Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 3

SISTEM
TRANSPORTASI
PADA BANGUNAN TINGGI

200406068 CINDY THALIA TUMANGGOR


200406078 IRA SASMIADINATA SITUMORANG
200406079 IREN FITRIANA SITINDAON
Alat transportasi dalam bangunan merupakan alat yang menunjang atau memberi fasilitas sirkulasi dalam
bangunan gedung bertingkat, serta merupakan sarana prasarana yang memperlancar pergerakan manusia di
dalamnya.
Sarana transportasi di dalam gedung dibutuhkan untuk mempermudah sirkulasi manusia sebagai
konsumen atau pemakai. Tanpa adanya transportasi dalam gedung bertingkat, akan mempersulit hubungan
antara level lantai atau tingkatan.
1. TRANSPORTASI HORIZONTAL
Sirkulasi horizontalmerupakan jalan lalu-lalangantar ruang dalam satulantai. Persentasi
kemiringanpada jenis sirkulasiini tidak lebihdari 10 %. Sedangkanalat transformasi jenis sirkulasi
horizontal ini adalah koridor dan konveyor.
A. KORIDOR
Beberapa syaratyang harus dipenuhidalam
merancang sirkulasi horizontal terutama koridor
dan ruang peralihan diantaranya adalah :
Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang,
bentuk dan arah.
Pencapaian yang mudah dan langsung
dengan jarak sependek mungkin.
Memberi gerak yang logis dan pengalaman
yang indah bermakna.
Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit
mungkin atau dihindari sama sekali.
Cukup terang
B. KONVEYOR
Konveyor merupakan suatu alat angkut untuk
orang atau barang dalam arah yang
mendatar/horizontal. Dipasang dalam keadaan
datar atau sudut kemiringan kurang dari 10
derajat. Alat ini digunakan dalam jarak tertentu
(gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini
dipasang di bandara, terminal, pabrik.
PRINSIP KERJA CONVEYOR BELT
Prinsip kerja conveyor belt terbilang cukup sederhana, di mana alat ini akan
menggerakkan barang atau material melalui bantalan belt yang berjalan ke arah yang sudah
ditentukan. Cara kerjanya memanfaatkan beberapa katrol yang digerakkan oleh mesin, dan
di antara katrol-katrol tersebut dipasang roll dan kemudian dipasangkan lembaran belt.
Gerakan dari mesin akan menggerakkan katrol yang kemudian juga akan menggerakkan
komponen-komponen lain. Roller akan akan bergerak memutar pada tempatnya untuk
mendukung pergerakan belt dari ujung ke ujung. Di dalam bantalan belt terdapat tail/driver
pulley yang berfungsi mengatur dan menarik belt melalui gesekan antara drum yang
berputar dengan belt.

Begitulah prinsip kerja conveyor belt yang kemudian dimanfaatkan untuk mengangkut
barang atau material dari satu tempat ke tempat yang lain. Barang atau material tersebut
diletakkan di atas belt yang berjalan sehingga bisa dipindahkan tanpa menggunakan tenaga
manual manusia.
2. TRANSPORTASI VERTIKAL
Transportasi vertikal, adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu benda dari
bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya lift,
travelator, eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-masing mempunyai
fungsi angkut yang berbeda. Lift sering dijumpai di gedung perkantoran, travalator lebih banyak di
bandar udara, sedangkan eskalator lebih banyak di pusat pertokoan besar atau mall sedangkan
dumbwaiter lebih banyak digunakan di rumah sakit dan hotel.

