Anda di halaman 1dari 45

MATERI PEMBELAJARAN

ELEVATOR

Arif Irawan, A.Md., ST


Hilmy Khairy, ST

PROGRAM STUDI TEKNIK MEKANIKAL BANDARA

POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara
adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan
pergerakan pesawat.

Seiring dengan kebutuhan moda transportasi udara antar kota, provinsi bahkan manca
negara yang cukup tinggi, biasanya diimbangi dengan peningkatan jumlah pengguna jasa bandar
udara. Ramainya pengguna jasa bandar udara khususnya pada akhir pekan dan hari-hari libur
nasional membutuhkan sarana transportasi vertikal masal yang dapat mengangkut pengguna jasa
dan barang bawaanya untuk berpindah tempat dari lantai dasar ke lantai yang lebih tinggi maupun
sebaliknya.

Penggunaan tangga-tangga konvesional dirasa kurang memadai apalagi jika ditinjau dari
aspek kepuasan pengguna jasa bandar udara. Penggunaan tangga-tangga konvesional pun
terkadang dapat menimbulkan accident maupun incident, khususnya bagi para lanjut usia dan
anak-anak. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana transportasi vertikal masal yang digerakan oleh
sebuah motor sehingga dapat memudahkan para pengguna jasa bandar udara untuk berpindah
tempat dari lantai dasar ke lantai yang lebih tinggi maupun sebaliknya.

Elevator merupakan sarana transportasi vertikal untuk mengangkut manusia dan barang
dalam suatu gedung bertingkat yang bergerak ke atas ataupun ke bawah mengikuti perintah yang
digerakkan oleh motor. Aktifitas berpindahnya manusia dan barang antar lantai dapat dilakukan
dengan lebih mudah, cepat dan tanpa menguras tenaga pelakunya. Umumnya, Elevator sering
dijumpai pada bandar udara untuk memudahkan perpindahan pengguna jasa dan barang bawannya.

Namun penggunaan Elevator secara terus-menerus harus dimbangi dengan program


pemeliharaan, baik pemeriksaan maupun perawatan. Kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh
pengelola jasa bandar udara dengan mempertimbangkan aspek berkelanjutan, keamanan dan
keselamatan. Oleh karena itu, penulis mecoba untuk membahas dan menjabarkan fungsi-fungsi
dari komponen Elevator yang berada pada bandar udara, khususnya bandara Internasional
Soekarno – Hatta. Diharapkan materi ini dapat digunakan penulis untuk kebutuhan pengajaran
maupun edukasi terhadap mahasiswa/i. Segala informasi pada materi bersifat dinamis dan tidak
mengikat, sehingga akan selalu ada pemuktahiran materi sesuai kebutuhan.
BAB II

ELEVATOR

II.1. Definisi Elevator

Elevator adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mempermudah aktifitas
manusia untuk berpindah dari suatu lantai yang rendah ke lantai yang lebih tinggi maupun
sebaliknya. Biasanya digunakan untuk mengangkut manusia maupun barang didalam suatu
gedung bertingkat. Umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi (lebih dari tiga atau
empat lantai), seperti mall, stasiun car api, hotel, rumah sakit dan Bandar Udara.

Menurut KBBI, Elevator adalah alat untuk mengangkat yang digerakkan dengan tenaga
listrik, dapat turun naik, untuk mengangkat orang atau barang, terutama dipakai pada gedung
bertingkat. Elevator adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang
dari suatu tempat atau lantai ke tempat atau lantai lainnya secara vertikal dengan menggunakan
seperangkat alat mekanik (Andi dan Oka, 2013)

Elevator/Elevator adalah alat transportasi vertikal orang dan barang di dalam gedung
bertingkat. Untuk gedung yang bertingkat lebih dari 2 lantai orang yang naik dari lantai bawah ke
atasnya dan sebaliknya yang turun dari atas ke bawahnya. Tenaga penggerak Elevator/Elevator
pada umumnya menggunakan motor listrik, ada juga yang menggunakan tenaga hydrolic.
Elevator/Elevator hidrolik pun menggunakan motor listrik untuk menggerakkan hidroliknya (SOP
Elevator Bandara Soekarno – Hatta T2, 2014).

Elevator komersial pertama dengan alat pengaman dibuat oleh seorang bangsa Amerika
yaitu Elisha Graves Otis yang didemontrasikan di suatu “pekan malam” di New York pada tahun
1853. Elevator penumpang pertama dipasang di suatu gedung pertokoan di New York pada tahun
1857 yang digerakkan dengan mesin uap. Elevator meliputi alat pengangkat/ pengangkut manusia
dan barang yang digerakkan dengan tenaga listrik baik melalui transmisi tarikan langsung (tanpa
atau dengan roda gigi) maupun dengan system hidrolis dengan gerakan vertical naik turun. Pada
saat ini kebanyakan alat angkat dan menurunkan memakai motor listrik sebagai pendayaan dari
mesin Elevator.
II.2. Jenis – Jenis Elevator
II.2.1. Ditinjau dari Fungsi Penggunaan

Fungsi
Penggunaan

Passenger Freight Service Bed Residental Observation Dumbwater

a. Passenger Elevator adalah elevator yang berfungsi hanya untuk melayani manusia saja,
elevator ini sangat dijaga kehandalan system keamananya. Hal ini karena menyangkut
keselamatan manusia penumpang Elevator tersebut. Passenger Elevator biasanya di pasang
pada gedung gedung, mall dan public area.

Gambar Passenger Elevator

b. Freight Elevator adalah elevator yang berfungi untuk memindahkan barang, freight elevator
mempunyai kapasitas yang lebih besar dan bukaan pintu / door opening yang lebih besar.
Gambar Freight Elevator

c. Service elevator adalah elevator yang biasa dipasang di perhotelan, fungsinya untuk
mengantarkan penumpang dan barang ke kamar – kamar penghuni hotel. Perbedaan service
elevator dengan passenger elevator, jika pada passenger elevator hanya melayani penumpang
saja sedangkan pada service melayani penumpang dan barang. Kedua, passenger elevator
adalah Elevator untuk umum dan service elevator untuk penumpang khusus.

Gambar Service Elevator


d. Bed Elevator adalah elevator yang berfungsi untuk melayani kebutuhan penumpang di rumah
sakit, Elevator ini dirancang untuk membawa tempat tidur pasien, karena ukuranya sudah
disesuaikan dengan standar rumah sakit.

Gambar Bad Elevator

e. Residential Elevator adalah elevator yang biasa dipasang di perumahan, fungsinya untuk
mengantarkan penumpang dan barang milik penghuninya.

Gambar Residental Elevator


f. Observation Elevator adalah Elevator yang berfungsi sama halnya dengan passenger elevator,
yang membedakan hanya saja desainnya yang terbuat dari kaca, Elevator jenis ini banyak
ditemukan di mall berbentuk kapsul dan dibandara Elevator panoramic.

Gambar Observation Elevator

g. Dumbwaiter Elevator adalah Elevator yang didesain dengan dimensi dan kapasitas yang kecil
(50 kg, 100 kg, 200kg dan 300 kg), Elevator ini hanya untuk mengangkut barang makanan
dan minuman, Elevator ini banyak digunakan di restaurant, hotel, office dll.
Gambar Dumb Elevator

II.2.2. Ditinjau dari Sistem Kendali Gerak

Sistem Kendali Gerak

Hidrolik Motor traksi

Direct Indirect Drum Type Friction Type

Gearless Geared

II.2.2.1. Elevator Hidrolik


Elevator hidrolik merupakan elevator yang mempergunakan sumber daya penggeraknya
dari fluida, seperti air, minyak, oli dan fluida lainnya. Pada sistem hidrolik (terutama digunakan
pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan car menengah), car dihubungkan ke bagian atas
dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Car bergerak naik saat
oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Car turun saat oli
kembali ke tangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke car)
atau roped (piston terikat ke car melalui rope). Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan
yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat car ke elevasi yang lebih
tinggi sehingga membuat car mampu melakukan pekerjaan (energi potensial). Transfer energi ini
terjadi setiap kali car diangkat. Ketika car diturunkan, energi potensial digunakan habis dan siklus
energi menjadi lengkap sudah. Gerakan naik dan turun car elevator dikendalikan oleh katup
hidrolik. Elevator hidrolik dibagi menjadi 2(dua), sebagai berikut:
a. Direct Acting
Direct Acting Elevator adalah jenis elevator hidrolik yang menggunakan plunger secara
langsung sehingga plunger bergerak mendorong car untuk naik dan turun.
b. Indirect Acting
Indirect Acting Elevator adalah jenis elevator hidrolik yang menggunakan komponen pulley
sheave dan sling/tali baja untuk menarik car naik dan turun.

Gambar Direct dan Indirect Acting

II.2.2.2. Elevator Elektrik/Motor Listrik

Elevator Elektrik merupakan elevator yang mempergunakan sumber daya penggeraknya


dari listrik. Biasanya menggunakan penggerak Motor Traksi sebagai sumber dayanya, baik
menggunakan motor AC maupun DC yang dihubungkan dengan gear box (speed reducer)
dilengkapi dengan brake dan pulley (main shave) dan membentuk suatu kesatuan. Elevator jenis
ini dibagi menjadi 2 (dua), sebagai berikut:

a. Drum Type
Cara operasi Elevator jenis ini seperti crane pada proyek kontruksi bangunan dengan
menggulung tali baja pada tabung gulung. Pemakaian jenis ini pada Elevator penumpang tidak
terlalu populer seperti pada Elevator traksi jenis motor pully, hal ini disebabkan adanya
beberapa keterbatasan dalam pemakaian. Oleh karena itu Elevator jenis ini hanya
dipergunakan untuk Elevator-Elevator dengan kapasitas kecil seperti pada Elevator perumahan
(home elevator) dan (Elevator pelayan) dumbwaiter.

b. Friction Type
Sebuah sistem gerak kendali suatu Elevator yang memanfaatkan gesekan yang terjadi antara
pulley dengan tali baja/sling, dimana keduanya saling terhubung menarik ke atas sebuah car
dengan penggantung tali baja dan beban pengimbang (counter weight). Sistem ini merupakan
peningkatan dari sistem terdahulu karena terbatasnya jarak ketingian yang akan di capai,
sehingga membentuk suatu alat transportasi vertical dengan interval waktu. Elevator jenis ini
dapat digolongkan menjadi 2 (dua) penggolongan, yaitu:
• Geared. (menggunakan gear box)
Putaran motor (kecepatan) berkurang 1/10 kali menggunakan peralatan speed reducer
dengan berbentuk ulir atau helical gear dan ditransmisikan ke sheave traksi dari mesin
traksi.
Gambar Geared Elevator

Gambar Motor Geared Elevator

• Gearless. (tanpa menggunakan mekanis gearbox)


Sheave traksi dihubungkan secara langsung ke shaft dari motor traksi dan putaran motor
(kecepatan) ditransmisikan secara langsung ke sheave traksi tanpa gear penghubung.
Gambar Gearless Elevator

Gambar Gearless Elevator


II.3. Komponen Utama Elevator
II.3.1. Sistem Penggerak Elevator
Penggerak utama dari elevator adalah motor traksi. Saat motor traksi berputar, maka akan
menggerakkan pulley/drive sheave sehingga terjadi hambatan atau gesekan antara permukaan
pulley dengan sling baja/wire ropes. Lalu Momentum tersebut membuat pulley menarik
sangkar/car dan counterweight melalui sling baja yang terhubung dengan system roping elevator.
Hal tersebut membuat elevator bergerak naik dan turun sehingga menjadi suatu alat transportasi
vertikal untuk manusia dan barang.

Gambar Motor Traksi

Adapun komponen pendukung pada motor elektrik adalah sebagai berikut:


a. Selenoid
Solenoid atau solenoida merupakan seperangkat elemen elektromagnetik yang mampu
mengubah bentuk energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan. Jenis gerakan yang
umumnya dihasilkan oleh elemen ini adalah pull atau tarikan dan push atau dorongan.
Solenoid tersusun atas satu kumparan listrik atau electrical coil yang dililitkan pada sebuah
tabung berbentuk silinder dan dilengkapi dengan plunger. Plunger atau aktuator ferro
magnetik tersebut bisa bergerak keluar dan masuk bodi kumparan dengan leluasa. Aktuator
atau actuator sendiri merupakan alat mekanik yang bisa bergerak atau mengatur suatu
mekanisme.
Gambar Solenoid

b. Micro Switch
Saklar Micro Switch atau saklar mikro adalah salah satu jenis saklar yang mempunyai tuas
sebagai pengubah posisi kontak terminal dari NO (Normally Open) ke NC (Normally
Close) atau sebaliknya. Posisi kontak pada saklar micro switch akan berubah ketika tuas
ditekan oleh suatu objek. Pada umumnya Saklar Micro Switch memiliki fungsi yang sama
dengan saklar listrik atau push button, yaitu sebagai saklar ON – OFF dengan cara
menghubungkan atau memutuskan aliran listrik.

Gambar Micro Switch


c. Primary Velocity Transducer/Encoder
Primary Velocity Transducer / Rotary Encorder adalah suatu komponen elektro mekanik
yang memeliki fungsi untuk memonitoring posisi anguler pada suatu poros yang berputar.
Dari perputaran benda tersebut data yang termonitoring akan diubah kedalam bentuk data
digital oleh Primary Velocity Transducer/ Rotary Encorder berupa lebar pulsa kemudian
akan dihubungkan ke kontroler (Mikrokontroler/PLC). Berdasarkan data yang didapat
diolah – olah kekontroler sehingga mendapatkan data berupa kecepatan, arah dan posisi
dari perputaran.

Gambar Encoder
Primary Velocity Transducer/ Rotary Encorder berupa piringan tipis dan menggunakan
sensor optic yang biasanya dikopel oleh poros yang berputar, umumnya dikopel langsung
dengan shaft atau poros motor. Piringan tipis tersebut terdapat lubang disepanjang
pinggiran lingkaranya, dibagian sisi – sisi piringan terdapat sebuah led dan phototransistor.
Sebaliknya jika cahaya led tidak menembus lubang piringan maka cahaya tersebut akan
tertahan. Piringan tersebut akan berputar sesuai dengan kecepatan putaran sehingga
phototransistor akan saturasi ketika cahaya led menembus lubang – lubangnya.

II.3.2. Car
Car adalah suatu tempat yang digunakan pengguna jasa untuk naik dan turun disebuah
elevator. Car ini dihubungkan secara langsung dengan bobot pengimbang (counter weight) melalui
tali baja menggunakan pully penggerak yang terangkai dengan motor penggerak. Komponen car
terdiri dari atap, dinding, pintu, pesawat pengaman dan floor. Berikut beberapa penjelasan
komponen car:
a. Pintu

Pintu lantai harus dapat menutup seluruh batas lubang-lubang pintu pada ruang luncur.
Lubang gerak pintu lantai dan pintu car harus dibuat tidak kurang dari 20 mm dan tidak
lebih dari 35 mm. Sisi tekukan bagian pintu harus lengkung (beveled) dan tidak
terdapat bagian yang tajam yang akan membahayakan pemakai elevator. Pintu pada
sistem elevator terdapat 2 bagian, diataranya sebagai berikut:

• Pintu dalam/Car Door


Pintu dalam/Car door merupakan bagian penting dalam suatu elevator karena pada
pintu ini terdapat sistem pengaman elektrik dan mekanik serta dilengkapi dengan
motor penggerak sebagai pengendali pintu dalam/car door dengan pintu luar/hall
door. Agar penumpang elevator aman dari segala bahaya yang ditimbulkan.
Komponen-komponen yang terdapat pada pintu dalam/car door dapat dilihat pada
gambar, sebagai berikut:
Pintu Dalam/Car Door
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=CCqKJRbsyhU

Gambar Infrared Sensor


Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/elevator-door-sensor-21986995833.html
Gambar Door Switch Elevator
Sumber: https://nb-xinda.en.made-in-china.com/product/gyXQLJuxOPWS/China-Elevator-Door-
Switch-Assembly-Elevator-Components-Elevator-Part.html

Gambar Magnetic Switch


Sumber: https://www.estelevator.com/sale-9461972-elevator-components-elevator-magnetic-
switch-elevator-bistable-switch-kcb-r-iii-elevator-door-lock-e.html
Gambar Door Sill dan Door Shoe

• Pintu Luar/Hall Door


Pintu luar/hall door merupakan bagian penting dalam suatu elevator karena pada
pintu ini terdapat sistem pengaman elektrik dan mekanik serta dilengkapi dengan
pengunci agar pintu luar/hall door tidak dapat dibuka Ketika elevator sedang
beroperasi sehingga aman dari segala bahaya yang ditimbulkan. Pada pintu ini
dilengkapi dengan kunci pembuka darurat/emergency yang berfungsi untuk
mengevakuasi pengguna jasa ketika terjadi gangguan pada elevator. Komponen-
komponen yang terdapat pada pintu luar/hall door dapat dilihat pada gambar,
sebagai berikut:

Gambar Door Opener


Gambar Door Lock

Gambar Door Closer

Gambar Roller Hanger


• Atap
Atap car harus dapat menahan 2 (dua) orang berdiri atau menahan gaya vertikal
sebesar 2000 N pada sembarang tempat tanpa perubahan bentuk. Pada atap car
harus ada tempat untuk berdiri, paling sedikit 0,12 m², yang mana ukuran terkecil
satu sisinya 0,25 m. Jika menggunakan puli dan tali baja, maka car harus dilengkapi
peralatan untuk mencegah lendutan tali, kerusakan puli. Puli yang bergerak di atas
harus diberi tutup pengaman.
Selain itu, pada atap car harus dilengkapi dengan ventilasi yang cukup. Luas celah
ventilasi pada bagian atas car paling kurang 1 % dari luas atap car, demikian pula
halnya bila celah terdapat pada bagian bawah dinding car. Celah diantara pintu car
dengan bagian car yang lain harus diperhitungkan hingga minimal mencapai 50 %
dari luas ventilasi yang dibutuhkan. Tiap celah ventilasi tidak mungkin dilewati
oleh benda yang berdiameter 10 mm.

Gambar Atap Elevator


Gambar Inspection Panel

Gambar Emergency Door

Pada atap car elevator terdapat panel inspeksi yang berfungsi untuk memberikan
kemudahan dalam inspeksi atau merawat elevator Pada panel ini terdapat tombol
naik, turun, stop darurat, saklar pemindah fungsi otomatis dan manual. Bila sakelar
pemindah fungsi bekerja pada manual maka pergerakan elevator hanya tergantung
pada kontinuitas penekanan tombol (tombol naik atau tombol turun). Kecepatan
maksimal pergerakan elevator dalam operasi manual adalah 0,63 m/detik.

• Proximity
Secara bahasa Proximity switch berarti, Proximity artinya jarak atau kedekatan,
sedangkan switch artinya saklar jadi definisinya adalah sensor atau saklar otomatis
yang mendeteksilogam berdasarkan jarak yang diperolehnya, artinya sejauhmana
kedekatan object yang dideteksinya dengan sensor, sebab karakter dari sensor ini,
mendeteksi object yang cukup dekat dengan satuan mili meter, umumnya sensor
ini mempunyai jarak deteksi yang bermacam-macam seperti 5,7,10,12, dan 20 mm
tergantung dari type sensor yang digunakan, semakin besar angka yang tercantum
pada typenya,maka semakin besar pula jarak deteksinya, selain itu sensor ini
mempunyai tegangan kerja antara 10 - 30 Vdc atau ada juga yang menggunakan
tegangan AC 100 – 200 Vac.

Gambar Proximity
II.3.3. Counterweight
Terbuat dari logam, campuran logam atau beton bertulang. Berat pengimbang sama dengan
45 s/d 50 % dari kapasitas maksimal ditambah berat kereta termasuk rangkanya. Konstruksinya
harus memudahkan untuk pemeriksaan dan perawatan. Setiap rangka pengimbang berat dilengkapi
memakai 4 (empat) buah sepatu luncur, 2 (dua) buah disamping kanan dan 2 (dua) buah disamping
kiri.

Gambar Counterweight

Gambar Roller Guide Shoe


Gambar Lubricants Guide Shoe
Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/guide-shoe-lift-part-with-oil-can-11907458012.html

II.3.4. Rel Elevator


Car dan pengimbang berat harus berjalan mengikuti jalur rel yang berfungsi sebagai
pengarah. Jumlah jalur rel yang dipergunakan untuk mengarahkan pergerakan kereta dan
pengimbang berat, minimal 1 (satu) pasang. Rel untuk pengarah gerakan kereta dan pengimbang
berat harus terbuat dari baja. Rel untuk elevator dengan kecepatan tidak melebihi 30 m/menit yang
digunakan ditempat kerja yang menyimpan dan atau mengolah bahan kimia atau bahan yang
mudah meledak, dapat menggunakan rel dari bahan bukan logam yang cukup kuat. Rel harus
mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan muatan kereta dan tekanan kerja
pesawat pengaman. Ukuran, berat dan karakteristik rel sesuai dengan ISO. 7465.
Rel

Gambar Rel Elevator


Gambar Rel Elevator

Pada rel elevator terdapat sakelar pengaman batas yang berfungsi memberhentikan elevator
secara otomatis jika elevator melewati batas-batas perjalanan terakhir ke atas ke bawah. Sakelar
dipasang di atas kereta atau diruang luncur. Setelah sakelar pengaman bekerja maka untuk
menjalankan elevator kembali pada pengoperasian normal diperlukan penanganan oleh teknisi.

Gambar Limit Switch


Selain limit switch, terdapat floor vane pada rel elevator yang berfungsi mengatur
pemberhentian pada lantai yang dilayani dan membuka pintu.

Gambar Floor Vane


II.3.5. Sistem Roping
Dengan menggunakan sistem roping 1:1, maka setiap pergeseran roping 1m akan
menyebabkan pergerakan car 1 m pula. Dan beban yang digerakan adalah selisih berat CW dan
Car. Tipe roping seperti ini masih digunakan untuk lift kecepatan tinggi dan gedung yang tinggi.
Sedangkan roping 2:1 akan memerlukan pergeseran roping 2 m untuk menggerakan car 1 m. Tetapi
beban yang digunakan 1/2 nya dari selisih CW dan Car. Atau 1/2 daya dari roping 1:1.

Sistem Roping
(a) (b) (c) (d) (e)

(f) (g) (h) (i)

Sistem Roping
Fig. Roping Roping method Principal use
a 1:1 Half wrap (Single wrap) Mid-, low-speed elevators
b 1:1 Full wrap (Double wrap) High-speed elevators
c 1:1 Drum winding Home elevators
d 1:1 Drum winding Small, low-speed elevators
e 2:1 Full wrap (Double wrap) High-speed elevators
f 2:1 Half wrap (Single wrap) Freight elevators
g 2:1 Half wrap (Single wrap) Machine-room-less elevators
h 3:1 Half wrap (Single wrap) Large freight elevators
i 4:1 Half wrap (Single wrap) Large freight elevators
Tabel 1 Konfigurasi Sistem Roping
Gambar shackle elevator

II.4. Pesawat Pengaman


Kereta harus dilengkapi dengan pesawat pengaman yang hanya bekerja pada pergerakan
kereta kearah bawah dan dapat menghentikan pergerakan kereta dengan beban penuh. Pesawat
pengaman akan bekerja dalam keadaan tali baja putus atau terjadi kelajuan lebih, dengan catatan
rangkaian pengaman kontak elektris governor bekerja lebih dulu. Tidak dibenarkan pesawat
pengaman bekerja untuk arah pergerakan kereta ke atas. Ada dua perbedaan tipe penggunaan
pesawat pengaman, yaitu untuk kelajuan lebih dari 1 m/detik dipergunakan pesawat macam kerja
berangsur dan untuk kelajuan kurang dari 1 m/detik dipergunakan pesawat macam kerja
mendadak. Bila sebuah kereta mempergunakan pesawat pengaman lebih dari satu pasang, maka
seluruhnya harus memakai macam yang sama.
Gambar ilustrasi governor sistem

Sumber: https://arlweb.msha.gov/s&hinfo/paper7.html

Bekerjanya pesawat pengaman tidak boleh menggunakan sistem elektris, hidrolis maupun
pneumatis. Jika pesawat pengaman berangsur bekerja, maka perlambatan rata-rata kereta yang
jatuh/merosot adalah antara 0,2 dan 1,0 gravitasi.

Pembebanan pesawat pengaman dapat dibebaskan kembali dari gigitan, dilakukan dengan
kereta ditarik ke atas. Setelah pembebasan pesawat pengaman, diperlukan pemeriksaan ulang
secara menyeluruh sebelum menjalankan lift kembali. Setelah pekerjaan tersebut dilakukan,
pesawat pengaman harus dalam kondisi siap pakai kembali.

Konstruksi pesawat pengaman dipasang pada rangka kereta, 1 buah disamping kanan dan
1 buah disamping kiri bagian bawah rangka. Dilarang mempergunakan celah atau alur dari blok
gigi pengaman sebagai sepatu luncur. Pesawat pengaman pada sisi kiri dan kanan harus dikopel
sehingga bila governor bekerja, maka kedua pesawat pengaman akan bekerja secara bersamaan.
Gambar Pulley Governor

Sumber: http://id.kisa-motor.com/elevator-safety-devices/elevator-overspeed-governor/elevator-
overspeed-governor-ox-240.html

Gambar Simulasi Pergerakkan Pulley Governor

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=4Rbk02bN894
Gambar Gambar Safety Plunk

Gambar Safety Gear

Sumber: http://novaelevator.com
Gambar Governor Tension

Kemiringan lantai kereta pada saat pesawat pengaman bekerja dan jika ada beban
distribusi yang merata, maka kemiringan pada lantai kereta tidak boleh melebihi 5 % dari kondisi
normal. Pada pengaman elektris harus terdapat suatu alat elektris yang menghentikan lift sesaat
sebelum pesawat pengaman bekerja atau pada saat bekerja, dimana peralatan ini termasuk dalam
rangkaian pengaman.

Governor kecepatan lebih, yaitu kondisi pengaman elektris dari governor bekerja pada
saat kelajuan lift mencapai 115 % sampai dengan 140 % dari kecepatan maksimal dan secara
otomatis akan memutuskan tenaga listrik. Pemeriksaan listrik governor harus dilengkapi dengan
peralatan pengaman elektris yang termasuk dalam rangkaian pengaman dan mengakibatkan lift
berhenti sebelum governor mencapai kelajuan batas, baik pada waktu lift ke atas maupun ke
bawah.
II.5. Komponen Pendukung
Komponen pendukung adalah komponen pada system elevator yang berfungsi untuk
membantu mengamankan system kerja elevator ketika terjadi kondisi abnormal dan
mempermudah dalam kegiatan perawatan. Ada beberapa komponen pendukung kerja elevator
antara lain seperti dibawah ini:

Pit light & receptacle

Tangga

Buffer & rail plate

Alat pengaman

Buffer & switch

Governor pit switch

PES push button emergency switch

Gambar ruang pit


Gambar counterweight buffer

Gambar tangga emergency


BAB III PROSEDUR PENGOPERASIAN ELEVATOR

III.1. Persiapan
1. Check panel control operasional elevator.
2. Pastikan semua indikator yang menyala sesuai dengan kondisi normal operasi.
3. Pastikan semua tombol operasional elevator berfungsi dengan baik.
4. Pastikan rel pintu elevator bebas dari obstacle.

III.2. Pelaksanaan Pengoperasian


1. Tekan tombol “UP” atau “Simbol tanda panah atas” untuk naik.
2. Tekan tombol “DOWN” atau “Simbol tanda panah bawah” untuk turun.
3. Simbol dalam car Elevator.

Tombol untuk membuka pintu

Tombol untuk menutup pintu

Tombol untuk Keadaan Darurat

4. Tekan tombol tujuan, pada umumnya elevator menggunakan kodesesuai kondisi


gedung antara lain seperti: B (Basement), UG (Under Ground), D (Lantai Dasar)
dan 1, 2, 3, 4, 5, 6 …dst.
5. Pintu Elevator akan terbuka secara otomatis jika tiba di lantai yang dikehendaki,
jangan menekan tombol selama Elevator naik / turun.
BAB IV

PROSEDUR PEMELIHARAAN

IV.1. Preventive Maintenance


IV.1.1. Pekerjaan perawatan periode Harian:
a. Check operation of automatic rescue device (ARD)
b. Check supervisory panel.
c. Check air condition or fan.
d. Check button & indicator in car control panel (COP)
e. Check button & indicator in landing operation panel (HOP)
f. Check inerphone system.
g. Check car lighting.
h. Check door opening and closing.
i. Check door safety device.
j. Cleaning door seal.
k. Cleaning car seal.

IV.1.2. Pekerjaan perawatan periode Mingguan:


a. Exhaust fan motor.
b. Canvas brake and gate brake.
c. Conecting cable in conector circuit.
d. Conecting cable in motor.
e. Check contactor and relay.
f. Check safety circuit.
g. Hall call & indicator.
h. Check hanger & excentric roller.
i. Check button & indicator in car operating panel (COP).
j. Check button & indicator in hall operation panel (HOP).
k. Check interphone system.
l. Car door mechanism & door operation finishing.
m. Check main rope & governor system.
n. Rope tension & ensure suspension.

IV.1.3. Pekerjaan perawatan periode Bulanan:


a. Exhaust fan motor
b. Check bold & nut fixing.
c. Check safety circuit.
d. Door lock / door contact.
e. Clean hall & car sill.
f. Hall call & indicator.
g. Check operation of automatic rescue device (ARD).
h. Check and test fire man operation.
i. Check and test earthquake switch.
j. Check supervisory panel.
k. Check air condition or fan
l. Check button & indicator in car control panel (COP).
m. Check button & indicator in landing operation panel (HOP).
n. Check car level & riding comfort.
o. Interphone system.
p. Check & test safety switch.
q. Car door mechanism & door operation finishing.
r. Check bolt & nut fixing in car.
s. Check main & counterweight condition.
t. Check bolt & nut fixing in hoistway.
u. Check braket rail condition.
v. Check limit switch.
w. Cleaning of pit condition.
x. Check clean counter & buffer.

IV.1.4. Pekerjaan perawatan periode 3 Bulanan:


a. Canvas brake & gate brake.
b. Clean over speed governor & lubricate
c. Conecting cable in motor
d. Chec contactor & relay
e. Check hanger & excentric roller.
f. Rail & header cage rope.
g. Check operation of automatic rescue device (ARD)
h. Check and test fire man operation.
i. Proximity switch.
j. Car rubber & car stopper.
k. Check load switch.
l. Check clearn of rail (DBG)
m. Car & counterweight sliding guide.
n. Check lubricant of rail.
o. Check main rope & governor condition.
p. Check all pit equipment.

IV.1.5. Pekerjaan Perawatan periode 6 Bulanan:


a. Safety Oil gear box & bearing.
b. Main shave & rope condition.
c. Check tope pulley.
d. Check main & counterweight condition.
e. Check bolt & nut fixing.
f. Rope tension & ensure suspension.
g. Spring buffer.

IV.1.6. Pekerjaan perawatan periode Tahunan:


a. Deflector pulley.
b. Check & test eartquake switch.
c. Check supervisory panel
d. Check air condition or fan
e. Depnaker permit.
IV.2. Corrective Maintenance
IV.2.1. Perbaikan kerusakan Elevator/Elevator:

a. Pastikan Elevator/Elevator bekerja normal test buka dan tutup pintu, lakukan test jalan
naik dan turun dengan posisi swicth normal dan posisi inspection.
b. Pastikan instalasi kabel power dalam kondisi normal, mekanik mekaniknya dalam
keadaan baik, relay-relay, Contactor, MCB tombol-tombol, sensor dan safety bekerja
normal;
c. Lakukan pengukuran tegangan power listrik AC dan Battery emergency lakukan semua
kerja dan fungsi dari Elevator/Elevator. Lakukan beberapa kali sampai ditemukan titik
yang pasti kerusakan dimaksud;
d. Pastikan switch sensor, limit switch dan emergency – emergency switch dalam kondisi
baik dan tersambung dengan melihat indicator ES di panel board control dalam kondisi
tidak menyala.
e. Jika indikator ES menyala berarti ada safeti device yang putus atau bekerja, posisikan
Elevator dalam kondisi insfection dengan memutar swicth operation dari posisi normal
ke posisi infection, lakukan penjamperan pada termianal safety yang disediakan sampai
indicator ES mati, lakukan pengecekan safety sesuai area safety yang telah ditemukan
berdasarakan gambar wiring control.
f. Pastikan switch pintu dalam dan luar sangkar tertutup sempurna dengan melihat
indicator DFC dan DW dalam kondisi menyala.
g. Jika indicator DFC dan atau DW menyala, lakukan pengecekan door switch pintu luar
dan atau pintu dalam, lakukan penggantian jika terjadi kerusakan. Lakukan pengecekan
bandul penarik pintu luar dan belt penggerak pintu dalam lakukan penggantian jika
terjadi kerusakan.

IV.3. Prosedur Pasca Pemeliharaan


Untuk menghidupkan elevator/elevator lakukan langkah berikut:
1. Di ruang mesin:
a. Main switch pada panel utama posisi “ON” (Sumber daya untuk motor dan control)
b. Switch-switch untuk power suply control pada posisi “ON”
2. Di ruang Car (cabin):
a. Switch lampu posisi “ON”
b. Switch fan posisi “ON”
c. Switch normal indicator posisi “normal”
d. Switch run stop pada posisi “RUN”
e. Apabila keadaan tersebut sudah dilaksanakan/ terpenuhi maka elevator/Elevator
siap di operasikan.
BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan
a. Peralatan Elevator/Elevator setelah dilakukan pemeliharaan rutin sesuai jadwal dan
perbaikan kerusakan sesuai dengan prosedur yang baku, diharapkan ketersediaan
peralatan (Availability) Elevator/Elevator dapat mencapai 100 %;
b. Dalam melakukan pemeliharaan dan atau perbaikan Elevator/Elevator harus dilakukan
dan disaksikan oleh teknisi yang memiliki rating serta koordinasi yang baik dengan
dinas – dinas terkait lainnya;
c. Setiap kegiatan yang dilakukan terhadap peralatan Eskalator, harus dicatat dalam
logbook atau checksheet pemeliharaan peralatan dan dibuatkan laporan yang lengkap
serta ditandatangani oleh teknisi yang bersangkutan dan diketahui oleh Pimpinan unit.

Anda mungkin juga menyukai