Anda di halaman 1dari 38

TUGAS PERANCANGAN ARSITEKTUR IV

RETAIL KOTA BARU PARAHYANGAN


Diajukan untuk melengkapi persyaratan kelulusan matakuliah Perancangan
Arsitektur IV semester V di Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Nasional

Oleh:
RIFQI HADYAN DAMAS
21.2012.137
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

PENGERTIAN JUDUL
LATAR BELAKANG MASALAH
PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
TUJUAN DAN SASARAN
LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN
METODA PEMBAHASAN
KERANGKA PEMIKIRAN
SISTEMATIKA PENULISAN

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


A. TINJAUAN RETAIL
B. TINJAUAN ENTERTAIMENT
BAB III:
A.
B.
C.
D.

TINJAUAN KOTA BARU PARAHYANGAN

PERSPEKTIF KOTA BARU PARAHYANGAN


RENCANA PEMANFAATAN RUANG KOTA BARU PARAHYANGAN
KONDISI KOTA BARU PARAHYANGAN
POTENSI, PROSPEK, DAN KENDALA DALAM KONTEKS WUJUD FISIK KOTA
BARU PARAHYANGAN

BAB IV: RETAIL DI KOTA BARU PARAHYANGAN


A.
B.
C.
D.

BENTUK RETAIL SEBAGAI FASILITAS KOMERSIAL


FUNGSI UMUM
KETENTUAN UMUM RETAIL
KESIMPULAN

BAB V: ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN RETAIL DI KOTA BARU


PARAHYANGAN
A. ANALISIS PENENTUAN KONSEP PERUANGAN
1. ANALISIS KEGIATAN
2. ANALISIS KEBUTUHAN RUANG
3. ORGANISASI RUANG
4. ANALISIS PENDEKATAN BESARAN RUANG
B. ANALISIS PENENTUAN KONSEP PENGEMBANGAN TAPAK
1. ANALISIS PENENTUAN LOKASI
2. ANALISIS PENENTUAN SITE/TAPAK DAN ASPEK YANG RELEVAN
(KONTEKSTUAL)
3. ANALISIS PENGOLAHAN TAPAK
C. ANALISIS KHUSUS RUANG RETAIL
D. ANALISIS PENDEKATAN RUANG DALAM PERSYARATAN RUANG
1. ANALISIS RUANG DALAM
2. ANALISIS PERSYARATAN RUANG
E. ANALISIS PENENTUAN KONSEP PERANCANGAN EKSPRESI BANGUNAN
1. ANALISIS KARAKTER BANGUNAN

2. ANALISIS KONSEP BENTUK DASAR PUKAL BANGUNAN


3. ANALISIS SISTEM PUKAL
4. PROSES PENENTUAN KONSEP PERLETAKAN PUKAL PADA SITE
F. ANALISIS PENDEKATAN TATA RUANG LUAR (LANDSCAPE)
G. ANALISIS PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN DAN
UTILITAS BANGUNAN
1. ANALISIS PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN
2. ANALISIS PENDEKATAN UTILITAS BANGUNAN
BAB VI: KONSEP PERANCANGAN RETAIL DI KOTA BARU PARAHYANGAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.

PEMAKAI (USER)
KEBUTUHAN RUANG
HUBUNGAN RUANG
ORGANISASI RUANG
KONSEP BESARAN RUANG
KONSEP PENATAAN SITE
KONSEP INTERIOR RETAIL
KONSEP PENAMPILAN BANGUNAN
KONSEP EKSPRESI BANGUNAN
KONSEP SISTEM STRUKTUR BANGUNAN
KONSEP SISTEM UTILITAS BANGUNAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN JUDUL

Retail
: Penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
Retail berasal dari bahasa Perancis yaitu Retailer yang berarti memotong
menjadi kecil (Risch, 1991).
Secara bahasa retail adalah dealer pedagang eceran.
Komersial
: Berhubungan dengan niaga atau perdagangan, dimaksud
untuk diperdagangkan.
Kota Baru Parahyangan : Suatu kota yang dikembangkan oleh Perseroan
Terbatas (PT) Lyman Property (Lyman Group) yang terbentuk pada tahun 2004 di
daerah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Lyman Group pada awalnya
bernama Satya Djaya Raya (SDR) Group didirikan oleh Susanta Lyman pada
tahun 1959. Usahanya dimulai dari perdagangan Bumi, kemudian berkembang
ke bisnis usaha lain seperti perkayuan, properti, building material & distribusi,
perkebunan serta pertambangan minyak & gas bumi.
Secara umum pengertian retail/komersial di Kota Baru Parahyangan
adalah bangunan yang mewadahi berbagai fungsi komersial seperti
perdagangan, ruang kantor sewa, dan lain-lain yang dirancang atau
direncanakan untuk mendatangkan keuntungan bagi pemilik maupun
penggunanya di Kota Baru Parahyangan.
B. LATAR BELAKANG
1. Retail
Toko umumnya membentuk jantung atau pusat kota. Mereka
mempengaruhi lingkungan kita dan menjadi tempat mengidentifikasi
dengan menjabat sebagai latar belakang untuk kehidupan sosial dan
waktu luang kita. Mereka sering membentuk ingatan kita tumbuh
dengan dan melihat kembali pada bagian-bagian yang menyenangkan
dari kehidupan kita. Dalam perencanaan dan desain lingkungan
belanja, pertimbangan perlu diberikan kepada sejumlah besar
pengunjung melewati pusat setiap hari.
Pusat retail menghasilkan volume lalu lintas yang berasal dari akses
publik ke toko-toko dan bentuk pelayanan, termasuk swasta, dan
kendaraan layanan komersial. Transportasi umum yang melayani pusat
perbelanjaan perlu diintregasikan dan dibuat berlaku relevan tersedia
dan dapat diakses oleh mereka yang cenderung menggunakannya.
2. Aspek Dasar Pertimbangan Bangunan Komersial
1) Karakter/Citra
Dirancang dengan karakter atau citra yang kuat akan meningkatkan
daya tarik kunjungan konsumen.
2) Nilai Ekonomis Bangunan
Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh bangunan
komersial adalah efesiensi erat kaitannya dengan aspek ekonomi.
3) Lokasi Strategis