Sistem Transportasi Manual

Sistem transportasi manual artinya pergerakannya masih mengandalkan tenaga manusia untuk
berpindah antar level lantai. Adapun sistem transportasi vertikal yang bersifat manual adalah sebagai
berikut :
A. TANGGA
(STAIRS)
Tangga merupakan alat tranportasi dalam gedung yang
paling konvensional. Dalam merencanakan tangga
terdapat beberapa unsur yang paling penting dan patut
dicermati, yakni kenyamanan, keamanan dan
keindahan. Dalam hal ini tangga yang direncanakan
dibuat dengan konstruksi yang kokoh sehingga mampu
menampung beban manusia saat menapaki tangga.
Disebut nyaman apabila, tangga mudah dilalui dan tidak
membuat orang mudah lelah maupun bosan saat
menapakinya. Tangga selain aman dan nyaman,
semestinya dibuat mendukung tampilan ruang secara
keseluruhan, baik itu proposi ukuran maupun dimensi
tangga terhadap sebuah ruang. Tangga adalah jalur
bergerigi (mempuyai trap – trap) yang menghubungkan
satu lantai dengan lantai di atasnya, sehingga berfungsi
sebagai jalan untuk naik dan turun antar lantai tingkat.
Syarat – syarat peletakan tangga :

Ø Letak tangga harus dibuat mudah dilihat dan


dicari oleh orang yang akan menggunakannya.

Ø Ruang tangga sebaiknya terpisah dengan


ruang lain, agar orang yang naik turun tangga
tidak mengganggu aktifitas penghuni yang lain.

Ø Apabila tangga ditujukan sebagai jalan


darurat, pada perencanaannya harus diletakan
dekat pintu keluar, agar bila terjadi bencana,
penghuni lantai atas dapat turun langsung
menuju halaman luar.
B. RAMPS
Menurut kemiringannya, ramps dibagi menjadi: • Ramps
rendah sampai dengan 5% kemiringan (00-50). Ramps
jenis low atau landai ini tidak perlu menggunakan anti
selip untuk lapisan permukaan lantainya. • Ramps
sedang atau medium dengan kemiringan sampai
dengan 7% (50-100) dianjurkan menggunakan bahan
penutup lantai anti selip. • Ramps curam atau steep
dengan kemiringan antara sampai dengan 90% (100-
200) yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan
anti selip pada permukaan lantai dengan dibuat kasar.
Untuk manusia, dilengkapi dengan railing terutama
untuk handicapped / disabled person (penderita cacat
tubuh, yang sekarang lebih dikenal sebagai para
“Difable” atau Different ability people).
Sistem Transportasi Mekanis

Sistem transportasi jenis ini juga dikenal sebagai sistim transportasi dengan mesin penggerak. Ada
dua macam sistim transportasi jenis mekanis ini, ialah escalator (tangga berjalan) dan elevator (lift).

1.LIFT
Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang.
Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai.
Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada
zaman modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai tujuan
mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu Hidraulik, Traxon atau katrol tetap, dan Hoist atau katrol ganda,
Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik. Lift ini, sering disebut
elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan
yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan
orang untuk naik turun dalam menjalankan tugasnya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai
Cara Kerja Elevator/Lift

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian
menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli
katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counterweight). Bobot kereta dan counterweight menghasilkan traksi yang
memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta
menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counterweight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka
tidak berayun-ayun.
Mesin Lift “Gearless” Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas
ruang luncur kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah
kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut
bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai “kabel bergerak (traveling cable)”. Jalur Lift (Hoistway) dan ruang
mesin di atasnya Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan
poros motor melalui gigi-gigi di kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan
drive-sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan
langsung ke poros motor.
Sistem pergerakan Elevator/Lift dengan Gearless Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di
gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang
bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder.
Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta
turun saat oli kembali ke tangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau
roped (piston terikat ke kereta melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh
pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu
melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan,
energi potensial digunakan habis dan siklus energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun kereta elevator
dikendalikan oleh katup hidrolik.
Prototype of Double Front Side Elevator Lift atau Elevator merupakan alat transportasi secara vertical dan
mempunyai prinsip dasar mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik dan sistem kontrol. Elevator sendiri
sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta jenisnya, khususnya elevator double front side (lift/elevator
dengan pintu di dua muka). Suatu alat tercipta karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan double front side
elevator. Banyak perusahaan membutuhkan lift/elevator dengan pintu di kedua sisinya, seperti hotel atau rumah sakit
atau bangunan lainnya yang menuntut penggunaan elevator double front side ini.
Besarnya penggunaan Lift/elevator jenis ini dikarenakan banyaknya desain bangunan yang mana menuntut
efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan di mana elevator itu sendiri berada atau tujuan dari
penggunaan eelevator itu sendiri. Seperti halnya penggunaan lift/elevator jenis ini di rumah sakit, yang semata demi
kenyamanan pengunjung atau pasien agar dimudahkan aksesnya untuk menuju fasilitas yang diinginkannya atau
dokter yang ingin dirujuk, atau pada suatu hotel yang mana desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang
yang sesuai dengan fungsinya dan saling berbeda tiap lantainya.
Pesawat lift dan eskalator banyak sekali macam dan ragamnya, yaitu ditinjau dari segi:

