Anda di halaman 1dari 36

PELAKSANAAN EFISIENSI ENERGI DI

PERALATAN LAIN (LIFT,ESCALATOR DAN


BOILER) PADA BANGUNAN GEDUNG
7.1 LIFT (ELEVATOR) DAN ESCALATOR
7.2 BOILER
LIFT (Elevator)
Ada dua sistem mekanisme kerja dari Lift/ Escalator
1. Sistem Hydrolik
Pada sistem Hidrolik piston mengangkat lift menggunakan tatakan
hidrolik dimana piston yang digerakkan oleh cairan dipasang didalam
silinder. Naik turunnya lift tergantung tekanan dari fluida pada piston.

Sostem ini sangat sederhana dan sangat efektif, tetapi memiliki


beberapa kekurangan. Masalah utama adalah ukuran dari peralatan
tersebuit. Dalam rangka lift untuk dapat mencapai lantai yang lebih
tinggi, membuat piston harus lebih panjang.
Silinder harus sedikit lebih panjang daripada piston, tentu saja karena
piston harus dapat turun cepat ketika lift berada pada lantai atas.
2. Sistem Tali Besi (Roop Elevator)
Dalam sistem bertaloi besi ini, lift dinaikan dan
diturunkan dengan tali baja traksi dari atas. Tali yang
melekat pada lift, dan diingkarkan sekitar Sheave (3).
Sheave adalah katrol dengan alur keliling lingkar.
Sistem lift bertali jauh lebih fleksibel daripada lift
sistem hydrolik, serta lebih efisien. Biasanya juga
memiliki sistem keamanan yang lebih baik.
Daya angkut lift (handing capacity)
 Daya angkut lift tergantung dari kapasitas dan frekuensi pemuatanya
 Standard daya angkut lift diukur untuk jangka waktu 5 menit jam-jam
sibuk (rush-hour) Daya angkut 1 lift dalam 5 menit adalah

 Dimana M= kapasitas lift (orang) dan daya angkut 75 kg/orang. W=


waktu menunggu (waiting time/interval) dalam detik = T/N Jika 1 zone
dilayani 1 lift, maka waktu menunggu= waktu perjalanan bolak-balik lift,
jadi:
Mengukur Kondisi Energi Listrik Lift
Lift adalah peralatan pengguna energi listrik yang konsumsi
listriknya besar karena itu lift ini memiliki inputan listrik tiga fase.
Karena lfit ini bekerja seimbang maka inputan fasenya harus
seimbang juga atau dengan kata lain tarikan kabel harus sama
ukurannya dan tidak boleh tergabung dengan beban listrik lainnya.
Oleh karena itu konversi energi di sistem lift harus
dikoordinasikan bersama dengan supplier atau perusahaan
pelaksana maintenance lift yang bersangkutan.Hal ini bisa
dilakukan pangaturan operasi lift sesuai dengan jumlah beban
orang pada waktu sibuk dan kosong.
DAYA LISTRIK UNTUK LIFT
 Daya listrik yang diperlukan untuk satu kelompok lift sangat
tergantung kapasitas, kecepatan dan jumlah lift. Suatu lift dengan
kapasitas m dan kecepatan s m/detik memerlukan daya :

 Sedangkan factor kebutuhan daya untuk suatu kelompok lift


adalah :
Contoh Soal :

 Liftdengan kapasitas 3500 lb = 1587.6 kg dan kecepatan 3 m/detik


memerlukan daya listrik

 Untuk 5 lift = 0.67 x 5 x 48 HP = 160 HP


Catatan : 1 orang diperhitungkan 75 kg Penggunaan daya listrik oleh lift (10
jam/hari):
Kwh = 0.20 x 160 HP x x 10 jam = 240 kwh
ESCALATOR

Escalator adalah pengerak


yang berupa tangga yang
saling sambung menyambung
yang digunkan sebagai alat
transportasi dari satu tempat
yang rendah ketempat yang
tinggi atau sebaliknya.
Bagian-bagaian escalator dan cara escalator bekerja
Bagian-bagian escalator dan cara escalator bekerja

 Tangga (step) terbuat dari alumanium pra cetak dan biasanya di lapisi


dengan karet agar tidak licin saat di injak orang. Tangga di lengkapi dengan
dua buah roda (wheel) yang melekat sepanjang rel. Satu roda bagian atas
tangga melekat pada rel luar (outer rail) yang berfungsi untuk memandu
tangga pada posisinya. Roda yang kedua (return wheel) melekat diatas rel
dalam (inner rail) yang berfungsi sebagai tempat berjalannya tangga.

Pegangan (handrail) merupakan pegangan sekaligus pengaman. Pegangan
ini bergerak sesuai dengan gerakan tangga. Untuk menggerakannya di
gunakan handrail drive.

Rantai pemandu (Chain guide) melekat pada roda pengerak (drive
gear) di gerakan oleh motor elektrik yang berfungsi untuk menggerakan
tangga escalator.
 Prinsipdasar escalator adalah melalui sepasang rantai putar loops
yang menarik serangkaian tangga dalam siklus kontinyu untuk
memindahkan banyak orang pada jarak dekat dengan kecepatan
konstan

 Intidari escalator adalah sepasang rantai yang diinginkan pafda


dua pasang roda gigi. Sebuah motor listrik memutar drive gigi di
bagian atas sehingga memutar loop rantai.
Pendaratan (Landing)

Floor plate adalah landasan rata dengan lantai akhir dan


diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang
mesin yang berada di bawah floor plates.
Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan
anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke
bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak
tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada
dibawah permukaan cleat.
Landasan penopang/Truss

Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang


antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah
kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang
digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang
bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss
tersandar pada penopang beton atau baja.
Lintasan

• Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk


mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui
loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka
anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk
roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer).
Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak
tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk
membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan
penopang.
• Lintasan pembalikan di pendaratan atas menggulung anak tangga-
anak tangga mengelilingi bagian ujung dan kemudian
menggerakkannya kembali ke arah yang berbeda. Lintasan overhead
berfungsi untuk memastikan bahwa roda trailer tetap berada di
tempatnya saat rantai anak tangga diputar kembali.
Kecepatan eskalator bervariasi dari sekitar 90 kaki per menit
sampai 180 kaki per menit (27-55 meter per menit). Sebuah
eskalator yang bergerak 145 per menit (44 m per menit) bisa
membawa lebih dari 10.000 orang dalam satu jam, lebih
banyak daripada lift standar.
Implementasi Variable Frequensi Drive di Eskalator

Dengan menghubungkan sensor masuk dan keluar dari eskalator ke


internal PLC dari variabel frequency drive (VFD-E) maka eskalator
bisa bergerak sesuai beban orang yang masuk ke tangga. Selain itu
eskalator bisa berhenti ketika tidak digunakan (tidak ada beban).
Sementara itu sensor alarm memasuki pengaman akan berbunyi ketika
sesorang memasuki arah yang salah.
Kemampuan VFD untuk mengendalikan operasi terus-menerus dari
eskalator akan memberikan penghematan energi yang sangat besar.
Besarnya tergantung dari jumlah lalu lintas orang yang masuk ke
escalator dan juga waktu diam escalator.
Mengukur Kondisi Energi Listrik Lift dan Escalator
Lift adalah peralatan pengguna energi listrik yang konsumsi
listriknya besar karena itu lift ini memiliki inputan listrik tiga fase.
Karena lfit ini bekerja seimbang maka inputan fasenya harus
seimbang juga atau dengan kata lain tarikan kabel harus sama
ukurannya dan tidak boleh tergabung dengan beban listrik lainnya.
Oleh karena itu konversi energi di sistem lift harus
dikoordinasikan bersama dengan supplier atau perusahaan
pelaksana maintenance lift yang bersangkutan.Hal ini bisa
dilakukan pangaturan operasi lift sesuai dengan jumlah beban
orang pada waktu sibuk dan kosong.
7.1. BOILER
Pengertian Boiler
Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas
pembakaran dialirkan ke air sehingga terbentuk air panas
atau uap (steam)

Boliler adalah salah satu peralatan pengguna energi


paling intensif di sebagian besar industri serta dipakai di
beberapa gedung komersial .Konsusi energi pada
peralatan ini merupakan salah satu faktor biaya produksi
yang cukup berpengaruh pada operasional perusahaan.
Komponen Utama Boiler
Steam drum
Merupakan penampungan sementara dari fluida kerja,
baik dalam bentuk cair, campuran maupun uap.
Downcomer dan Furnace
Downcomer Merupakan pipa yang
mengalirkan feedwater menuju ruang
bakar (furnace)
Furnace Merupakan komponen
yang berfungsi sebagai tempat
terjadinya proses pembakaran dari
campuran bahan bakar dengan udara.
eparator/cyclone
Merupakan komponen yang berfungsi untuk
memisahkan fluida kerja antara yang berwujud uap dan
cair.

Feed water pipe


Merupakan pipa yang berfungsi untuk mengalirkan
feedwater menuju boiler
Economizer
Merupakan komponen yang digunakan untuk memanaskan
feedwater dengan memanfaatkan panas dari gas asap
sebelum masuk ke cerobong. Prinsip kerjanya sama seperti
halnya dengan heat exchanger. Economizer akan
meningkatkan nilai ekonomis ketel uap. Jenis ekonomiser
yang populer adalah economiser “Greans” yang banyak
digunakan pada ketel stasioner. Economiser ini terdiri dari
sejumlah besar pipa vertikal yang ditempatkan sebagai
penambahan gas asap antara ketel dengan cerobong
Economizer
Superheater (low, medium & high temperature)

 Merupakan komponen penting yang berfungsi untuk meningkatkan temperatur


uap jenuh tanpa menaikkan tekanannya. Superheater pada umumnya
merupakan bagian kesatuan dari boiler dan ditempatkan di jalur gas asap panas
dari dapur. Gas asap ini digunakan untuk memberikan panas lanjut pada uap.
Connecting Pipes (upper & lower)
Merupakan Pipa yang
menghubungkan antara ruang
bakar dengan steam drum.
Setelah mengetahui jenis dan
komponen penyusun boiler
berikut ini akan dijelaskan
terkait prinsip kerja boiler
dalam mengubah air hingga
menjadi uap.
Berdasarkan Tipe Pipa
Fire Tube Boiler
Fire Tube Boiler dimana gas panas hasil
pembakaran dilewatkan pada tube,
sementara air berada dalam sisi shell,
sehingga terjadi perpindahan panas yang
mengakibatkan air berubah menjadi uap.
Fire tube boiler merupakan boiler yang
biaya penggunaannya relatif murah,
mudah dioperasikan dan memiliki
efisiensi pembakaran yang bagus.
Water Tube Boiler
 Water Tube Boiler mempunyai proses,
Berbanding terbalik dengan fire tube
boiler, dimana air yang dialirkan di dalam
tube, sedangkan proses pembakaran
berada di luar tube (shell). Boiler ini dapat
berupa tipe tunggal atau ganda. Pada
boiler ini tekanan yang terjadi pada uap
relatif tinggi sehingga sering
dimanfaatkan dalam pembangkit.
Kapasitas uap dapat mencapai 4.500 –
12.000 kg/jam.
Proses Kerja Boiler
Energi kalor (panas) dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai
tekanan,temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatansteam
yang akan digunakan.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, sistem boiler mengenal keadaan
tekanan-temperatur rendah (low preassure/LP), dengan perbedaan itu
pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler dimaanfaatkan dalam
suatu proses untuk memanaskan cairan, menjalankan suatu mesin atau
membangkitakn energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi
energi mekanik kemudian memutar generator sehingga menghasilkan
energi listrik.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahakan bakar adalah semua peralatan
yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Berdasarkan Bahan Bakar yang digunakan
Metode Langsung

Metode Tidak Langsung


Contoh
Dari perhitungan di atas sehingga dapat kita simpulkan bahwa
efisiensi boiler dari sebuah pembangkit listrik tenaga uap
adalah 65.4 %. Efisiensi dengan nilai tersebut  adalah
tergolong efisiensi yang rendah dan seorang enjiner tidak dapat
mengetahui secara pasti faktor apa yang menjadi penyebabnya.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai