Anda di halaman 1dari 36

Rangkuman Materi Inti 12 – Pengujian Keselamatan Kerja Elevator Escalator

A. Materi Pengetahuan Dasar Elevtor dan Eskalator – Pak Yuli Kustarto

Definisi LIFT
“Pesawat pengangkut/ pengangkat manusia dan / atau barang yang digerakkan dengan
tenaga baik melalui transmisi tarikan langsung (tanpa atau dengan roda gigi) maupun
transmisi sistem hydraulis dengan gerakan vertikal naik dan turun (diambil dari istilah
SII 1998).”

Sejarah dan perkembangan lift dan eskalator.


A. Adanya kebutuhan akan alat transportasi vertikal.
B. Lif dan eskalator merupakan (salah satu) “alat trans portasi vertikal”

Perbedaan Lift dan Eskalator


Lift/Elevator, adalah : alat transportasi vertikal antar beberapa lantai dengan kapasitas
terbatas.
Eskalator, adalah : alat transportasi vertikal, massal antar lantai.

1
Transmisi Tarikan Langsung (Motor Traksi)
Mengunakan penggerak motor traksi Mesin penggerak yang terdiri dari motor AC
maupun DC yang dihubungkan dengan Gear Box ( Speed Reducer) dilengkapi dengan
rem, pulley ( main sheave ) serta membentuk suatu bagian yang kompak
Jenis Penggunaannya
 Lift Hydraulic Jarak pelayanan Terbatas – 20 m Frequency pemakaian 80
start/stop perjam Kecepatan Maximal = 60/90 mpm.
 Lift Traction Jarak pelayanan Terbatas – tidak terbatas Frequency pemakaian 80
– 240 start/stop perjam. Kecepatan Maximal (saat ini) = 1010 mpm

Motor Traksi ditinjau dari Sistem Roping


1. Overhead Type oneto-one single wrap One-to-one artinya 1:1 yaitu kecepatan
putaran mesin lift sebanding dengan kecepatan kereta Pada sistem ROPING, jenis ini
merupakan sistem ROPING yang paling banyak dijumpai pada lift-lift di Indonesia
terutama untuk lift kecepatan sedang dan rendah Overhead berarti posisi mesin lift
terletak diatas hoistway lift
2. Basement Tipe One to one single wrap
Sistem ROPING ini dipergunakan bila perencanaan tidak menghendaki adanya kamar
mesin lift diatas hoistway Kamar mesin lift type ini biasanya terdapat pada lantai dasar

2
atau lantai 1 bersebelahan dengan hoistway lift (dapat terletak disebelah kiri, kanan
maupun di belakang hoistway) Adapun kecepatan lift ini sebanding antara kecepatan
kereta dengan kecepatan putaran mesin lift
3. Overhead tyoe two to one double wrap
Overhead dapat diartikan letak kamar mesin lift diatas hoistway lift Two-to-one atau 2 :
1 yaitu kecepatan mesin lift 2 kali dari kecepatan kereta lift Double wrap artinya sistem
roping pada pulley dililitkan dua kalinya agar tidak terjadi slip Sistem roping ini jarang
dipergunakan karena rope yang cukup panjang, untuk gedung yang rendah ataupun
sedang
4. Overhead type two to one single wrap
Sistem ini pada prinsipnya sama seperti pada point 3, akan tetapi sistem roping pada
pulley tidak dililitkan dua kali Dengan menggunakan sistem ini akan diperoleh kekuatan
daya angkat lift dua kali lebih besar akan tetapi kecepatan kereta lift menjadi setengah
dari kecepatan motor lift

Motor traksi ditinjau dr sisitem Kontrol


1. AC – Single Speed
2. AC Two speed
Motor penggerak jenis ini menggunakan 2 gulungan motor kecepatan rendah dan
komponen kecepatan sedang Kontrol lift type ini mengatur kecepatan lift pada saat
percepatan maupun perlambatan dengan merubah kecepatan lift dari kecepatan
sedang ke kecepatan rendah atau sebaliknya Jenis lift semacam ini sudah jarang
dijumpai pada lift-lift baru kecuali untuk lift barang dan lift service
3. AC Variable Voltage (ACVV)
4. AC Variable Voltage Variable Frekwensi
Jenis kontrol yang paling mutakhir dimana penggerakkan kereta lift dapat dikontrol
sedemikian rupa dengan cara merubah voltage dan frekwensinya sehingga dapat
menghasilkan percepatan maupun perlambatan lift yang benar-benar smooth serta
dengan pemberhentian yang akurat
5, DC Motor

3
Jenis kontrol ini sudah jarang dijumpai pada liftlift baru karena walaupun akan
menghasilkan percepatan dan perlambatan yang cukup baik, akan tetapi harganya
cukup mahal Hal ini disebabkan pada DC Motor diperlukan 2 motor antara lain :
1. MG set sebagai motor untuk merubah arus bolak balik menjadi arus searah
2. Motor penggerak DC

Motor Traksi ditinjau dari fungsinya


1. Dumbwaiter
Lift khusus barang dengan luas lantai kereta tidak lebih dari 1m2 dan tinggi lebih
dari 1,2m serta daya angkatnya tidak lebih dari 300 kg dengan kecepatan
maksimal 30 m/m Lift jenis ini tidak dilengkapi Car Operating Panel, arena
dipergunakan khusus untuk barang dan orang dilarang masuk di dalam kereta lift
*Ciri-ciri lift waiter
1. Lift khusus barang dengan tonase:
a. 32kg, 50kg, 100kg, dan 150kg di sebut table type
b. 200kg, 300kg, dan 500kg di sebut floor type
2.Ukuran kereta: luas lantai maksimum 1 m2 atau 1000 mm dan tinggi kereta
maksimum 1.2 m atau 1200 mm
3. Tidak dilengkapi governor
4. Pintu pada umumnya manual Bi-parting type dilengkapi dengan door lock dan
door switch
5. Pada umumnya tidak dilengkapi travelling cable
6. Di dalam kereta tidak ada tombol-tombol permintaan
7. Pada umumnya menggunakan send dan call sistem control
8. Dilengkapi dengan interphone dan buzzer
2. Freight Elevator
Lift yang terutama digunakan untuk memindahkan barang termasuk operatornya.
Kereta dan pintu dibuat untuk menyesuaikan sifat, bentuk dan ukuran
barangnya. Kekuatan dinding, alas kereta, rel dan bracket direncanakan untuk
menahan gaya-gaya reaksi pada saat pemuatan dan pembongkaran barang

