. Luas wilayahnya yang cukup besar merupakan hasil panjang maksimum
60 m
pemekaran dari tiga wilayah kecamatan terdekatnya. Yakni Medan Johor, Medan Denai, dan Medan
Kota.Pada Kecamatan Medan Amplas terdapat beberapa peraturan yang diterapkan pemerintah untuk
menata kawasan tersebut sehingga tak sembarang bangunan dapat dibangun. Bangunan mix use yang akan Perkantoran 8m 15m 150m² 1,5m 1,5m Bangunan tunggal
dirancang bersifat publik komersil yang memuat beberapa jenis fungsi seperti perkantoran dan pusat
perbelanjaan (mall) . Jasa 8m 8m 64m² 2m 2m Diperkirakan
Komersil berhimpit pada
Berikut adalah beberapa peraturan tentang pembangunan kawasan sesuai dengan fungsinya di kota Medan. salah satu sisi atau
bangunan kopel.
Untuk bangunan
Zona KDB KLB KDH Ketinggian Keterangan
lebih dari 5 lantai
Bangunan sempadan samping
dan belakang
bangunan wajib
Perdagangan 80% 8 20% 13 Lantai/51 Khusus untuk perdagangan jenis toko dan ditetapkan minimal
meter bangunan deret dibatasi ketinggian 5 lantai 3
Tabel 4.2. Intensitas Pemanfaatan Ruang Kota Medan
Sumber : RDTR dan peraturan zonasi kota Medan tahun 2015-2035
4.1.5 Bangunan Sekitar Fungsi perkantoran dan shopping center pada bangunan harus dirancang dengan memperhatikan

Site ini berada Jalan Arteri Primer yaitu di Jl Lintas Sumatera dan site termasuk kedalam kawasan view yang akan di highlight, dibuat menarik, dan diharapkan dapat menjadi penanda Kawasan

komersial. Sehingga area tersebut lebih banyak didominasi dengan bangunan pertokoan dan fasilitas- tersebut.

fasilitas komersial seperti Swalayan, kantor, dan kafetaria. 4.1.7 Karakter Lingkungan
No. Karakteristik Keterangan
4.1.6 Prasarana
1. Masyarakat Sekitar Masyarakat di sekitar tapak umumnya bekerja sebagai
Tujuan dari Analisa prasarana di sekitar tapak adalah untuk mengetahui jenis prasarana ataupun pengelola jasa ,pegawai, dan wirausahawan.
2. Perekonomian Perekonomian masyarakat di sekitar tapak merupakan
bangunan di sekitar tapak dan hubungannya dengan tapak perancangan. Beberapa sarana dan prasarana campuran dari masyarakat ekonomi menengah ke bawah dan
yang terdapat di sekitar lokasi tapak adalah: menengah ke atas. Dimana kegiatan perekonomian di kawasan
ini adalah kegiatan jasa. Banyaknya loket bus menjadikan
a. Maju Bersama banyaknya lapangan pekerjaan menjadi supir. Selain itu, juga
b. Loket Bus terdapat banyak perusahaan komersil yang memerlukan
c. Wisma Marendal pegawai-pegawai.
d. Prime One School 3. Topogafi Topografi relatif datar
e. RSU Mitra Medika-Amplas
f. Indogrosir 4.1.8 Pemandangan
g. Car Dealer Suzuki SM Raja
h. Car Dealer Mitsubishi Medan Tujuan dari analisa pemandangan/view adalah untuk mengetahui kualitas pandangan ke dalam maupun ke
i. Masjid Al-Hilal luar tapak.
j. GKPS Marindal 1. View dari dalam ke luar
k. GBKP Runggun
l. Rumah Makan
m. PT. Sari Indofood Corporation
n. Praktek Dokter Gigi Ceria Dental Care
o. Komplek Tritura Mas
p. Pemberhentian bus
q. Lampu jalan
r. Tiang listrik
s. Tiang telepon
t. Saluran air kotor
Analisa bangunan dan prasarana sarana di sekitar tapak
- Potensi
Tapak berada pada kawasan dekat dengan bangunan dan prasarana jasa komersial, prasarana
umum seperti loket bus, pemberhentian bus, kawasan perkantoran dan pertokoan, dan juga dekat
dengan Maju Bersama serta Indogrosir yang berfungsi sebagai penanda untuk kawasan tersebut.
- Masalah
Tapak berada di Kawasan yang jauh dari pusat kota
- Kesimpulan
uk mengetahui

Gambar 1. View dari dalam ke luar


Sumber: Google maps dan Google earth
2. View dari luar ke dalam
4.1.9 Orientasi Dari hasil analisa tapak, maka orientasi tapak akan menghadap ke arah utara, karena pada arah utara
menghadap ke Jalan Lintas Sumatra. Akses keluar dan masuk akan lebih mudah jika bangunan menghadap
ke arah jalan besar. Selain itu view yang didapatkan di arah utara lebih baik dari pada arah lainnya.
- Potensi
Sebagai orientasi, akan lebih baik jika site menghadap ke arah utara, karena view dan akses akan lebih
baik jika bangunan menghadap ke arah jalan utama.
- Masalah
SITE Tingkat kebisingan dari arah jalan utama cukup tinggi, maka diperlukan penambahan vegetasi di sekitar
site.
- Kesimpulan
Dengan beberapa pertimbangan, maka view menghadap ke arah utara.

4.1.10 Lalu Lintas

SITE

Jalan Lintas Sumatra

Gambar 6. Lalu Lintas di Jl. Lintas Sumatra dan Jl.Bajak 2

Sumber : Google Maps

Arus lalu lintas dari dan menuju kawasan perancangan terlihat padat lancar. Untuk lalu lintas pada Jalan
Lintas Sumatra dapat dikatakan tergolong padat pada jam-jam sibuknya. Hal ini dikarenakan banyaknya
masyarakat yang menggunakan jalan tersebut. Dikarenakan tapak terletak dekat dengan pertigaan lampu
lalu lintas Jalan Lintas Sumatra dan Jalan Bajak 2 maka aksesibilitas pada jalan ini akan menjadi masalah
yang sulit untuk sirkulasi pada tapak kedepannya.

Gambar 3. Orientasi

Sumber: Google maps dan Cadmapper


4.1.11 Sirkulasi

Gambar 7. Sirkulasi

Sumber : Google Maps

Sirkulasi pada jalan-jalan di sekitar tapak merupakan sirkulasi dua arah, dengan tingkat kemacetan yang
sedang. Kondisi jalan pada daerah sekitar tapak juga sudah cukup baik. Namun penataan area hijau, dan
kenyamanan serta keamanan bagi pejalan kaki belum diperhatikan. Jalur pedestrian di sekitar tapak tidak
terawat, serta untuk beberapa bangunan area parkir memakan bahu jalan. Oleh karena itu, jalur pedestrian
perlu diperhatikan saat merancang agar dapat memberikan kenyamanan, keamanan, dan sirkulasi yang
baik untuk pejalan kaki dan sepeda tidak hanya mobil dan motor saja.

Anda mungkin juga menyukai