Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS TEGANGAN SHAFT DRIVE PULLEY

PADA BELT CONVEYOR DI PT. BUKIT ASAM


(PERSERO) Tbk. TANJUNG ENIM

Hendri Chandra1, Muhammad Andri2,


1
Dosen Tetap JurusanTeknikMesinFakultasTeknikUniversitasSriwijaya
E-mail : hendrichandra@ft.unsri.ac.id
2
MahasiswaJurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
E-mail :muhammad.andretm12@gmail.com
Jl. Raya Palembang - Prabumulih Km 32, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia

Abstrak

Desain shaft drive pulley yang digunakan diperuntukan untuk pengangkutan material angkut
yang lama, yaitu campuran batubara dan tanah dengan masa jenis yang lebih berat, sedangkan
sekarang hanya mengangkut batubara jenis sub bituminus dari stockpile yang telah tersedia.
Perlu dilakukan analisis bagaimana kondisi tegangan shaft drive pulley jika material angkut
hanya batubara jenis sub bituminus. Dalam melakukan analisis tegangan yang terjadi akibat
pembebanan atau gaya-gaya yang terjadi pada shaft drive pulley, selain secara teoritis juga
diperlukan simulasi menggunakan software Autodesk Inventor 2016 dengan input data dari gaya
resultan tarikan belt, gaya dari beban drive pulley, gaya dari komponen penggerak serta torsi
yang dialami poros dari motor penggerak. Dari hasil analisis, diketahui shaft drive pulley dalam
kondisi aman digunakan untuk pembebanan yang dilakukan karena nilai tegangan Von Mises
masih jauh dibawah endurance limit material tersebut. Hasil simulasi juga sesuai dengan
perhitungan teoritis yang menunjukan kondisi kritis pada bagian akhir diameter terkecil sebelum
kenaikan tingkatan poros dengan safety factor yang tidak berbeda jauh sebesar 3,20 dan 3,38.

Kata Kunci: Shaft, Belt conveyor, Shaft drive pulley, Stockpile, Sub bituminus, Analisis
tegangan, Autodesk Inventor 2016, Tegangan Von Mises, Endurance limit.

Abstract

Design of shaft drive pulley that used for the transport of long haul material, which is a mixture
of coal and soil with heavier densities, but now only carries the kind of sub bituminous coal
from stockpiles have been available. It needs to analyze how the conditions of sress shaft drive
pulley if the material transport is only sub-bituminous coals. In conducting the stress analysis
resulting from loading or forces (Force) that occurs in shaft drive pulley, not only theoretically,
but also needed a simulation using Autodesk Inventor 2016 software with data input of belt
resultant pull force, the force of drive pulley load from the drive components as well as the
torque experienced by the shaft of the motor. The results of this reserach, shaft drive pulley in a
safe condition is used for loading done because the value of Von Mises Stress is still far from
the material endurance limit. The simulation results are also accordant with the theoretical
calculations that show critical condition at the end of the smallest diameter before the increase
of shaft level with safety factor is not greatly different by 3.20 and 3.38.

Keywords: Shaft, Belt conveyor, Shaft drive pulley, Stockpile, Sub bituminus, Stress analysis,
Autodesk Inventor 2016, Von Mises stress, Endurance limit.