Tujuan bangunan komersial direncanakan secara umum adalah agar


banyak dikunjungi konsumen, oleh karenanya, pemilihan lokasi
menjadi salah satu pertimbangan penting untuk mencapai maksud
tersebut.
4) Prinsip Keamanan Bangunan
Sebagai bangunan publik, bangunan komersial harus direncanakan
dengan berbagai fasilitas keselamatan bangunan.
5) Prinsip Kenyamanan Bangunan
a.
Kenyamanan thermal
b.
Kenyamanan pencahayaan
c.
Kenyamanan audio
d.
Kenyamanan sirkulasi dalam bangunan.
6) Kebutuhan Jangka Panjang
Rancangan bangunan mudah disesuaikan dengan kebutuhan jangka
panjang untuk mengantisipasi dinamika perubahan tuntutan
masyarakat.
7) Kondisi, Potensi, dan Karakter Kawasan
Kota Baru Parahyangan adalah Kota Mandiri Berwawasan
Pendidikan. Kota Baru Parahyangan merupakan proyek berskala
kota pertama di area Bandung Raya yang akan menampung segala
fasilitas dan fungsi perkotaan. Dengan proyeksi jumlah penduduk
100.000 orang lebih, diharapkan Kota Baru Parahyangan menjadi
kota mandiri yang memberikan kesejahteraan bagi penghuni dan
masyarakat sekitarnya, baik secara moril maupun materiil. Kota
mandiri ini bertujuan membentuk komunitas baru yang tidak
membebani kota Bandung dan sekitarnya yang sudah sangat padat.
Kota ini diproyeksikan akan terwujud lengkap dalam kurun waktu 20
tahun.
8) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Nilai budaya yang luhur di adopsi untuk terus hidup dan melekat di
hati masyarakat, sehingga tercipta suatu kota yang berbudaya.
Implementasinya antaralain pada penamaan cluster, jalan &
fasilitas di lingkungan Kota Baru Parahyangan yang mengadopsi
budaya Bumi Parahyangan.
9) Perkembangan Teknologi
Rancangan bangunan dapat mengaplikasikan perkembangan
teknologi modern. Kota ini diproyeksikan akan terwujud lengkap
dalam kurun waktu 20 tahun.

C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN


1) Permasalahan

Perlu ada perencanaan untuk sebuah wadah komersial dalam


menunjang aktivitas-aktivitas yang ada di dalam bangunan dan
mampu memenuhi tuntutan dan persyaratan sebuah ruang komersial
dari segi kualitas maupun kuantitas. Perencanaan ini ditinjau dari
perkembangan Kota Baru Parahyangan agar terlihat sinkronisasi antara
bangunan dan lingkungan di sekitarnya. Perencanaan ini juga
berdasarkan dari kebutuhan kawasan agar aktivitas-aktivitas yang
dibutuhkan terakomodasi dengan hadirnya retail di Kota Baru
Parahyangan.
2) Persoalan
a) Social And Human
Buying and experience
Increasing expectation
Making a destination
Costumers becomes guest
Catering facilities
Safety and security
Leisure and entertainment
Women shop
Shopping habit
b) Planning Issues
Environment awareness
Integrated transport policies
c) Retail Economic
Maturity of the market
Completion
Need to modernise town centre facilities
Expectation
Value
Importance of the costumers
Tenant mix
Constant change
Global retail
D. TUJUAN DAN SASARAN
1) Tujuan
a) Tujuan Perencanaan :
Membuat bangunan komersial sebagai pusat sarana
berbelanja di daerah Kota Baru Parahyangan.
Membuat bangunan yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat bandung barat khususnya di Kota Baru
Parahyangan, dan sekitarnya sebagai tempat berbisnis dan
berbelanja agar dapat meningkatkan taraf ekonomi di daerah
tersebut.
b) Tujuan Fungsional :
Sebagai wadah untuk melakukan aktifitas dalam jual beli.

Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan


dibangunnya retail di Kota Baru Parahyangan.
Menjadikan bangunan yang fungsional, berstandar bersih dan
nyaman.
Menjadikan bangunan sebagai tempat yang efektif dalam
berbisnis.

c) Tujuan Ekonomis:
Sebagai tempat untuk melakukan aktivitas dalam jual beli.
Sebagai bangunan komersil yang dapat menghasilkan
keuntungan.
Sebagai tempat melakukan aktivitas usaha agar
menghasilkan pendapatan.
2) Sasaran
Mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan bangunan
retail di Kota Baru Parahyangan sebagai wadah untuk menampung
kegiatan perniagaan yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung
terkait berupa:
a) Konsep Perencanaan
Konsep penentuan lokasi atau tapak.
Konsep peruangan.
b) Konsep Perancangan
Konsep pen
golahan tapak.
Konsep penampilan bangunan (visual).
Konsep sistem bangunan (struktur, konstruksi, dan
utilitas).
Konsep interior bangunan. Meliputi pencahayaan,
penghawaan, dan lain-lain di ruangan retail.
E)

LINGKUP PEMBAHASAN
1) Penekanan pembahasan pada ruang retail baik dari segi kualitas
maupunsegi kuantitas.
2) Penekanan pada aspek-aspek dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur.
Sedangkan aspek di luar disiplin ilmu arsitektur akan dibahas sejauh
yang diperlukan.
F) METODA PEMBAHASAN
1) Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan observasi
dalam bentuk wawancara dan studi pengamatan dilapangan, untuk
mendapatkan data-data primer dan data sekunder yang terkait
langsung dengan obyek perencanaan.
2) Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif untuk data yang tidak terukur dan
pendekatan kuantitatif untuk data terukur. Data dan informasi yang

diperoleh diolah untuk mendapatkan kesimpulan mempermudah proses


pembahasan. Proses feedback juga diperlukan dalam proses analisis,
bertujuan untuk mempertajam analisis serta menyempurnakannya bila
dalam proses analisis sebelumnya terdapat hal-hal yang terlewati.
3) Metode Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Hasil dari analisis menjadi dasar perumusan langkah selanjutnya
yaitu mendapatkan suatu konsep perencanaan dan perancangan retail
di Kota Baru Parahyangan yang nantinya dapat diterjemahkan dalam
suatu bentuk desain arsitektur.
G) KERANGKA PEMIKIRAN

H) SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Tahap I

Mengungkapkan masalah dan persoalan yang terungkap dari latar


belakang, untuk mendapatkan tujuan dan sasaran yang akan
dicapai, kemudian mengungkapkan metode yang digunakan dalam
pembahasan , batasan-batasan serta sistematika pembahasan.
Tahap II
Mengemukakan beberapa tinjauan teori yang berkaitan dengan
retail dan bentuk pewadahannya berupa bangunan retail.
Tahap III
Meninjau kondisi eksisting dan potensi yang ada di Kota Baru
Parahyangan sebagai lokasi perencanaan. Tinjauan khusus pada
retail di Kota Baru Parahyangan sebagai wadah yang direncanakan
meliputi bentuk pewadahannya, identifikasi, jenis kegiatan serta
ungkapan fisiknya.
Tahap IV
Menganalisa ruang retail pada retail di Kota Baru Parahyangan yang
direncanakan, meliputi analisa pencahayaan, penghawaan, dan
kondisi visualnya.
Tahap V
Menganalisa pendekatan konsep dasar perencanaan dan
perancangan retail di Kota Baru Parahyangan.
Tahap VI
Konsep dasar perencanaan dan perancangan retail di Kota Baru
Parahyangan yang merupakan arahan-arahan desain (design
guidelines) pada saat proses perancangan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A.

TINJUAN RETAIL
1) TINJAUAN MAKRO
a) Defining Site:
Land assembly.
Compulsory purchase.
2) TINJAUAN MIKRO
a) Site Accessbility:
Access and catchment.
Specialist advice.
Public transport.
Privat cars and cars parking.
Pedestrian access.
Cycle ways.
Service vishicles.
Fire fighting access.
Refuse management access.
b) Physical Form
Tata letak adalah untuk mengatur berbagai jenis penyewa ke
daerah fokus dengan jenis yang sama dan kompatibel ritel. dalam
kasus tiga tingkat telah digunakan untuk memperkuat tiga jenis
ritel:
Lower level : high street retailers and catering.
Middle level : young and life styles.
More level : more aspirational.

B.

TINJAUAN ENTERTAIMENT
Secara bahasa entertaiment yaitu tindakan memberikan atau yang
disediakan dengan hiburan atau kenikmatan. Dari landasan tersebut
kemudian digabungkan dengan rancangan komersial berbentuk retail.
Ritel-tainment adalah konsep menambahkan hiburan dan
pengalaman untuk campuran ritel. Kecenderungan ini dimulai beberapa
tahun yang lalu namun telah dipercepat selama kemerosotan ekonomi
sebagai pengecer, pusat perbelanjaan dan mal sangat mencari cara baru
untuk membuat kembali diri mereka untuk menarik konsumen baru.
Seperti yang telah kita bahas dalam isu-isu sebelumnya, Konsumen baru
mengurangi pengeluaran mereka dan fokus kurang pada membeli barangbarang. Nilai-nilai baru dan kebiasaan belanja yang terbentuk selama
resesi besar dan diperkirakan akan berlangsung jauh melampaui akhir
resesi. Ini tidak membantu, baik, bahwa setidaknya di Amerika Serikat,
ada banyak lebih dari ruang ritel. Itu 23 kaki persegi ruang pusat
perbelanjaan dan 46 kaki persegi ruang ritel total setiap pria, wanita dan
anak di negara tersebut pada April 2009, dibandingkan dengan rata-rata
2,3 meter persegi ruang pusat perbelanjaan per kapita di 27 negara Eropa

, dengan tidak satu negara tunggal Eropa yang memiliki lebih dari 7 kaki
persegi (Norwegia).
Retail adalah selalu berkembang, dan selama beberapa dekade,
praktek kita telah berada di garis depan evolusi itu. Pekerjaan kami telah
membantu untuk mengubah arah industri, mengubah cara orang
berbelanja dan membangun ritel sebagai bagian yang penting dari kotakota berkembang dan pusat kota. Ritel dan hiburan para ahli kami telah
memainkan peran dalam kerajinan beberapa tujuan belanja dan rekreasi
yang paling menarik, abadi dan menguntungkan di dunia-tempat yang
berfungsi sebagai ekstensi dari kehidupan sehari-hari konsumen mereka.
Contoh retail entertaiment di berbagai negara:
1. Mirdif City Centre, Dubai, United Arab Emirates

Memenangkan penghargaan Mirdif City Centre The memperkuat


peran Dubai sebagai tujuan ritel internasional, tetapi juga mengambil
perannya sebagai trend-setter selangkah lebih maju. Dengan
mengejar sertifikasi LEED Gold, menangani konteks lokal dan
masyarakat, dan menggabungkan sumber daya air yang komprehensif
dan strategi hemat energi, pusat 230.000-SM menetapkan standar
yang tinggi untuk pembangunan berkelanjutan di masa mendatang di
daerah. Sebagai pusat ramah lingkungan pertama di gurun kawasan
ritel, Mirdif City Centre membuktikan bahwa kepemimpinan yang
berkelanjutan, relevansi masyarakat, dan sukses komersial dapat
dengan mudah berjalan beriringan.
2. Multiplaza Pacific, Panama City, Panama

Menggarisbawahi komitmen RTKL untuk merancang dengan konteks


budaya, 1,1 juta-SF Multiplaza Pacific merangkul dan meningkatkan
sumber daya Panama City ekonomi dan budaya dengan inovatif,
desain kincir berbentuk. Dengan keberhasilan langsung dari RTKL
dirancang pusat perbelanjaan Multiplaza Pacific awal tahun 2004,
Grupo Roble berbalik RTKL lagi untuk merancang ekspansi pertama di
tahun 2006, Luxury Avenue, meliputi salah satu koleksi paling
komprehensif di dunia pengecer mewah di tujuan tunggal. RTKL juga
merancang ekspansi ketiga dan terbaru, yang menambahkan jangkar,
restoran, dan ruang pertemuan komunitas besar. A Marriott Courtyard
Hotel, yang dibuka dengan mal asli, diperluas dua tahun kemudian
untuk memenuhi meningkatnya permintaan pariwisata. Multiplaza
Pacific telah menjadi standar untuk bijaksana, desain ritel berbasis
pasar dan di antara retail / perkembangan penggunaan campuran
paling sukses di Amerika Tengah.

BAB III
TINJAUAN KOTA BARU PARAHYANGAN

Bab ini merupakan data dan informasi mengenai kota secara fisik dalam
konteks retail yang meliputi potensi, prospek dan kendala retail di Kota Baru
Parahyangan sebagai kerangka acuan untuk menetapkan suatu kriteria tentang
bangunan retail di Kota Baru Parahyangan.
B. PERSPEKTIF KOTA BARU PARAHYANGAN

Kota Baru Parahyangan merupakan proyek berskala kota yang


memiliki lokasi sangat strategis dengan aksesibilitas Tol Purbaleunyi (ke
Bandung) & Tol Cipularang (ke Jakarta) serta berbatasan langsung dengan
danau Saguling. Mempunyai luas 1.250 ha dengan ketinggian 650-900
meter di atas permukaan laut.
Kota ini terbentuk pada tahun 2004. Terletak di Padalarang,
Kabupaten
Bandung Barat. Kota Baru ini memiliki lokasi sangat strategis dengan
aksesibilitas Tol Purbaleunyi (ke Bandung) & Tol Cipularang (ke Jakarta)
serta berbatasan langsung dengan danau Saguling. Kabupaten Bandung
Barat adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, sebagai hasil
pemekaran Kabupaten Bandung.
Kota Baru Parahyangan dibangun dengan memperhatikan
keseimbangan antara bidang sosial, ekonomi dan lingkungan, sehingga
menjadi suatu pola pengembangan yang terpadu dan berkelanjutan demi
tercapainya kehidupan yang lebih berkualitas. Kota Baru Parahyangan
memprakarsai Gerakan Hayu Hejo!, gerakan yang menerapkan gaya hidup
ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk dukungan
terhadap gerakan ini diwujudkan dalam fasilitas berikut antara lain:
1. Jalur sepeda & Pedestrian
2. Septic tank sistem biofil
3. Biopori
4. Menggalakkan kegiatan menanam pohon
5. Pengelolaan sampah (menuju zero waste)

6. Melaksanakan kegiatan-kegiatan umum bertema hijau seperti janji


air, ketahanan lingkungan hidup, dan lain sebagainya.
7. Penerapan desain arsitektur sesuai iklim tropis yang hemat energi
dan ramah lingkungan dengan mengoptimalkan bukaan untuk
penerangan alami serta desain atap dan plafond yang tinggi
sehingga tercipta penghawaan alami (cross ventilation).
Kota Baru Parahyangan mempunyai beberapa akses untuk
mencapai kawasan tersebut, antara lain:
1. Dari arah Bandung, Tasikmalaya, Jawa Tengah dan sekitarnya
melewati jalan Tol Purbaleunyi.
2. Dari arah Jakarta dan sekitarnya melewati jalan Tol Cipularang.
3. Dari arah Cianjur, Sukabumi melalui jalan propinsi.
Batas wilayah Kota Baru Parahyangan adalah:

Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur
Kota Cimahi
Sebelah Barat

: Kabupaten Subang
: Kota Bandung
: Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, dan
: Kabupaten Subang dan Kabupaten Cianjur

C. RENCANA PEMANFAATAN RUANG KOTA BARU PARAHYANGAN


Kota Baru Parahyangan, sebagai kota satelit, mempunyai keunikan
desain yang berbeda dengan Kota baru lainnya. Kota yang menghadirkan
visi dan spirit sebagai Kota Pendidikan ini diharapkan akan memberikan
kontribusi kepada seluruh penghuni dan masyarakat Bandung. Spirit
pendidikan ini akan disebar pada keseluruhan proyek, baik secara
masterplan maupun segmental, yang juga menempatkan institusi formal
seperti sekolah dan universitas maupun informal, dengan menghadirkan
taman-taman bertema, pusat ilmu pengetahuan & teknologi.
Pembangunan Kota Mandiri akan mengakomodasikan beberapa fungsi
yang berkaitan satu dengan yang lainnya, seperti hunian yang terdiri dari
perumahan berkepadatan rendah, menengah dan tinggi,condominium,
apartemen, town house yang dilengkapi dengan fasilitas kota bisnis
seperti Office Parks, Open Mall, hotel, ritel, dsb. Dan rekreasi seperti arena
rekreasi air, jogging track, 18 holes golf course, hotel resort, pasar seni,
dan sarana pendidikan yang akan tersedia dari grup bermain anak-anak
(play group) hingga universitas.
Konsep pengembangan Kota Baru Parahyangan berlandaskan
kepada 3 pilar utama, yaitu :

Pilar Budaya. Nilai budaya yang luhur di adopsi untuk terus hidup
dan melekat di hati masyarakat, sehingga tercipta suatu kota yang
berbudaya. Implementasinya antaralain pada penamaan cluster,
jalan & fasilitas di lingkungan Kota Baru Parahyangan yang
mengadopsi budaya Bumi Parahyangan.

Pilar Sejarah. Perkembangan sejarah kota Bandung di awal abad 20


menjadi inspirasi dalam implementasi pilar sejarah di Kota Baru
Parahyangan. Penerapannya dilakukan antara lain pada konsep
Garden City dan gaya arsitektur bangunan seperti Art Deco, Indo
Eropa, Victorian, dan lain sebagainya.

Pilar Pendidikan. Pendidikan merupakan investasi terbaik untuk


kemajuan dan kesejahteraan masa depan. Kota Baru Parahyangan
menjadikannya sebagai dasar pengembangan kota mandiri yang
diimplementasikan dalam bentuk pendidikan formal dan non formal.

D. KONDISI KOTA BARU PARAHYANGAN


Pembangunan Kota Baru Parahyangan mempunyai visi yang luar
biasa. Salah satunya ialah sebagai Kota Pendidikan. Kota ini merupakan
proyek berskala kota pertama di area Bandung Raya yang akan
menampung segala fasilitas dan fungsi perkotaan. Dengan proyeksi
jumlah penduduk 100.000 orang lebih, diharapkan Kota Baru Parahyangan
menjadi kota mandiri yang memberikan kesejahteraan bagi penghuni dan
masyarakat sekitarnya, baik secara moril maupun materiil. Kota mandiri
ini bertujuan membentuk komunitas baru yang tidak membebani kota
Bandung dan sekitarnya yang sudah sangat padat. Kota ini diproyeksikan
akan terwujud lengkap dalam kurun waktu 20 tahun.
E. PERKEMBANGAN RETAIL DI KOTA BARU PARAHYANGAN
Kehidupan retail yang ada di Kota Baru Parahyangan sudah
memadai. Hanya saja di sana belum terlihat aktivitas warga yang dapat
dipenuhi karena akses yang jauh untuk mendapatkan apa yang menjadi
kebutuhan warga Kota Baru Parahyangan sehingga mengharuskan mereka
untuk pergi ke daerah Bandung. Hanya terdapat beberapa kebutuhan
yang terdapat di sana seperti supermarket atau fashion.
1) Potensi Perkembangan Retail di Kota Baru Parahyangan
Potensi dalam konteks ini berarti faktor-faktor yang mendukung
perkembangan retail di Kota Baru Parahyangan yang meliputi:
a) Hobbies and craft store
b) Fashion store
c) Music store
d) Movie store
e) Books store
f) Event organize
2) Kendala Perkembangan Retail di Kota Baru Parahyangan
Faktor-faktor yang menjadikan sebab kurang berkembangnya
rancangan retail di Kota baru Parahyangan, yaitu meliputi:
a) Aksesibilitas ke Kota Baru Parahyangan
Aksesibilitas Kota Baru Parahyangan cenderung sulit karena
terbatasnya kendaraan-kendaraan umum yang melewati kawasan
ini. Kemudian jauhnya kawasan tersebut dari kota-kota besar padat

penduduk menyebabkan aktivitas yang akan muncul hanya


dilakukan oleh masyarakat-masyarakat kawasan Kota Baru
Parahyangan sehingga perputaran ekonomi tidak terlalu
berkembang secara signifikan.
b) Publikasi
Dalam kendala publikasi beberapa poin ditunjukkan dari kawasan
Kota Baru Parahyangan yaitu:
Promosi
Kurangnya kegiatan rutin pengadaannya.
Media massa
Kurangnya artikel yang memperkenalkan adanya retail di
kawasan Kota Baru Parahyangan
F. POTENSI, PROSPEK, DAN KENDALA KONTEKS WUJUD FISIK RETAIL DI KOTA
BARU PARAHYANGAN
1) Potensi Retail di Kota Baru Parahyangan
Kota Baru Parahyangan merupakan kawasan pengembangan
dengan konsep kota terpadu yang di mana daerah tersebut dirancang
sedemikian rupa agar dapat mewadahi aktivitas-aktivitas dari warga
yang tinggal di tempat tersebut. Kota Baru Parahyangan merupakan
proyek berskala kota pertama di area Bandung Raya yang akan
menampung segala fasilitas dan fungsi perkotaan. Oleh karena itu
segala fasilitas penunjang aktivitas dibuat di kawasan tersebut salah
satunya retail. Kurangnya fasilitas retail menyebabkan kurangnya
fungsi komersial yang ada pada kawasan untuk memenuhi kebutuhan
dari penduduk yang tinggal di kawasan tersebut. Dengan mengatasi
kekurangan tersebut, maka direncanakanlah suatu fasilitas yang dapat
menunjang aktivitas komersial salah satunya dengan memunculkan
retail di kawasan Kota Baru Parahyangan. Diharapkan hadirnya retail
merupakan suatu pencerahan untuk melengkapi fasilitas dan fungsi
perkotaan yang ada di kawasan Kota Baru Parahyangan.
2) Prospek
Dari sisi perencanaan, perkembangan Kota Baru Parahyangan
dalam konsep kota mandirinya, segala aktivitas harus dapat ditunjang
oleh fasilitas-fasilitas yang memadai sesuai dengan fungsi perkotaan.
Retail yang merupakan fungsi komersial untuk memenuhi kebutuhan
dari masyarakat yang ada di kawasan tersebut. Dengan landasan
memenuhi kebutuhan, aktivitas perniagaan akan berjalan sesuai
dengan roda perekonomian dari suatu kawasan yang dilakukan oleh
penduduk Kota Baru Parahyangan maupun penduduk di luar Kota Baru
Parahyangan sehingga terciptanya perputaran ekonomi untuk
menghidupkan kawasan tersebut secara mandiri sesuai dengan
konsep perencanaan Kota Baru Parahyangan.
3) Kendala

Dalam skala makro, bila melihat sarana dan prasarana yang ada
saat ini di Kota Baru Parahyangan sudah mempunyai bangunan untuk
menunjang kebutuhan dari masyarakat di Kota Baru Parahyangan.
Hanya saja kebutuhan tersebut untuk memenuhi kebutuhan primer.
Padahal, banyak potensi yang dapat diangkat agar roda perekonomian
kawasan tersebut berkembang secara signifikan sesuai dengan konsep
kota mandiri yang diadopsi oleh kawasan Kota Baru Parahyangan.
Dalam skala mikro, potensi untuk mengangkat aktivitas untuk
memenuhi selain kebutuhan primer dapat diangkat untuk
mengembangkan suatu aktivitas kota sehingga masyarakat yang ada
di Kota Baru Parahyangan tidak sulit untuk memenuhi kebutuhan
mereka karena sudah ditunjang dengan fasilitas retail yang dibangun
di kawasan tersebut dengan mempertimbangkan dan memperhatikan
keseimbangan antara bidang sosial, ekonomi dan lingkungan. Aktivitas
tersebut juga yang dapat mengundang masyarakat yang berada di
luar kawasan Kota Baru Parahyangan sehingga dapat membangkitkan
perekonomian di daerah tersebut. Sesuai dengan salah satu misi dari
Kota Baru Parahyangan adalah pemberdayaan masyarakat dan
fasilitas kota dengan skala dan standar internasional.

BAB IV
RETAIL DI KOTA BARU PARAHYANGAN
Bab ini sebagai sebuah kesimpulan (konklusi) konsepsi sementara yang
diperoleh dari input sinkronisasi potensi, prospek, dan kendala yang dimiliki Kota
Baru Parahyangan sebagai lokus dalam kaitannya dengan substansi utama
perniagaan sebagai fokus pembahasan yang akan dihasilkan sebagai daerah
perniagaan yang bagaimana dan seperti apa yang relevan dan mempunyai
pengaruh yang signifikan bagi perkembangan Kota Baru Parahyangan.
A) Bentuk Retail Sebagai Fasilitas Komersial di Kota Baru Parahyangan
1) Fungsi Retail
Sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan dari penduduk yang
tinggal di kawasan Kota Baru Parahyangan dan sekitarnya.
Sebagai sarana untuk melakukan aktivitas yang berhubungan
dengan perniagaan.
Sebagai sarana promosi yang meliputi kegiatan produksi
perdagangan, pemasaran, jual beli, eksibisi, dan segala hal yang
berhubungan dengan aspek perkenalan dan promosi dari aktivitas
perniagaan yang ada di dalam retail.
2) Peran Retail
Sebagai salah satu wadah pemacu dari para tenant dalam
mempromosikan barang dagangannya.
Merangsang para tenant dan pengunjung dalam melakukan
aktivitas jual beli.
Meningkatkan perekonomian bagi para tenant dan owner dari
aktivitas yang dilakukan di retail tersebut.
3) Sasaran Pelayanan
Mencakup dua segi, yaitu:
Terhadap pengunjung
Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan.
Terhadap tenant
Sebagai sarana untuk melakukan transaksi perniagaan.
4) Lingkup Pelayanan
Lingkup pelayanan retail di Kota Baru Parahyangan sebagai wadah
melakukan transaksi jual beli adalah skop wilayah kota, segala aspek
yang menyangkut pertimbangan segi perencanaan makro dalam
lingkup Kota Baru Parahyangan.
5) Status Retail

Status retail di Kota Baru Parahyangan ini adalah lembaga swasta nonpemerintah yang bergerak di bidang komersial.
6) Struktur Organisasi
Retail

Komisaris
Umum

General
Manager

Sekertaris
Manajer
Bidang
Advertising
dan Promosi

Manajer
Bidang
Umum

Manajer
Bidang
Tenant

Manajer
Bidang
Operasional

Public
Relation

Administrasi
dan
Keuangan

Musik

Bidang
Engineering

Marketing
Communicati
on

Rumah
Tangga

Buku

Bidang
Security

Film

Bidang
Parking

Hobbies &
Craft

Bidang
Costumer
Service

Food Court

7) Pembiayaan
Pembiayaan yang dimaksud adalah rencana alokasi pembiayaan
maupun pemasukan terhadap retail di Kota Baru Parahyangan baik
dalam tahap perencanaan sampai dengan operasional. Pembiayaan
tersebut meliputi modal, pengeluaran, dan pengembalian modal.

Modal

Sumber

Pengeluaran

Pengeluaran awal

Pihak yang akan


mengelola
Investor/pemilik modal
yang berminat
Pemerintah Daerah
Masyarakat Umum
Biaya perencanaan
Biaya studi kelayakan

Pemasukan

Biaya pembelian tanah


Biaya pembangunan fisik
Biaya adminstrasi
Biaya pemeliharaan
bangunan/kebersihan
Biaya pemeliharaan alat
mekanis/utilitas
Biaya pemeliharaan
khusus
Gaji pegawai
Asuransi
Pengeluaran rutin
Pajak dan rekening
(listrik, telepon,dll)
Biaya operasional
administratif
Biaya untuk usaha
peningkatan
kualitas/pengembangan
Pendapatan dari penyewaan fasilitas retail
Pendapatan dari penyelenggaraan eksibisi atau acara

B) Fungsi Umum
Meliputi:
1) Kegiatan administrasi wadah retail meliputi tata usaha kantor,
keuangan, pembelian, dan umum.
2) Kegiatan keamanan wadah retail meliputi penjagaan dan pengawasan
keamanan retail Kota Baru Parahyangan.
C) Ketentuan Umum Retail

D) Kesimpulan
1) Kesimpulan Umum
a. Retail di Kota Baru Parahyangan sebagai wadah untuk
menampung aktivitas perniagaan untuk kesejahteraan ekonomi
bagi kawasan tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatan di kawasan Kota Baru Parahyangan agar

memenuhi konsep perencanaan kota dengan fasilitas-fasilitas


yang memadai.
b. Kawasan Kota Baru Parahyangan sebagai kawasan terpadu
dengan perencanaan kota yang mempertimbangkan aspekaspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Perancangan retail yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kawasan
tersebut menjadikan retail ini melengkapi fasilitas untuk
melengkapi fungsi perkotaan.
2) Kesimpulan Khusus
a. Ruang retail merupakan wadah di mana di dalamnya kegiatan
melibatkan pelaku kegiatan dan kegiatan yang terwadahi serta
unsur penunjang lainnya untuk melakukan aktivitas perniagaan.
b. Ruang eksibisi memerlukan suatu pengkondisian ruang dan
pengaturan layout objek dalam hal-hal promosi sehingga dapat
menunjang kegiatan tersebut sehingga pelaku kegiatan-kegiatan
yang ada terasa nyaman dan terbentuk sinkronisasi antar ruang.
c. Dalam mewujudkan peruangan retail di perencanaan, dilakukan
studi perniagaan berdasarkan aktivitas-aktivitas kegiatan yang
dilakukan di dalam retail kemudian dihubungkan dengan
persyaratan ruang yang ada sesuai dengan standar yang berlaku
sehingga penggunaan ruang dapat berfungsi secara optimal.
d. Dalam mencapai tujuan pengembangan nilai-nilai yang
tercantum dalam konsep pengembangan Kota Baru
Parahyangan, diperlukan suatu wujud penampilan bangunan
dengan mengangkat citra arsitektural bangunan yang
mempunyai karakter khas sesuai dengan perencaan retail yang
kreatif dan dinamis.

BAB V
ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN RETAIL DI KOTA BARU
PARAHYANGAN
Bab analisis menjelaskan proses pendekatan konsep rancang bangun
retail di Kota Baru Parahyangan sesuai dengan data-data yang diperoleh, yang
berasal dari lapangan (data primer), teoritik, dan literatur-literatur yang ada
(data sekunder). Proses analisis yang meliputi analisis mengenai pola kegiatan
pengguna, kebutuhan, besaran, pola hubungan ruang, proses penentuan tapak,
pencapaian, dan arah orientasi. Selain itu juga akan dianalisis arah
penekanannya yang berupa bentuk ekspresi bangunan serta analisis penentuan
konsep pengkondisian ruang, struktur, dan utilitas bangunan.
A) Analisis Penentuan Konsep Peruangan
1) Analisa Kegiatan
Dasar Pertimbangan:
Pelaku kegiatan.
Jenis kelompok kegiatan.
Macam aktivitas pelaku kegiatan.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka pelaku, jenis, dan macam
aktivitas yang dilakukan adalah:
a) Pengunjung
Pengertian Pengunjung
Pengunjung adalah pelaku yang menjadi sasaran tidak
langsung sebuah retail. Dalam konteks retail, pengunjung
adalah pelaku yang berkegiatan di dalam retail dengan tujuan
untuk menikmati atau berbelanja. Perilaku pengunjung pada
suatu retail tergantung pada kelas sosial-ekonomi, latar budaya,
usia, dan tujuan kunjungannya.
Kegiatan Pengunjung
Tidak semua pengunjung retail datang untuk membeli
sesuatu. Secara umum, tujuan pengunjung dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
i.
Berbelanja (membeli sesuatu)
Pengunjung dengan tujuan ini biasanya cenderung
memusatkan perhatian pada benda yang dicarinya.
Setelah tujuannya terpenuhi, barulah mereka memberi
perhatian pada hal yang lain (informasi maupun
benda-benda).
ii.

Berekreasi
Pengunjung yang datang dengan tujuan ini akan
membagi perhatian pada berbagai hal informasi
maupun fasilitas yang terdapat di retail tersebut.

Mereka bersifat lebih santai, tidak terburu-buru, dan


semaksimal mungkin menikmati suasana bangunan
tersebut.
Jenis Pengunjung
Berdasarkan sifat kegiatan utama dan tujuan
kungjungannya, maka jenis pengunjung dibedakan menjadi tiga
(3), antara lain:
i.
Escapers merupakan pengunjung yang datang dengan
keinginan untuk mendapatkan hal baru, menjelajah,
mendapatkan kenyamanan, melepaskan diri, dari
kepenatan sehabis rutinitas.
ii.

Buyers merupakan pengunjung yang datang dengan


keinginan untuk membeli suatu barang atau jasa yang
tersedia.

iii.

Escapers dan Buyers merupakan pengunjung yang


datang dengan keinginan beragam yang merupakan
percampuran antara escapers dan buyers.

Waktu Kunjungan
Retail beroperasi setiap hari selama 13 jam dari pukul 09.0022.00. Adapun waktu berkunjung yang paling sering digunakan
oleh pengunjung untuk berkunjung ke retail adalah antara pukul
pukul 16.00-17.00 WIB, pukul 17.00-18.00 WIB, dan pukul 18.0019.00 WIB.

Alur Pengunjung

b) Staf
Pengertian Staf
Pelaku dewasa yang berkegiatan secara tetap dan konstan
setiap harinya di dalam retail, memiliki akses tersendiri serta
melakukan kegiatan di dalam retail bukan dengan tujuan untuk
menikmati atau berbelanja di dalam retail.
Jenis Staf
i.
Staf Tenant
Staf tenant berkegiatan sehari-hari dengan melayani
transaksi secara langsung (berhubungan langsung
dengan pembeli ). Menawarkan produk, menjaga
barang, memeriksa pasokan barang, dan merapikan
barang.
ii.

Staf Pengelola

Pengelola adalah staf yang berusia dewasa yang


berkegiatan secara tetap mengurusi hal-hal pengaturan
dan pengelolaan keseluruhan bangunan, membawahi
teknis dan bagian maintenance agar dapat berfungsi
sebagaimana seharusnya. Pengelola juga mengurusi
kegiatan transaksi persewaan unit ruang yang ada di
dalam bangunan. Staf pengelola terbagi atas:
Karyawan merupakan staf yang berkegiatan seharihari di ruang kantor yang disewakan di retail ini.
Karyawan dapat berhubungan langsung dengan
konsumen tergantung dari deskripsi pekerjaan yang
ditentukan oleh perusahaan yang menyewa ruang
kantor.
Teknisi adalah staf yang berkegiatan secara tetap dan
bertugas
untuk menjaga keberlangsungan kegiatan
di dalam bangunan dengan melakukan kontrol maupun
perbaikan terhadap sistem jaringan di dalam
bangunan agar dapat berjalan dengan baik.
Servis adalah staf yang berkegiatan secara konsisten
dan bertugas untuk menjaga keberlangsungan kegiatan
di dalam bangunan agar dapat berjalan dengan baik
dan nyaman. Biasanya staf ini melakukan kegiatan
secara terjadwal dan diwajibkan untuk terus melakukan
pemeriksaan dan perawatan fasilitas dalam bangunan,
seperti cleaning service.
Waktu Kegiatan Staf

Alur Kegiatan Staf


Alur Kegiatan Staf Tenant Retail

Alur Kegiatan Staf Management/Operasional Retail

c) Investor
Pengertian Investor
Investor merupakan pemilik atau pihak paling
berkepentingan terhadap nilai komersial retail. Pemilik
melakukan kegiatan yang bersifat temporer hanya untuk
melihat, mencermati kegiatan maupun keadaan bangunan dan
selanjutnya melakukan koordinasi dengan building manager.
Adapun sarana perbelanjaan adalah tenant dan pengunjung
sebagai sasaran tidak langsung.
Alur Kegiatan Investor

d) Distributor
Pengertian Distributor
Distributor merupakan pelaku (pihak ketiga) dalam suatu
retail, bertugas untuk menjaga pasokan barang, memasok
barang-barang yang berhubungan dengan keberlangsungan
kegiatan di dalam bangunan.
Waktu Kegiatan Distributor

Alur Kegiatan Distributor

e) Penyelenggara Event
Pengertian Penyelenggara Event
Penyelenggara event merupakan pelaku yang akan
mengadakan event di dalam retail. Kegiatan dilakukan pelaku,
secara umum kegiatan penyelenggaraan memliki jangka
pendek, insidentil, dan berlokasi di area publik retail.
Waktu Kegiatan Penyelenggara Event

Alur Kegiatan Penyelenggara Event


Alur Calon Penyelenggara Event

Alur Persiapan Event Penyelenggara

Alur Distributor Properti Persiapan Event

Alur Kegiatan Selama Dan Sesudah Event

2) Analisis Kebutuhan Ruang


Setiap jenis kegiatan yang direncanakan dalam retail di Kota
Baru Parahyangan membutuhkan wadah/ruang yang dapat
memenuhi tuntutan aktivitas/kegiatan. Tuntutan tiap kegiatan
berbeda-beda sehingga bentuk ruang pun dapat berbeda-beda
sesuai tuntutan jenis kegiatan yang ditampung. Di bawah ini
dijabarkan jenis aktivitas dan ruang/wadah penampungnya.
3) Organisasi Ruang
NGKE DEUI
4) Analisis Pendekatan Besaran Ruang
Dasar pertimbangan:
Perhitungan standard (literatur)
Architects Data, Ernest Neufert (DA).
Time Saver Standart For Building Type, Joseph de Chiara & John
Callender (TS).
Human Dimension and Interior Space (HD)

Perhitungan studi ruang, yaitu perkiraan kebutuhan ruang dengan


pertimbangan:
Kapasitas pemakai.
Peralatan pendukung .
Flow.
Kenyamanan pemakai.

Asumsi
Studi kasus/studi banding.
Survey/studi lapangan.

Di samping itu sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya


sirkulasi/flow gerak yang dibutuhkan masing-masing ruang adalah
sebagai berikut:

5-10%
20%
30%

: Standar minimum.
: Kebutuhan keleluasaan sirkulasi.
: Tuntutan kenyamanan fisik.

40%
50%
70-100%

: Tuntutan kenyamanan psikologis.


: Tuntutan spesifikasi kegiatan.
: Keterkaitan dengan banyak kegiatan.

Perhitungan kebutuhan luas ruang adalah sebagai berikut:

Rekapitulasi Luasan:

1.
2.
3.
4.
5.

Public Area + Sirkulasi 20% : 4289,76 M2


Office Area + Sirkulasi 20% : 201,64 M2
Service Area + Sirkulasi 20%
: 145,2 M2
Utility Area + Sirkulasi 20% : 468,444 M2
Parking Area + Sirkulasi 20%
: 1861,2 M2
Total kebutuhan luas ruangan secara keseluruhan: 6966,224 M 2
Total kebutuhan luas ruangan di atas adalah perhitungan
sementara, bukan merupakan perhitungan pasti. Luasan program yang
didapat berdasarkan ukuran standar ini dapat berubah pada saat
penyesuaian dengan bentukan massa bangunan yang sudah terbentuk.
Total kebutuhan luas ruangan ini menjadi pegangan dalam pembagian
ruang yang diperlukan ketika diaplikasikan ke dalam massa bangunan.

B) Analisis Penentuan Konsep Pengembangan Tapak


1. Analisa Penentuan Lokasi
Tujuan dari penentuan lokasi tapak ini untuk mendapatkan kriteriakriteria pemilihan lokasi tapak sesuai dengan pengembangan kawasan
Kota Baru Parahyangan.

2. Analisa Penentuan Site/Tapak dan Aspek yang Relevan (Kontekstual)

Tujuan dari analisa penentuan tapak ini untuk mendapatkan kriteriakriteria tapak yang sesuai sebagai tempat kedudukan bangunan yang
direncanakan.
Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu:
Pencapaian ke tapak
Untuk memudahkan pencapaian ke tapak yang meliputi
kepadatan lalu lintas sekitar tapak dan pola traffic.
Kepadatan bangunan
Letak retail di Kota Baru Parahyangan diharapkan di
lingkungan bangunan yang menyesuaikan dengan ketinggian
bangunan-bangunan yang ada di sekitarnya agar tidak terjadi
ketimpangan.
Kondisi site
Diharapkan dapat menunjang penampilan bangunan dan
perletakkan site yang kominikatif.
Keselarasan sekitar bangunan yang mendukung
Diharapkan retail di Kota Baru Parahyangan keberadaannya
menimbulkan kesatuan pada lokasi site terpilih, dengan
memperhatikan keselarasan bangunan sekitar dari segi
penampilan eksterior secara arsitektural.
Luas tanah
Luasan tanah, minimum dapat memenuhi total luasan ruang
merupakan tuntutan paling utama dalam penetuan tapak.
Topografi
Diharapkan kontur tanah relatif datar dengan pertimbangan
kemudahan pelaksanaan/teknis.
Adanya jaringan infrastruktur
Tersedianya jaringan infrastruktur yang lengkap akan
menunjang perlengkapan bangunan yang meliputi jaringan
air bersih, listrik, telekomunikasi, saluran pembuangan air
kotor, dll.

Luas site yang direncanakan adalah


5000 M2.
Luas
eksiting
site 5002
M2
sehingga

memenuhi

persyaratan
tapak

yang direncanakan.
Substansi dari site yang merupakan nilai lebih dari site antara lain
adalah:
Salah satu pertimbangan relevan dalam pemilihan site ini adalah
terletak di dekat pintu masuk kawasan Kota Baru Parahyangan yang
merupakan akses teramai dari kawasan tersebut dari arah Padalarang.
3. Analisa Pengolahan Tapak
Dasar pertimbangan
Jenis, karakter serta tuntutan kegiatan yang ditampung.
Pemanfaatan kondisi dan potensi tapak.
Penanganan terhadap gangguan oleh lingkungan.
Keseimbangan dengan lingkungan sekitar.
Kondisi tapak
Batas-batas area tapak pengembangan
Utara : Lahan Kosong
Selatan
: Daerah Komersial
Timur : Jalan Raya Utama Kota Baru Parahyangan
Barat : Daerah Kertajaya
Tapak diolah dengan mempertimbangkan aspek-aspek komersial yang
dirancang di site tersebut.
Visualiasi Spot-Spot Pengembangan

a) Tata Letak Massa Bangunan

b) Orientasi dan Zoning Bangunan

c) Sirkulasi Pendestrian dan Kendaraan

d) Vegetasi

e) Klimatologi

C) Analisa Khusus Ruang Retail


Area retail
Tempat penjualan harus diatur sesuai dengan tempat-tempat yang
tersedia, kalau mungkin dekat dengan jalan masuk per-lantai masingmasing. Ruang bawah tanah (basement) lebih baik digunakan untuk
tempat loading dock karena untuk aktivitas penyimpanan barang yang
datang dari distributor. Retail terdiri atas unit-unit yang disewakan dan
cenderung memiliki luasan yang telah disediakan sesuai dengan standar.
Foodcourt
Pada sebuah area retail terdiri dari kios-kios yang menawarkan berbagai
macam makanan. Pada kebanyakan food court, makanan yang dipesan
pada salah satu kios, dapat dimakan di tempat yang berfungsi sebagai
area makan komunal, sebagaimana plaza pada umumnya dengan
dikelilingi counter yang berkesinambungan dengan berbagai macam jenis
dan merk makanan.
D) Analisa Pendekatan Ruang Dalam Persyaratan
ANALISIS PENDEKATAN RUANG DALAM PERSYARATAN RUANG
C)

BAB VI
KONSEP PERANCANGAN RETAIL DI KOTA BARU PARAHYANGAN

Anda mungkin juga menyukai