4
Ciri - ciri freight elevator Mempunyai spesifikasi Tekhnis yang berbeda dengan lift
penumpang, antara lain:
Lebih mengutamakan kekuatan kereta atau cabin dibandingkan dengan
keindahan interior nya
Mempunyai lebar pintu yang cukup agar mudah keluar masuknya barang
Jenis pintu bisa manual maupun automatic
Dimensi kereta cukup luas disesuaikan dengan kebutuhan
Kapasitas angkut disesuaikan dengan kebutuhan barang yang akan diangkat
3. Lift Penumpang (Pasenger elevator)
Lift yang terutama digunakan untuk memindahkan orang (penumpang) termasuk
operator dari suatu lantai gedung ke lantai gedung yang lain . Termasuk disini
ialah lift service dan lift pasien (untuk rumah sakit)
Ciri-ciri lift penumpang
Di pergunakan untuk penumpang dan bukan untuk barang.
Di lengkapi peralatan pengaman antara lain: overload ,divice,door switch,
door lock, emergency exit, inter phone, alarm, governor, emergency light,
exhoust fan, directional arrow, cae pisition indicator, limit switch, buffer, dan
lain –lain.
Pada umumnya menngunakan automatic center opening door type.
Pada umumnya mempunyai suspended ceiling dengan interior menarik.
4. Lift Service (Service elevator)
Lift penumpang yang terutama digunakan untuk maksud-maksud pelayanan,
termasuk pemindahan barang dengan kemungkinan kereta lebih luas, pintu
besar dan atap yang lebih tinggi dari ukuran normal lift penumpang
Cari-cari service lift
Sama seperti pada lift penumpang point 2.
Berfungsi untuk pelayanan atau servise.
Interior sederhana agar tidak terlalu mahal
5. Lift Pasien (Bed elevator atau hospital lift)
Lift Penumpang yang terutama digunakan di rumah sakit untuk memindahkan
pasien termasuk ranjangnya. Luas kereta dan lebar pintu disesuaikan dengan

5
ukuran ranjang, dengan kemungkinan lebih luas dan lebih besar dari ukuran lift
penumpang
Ciri-ciri bed elevator
Dipergunakan untuk penumpang dan pasien
Bentuk kereta memanjang ke belakang dan memungkinkan tempat tidur
pasien dapat masuk kedalam
Pintu mempunya type automatic side opening door dengan lebar pembukaan
minimal 1000mm
Pada umumya counter weight kereta disamping kereta.
Pada umumnya kapasitas lift 750kg, 1000kg, 1600kg dan 2000kg
6. Lift Pemandangan (Glass /observation lift
Lift penumpang dengan dinding samping dan / atau dinding belakang kereta lift
seluruhnya atau sebagiannya dibuat dari bahan tembus pandang, sehingga
penumpang selagi menggunakannya dapat mengamati obyek diluar kereta

Ditinjau dari Operation Control


1. Send and Call Control
Suatu kontrol lift yang hanya dioperasikan diluar kereta lift karena tombol-tombol
permintaan (pemanggilan maupun pengiriman) hanya terletak disetiap lantai
diluar kereta lift dan didalam lift tidak dilengkapi dengan tombol permintaan
Kontrol lift seperti ini biasanya terdapat pada Dumbwaiter (lift khusus barang
dimana orang dilarang masuk) Setiap tombol permintaan lantai dilengkapi
dengan tombol panggil dan tombol kirim
2. Single Automatic Push Bottom
Sistem kontrol lift dimana lift hanya akan melayani pada orang yang paling
dahulu menekan tombol dan akan mengabaikan setiap tombol permintaan
setelah tombol pertama Lift akan dapat melayani pengguna lift lain setelah
pengguna lift pertama terlayani Lift semacam ini biasanya khusus untuk lift
barang dan membawa barang-barang yang khusus sehingga tidak mungkin
diganggu oleh pengguna lift lainnya

6
3. Simplex down collective
Sistem kontrol lift dimana lift hanya akan melayani permintaan dalam perjalanan
kereta lift pada saat turun saja, sedangkan dalam keadaan kereta lift naik semua
permintaan yang ada dilantai diatasnya diabaikan Sistem kontrol ini semacam ini
biasanya terdapat pada lift yang berada di apartemen
4. Simplex Full Colective
Sistem kontrol lift dimana lift akan bekerja secara collective pada saat naik
maupun turun Control lift semacam ini untuk lift yang bekerja sendiri (hanya satu
lift) dan umum terdapat pada perkantoran, rumah sakit, pertokoan, perhotelan
dan lain sebagainya
5. Duplex Full Colective
Sistem control lift yang sama seperti pada point 4, akan tetapi berjumlah 2 unit lift
berdekatan dan kedua lift tersebut bekerja bersama-sama saling melengkapi
Apabila salah satu lift sedang bertugas bekerja keatas melayani penumpang
maka lift satunya berjaga-jaga untuk melayani permintaan dan pengguna lainnya
Sistem kerja sama kedua lift tersebut bekerja secara efisien serta ekonomis
6. Triplex Full Colective
Sistem control lift yang sama seperti pada point 4, akan tetapi berjumlah 3 unit lift
berdekatan dan ketiga lift tersebut bekerja bersama-sama sehingga
mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien
7. VIP Group Control
Sistem control lift yang sama seperti pada point 4, akan tetapi berjumlah lebih
dari 3 unit lift berkedudukan dan semua lift tersebut bekerja bersama sehingga
mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien Sistem kerja semacam ini
dikontrol oleh sebuah komputer yang solid serta kompak

Motor Traksi ditinjau dari Putaran Motor disbanding dengan Kecepatan Kereta
(Rpm)
1. Geared Type Machine
Jenis mesin lift yang terdiri dari motor dan speed reducer berupa gigi
perlambatan Putaran motor yang ada diperlambat dengan gigi perlambatan agar

7
diperoleh putaran yang diinginkan Mesin type ini biasa dipergunakan pada lift-lift
standard berkecepatan rendah atau sedang Jenis mesin lift yang terdiri dari
motor tanpa dilengkapi gigi perlambata
2. Gearless type Machine
Jenis mesin lift yang terdiri dari motor tanpa dilengkapi gigi perlambatan Dahulu
mesin type ini biasa dipergunakan pada lift-lift yang berkecepatan tinggi (High
Rise Building), akan tetapi dengan adanya teknologi baru dengan permanen
magnet mesin inipun dapat digunakan untuk type berkecepatan rendah

Transmisi Sistem Hidraulic (Hydraulic System)


Definisi
Lift yang digerakkan melalui transmisi tenaga hidraulis Lift jenis ini mempunyai motor
pompa (power pack), tangki oli, pinston (plunger), controller, kereta, pintupintu, tombol
permintaan serta perlengkapan lift hydraulic lainnya Perbedaan antara lift hydraulic
dengan lift bermotor traksi adalah pada lift hydraulic sesuai definisi adalah lift yang
digerakkan melalui transmisi tenaga hydraulic tanpa dilengkapi dengan counterweight
sementara pada lift bermotor traksi menggunakan motor traksi dan biasanya dilengkapi
dengan counterweight

Keuntungan pada system hydraulic


Kamar mesin lift dapat ditempatkan dilantai bawah (tidak diatas hoistway lift) dan
dapat ditempatkan sesuai keinginan asal jaraknya tidak boleh melebihi 10 meter
dari piston lift
Tidak memerlukan overhead yang tinggi sehingga cocok untuk bangunan yang
dekat degan airport, bangunan dengan atap genteng tanpa tonjolan keatas serta
lift-lift bertonase besar (lebih dari 5000 kg)
Tidak diperlukan tumpuan yang cukup kuat diatas hoistway lift