Jurnal Teknik Mesin |1


A. Latar Belakang Sehingga kita dapat menganalisis gaya
Belt conveyor merupakan salah satu -gaya yang terjadi pada poros yang
alat angkut material yang paling banyak di mengakibatkan terjadinya tegangan pada
pakai di industri. Pada kerja belt conveyor, poros tersebut dan menganalisis daerah
seluruh proses pemindahan material oleh kritis yang sering mengakibatkan
belt conveyor di jalankan oleh motor listrik kerusakan pada shaft drive pulley.
yang memutar drive pulley. Pada bagian
dalam drive pulley tersebut terdapat poros B. Tinjauan Pustaka
atau shaft yang meneruskan tenaga dari Pada penelitian kali ini penulis
motor listrik yang berguna untuk memutar melakukan analisis tegangan pada shaft
drive pulley sehingga disebut shaft drive drive pulley dengan karakteristik poros
pulley. Pada shaft drive pulley terdapat pejal dengan kombinasi beban lentur dan
berbagai macam gaya-gaya yang bekerja puntir. Kita dapat melakukan analisis
dari pembebenan yang diberikan di sistem tegangan yang terjadi dengan teori Von
belt conveyor itu sendiri. Bekerjanya gaya Mises ( ) dengan variable yang dicari,
ini pada poros akan mengakibatkan
terjadinya tegangan di dalam struktur yaitu :
material poros tersebut.Tegangan 1. Mencari momen lentur dan momen
pembebanan maksimum akibat gayasangat puntir dari dinamika gaya yang terjadi
menentukan sekali bagi keberhasilan pada shaft drive pulley
material poros untuk bertahan dari 2. Mencari stress elemen atau elemen
kerusakan. Sehingga menjadi batasan
tegangan yang terjadi pada poros
maksimum bagi kekuatan struktur material
benda untuk bertahan dari pembebanan
lebih atau diluar kondisi normal operasi serta
pada shaft drive pulley tersebut. Maka, Analisis tegangan yang dilakukan
untuk menghindari kegagalan material secara 3 dimensi karena pembebanan pada
dalam menghadapi pembebanan, besarnya
tegangan pembebanan yang terjadi tidak sumbu x,y dan z akibat gaya tarik belt (
boleh melebihi tegangan izin dari material ), instalasi puli dan komponen penggerak
yang digunakan.
Desainshaft drive pulley yang ( ) serta gaya geser yang terjadi pada
digunakan diperuntukan untuk
pengangkutan material angkut yang lama, kedua ujung poros ( )poros tersebut dan
yaitu campuran batubara dan tanah dengan
masa jenis yang lebih berat, sedangkan menganalisis daerah kritis yang sering
sekarang hanya mengangkut batubara dari mengakibatkan kerusakan pada shaft drive
stockpile yangtelah tersedia. Perlu pulley.
dilakukan analisis bagaimana kondisi Tegangan geser yang terjadi akibat
tegangan shaft drive pulley jika material
pembebanan torsi ( :
angkut hanya batubara.Dalam melakukan
analisis tegangan yang terjadi akibat
pembebanan atau gaya-gaya yang terjadi =
pada shaft drive pulley, selain secara
teoritis juga diperlukan simulasi Tegangan lentur yang terjadi akibat
menggunakan software Autodesk Inventor
pembebanan lentur( :
2016 dengan input data dari gaya resultan
tarikan belt, gaya dari beban drive pulley,
gaya dari komponen penggerakserta torsi =
yang dialami poros dari motor penggerak.

Jurnal Teknik Mesin |2


Setelah melakukan analisis tegangan
yang terjadi pada poros, kita dapat Momen Lentur (M)
melakukan pemeriksaan kegagalan poros Untuk mencari momen lentur yang
menggunakan persamaan Von Mises terjadi, kita perlu mengetahui besaran
sebagai berikut: beban yang diterima shaft. Beban lentur
yang diterima Shaft Drive Pulley dikalikan
gravitasi sehingga dapat mengetahui gaya
= + gaya yang terjadi pada belt seperti gaya
resultan tarikan belt (FR), gaya akibat
beban puli (FP) dan gaya akibat komponen
penggerak (FD)
1. Gaya resultan tarikan belt (FR)
Kegagalan awal yang sering terjadi
Gaya resultan merupakan gabungan
pada poros biasanya dimulai pada diameter
gaya tarik belt atas dan bawah (F1 dan F2).
terkecil poros. Jika pada poros bertingkat,
Sehingga diperlukan gaya keliling untuk
terjadinya pada diameter terkecil saat
mencari ketiga gaya tersebut. Gaya
sebelum kenaikan tingkatan poros.
keliling (FU) merupakan gaya yang
Sehingga tegangan nominal Von Mises
dibutuhkan untuk menggerakan drive
pada diameter tersebut perlu dikalikan
pulley yang dibebani oleh massa material,
Peterson Factors for Stress Concentration
idler, dan belt serta tahanan yang terjadi.
( ) (Lampiran AppendixCharts of
Theoretical Stress-Concentration Factors

.Budynas & Nisbett, 2008) yang disebut


tegangan maksimum.
Perlu juga diketahui bahwa analisis
tegangan juga dipengaruhi pembebanan
yang dilakukan. Pada penelitian kali ini di
asumsikan beban pada kondisi statis pada
saat jalur belt conveyor ter isi penuh,
sehingga perlu di analisis kelelahan yang
terjadi pada poros akibat pembebanan
berulang yang dilakukan (fatigue).Secara Gambar 1. Gaya resultan belt
empiris kelelahan yang terjadi pada
struktur biasanya ketika mencapai 34 FR =
persen dari tegangan ultimate ( ) dari
Gaya resultan yang terjadi pada
material yang digunakan. Tegangan yang poros diasumsikan pembebanan pada
menyatakan kelelahan yang terjadi pada sumbu y dan di analisis pada setengah
struktur disebut dengan tegangan endrance bagian, sehingga nilai momen nya didapat:
( ) dengan persamaan : MY = 0,5 FR . L

= 0,34 2 Gaya Pembebanan Puli (FP)


Shaft drive pulley juga mengalami
Sehingga kegagalan yang terjadi beban dari instalasi puli yang dilakukan
pada poros jika tegangan maksimum yang pada end disc area . Untuk besaran gaya
terjadi besarnya sama atau melebihi akibat pembebanan puli sebesar:
tegangan endurance nya.

Jurnal Teknik Mesin |3


Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
= mpulley . g
Data Lapangan
Gaya akibat beban puli yang terjadi
Penulis melakukan penilitian di
pada poros diasumsikan pembebanan pada
conveyor excavating 40 Tambang Air
sumbu z dan di analisis pada setengah
Laya PT. Bukit Asam Tanjung Enim,
bagian, sehingga nilai momen nya didapat:
Sumatera Selatan pada komponen drive
MZ = 0,5 .L pulley. Waktu pelaksanaan pengumpulan

Gambar 2. Drive pulley CE 40 TAL


3 Gaya Komponen penggerak (FD)
Pada ujung shaft drive pulley
terdapat pembebanan oleh komponen
penggerak seperti motor listrik,
gearboxdan ponton ( ).Untuk besaran
data dimulai dari tanggal 18 April s/d 29
gaya akibat pembebanan komponen April 2016.
penggerak sebesar: Adapun data yang diambil dalam
melakukan analisis tegangan shaft drive
= pulleysebagai berikut:

Gaya akibat pembebanan komponen


penggerak yang terjadi pada poros terdapat
pada kedua ujung poros. Dapat
diasumsikan pembebanan pada sumbu z
dan di analisis pada setengah bagian,
sehingga nilai momen nya didapat:

MZ = .L
1. Desain shaft drive pulley
Berikut desain shaft drive pulley
C. Metodologi Penelitian yang digunakan pada conveyor excavating
Urutan kerja pada penelitian ini dapat 40 Tambang Air Laya PT. Bukit Asam
dilihat pada diagram alir penelitian di Tanjung Enim:
bawah ini : Gambar 4. Desain shaft drive pulley
2. Data Pembebanan lentur
Beban lentur yang dialami oleh
poros dialami akibat dari massa yang
ditahan poros, dengan parameter data yang
didapat dari Design Project P83BA
sebagai berikut :
 Jalur conveyor excavating 40
Panjang jalur, L = 483,4 m
ketinggian jalur, H = 36 m
Kecepatan belt, v = 5,5 m/s
Koefisien panjang konveyor,c= 1,23
Koefesien gesek, f = 0,023

Jurnal Teknik Mesin |4


 Material yang di angkut Kecepatan sudut input, =102,67rad/s
Massa jenis batubara, = 0,80 t/m3
Kecepatan sudut output, =8,59 rad/s
(Sub-bituminus, run of mine)
Sudut surcharge material,α=25o (Sub- Tegangan pada motor, V = 6000 V
Arus operasi normal, Imax =40s/d 48 A
bituminus ROM, = 0,80 t/m3) Arus beban kosong, Imin = 15 A
Cross Section Area, A=0,18774 m2
Massa material qG =150,19 kg/m Simulasi
Massa belt, qB = 47,9 kg/m Proses simulasi yang dilakukan
dengan menggunakan Autodesk Inventor
 Spesifikasi idler yang dibutuhkan 2016 ini terbagi atas beberapa tahap,
Massa idler pembawa, MRo = 29,0 kg/m dimulai dari permodelan, simulasi dan
Jarak antar idler pembawa, = 1,25 m result. Berikut tahap-tahapan yang
dilakukan:
Massa idler balikan, MRu = 5,5 kg/m
Jarak antar idler balikan, = 6,25 m 1. Pemodelan
Pada tahap ini menjelaskan langkah
Sudut gantung ilder balikan,ε= 15o awal dalam pembuatan model secara 3D
Sudut gantung ilder pembawa,β = 40o dengan perangkat lunak berbasis elemen
Faktor lintasan sabuk, Cε = 0,47 hingga. Proses yang dilakukan yaitu
 Spesifikasi puli yang dibutuhkan sebagai berikut:

Sudut kontak puli dan belt , = 1890  Proses permodelan geometri


Pada proses ini kita membuat
Sudut Antara puli atas permodelan dari shaft drive pulley dimulai
dan puli bawah, = 90 dari pembuatan sketsa dalam gambar 2D
lalu dilanjutkan dengan pembuatan desain
Sudut belt dan konstruksi secara 3D dengan menu revolved3D model
drive unit CE 40 , = 120 yang tersedia pada Autodesk Inventor
2016.
Massa puli = 4622 kg
Diameter puli = 1250 mm
 Menentukan jenis material
Panjang puli = 1400 mm
Setelah proses permodelan giometri
Koefisien gesek puli&belt, µ= 0,45
dilakukan, kita melakukan pemilihan
 Beban dari komponen penggerak
Beban drive unit 380 kW = 10,1 ton
Panjang ponton = 5250 mm

3. Data Pembebanan Puntir


Beban puntir yang dialami oleh
poros akibat dari torsi yang diberikan pada
kedua ujung poros dari motor listrik
conveyor excavating 40. Dengan data
sebagai berikut :
Daya motor maximum, P = 380 kW
Efesiensi, ɳmotor = 0,80 material shaft drive pulley. Material yang
Daya motor sebenarnya, Pact = 303 kW digunakan pada desain yaitu Steel AISI
Gear rasio reducer, i =1 : 11,95 1045 (DIN) atau C45 (JIS).
Putaran input, n1 = 980 rpm Gambar 5. Permodelan shaft drive pulley
Putaran output, n2 = 82 rpm
2. Proses Simulasi

Jurnal Teknik Mesin |5


Jenis simulasi yang dilakukan pada Perhitungan secara analitis perlu
penilitian kali ini dengan menggunakan dilakukan untuk membandingkan nilai
Environment-Static Analysis. Pemberian tegangan Von Mises yang terjadi pada
beban dilakukan pada saat sepanjang jalur shaft drive pulley terhadap nilai tegangan
belt conveyor terisi penuh. Proses yang Von Mises yang didapat dari hasil simulasi
dilakukan yaitu sebagai berikut: dengan menggunakan Autodesk Inventor
2016
 Meshing
Pemberian meshing digunakan untuk 1. Momen Lentur
membagi elemen menjadi lebih kecil.  Gaya resultan tarikan belt ( )
Ukuran mesh bisa dibuat sekecil mungkin,
tetapi disesuaikan dengan kemampuan dari Pada hasil perhitungan pada
perangkat komputer yang digunakan. diameter 320 mm dengan jarak pusat gaya
sehingga dengan elemen yang lebih kecil dan tumpuan sebesar 400 mm, gaya
diharapkan ketelitian hasil simulasi lebih resultan tarikan belt dan momen pada
tinggi. sumbu y sebesar:
 Constrain
= 133605,66 N
Pemberian constrain atau kondisi
batas pada shaft drive pulley terdapat pada
= 26721 Nm
bearing, yang sebelumnya bearing di
assembly dengan tipe cylinder aligned.
Karena simulasi yang dilakukan hanya  Gaya akibat pembebanan puli( )
pada shaft, pada bearing bisa di lakukan Pada hasil perhitungan pada
pilihan exclude from study. diameter 32 mm dengan jarak pusat gaya
 Load pada simulasi dan tumpuan sebesar 400 mm, gaya akibat
Pembebanan yang dilakukan secara pembebanan puli dan momen pada sumbu
3 dimensi pada sumbu x,y dan z pada z sebesar:
= 45341,82 N

=9068,364 Nm

 Gaya dari komponen penggerak ( )


Pada hasil perhitungan pada
diameter 210 mm dengan jarak pusat gaya
dan tumpuan sebesar 400 mm, gaya akibat
model yang telah dibuat sebelumnya. pembebanan puli dan momen pada sumbu
Beban yang diberikan pada model didapat z sebesar:
dari hasil perhitungan analitis dan kondisi
= 45341,82 N
dinamika gaya yang diberikan, dalam hal
ini momen puntir, gaya dari beban puli,
= 17215,324 Nm
gaya dari komponen penggerak dan gaya
tarik belt. Pada diameter 260 mm dengan jarak
Gambar 6. Pemberian load pada simulasi pusat gaya dan tumpuan sebesar 400 mm:
D. Hasil dan Pembahasan = 42109,43 Nm
Berikut adalah hasil dan pembahasan
dari analisis tegangan yang dilakukan: 2. Momen Puntir
Perhitungan Analitis

Jurnal Teknik Mesin |6


Analisis yang dilakukan pada Tegangan yang terjadi pada diameter
setengah desain sehingga torsi yang 260 mm akibat torsi dari motor penggerak
dimasukan hanya pada satu bagian motor dan momen lentur dari gaya akibat beban
saja. Pada kondisi lapangan daya motor komponen penggerak (FD) pada sumbu z.
yang digunakan jenis 380 kW dengan Sehingga didapat nilai tegangan geser
efesiensi 80 persen pada tegangan 6000 V, (𝜏𝑥𝑦) dan tegangan lentur sebesar (𝜎z):
arus terbaca pada kondisi beban kosong 𝜏𝑥𝑦= 9,7 MPa
sebesar 15 A dan beban penuh 48 A. 𝜎z = 24,39 MPa
Sehingga momen puntir maksimum yang
terjadi sebesar: Sehingga nilai tegangan Von Mises
yang terjadi di poros pada diameter 180
mm sebesar:
T= = 33525,5 Nm
𝜎𝑣= 29,63
 Tegangan pada diameter 320 mm
3. Nilai tegangan pada setiap diameter
Tegangan yang terjadi pada diameter
 Tegangan pada diameter 180 mm
320 mm akibat torsi dari motor penggerak
Pada diameter 180 mm merupakan
diameter terkecil pada shaft drive pulley, dan momen lentur dari gaya tarik belt (FR)
biasanya terjadi kegagalan pada poros pada sumbu y dan gaya akibat beban dari
dimulai pada diameter ini. Pada diameter puli (FP) pad sumbu z. Sehingga didapat
ini hanya terdapat pembebanan torsi dari nilai tegangan geser (𝜏𝑥𝑦) dan tegangan
motor penggerak dengan nilai torsi sebesar lentur sebesar (𝜎z):
33525,5 Nm. Sehingga didapat tegangan
𝜏𝑥𝑦= 9,7 MPa
geser (𝜏𝑥𝑦) sebesar:
𝜎y= 8,30 MPa
𝜏𝑥𝑦 = 29,265 MPa 𝜎z= 2,82 MPa
Sehingga nilai tegangan Von Mises Sehingga nilai tegangan Von Mises
yang terjadi di poros pada diameter 180 yang terjadi di poros pada diameter 180
mm sebesar: mm sebesar:
𝜎𝑣= 50,689 MPa 𝜎𝑣=11,613 MPa
 Tegangan pada diameter 210 mm 3. Kegagalan pada shaft drive pulley
Tegangan yang terjadi pada diameter  Kegagalan pada diameter 180 mm
210 mm akibat torsi dari motor penggerak Pada diameter 180 mm merupakan
dan momen lentur dari gaya akibat beban diameter terkecil yang dianggap sebagai
komponen penggerak (FD) pada sumbu z. kondisi kritis terjadinya kegagalan poros.
Sehingga didapat nilai tegangan geser Kita mendapatkan nilai tegangan Von
(𝜏𝑥𝑦) dan tegangan lentur sebesar (𝜎z): Mises yang terjadi pada titik tengah
diameter ini sebesar 50,689 MPa dengan
𝜏𝑥𝑦= 18,429 MPa faktor keamanan sebesar 3,79.
𝜎z= 18,927 MPa Sedangkan kondisi kritis terjadinya
kegagalan poros terjadi pada saat sebelum
Sehingga nilai tegangan Von Mises kenaikan tingkatan poros yang dipengaruhi
yang terjadi di poros pada diameter 180 oleh Peterson Factors for Stress
mm sebesar:
Concentration (𝐾𝑡 ). Profil kenaikan
𝜎𝑣= 37,11 MPa tingkatan poros pada diameter 180 mm
menggunakan chamffer dengan jarak
 Tegangan pada diameter 260 mm perubahan dari diameter 180 mm ke
diameter 208 mm sebesar 52 mm.

Jurnal Teknik Mesin |7


Sehingga dengan modifikasi 𝐾𝑡fillet gaya tarik belt. Pembebanan yang
dimodifikasi dengan chamffer didapat dilakukan pada diameter ini akibat torsi
pendekatan sebesar 1,12. Dengan nilai 𝐾𝑡 yang diberikan, beban puli (FP) dan gaya
sebesar +1,12, maka tegangan maksimum tarik belt (FR) pada jarak 400 mm dari titik
pada kondisi kritisnya: tengah tumpuan. Tegangan Von Mises
𝜎I= 1,12 . 50,689 MPa yang terjadi sebesar 11,613 MPa masih
= 56,77 MPa jauh dibawah tegangan endurance struktur.
Kelelahan pada shaft drive pulley Kelelahan poros dimulai ketika
terjadi ketika tegangan maksimum yang tegangan kerja nya menyamai atau diatas
terjadi sampai pada tegangan endurance tegangan endurance nya, sehingga safety
nya, sedangkan tegangan maksimum yang factor yang diberikan pada tingkatan
terjadi sebesar 56,77 MPa masih jauh dari diameter ini sebesar 16,54
tegangan endurance nya, sehingga safety
factor yang diberikan sebesar 3,38 Perbandingan Hasil Simulasi
 Kegagalan pada diameter 210 mm
Pada diameter 210 mm merupakan
tingkatan diameter pertama yang
mengalami momen lenturakibat torsi yang
diberikan dan beban dari komponen
penggerak (FD) di ujung poros pada jarak
347,5 mm dari titik tengah diameter
tersebut. Tegangan Von Mises yang terjadi
sebesar 37,11 MPa masih jauh dibawah
tegangan endurance struktur.
Kelelahan poros dimulai ketika Berikut hasil dan pembahasan dari
tegangan kerja nya menyamai atau diatas simulasi yang dilakukan dan dibandingkan
tegangan endurance nya, sehingga safety dengan hasil teoritis nya. Salah satu
factor yang diberikan pada tingkatan pembanding yaitu tegangan Von Mises
diameter ini sebesar 5,18. yang terjadi dan safety factor yang
 Kegagalan pada diameter 260 mm diberikan.
Pada diameter 260 mm merupakan 1. Tegangan Von Mises
tingkatan diameter pada tumpuan. Pada penelitian kali ini di asumsikan
Pembebanan yang dilakukan pada beban pada kondisi statis ketika sepanjang
diameter ini akibat torsi yang diberikan jalur belt conveyor terisi penuh batubara.
dan beban dari komponen penggerak (FR) Kegagalan dalam hal ini kelelahan yang
di ujung poros pada jarak 850 mm dari terjadi pada poros, jika tegangan Von
titik tengah tumpuan. Tegangan Von Mises nya sama atau melebihi tegangan
Mises yang terjadi sebesar 29,63 MPa endurance bahan.
masih jauh dibawah tegangan endurance
Tegangan Von Mises diameter 180 mm
struktur.
Kelelahan poros dimulai ketika
tegangan kerja nya menyamai atau diatas
tegangan endurance nya, sehingga safety
factor yang diberikan pada tingkatan
diameter ini sebesar 6,48
 Kegagalan pada diameter 320 mm
Pada diameter 320 mm merupakan
tingkatan diameter pada instlasi puli dan

Jurnal Teknik Mesin |8


Hasil simulasi pada titik tengah Gambar10.Hasil simulasi diameter 320mm
diameter 180 mm menunjukan nilai 2. Faktor Keamanan (Safety Factor)
tegangan Von Mises sebesar 50,87 MPa.
Pada jarak yang sama dengan tumpuan,
hasil simulasi tidak berbeda jauh dengan
perhitungan analitis sebesar 50,69 MPa
Hasil simulasi menunjukantegangan
maksimum yang terjadi pada diameter 180
mm ini sebesar 60,02 MPa tidak berbeda
jauh degan perhitungan analitis sebesar
56,77 MPa. Hal ini menunjukan bahwa
distribusi tegangan yang terjadi pada hasil
simulasi tidak berbeda jauh dengan
perhitungan analitisnya.
Gambar7.Hasil simulasi diameter 180mm
 Tegangan Von Mises diameter 210 mm
Hasil simulasi yang dilakukan pada
tingkatan diameter 210 mm menunjukan
nilai tegangan Von Mises sebesar 32,13
MPa. Pada jarak yang sama dengan Faktor keamanan yang diberikan
tumpuan, hasil simulasi tidak berbeda jauh dipengaruhi dari nilai perbandingan
dengan hasil perhitungan analitis sebesar tegangan endurance (𝜎𝑒) bahan AISI
37,11 MPa. 1045sebesar 192,1 MPa dan tegangan
Gambar 8.Hasil simulasi diameter 210 mm kerja maksimum pada desain.
Gambar 11.Safety factor pada desain
 Tegangan Von Mises diameter 260 mm
Hasil simulasi yang dilakukan pada Hasil simulasi menunjukan safety
tingkatan diameter 260 mm menunjukan factor pada titik tengah diameter minimum
tegangan Von Mises sebesar 14,94 MPa. sebesar 3,75 sedangkan hasil perhitungan
Pada jarak yang sama dengan tumpuan, analitis sebesar 3,79. Hasil simulasi
perbandingan hasil simulasi dan dari menunjukan safety factor minimum terjadi
perhitungan analitis sebesar 29,63 MPa. pada kondisi kritis saat kenaikan tingkatan
Gambar 9.Hasil simulasi diameter 260 mm poros sebesar 3,21 sedangkan hasil
perhitungan analitis sebesar 3,38.
 Tegangan Von Mises diameter 320 mm
3. Perpindahan Posisi (Displacement)
Hasil simulasi yang dilakukan pada Hasil simulasi menunjukan bahwa
tingkatan diameter 320 mm menunjukan pembebanan torsi sangat mempengaruhi
tegangan Von Mises sebesar 6,25 MPa. perubahan posisi pada dimensi terluar
Pada jarak yang sama dengan tumpuan, diameter terkecil (180 mm) dengan
perbandingan hasil simulasi dan
perhitungan analitis sebesar 11,613 MPa.

Jurnal Teknik Mesin |9


displacement sebesar 0,3115 mm. Hal ini shaft drive pulley tegangan kerja masih
di sebabkan tegangan geser yang bekerja jauh dari tegangan yang diizinkan,
sejajar dengan bidang poros sehingga sehingga ketika akan melakukan
mengakibatkan defleksi dari posisi awal. penggantian shaft pada drive pulley
Gambar 12.Displacement pada desain yang baru, penulis menyarankan untuk
melakukan pemilihan material yang
Hasil Tegangan Maksimum, Faktor lebih efisien dengan tegangan izin
E. material tidak terlalu jauh diatas
Analisis (kondisi kritis, d = Kemanan
180 mm)
tegangan kerjanya.
Secara 56,77 MPa 3,38 2. Perlu diperhatikan kebersihan pada
Analitis laging puli dengan pembersihan yang
Hasil 60,02 MPa 3,20 rutin agar koefien geseknya terjaga,
Simulasi sehingga tidak ada loss energy
Kesimpulan dan Saran (kehilangan energi) dari transfer daya
Kesimpulan Hasil Diameter Tegangan Faktor
Berdasarkan hasil analisis yang telah Analisis Von Mises
Kemanan
dilakukan, kesimpulan yang dapat diambil Secara 180 mm 50,69 MPa 3,79
dari penelitian ini adalah : Analitis 210 mm 37,11 MPa 5,18
1. Analisis tegangan yang terjadi pada 260 mm 29,63 MPa 6,48
shaft drive pulley sebagai berikut: 320 mm 11,61 MPa 16,54
Tabel 1. Perbandingan hasil analisis Simulasi 180 mm 50,87 MPa 3,78
dengan 210 mm 32,13 MPa 5,98
Hasil analisis tegangan pada shaft
Autodesk 260 mm 14,94 MPa 12,86
drive pulley menunjukkan bahwa desain
Inventor 320 mm 6,25 MPa 30,38
masih berada dalam kondisi aman
2016
digunakan karena tegangan Von Mises yang dilakukan.
yang terjadi di atas tegangan endurance 3. Untuk analisis dengan simulasi
nya. menggunakan bantuan perangkat lunak
2. Kondisi keadaan kritis pada shaft drive perhatikan saat menentukan kondisi
pulley terjadi pada bagian akhir batas, karena kesalahan dalam
diameter 180 mm sebelum kenaikan menetukan kondisi batas akan
tingkatan poros berprofil mempengaruhi hasil simulasi yang
chammferdengan tegangan maksimum diperoleh.
yang terjadi sebesar:
Daftar Pustaka
Tabel 2. Hasil analisis pada kondisi kritis
Budynas, R.G and Nisbett, J.K. 2008.
Jadi kita dapat dapat Shigley’s Mechanical Engineering
menyimpulkan bahwa distribusi Design..Ninth Edition In SI Unit.
tegangan yang ditampilkan pada USA: The McGraw-Hill
simulasi sesuai dengan kerusakan yang Companies.
terjadi pada shaft drive pulley selama
Callister Jr, W.D. 2007Material Science
ini. and Engineering: An Introduction.
Saran New York: John Wiley&Sons Inc
Saran yang dapat diberikan melalui
penelitian ini adalah : Gross, D., et al., 2011. Engineering
Mechanics 2 Mechanics of
1. Hasil analisis menunjukan dengan
penggunaan material AISI 1045 pada
Jurnal Teknik Mesin |10
Material. Verlag Berlin Heidelberg
: Springer

Gross, D., et al. 2009. Engineering


Mechanics 1 – Statics. First
Volume: Springer.

James, D. 2008. Perancangan Sistem


Konveyor Kapasitas 1500 TPH
dan Analisa Kekuatan Pin pada
Rantai Reclaime Feeder. Depok:
Departemen Teknik, Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.

Khurmi, R.S. and Gubta, J.K. 2005.


Mechine Design. New Delhi :
Eurasia Publishing House.

Sularso. 2004. Dasar perencanaan dan


pemilihan elemen mesin. Jakarta : PT
Pradnya Paramitha.

Toha, J. 2002. Perencanaan, Pemasangan


& Perawatan Konveyor Sabuk dan
Peralatan Pendukung. Bandung:
PT.JUNTO Engineering.

Jurnal Teknik Mesin |11

Anda mungkin juga menyukai