Oleh:
RIFQI HADYAN DAMAS
21.2012.137
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
PENGERTIAN JUDUL
LATAR BELAKANG MASALAH
PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
TUJUAN DAN SASARAN
LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN
METODA PEMBAHASAN
KERANGKA PEMIKIRAN
SISTEMATIKA PENULISAN
PEMAKAI (USER)
KEBUTUHAN RUANG
HUBUNGAN RUANG
ORGANISASI RUANG
KONSEP BESARAN RUANG
KONSEP PENATAAN SITE
KONSEP INTERIOR RETAIL
KONSEP PENAMPILAN BANGUNAN
KONSEP EKSPRESI BANGUNAN
KONSEP SISTEM STRUKTUR BANGUNAN
KONSEP SISTEM UTILITAS BANGUNAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN JUDUL
Retail
: Penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu Retailer yang berarti memotong
menjadi kecil (Risch, 1991).
Secara bahasa retail adalah dealer pedagang eceran.
Komersial
: Berhubungan dengan niaga atau perdagangan, dimaksud
untuk diperdagangkan.
Kota Baru Parahyangan : Suatu kota yang dikembangkan oleh Perseroan
Terbatas (PT) Lyman Property (Lyman Group) yang terbentuk pada tahun 2004 di
daerah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Lyman Group pada awalnya
bernama Satya Djaya Raya (SDR) Group didirikan oleh Susanta Lyman pada
tahun 1959. Usahanya dimulai dari perdagangan Bumi, kemudian berkembang
ke bisnis usaha lain seperti perkayuan, properti, building material & distribusi,
perkebunan serta pertambangan minyak & gas bumi.
Secara umum pengertian retail/komersial di Kota Baru Parahyangan
adalah bangunan yang mewadahi berbagai fungsi komersial seperti
perdagangan, ruang kantor sewa, dan lain-lain yang dirancang atau
direncanakan untuk mendatangkan keuntungan bagi pemilik maupun
penggunanya di Kota Baru Parahyangan.
B. LATAR BELAKANG
1. Retail
Toko umumnya membentuk jantung atau pusat kota. Mereka
mempengaruhi lingkungan kita dan menjadi tempat mengidentifikasi
dengan menjabat sebagai latar belakang untuk kehidupan sosial dan
waktu luang kita. Mereka sering membentuk ingatan kita tumbuh
dengan dan melihat kembali pada bagian-bagian yang menyenangkan
dari kehidupan kita. Dalam perencanaan dan desain lingkungan
belanja, pertimbangan perlu diberikan kepada sejumlah besar
pengunjung melewati pusat setiap hari.
Pusat retail menghasilkan volume lalu lintas yang berasal dari akses
publik ke toko-toko dan bentuk pelayanan, termasuk swasta, dan
kendaraan layanan komersial. Transportasi umum yang melayani pusat
perbelanjaan perlu diintregasikan dan dibuat berlaku relevan tersedia
dan dapat diakses oleh mereka yang cenderung menggunakannya.
2. Aspek Dasar Pertimbangan Bangunan Komersial
1) Karakter/Citra
Dirancang dengan karakter atau citra yang kuat akan meningkatkan
daya tarik kunjungan konsumen.
2) Nilai Ekonomis Bangunan
Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh bangunan
komersial adalah efesiensi erat kaitannya dengan aspek ekonomi.
3) Lokasi Strategis
c) Tujuan Ekonomis:
Sebagai tempat untuk melakukan aktivitas dalam jual beli.
Sebagai bangunan komersil yang dapat menghasilkan
keuntungan.
Sebagai tempat melakukan aktivitas usaha agar
menghasilkan pendapatan.
2) Sasaran
Mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan bangunan
retail di Kota Baru Parahyangan sebagai wadah untuk menampung
kegiatan perniagaan yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung
terkait berupa:
a) Konsep Perencanaan
Konsep penentuan lokasi atau tapak.
Konsep peruangan.
b) Konsep Perancangan
Konsep pen
golahan tapak.
Konsep penampilan bangunan (visual).
Konsep sistem bangunan (struktur, konstruksi, dan
utilitas).
Konsep interior bangunan. Meliputi pencahayaan,
penghawaan, dan lain-lain di ruangan retail.
E)
LINGKUP PEMBAHASAN
1) Penekanan pembahasan pada ruang retail baik dari segi kualitas
maupunsegi kuantitas.
2) Penekanan pada aspek-aspek dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur.
Sedangkan aspek di luar disiplin ilmu arsitektur akan dibahas sejauh
yang diperlukan.
F) METODA PEMBAHASAN
1) Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan observasi
dalam bentuk wawancara dan studi pengamatan dilapangan, untuk
mendapatkan data-data primer dan data sekunder yang terkait
langsung dengan obyek perencanaan.
2) Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif untuk data yang tidak terukur dan
pendekatan kuantitatif untuk data terukur. Data dan informasi yang
H) SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Tahap I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
TINJUAN RETAIL
1) TINJAUAN MAKRO
a) Defining Site:
Land assembly.
Compulsory purchase.
2) TINJAUAN MIKRO
a) Site Accessbility:
Access and catchment.
Specialist advice.
Public transport.
Privat cars and cars parking.
Pedestrian access.
Cycle ways.
Service vishicles.
Fire fighting access.
Refuse management access.
b) Physical Form
Tata letak adalah untuk mengatur berbagai jenis penyewa ke
daerah fokus dengan jenis yang sama dan kompatibel ritel. dalam
kasus tiga tingkat telah digunakan untuk memperkuat tiga jenis
ritel:
Lower level : high street retailers and catering.
Middle level : young and life styles.
More level : more aspirational.
B.
TINJAUAN ENTERTAIMENT
Secara bahasa entertaiment yaitu tindakan memberikan atau yang
disediakan dengan hiburan atau kenikmatan. Dari landasan tersebut
kemudian digabungkan dengan rancangan komersial berbentuk retail.
Ritel-tainment adalah konsep menambahkan hiburan dan
pengalaman untuk campuran ritel. Kecenderungan ini dimulai beberapa
tahun yang lalu namun telah dipercepat selama kemerosotan ekonomi
sebagai pengecer, pusat perbelanjaan dan mal sangat mencari cara baru
untuk membuat kembali diri mereka untuk menarik konsumen baru.
Seperti yang telah kita bahas dalam isu-isu sebelumnya, Konsumen baru
mengurangi pengeluaran mereka dan fokus kurang pada membeli barangbarang. Nilai-nilai baru dan kebiasaan belanja yang terbentuk selama
resesi besar dan diperkirakan akan berlangsung jauh melampaui akhir
resesi. Ini tidak membantu, baik, bahwa setidaknya di Amerika Serikat,
ada banyak lebih dari ruang ritel. Itu 23 kaki persegi ruang pusat
perbelanjaan dan 46 kaki persegi ruang ritel total setiap pria, wanita dan
anak di negara tersebut pada April 2009, dibandingkan dengan rata-rata
2,3 meter persegi ruang pusat perbelanjaan per kapita di 27 negara Eropa
, dengan tidak satu negara tunggal Eropa yang memiliki lebih dari 7 kaki
persegi (Norwegia).
Retail adalah selalu berkembang, dan selama beberapa dekade,
praktek kita telah berada di garis depan evolusi itu. Pekerjaan kami telah
membantu untuk mengubah arah industri, mengubah cara orang
berbelanja dan membangun ritel sebagai bagian yang penting dari kotakota berkembang dan pusat kota. Ritel dan hiburan para ahli kami telah
memainkan peran dalam kerajinan beberapa tujuan belanja dan rekreasi
yang paling menarik, abadi dan menguntungkan di dunia-tempat yang
berfungsi sebagai ekstensi dari kehidupan sehari-hari konsumen mereka.
Contoh retail entertaiment di berbagai negara:
1. Mirdif City Centre, Dubai, United Arab Emirates
BAB III
TINJAUAN KOTA BARU PARAHYANGAN
Bab ini merupakan data dan informasi mengenai kota secara fisik dalam
konteks retail yang meliputi potensi, prospek dan kendala retail di Kota Baru
Parahyangan sebagai kerangka acuan untuk menetapkan suatu kriteria tentang
bangunan retail di Kota Baru Parahyangan.
B. PERSPEKTIF KOTA BARU PARAHYANGAN
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Kota Cimahi
Sebelah Barat
: Kabupaten Subang
: Kota Bandung
: Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, dan
: Kabupaten Subang dan Kabupaten Cianjur
Pilar Budaya. Nilai budaya yang luhur di adopsi untuk terus hidup
dan melekat di hati masyarakat, sehingga tercipta suatu kota yang
berbudaya. Implementasinya antaralain pada penamaan cluster,
jalan & fasilitas di lingkungan Kota Baru Parahyangan yang
mengadopsi budaya Bumi Parahyangan.
Dalam skala makro, bila melihat sarana dan prasarana yang ada
saat ini di Kota Baru Parahyangan sudah mempunyai bangunan untuk
menunjang kebutuhan dari masyarakat di Kota Baru Parahyangan.
Hanya saja kebutuhan tersebut untuk memenuhi kebutuhan primer.
Padahal, banyak potensi yang dapat diangkat agar roda perekonomian
kawasan tersebut berkembang secara signifikan sesuai dengan konsep
kota mandiri yang diadopsi oleh kawasan Kota Baru Parahyangan.
Dalam skala mikro, potensi untuk mengangkat aktivitas untuk
memenuhi selain kebutuhan primer dapat diangkat untuk
mengembangkan suatu aktivitas kota sehingga masyarakat yang ada
di Kota Baru Parahyangan tidak sulit untuk memenuhi kebutuhan
mereka karena sudah ditunjang dengan fasilitas retail yang dibangun
di kawasan tersebut dengan mempertimbangkan dan memperhatikan
keseimbangan antara bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Aktivitas
tersebut juga yang dapat mengundang masyarakat yang berada di
luar kawasan Kota Baru Parahyangan sehingga dapat membangkitkan
perekonomian di daerah tersebut. Sesuai dengan salah satu misi dari
Kota Baru Parahyangan adalah pemberdayaan masyarakat dan
fasilitas kota dengan skala dan standar internasional.
BAB IV
RETAIL DI KOTA BARU PARAHYANGAN
Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) konsepsi sementara yang
diperoleh dari input sinkronisasi potensi, prospek, dan kendala yang dimiliki Kota
Baru Parahyangan sebagai lokus dalam kaitannya dengan substansi utama
perniagaan sebagai fokus pembahasan yang akan dihasilkan sebagai daerah
perniagaan yang bagaimana dan seperti apa yang relevan dan mempunyai
pengaruh yang signifikan bagi perkembangan Kota Baru Parahyangan.
A) Bentuk Retail Sebagai Fasilitas Komersial di Kota Baru Parahyangan
1) Fungsi Retail
Sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan dari penduduk yang
tinggal di kawasan Kota Baru Parahyangan dan sekitarnya.
Sebagai sarana untuk melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan perniagaan.
Sebagai sarana promosi yang meliputi kegiatan produksi
perdagangan, pemasaran, jual beli, eksibisi, dan segala hal yang
berhubungan dengan aspek perkenalan dan promosi dari aktivitas
perniagaan yang ada di dalam retail.
2) Peran Retail
Sebagai salah satu wadah pemacu dari para tenant dalam
mempromosikan barang dagangannya.
Merangsang para tenant dan pengunjung dalam melakukan
aktivitas jual beli.
Meningkatkan perekonomian bagi para tenant dan owner dari
aktivitas yang dilakukan di retail tersebut.
3) Sasaran Pelayanan
Mencakup dua segi, yaitu:
Terhadap pengunjung
Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan.
Terhadap tenant
Sebagai sarana untuk melakukan transaksi perniagaan.
4) Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan retail di Kota Baru Parahyangan sebagai wadah
melakukan transaksi jual beli adalah skop wilayah kota, segala aspek
yang menyangkut pertimbangan segi perencanaan makro dalam
lingkup Kota Baru Parahyangan.
5) Status Retail
Status retail di Kota Baru Parahyangan ini adalah lembaga swasta nonpemerintah yang bergerak di bidang komersial.
6) Struktur Organisasi
Retail
Komisaris
Umum
General
Manager
Sekertaris
Manajer
Bidang
Advertising
dan Promosi
Manajer
Bidang
Umum
Manajer
Bidang
Tenant
Manajer
Bidang
Operasional
Public
Relation
Administrasi
dan
Keuangan
Musik
Bidang
Engineering
Marketing
Communicati
on
Rumah
Tangga
Buku
Bidang
Security
Film
Bidang
Parking
Hobbies &
Craft
Bidang
Costumer
Service
Food Court
7) Pembiayaan
Pembiayaan yang dimaksud adalah rencana alokasi pembiayaan
maupun pemasukan terhadap retail di Kota Baru Parahyangan baik
dalam tahap perencanaan sampai dengan operasional. Pembiayaan
tersebut meliputi modal, pengeluaran, dan pengembalian modal.
Modal
Sumber
Pengeluaran
Pengeluaran awal
Pemasukan
B) Fungsi Umum
Meliputi:
1) Kegiatan administrasi wadah retail meliputi tata usaha kantor,
keuangan, pembelian, dan umum.
2) Kegiatan keamanan wadah retail meliputi penjagaan dan pengawasan
keamanan retail Kota Baru Parahyangan.
C) Ketentuan Umum Retail
D) Kesimpulan
1) Kesimpulan Umum
a. Retail di Kota Baru Parahyangan sebagai wadah untuk
menampung aktivitas perniagaan untuk kesejahteraan ekonomi
bagi kawasan tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatan di kawasan Kota Baru Parahyangan agar
BAB V
ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN RETAIL DI KOTA BARU
PARAHYANGAN
Bab analisis menjelaskan proses pendekatan konsep rancang bangun
retail di Kota Baru Parahyangan sesuai dengan data-data yang diperoleh, yang
berasal dari lapangan (data primer), teoritik, dan literatur-literatur yang ada
(data sekunder). Proses analisis yang meliputi analisis mengenai pola kegiatan
pengguna, kebutuhan, besaran, pola hubungan ruang, proses penentuan tapak,
pencapaian, dan arah orientasi. Selain itu juga akan dianalisis arah
penekanannya yang berupa bentuk ekspresi bangunan serta analisis penentuan
konsep pengkondisian ruang, struktur, dan utilitas bangunan.
A) Analisis Penentuan Konsep Peruangan
1) Analisa Kegiatan
Dasar Pertimbangan:
Pelaku kegiatan.
Jenis kelompok kegiatan.
Macam aktivitas pelaku kegiatan.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka pelaku, jenis, dan macam
aktivitas yang dilakukan adalah:
a) Pengunjung
Pengertian Pengunjung
Pengunjung adalah pelaku yang menjadi sasaran tidak
langsung sebuah retail. Dalam konteks retail, pengunjung
adalah pelaku yang berkegiatan di dalam retail dengan tujuan
untuk menikmati atau berbelanja. Perilaku pengunjung pada
suatu retail tergantung pada kelas sosial-ekonomi, latar budaya,
usia, dan tujuan kunjungannya.
Kegiatan Pengunjung
Tidak semua pengunjung retail datang untuk membeli
sesuatu. Secara umum, tujuan pengunjung dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
i.
Berbelanja (membeli sesuatu)
Pengunjung dengan tujuan ini biasanya cenderung
memusatkan perhatian pada benda yang dicarinya.
Setelah tujuannya terpenuhi, barulah mereka memberi
perhatian pada hal yang lain (informasi maupun
benda-benda).
ii.
Berekreasi
Pengunjung yang datang dengan tujuan ini akan
membagi perhatian pada berbagai hal informasi
maupun fasilitas yang terdapat di retail tersebut.
iii.
Waktu Kunjungan
Retail beroperasi setiap hari selama 13 jam dari pukul 09.0022.00. Adapun waktu berkunjung yang paling sering digunakan
oleh pengunjung untuk berkunjung ke retail adalah antara pukul
pukul 16.00-17.00 WIB, pukul 17.00-18.00 WIB, dan pukul 18.0019.00 WIB.
Alur Pengunjung
b) Staf
Pengertian Staf
Pelaku dewasa yang berkegiatan secara tetap dan konstan
setiap harinya di dalam retail, memiliki akses tersendiri serta
melakukan kegiatan di dalam retail bukan dengan tujuan untuk
menikmati atau berbelanja di dalam retail.
Jenis Staf
i.
Staf Tenant
Staf tenant berkegiatan sehari-hari dengan melayani
transaksi secara langsung (berhubungan langsung
dengan pembeli ). Menawarkan produk, menjaga
barang, memeriksa pasokan barang, dan merapikan
barang.
ii.
Staf Pengelola
c) Investor
Pengertian Investor
Investor merupakan pemilik atau pihak paling
berkepentingan terhadap nilai komersial retail. Pemilik
melakukan kegiatan yang bersifat temporer hanya untuk
melihat, mencermati kegiatan maupun keadaan bangunan dan
selanjutnya melakukan koordinasi dengan building manager.
Adapun sarana perbelanjaan adalah tenant dan pengunjung
sebagai sasaran tidak langsung.
Alur Kegiatan Investor
d) Distributor
Pengertian Distributor
Distributor merupakan pelaku (pihak ketiga) dalam suatu
retail, bertugas untuk menjaga pasokan barang, memasok
barang-barang yang berhubungan dengan keberlangsungan
kegiatan di dalam bangunan.
Waktu Kegiatan Distributor
e) Penyelenggara Event
Pengertian Penyelenggara Event
Penyelenggara event merupakan pelaku yang akan
mengadakan event di dalam retail. Kegiatan dilakukan pelaku,
secara umum kegiatan penyelenggaraan memliki jangka
pendek, insidentil, dan berlokasi di area publik retail.
Waktu Kegiatan Penyelenggara Event
Asumsi
Studi kasus/studi banding.
Survey/studi lapangan.
5-10%
20%
30%
: Standar minimum.
: Kebutuhan keleluasaan sirkulasi.
: Tuntutan kenyamanan fisik.
40%
50%
70-100%
Rekapitulasi Luasan:
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan dari analisa penentuan tapak ini untuk mendapatkan kriteriakriteria tapak yang sesuai sebagai tempat kedudukan bangunan yang
direncanakan.
Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu:
Pencapaian ke tapak
Untuk memudahkan pencapaian ke tapak yang meliputi
kepadatan lalu lintas sekitar tapak dan pola traffic.
Kepadatan bangunan
Letak retail di Kota Baru Parahyangan diharapkan di
lingkungan bangunan yang menyesuaikan dengan ketinggian
bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya agar tidak terjadi
ketimpangan.
Kondisi site
Diharapkan dapat menunjang penampilan bangunan dan
perletakkan site yang kominikatif.
Keselarasan sekitar bangunan yang mendukung
Diharapkan retail di Kota Baru Parahyangan keberadaannya
menimbulkan kesatuan pada lokasi site terpilih, dengan
memperhatikan keselarasan bangunan sekitar dari segi
penampilan eksterior secara arsitektural.
Luas tanah
Luasan tanah, minimum dapat memenuhi total luasan ruang
merupakan tuntutan paling utama dalam penetuan tapak.
Topografi
Diharapkan kontur tanah relatif datar dengan pertimbangan
kemudahan pelaksanaan/teknis.
Adanya jaringan infrastruktur
Tersedianya jaringan infrastruktur yang lengkap akan
menunjang perlengkapan bangunan yang meliputi jaringan
air bersih, listrik, telekomunikasi, saluran pembuangan air
kotor, dll.
memenuhi
persyaratan
tapak
yang direncanakan.
Substansi dari site yang merupakan nilai lebih dari site antara lain
adalah:
Salah satu pertimbangan relevan dalam pemilihan site ini adalah
terletak di dekat pintu masuk kawasan Kota Baru Parahyangan yang
merupakan akses teramai dari kawasan tersebut dari arah Padalarang.
3. Analisa Pengolahan Tapak
Dasar pertimbangan
Jenis, karakter serta tuntutan kegiatan yang ditampung.
Pemanfaatan kondisi dan potensi tapak.
Penanganan terhadap gangguan oleh lingkungan.
Keseimbangan dengan lingkungan sekitar.
Kondisi tapak
Batas-batas area tapak pengembangan
Utara : Lahan Kosong
Selatan
: Daerah Komersial
Timur : Jalan Raya Utama Kota Baru Parahyangan
Barat : Daerah Kertajaya
Tapak diolah dengan mempertimbangkan aspek-aspek komersial yang
dirancang di site tersebut.
Visualiasi Spot-Spot Pengembangan
d) Vegetasi
e) Klimatologi
BAB VI
KONSEP PERANCANGAN RETAIL DI KOTA BARU PARAHYANGAN