PENDAHULUAN
MISI :
- Memberikan pelayanan terbaik bagi para client
- Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal
- Menciptakan bangunan hunian, jasa, dan pusat perbelanjaan yang berkesinambungan
BAB II
KONSEP PEMBANGUNAN GREEN MIXED USE BUILDING
BAB III
CONTOH IDE BISNIS PROPERTI
GRAND PARAHYANGAN
Mixed Use Building Grand Parahyangan direncanakan akan dibangun di Cipadung yang
berdekatan dengan pengembangan pusat primer Gedebage dimana di Kawaasn gedebage akan
dikembangkan pemerintah menjadi kawasan permukiman, kawasan perkantoran kawasan
Gedebage memiliki integrasi dengan moda transportasi kereta cepat yang menghubungkan
Bandung-Jakarta. Pembangunan Mixed Use Building Grand Parahyangan dibangun untuk
mendukung sistem TOD ( Transport Oriented Development) yang akan di kembangkan di Kota
Bandung karena perjalanan yang dilakukan dapat dilakukan hanya dalam satu gedung sehingga
akan mengurangi kemacetan yang terjadi di perkotaan dan memiliki integrasi dengan moda
transportasi masal.
Grand Parahyangan merupakan mixed use building yang memiliki fungsi sebagai :
- Lantai 1-3 : Area Komersial
- Lantai 4 : Office park dan Ballroom
- Lantai 5-7 : Hotel
- Lantai 8-12 : Apartment
Konsep bangunan dibuat dengan dominasi elemen kaca yang lebih banyak digunakan
baik untuk estetika maupun fungsionalitasnya agar penggunaan cahaya natural juga
dimaksimalkan untuk mengurangi biaya energi dan memberikan pencahayaan yang lebih
baik.
Ruang Terbuka Hijau yang disediakan berupa jalur trotoar dan area parkir terbuka yang
menambah nilai kenyamanan bagi para pengunjung
Area parkir merupakan unsur pendukung sirkulasi yang dapat meningkatkan kenyamanan
penghuni dan pengunjung mixed use maka area parkir yang digunakan yaitu parkir
indoor yang terdiri atas 6 lantai
Lokasi yang strategis terletak di Jl. Cipadung, Ujung Berung Kota Bandung. Hanya 10
menit dari pintu tol GedeBage dan 5 menit dari main road Jl. Soekarnohatta
Bangunan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti concierge, kolam
renang, sky lounge and garden, taman bermain anak, gymnasium, area barbeque, area
bermain anak-anak, dan coffee shop
Area Komersial (Lantai 1-3)
Konsep build-to-suit diterapkan pada area komersial (lantai 1-3) yang merupakan sebuah
konsep pengembangan proyek dimana developer (yang biasanya juga sebagai pemilik
tanah) membiayai dan membangun gedung sesuai dengan kebutuhan tenant. Tempat-
tempat tersebut nantinya akan disewakan kembali kepada tenant di bawah perjanjian
sewa jangka panjang hingga puluhan tahun.
Office Park dan Ballroom
Ballroom yang dapat digunakan meeting, conference, exhibition, serta acara besar lainnya
dengan kapasitas 700 orang. Dengan fasilitas screen, standard sound system, flip chart,
marker, note pad, pen, drinking water, dan candies. Dan Office Park yang berupa ruangan
dengan kapasitas 20-30 orang yang dapat digunakan untuk meeting.
Hotel
Hotel yang terdiri dari fasilitas Dining Room, Lobby, Bar, dan Wifi. Terdiri dari 2 type
kamar yaitu standard room dan suite room.
Apartment
Apartment yang terdiri atas 5 lantai yang terdiri dari type 22, type 36, type 42, dan type
74.
BAB IV
PERATURAN TERKAIT BISNIS PROPERTI
Central Park memiliki sebuah ballroom hall yang terletak di lantai 17. Ballroom ini kerap
digunakan untuk acara resepsi pernikahan. Hingga saat ini, Ballroom Hall Central Park telah
digunakan setiap hari Jumat oleh Indonesian Idol untuk menggelar Spektakuler Show setiap
minggunya hingga tanggal 7 Agustus 2010. Ballroom Hall Central Park pun pernah digunakan
untuk penyelenggaraan Malam Puncak Miss Indonesia 2010 dan Miss Indonesia 2011
2. Grand Indonesia
Grand Indonesia merupakan mal di Jakarta. Mal ini dibuka pada tahun 2008 oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun 2007 Hotel Indonesia mengalami pemugaran.
Selanjutnya setelah dibuka kembali, hotel dikelola oleh grup Kempinski dan namanya diganti
menjadi Hotel Indonesia-Kempinski. Setelah mengalami renovasi selama 5 tahun, tanggal 20
Mei 2009 Hotel Indonesia Kempinski dibuka kembali oleh Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono. Areal sekeliling Hotel Indonesia juga dikembangkan menjadi kompleks multi-guna
dengan nama Grand Indonesia yang terdiri gedung perkantoran (Menara BCA), apartemen
(Kempinksi Residence), dan pusat perbelanjaan (Grand Indonesia Mal). Salah satu major anchor
yang telah menempati bagian mal Grand Indonesia adalah department store Jepang Seibu,
department store Thailand Central dan bioskop dengan teknologi terkini CGV Blitz yang bekerja
sama dengan perusahaan Korea. Selain itu terdapat pula sebuah galeri budaya dengan nama
Galeri Indonesia Kaya Grand Indonesia terdiri dari tiga bagian: East Mall, West Mall dan sebuah
Skybridge yang menghubungkan kedua bagian tersebut. Skybridge tersedia di lantai 1, 2, 3, 3A,
dan 5 dengan sebuah foodcourt berkonsep Food Louver yang berada di lantai 3. West Mall Grand
Indonesia Shopping Town telah dibuka untuk umum pada April 2007. Grand Indonesia juga
terdapat sebuah wahana Magic Fountain Show, tempat air mancur menari dan bernyanyi yang
dipertunjukkan setiap hari dengan pertunjukan, musik, kebyaran warna warni lampu, dan tarian
air mancur yang bagus. Grand Indonesia merupakan Family Friendly Lifestyle Mall yang
berkonsep untuk menyediakan seluruh kebutuhan keluarga dalam satu tempat.
Luas tanah Sudirman Plaza Complex (Indofood Tower dan Plaza Marein) adalah
10.300m dengan luas bangunannya 100.000m, sedangkan Sudirman Residences luas
tanahnya 31.000m dengan luas bangunan 11.000m. Dalam bangunan Sudirman Plaza Office
Tower pada lantai ground akan dijadikan pusat ritel. Resto, bank, mini shop dan lainnya akan
meramaikan lantai ground yang didukung dengan pelataran luas dan langit-langit yang tinggi. Di
atas ground ada dua tower apartemen yang dibagi 18 lantai sewa dan 15 lantai strata title. Fasad
kedua tower akan dibedakan sesuai peruntukannya yakni sewa dan hak milik. Tower satu terbagi
dua fungsi yaitu, office dan apartment yang di bagian tengahnya ada lantai transisi yang menjadi
area pusat kebugaran, kolam renang, fitness center, sauna, spa, steam, gym, taman bermain anak,
dan masih ditambah apartemen 9 lantai. Puncak tower dirancang seperti mahkota yang menyala
di malam hari. Untuk kapasitas parkir kendaraan, didukung parkir lima lantai, dimana tiga lantai
di atas dan dua lantai di basement. Di lantai lima, ada office di area roof garden. Mengingat
bangunan mempunyai fungsi yang beragam maka diberi solusi dengan membuat sirkulasi yang
berbeda yang memudahkan pengunjung baik yang akan langsung ke apartment, office, town
house dan ke fasilitas-fasilitas lainnya di gedung ini. Berada dalam satu kompleks Sudirman
Plaza dan Sudirman Office Tower, hadir town house dengan sentuhan modern simplicity.
Interiornya dirancang modern simple dengan lose furniture. Town house ini merupakan hunian
high end yang terdiri dari empat lantai dengan total 60 unit eksklusif. Warna-warna yang dipilih
adalah warna yang bernuansa alam seperti putih, abu-abu dan coklat. Hunian berkonsep town
house ini didukung fasilitas kolam renang di lantai dasar dan roof garden di atap.
Nama: Sudirman Plaza Complex Lokasi: Jl Jend Sudirman, Jakarta Developer: PT Insan Asia
Nusantara Arsitek: PT Sekawan DesignInc Arsitek Kontraktor Utama: PT Adhi Karya
(Persero) Tbk Luas Tanah: 10.300m Luas Bangunan: 100.000m Jumlah Tower: 2 Luas
Tanah Sudirman Residence: 31.000m Luas Bangunan Sudirman Residences: 11.000m.
BAB VI
RISET PASAR BISNIS PROPERTI
Riset pasar properti secara umum untuk mengetahui kondisi pasar, karakteristik sosial
dan ekonomi, ketersediaan pasokan di pasar, kebutuhan potensial dan efektif di pasar, posisi
persaingan dalam wilayah pasar, posisi pesaing dalam wilayah persaingan dan memperkirakan
kebutuhan yang masih mungkin disediakan. Dalam melalukan riset ataupun penelitian mengenai
pasar properti tentunya terdapat metodemetode yang digunakan. Terdapat beberapa tahapan
serta metode yang digunakan ketika melakukan riset pasar properti. Dengan menggunakan
metode-metode tersebut maka tingkat akurasi penelitian pun akan semakin tinggi. Oleh karena
itu di dalam modul pelatihan metodologi riset pasar properti akan diajarkan mengenai tahapan-
tahapan dalam melakukan riset pasar serta di ajarkan pula mengenai metodemetode yang
digunakan. Dengan begitu hasil riset pasar properti pun akan semakin akurat.
Dalam mempelajari metode-metode riset pasar tersebut, didapat beberapa komponen
penting yang perlu diperhatikan dalam pembangunan bisnis properti yang akan dibangun yaitu
pembangunan Mixed Use Building yang terdiri dari area komersial, office park, hotel, dan
appartement (Grand Parahyangan ), antara lain :
Untuk sektor apartemen, penjualan di Bandung tumbuh rata-rata 0,9% dalam hitungan
triwulan, dan 5,31% dalam setahun. Begitu pula dengan tingkat hunian kamar hotel di Bandung.
Pada kuartal II/2014 tingkat hunian kamar hotel berada di angka 80,01%. Nominal tersebut
meningkat dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka 79,18%.
Sedangkan rata-rata lama tamu menginap di Bandung adalah 1,62 hari. Tingginya kebutuhan
hunian di wilayah Bandung juga terlihat dari pertumbuhan pasokan dan tarif kamar hotel.
Sehingga investasi Mixed Use Building Grand Parahyangan sangat menjanjikan untuk para
calon investor.
2. Segmentasi Pasar
Untuk pemasaran produk ditawarkan kepada masyarakat kelas menengah sampai kelas
atas dimana untuk area komersial disewakan kepada tenant dengan konsep built to suit dengan
sewa jangka panjang, untuk office park dan balroom memakai sistem sewa per jam, untuk hotel
terdiri atas 3 lantai yang terdiri atas Standard Room dan Suite Room, dan untuk apartment terdiri
dari 5 lantai yang terdiri dari type 22, type 36, type 42, dan type 74
3. Strategi Produk
Mixed Use Building yang akan dikembangkan tersebut pada lantai 1-3 akan
dikembangkan kepada tenant saebagai area komersial, lantai 4 merupakan Office Park dan
Balroom yang dapat disewakan untuk meeting dan berbagai acara lainnya, lantai 5- 7 merupakan
hotel yang terdiri atas Standard Room dan Suite Room, dan lantai 8-12 merupakan apartment
terdiri dari 5 lantai yang terdiri dari type 22, type 36, type 42, dan type 74. Bangunan ini dibuat
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Bandung Timur akan hunian, jasa, dan area
komersial yang berkesinambungan.
Konsep bangunan dibuat dengan dominasi elemen kaca yang lebih banyak digunakan
agar penggunaan cahaya natural juga dimaksimalkan untuk mengurangi biaya energi dan
memberikan pencahayaan yang lebih baik, yang dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasarana
penunjang yang memberikan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan bagi pengguna Mixed
Use Building.
BAB VII
STUDI KELAYAKAN
7.1 Studi Kelayakan Teknis
Konsep pembangunan Mixed Use Grand Parahyangan ini adalah menawarkan sesuatu yang
berkualitas dalam memenuhi mimpi konsumen. Mixed Use Grand Taruma yang akan dibangun
nantinya memiliki konsep Green Building dengan efisiensi energi guna mengurangi konsumsi
energi baik energi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti kondisi bangunan yang
segi mudahnya angin dan sinar matahari yang mudah masuk kedalam bangunan,.Pembanguanan
Mixed Use ini dirancang dengan pertimbangan matang terhadap pelestarian lingkungan dan
penghematan energi. Bangunan Mixed Use Grand Parahyangan ini dilengkapi dengan berbagai
fasilitas penunjang seperti concierge, kolam renang, sky lounge and garden, taman bermain anak,
gymnasium, area barbeque, area bermain anak-anak, dan coffee shop
Lokasi pembangunan Mixed Use Grand Parahyangan memiliki luas 5000m2 terletak di Jln
Desa Cipadung, Ujung Berung, Kota Bandung dengan nama Grand Parahyangan. Gedung
tersebut terdiri dari 15 lantai. Letaknya yang dekat dengan Kawasan Gedebage yang menjadi
pusat primer Kota Bandung dengan konsep pengembangan Bandung Teknopolis yang
terintegrasi dengan moda transportasi masal, kawasan perkantoran,dan kawasan perumahan.
Maka pengembangan dari Mixed Use Grand Parahyangan merupakan suatu peluang investasi
yang sangat menjanjikan
Berdasarkan arahan pengembangan wilayah dari Kota Bandung sendiri lokasi tersebut
memang diperuntukkan untuk kawasan permukiman. Mengenai intensitas dan kepadatan
bangunan telah menyesuaikan dengan ketentuan regulasi yang telah ditetapkan atau pun
berdasarkan SNI. Untuk pelaksanaan proyek sendiri akan memakan waktu 2 tahun.
Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran
kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan. Menurut Husnan
Suswarsono (2000) analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara
biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur
bisnis. Analisis finansial mengkaji beberapa analisis kelayakan finansial yang digunakan yaitu,
Net B/C Ratio, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) danPayback
Period (PP).
Pemasaran dan penjualan adalah tahap yang paling penting dalam melakukan bisnis
properti, karena proses ini akan menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dalam berbisnis.
Strategi pemasaran terkait cara pengembang mengenalkan produk propertinya kepada konsumen,
salah satunya dengan melakukan promosi. Pemasaran tujuannya untuk membantu konsumen
memilih pilihan yang benar. Sedangkan strategi penjualan terkait dengan bagaimana menjual
produk properti agar mencapai target dan memperoleh keuntungan yang maksimum.
Strategi pemasaran dan penjualan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pemasaran
Kemajuan teknologi yang pesat saat ini, adapun strategi pemasaran
dilakukan secara besar-besaran, yakni pengiklanan melalui media cetak dan
elektronik, media telekomunikasi dan media sosial ke seluruh Indonesia
maupun luar negeri.
Strategi pemasaran meliputi promosi. Promosi yang dilakukan melalui penyebaran
brosur, peletakkan banner di lokasi strategis, melalui media massa (media cetak, radio, televisi).
Selain itu dilakukan dengan melakukan promosi secara online atau internet, membuat website
resmi agar memudahkan dalam reservasi, membuat stand khusus di terminal atau pelabuhan
maupun bandara-bandara, serta memasang reklame di lokasi-lokasi strategis atau menyebarkan
pamflet-pamflet.
2. Penjualan
Penjualan terkait dengan strategi pemasaran yang dilakukan. Strategi penjualan ini dapat
berupa penawaran harga promo kepada konsumen yang memesan terlebih dulu.