Anda di halaman 1dari 31

BAB V

MATERI KERJA PRAKTEK

5.1 Pendahuluan
5.1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perKelurahanan, yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu sektor yang strategis
dalam upaya membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Selain sebagai salah
satu kebutuhan dasar manusia, perumahan dan permukiman, papan juga berfungsi
strategis di dalam mendukung terselenggaranya pendidikan keluarga, persemaian
budaya dan peningkatan kualitas generasi akan datang yang berjati diri. Karenanya
penyelenggaraan perumahan dan permukiman diarahkan untuk mengusahakan dan
mendorong terwujudnya kondisi setiap orang atau keluarga di Indonesia yang mampu
bertanggung jawab di dalam memenuhi kebutuhan perumahannya yang layak dan
terjangkau di dalam lingkungan permukiman yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan guna mendukung terwujudnya masyarakat dan lingkungan yang berjati
diri, mandiri, dan produktif.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka latar belakang dalam Kajian


Kebutuhan Sarana Perumahan dan Daya Tampung Lahan guna mendukung
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan dan Penyediaan Perumahan
dalam Rangka Pengembangan Kawasan Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tj.
Api-api. Yaitu pertumbuhan penduduk yang sangat pesat akibat adanya pertumbuhan
dan perkembangan suatu wilayah, khususnya pada wilayah yang ditetapkan sebagai
wilayah pengembangan prioritas akan memberikan dampak bagi semua sektor,
termasuk perumahan. Salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah
pengembangan Prioritas adalah Koridor Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-

109
api. Oleh karenanya perlu dilakukan penelitian mengenai kebutuhan pengembangan
dan penyediaan perumahan, backlog perumahan dan daya tampung penduduk di
Kawasan Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tanjung Api-api pada provinsi
sumatera Selatan .

5.1.2 Tujuan dan Sasaran


A. Tujuan Pekerjaan Praktikan
Tujuan dari pekerjaan praktikan adalah untuk mengidentifikasi dan
menganalisis kebutuhan pengembangan dan penyedian perumahan dan Daya
Tampung Lahan lahan di Kawasan Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tanjung
Api-api pada provinsi sumatera Selatan
B. Sasaran Pekerjaan Praktikan
Sasaran pekerjaan praktikan yang dicapai adalah sebagai berikut :
Identifikasi jumlah rumah eksisting di Provinsi Sumatera Selatan Pada
Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api tahun 2015
Menganalisis Proyeksi Kebutuhan berdasarkan Proyeksi Penduduk
Provinsi Sumatera Selatan Pada Kordor Bandar- Lampung Palembang
Tanjung Api-api
Menganalisis . Backlog Perumahan Provinsi Sumatera Selatan Pada
Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api
Menganalisis Daya Tampung Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Pada
Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api

5.1.3 Ruang Lingkup


A. Ruang Lingkup Wilayah
Adapun ruang lingkup wilayah kajian dalam Penyusunan Kebijakan dan Strategi
Pengembangan dan Penyediaan Perumahan dalam Rangka Pengembangan Kawasan
Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tj. Api-api pada Provinsi Sumatera Selatan
memiliki batas administrasi meliputi :
B. Sebelah Utara : Provinsi Jambi
C. Sebelah Selatan : Provinsi Lampung
D. Sebelah Timur : Provinsi Bangka Belitung

110
E. Sebelah Barat : Provinsi Bengkulu
Sedangkan dalam Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan dan
Penyediaan Perumahan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Koridor Bandar
Lampung- Palembang- Tj. Api-api untuk Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari
beberapa Kota dan Kabupaten,untuk lebih jelas mengenai lingkup kajian studi yang
berada di disajikan pada Tabel V.1:
Tabel V.1
Luas Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Pada Koridor Bandar Lampung- Palembang-
Tj. Api-api
No Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Persentase (%)
1. Kabupaten Banyuasin 11.832,69 28,28
2. Kota Palembang 400,61 0,96
3. Kota Prabumulih 434,46 1,04
4. Kabupaten Ogan Ilir 2.666,07 6,37
5. Kabupaten Ogan Komering
19.023,47 45,47
Ilir
6. Kabupaten Muara Enim 7.483,06 17,88
Total 41.840,36 100
Sumber: Kabupaten Dalam Angka

Luas wilayah kajian paling besar berada pada Kabupaten Ogan Komering Ilir
dengan luas wilayah 19.023 Km2 . sedangkan luas wilayah paling kecil berada pada
Kota Palembang dengan luas wilayah 400,61 Km2 dari total keseluruhan 41.840 Km2 .
untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1.1 luas Wilayah Provinsi Sumatera Selatan
Pada Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tj. Api-api di bawah ini.

Gambar 5.1
Grafik Proporsi Luas Wilayah Provinsi Sumatera Selatan Pada Koridor Bandar
Lampung- Palembang- Tj. Api-api

111
Sumber: Kabupaten Dalam Angka

Dari grafik diatas diketahui bahwa luas wilayah yang memiliki proporsi
terbesar Provinsi Sumatera Selatan Pada Koridor Bandar Lampung- Palembang-
Tj. Api-api yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 46% dari total luas
wilayah. Sedangkan proporsi terkecil terdapat pada Kota Palembang dan Kota
Prabumulih sebesar 1%.

5.2admin sumsel

112
F. Ruang Lingkup Materi
Adapun ruang lingkup materi pada pekerjaan Kebutuhan Sarana Perumahan
dan Daya Tampung Lahan guna mendukung Penyusunan Kebijakan dan Strategi
Pengembangan dan Penyediaan Perumahan dalam Rangka Pengembangan Kawasan
Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tj. Api-api , Yaitu:
Indentifikasi jumlah penduduk ketersediaan Provinsi Sumatera Selatan
Pada Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api yang
selanjutnya digunakan untuk menganalisis jumlah kebutuhan rumah pada
akhir tahun perencanaan
Identifikasi jumlah rumah eksisting yang selanjutnya digunakan untuk
menganalisis backlog perumahan Provinsi Sumatera Selatan Pada Kordor
Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api .
Menganalisis daya tampung penduduk dan lahan permukiman Provinsi
Sumatera Selatan Pada Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung
Api-api sehingga dapat diketahui daya tampung penduduk masih
mencukupi atau tidak sampa akhir tahun prencanaan

113
5.1.4 Batasan Studi
A. Metodologi Pendekatan
Adapun batasan substansi dalam studi ini adalah Kawasan Koridor Bandar Lampung-
Palembang- Tanjung Api-api pada provinsi sumatera Selatan yang terdiri dari
kompilasi data kependudukan, jumlah rumah, dan penggunaan lahan permukiman
dilihat dari identifikasi dan analisis kebutuhan pengembangan dan penyedian
perumahan dan Daya Tampung Lahan lahan di Kawasan Koridor Bandar Lampung-
Palembang- Tanjung Api-api pada provinsi sumatera Selatan

B. Metode Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data, terdapat dua metode, yaitu :
Survey primer, dilakukan untuk mengumpulkan persepsi dari responden
terhadap suatu obyek penelitian. Sumber data diperoleh dari survei lapangan
langsung mengamati obyek yang menjadi sasaran kajian.
Survei sekunder merupakan kegiatan kunjungan ke instansi-instansi terkait
pada daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah sampel. Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan data-data pendukung.

5.1.5 Metode Analisis


Proyeksi Kebutuhan berdasarkan Proyeksi Penduduk

Proyeksi Kebutuhan Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan


Permukiman merupakan kajian atas kebutuhan akan perumahan dan permukiman
berdasarkan karakter perkembangan penduduk dan kondisi serta permasalahan
permukiman yang telah ada di wilayah perkotaan kabupaten. Proyeksi ini
bertujuan untuk menentukan jumlah kebutuhan dan sebaran rumah dan
peningkatan kualitas permukiman berdasarkan kondisi kependudukan dan
permasalahan pada wilayah perkotaan kabupaten.

Proyeksi penduduk yang digunakan dalam analisis ini adalah dengan


menggunakan proyeksi pertumbuhan penduduk linear hal ini dikarenakan jumlah
pertumbuhan penduduk di masing masing kabupaten dan kota di wilayah ini per

114
tahunnya tidak relatif sama, tapi tidak menunjukkan lonjakan perkembangan
rumah tangga.
Model linear Aritmatik menurut Klosterman (1990) adalah teknik proyeksi
yang paling sederhana dari seluruh model trend. Model ini menggunakan
persamaan derajat pertama (first degree equation). Berdasarkan hal tersebut,
penduduk diproyeksikan sebagai fungsi dari waktu, dengan persamaan:

Keterangan
Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa)
P0 : Jumlah penduduk tahun ke 0 (jiwa)
r : Laju pertumbuhan penduduk (% pertahun)
t : Rentang waktu antara P0 dan Pt (tahun)

Backlog Perumahan
Backlog dapat diartikan sebagai kesenjangan antara jumlah rumah
terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat. Perhitungan backlog
perumahan dihitung dengan:
Jumlah KK- Jumlah Rumah

Daya Tampung Penduduk


Berdasarkan Permen PU No 20 Tahun 2007 tentang Teknik Analisis Analisis
Aspek Fisik dan Lingkungan,Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang. Daya Tampung Lahan digunakan untuk mengetahui jumlah
penduduk yang bisa ditampung di wilayah dan/ atau kawasan, dengan pengertian
masih dalam batas kemampuan lahan. Analsis daya tampung dilakukan dengan
cara menghitung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan asumsi masing-

115
masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan anggapan luas
lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan yang boleh
tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta utilitas lainnya).
Kemudian dengan asumsi 1KK yang terdiri dari 5 orang memerlukan lahan seluas
100 m2. Maka dapat diperoleh daya tampung berdasarkan arahan rasio tutupan
lahan ini sebagai berikut:

Gambar 5.3
Kerangka Pemikiran
Latar Belakang :
Kebijakan : pertumbuhan penduduk yang sangat pesat akibat adanya pertumbuhan dan
UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang perkembangan suatu wilayah, khususnya pada wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah
UU No. 1 Tahun 2011 tentang pengembangan prioritas akan memberikan dampak bagi semua sektor, termasuk
Perumahan dan Kawasan perumahan. Salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan Prioritas
Permukiman
adalah Koridor Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-api. Oleh karenanya perlu
S.K. Menteri Kimpraswil
Nomor 217/2002 tentang dilakukan penelitian mengenai kebutuhan pengembangan dan penyediaan perumahan,
Kebijaksanaan dan Strategi backlog perumahan dan daya tampung penduduk di Kawasan Koridor Bandar Lampung-
Nasional Perumahan dan
Palembang- Tanjung Api-api pada provinsi sumatera Selatan .
Permukiman (KSNPP
PERDA No.5 Tahun 2011
Trntang RTRW Provinsi
Sumatera Selatan 2011-2030 Tujuan :
Tujuan dari pekerjaan praktikan adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
kebutuhan pengembangan dan penyedian perumahan dan Daya Tampung Lahan
lahan di Kawasan Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tanjung Api-api pada
provinsi sumatera Selatan
Sasaran :
INPUT Teridentifikasinya Kebutuhan Perumahan Provinsi Sumatera Selatan Pada
Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api
Teridentifikasinya Backlog Perumahan Provinsi Sumatera Selatan Pada
Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api
Teridentfikasinya Daya Tampung Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Pada
Kordor Bandar- Lampung Palembang Tanjung Api-api

116
Pengumpulan Data :
Survei Primer
Survey Sekunder

Analisis :
PROSES Analisis Kebutuhan Pengembangan dan Penyediaan
Perumahan
Analisis Backlog Perumahan
Analisis Daya Tampung Penduduk

Kebutuhan Sarana Perumahan dan Daya Tampung

OUTPUT Lahan

KESIMPULAN
5.2 Kondisi Koridor Bandar Lampung- Palembang- Tanjung Api-api pada
Provinsi Sumatera Selatan
Berdasarkan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) tahun
2015-2019 terdapat target pembangunan di bidang perumahan yaitu terfasilitsinya
penyediaan hunian layak dann terjangkau untuk 2,2 juta rumah tangga untuk
mendukung penurunan angka kekurangan rumah di Indonesia. Pertumbuhan
penduduk yang sangat pesat akibat adanya pertumbuhan dan perkembangan suatu
wilayah, khususnya pada wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan
prioritas akan memberikan dampak bagi semua sektor, termasuk perumahan. Salah
satu wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan Prioritas adalah
Koridor Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-api. Sehingga dibutuhkan
kebijakan dan strategi pengembangan dan penyediaan perumahan agar perkembangan
kawasan koridor Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-api dapat terarah dalam
rangka mewujudkan sasaran RPJMN bidang perumahan dan diharapkan dapat
meminimalisir timbulnya permasalahan perumahan baru.

Koridor Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-api yang meliputi dua


Provinsi yaitu Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan yang termasuk

117
dalam WPS MBBPT (Wilayah Pengembangan Strategis Merak-Bakahueni-Bandar
Lampung-Palembang-Tanjung Api-api).WPS MBBPT merupakan konsep
pengembangan wilayah berbasis koridor jalan tol, dimana jalan nasional Bakauheni
Palembang merupakan backbone dari WPS ini. Keterpaduan dalam WPS MBBPT
meliputi keterpaduan antara kawasan (termasuk kawasan KEK, kawasan industri,
kawasan pelabuhan, kawasan pariwisata, dan kawasan perkotaan) sebagai pusat
pusat pertumbuhan. WPS MBBPT merupakan kawasan yang menjadi pusat
pertumbuhan terpadu, sebagai alat pusat pengolahan sawit dan lumbung energy.
Lumbung energi dalam hal ini adalah batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
Kandungan batubara diperkirakan mencapai 18,13 milyar ton, 404 juta barel, dan
kandungan gas alam 7238 BSCF.

Dalam laporan kerja praktek ini praktikan membahas mengenai Kebutuhan


Sarana Perumahan dan Daya Tampung Lahan yang terdiri dari analisis kebutuhan
pengembangan dan penyediaan perumahan, analisis backlog perumahan dan analisis
daya tampung penduduk dan lahan perumahan.

Dalam menentukan kebutuhan sarana perumahan ditentukan berdasarkan


proyeksi penduduk metode linear aritmatik karena jumlah penduduk di wilayah
kajian tidak menunjukan pertambahan jumlah penduduk yang signifikan. Selanjutnya
hasil dari proyeksi penduduk berdasarkan RP4D (Rancangan Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Permukiman Daerah) jumlah penduduk di akhir
tahun perencanaan di bagi lima dengan asumsi bahwa 1 KK terdiri atas lima jiwa
sehingga diketahui jumlah kebutuhan rumah di akhir tahun perencanaan yaitu tahun
2026.

Backlog dapat diartikan sebagai kesenjangan antara jumlah rumah terbangun


dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat. Perhitungan backlog perumahan
dihitung dengan: jumlah KK dikurangi jumlah rumah eksisting sehingga dapat
diketahui jumlah kekurangan rumah di wilayah kajian pada kondisi eksisting .

118
Daya Tampung Lahan digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk yang
bisa ditampung di wilayah dan/ atau kawasan, dengan pengertian masih dalam batas
kemampuan lahan yang di analisis berdasarkan pada Permen PU No 20 Tahun 2007
tentang Teknik Analisis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan,Ekonomi Serta Sosial
Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

Selanjunya mengenai Kebutuhan Sarana Perumahan dan Daya Tampung


Lahan yang terdiri dari analisis kebutuhan pengembangan dan penyediaan
perumahan, analisis backlog perumahan dan analisis daya tampung penduduk dan
lahan perumahan akan dibahas pada sub.bab berikutnya.

5.2.1 Analisis Kebutuhan Pengembangan dan Penyediaan Perumahan

A. Proyeksi Kebutuhan berdasarkan Proyeksi Penduduk

Proyeksi Kebutuhan Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan


Permukiman merupakan kajian atas kebutuhan akan perumahan dan permukiman
berdasarkan karakter perkembangan penduduk dan kondisi serta permasalahan
permukiman yang telah ada di wilayah perkotaan kabupaten. Proyeksi ini bertujuan
untuk menentukan jumlah kebutuhan dan sebaran rumah dan peningkatan kualitas
permukiman berdasarkan kondisi kependudukan dan permasalahan pada wilayah
perkotaan kabupaten.

Penduduk merupakan modal dasar dalam proses pembangunan, penduduk


yang besar akan sangat berpengaruh sebagai modal sumber daya manusia tetap juga
dapat merugikan bila hanya sebagai beban pembangunan.

Berikut adalah data jumlah penduduk 5 tahun terakhir di masing masing


kab/kota.

Tabel V.2
Jumlah Penduduk di Masing masing Kota/Kab Pada 5 Tahun terakhir

119
Kabupaten/ Jumlah Penduduk
No Kota 2011 2012 2013 2014 2015
1. Banyuasin 764.392 776.393 788.291 799.998 811.510
2. Muara Enim 562.411 571.986 581.587 590.975 600.398
3. Ogan Ilir 387.487 392.896 398.275 403.828 409.171
Ogan Komering
4. Ilir 742.374 752.906 764.894 776.263 787.513
5. Kota Palembang 1.490.576 1.513.124 1.535.936 1.558.494 1.580.517
6. KotaPrabumulih 166.312 169.104 171.804 174.477 177.078
Total 4.113.552 4.176.409 4.240.787 4.304.035 4.366.187
Sumber: BPS Kab/Kota (2012-2016)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat


di Kota Palembang dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 1.490.576
jiwa, pada tahun 2012 sebesar 1.513.124 jiwa, pada tahun 2013 sebesar. 1.535.936
jiwa, pada tahun 2014 sebesar 1.558.494, dan pada tahun 2015 sebesar 1.580.517
jiwa .sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota Prabumulih dengan jumlah
penduduk pada tahun 2011 sebesar 166.312 jiwa, pada tahun 2012 sebesar 169.104
jiwa, pada tahun 2013 sebesar 171.804 jiwa, pada tahun 2014 sebesar 174.477 jiwa,
dan pada tahun 2015 sebesar 177.078 jiwa.

Gambar 5.4
Grafik Jumlah Penduduk Tahun 2011-2015

120
Berdasarkan Grafik Jumlah Penduduk Tahun 2011-2015 dapat diketahui
bahwa jumlah penduduk tiap tahun mengalami peningkatan terlIihat dari jumlah
penduduk pada tahun 2011 sebanyak 4.113.552 jiwa dan jumlah penduduk pada tahun
2015 sebanyak 4.176.409 jiwa

Selanjutnya untuk mengetahui kebutuhan rumah di masing masing


kabupaten/kota ini dihitung berdasarkan hasil perhitungan proyeksi penduduk yang
telah dilakukan sebelumnya. Perhitungan kebutuhan rumah ini diasumsikan bahwa
setiap 1 KK = 5 orang membutuhkan 1 rumah. Adapun jenis rumah yang dihitung
adalah yaitu berdasarkan asumsi jumlah rumah kecil, rumah sedang, dan rumah besar
adalah sebesar 6 : 3: 1 dengan luasan masing masing adalah sebesar 200 m : 400
m : 600 m.

Dari data jumlah penduduk di masing-masing kabupaten lalu dilakukan


proyeksi penduduk sehingga dapat diketahui jumlah penduduk dan kebutuhan rumah
untuk 10 tahun kedepan di masing masing kabupaten dan kota akan ditunjukkan
pada table dibawah ini.

121
Tabel V.3
Proyeksi Penduduk Pada Tahun 2016 2026

Tahun Proyeksi
No Kota/Kab 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
1 Banyuasin 821.277 831.161 841.164 851.287 861.532 871.901 882.394 893.014 903.761 914.638 925.646
2. Muara Enim 608.298 616.302 624.411 632.627 640.951 649.384 657.929 666.586 675.356 684.243 693.246
3. Ogan Ilir 413.651 418.181 422.760 427.389 432.068 436.799 441.582 446.417 451.306 456.247 461.243
Ogan Komering
4. Ilir 797.097 806.798 816.616 826.555 836.614 846.795 857.101 867.532 878.089 888.776 899.592
5. Kota Palembang 1.599.146 1.617.995 1.637.066 1.656.362 1.675.885 1.695.638 1.715.624 1.735.846 1.756.306 1.777.008 1.797.953
6. KotaPrabumulih 179.313 181.577 183.869 186.190 188.541 190.921 193.331 195.772 198.243 200.746 203.280
Total 4.418.782 4.472.014 4.525.886 4.580.410 4.635.591 4.691.438 4.747.961 4.805.167 4.863.061 4.921.658 4.980.960
Sumber: Hasil Analisis (2016)

122
Dari tabel Proyeksi Penduduk pada tahun 2016-2026 dapat disimpulkan
bahwa jumlah penduduk pada wilayah kajian terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Dan penambahan jumlah penduduk paling besar terjadi pada tahun
2026 sebesar 59.303 jiwa dari tahun sebelumnya. Kota palembang di prediksi
menjadi kota dengan jumlah penduduk paling banyak pada tahun 2026 sebanyak
1.797,953 jiwa. Selain itu Kota Prabumulih yang merupakan kota dengan jumlah
penduduk paling sedikitpun ikut mengalami peningkatan jumlah penduduk yang
di prediksikan pada tahun 2026 sebanyak 203,280 jiwa. Proyeksi penduduk ini
selanjutnya digunakan untuk proyeksi kebutuhan penyediaan perumahan di masa
yang akan datang.

Gambar 5.5
Proyeksi Penduduk Pada Tahun 2016 2026

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2016


Dari grafik proyeksi penduduk pada tahun 2016-2026 dapat disimpulkan
bahwa jumlah penduduk terus mengalami peningkatan setiap tahunnya terlihat
dari jumlah penduduk pada awal perencanaan pada tahun 2016 sebanyak
4.418.782 jiwa dan jumlah penduduk pada akhir masa perencanaan sebanyak
4.980.960 jiwa.

123
Tabel V.4
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2016 2026

Jumlah Kebutuhan Rumah


No Kota/Kab 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026
Ogan Komering
1. Ilir 159.419 161.360 163.323 165.311 167.323 169.359 171.420 173.506 175.618 177.755 179.918
2. Muara Enim 121.660 123.260 124.882 126.525 128.190 129.877 131.586 133.317 135.071 136.849 138.649
3. Banyuasin 164.255 166.232 168.233 170.257 172.306 174.380 176.479 178.603 180.752 182.928 185.129
4. Ogan Ilir 82.730 83.636 84.552 85.478 86.414 87.360 88.316 89.283 90.261 91.249 92.249
5. Kota Palembang 319.829 323.599 327.413 331.272 335.177 339.128 343.125 347.169 351.261 355.402 359.591
6. KotaPrabumulih 35.863 36.315 36.774 37.238 37.708 38.184 38.666 39.154 39.649 40.149 40.656
Total 801.026 894.402 905.177 916.081 927.118 938.288 949.592 961.032 972.612 984.332 996.192
Sumber: Hasil Analisis (2016)

124
Dari tabel Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2016-2026 dapat disimpulkan
bahwa jumlah kebutuhan rumah pada wilayah kajian terus mengalami
peningkatan pada setiap tahunnya.dengan jumlah kebutuhan rumah terbesar
terdapat di Kota Palembang yang diprediksi pada tahun 2026 memiliki kebutuhan
rumah sebanyak 359,591 unit rumah. Sedangkan Kota Prabumulih yang memiliki
jumlah kebutuhan rumah paling sedikit ikut mengalami peningkatan yang
diprediksi pada tahun 2026 sebanyak 40.656 unit rumah. Perhitungan kebutuhan
rumah ini diasumsikan bahwa setiap 1 KK = 5 orang membutuhkan 1 rumah.
Adapun jenis rumah yang dihitung adalah yaitu berdasarkan asumsi jumlah rumah
kecil, rumah sedang, dan rumah besar adalah sebesar 6 : 3: 1 dengan luasan
masing masing adalah sebesar 200 m : 400 m : 600 m.

Gambar 5.6
Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2016 2026

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2016

Berdasarkan grafik Proyeksi Jumlah Kebutuhan Rumah Tahun 2016-


2026 dapat diketahui jumlah kebutuhan rumah pada wilayah kajian meskipun
tidak signfikan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terlihat pada awal
perencanaan pada tahun 2016 sebanyak 801.026 unit rumah dan pada akhir
perencanaan sebanyak 996.192 unit rumah

125
B. Backlog Perumahan Provinsi Sumatera Selatan Pada Kordor Bandar-
Lampung Palembang Tanjung Api-api

Backlog dapat diartikan sebagai kesenjangan antara jumlah rumah


terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat. Perhitungan backlog
perumahan dihitung dengan:

Jumlah KK- Jumlah Rumah

Berdasarkan data jumlah rumah dari Cipta Karya masing-masing Kabupaten atau
Kota maka diketahui penambahan rumah pertahunnya sebesar 3,2% sehingga
dapat dihitung backlog pada masing-masing kabupaten sebagai berikut:

Tabel V.5
Backlog Perumahan Provinsi Sumatera Selatan Pada Kordor Bandar- Lampung
Palembang Tanjung Api-api Tahun 2015
Rata - Rata Jumlah Tahun 2015
Jumlah
Penambahan Rumah
Kabupaten/Kota Rumah Jumlah
Rumah Per Tahun Backlog
Tahun 2012 KK
Tahun 2015 (*)
Banyuasin 124.412 3.981 136.356 162.302 25.946
Muara Enim 87.770 2.809 96.196 120.080 23.884
Ogan Ilir 59.045 1.889 64.713 81.834 17.121
Ogan Komering Ilir 120.979 3.871 132.592 157.503 24.911
Palembang 184.652 5.909 202.379 316.103 113.724
Prabumulih 22.778 729 24.964 177.078 152.114
Total 599.636 19.188 657.201 1.014.900 357.700
Sumber: Hasil Analisis 2016
Keterangan:
(*) : Asumsi Jumlah Rumah Tahun 2012 dikali Laju Penambahan Rumah 3,2%

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah backlog terbesar terdapat di Kota
Prabumulih sebanyak 152.114 unit rumah dengan jumlah rumah pada tahun 2012
sebanyak 22.778 unit rumah, rata-rata penambahan rumah pertahunnya sebanyak
729 unit rumah sehingga diketahui jumlah rumah pada tahun 2015 sebanyak
24.964 unit rumah. Sedangkan backlog terkecil terdapat di Kabupaten Ogan Ilir
sebanyak 17.121 unit rumah dengan jumlah rumah pada tahun 2012 sebanyak
59.045 unit rumah, rata-rata penambahan rumah pertahunnya sebanyak 1.889 unit

126
rumah, sehingga diketahui jumlah rumah pada tahun 2015 sebanyak 64.731 unit
rumah.

Gambar 5.7
Backlog Perumahan Provinsi Sumatera Selatan Pada Kordor Bandar- Lampung
Palembang Tanjung Api-api Tahun 2015

Sumber: Hasil Analisis 2016

Berdasarkan grafik backlog perumahan diatas maka diketahui bahwa


backlog terbesar terdapat di Kota Prabumulih sebanyak 152.114 unit rumah
sedangkan backlog terkecil terdapat di Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 17.121 unit
rumah

5.2.3 Analisis Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan

Daya Tampung Lahan digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk


yang bisa ditampung di wilayah dan/ atau kawasan, dengan pengertian masih
dalam batas kemampuan lahan. Analsis daya tampung dilakukan dengan cara
menghitung berdasarkan arahan rasio tutupan lahan dengan asumsi masing-
masing arahan rasio tersebut dipenuhi maksimum, dan dengan anggapan luas
lahan yang digunakan untuk permukiman hanya 50% dari luas lahan yang
boleh tertutup (30% untuk fasilitas dan 20% untuk jaringan jalan serta utilitas
lainnya). Kemudian dengan asumsi 1KK yang terdiri dari 5 orang memerlukan
lahan seluas 100 m2. Maka dapat diperoleh daya tampung berdasarkan arahan
rasio tutupan lahan ini sebagai berikut:

127
Sehingga dapat diketahui daya tampung perumahan dari masing masing
kabupaten sebagai berikut:

1. Kabupaten Banyuasin
Daya tampung penduduk dan lahan perumahan di Kabupaten Banyuasin dapat
dilihat pada tabel V.6

Tabel V.6
Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Banyuasin
Jumlah Rumah (Unit)
Luas
Daya Luas Lahan
Luas Lahan Lahan type
Tampung Untuk type type
Kecamatan Permukiman Untuk besar
Penduduk Perumahan kecil menengah Total
(Ha) PSU 600
(jiwa) (Ha) 200 m2 400 m2 Jumlah
(Ha) m2 Rumah
Banyuasi I 4526,25 2.263.125 1.357,88 3.168,38 95.051 23.763 5.281 124.095
Banyuasin
281,55 140.775 84,47 197,09 5.913 1.478 328 7.719
II
Banyuasin
1189,59 594.795 356,88 832,71 24.981 6.245 1.388 32.614
III
Betung 696,51 348.255 208,95 487,56 14.627 3.657 813 19.097
Makarti
1049,14 524.570 314,74 734,40 22.032 5.508 1.224 28.764
Jaya
Muara
1485,77 742.885 445,73 1.040,04 31.201 7.800 1.733 40.734
Telang
Pulau
565,34 282.670 169,60 395,74 11.872 2.968 660 15.500
Rimau
Rantau
328,01 164.005 98,40 229,61 6.888 1.722 383 8.993
Bayur
Talang
2955,24 1.477.620 886,57 2.068,67 62.060 15.515 3.448 81.023
Kelapa
Total 13077,4 6.538.700 3.923,22 9.154,18 274.625 68.656 15.257 358.538
Sumber: Hasil Analisis 2016

Dari tabel Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Banyuasin
dapat diketahui bahwa luas permukiman terbesar terdapat di Kecamatan

128
Banyuasin I sebesar 4526,25 Ha yang dapat menampung penduduk sebanyak
2.263,125 jiwa,luas lahan untuk PSU sebesar 1.358 Ha, luas lahan permukiman
sebesar 3168,38 Ha, dan dengan total jumlah rumah yang dapat disediakan
sebanyak 124.095 unit rumah. Sedangkan luas lahan permukiman terkecil terdapat
di Kecamatan Banyuasin II dengan daya tampung penduduk sebanyak 140.775
jiwa,luas lahan untuk PSU sebesar 84,47 Ha, luas lahan permukiman sebesar
197,09 Ha, dan dengan total jumlah rumah yang dapat disediakan sebanyak 7.719
unit rumah.

129
Gambar 5.8
Peta Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Banyuasin

130
2. Kabupaten Muara Enim
Daya tampung penduduk dan lahan perumahan di Kota Prabumulih dapat
dilihat pada tabel V.7
Tabel V.7
Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Muara Enim

Luas Luas Jumlah Rumah (Unit)


Luas Daya
Lahan Lahan type
Lahan Tampung type type
Kecamatan Untuk Untuk besar
Permukim Penduduk kecil menengah Total
PSU Perumaha 600
an (Ha) (jiwa) 200 m2 400 m2 Jumlah
(Ha) n (Ha) m2 Rumah
Gelumbang 836,7 418.350 251,01 585,69 17.571 4.393 976 22.940
Gunung
Megang
426,21 213.105 127,86 298,35 8.950 2.238 497 11.685
Lawang
Kidul
893,09 446.545 267,93 625,16 18.755 4.689 1.042 24.486
Lembak 437,31 218.655 131,19 306,12 9.184 2.296 510 11.990
Lubai 884,21 442.105 265,26 618,95 18.568 4.642 1.032 24.242
Muara Enim 837,11 418.555 251,13 585,98 17.579 4.395 977 22.951
Penukal
Abab
692,05 346.025 207,62 484,43 14.533 3.633 807 18.973
Rambang 260,45 130.225 78,14 182,31 5.469 1.367 304 7.140
Rambang
Dangku
830,75 415.375 249,23 581,52 17.446 4.361 969 22.776
Sungai
Rotan
280,04 140.020 84,01 196,03 5.881 1.470 327 7.678
Talang Ubi 722,83 361.415 216,85 505,98 15.179 3.795 843 19.817
Tanah Abang 411,27 205.635 123,38 287,89 8.637 2.159 480 11.276
Tanjung
Agung
326 163.000 97,8 228,2 6.846 1.712 380 8.938
Ujanmas 218,18 109.090 65,45 152,73 4.582 1.145 255 5.982
Total 8056,2 4.028.100 2416,86 5639,34 169.180 42.295 9.399 220.874
Sumber: Hasil Analisis 2016

Dari tabel Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Muara
Enim dapat diketahui bahwa luas permukiman terbesar terdapat di Kecamatan
Lawang Kidul sebesar 893,09 Ha yang dapat menampung penduduk sebanyak
446.545 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar 267,93 Ha. luas lahan untuk
perumahan sebesar 625,16 Ha, dan dengan total jumlah rumah yang dapat
disediakan sebanyak 24.486 unit rumah. Sedangkan luas lahan permukiman
terkecil terdapat di Kecamatan Ujan Mas sebesar 218,18 Ha dengan daya tampung
penduduk sebanyak 109.090 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar 65,45Ha,

131
luas lahan untuk perumahan sebesar 152,73 Ha, dan dengan total jumlah rumah
yang dapat disediakan sebanyak 5.982 unit rumah

132
Gambar 5.9
Peta Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Muara Enim

133
3. Ogan Ilir
Daya tampung penduduk dan lahan perumahan di Kota Prabumulih dapat
dilihat pada tabel V.8
Tabel V.8
Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Ogan Ilir

Luas
Luas Daya Luas Lahan Jumlah Rumah (Unit)
Lahan
Lahan Tampung Untuk
Kecamatan Untuk
Permukim Penduduk Perumahan
PSU type type type Total
an (Ha) (jiwa) (Ha)
(Ha) kecil menengah besar Jumlah
200 m2 400 m2 600 m2 Rumah
Indralaya 529,43 264.715 158,83 370,60 11.118 2.780 618 14.516
Muarakuang 435,6 217.800 130,68 304,92 9.148 2.287 508 11.943
Pemulutan 1663,04 831.520 498,91 1164,13 34.924 8.731 1.940 45.595
Rantau Alai 190,29 95.145 57,09 133,20 3.996 999 222 5.217
Tanjung
962,67 481.335 288,8 673,87 20.216 5.054 1.123 26.393
Batu
Total 3781,03 1.890.515 1134,31 2646,72 79.402 19.850 4.411 103.663
Sumber: Hasil Analisis 2016

Dari tabel Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Ogan
ilir dapat diketahui bahwa luas permukiman terbesar terdapat di Kecamatan
Pemulutan sebesar 1663,04 Ha yang dapat menampung penduduk sebanyak
831.520 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar 498,91 Ha, luas lahan untuk
perumahan sebesar 1164,13 Ha, dan dengan total jumlah rumah yang dapat
disediakan sebanyak 45.595 unit rumah. Sedangkan luas lahan permukiman
terkecil terdapat di Kecamatan Rantau Alai sebesar 190,29 Ha dengan daya
tampung penduduk sebanyak 95.145 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar
57,09 Ha, luas lahan untuk perumahan sebesar 133,20 Ha, dan dengan total
jumlah rumah yang dapat disediakan sebanyak 5.217 unit rumah

134
Gambar 5.10
Peta Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Ogan Ilir

135
4. Kabupaten Ogan Komering Ilir
Daya tampung penduduk dan lahan perumahan di Kabupaten Ogan
Komering Ilir dapat dilihat pada tabel V.9
Tabel V.9
Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Ogan Komering Ilir
Luas Luas Jumlah Rumah (Unit)
Luas Daya
Lahan Lahan
Lahan Tampung type type type
Kecamatan Untuk Untuk Total
Permuki Pendudu kecil menenga besar
PSU Perumaha Jumlah
man (Ha) k (jiwa) 200 m2 h 400 m2 600 m2
(Ha) n (Ha) Rumah
Air Sugihan 218,89 109.445 65,68 153,21 4.597 1.149 255 6.001
Cengal 390,46 195.230 117,14 273,32 8.200 2.050 456 10.706
Kayuagung 615,49 307.745 184,65 430,84 12.925 3.231 718 16.874
Lempuing 4903.57 2.451.785 1471,07 3432,50 102.975 25.744 5.721 134.440
Mesuji 2571,47 1.285.735 771,44 1800,03 54.001 13.500 3.000 70.501
Pampangan 1523,49 761.745 457,05 1066,44 31.993 7.998 1.777 41.768
Pedamaran 817,29 408.645 245,19 572,1 17.163 4.291 954 22.408
Pematang
483,28 241.640 144,98 338,3 10.149 2.537 564 13.250
Panggang
Sirah Pulau
496,17 248.085 148,85 347,32 10.420 2.605 579 13.604
Padang
Tanjung Lubuk 1024,06 512.030 307,22 716,84 21.505 5.376 1.195 28.076
Tanjung Selapan 308,38 154.190 92,51 215,87 6.476 1.619 360 8.455
Total Ogan 13352,55 6.676.275 4005,76 9346,79 280.404 70.101 15.578 366.083
Sumber: Hasil Analisis 2016

Dari tabel Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten


Ogan Komering ilir dapat diketahui bahwa luas permukiman terbesar terdapat di
Kecamatan Lempuing sebesar 4903,57 Ha yang dapat menampung penduduk
sebanyak 2.452.785 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar 1.471,07 Ha. luas
lahan untuk perumahan sebesar 3432,50 Ha, dan dengan total jumlah rumah yang
dapat disediakan sebanyak 134.440 unit rumah Sedangkan luas lahan permukiman
terkecil terdapat di Kecamatan Tulungselapan sebesar 308,38 Ha dengan daya
tampung penduduk sebanyak 154.190 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar
92,51 Ha, luas lahan untuk perumahan sebesar 215,87 Ha, dan dengan total
jumlah rumah yang dapat disediakan sebanyak 8.445 unit rumah

136
Gambar 5.11
Peta Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kabupaten Ogan Komering Ilir

137
5. Kota Prabumulih
Daya tampung penduduk dan lahan perumahan di Kota Prabumulih dapat
dilihat pada tabel V.10
Tabel V.10
Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kota Prabumulih
Jumlah Rumah (Unit)
Luas Luas
Luas Daya
Lahan Lahan type Total
Lahan Tampung type type
Kecamatan Untuk Untuk besar Jumlah
Permukim Penduduk kecil menengah
PSU Perumaha 600 Rumah
an (Ha) (jiwa) 200 m2 400 m2
(Ha) n (Ha) m2
Cambai 258,99 129.495 77,7 181,29 5.439 1.360 302 7.101
Prabumulih
822,09 411.045 246,63 575,46 17.264 4.316 959 22.539
Barat
Prabumulih
980,5 490.250 294,15 686,35 20.591 5.148 1.144 26.883
Timur
Rambang
Kapak 180,58 90.290 54,17 126,41 3.792 948 211 4.951
Tengah
Total 2242,16 1.121.080 672,648 1569,51 47.085 11.771 2.616 61.472
Sumber: Hasil Analisis 2016

Dari tabel Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kota Prabumulih
dapat diketahui bahwa luas permukiman terbesar terdapat di Kecamatan
Prabumulih Timur sebesar 980,50 Ha yang dapat menampung penduduk sebanyak
490.250 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar 294,15 Ha, luas lahan untuk
perumahan sebesar 686,35 Ha, dan dengan total jumlah rumah yang dapat
disediakan sebanyak 26.883 unit rumah. Sedangkan luas lahan permukiman
terkecil terdapat di Kecamatan Rambak Kapak Tengah dengan daya tampung
penduduk sebanyak 90.290 jiwa dengan luas lahan untuk PSU sebesar 54,17 Ha,
luas lahan untuk perumahan sebesar 126,41 Ha, dengan total jumlah rumah yang
dapat disediakan sebanyak 4.951 unit rumah

138
Gambar 5.12
Peta Daya Tampung Penduduk dan Lahan Perumahan Kota Prabumulih

139

Anda mungkin juga menyukai