Anda di halaman 1dari 5

IREN FITRIANA SITINDAON

200406079

1. Kaisar Konstantinus Agung pada tahun 280-337 Masehi

2. Konstantinus (280-337 Masehi), yang memeluk agama Kristen, berkuasa. Di bawah


kepemimpinannya, agama yang awalnya ditentang ini, mulai diterima dan bahkan dikembangkan.
Bahkan, ia sempat menjadi penengah dalam sebuah perselisihan serius mengenai doktrin antara
golongan barat dan timur dalam Gereja. Ia mengundang para uskup yang mewakili kedua golongan
itu untuk menghadiri sebuah Konsili Nicea tahun 325 Masehi. Di sana perbedaan-perbedaan di antara
mereka diselesaikan. Pengakuan Iman Nicea, yang naskahnya dibuat pada konferensi tersebut,
menetapkan keyakinan-keyakinan Kristen yang mendasar yang dapat disepakati kedua golongan.
Selanjutnya, Konstantinus mengambil sejumlah langkah untuk menyelamatkan orang Kristen dari
kehancuran, baik sebagai akibat penganiayaan eksternal ataupun perselisihan internal. Ia
juga menetapkan agama Kristen sebagai agama negara di seluruh pemerintahan Kekaisaran
Romawi.
Karena jasa-jasanya itulah, agama tersebut mulai tersebar bahkan menjadi dominan di seluruh Eropa
(karena ketika itu, Romawi menguasai hampir seluruh daratan Eropa).

3. KARAKTER ARSITEKTUR BYZANTIUM Gaya arsitektur Byzantium yang bermula pada abad
VI ini tumbuh dari berbagai dasar dan akar kebudayaan. 1. gaya klasik seni Romawi Hedonis yang
tidak berbau keagamaan 2. budaya pembuatan makam bawah tanah gaya gereja Kristen-Romawi dari
abad II – III 3. banyaknya pembangunan gereja Kristen kuno di Yunani Karakter arsitektur Byzantium
yang berawal dari abad kelima hingga saat ini, dicirikan oleh perkembangan gaya baru dari kubah
untuk menutup bidang poligon atau persegi untuk gereja, makam, dan tempat pembabtisan.
Penggunaan sistem kubah untuk konstruksi atap bertolak belakang dengan gaya Kristiani kuno berupa
penopang-penopang kayu dan juga gaya lengkung batu Romawi. Cita-cita arsitektur Byzantium
adalah mengkonstruksi atap gereja dengan atap kubah, karena kubah dianggap simbol dari kekuasaan
yang Maha Esa. Membangun kubah diatas denah bujur sangkar menimbulkan kesulitan. Pada
arsitektur Romawi juga ditemui kubah, tetapi semua dengan denah lingkaran. Contoh yang ditiru
bangsa Byzantium adalah kubah dari bangsa Sassanid dari Timur, yang membangun kubah-kubah
diatas denah bujursangkar, walau ukurannya sangat kecil. Bangsa Byzantium kemudian
mengembangkan konstruksi kubah demikian yang dapat mencakup ruang-ruang yang sangat luas,
seperti pada gereja Aya Sophia. Kubah tersebut, yang menjadi tradisional bangsa Timur, menjadi
motif umum asitektur Byzantium, yang merupakan gabungan dari konstruksi kubah dengan gaya
kolumnar klasik. Kubah dengan bermacam-macam variasi dipakai untuk menutupi denah persegi
dengan teknik ‘Pendetives’.

4. Periode Kristen Awal


> Berkembang pada saat pertengahan Kekaisaran Romawi dan abad pertama.
> Tahun 313 – Kaisar Konstantin mengeluarkan peraturan yang memungkinkan umat Kristen
mempraktekkan agama secara bebas di Romawi
> Tahun 325 – Kaisar Konstantin masuk agama Kristen
> Tahun 380 – Kristen adalah agama resmi Kekaisaran Romawi
Mengenali Gereja Kristen Awal
> Karakter utama: denah bentuk segi empat, turunan dari bangunan basilica (Romawi), biasanya
ukuran panjang = dua kali lebar.
> Bangunan cukup luas untuk menampung jumlah umat yang besar. Bagian tengah (nave) yang
seperti lorong panjang memberikan pandangan yang tak terputus bagi umat ke bagian depan.
> Pintu masuk selalu berada di sebelah barat.
> Bagian depan adalah portico atau narthex. Orang yang tidak boleh masuk gereja (karena dosa-
dosanya) mendengarkan kutbah di portico
>Altar diletakkan di podium bagian timur (bema) yang di belakangnya terdapat ruang setengah
lingkaran yang disebut apse.
> Interior utama terdiri dari sebuah ruang besar di tengah (nave) yang di samping kiri-kanannya
terdapat gang (aisle) yang dibatasi oleh deretan kolom.

> Tempat pembaptisan (baptisteries) adalah bangunan terpisah dengan bentuk denah lingkaran atau
segi banyak (polygonal).
> Tempat air baptis (font) selalu ditempatkan di bagian tengah dan biasanya merupakan replika yang
lebih kecil dari bangunan itu sendiri.
Galla Placidia

Periode Kekaisaran Byzantium (Byzantine)


> Berkembang pada saat Kekaisaran Romawi mulai runtuh, Kekaisaran Romawi dibagi menjadi
bagian timur dan barat.
> Banyak terpengaruh arsitektur timur.

Mengenali Gereja Byzantium


> Karakter utama: interior mosaic yang brilian
> Denah dapat berbentuk basilica, salib, lingkaran atau polygon
> Pintu masuk di sebelah barat, altar di sebelah timur
> Bahan bangunan utama adalah bata, disusun berdasar pola dekoratif atau dilapis plasteran
> Atap ditutup oleh lapisan timah
> Dari luar bangunan terlihat cukup sederhana, datar, dengan jendela yang kecil dan ber-teralis

> Namun interior kaya dengan mosaik yang penuh warna, menghiasi dinding, kubah dan langit-langit.
Warna dominan adalah biru dan emas.
> Gambar mosaik adalah cerita-cerita dari Injil atau cerita kekaisaran
> Mosaik dibuat dari kubus-kubus kecil (dari marmer atau kaca) yang direkatkan di lapisan semen.
> Capital kolom Byzantium memiliki banyak ornamen. Biasanya monogram (inisial) kaisar atau
penguasa dipahat di capital kolom.
> Bentuk umum capital kolom adalah keranjang atau kubus.
> Fitur lain yang penting pada gereja Byzantium adalah kubah. Kubah Byzantium diletakkan di atas
bukaan denah berbentuk persegi (kubah Romawi diletakkan di atas bukaan denah bentuk lingkaran).
Church of San Vitale, Italy

> Tidak ada bentukan manusia di sculpture Byzantium. Unsur


dekoratif dibuat dari bentukan gulungan, lingkaran dan bentuk geometris lainnya atau dari bentukan
yang mengikuti bentuk daun dan bunga.

Anda mungkin juga menyukai