a. Cara menggerakannya (transmission)


Tinjauan transmisi tenaga Lift tarikan dengan tenaga motor listrik (electric traction elevator), dibedakan dengan tarikan
langsung (drum drive) dan tarikan tidak langsung (gesek). Tarikan tidak langsung memperoleh tenaga atau gaya dari
gesekan antara tali baja dengan roda puli. Sedangkan roda puli diputar langsung oleh as motor (gearless machine) atau
melalui transmisi gigi reduksi (geared machine). Pada tarikan langsung, tali baja digulung pada tabung (cylinder) yang
diputar oleh motor. Ujung tali menarik kereta, dan ujung lain diikatkan pada sisi tepi tabung gulung. Pesawat lift macam
ini biasa untuk dumbwaiter dan lift perumahan dengan kecepatan kereta maksimal 30 m/m. Lift tarikan tidak langsung
paling populer dipasaran dan paling banyak dibicarakan. Untuk memperoleh gaya gesek yang cukup (atau menghindari
gelincir/slip) tali baja harus cukup tegang dan bobot imbang dengan kereta harus “berimbang”. Hal ini akan dibahas
pada pelajaran khusus. Pesawat lift yang dianggap sederhana dan harga ekonomis ialah lift transmisi hidrolis (hydraulic
elevator). Tinggi kerja vertikal dibatasi sampai maksimal 24 meter, kecepatan maksimal 60 m/m.
b. Cara operasinya (operational system)

Tinjauan cara operasi (operational system) Pada dasarnya sistem operasi ialah suatu cara logis
mengendalikan lift agar bekerja sesuai fungsi tugasnya. Dahulu cara operasi dikendalikan oleh kerja
relay logic yaitu suatu deretan relay yang diatur untuk memerintahkan lift bekerja atas kontak tombol.
Sekarang memanfaatkan micropocessor. Kendali dibedakan atas dua macam fungsi, yaitu :
1. Kendali gerak (speed atau drive atau motion control) mengatur percepatan, kecepatan,
perlambatan dan henti.
2. Kendali operasi (operational control) mengatur tugas pelayanan atas panggilan (hall call button) dan
permintaan pemakai didalam kereta (car call button), juga kerja sama kelompok beberapa unit lift
(group supervisory operation).
c. Cara memasangnya (installation arangement)

Tinjauan cara pemasangan Yang dimaksud dengan istilah cara pemasangan bukan teknik atau
prosedur memasang lift, tetapi tata cara pengaturan komponen sesuai dengan perencanaan, untuk
maksud tertentu. Sebagai contoh lokasi kamar mesin, lokasi bobot imbang, sistem pentalian (roping) 2
: 1 atau 1 : 1, single wrapped atau double wrapped. Pada lift transmisi hidrolis apakah cara direct
acting, indirect acting, single ram atau multi ram, dan sebagainya. 1.3 Sistem Transportasi vertikal
meliputi tiga bidang cakupan, yaitu : a. Aplikasi penggunaan pesawat sebagai sarana bangunan yang
bermanfaat oleh para investor (pengembang). b. Cakupan ahli-ahli perencana rekayasa dan
keselamatan yang memiliki tanggung jawab moral atas produk. c. Produsen atau pabrikan yang
senantiasa memperbaiki proses produksi agar lebih efisien dan ekonomis tanpa mengorbankan mutu
dan keamanan barang produknya. Seberapa jauh ketiga bidang cakupan tersebut diatas diliput masuk
dalam satu sistem, agaknya tergantung dari falsafah dagang dan aturan-aturan yang berlaku disuatu
negara.
2. ESKALATOR