Kerugian pada system hydraulic


❖ Menggunakan power tenaga listrik yang cukup besar bila dibandingkan sistem traksi
❖ Tinggi lantai pelayanan terbatas (max kurang lebih 20 meter)

8
❖ Tidak sehalus motor traksi, terutama pada saat percepatan dan perlambatannya
❖ Lebih sulit pemeliharaannya

Type Hidraulic Lift ditinjau dari sisi penempatan Piston


1. Direct Acting Jack
Piston terletak dibawah tepat pada titik keseimbangan kereta lift (didorong
langsung dari bawah kereta lift) Metode pemasangan pistonnya dengan cara
ditanam sedalam sesuai dengan tinggi pelayanan lift Jarak tempat lift sangat
terbatas sesuai dengan dalamnya lubang piston
2. Direct Lateral Acting
Type ini berbeda dengan type pada point 1 yaitu tidak diperlukan lubang sumur
untuk tempat piston lift cukup dilengkapi pit lift Ujung piston lift mendorong kereta
lift keatas tepat pada salah satu kereta di bagian atas
3. Two Direct Lateral Acting Jack
Pada prinsipnya sama seperti pada Direct Lateral Acting, akan tetapi mempunyai
2 piston pada sisi kiri dan kanan kereta lift Biasanya dipergunakan pada lift yang
bertonase besar dan dengan luas kereta yang besar pula
4. Lateral Indirect Acting
Type ini paling sering dijumpai pada saat ini, karena lebih menguntungkan
dibandingkan kedua type lift diatas Ujung piston dilengkapi dengan pulley dan
piston mengangkat kereta lift dengan bantuan steel wire rope yang dikaitkan
dengan bagian bawah kereta lift pada ujung satu dan pada pit untuk ujung rope
lainnya System ini sangat menguntungkan karena disamping kecepatan kereta 2
kali kecepatan piston juga jangkauan pelayanan lift dapat lebih tinggi Letak
piston lift dapat ditempatkan pada sisi kiri, sisi kanan atau bagian belakang
kereta
5. Two Lateal Indirect Acting
Pada dasarnya sama seperti pada Lateral Indirect Acting akan tetapi mempunyai
dua piston pada posisi kiri dan kanan kereta lift Biasanya dipergunakan pada lift
yang bertonase besar dan luas kereta yang besar pula serta tinggi pelayanan
yang lebih tingg

9
Umur pemakaian dan kwalitas perawatan
Program preventive dan maintenance
Pelaksanaan perawatan /perbaikan sesuai standar baku pabrikan
Pentetelan dan readjusting tepat waktu
Penggantian sparepart dilaksanakan sebelum rusak (lift tidak layak operasi)
Pelaksanaan perbaikan dan penggantian part tidak mengganggu operasi

Pesawat Pengaman (Safety Device)


Kereta harus dilengkapi dengan pesawat pengaman yang hanya bekerja pada
pergerakan kereta ke arah bawah dan dapat menghentikan pergerakan kereta dengan
beban penuh. Pesawat pengaman akan bekerja dalam keadaan tali baja putus atau
terjadi kelajuan lebih, dengan catatan rangkaian pengaman kontak elektris governor
bekerja lebih dahulu Bobot imbang harus dilengkapi dengan pesawat pengaman jika
dibawah lekuk dasar (pit) terdapat ruang untuk kegiatan
Tidak dibenarkan pesawat pengaman bekerja untuk arah pergerakan kereta keatas

Syarat-syarat penggunaan pesawat pengaman yang berbeda jenisnya


❖ Untuk kelajuan lebih dari 1,0 m/detik dipergunakan pesawat jenis kerja berangsur
(progresive/flexible clamp)
❖ Untuk kecepatan sama dengan atau kurang dari 1,0 m/detik dipergunakan pesawat
jenis kerja mendadak (instantaneous)

Bila sebuah kereta mempergunakan pesawat pengaman lebih dari satu pasang, maka
seluruhnya harus memakai jenis yang sama, yaitu jenis berangsur dan harus bekerja
serempak Bekerjanya pesawat pengaman tidak boleh menggunakan sistem elektrik,
hidrolik maupun pneumatik Perlambatan dan jarak perhentian Jika pesawat pengaman
bekerja, maka perlambatan rata-rata kereta yang jatuh/merosot adalah antara 0,2 dan
1,0 x gravitasi bumi

10
Tabel hubungan jarak maksimal dan minimal kemerosotan dengan kelajuan nominal

Pembebasan
❖ Pesawat pengaman dapat dibebaskan kembali dari gigitannya pada rel dilakukan
dengan cara kereta ditarik keatas
❖ Setelah pembebasan pesawat pengaman, diperlukan pemeriksaan ulang secara
menyeluruh sebelum menjalankan lift kembali
❖ Setelah pekerjaan tersebut dilakukan, pesawat pengaman harus dalam kondisi siap
pakai kembali
Kondisi Konstruksi
❖ Pesawat pengaman dipasang pada rangka kereta satu buah disamping kanan dan
satu buah disamping kiri bagian bawah atau bagian atas dari kereta
❖ Dilarang mempergunakan celah atau alur dari blok pesawat pengaman (safety block)
sebagai sepatu luncur Pesawat pengaman pada sisi kiri dan kanan harus dikopel
sehingga bila governor bekerja, maka kedua pesawat pengaman akan bekerja secara
bersamaan

Pesawat pengaman pada sisi kiri dan kanan harus dikopel sehingga bila governor
bekerja, maka kedua pesawat pengaman akan bekerja secara bersamaan Pengaman
elektrik Harus terdapat suatu alat pemutus aliran listrik yang menghentikan lift sesaat
sebelum pesawat pengaman bekerja atau pada saat bekerja, dimana peralatan ini
termasuk dalam rangkaian pengaman Kemiringan lantai kereta Bila pesawat pengaman

11
bekerja dan jika ada beban distribusi yang merata maka kemiringan pada lantai kereta
tidak boleh melebihi 5 per seratus dari kondisi normal

Pesawat pengaman pada sisi kiri dan kanan harus dikopel sehingga bila governor
bekerja, maka kedua pesawat pengaman akan bekerja secara bersamaan Pengaman
elektrik Harus terdapat suatu alat pemutus aliran listrik yang menghentikan lift sesaat
sebelum pesawat pengaman bekerja atau pada saat bekerja, dimana peralatan ini
termasuk dalam rangkaian pengaman Kemiringan lantai kereta Bila pesawat pengaman
bekerja dan jika ada beban distribusi yang merata maka kemiringan pada lantai kereta
tidak boleh melebihi 5 per seratus dari kondisi normal

GOVERNOR PENGINDERA KELAJUAN


Pengaman elektrik dari governor bekerja pada saat kelajuan lift mencapai 115% sampai
dengan 140% dari kelajuan nominal dan secara otomatis akan memutuskan tenaga
listrik. Tabel dibawah menunjukan hubungan presentase kelajuan lebih dengan
kelajuan nominal. Governor pada lift kelajuan lebih dari 60 meter/menit harus dilengkapi
dengan peralatan pengaman elektrik yang termasuk dalam rangkaian pengaman dan
mengakibatkan lift berhenti sebelum governor mencapai kelajuan batas (tripping
speed), baik pada waktu lift ke atas maupun ke bawah.

Tali Governor
❖ Governor digerakkan oleh tali baja yang luwes (flexible)
❖ Beban patah tali (breaking load) harus sesuai dengan gaya yang dibutuhkan untuk
pengoperasian pesawat pengaman dengan faktor keamanan paling sedikit 8 (delapan)
❖ Diameter nominal tali minimal 6,0 mm
❖ Perbandingan antara diameter puly governor dan diameter nominal tali paling sedikit
dua puluh lima banding satu (25 :1)
❖ Tali harus ditegangkan dengan puly penegang atau pemberat yang terarah

12
Kerja Governor
Waktu tanggap governor harus sesingkat mungkin sehingga kelajuan yang
membahayakan tidak tercapai sebelum pesawat pengaman bekerja. Governor harus
disegel pada batas kelajuan kerjanya, sesuai tabel

Tabel Hubungan Kelajuan Lebih dengan Kelajuan Nominal

Rel Pintu
Kereta dan pengimbang berat harus berjalan mengikuti jalur rel yang berfungsi sebagai
pengarah atau pemandu Jumlah jalur rel yang dipergunakan untuk mengarahkan
pergerakkan kereta dan bobot imbang, masing-masing minimal 1 (satu) pasang atau
dua jalur Rel pemandu untuk pengarah gerakan kereta dan bobot imbang harus terbuat
dari baja karbon profil “T”, dan mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan
tekanan

Escalator dan Travolator


Escalator Commercial Type Slim-line Type Heavy-Duty Type

Escalator
• Sudut Kemiringan 30 Derajat - 35 Derajat
• Lebar Step 600 mm - 800 mm - 1000 mm
• Kapasitas Angkut 4500 Orang / Jam 6750 Orang / Jam 9000 Orang / Jam
• Kecepatan 30 Meter/Menit atau 0.5 Meter/Second
• Power: 3 phase; 50Hz

13
Type Travolator
Horizontal Type
Inclined Type
Compact Type

Travolator
• Sudut Kemiringan: 10 Derajat 11 Derajat 12 Derajat
• Lebar Step: 800 mm 1000 mm
• Kapasitas Angkut: 6750 Orang/Jam 9000 Orang/Jam
• Kecepatan: 30 Meter/Menit

Kesimpulan
Elevator dan escalator adalah alat transportasi vertikal didalam gedung yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan, dan untuk itu diperlukan tenaga tekhnisi yang sudah
memperoleh SIO (Surat Izin Operasional) yang dikeluarkan oleh Kemenaker Tekhnisi
tersebut berwenang atau berhak untuk:
1. Menghidupkan/mematikan lift
2. Mendampingi tenaga pemeriksa dari kemenaker bila ada pemeriksaan
3. Menangani lift bila terjadi kecelakaan
4. Sebagai kepanjangan tangan dari petugas pengawas kemenaker.

B. Materi Persyaratan K3 Elevator Escalator – Pak Ronald

PERYARATAN K3: PABRIKASI; PEMASANGAN; PEMELIHARAAN PEMAKAIAN;


PEMERIKSAAN dan PENGUJIAN

Permenaker No 6 Tahun 2017 tentang Escalator dan Elevator

Ketentuan umum Pasal 1


a. Elevator adalah pesawat lift yang mempunyai kereta dan bobot imbang bergerak naik
turun mengikuti rel-rel pemandu yang dipasang secara permanen pada bangunan,

14
memiliki governor dan digunakan untuk mengangkut orang dan/atau barang (pasal 1
ayat 2)
b. Eskalator dalah pesawat tranfortasi untuk memindahkan orang dan/ atau barang,
mengikuti jalur lintasan rel yang digerakkan oleh motor listrik pasal (1 ayat 13)

Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Elevator dan escalator adalah yang
selanjutnya disebut ahli K3 bidang elevator dan escalator adalah tengan teknis yang
mempunyai keahlian khusus dari luar instansi yang membidangi ketenagakerjaa yang
mepunyai keahlian dibidang K3 Elevator dan escalator yang ditunjuk oleh Menteri untuk
mengawasi ditaatinya perturan perundangundangan bidang elevator dan eskalato

Tujuan K3 Elevator dan Eskalator


a. melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di Tempat Kerja dari potensi
bahaya Elevator dan Eskalator;
b. menjamin dan memastikan Elevator dan Eskalator yang aman, handal dan
memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna; dan
c. menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk meningkatkan produktivitas

Pola Pembinaan dan Pengawasan Norma K3 Elevator dan Eskalator


a. Perencanaan b. Pembuatan c. pemasangan d. Perakitan e. Pemakaian f. Perawatan
g. pemeliharaaan h. Perbaikan i. pemeriksaan dan pengujian
Persyaratan K3 Elevator dan Eskalator Ruang lingkup :
1) perencanaan dan pembuatan;
2) pemasangan, perakitan, perawatan, perbaikan
3) Pemakaian
4) Pemeriksaan dan Pengujian
✓ Harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau standar
bidang elevator dan eskalator
✓ harus dilakukan Teknisi K3 Elevator dan Eskalator

15
Elevator yang dimaksud meliputi:
• Elevator penumpang;
• Elevator panorama;
• Elevator rumah tinggal;
• Elevator pelayanan (service);
• Elevator pasien;
• Elevator penanggulangan kebakaran (fire Elevator);
• Elevator disabilitas;
• Elevator miring (incline Elevator);
• Elevator barang,
• Elevator yang mempunyai kereta dan bobot imbang bergerak naik turun
mengikuti rel-rel pemandu yang dipasang secara permanen pada bangunan,
memiliki governor dan digunakan untuk mengangkut orang dan/atau barang

Syarat-syarat K3 perencanaan dan pembuatan


a. pembuatan gambar rencana konstruksi dan instalasi listrik;
b. persyaratan dan spesifikasi teknis bagian-bagian dan perlengkapan
c. perhitungan teknis;
d. pembuatan diagram panel pengendali; dan
e. pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki tanda hasil
pengujian dan/atau sertifikat bahan yang diterbitkan oleh lembaga yang berwenang

Persyaratan K3. Objek Riksa Uji Elevator


1. mesin;
2. tali/sabuk penggantung;
3. teromol;
4. bangunan Ruang Luncur, ruang atas dan Lekuk Dasar;
5. kereta;
6. Governor dan Rem Pengaman Kereta;
7. Bobot Imbang, Rel Pemandu dan Peredam; dan
8. instalasi listrik

16
Bahan Dan konstruksi
• Harus kuat, tidak cacat dan aman sesuai jenis dan peruntukanya
• Bagian dari persyaratan elevator (1-8) wajib memiliki keterangan spesifikasi K3
dan dibuktikan dengan sertifikasi dari Lembaga/instansi negara pembuat

MESIN
• Mesin dipasang pada dudukan yang kuat dan permanen
• Mesin harus mempunyai rem elektrik maupun mekanik yang dilengkapi dgn saklar
Syarat Elevator yang mempunyai kamar mesin
✓ Bagunan kamar mesin tahan api 1jam
✓Ruang bebas didepan alat pengendali 700mm dari barang bergerak paling
sedikit 500 x 600. paling rendah 2100mm atau mempunyai ruang bebas 500mm
✓penerangan min 100 lux
✓Ventilasi
✓Pintu ….>Bukaan keluar, tahan api 1 jam . Ukuran 750mm dan tinggi 2000mm
✓Tangga permanen dan mempunyai pegangan
✓Jika ada perbedaan tinggi 500mm wajib sediakan tangga dan pagar pengaman
✓Wajib mempunyai APAR jenis kering 5 kg Syarat Elevator tanpa kama

Syarat Elevator tanpa kamar mesin


✓ PHB dipasang di luar ruang luncur dan alat pengendali
✓Mempunyai pembuka rem mesin secara mekanik dan listrik di tempatkan
dalam lemari pengendalai
✓Penerangan 100 lux. Dan diantara area kerja 50 lux
✓Penyediaan peralatan tambahan untuk evakuasi pada saat kereta dan bobot
imbang pada posisi seimbang
✓APAR jenis kering 5 kg dekat pintu elev paling atas ✓Saklar darurat berwarna
merah dekat panel pengendali.

17
TALI SABUK PENGGANTUNG
• Kuat , luwes tidak boleh ada sambungan dan spesifikasi seragam
• Tidak boleh pake rantai
• Faktor keamanan
• 20 – 90 Meter/menit 8 kali kap angkut
• 59 – 104 M/m 9,5 x
• 105 – 209 M/m 10.5 x
• 210 – 299 M/m 11.5 x
• > 300 M/m 12 x
• Jika menggunakan tali penggantung min 6 mm dan paling sedikit 3 jalur
• Sabuk 3 x 30 mm paling sedikit 2 jalur

TEROMOL
Setiap teromol penggerak harus diberi alur penenpatan tali/sabuk penggantung untuk
mencegah terjepit atau tergelincir dari gulungan teromol penggerak

Baguna ruang luncur, ruanga atas dan leluk dasar


✓ konstruksi yang kuat, kokoh tahan api 1 dan trtutup rapat dari pit sampai ruang
luncur, kecuali panorama dan miring
✓Bersih, penerangan cukup
✓Ekspres harus dilengkapi dengan pintu darurat min 1 bh setiap 1100 mm dan
300 mm(tidak perlu jika salah satu panel dinding kereta samping dapat dibuka)
dari level lantai. Tahan api lebar 700 dan tinggi 1400 mm. hanya dapat dibuka
dari ruang luncur, ruang atas, dan lekuk dasar atau dari kereta arah luar.
✓Lekuk dasar antara 2 elevator yg bersebelahan harus diberi sekat pengaman
mulai dari ketinggian 300 mm dari dasar pit s/d 3000 mm keatas

KERETA
✓ kokoh dan kuat , tertutup rapat dan mempunyai pintu
✓Tinggi 2000 mm

18
✓Luas Lantai harus sesuai denganpersyaratan (6 % elev pasien 14% barang)
(Lampiran) ✓Dilengkapi peralatan tanda bahaya
✓Ventilasi min 1% penerangan Min 50 Lux, penerangan darurat min 5 lux
selama 30 menit
✓Panel operasi
✓Atap kuat menahan 200kg
✓Pintu darurat 350 mm x 450 mm
✓Atap harus dilengkapi pagar pengaman 90 kg dan di cat warna kuning
✓Interior -→bahan yg tdk mudah pecah, menggangu pintu darurat
Governor dan rem pengaman
• Persentase kecepatan antara 115% sampai 140% dari kec nominal
• Sakelar lintas batas (travel limit Switch)→ memberhentikan mesin secara
otomatis sebelum kereta mencapi batas atas/bawah
• Alat pembatas beban lebih (overload switch) → tidak bekerja bila kapasitas
melebih beban yg ditentukan
Bobot imbang, rel pemandu dan peredam
• Balok tau lempengan logam dari beton bertulang
• Area lintasan diberi sekat pengaman mulai 300mm sampai 2500 mm jika
mempunyai celaj > 300 mm
• Rel pemandu harus kuat menahan tekanan kereta pada beban penuh dan saat
pengereman kereta
• Peredam terbuat dari bahan massif kenyal, pegas atau hidrolik
Instalasi listrik
✓Sesuai dengan per UU
✓Rangkaian listrik untuk perlengkapan lain bukan bagian dari elev tdk boleh
berasal dari panel list elev.
✓Catu daya pengganti listrik otomatis wajib dipasang
✓Tahanan pembumian min 5 ohm kabel min 10 mm

19
Elevator penanggulangan kebakaran
• Mempunyai cadangan listrik
• Dioperasikan petugas damkar
• Dipasang label “elevator penanggulangan kebakaran” pada lobi utama yg
menjadi tempat evakuasi
• Ukuran kereta min 1100 x 1400 mm kap. Angkut min 630 kg
• Waktu tempuh dari atas ke bawah 60 detik
• Elev diatas 10 lantai wajib dipasang sensor gempa.dan harus dapat
menghentikan kereta sampai ke lantai evakuasi
Elevator disabilitas
• Dibuat panel operasi kusus dengan huruf braille
• Tinggi 900 mm – 1100 mm
• Waktu bukaan pintu paling cepat 2 menit
• Pintu paling kecil 1000 mm
• Informasi melalui suara
• Dipasang label bertuliskan “ Elevator Disabilitas”
Objek Riksa Uji Eskalator sudut kemiringan 27.5 – 350 , sudut 0 – 12 →travolator
1. kerangka, ruang mesin dan Lekuk Dasar (pit);
2. peralatan penggerak;
3. anak tangga & palet;
4. bidang landas;
5. pagar pelindung;
6. Ban Pegangan;
7. Lintasan Luncur (void);
8. peralatan pengaman; dan
9. instalasi listrik.

20
1. Kerangka, ruang mesin dan Lekuk Dasar (pit)
• Badan kerangka escalator haus ditutup dgn bahan yg tidak mudah pecah •
Faktor keamanan 2,5 kali beban puncak
• Ruang mesin dan lekuk dasar harus mempunyai penerangan 100 lux
2. Peralatan penggerak
➢ satu mesin dilarang menggerakkan 2 bh atua lebih escalator
➢Sistem elektro mekanis yg bekrja jika sumber listrik mati
➢Pelayanan sudut kemiringan 30 0 kec paling tinggi 0,5 meter/det
➢Travelator 0.75 meter/det
➢Lebar palet maksimum 1100 mm,
3. Anak tangga
❖ ukuran lebar min 400 mm Panjang 560 mm tebal maksimun 240 mm
❖ palet min 150 mm Panjang 560 mm tebal min 20 mm
❖Kekuatan anak tanggamin 0.057 kg/cm2
❖Mempunyai sikat pengaman
❖Tdk boeh dipoersika jika anak tangga/palet retak
❖Kerataan anak tangga 600 mm sebelum masuka atau keluar
4. Bidang landas
➢Tdk boleh dioperasikan jika gigi sisir mengalami patah paling banyak 2 buah
➢Penutup bidang landas harus kuat dan kokoh dan tidak licin
➢ dilengkapi dengan sakelar pemutus untuk menghentikan escalator jka
penutup bidang landas terbuka
5. Pagar pelindung
• Pagar pelindung terdiri dari 2 jenis yaitu → pelindung samping (balustrade) →
pelindung bawah (skrit Panel
• M Tinggi Pelindung Samping atau Balustrade harus memiliki tinggi yang sama
dengan tinggi antara 750 – 1100 mm Material pelindung samping (balustrade)
dapat menggunakan pelat, kaca tempered (tempered glass) atau bahan lain
apabila pecah tidak membahayakan Celah antara anak tangga atau palet dan

21
Pelindung Bawah (skirting panel) paling besar 4 mm dan jumlah keduanya
maksimum 7 mm
6. Ban Pegangan Kecepatan ban pegangan harus sama dengan anak tangga atau
palet apabila ada perbedaan kecepatan ban pegangan tidak lebih dari 2% Lebar
pegangan antara 70 – 100 mm
7. Lintasan Luncur
▪ Penerangan sepanjang ruang luncur minimal 50 lux
• Semua bagian kerangka escalator harus ditutup dengan bahan yang tidak
mudah pecah
• Tinggi antara anak tangga atau palet dengan bangunan sepanjang lintasan
luncur minimum 2300 mm
• Jarak antara pelindung luar dan struktur bangunan kurang dari 400 mm, maka
harus dipasang rambu peringatan
8. Peralatan Pengaman
1. Kunci pengendali untuk menjalankan dan menghentikan escalator‘
2. Tombol penghenti dalam kondisi darurat
3. Peralatan pengaman untuk rantai anak tangga atau palet
4. Peralatan pengaman untuk rantai penarik
5. Peralatan Pengaman untuk anak tangga atau palet hilang
6. Perlatan pengaman untuk masuknya ban pegangan
7. Sikat pelindung (skirting brush)
8. Jika eskalator dipasang dengan tinggi di atas 10 mm antar lantai harus
dilengkapi safety brake
9. Tombol penghenti harus dipasang pada tempat yang mudah di capai pada
bidang landas atas dan bawah kurang dari 30 m
9. Instalasi Listrik Tahanan pembumian maksimal 5 ohm dan ukuran kabel paling
kecil 6 mm2 Bangunan yang memiliki instalasi proteksi alarm kebakaran otomatis
maka instalasi alarm harus dihubungkan dengan instalasi listrik escalatorPada
saat kebakaran, escalator harus berhenti scara otomatis

22
Syarat-syarat K3 pemasangan, perakitan, perawatan, perbaikan
a. pembuatan gambar rencana yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan K3;
b. pembuatan dokumen gambar terpasang (as built drawing);
c. pembuatan rencana Ruang Luncur atau Lintasan Luncur, dan kamar mesin;
d. pemasangan bagian-bagian dan perlengkapan yang harus sesuai dengan
perencanaan dan memiliki sertifikat dan/atau dinyatakan memenuhi persyaratan
K3 dari lembaga berwenang;
e. wajib menggunakan bagian-bagian atau perlengkapan Elevator atau Eskalator
yang mempunyai spesifikasi yang sama atau setara dengan spesifikasi yang
terpasang apabila perbaikan atau perawatan memerlukan penggantian bagian
atau perlengkapan Elevator atau Eskalator; dan
f. wajib membuat dan melaksanakan prosedur kerja aman
Syarat-syarat K3 pemakaian
a. penyediaan prosedur pemakaian yang aman;
b. pemakaian yang sesuai dengan jenis dan kapasitas; dan
c. pemeliharaan untuk memastikan bagian-bagian dan perlengkapan tetap
berfungsi dengan aman
Personil K3 Elevator dan Eskalator
a. perusahaan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Teknisi K3
c. Operator K3
d. Ahli K3
e. Teknisi K3, Operator K3 dan Ahli K3 bidang Elevator dan Eskalator harus
memiliki kompetensi dan kewenangan K3 Elevator dan Eskalator
Kewenangan Perusahaan dan Personil K3 Elevator dan Eskalator
a. Perusahaan : Perencanaan, pembuatan, pemasangan, perakitan, perawatan,
dan perbaikan
b. Teknisi : Pemasangan, perakitan, perbaikan, perawatan, pemeliharaan
dan/atau pengoperasian
c. Operator : pemeliharaan dan pengoperasian

23
d. Ahli K3 Elevator dan Eskalator : Pemeriksaan dan/atau pengujian
Kewajiban Pemilik atau Pengurus dan/atau Pengusaha atau pengelola gedung
a. memasang tanda pelarangan penggunaan Elevator atau Eskalator pada saat
kondisi darurat kebakaran pada tempat yang mudah dilihat dengan tulisan yang
mudah dibaca dan dipahami;
b. memastikan pengunaan Elevator atau Eskalator sesuai dengan
peruntukannya; dan
c. mempunyai dan memelihara dokumen terkait perencanaan, pembuatan,
pemasangan, perakitan, pemakaian, perawatan, pemeliharaan, perbaikan,
pemeriksaan, dan pengujian Elevator atau Eskalator
Pemeriksaan dan/atau Pengujian
a. Pertama
• perencanaan;
• pembuatan;
• sebelum penyerahan kepada pemilik; atau
• setelah dilakukan perbaikan dengan penggantian bagian-bagian atau
komponen utama.
b. Berkala
• dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
c. Khusus
• Dilakukan setelah terjadinya kecelakaan kerja
d. Ulang
• dilakukan apabila hasil pemeriksaan dan/atau pengujian sebelumnya terdapat
keraguan Harus dilakukan oleh :
e. • Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis Listrik, Elevator dan Eskalator; dan/atau
• Ahli K3 bidang Elevator dan Eskalator
Hasil Pemeriksaan dan Pengujian
a. Dilaporkan ke pimpinan unit kerja pengawasan ketenagakerjaan
• Manual
• online

24
b. dituangkan dalam Surat Keterangan dan dilengkapi dengan hasil pemeriksaan
dan/atau pengujian
Surat Keterangan
a. untuk pemilik;
b. untuk unit pengawasan ketenagakerjaan setempat;
c. untuk unit pengawasan ketenagakerjaan pusat.
d.Unit kerja pengawasan ketenagakerjaan sebagaimana setempat wajib
menyampaikan surat keterangan kepada unit pengawasan ketenagakerjaan di
pusat setiap 1 (satu) bulan sekali
Stiker K3 Pada Elevator dan Eskalator
a. Tanda memenuhi syarat K3 : stiker yang dibubuhi stempel sebagaimana
tercantum dalam Lampiran berikut
b. Tanda pelarangan atau penghentian : stiker yang dibubuhi stempel
sebagaimana contoh tercantum dalam Lampiran
Sanksi sanksi sesuai dengan:
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

C. Materi Komponen Elevator Escalator – Pak Ricky

Komponen Utama Elevator


1. Komponen Diam (tidak bergerak)
a. Rel
b. Peredam
c. Mesin & motor d. Pintu-pintu lantai
2. Komponen Bergerak
a. Kereta
b. Bobot imbang
c. Tali baja tarik
3. Komponen Pelengkap
a. Interkom, governor di ruang mesin

25
b. Sinyal, saklar batas (limit switch) di ruang luncur c. Tombol panggil
4. Peralatan Pengaman
a. Elektris (switches)
b. Mekanis (safety gear)
Komponen utama elevator berdasar lokasi
A. Komponen Ruang Mesin
➢ Panel-panel control :
✓ Panel distribusi
✓ Panel controller
✓ Panel interphone
✓ Panel ARD (optinal)
➢ Motor traksi & driving sheave
➢ Alat pengaman
✓ Governor
✓ Brake pada motor
➢ Lain-lain
✓ Cable & wiring
✓ Penerangan & ventilasi/AC
B. Komponen Ruang Luncur
➢ Car & Counterweight
➢ Car & cwt rail & bracket
➢ Rope (main rope & governor rope)
➢ Travelling cable & Hoistway cable
➢ Floor vane, terpasang pada rel, berfungsi mengatur pemberhentian pada
lantai yang dilayani dan membuka pintu
➢ Hall door & asesori
➢ Alat pengaman
✓ Door lock

26
✓ Limit switch (direction & final switch), terpasang pada rel dibagian atas
& bawah
C. Komponen Kereta
➢ Kerata & pintu kereta serta asesori
➢ COP, dimana pada COP ini terdapat a.l
✓ Car button
✓ CPI
✓ Interphone
✓ Alarm button & buzzer
✓ Switching cabinet
➢ Lighting & emergency light
➢ Guide shoes
➢ Diatas kereta diantaranya DO, Ins box, oil cane, exhaust fan
➢ Alat pengaman
✓ Door lock
✓ Door edge
✓ Overload device
✓ Emergency exit & switch
✓ Safety block
D. Komponen Pit
➢ Governor tension
➢ Pit light & receptacle
➢ Tangga
➢ Buffer & rail plate
➢ Alat pengaman
✓ Buffer & switch
✓ Governor pit switch

27
✓ PES
E. Komponen Lobi
Komponen Lobi
➢ Hall button
➢ HPI
➢ Parking switch (optinal)
➢ Alat pengaman
✓ Fireman switch
F. Komponen Ruang Kontrol
➢ Interphone ➢ Monitoring panel (optional)

Fungsi REL
1. Pemandu jalannya kereta & bobot imbang
2. Penahan gaya reaksi saat bongkar-muat
3. Penahan gaya reaksi saat pengaman bekerja
4. Tempat memasang switch, vane, cam
Komponen Rel
Rel pertama di pit, rel fish plate, braket rel
Komponen Pintu Lantai
Pintu lantai
➢ Sill
➢ Frame (jamb & header)
➢ Hanger & track
➢ Daun pintu
➢ interlock

28
D. Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian
ELEVATOR & ESKALATOR – Pak Ricky

Sumber-sumber bahaya yang mungkin timbul selama pesawat elevator dan escalator
dipasang, diperiksa & diuji, dipergunakan, dirubah & dirawat, sedapat mungkin dicegah
atau bahkan dihilangkan, sehingga dicapai sasaran perlindungan menyeluruh terhadap
manusia dan lingkungan dari kecelakaan, yang mungkin terjadi akibat kerusakan
ataupun kegagalan peralatan
Istilah
➢ Riksa uji
Upaya tindakan secara sistematis untuk mencari fakta fungsi kinerja peralatan
dengan diikuti pengujian apakah sesuai persyaratan yang ditentukan
➢ Uji coba
Tindakan melakukan pengujian awal peralatan yang baru selesai terpasang
dan/atau pengujian berkala untuk memastikan peralatan tersebut tidak
mengandung masalah (aman)
➢ Pemeriksaan
Upaya sistematis mencari fakta daya kerja fungsi peralatan dan diikuti dengan
laporan serta rekomendasi
➢ Pengujian
Tindakan menjalankan pesawat setelah selesai terpasang yang meliputi
penyetelan dan pengukuran agar sesuai dengan parameter yang ditentukan
Layak fungsi vs layak pakai

Permenaker No. 6 Tahun 2017 Pasal 68 – 84 Pemeriksaan & Pengujian


➢ Empat jenis pemeriksaan & pengujian
a. Pertama
b. Berkala
c. Khusus
d. Ulang

29
➢ Dilakukan oleh
a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis E2
b. Ahli K3 E2
➢ Hasil dituangkan dalam SUKET :
a. Memenuhi Persyaratan K3, atau
b. Tidak Memenuhi Persyaratan K3

Persyaratan Dasar
1. Kondisi petugas harus prima
2. Gunakan pakaian dinas kerja
3. Gunakan alat-alat pengamanan diri
4. Persyaratan yang dikeluarkan oleh KemnakerDisnaker

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pemeriksa atau penguji harus memakai pakaian kerja berlengan pendek, bersepatu
yang tidak mudah tergelincir, siap dengan lampu senter odel saku, pensil dan buku
catatan, serta membawa palu karet.
b. Pemeriksa tidak boleh memakai jam tangan, cincin atau sejenisnya, dan tidak
berdasi (dasi dilepas, lengan panjang digulung)
c. Pemeriksa sebaiknya menggunakan sarung tangan khusus, dimana saat tertentu
diperlukan
d. Waktu bertugas di atas kereta, usahakan salah satu tangan harus berpegang pada
bagian rangka kereta yang aman atau pagar railing.
e. Sebelum bagian-bagian alat listrik diperiksa, aliran listrik ke bagian yang diperiksa
harus dimatikan dan pada sakelarnya harus diberi tanda peringatan bahwa elevator
sedang diperiksa.
f. Perhatikan; harus tersedia sarana kendali di atas kereta antara lain tombol untuk
menggerakan kereta bergerak ke atas dan ke bawah dengan kecepatan rendah
(inspection speed) 0.5 m/s, tombol stop darurat (emergency stop switch) yang dapat
memberhentikan kereta dalam keadaan darurat dan lampu penerangan yang
berpelindung.

30
Persiapan
1. Gambar potongan vertikal & plan layout ruang luncur
2. Gambar bangunan
3. Alat-alat, perkakas dan instrumen
4. Gambar jaringan/pengkabelan
5. Spesifikasi yang akan diperiksa dan diuji
Daftar Alat
Ampermeter
Voltmeter
Tachometer
Noisemeter
Stickmeter (150mm)
Rolmeter (5mtr)
Hand tool
Kunci pintu lantai
Kunci operating panel elevator
Kunci ruang mesin elevator S
enter (Flas light)
Door block
LOTO Barricade

Tindakan hati-hati
PEMERIKSAAN & PENGUJIAN
❖ Pengaman mekanis
✓ Governor
✓ Safety gear
✓ Full load
/ overload
✓ Machine brake
✓ Buffer

31
❖ Pengaman elektris
✓ Switches : slowdown, up/down limit, final limit, emergency stop, dll..
✓ Door safety : interlock & switch, safety edge door protection PENGUJIAN
❖ Fitur komunikasi
✓ Interphone
✓ Emergency alarm
❖ Fitur darurat
✓ Emergency car light & fan
✓ Fireman service & operation
✓ Earthquake operation
✓ ARD
❖ Fitur operasi
✓ Normal operation
✓ Inspection operation
PEMERIKSAAN
❖ Tali baja
❖ Runby
❖ Celah clearance
❖ Levelling
❖ Kinerja operasi
❖ Fungsi operasi lain
❖ Static balance
❖ Overbalance
❖ Kelengkapan kunci-kunci & alat evakuasi
❖ Kelengkapan peralatan mesin & kamar mesin
❖ Kelengkapan peralatan car top
❖ Kelengkapan peralatan car

32
❖ Kelengkapan peralatan shaft, pintu & peralatannya
❖ Kelengkapan peralaan pit
❖ Peralatan ruang kontrol
PELAKSANAAN PER AREA ELEVATOR
1. Kunci-kunci & alat evakuasi
2. Mesin & kamar mesin
3. Car top
4. Car
5. Shaft, pintu & peralatannya
6. Pit
7. Ruang control (jika ada)
Pelaksanaan per area
Kunci-kunci
Upper section
Lower Section
Incline section
Environmental condition
Exterior Cladding
PHB
Pemicu oleh speed governor saat terjadi overspeed

Persyaratan Tali Baja


1. Memenuhi persyaratan faktor keamanan
2. Jumlah lembar tali minimal 3,

33
3. Diameter tali minimal 6 mm,
4. Persyaratan Apkir (rejected) :
a. Diameter susut 10%,
b. Berkarat,
c. Patahan elemen kawat 16 kawat per puntiran (lay), 10 kawat per lilitan
(strand), 32 kawat merata,
5. Harus diganti baru jika :
a. Memenuhi persyaratan apkir,
b. Terdapat braid, kink-kink atau tekukan
c. Mengganti mesin atau puli utama,
d. Berdasarkan saran inspektor,
6. Usia pakai rata-rata 7 – 10 tahun.

Mengukur diameter tali baja dengan sigmat Gambar atas konstruksi tali baja (c), seal
type khusus untuk lift

Pemeriksaan dan Pengujian Eskalator


1. Eskalator yang baru selesai dipasang harus mengalami pemeriksaan dan
pengujian dengan disaksikan oleh pihak-pihak yang berwenang
2. Riksa uji harus dilaksanakan bersama-sama oleh dua orang teknisi, yaitu
seorang yang kompeten dan pengalaman dan seorang pembantu

34
3. Persiapan pelaksanaan
4. Kedua tehnisi pemeriksa/penguji harus berpakaian baju lengan pendek, tidak
memakai jam tangan dan cincin, rambut sebaiknya pendek dan memakai sepatu
safety (sol tidak licin)
5. Kedua tehnisi tersebut harus sudah menyadari atau paham dimana letak
saklar-saklar darurat sebagai tindakan waspada atas kemungkinan timbul
insiden
6. Riksa uji ulang tahunan harus lebih banyak perhartian pada bagian yang
sering terjadi kontak langsung dengan pengguna, atas kemungkinan retak atau
rusak/cacat.
7. Pekerjaan riksa uji dilakukan oleh seorang ahli dan dibantu oleh seorang
teknisi, oleh karena banyak peralatan yang rumit dan tersembunyi serta
memakan waktu untuk memeriksa satu persatu
Pemeriksaan & Pengujian Escalator
➢ ALAT - Sama dengan elevator - Ditambah barricade pengaman
➢ ALAT PENGAMAN PADA ESCALATOR
1. Saklar Emergency Brake
2. Saklar Handrail Guard
3. Saklar Rantai Step
4. Saklar Pengaman Celah Sisi Step dengan Dinding Pembatas (Skirt) → brush
5. Saklar Governor
Prosedur pelaksanaan Pemeriksaan & Pengujian :
A. Ampere dan voltase motor escalator
B. Kecepatan laju escalator
C. Saklar-saklar pengaman
• Saklar emergency brake
• Saklar Hand Rail Guard (HGS)
• Rantai step (SCS)
• Saklar pengaman sisi step (SSS)
• Saklar governor (jika dilengkapi)
D.. Kesamaan kecepatan laju step (anak tangga) dan handrail pegangan tangan.

35
• Pemeriksaan dimulai dengan menaiki eskalator dan beberapa kali
menggoyangkan badan kekanan dan kekiri. Perhatikan kedudukan step yang
tidak normal. Kemungkinan roda (step wheel dan chain wheel) ada yang cacat,
pecah atau retak.
• Angkat satu atau dua step yang mencurigakan, dan catat segera penemuan-
penemuan yang tidak normal
• Periksa jarak step dengan step berikutnya, maksimal 4mm, jika lebih maka
pena-pena tertentu dari rantai telah aus.
• Periksa dan coba tombol stop darurat (landing emergency switch, LES) dan
kunci kontak operasi (operating key switch) untuk naik turun
• Periksa pagar railing pada ujung atas (kiri dan kanan) pada ujung lengkung
balustrade, apakah cukup kuat dan aman serta jarak lubang railing aman bagi
anak-anak
• Ban pegangan (handrail) harus bergerak dengan kecepatan yang hampir sama
dengan kecepatan step. Jika kecepatan lebih lambat 10% berarti terjadi slip pada
roda penggeraknya, atau terlalu besar tahanan pada daerah-daerah saat ban
membuat putaran/lengkungan.
• Ban pegangan boleh jadi cacat karena ulah pengguna atau digigit tikus dan
sejenisnya, sehingga perlu diperiksa
• Pemeriksaan berikutnya ialah skirt panel, atas kemungkinan lepas dari
tempatnya.
• Berikutnya ialah pemeriksaan ruang mesin, antara lain :
➢ Periksa rem dan speed governor
➢ Periksa besaran power rating dari motor
➢ Periksa besaran sekering
➢ Periksa apakah controller dilengkapi overload cicuit breaker

36

Anda mungkin juga menyukai