Anda di halaman 1dari 26

UTILITAS BANGUNAN:

SISTEM TRANSPORTASI
VERTIKAL DALAM
BANGUNAN
KELOMPOK 8
Nama Anggota :
Aubrey Oktohari
Anthonius A.D Marsyom
Jansen E.J Kambu
Gneis S.E Yewun
Shinta Tarisa
1. LIFT
Lift atau Elevator merupakan angkutan
transportasi vertikal dalam bangunan bertingkat
yang digunakan untuk mengangkut orang atau
barang. Lift umumnya digunakan di gedung-
gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga
atau empat lantai.Gedung-gedung yang lebih
rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau
eskalator. Layanan transportasi vertikal ini penting
untuk menjaga kelancaran pergerakan dalam suatu
gedung.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA LIFT
1. Komponen di Ruang Mesin (Machine Room) Ruang mesin adalah ruang terpenting, dimana ruang
tersebut terjadinya semua proses pengoperasian lift berlangsung secara keseluruhan.
• Control system atau Control Panel (Lemari Kontrol), berfungsi untuk mengatur dan diolah,
kemudian memberikan insturk-instruksi agar lift bergerak, dan berhenti sesuai dengan permintaan.
• Geared Machine atau Mesin Penggerak, didalam ruang mesin penggerak jenis geared. Pada mesin
ini, perputaran dari motor penggeak ditransformasikan oleh roda gigi sehingga dari putaran motor
tinggi dapat berubah ke putaran rendah. Kecepatan maximum dari kereta lift dengan system geared
adalah 150 rpm. Pada mesin penggerak ini terdapat brake (rem) dimana ini akan bekerja jika motor
penggerak tidak dialiri listrik.
• Primary Velocity Transducer/Endocer, Terdapat satu alat dengan mesin lift pada mesin penggerak
gunanya untuk mendeteksi putaran motor atau kecepatan dari lift.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA LIFT
• Governor, adalah alat pengaman, dimana jika kecepatan lift melebihi batas-batas yang telah
ditentukan, maka governor ini akan bekerja dan kereta akan berhenti baik oleh elektrik
maupun mekanik.
• ARD (Automatic Rescue Drive), yang berfungsi apabila sumber listrik dari PLN mendadak
mati dan lift berhenti disembarang tempat setelah lebih dari 15 detik maka ARD akan bekerja
untuk menjalankan lift ke lanatai terdekat. Setelah lift sampai pada lantai otomatis lift akan
mati. Lift akan normal kembali setelah listrik PLN hidup kembali.
• Bobot Imbang atau Counterweight, biasanya terpasang dibelakang atau disamping kereta
elevator, bobot dari bobot imbang ini harus sesuai dengan ketentuan yang ada.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA LIFT
2. Komponen di Ruang Luncur (Hoistway) Ruang luncur adalah lorong atau lintasan
dimana kereta tersebut bergerak naik turun

• Guide Rail atau Rel Pemandu, profil baja khusus pemandu jalannya kereta (car) dan
bobot pengimbang (Counterweight). Ukuran rel untuk kereta/car bisanya lebih besar
dari pada rel bandul pengimbang/counterweight. Guide rail ini terpasang tegak lurus
dari dasar pit sampai di bawah slap ruang mesin.

• Limit Switch/Saklar Batas Lintas, ada dua jenis saklar batas lintas yaitu untuk membalik
arah (direction switch) dan final switch. Biasanya komponen ini terpasang di rel kereta,
dipasang di bagian bawah dan di bagian atas rel. Yang berfungsi untuk menjaga agar kereta
tidak menabrak pit atau lantai kamar mesin.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA LIFT
• Vane Plate/Pelat Bendera, Dipasang di rel kereta yang berfungsi untuk mengatur pemberhentian
kereta pada lantai yang dikehendaki dan mengatur pembukaan pintu pendaratan (landing door).
• Landing Door/Pintu Pendaratan, Terdiri dari beberapa bagian, antara lain door hanger, door still,
dan door panel. Berfungsi untuk menutup ruang luncur dari luar. Pada hall door ini dipasang alat
pengaman secara seri sehingga apabila salah satu pintu terbuka maka lift tidak akan bias dijalankan.
• Buffer, Terletak di dua tempat yaitu : satu set kereta dan satu set untuk beban
pengimbang/counterweight. Berfungsi untuk meredam tenaga kinetic kereta dan bobot pengimbang
pada saat jatuh.
• Governor Tensioner, Merupakan pully berbandul seperti penegang rope governor yang terletak di
pit.
PRINSIP KERJA LIFT
Cara kerja Lift secara umum yaitu : Lift/Elevator berjalan kearah atas atau kearah bawah. Perubahan
arah atas dan arah bawah tersebut diatur berdasarkan permintaan tertinggi dan permintaan terendah.
Maksudnya adalah jika lift sedang berjalan ke arah atas, arah lift/elevator akan berubah menjadi bawah
jika telah melayani permintaan pada lantai paling atas, begitu pula dengan arah bawah jika elevator
sedang berjalan ke arah bawah, arah elevator akan berubah menjadi atas menjadi atas jika telah melayani
permintaan lantai paling bawah. Sistem kerja elevator dapat dibagi menjadi dua yaitu Simplex (tunggal)
dan Duplex (ganda). Yang dimaksud dengan system kerja Simplex adalah elevator bekerja secara
masing-masing atau tidak saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan yang dimaksud dengan system
kerja Duplex adalah system lift/elevator yang saling berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan
tugasnya.
2. ESKALATOR
Eskalator atau tangga berjalan adalah salah satu
transportasi vertikal berupa conveyor untuk
mengangkut orang, yang terdiri dari tangga
terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah
mengikuti jalur yang berupa rel atau rantai yang
digerakkan oleh motor.
Eskalator ini dirancang untuk mengangkut orang
dari bawah ke atas atau sebaliknya. Secara umum
tangga eskalator ini banyak digunakan di pusat-
pusat perbelanjaan, bandara, pusat konvensi, hotel
dan fasilitas umum lainnya.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA ESKALATOR
• Rangka struktur
Ada dua jenis rangka struktur yaitu:
Rangka struktur dengan menggunakan solid H - beam
Pada umumnya rangka struktur dibagi atas tiga bagian
a.Rangka atas ( upper frame )
b.Rangka tengah ( middle frame )
c.Rangka bawah ( lower frame )
Rangka struktur dengan pemasangan konstruksi besi siku
Pada rangka struktur dengan konstruksi besi siku, rangka dikirim ke lokasi pemasangan dalam satu kesatuan
yang telah dirakit lebih dahulu dipabrik pembuat
• Rel (rail)
Rel berfungsi untuk mengarahkan gerakan luncuran roda lantai penggerak anak tangga (step chain roller) dan
roda anak tangga (step roller). Rel harus dipasang dan di atur dengan benar agar gerakan roda anak tangga dan
roda lantai penggerak anak tangga halus dan lurus. Didalam pengoprasiannya, rel ini harus diberi pelumas.
Material untuk rel ini pada umumnya menggunakan besi siku
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA ESKALATOR
• Rantai dan Roda Gigi (Chain and Gear)
Rantai dan roda gigi merupakan peralatan penggerak anak tangga dan pegangan tangan.
-Ada beberapa jenis rantai yaitu:
a.Rantai penggerak utama (driving chain)
b.Rantai penGgerak anak tangga (step chain)
c.Rantai penggerak pegangan tangan (handrail driving chain)
-Ada beberapa jenis roda gigi yaitu:
a.Poros roda gigi atas (upper terminal gear)
b.Poros roda gigi bawah (lower terminal gear)
• Anak Tangga (step)
Anak tangga merupakan tempat pijakan dari penumpang eskalator. Bagian permukaannya harus selalu dalam
keadaan horisontal pada saat membawa penumpang. Material-material yang digunakan dalam pembuatan anak
tangga ini harus berasal dari material yang tidak mudah terbakar seperti aluminium, stainless steel dan besi cor.
Untuk memudahkan penumpang dalam membedakan satu anak tangga dengan anak tangga lain harus diberi
warna kuning.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA ESKALATOR
• Dinding Penyangga Rel Tangan (balustrade)
Balustrade adalah dinding kiri dan kanan eskalator. Dasar dinding yang berdekatan dengan tangga
biasanya terbuat dari kaca yang ditemper dengan ketebalan 10 mm (tempered glass balustrade), dapat
juga menggunakan stainless steel balustrade. Stainless steel balustrade biasanya dipakai pada eskalator
yang dipasang pada stasiun kereta, bandar udara dan tempat-tempat dimana banyak kemungkinan
balustrade tersebut terkena benturan.

• Pegangan Tangan (handrail)


Dinding penyangga kiri dan kanan harus dilengkapi dengan rel penyangga tangan (handrail) yang
dapat bergerak bersamaan arah dengan tangga saat berjalan. Pegangan tangan berfungsi untuk
membantu penumpang pada saat melangkah masuk dan keluar anak tangga agar penumpang tidak
jatuh dan terseret. Material yang digunakan pada pegangan tangan ini adalah karet khusus yang
disebut dengan hypalon. Karet tersebut tahan panas, dimana panas tersebut sebagai akibat dari
gesekan, baik yang disebabkan oleh mekanisme penggerak ataupun oleh gesekan antara handrail
dengan frame handrail (aluminium)
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA ESKALATOR
• Lantai Pijak (landing plates)
Lantai pijak penting ditempatkan pada bagian masuk dan keluar eskalator yaitu pada bagian ujung eskalator.
Lantai selain berfungsi sebagai tempat pijakan keluar dan masuk juga berfungsi sebagai penutup bagian
mekanis eskalator. Oleh karena itu, lantai pijak ini dapat dibuka dan ditutup untuk mempermudah dalah hal
perbaikannya. Lantai ini harus terbuat dari bahan material yang tahan api dan mampu memberikan kemantapan
saat berpijak
• Lantai Bergigi (combplates)
Selain lantai pijak yang menutup ruang-ruang mesin maupun ruang mekanis eskalator, terdapat juga lantai
spesifik yang melengkapi eskalator yaitu lantai pijak yang mempunyai alur-alur bergigi di ujungnya. Lantai ini
berfungsi sebagai lantai pendarat bagi penumpang eskalator dan geriginya berfungsi untuk menyisir kotoran
yang ada pada tangga.
• Ruang Mesin
Ruang mesin harus memiliki kelonggaran yang cukup untuk seseorang melakukan perbaikan atau perawatan
bagian-bagian mekanis dan penggerak eskalator. Ventilasi yang tersedia harus cukup agar panas radiasi dari
mesin dapat segera keluar.
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA ESKALATOR
• Pencahayaan (lighting)
Jaringan listrik untuk pencahayaan pada daerah yang dekat dengan kaki, pencahayaan pada dinding
balustrade, dan pencahayaan pada dinding mesin harus terpisah dari jaringan listrik untuk motor
penggerak sehingga jika terjadi kegagalan pada motor atau komponen lainnya, lampu-lampu yang
menerangi eskalator akan tetap menyala
• Unit Penggerak (drive unit)
Motor penggerak adalah motor induksi 3 phasa dengan arus bolak-balik, memiliki frekuensi 50 Hz,
dapat terhubung bintang atau delta. Putaran dari motor penggerak ini kemudian diturunkan oleh
reduction gear box, sehingga didapat kecepatan linier kurang lebih 30 meter permenit.
Unit penggerak terdiri dari :
a.Motor penggerak (motor induksi)
b.Reduction gear box
c.Rem magnet (magnetic brake)
KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA ESKALATOR

• Peralatan Listrik
Peralatan listrik dapat dibagi atas:
a.Panel kontrol
Panel kontrol berfungsi sebagai pengatur arah gerak naik turun dan juga berfungsi untuk mematikan
atau menghidupkan motor escalator.
b.Panel Pengoprasian
Panel pengoprasian berfungsi untuk mematikan atau menghidupkan esklator.
• Kontak pengaman
Eskalator dilengkapi dengan kontak-kontak pengaman yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya kecelakaan pada penumpang dan mencegah kerusakan dari eskalator itu sendiri. Ada dua
jenis kontak pengaman yaitu kontak pengaman yang di reset secara otomatis dan kontak pengaman
yang di reset secara manual.
PRINSIP KERJA ESKALATOR
1.Pendaratan (landing)
Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke
ruang mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb
plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak
tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat.
2.Landasan Penopang (truss)
Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan
bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat
dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan
sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-
ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja.
PRINSIP KERJA ESKALATOR
3.Lintasan
Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan
rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung.
Terdapat dua lintasan, satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut
lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut
sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini
menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk
membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.
3. TANGGA DARURAT
Tangga darurat adalah tangga yang digunakan pada
waktu keadaan darurat, seperti pada saat bencana.
Penggunaan tangga darurat dipersyaratkan menjadi dua
jenis, yaitu penggunaan tangga darurat dengan
persyaratan umum dan khusus.
Tangga darurat adalah tangga khusus yang dibuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar, dan tangga harus
mempunyai dimensi yang diukur dalam arah lintasan
sama dengan lebar tangga. Ada pengecualian untuk
beberapa hal tertentu, yakni Bordes tangga harus
diijinkan untuk tidak lebih dari 120 cm (4 ft) dalam arah
lintasan, asalkan tangga mempunyai jalan lurus.
4.MANAJEMEN BAHAYA DAN SITUASI DARURAT

1.Management
Manajemen berasal dari kata “to manage“ yang artinya mengatur. Secara etimologis, kata
manajemen berasal dari bahasa Inggris management. Akar kata tersebut adalah manage atau
managiare, yang memiliki makna: melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Menurut
Kristiawan dkk (2017) manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengendalikan,
mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada dalam organisasi
dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating, Controling)
agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Dalam perspektif lebih luas,
manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Berarti manajemen merupakan perilaku anggota dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi
manajemen. Manajemen berusaha menciptakan efektivitas setiap individu yang bekerja dalam
satu organisasi. Jika efektivitas individu tercapai maka efektivitas pada unit kerja atau
kelompok menjadi terwujud. Pada gilirannya, efektivitas kelompok mengantarkan organisasi
pada pencapaian efektivitas kelompok.
4.MANAJEMEN BAHAYA DAN SITUASI DARURAT

2.Keadaan darurat
Keadaan Darurat ialah situasi yang lain dari situasi normal yang mempunyai
kecenderungan atau potensi membahayakan, baik bagi keselamatan manusia, harta
benda maupun lingkungan. Kecelakaan pada pekerja dapat terjadi setiap saat dalam
lingkungan kerja, Untuk melindungi para pekerja dan mencegah resiko dalam suatu
aktifitas kerja, setiap pihak harus memperhatikan ketentuan yang telah ditentukan
terutama yang menyangkut kesehatan dan keselamatan kerja, baik dalam situasi
normal maupun darurat. Situasi yang berpotensi darurat merupakan suatu kondisi
atau keadaan dimana keadaan ini cenderung atau berpotensi membahayakan
5. MANAJEMEN BAHAYA ATAU SITUASI DARURAT
TRANSPORTASI VERTICAL DI DALAM BANGUNAN
Lift atau elevator dan eskalator sebagai alah satu sarana transportasi atau alat
angkut orang dan barang yang bergerak secara vertikal mengandung potensi bahaya
dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cedera
manusia dan kerusakan harta benda. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan
Elevator dan Eskalator, telah ditetapkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI terbaru
yaitu No.Per.06/Men/2017 tentang persyaratan yang mensyaratkan adanya Surat
Ijin Operasi bagi setiap Teknisi Elevator dan Eskalator yang dikeluarkan dari
Kantor Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Namun, juga bagaimana dapat
mengendalikan risiko terhadap peralatan, aset dan sumber produksi sehingga dapat
digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
6. RISIKO BERBAHAYA DALAM MENGGUNAKAN
TRANSPORTASI VERTICAL

● Sengatan Listik
Beberapa mesin pengangkut vertikal tidak memiliki sistem isolasi sehingga berpotensi menimbulkan sengatan
listrik. Oleh karena itu penting melakukan tindakan pencegahan seperti pengecekan pada seluruh konduktor
aliran listrik secara berkala.
● Beban Berlebih
Sangat penting untuk tidak mengangkut barang melewati batas maksimal, namun beberapa orang seringkali
menganggap remeh beban yang berlebih saat menggunakan lift atau eskalator. Beban yang berlebih dapat
membuat mesin roboh atau putus, hal ini dapat menyebabkan kecelakaan yang cukup serius.
● Malfungsi Alat
Seperti halnya barang lain yang mengalami penyusutan, mesin angkat dan angkut seperti lift atau escalator
juga dapat mengalami malfungsi atau kerusakan. Kerusakan mesin ini yang dapat menimbulkan potensi
bahaya dalam penggunaannya.
● Human Error
Seringkali kita sebagai pengguna bantuan lift atau eskalator tidak memperhatikan instruksi, langkah, serta
kegiatan yang kita lakukan sesaat sebelum memasuki lift, selama di dalam lift, dan sesaat sebelum keluar lift.
Terkadang kita melalukan keteledoran pada saat-saat tersebut yang menyebabkan cidera.
6. RISIKO BERBAHAYA DALAM MENGGUNAKAN
TRANSPORTASI VERTICAL
cara meminimalisir risiko tersebut
● Jika Anda membawa seorang anak, pegang tangan anak saat masuk atau
keluar lift. Bila memungkinkan, lebih baik Anda menggendong si kecil.
● Saat di dalam lift, jangan pernah menyentuh atau bersandar pada pintu lift
karena di sinilah biasanya terjadi kecelakaan.
● Waspadai celah antara lift dan lantai. Pastikan lift sejajar dengan lantai
sebelum Anda masuk atau keluar.
● Jika pintu lift mulai tertutup, hindari membukanya dengan kaki, tangan, atau
bagian tubuh lain. Sebab, beberapa lift yang memiliki sensor kurang baik
akan tetap menutup walaupun ada benda tertentu yang menghalangi.
● Jika sensor beban maksimal sudah menyala, lebih baik mengurungkan diri
untuk naik.
● Perhatikan instruksi di sekeliling mesin sebelum menggunakannya.
6. RISIKO BERBAHAYA DALAM MENGGUNAKAN
TRANSPORTASI VERTICAL
Selain hal-hal pencegahan diatas, terdapat Standar Riksa Uji Lift dan Eskalator yang
merupakan verifikasi dan pemeriksaan terhadap lift yang terdiri dari serangkaian pengujian
komprehensif terhadap kinerja alat angkat untuk mendefinisikan titik kritis yang berpotensi
menimbulkan bahaya dan kondisi tidak terkontrol lainnya.
● Proses verifikasi yang dilakukan berupa:
● Kaji ulang (review) dan verifikasi kesesuaian spesifikasi objek dengan dokumen teknis
● Pengamatan visual terhadap objek dan identifikasi objek
● Pencatatan data lapangan
● Melakukan perbandingan kesesuaian teknis dengan standar nasional, internasional dan
regulasi lokalMelakukan evaluasi dan justifikasi teknis dalam rangka keberterimaan
terhadap standar dan owner specification
● Analisis kelayakan objek/peralatan
● Pembuatan laporan hasil pemeriksaanPelaporan Riksa Uji Lift dan Eskalator
● Laporan hasil verifikasi tersebut berupa temuan-temuan titik lemah menjadi dasar
rekomendasi perbaikan atau penggantian apabila diperlukan.
PENUTUP

● Kesimpulan
Transportasi vertikal adalah moda transportasi digunakan untuk
mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada
berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya lift, travator,
eskalator dan dumbwaiter. Dari tipe pengangkut vertikal ini masing-
masing mempunyai fungsi angkut yang berbeda. Lift sering dijumpai di
gedung perkantoran, travator lebih banyak di bandar udara, sedangkan
eskalator lebih banyak di pusat pertokoan besar atau mall sedangkan
dumbwaiter lebih banyak digunakan di rumah sakit dan hotel .
AWESOME
Drafting & CAD Technology Major for college

Anda mungkin juga menyukai