Eskalator adalah tangga berjalan yang terdiri dari


pijakan-pijakanyang pasang pada sabuk yang beputar
secara terus menerus. Eskalator atau tangga jalan
adalah salah satu transportasi vertikal berupa konveyor
untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga
terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah
mengikuti jalur yang berupa rail atau rantai yang
digerakkan oleh motor. Karena digerakkan oleh motor
listrik , tangga berjalan ini dirancang untuk mengangkut
orang dari bawah ke atas atau sebaliknya. Untuk jarak
yang pendek eskalator digunakan di seluruh dunia untuk
mengangkut pejalan kaki yang mana menggunakan
elevator tidak praktis. Pemakaiannya terutama di daerah
pusat perbelanjaan, bandara, sistem transit, pusat
konvensi, hotel dan fasilitas umum lainnya.
A. Peletakan Eskalator

1. Paralel.
Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih
menekankan segi arsitektural dan memungkinkan
sudut pandang yang luas.

2. Crossover. Perletakan bersilangan secara menerus


(naik saja atau turun saja). Kurang efisien dalam sistem
sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi.

3. Double Cross Over. Perletakan bersilangan antara


naik dan turun,sehingga dapat mengangkut
penumpang dengan dalam jumlah lebih banyak.
B. CARA KERJA ESKALATOR

1. Pendaratan/Landing 2. Landasan penopang/Truss

Floor plate rata dengan lantai Landasan penopang adalah


akhir dan diberi engsel atau dapat struktur mekanis yang
dilepaskan untuk jalan ke ruang menjembatani ruang antara
mesin yang berada di bawah floor pendaratan bawah dan atas.
plates. Comb plate adalah bagian Landasan penopang pada dasarnya
antara floor plate yang statis dan adalah kotak berongga yang
anak tangga bergerak. Comb plate terbuat dari bagian-bagian bersisi
ini sedikit miring ke bawah agar dua yang digabungkan bersama
geriginya tepat berada di antara dengan menggunakan sambungan
celah-celah anak tangga-anak bersilang sepanjang bagian dasar
tangga. Tepi muka gerigi comb dan tepat dibawah bagian
plate berada dibawah permukaan ujungnya. Ujung-ujung truss
cleat. tersandar pada penopang beton
atau baja.
3. Lintasan

Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang


untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik
anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua
lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang
disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda
trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda
trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini
menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari
bawah comb plate untuk membentuk tangga dan
menghilang kembali ke dalam landasan penopang.
3. TRAVELATOR

Travelator adalah sistem transportasi vertikal didalam


bangunan gedung untuk memindahkan orang / barang
dari satu lantai ke satu lantai yang berikutnya. Escalator
diprioritaskan untuk transportasi orang dengan barang
bawaan yang dijinjing sedangkan Travelator untuk
transportasi orang dengan barang yang didalam trolley.

Dan bila dipasang secara mendatar pada satu lantai,


berfungsi untuk meringankan beban dari orang yang
berjalan dengan membawa barang dan menempuh
jarak yang relatif jauh. Misalnya, pada terminal di
bandara internasional yang luas, museum, kebun
binatang, atau aquarium (water world).
Pemilihan Travelator ditentukan oleh besarnya kapasitas yang diinginkan karena kecepatannya sudah tertentu,
sedangkan faktor lainnya yang juga harus dipertimbangkan adalah hal sebgai berikut :

a. Sudut kemiringan, lebih didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan kenyamanan.


b. Tinggi antar lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.
c. Sistem operasi, memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah ke atas atau ke bawah.
travelator

eskalator
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai