Anda di halaman 1dari 20

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

Sejarah arsitektur abad pertengahan dimulai pada tahun 313 M ketika agama kristen
dinyatakan sebagai agama yang legal oleh Kaisar Konstantin dengan meluluskan Edict of
Toleration yang memungkinkan penyebaran Kristen (Trianto, 2012). Sama halnya dengan
filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap para dewa, periode abad
pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan Kristen. Agama mulai berkembang dan
memengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. 

Masa Kristen Awal

Masa Kristen awal berkembang pada saat pertengahan Kekaisaran Romawi dan abad
pertama. Berikut periode Kristen awal:
 0-325 M : Periode pengajaran dan awal mula kristen ditandai dengan penyaliban
Yesus (sekitar tahun 30 Masehi) 
 313-325 M : Kaisar Konstantin mengeluarkan peraturan yang memungkinkan umat
Kristen mempraktekkan agama secara bebas di Romawi
 325 M : Kaisar Konstantin masuk agama Kristen
 325-395 M : Kristen adalah agama resmi Kekaisaran Romawi
 395 M : Perpecahan Kerajaan Romawi

Terdapat beberapa karakteristik bangunan arsitktural gereja pada masa Kristen awal
antara lain, yakni:
o Denah bentuk segi empat “simetris”, biasanya ukuran panjang = dua kali lebar.
o Bangunan cukup luas untuk menampung jumlah umat yang besar.
o Bagian tengah “nave” yang seperti lorong panjang memberikan pandangan yang tak
terputus bagi umat ke bagian depan yang berupa portico atau narthex.
o Pintu masuk selalu berada di sebelah barat.
o Orang yang tidak boleh masuk gereja (karena dosa-dosanya) harus mendengarkan
kutbah di bagian portico
o Altar diletakkan di podium bagian timur yang disebut “bema” dan di belakangnya
terdapat ruang setengah lingkaran yang disebut “apse”.
o Interior utama terdiri dari sebuah ruang besar di tengah “nave” yang di samping kiri-
kanannya terdapat gang “aisle” yang dibatasi oleh deretan kolom.
o Tempat pembaptisan “baptisteries” adalah bangunan terpisah dengan bentuk denah
lingkaran atau segi banyak (polygonal).
o Tempat air baptis “font” selalu ditempatkan di bagian tengah dan biasanya merupakan
replika yang lebih kecil dari bangunan itu sendiri.

 BASILIKA SANTO PETRUS

Basilica St.Pieter' atau Gereja


Santo Petrus adalah sebuah 'istana' bagi
pemerintahan Paus, pemimpin tertinggi
bagi Gereja Katolik di dunia, dan ternyata
Gereja ini sekarang mejadi salah satu
bangunan terpenting, bahkan menjadi
sebuah lokasi tujuan ziarah dunia di Roma.

 sejarah

Pembangunan basilika dimulai atas perintah Kaisar RomawiKonstantinus I antara 326


dan 333, dan baru rampung sekitar 30 tahun kemudian. Rancangannya adalah rancangan yang
lazim untuk sebuah basilika. Dalam kurun waktu dua belas abad selanjutnya, gedung Gereja
ini lama-kelamaan menjadi bangunan penting, dan bahkan menjadi sebuah lokasi tujuan
ziarah di Roma.
Bangunan ini mulai runtuh pada abad ke-15, dan pembicaraan mengenai
pemugarannya dimulai sejak kembalinya Sri Paus dariAvignon. Dua orang yang terlibat
dalam pemugaran tersebut adalah Leone Battista Alberti dan Bernardo Rossellino, yang
memperbaiki apsis dan menambahkan loggia pemberkatan pada bagian depan atrium yang
tersendat-sendat pengerjaannya sampai dimulainya pembangunan basilika yang baru.
Awalnya Paus Julius II sangat berniat mempertahankan bangunan lama, tapi
kemudian memutuskan untuk merubuhkan seluruhnya dan membangun yang baru. Banyak
orang pada masa itu yang terguncang oleh keputusannya, karena bangunan tersebut mewakili
kesinambungan kepausan mulai dari St. Petrus sendiri. Altar aslinya sendiri tetap
dipertahankan dalam bangunan baru.
 Rancangan

Bangunan ini memiliki lima lajur, satu


panti umat yang lebar beserta dua sayap
bangunan di tiap sisinya, tiap lajur dipisahkan
oleh 21 pilar marmer yang berasal dari
bangunan-bangunan pagan sebelumnya. 
Panjangnya 350 feet (110 m) lebih, dibangun
Donasi Konstantinus (sekitar 1520) karya Raphael memperlihatkan
interior basilika lama. Di tengah latar belakang lukisan terlihat altar menyerupai bentuk salib Latin.
asli dengan empat pilar Salomo di depan altar.

Atap miring kembarnya dilapisi timah pada bagian dalamnya dan tingginya 100 feet (30 m)
lebih di tengah bangunan. Sebuah atrium, yang dikenal sebagai Taman Firdaus, terdapat di
pintu masuk dan dan memiliki lima pintu masuk ke dalam gedung, namun sebenarnya baru
ditambahkan pada abad ke-5.
Altar basilika lama menggunakan beberapa pilar Salomo. Menurut tradisi,
Konstantinus mengambil pilar-pilar ini dari Haikal Sulaiman dan memberikannya untuk
digunakan dalam basilika; namun kemungkinan besar pilar-pilar ini berasal dari sebuah
gedung Gereja Timur. Ketika Gian Lorenzo Bernini membuat baldachino yang memayungi
altar basilika baru, dia meniru pilar-pilar tersebut. Delapan dari pilar asli dipindahkan ke
serambi basilika baru.
Sebuah atrium terdapat di pintu masuk dan memiliki 5 pintu masuk kedaam gedung.
Di atrium itu terdapat mozaik raksasa, mozaik Navicele yang sangat cantik, dbangun tahun
1305-1313. Mozaik itu melukiskan Santo Petrus tengah berjalan diatas air. mozaik ini sudah
hancur ada aad 16, tetapi beberapa bagiannya  masih tersimpan.
Lantainya dari marmer Italia dan beberapa negara
Eropa yang lain, material alam yang terkenal di dunia.
Warna Gereja : putih Crema Marfil ( dari Spanyol ),
hijau kehitaman Verde Alpi dan Verde Ubatuba ( dari
Italia ), orange Crema Valencia dan merah kecoklatan
Rosso Verona dan Rosso Alicante ( dari Italia )

Pada Altar terdapat 4 buah pilar. Diding2 nya memiliki


belasan jendela yang dihiasi fresko tokoh2 dan peristiwa2
penting dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Altar
utama Gereja ini, dibangun diatas pemakaman banyak santo
dan Paus.

Konsep arsitekturnya sangat mewah, dengan 'sayap' pilar di


setiap kanan kiri Gereja ini, seakan 'merengkuh' bangunan
utamanya sebagai Rumah Tuhan.
Keberadaan monument Obelisk yang dipercaya sebagai perwujudan 'tiang awan
Tuhan', atau di Mesir Kuno, Obelisk adalah merupakan lambang dari dewa matahari, yang
digunakan untuk menunjuk jam matahari.

Lapangan luas di depan Gereja, sering disebut St. Pieter Square, merupakan lapangan
terbuka dengan panjang 340 meter dan lebar 240 meter, bisa menampung sekitar 250.000
orang. Dan tempat terbuka di dalam Gereja ini, dapat menampung sekitar 60.000 jemaat,
sehingga total banyak sekali orang yang bisa tertampung disana jika memang ada acara2 di
hari2 suci ke-Kristen-an.

Puluhan tiang Corinthian melingkupi lapangan terbuka itu, seakan 'tangan raksasa
Tuhan' yang merengkuh jemaatnya dalam pesekutuan dengan Tuhan .
Masa Byzantium

Byzantium berkembang pada saat Kekaisaran Romawi mulai runtuh, Kekaisaran


Romawi dibagi menjadi bagian timur dan barat serta merupakan pewaris langsung kekaisaran
terakhir Romawi. Tiga aspek kehidupan orang Byzantium yang menonjol adalah keagamaan,
kerajaan, dan pertunjukan. Kehidupan kota dikekelilingi 3 bangunan penting sesuai aspek
kehidupan orang-orang Byzantium, yaitu kelompok gedung Hypodrom (pertunjukan: rakyat),
Istana suci kekaisaran (kerajaan: kaisar), dan Gereja Hagia Sophia (keagamaan: Tuhan).
Ketiga gedung tersebut terletak berdekatan dan dihubungkan oleh jalan di tengah-
tengah, yaitu suatu jalan yang selalu dipakai untuk upacara kenegaraan dan keagamaan (jalan
protokol menuju ke bangunan penting). Masa keemasan arsitektur Byzantium berada di
bawah kekuasaan Kaisar Justian (527-565). Selama periode kekuasaannya, beliau
membangun ikon arsitektur Byzantium berupa Gereja Hagia Sophia yang dibangun kembali
pada 532-537 setelah sebelumnya sempat hancur akibat kerusuhan. Sama halnya dengan
masa Kristen Awal, pada masa Byzantium juga terdapat beberapa karakteristik bangunan
arsitktur gereja antara lain, yakni:
 Denah dapat berbentuk basilika, salib, lingkaran atau polygon. 
 Pintu masuk di sebelah barat, altar di sebelah timur.
 Bahan bangunan utama adalah bata, disusun berdasarkan pola dekoratif atau dilapis
plasteran.
 Atap ditutup oleh lapisan timah.
 Luar bangunan terlihat cukup sederhana, datar, dengan jendela yang kecil dan
berteralis.
 Interior bangunan kaya dengan mosaik yang penuh warna, menghiasi dinding, kubah,
dan langit-langit (warna dominan adalah biru dan emas).
 Gambar mosaik adalah cerita-cerita dari Injil atau cerita kekaisaran 
 Mosaik dibuat dari kubus-kubus kecil (dari marmer atau kaca) yang direkatkan di
lapisan semen. 
 Kolom-kolom pada bangunan Byzantium memiliki banyak ornamen. Biasanya
monogram (inisial) kaisar atau penguasa dipahat pada kolom tersebut.
 Fitur lain yang penting pada gereja Byzantium adalah kubah. Kubah Byzantium
diletakkan di atas bukaan denah berbentuk persegi sedangkan pada kubah Romawi
diletakkan di atas bukaan denah bentuk lingkaran.
 HAGIA SOPHIA

Hagia Sophia, bahasa Yunani:


Aγια Σοφία, "Kebijaksanaan Suci"),
Sancta Sophia dalam bahasa Latin atau
Aya Sofya dalam bahasa Turki, adalah
sebuah bangunan bekas basilika,
masjid, dan sekarang museum, di
Istanbul.

 Sejarah

Sebelum masuknya Islam ke Konstantinopel, bangunan Hagia Sophia bernama Saint


Sophia dan berfungsi sebagai gereja, karena yang berkuasa di tanah tersebut adalah Kerajaan
Romawi Timur yang beragama Kristen. St. Sophia dirancang dua arsitek dari Tralles dan
Melitus yaitu Anthemius dan Isodorus pada masa Kekaisaran Konstantinopel Agung (± 280-
337). Bangunan yang pada awalnya berlanggam Basilika ini kemudian ditahbiskan pada
tahun 260 sebagai gereja.
Pada tahun 404, terjadi kerusuhan di Konstantinopel. Perusuh membakar apa saja
termasuk Gereja Konstantin. Kerusuhan itu membuat bangunan Gereja Konstantin rusak
parah. Selanjutnya, pada tahun 405 Theodosius II memerintahkan untuk membangun gereja
kembali. Namun sayang, lagi-lagi gereja harus rusak karena kerusuhan Nika pada tahun 532.
Justinian yang pada waktu itu menjadi kaisar di Konstaninopel memerintahkan
Anthemius dan Isidor untuk membangun gereja kembali. Selama pembangunan Gereja ini,
Justinian punya ambisi untuk membangun suatu gereja dengan dome yang sangat besar.
Bahan bangunan didatangkan dari berbagai negara seperti Syria dan Mesir untuk
membuat bangunan benar-benar sesuai harapan dan megah. Untuk dindingnya, batu bata
penyangga bangunan dibuat dari tanah liat yang dibakar dengan teknik pembakaran tertentu
sehingga batu batanya lebih solid. Tanah liat, semen dan pasir untuk merekatkan batubata
juga menggunakan bahan yang membuat bangunan tersebut kuat dan tahan gempa. Hingga
akhirnya, tahun 537 bangunan gereja tersebut bisa diselesaikan. Bangunan Hagia Sophia di
masa itulah yang diyakini sampai sekarang ini bisa dinikmati kemegahannya.
Namun sayang, gempa bumi yang melanda Turki tahun 553 dan 557. Gempa bumi itu
menyebabkan dome yang megah yang berdiameter 31 meter itu hancur. Hingga
akhirnya Hagia Sophia dibuka kembali sebagai gereja untuk Kristen Ortodoks di akhir tahun
562.
Namun, gempa bumi berkali-kali mengguncang Turki. Gempa bumi kedua kalinya
pada tahun 869 membuat dome Hagia Sophia retak. Kemudian atas permintaan Kaisar Basil I
direnovasi. Malangnya, pada tahun 989, gempa melanda Turki lagi. Kali ini, dome rusak lagi.
Selanjutnya pada masa Kaisar Basil, dibawah arsitek Trdat dome kembali dibenahi untuk
kesekian kalinya. Gempa yang terjadi tahun 1344 dan 1346 juga merusak. Meski kemudian
dibenahi oleh arsitek Atras dan Peralta, sejak saat itu, gereja ditutup.
Tahapan penambahan bangunan untuk menyangga bangunan agar tidak roboh, setelah
Konstantinopel berhasil ditaklukkan oleh Mehmet II, Kaisar Ottoman, Hagia Sophia dialih
fungsikan menjadi masjid. Setelah itu, beberapa renovasi kecil untuk mengubah gereja
menjadi masjid dilakukan. Seperti membuat mihrab. Beberapa gambar-gambar di interior
juga direnovasi sehingga nyaman bagi muslim yang beribadah. Juga menambahkan
perpustakaan. Tidak hanya itu, bangunannyapun diperkokoh. Pada masa Sultan Selim II di
akhir abad ke-16, dengan dibantu arsitek Sinan, bagian luar Hagia Sophia dibangun struktur
untuk penyangga. Kemudian juga menambahkan menara di sebelah barat dan di tenggara
bangunan. Selanjutnya, dua menara lainnya ditambahkan pada masa Murad III dan Mehmed
III. Sejak 1935, Hagia Sophia diubah menjadi Museum oleh Mustafa Kemal Ataturk, pendiri
Republik Turki.
 Rancangan

Dibangun di atas tanah dengan lebar 70 meter dan ketinggian 75 meter dengan dome
(kubah) berdiameter 31 meter, bangunan ini bisa dibilang sangatlah megah. Pada tahun 306
di masa Kekaisaran Byzantium, di kota Konstantinopel yang merupakan cikal bakal kota
Istanbul, Gereja Konstantin dibangun.
Gaya arsitektur St. Sophia dipengaruhi oleh kebudayaan Byzantium (abad ke-6) yang
ada sebelum Konstantinopel berdiri. Gaya Byzantium didasari oleh karya bangunan Kristen
awal yang menempatkan area pembaptisan dan kapel makam sebagai area yang terpusat.
Karena formasinya yang terpusat, denahnya pun tidak lepas dari bentuk-bentuk simetris
seperti bujur sangkat atau segi delapan/segi banyak dengan ukuran sisi-sisinya yang sama,
bahkan berbentuk lingkaran.

Bentuk-bentuk lengkung dan kubah yang pada akhirnya menjadi ciri arsitektur Islam,
awalnya bertujuan untuk meredam kesan kaku dan keras dari bahan terakota/bata merah yang
berbentuk persegi. Khusus bagian kubah, selain memberikan kesan lunak pada bangunan juga
digunakan untuk melingkupi bentangan yang besar dari ruangan dengan keunggulan struktur
dasarnya yaitu struktur pelengkung. Bentang ruang yang besar ditambah ceiling yang
menjulang tinggi ditujukan untuk menghadirkan skala keagungan/ketuhanan.
Denah utama Hagia Sophia adalah ruang tengah berbentuk bujur sangkar yang
berukuran 32,6 x 32,6 m2.  Di sudut-sudutnya terdapat kolom struktural yang sangat masif
dan besar. Kolom ini menyangga pelengkung setengah lingkaran yang menyangga kubah
utama. Selain itu terdapat lagi seperempat kubah yang menyangga kubah utama selain
pelengkung tadi. Sehingga ruang shalat utamanya (nave) berbentuk oval dengan panjang 68,6
m dan lebar 32,6 m. Terdapat banyak jendela yang menerangi nave, terletak berkeliling di
kaki kubah dan hampir seluruh sisi bangunan dengan beragam ukuran.
Pada 17 Mei 1453 Konstantinopel dikuasai tentara Islam di bawah pimpinan Sultan
Muhammad II (Muhammad Al Fatih). Seiring dengan digantinya nama Konstantinopel
menjadi Istanbul sebagai ibu kota Kerajaan Ottoman, St. Sophia ‘diresmikan’ kembali
dengan kumandang takbir dan shalat syukur, menjadi masjid dengan nama Hagia Sophia.
Hagia Sophia berarti divine wisdom atau ‘penentu kearifan’.
Renovasi dalam rangka penyesuaian fungsi dari gereja menjadi masjid kemudian
dilakukan berturut-turut dengan menambahkan mimbar, mihrab, menara dan lainnya seperti
ciri masjid di Semenanjung Arab. Sultan Muhammad al Fatih menambahkan sebuah menara
di bagian selatan masjid. Disusul dengan pembangunan menara di bagian timur laut oleh
Sultan Salim II (974-982 H/1566-1574 M). Sultan Murad III (982-1003 H/1574-1595 M)
membangun dua buah menara lagi dan menyapu elemen gereja serta menempatkan tanda
bulan sabit di puncak kubah.
Dengan kejayaan Pemerintahan Islam di Istanbul yang tersiar luas, gaya-gaya
arsitektur yang diadaptasi dari gaya Byzantium ini menjadi tolak ukur pembangunan masjid,
madrasah, rumah sakit, perpustakaan, dan bangunan lain di seluruh Turki dan sekitarnya.
Di lingkungan Archeological Park sudah dibangun beberapa taman tanpa mengubah
bentuk asli dari bangunan-bangunan asli. Ini semata untuk menjaga kenyamanan wisatawan
yang akan berkunjung ke lokasi Archeological Park. Tidak hanya di siang hari, tetapi juga
malam hari. Sehingga pengunjungpun masih bisa menikmati keindahan lokasi kawasan
arkeologi itu di malam hari sekalipun.
MASA RAMANESQUE

Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur abad pertengahan Eropa ditandai


dengan lengkungan setengah lingkaran, istilah romanesque muncul pada abad ke-19 untuk
menunjukkan gaya yang dimulai pada abad ke-11 sampai abad ke-12 ini. Periode Romantiqe
merupakan jaman kegelapan “Dark Ages” dimana tidak banyak terdapat hasil karya arsitektur
yang benar-benar mencirikan masa ini. Gaya arsitektur romanesque dapat dikatan perpaduan
antara fitur dari bangunan Romawi Barat dengan gaya arsitektur Byzantium. Kolaborasi dua
masa tersebut menciptakan karakteristik bangunan berupa gereja yang khas di masa
romanesque, yakni:
 Gereja Romanesque memiliki karakteristik busur lengkung, dapat ditemukan pada pintu,
jendela, gang-gang arcade, langit-langit dan lain-lain.
 Atap gereja pada awal menggunakan kayu, karena mudah terbakar maka penggunaan kayu
digantikan dengan langit-langit lengkung terbuat dari batu. 
 Penggunaan langit-langit batu mengakibatkan beban gedung bertambah sehingga dinding
dibuat lebih tebal sebagai pendukung yang disebut buttress.
 Terdapat dua menara tinggi di bagian depan (barat). 
 Denah berbentuk lingkaran, segi empat atau segi delapan.
 Atap berbentuk kerucut meruncing ke atas.
 Pahatan adalah fitur terpenting pada dekorasi pintu masuk utama. Pintu masuk terletak di
bagian dalam dinding yang tebal (beberapa dinding tebalnya mencapai 6 m). Di atas pintu
terdapat tympanum, yang biasanya diisi dengan pahatan yang berisi penggalan cerita Injil.
 Denah gereja Romanesque selalu berbentuk salib. Altar diletakkan di timur (menghadap
Yerusalem), pintu masuk di barat.
 Pada interior tidak terdapat kursi, umat beribadah sambil berdiri.
 Terdapat ruang bawah tanah “crypt” di bawah altar untuk menempatkan peninggalan dari
para santo (orang suci).
 Nave dan aisles dipisahkan oleh barisan kolom dan busur. Di atas aisles terdapat gallery
“triforium” yang dapat memberikan view ke nave, Di atas gallery tersebut terdapat koridor
sempit “clerestory” sebagai tempat jendela-jendela utama. 
 Struktur langit-langit adalah busur tinggi terbuat dari batu. Terdapat jenis barrel
vault (sederhana) dan cross vault(busur bersilang). 
 Terdapat kolom-kolom besar yang disebut Capital Coloum, dibuat dengan dasar order
Romawi atau desain khas Romanesque.
 CATHEDRAL DE SANTIAGO DE COMPOSTELA, SPANYOL

Katedral Santiago de
Compostela ( Galicia : Catedral de
Santiago de Compostela), merupakan
katedral  Keuskupan Agungdalam Situs
Warisan Dunia dari Santiago de
Compostela diGalicia di Spanyol .
Katedral ini terkenal sebagai
tempat penguburan Saint James the
Great(rasul Yakobus) , salah satu
rasul Yesus Kristus . Katedral secara
historis menjadi tempat ziarah di Jalan
St James , sejak Abad Pertengahan
awal . Bangunan ini berarsitektur
Romawi Gothic dan Baroque di
beberepa tempat.

 sejarah
Raja memerintahkan pembangunan sebuah kapel di situs. Legenda mengatakan bahwa
raja adalah peziarah pertama ke kapel ini. Hal ini diikuti oleh gereja pertama di 829 masehi
dan kemudian pada 899 masehi oleh pra-Romawi gereja, diperintahkan oleh Raja Alfonso III
dari León , yang menyebabkan pengembangan secara bertahap dari tempat utama ziarah.
Pada awal tahun  997 gereja di bakar dan dihancurkan  oleh Al-Mansur Ibn Abi
Aamir (938-1002), komandan tentara khalifahdari Córdoba. Komandan Al-Andalus pada
serangan nya  terhadappenguasa Kristen dan  pengikut-Nya, ia menerima bagian dari hasil
curian, sementara makam dan peninggalan St James 'dibiarkan tidak terganggu. Gerbang dan
lonceng, dibawa oleh tawanan Kristen lokal untuk Córdoba , yang ditambahkan ke
dalam Masjid Aljama . Ketika Córdoba diambil oleh RajaFerdinand III dari Kastilia di 1236,
ini gerbang dan lonceng yang sama kemudian diangkut oleh tawanan Muslim Toledo , untuk
dimasukkan dalam Katedral Saint Mary of Toledo .
Pembangunan katedral ini dimulai pada 1075 di bawah pemerintahan Alfonso VI dari
Kastilia (1040-1109) dan perlindungan dari Uskup Diego Pelaez. Gereja  dibangun sesuai
dengan rencana yang sama seperti gereja bata biara Saint Sernindi Toulouse, mungkin  akan
menjadi bangunan Romawi terbesar di Perancis. bahan  bangun yang utama adalah  granit .
Konstruksi dihentikan beberapa kali dan, menurut Liber Sancti Iacobi, batu terakhir
diletakkan  pada sekitar tahun 1122. Tapi saat itu, pembangunan katedral jelas belum selesai. 
Katedral ditahbiskan dan diresmikan  pada 1128 di hadapan RajaAlfonso IX dari Leon .
Menurut Codex Calixtinus arsitek adalah "Bernard , sang master",  serta asistennya Robertus
Galperinus dan mungkin, "Esteban, master dari karya -karya katedral". Pada tahap terakhir
"Bernard, yang lebih muda" sedang menyelesaikan bangunan, sementara Galperinus
bertanggung jawab atas koordinasi. Dia juga membangun  air mancur sebagai  monumen di
depan portal utara pada 1122.
Gereja menjadi katedral  pada 1075 dan, karena pentingnya tumbuh sebagai tempat
ziarah, ia segera diangkat ke archiepiscopal lihat oleh Paus Urbanus II pada tahun 1100.
Sebuah universitas ditambahkan pada 1495.
Katedral ini diperluas dan dihiasi dengan penambahan di 16, abad 17 dan 18.

 Rancangan
Katedral ini terletak di kota Santiago de Compostella, semenanjung Iberia, bagian
Barat Daya (South-West) Spanyol di daerah Galicia. Di tempat katedral ini berdiri diyakini
terdapat makam Saint James, atau Yaacov ben Zebdi, yang dalam bahasa Spanyol dikenal
sebagai Santiago.

Katedral Santiago de Compostela adalah gereja pusat di Keuskupan Agung Santiago


de Compostela. Terletak di kota yang sama yaitu Santiago de Compostela, di barat laut
Spanyol. Katedral ini memiliki bentuk gereja salib. Dibangun pada Th 1077 diatas reruntuhan
gereja sebelumnya yang dibangun pada th 800, pembangunan gereja ini di bawah pimpinan
Alfonso VI dari Kastilia. Gereja ini terkenal karena makam Rasul Yakobus, salah satu murid
Yesus, terletak di sini.
 

Katedral ini memiliki panjang 97 m dan tinngi 22 m . Portal bagian selatan bergaya
Romawi, dan portal bagian barat memiliki gaya barok serta gaya neoklasik pada sisi utara,
sedangkan biaranya memiliki gaya Gothic.

Sebuah pedupaan atau dalam bahasa spanyol botafumeiro tergantung di salah satu
kubah katedral, memiliki ketinggian sekitar 1,50 m dengan berat 53 kilo, pedupaan ini dibuat
olehpandai emas José Losada pada tahun 1851. Pada hari-hari pesta gereja pedupaan berayun
bolak-balik yang ditarik oleh seutas tali. Hal ini menjadikan salah satu daya tarik bagi
wisatawan. Terdaftar sejak tahun 1985 di Situs Warisan Dunia UNESCO. Katedral ini
digambarkan pula pada koin Spanyol dari 1, 2 dan 5 sen.
Masa Gothic

Arsitektur Gothik adalah perwujudan keyakinan Kristen lebih moderen daripada


periode-periode sebelumnya, dimana bangunan Gothik yang paling dikenal adalah katedral.
Katedral merupakan bangunan yang penting bagi sebuah komunitas atau suatu kota di Eropa
pada abad pertengahan. Orang yang membuat katedral bukan orang setempat atau penduduk
asli suatu kota, melainkan kelompok tukang batu profesional yang mengerjakan proyek dari
satu kota ke kota lain. 
Arsitektur Gothik memiliki tiga karakteristik yang membedakannya dari periode
Romanesque, yakni lengkungan runcing, kubah bergaris, dan penopang layang.
Perkembangan ini memungkinkan arsitek untuk membuat gereja jauh lebih besar dan lebih
cerah. Adapun katedral pada masa Gothik yang paling terjaga adalah Katedral Laon (1190),
denan masih menggunakan unsur-unsur gereja Gothik yang berupa tiga pintu masuk, jendela
mawar dan menara tinggi. Selain unsur-unsur tesebut terdapat beberapa fitur-fitur khusus
berupa: 
Busur lancip yang mengarah vertikal. 
 Bagian barat gereja adalah bagian yang paling kaya ornamen. Umumnya terdapat tiga
pintu masuk, pintu masuk bagian tengah adalah yang paling besar. 
 Patung-patung pada kolom dibuat di depan kolom, bukan menjadi bagian dari kolom,
bukan ukiran kolom seperti peiode-periode sebelumnya. 
 Bagian atas pintu terdapat jendela berbentuk lingkaran besar yang terdiri dari banyak
bagian-bagian mosaik kecil. Jendela ini disebut juga jendela mawar “rose window”. 
 Pada bagian depan terdapat dua menara utama di samping kiri dan kanan. 
 Titik perpotongan nave dan transept (bagian tengah denah salib) terdapat menara
yang mempunyai atap sangat tinggi.
 GEREJA ST KATOLIK PAUL'S, MELBOURNE

Gereja St Katolik Paul'S, Melbourne, adalah


metropolitical dan katedral dari gereja Anglikan Daerah
keuskupan Melbourne, Victoria. Gereja ini adalah pusat
dari Gereja Anglikan Uskup Melbourne dan
Metropolitan dari Victoria. Gereja ini merupakan
bangunan yang sangat menonjoldariMelbourne.

St Paul's Cathedral merupakan gereja keuskupan Anglikan di Melbourne. Tempat


ibadah ini dibuka setiap hari bagi peziarah serta pengunjung yang ingin melakukan
pelayanan, berdoa, maupun menggali informasi tentang sejarah katedral. Gereja yang berdiri
pada 1952 tersebut memiliki arsitektur gothic dengan altar dan dinding yang terbuat dari
marmer Devon (Devonshire), Inggris. Begitu pula dengan lantai dan dinding ubin hingga
orgel-nya yang didatangkan dari Inggris.

 Rancangan
Arsitektur St Paul’s dibangun dalam suatu gaya atau yang dikenal sebagai transisi
gotik, yang sebagian dengan gaya Awal Inggris . Gereja ini dirancang oleh Arsitek Inggris,
William Butterfield yang ahli tentang gereja Kristen. Pondasi diselesaikan pada tahun 1880.
Butterfieldnya sendiiri selesai pada tahun 1884 plleh seorang arsitek lokal, Joseph Reed.
Gereja Katolik Paul menggambarkan peningkatan atau proses berkembangnya suatu
bangunan sekaligus menjai transisi dari bangunan sebelumnya. Dengan konstruksi campuran,
jenis bahan atau material yang berbeda memiliki peranan penting. Sebagai contohnya :
 Kontruksi dinding padat di luar dan konstruksi kayu atau baja di dalam.
 Inti masif dengan struktur kayu, baja atau beton di dalam.
Dengan interior dan eksterior yang indah, banyak pengunjung yang mengabadikan
katedral ke dalam jepretan kamera. Namun pengunjung yang ingin memotret harus memiliki
izin dari manajemen katedral. Dengan biaya AUD5 pengunjung dapat memotret di
lingkungan katedral, tetapi pengunjung dilarang memotret ketika ibadah sedang berlangsung.

Ruangan persegi panjang sebagai tempat ibadah ini dengan bentuk langit-langit yang
melengkung merupakan dasar dari gereja St Paul’s. Biasanya dijumpai dalam bentuk
sepulchure. Bentuk ruang ini snagat bagus dalam menunjukkan pengaruh dari bahan yang
digunakan. Tekstur permukaan yang menentukan ruang lingkuup dari tindakan yang akan
dilakukan, dari yang penting sampai kontemporer. Dan ini berlaku untuk setiap ruangan
dalam gereja.

Pada ruang-ruang persegi panjang penempatan bukaan sangatlah penting dalam


interior gereja St Paul’s. Bukaan diletakkan pada sisi yang pendek sehingga ruang tersebut
memberikan kesan tinggi.
Floor Plan Of St Paul’s Cathedral, Melbourne

Dengan menyisipkan deretan kolom yang melengkung, kecenderungan ini menjadi


semakin nyata. Daerah tepi yang gelap dapat digunakan untuk tujuan dan aktivitas yang
sekunder. Jalan yang memanjang ke arah mimbar semakin mempertegas arah melintang yang
tertutup.
TUGAS ARSITEKTUR MANCANEGARA

“KARYA ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN”

Nama : ELIZABETH C S

NIM : 03061181419039

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai