Anda di halaman 1dari 66

KAJIAN DAN SEMINAR ARSITEKTUR KELAS A

NIM: 4120210020
NAMA: Asmara Aditia Rifky
KELOMPOK 4

JUDUL : Perancangan Shopping Mall dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech di Bintaro

Program Studi Arsitektur - Fakultas Teknik Universitas Pancasila


2022
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bintaro adalah daerah pinggiran kota yang terletak di Tangerang Selatan, Banten,
Indonesia. Kawasan ini dikembangkan pada tahun 1970-an sebagai area perumahan dan
sejak saat itu berkembang menjadi komunitas yang ramai dengan perpaduan antara
perumahan, komersial, dan industri [1]. Salah satu ciri khas Bintaro adalah tata letaknya
yang terencana dengan baik, yang menggabungkan ruang hijau dan jalan setapak yang
ramah bagi pejalan kaki. Tata letak ini dirancang untuk memprioritaskan kesejahteraan
penghuni dan mendorong rasa kebersamaan di dalam area tersebut. Bintaro juga dikenal
dengan fasilitas modernnya, termasuk pusat perbelanjaan, rumah sakit, sekolah, dan
fasilitas rekreasi. Pada kawasan tersebut terdapat Bintaro Jaya Xchange Mall, salah satu
pusat perbelanjaan terbesar di Tangerang Selatan, serta beberapa destinasi belanja populer
lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Bintaro juga telah menjadi pusat bagi perusahaan
startup dan industri kreatif, dengan beberapa coworking space dan perusahaan teknologi
yang membuka kantor di daerah tersebut. Hal ini telah membantu menjadikan Bintaro
sebagai komunitas yang dinamis dan berpikiran maju, dengan fokus pada inovasi dan
kewirausahaan. Bintaro adalah daerah pinggiran kota yang berkembang pesat di Indonesia
yang telah mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang signifikan selama beberapa
dekade terakhir. Dengan tata ruang yang terencana dengan baik, fasilitas modern, dan
semangat inovatif, Bintaro menjadi tujuan yang semakin populer baik bagi penghuni
maupun pengunjung.
Shopping Mall merupakan sebuah area atau bangunan besar yang menaungi berbagai
toko ritel, restoran, dan perusahaan komersial lainnya. Pusat perbelanjaan dirancang untuk
memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman dan menyenangkan bagi pelanggan,
dengan berbagai macam produk dan layanan yang tersedia di satu lokasi. Shopping Mall
dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian di Indonesia [2].
Dampak yang diberikan tersebut yaitu menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa
memberikan kesempatan kerja yang bermanfaat untuk penduduk lokal di area Bintaro dan
berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah [2]. Selain itu, dapat sebagai daya tarik
bagi wisatawan luar kota atau lokal, hal ini merupakan salah satu dalam meningkatkan
pendapatan tambahan yang terkait sebagai destinasi wisata.
2

High Technology atau sering disingkat sebagai "High-Tech", mengacu pada


penggunaan teknologi canggih yang terdapat dalam bidang atau industri tertentu. High
Technolgy melibatkan penerapan pengetahuan ilmiah dan teknik mutakhir, yang sering
kali dikombinasikan dengan ilmu komputer, untuk mengembangkan dan berinovasi dalam
produk, proses, atau layanan. Berbelanja dengan konsep High-Tech melibatkan
penggunaan teknologi canggih untuk meningkatkan pengalaman berbelanja bagi
pelanggan. Hal ini dapat mencakup berbagai macam teknologi, seperti virtual reality,
aplikasi seluler, kecerdasan buatan, dan pengenalan wajah, dan lainnya [3].
Penggabungan proses perkembangan teknologi pada shopping mall dapat
memberikan keuntungan terhadap pengunjung, seperti meningkatkan pengalaman
berbelanja, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Namun, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti menyeimbangkan teknologi
dengan interaksi manusia, memenuhi kebutuhan pelanggan yang beragam, menjaga
keamanan dan privasi, mempersatukan fitur-fitur berteknologi tinggi dengan fasilitas-
fasilitas yang sudah ada, memastikan keberlanjutan (sustainability), kesulitan teknis dan
pemeliharaan, kepuasan pengguna, serta mempersatukan teknologi dengan toko-toko.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, mendapatkan masalah yang bisa
diidentifikasikan yaitu shopping mall mampu menyeimbangkan teknologi dengan interaksi
manusia, dapat memenuhi kebutuhan pengunjung yang bermacam-macam, tingkat
keamanan dan privasi yang memadai, mempersatukan fitur-fitur berteknologi tinggi
dengan fasilitas-fasilitas yang tersedia, keberlanjutan, pemeliharaan atau perawatan pada
bangunan, mengikuti perkembangan teknologi, mampu memberikan kepuasan pengguna,
mempersatukan teknologi dengan strategi marketing pada toko-toko.
Dalam menentukan ataupun mendapatkan sebuah solusi dalam permasalahan,
berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan tersebut dianalisis dan disusun ke
dalam bentuk sistematis dengan rumusan masalah yang akan dibahas:
- Bagaimana mewujudkan tata bangunan antara penggabungan shopping mall
dengan perkembangan teknologi?
- Bagaimana penerapan konsep High Technology pada shopping mall dapat
memanfaatkan fitur-fitur tekonologi untuk memberikan pengalaman berbelanja
yang lebih baik dan menarik bagi pengunjung, sekaligus menghindari risiko
3

membuat pengunjung kesulitan atau merasa bosan dengan pengalaman


berbelanja yang lebih sederhana?

1.3. TUJUAN PERANCANGAN


Berdasarkan rumusan masalah yang teridentifikasi dalam Perancangan Shopping
Mall dengan pendekatan High Technology di Bintaro, menghasilkan tujuan dari
perancangan tersebut adalah sebagai berikut:
- Mewujudkan bentuk atau gubahan massa berdasarkan pengolahan dalam tata
bangunan yang menggabungkan shopping mall dengan perkembangan teknologi.
- Menerapkan konsep High Technology dengan memanfaatkan fitur-fitur teknologi
untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik dan menarik, serta tidak
menimbulkan pengunjung merasa bosan dengan pengalaman berbelanja yang lebih
sederhana.

1.4. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari judul Perancangan Shopping Mall dengan Pendekatan
High Technology di Bintaro merupakan berupa konsep tertulis tentang rancangan pada
pusat perbelanjaan atau shopping mall di Bintaro yang memiliki pendekatan High
Technology dengan berpusat pada penggabungan bangunan shopping mall dengan
perkembangan teknologi yang akan diterapkan pada gubahan massa bangunan, pengolahan
fasad dalam mencapai penerapan “high tech”, pengolahan ruang-ruang pada pusat
perbelanjaan agar lebih menarik dan efisien untuk memberikan kemudahan kepada para
pengunjung, serta mewujudkan pengalaman berbelanja yang lebih menarik dengan
menerapkan sistem virtual reality untuk mencoba barang-barang pada display pusat
perbelanjaan saat berbelanja. Konsep tertulis ini juga dilengkapi dengan peta-peta, gambar-
gambar dan sketsa-sketsa, serta bagan-bagan yang dapat mendukung dalam proses
perancangan pada bangunan shopping mall di tahap Studio Tugas Akhir.

1.5. BATASAN PERANCANGAN


Adapun Batasan objek perancangan yang menjadi lingkup studi pembahasan
dibuatnya perancangan shopping mall dengan pendekatan high tech di Bintaro, Batasan
objek tersebut dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu sebagai:
4

1.5.1. Batasan Substansi


Pada batasan substansi dalam Perancangan Shopping Mall dengan Pendekatan High -
Tech di Bintaro dapat mencakup beberapa aspek, yaitu identifikasi potensi dan informasi
pada kawasan tapak, penjelasan dan penerapan dalam konsep High Tech (Teknologi
Tinggi) yang membahas tentang jenis teknologi yang akan diterapkan dalam perancangan
shopping mall, seperti penggunaan sistem otomatis, sistem keamanan yang canggih,
penerapan dalam sistem virtual reality dan sebagainya. Perancangan bangunan shopping
mall dengan prinsip sustainable design yang akan meliputi pemilihan dalam material untuk
diterapkan pada bangunan ramah lingkungan, sistem penggunaan sumber energi yang
digunakan dalam shopping mall seperti dalam penggunaan listrik, dan sumber air, selain
itu menerapkan pengurangan pada penggunaan limbah terhadap perancangan shopping
mall tersebut. Pengalaman pengunjung saat berbelanja yang akan memfokuskan pada
perancangan shopping mall dengan pendekatan high tech berupa meningkatkan interaksi
pada shopping mall terhadap pengunjungnya, mewujudkan pengalaman berbelanja yang
unik dan lebih interaktif dengan teknologi, meningkatkan kenyamanan pada pengunjung.
Selain itu, penerapan desain yang mengakomodasi kebutuhan kota yaitu membentuk
koneksi yang baik dengan transportasi umum. Konsep tersebut pada perancangan shopping
mall dengan penggabungan terhadap perkembangan teknologi dapat mendukung
kebutuhan desain ruang atau pengolahan kebutuhan ruang dan bangunan untuk mendukung
dan mencapai tujuan pada aktivitas-aktivitas berbelanja di dalam tapak atau bangunan
shopping mall di Bintaro sebagai salah satu pusat perbelanjaan yang mendukung serta
mampu menerapkan fitur-fitur berteknologi tinggi.
Selain itu juga dibahas pada aspek-aspek penunjang yang terdapat dalam bangunan
seperti penggunaan sistem struktur, sistem penghawaan dalam ruangan, penempatan sistem
MEP (Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing) pada rancangan bangunan, layout dan pola
ruangan, penerapan akses untuk mendukung para pengunjung difabel, dan fasilitas-fasilitas
yang memberikan kemudahan kepada pengunjung, sehingga shopping mall di Bintaro
dapat berfungsi sebagai pusat perbelanjaan yang memiliki kesan futuristik karena
penerapan konsep berteknologinya dan ramah bagi pengunjung dalam semua kalangan
yang dimulai dari anak-anak, remaja, orang tua, dan juga penyandang difabel, serta sebagai
salah satu pendukung sistem ekonomi di kawasan Bintaro, dan juga dibangun dengan
menggunakan sistem struktur yang sesuai agar menjadikan bangunan tersebut menjadi kuat
dan sustainable. Selain itu, sebagai area atau tempat hiburan bagi warga Kota Bintaro
maupun warga luar Bintaro.
5

1.5.2. Batasan Area Perancangan


Area Perancangan Shopping Mall dengan Pendekatan High Tech di Bintaro terletak
di Selatan Mal Bintaro Plaza dan Creative Box Bintaro, berada di lingkungan Jalan
Permadani Utama dan Jalan Nusa Jaya, Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur Kota
Tangerang Selatan, dengan memiliki luas tapak yaitu 2,5 hektar. Batas-batas area
perancangan terhadap tapak yaitu:
- Batas Utara : Jalan Nusa Jaya
- Batas Timur : Jalan Permadani Utama
- Batas Barat : Permukiman, Jalan Beruang II
- Batas Selatan : Lahan Kosong, Jalan Permadani Utama

Pada lingkungan tapak tersebut terdapat dua jalan yang menghubungkan dengan
tapak tersebut, yaitu Jalan Permadani Utama dan Jalan Nusa Jaya. Gambar peta area
perancangan dapat dilihat dalam peta Gambar 1.

Gambar 1
Gambar Lokasi Tapak Jalan Permadani Utama-Jalan Nusa Jaya
Sumber gambar: Google Earth [4], 2022.

Pada situasi visual di lingkungan tapak area perancangan tersebut dapat digambarkan
suasana kawasan yang cukup ramai dan dapat dibangun sebuah shopping mall, karena
terletak dekat dengan salah satu area perdagangan di Bintaro, berdekatan dengan Bintaro
Creative Distrik serta Mal Bintaro Plaza. Selain itu berdekatan dengan akses ke stasiun
Pondok Ranji. Gambaran suasana atau situasi visual pada area sekitar tapak dapat dilihat
oleh Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5.
6

Gambar 2 Gambar 3
Gambar (2) Suasana Jalan Permadani Utama, Gambar (3) Suasana Jalan Permadani Utama
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi, 2023.

Gambar 4 Gambar 5
Gambar (4) Suasana di Jalan Nusa Jaya, Gambar (5) Suasana di Jalan Nusa Jaya
Sumber gambar: Google Earth [4], 2022.
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. JUDUL PERANCANGAN


Perancangan shopping mall yaitu suatu proses yang melibatkan berbagai aspek,
seperti arsitektur, teknologi, bisnis, dan sosial. Shopping mall sebagai bangunan komersial
yang memerlukan perencanaan dan peningkatan inovasi dalam memastikan keberhasilan
dan keberlanjutan bisnis di masa depan.

2.1.1. Definisi Shopping Mall


Shopping mall merupakan salah satu tempat pusat perbelanjaan yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan belanja, hiburan, dan rekreasi bagi pengunjungnya. Selain itu,
shopping mall harus mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan pengunjung, serta
menawarkan pengalaman berbelanja yang unik dan menarik. Menurut Neo dan Wing
(2005) Pusat perbelanjaan merupakan sekelompok usaha ritel dan usaha komersial lainnya
yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dikelola sebagai satu properti tunggal [5].
Pusat perbelanjaan Mall dapat didefinisikan sebagai suatu area pergerakan linier pada
suatu area pusat bisnis kota (central city business area) yang lebih diorientasikan pada
pejalan kaki, dengan fasilitas yang berbentuk pedestrian dengan kombinasi area plaza dan
ruang-ruang interaksional (Rubenstein, 1978) [6].

2.1.2. Klasifikasi Tipe-Tipe Shopping Mall


Berdasarkan yang dikatakan menurut Beddington (1982), Tipe shopping mall dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu shopping mall berorientasi keluarga, shopping mall
spesialis dan shopping mall dengan gaya hidup. Pada shopping mall tersebut menyediakan
semua hal dalam satu gedung, dengan memiliki luas areanya disewakan sekitar 400.000 –
500.000 kaki persegi. Shopping mall ini didominasi oleh supermarket, pusat hiburan,
bioskop, area bowling dan biliar. Selain itu, jenis pusat perbelanjaan spesilasi memiliki
luas yang lebih kecil daripada pusat perbelanjaan yang berorientasi keluarga. Pusat
perbelanjaan tersebut hanya menawarkan satu jenis perdagangan utama, dan juga
dilengkapi sejumlah toko lain yang mendukung bisnis utama. Tipe jenis shopping mall
yang terakhir yaitu pusat perbelanjaan gaya hidup yaitu melayani para professional muda
yang bekerja di wilayah kota dan juga menawarkan atau menjual produk-produk yang
8

mendukung terkait gaya hidup. Luas area pada tipe pusat perbelanjaan tersebut sekitar
100.000 – 200.000 kaki persegi [7].
Berdasarkan klasifikasi menurut Ma’ruf (2005) tipe-tipe pusat perbelanjaan atau
shopping mall dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu Mall terbuka (The Open Centre),
Mall Tertutup (The Closed Mall Centre), dan Gabungan antara Mall Terbuka dan Mall
Tertutup (The Composite Mall Centre). Mall terbuka (The Open Centre), dapat dibedakan
atas 3 (tiga) jenis, yaitu Full Mall, Transit Mall dan Semi Mall. Full Mall dihasilkan oleh
jalan yang tertutup yang dulunya digunakan oleh lalu-lintas kendaraan dan kemudian
mengembangkan pedestrian atau plaza dengan paving blok, pohon-pohon, tempat duduk,
penerangan dan kenyamanan-kenyamanan lainnya seperti sculpture dan batu-batuan.
Transit Mall dikembangkan dari pemindahan lalu-lintas automobil dan truk pada site jalan
dan hanya membiarkan lalu-lintas publik seperti bus dan taxi. Parkir pada jalan dilarang,
jalur pejalan kaki diperlebar dan asesoris lainnya ditambahkan. Pada Semi Mall jumlah
lalu-lintas dan parkir dikurangi. Pengembangan area pedestrian yang akan dihasilkan akan
dilengkapi dengan pepohonan, tempat duduk, penerangan dan asesoris lainnya [8].
Pada Mall Tertutup terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Magnet/anchor berupa supermarket atau fasilitas rekreasi lainnya seperti bioskop, food
court/restoran, playground. Tenant Mix yakni pengaturan dari pihak-pihak penyewa yang
akan menempati retail-retail shop dan anchor, ditempatkan sesuai dengan tingkat ekonomi
mayoritas pengunjung dan selera dari pengunjung. Kriteria desain Lay Out dari shopping
mall dibuat secara sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidak mem-bosankan.
Gabungan Mall Terbuka dan Tertutup (The Composite Mall Center). Unsur-unsur
pembentuk lay out (tampilan) pusat perbelanjaan dan hiburan yaitu paths (jalur sirkulasi
atau jalur pergerakan manusia) dan nodes (pusat dari aktivitas) [8].

2.1.3. Elemen-Elemen pada Shopping Mall


Elemen-elemen yang membentuk suatu bangunan mall terdiri dari entrance
(sebagai identitas mall), horizontal circulation (selasar, jembatan, dan atrium), vertical
circulation (eskalator, lift, tangga), anchor tenant (penyewa utama), retail tenant atau
tenant mix (ritel-ritel yang menjual berbagai macam jenis toko sesuai dengan segmentasi
pasar), restaurant row (kelompok yang terdiri dari minimal lima atau lebih rumah makan),
foodcourt (gerai dimana para penjualnya menjual berbagai jenis makanan dan minuman),
street picture (gambar yang terbentuk dari tampak luar deretan ruang dan bangunan yang
9

ditunjang oleh elemen-elemen arsitektur dan interior), decorative lighting (penerang buatan
tambahan), skylight roof (tipe jendela yang menempel pada atap bangunan sebagai sumber
pencahayaan) dan toilet (terbagi atas toilet pria dan toilet wanita) [6].

2.1.4. Persyaratan pada Shopping Mall


1. Persyaratan Umum
A. Lokasi
Hal yang harus diperhatikan untuk menentukan lokasi tapak,
yaitu:
- Area lokasi dengan kondisi yang ramai (pusat kota atau area
orang yang ramai pejalan kaki).
- Dapat dicapai dengan mudah oleh kendaraan pribadi ataupun
umum.
B. Aksesibilitas
- Aksesibilitas pejalan kaki, kendaraan pribadi serta mobil
barang dibuat terpisah.
- Terdapat jalan pintas yang terlindung dari sinar matahari dan
hujan. Selain itu, menghubungkan tempat-tempat parkir dan
pertokoan.
C. Pengaturan Pembagian Ruang
Pada pembagian ruang terdapat department store, terdapat
ruang aula, restoran atau foodcourt, tempat bermain (playground),
ATM Center, bioskop, dan area terbuka.
D. Tempat Ritel Penjualan
Pada penempatan ritel penjualan dapat mempergunakan
lantai basement.
E. Elevasi Lantai
Ukuran unit ritel yang besar diberikan ketinggian elevasi 4
m-5 m. Sedangkan, untuk unit yang kecil diberi ketinggian 3 m.
Pada unit-unit pertokoan tidak mempergunakan pencahayaan alami,
akan tetapi memanfaatkan pencahayaan buatan [9].
F. Sirkulasi Antar Lantai
- Tangga
10

Penempatan letak tangga dapat dibuat mudah diakses,


atau dapat bisa direncanakan dekat dengan pintu keluar.
- Elevator
Elevator harus mudah dilihat dari pintu masuk,
dengan diltekkan di tengah-tengah bangunan dengan jarak
tidak lebih dari 50 m pada masing-masing lantai.
- Eskalator
Meletakkan eskalator pada suatu tempat tertentu yang
tidak mengurangi lebar mall. Eskalator dapat ditempatkan
pada koridor yang berdekatan dengan ritel-ritel atau
pertokoan.
2. Persyaratan Khusus
A. Tata Letak Bangunan
Pada shopping mall di area ritel utama diperlukan sirkulasi
linear. Fasilitas dalam tiga atau lebih penyewa ritel utama
membutuhkan loop atau kelompok-kelompok jalur sirkulasi. Selain
itu, memperthatikan pintu samping, pintu darurat, serta pintu servis
(dropping atau logistik) [9].
B. Kenyamanan Pengunjung
Pengunjung pada lingkungan shopping mall umumnya akan
berada 1,5 jam-2 jam dalam menggunakan fasilitasnya saat berjalan
kaki. Faktor-faktor yang dapat berpangruh dalam menanggulangi
kelelahan para pengguna yaitu [9]:
- Material lantai, tidak terlalu licin sehingga memberikan rasa
nyaman saat berjalan.
- Fasilitas yang bervariasi, dapat berbentuk dekorasi, cahaya
dan sebagainya yang dapat memberikan kenyamanan pada
pengguna.
C. Keamanan
Fasilitas keamanan yang mewadahi sangat diperlukan baik
terhadap aksi kekerasan yang serius maupun pencurian.
D. Karakter Bangunan
Pada karakter bangunan mampu bersifat komunikasi dan
komersial dalam mewujudkan yang dibutuhkan perancangan ruang
11

yang memberikan kesan terbuka, serta memberikan pengaruh pada


lingkungan sekitarnya.
E. Efisiensi Penggunaan Ruang
Dalam merencanakan ruang pada bangunan shopping mall
dapat direncanakan secara efisien tanpa mengorbankan faktor-faktor
penting lainnya.
3. Persyaratan Standar
A. Anchor Tenant
Dalam perancangan sebuah shopping mall diperlukannya
anchor tenant atau penyewa ritel utama sebagai daya tarik bagi
pengunjung seperti Department Store.
B. Atrium
Atrium merupakan area atau tempat berkumpul dari fungsi
komersial pada shopping mall seperti booth-booth pedagang.
C. Koridor
Bentuk koridor pada shopping mall memilikir lebar 8-16 m.
D. Struktur
Struktur pada penerapan di bangunan komersil khususnya
shopping mall, memiliki bentang ideal yaitu sekitar 12-15 m.
Terdapat juga alternatif dalam penggunaan sistem strukturnya [9]:
- Rangka kayu struktur laminasi,
- Rangka baja struktur,
- Rangka beton.
E. Utilitas
Material instalasi listrik
- Masing-masing zona terdapat panel atau circuit breaker.
- Penggunaan bus ducts.
Penghawaan
- Central Plant.
- Individual Units.
F. Material Lantai dan Dinding
- Area ritel sewa, bermaterial semen datar dan licin.
12

- Area mall, di finishing dengan terrazzo atau buatan. Hal


tersebut dengan pertimbangan ketahanan, kekuatan, harga
dan perawatannya.
- Area Pelayanan, bermaterial semen biasa, dan di finishing
dengan pewarnaan atau pengecat-an.
G. Storefront dan Dekorasi
Storefront dibuat sebagai daya tarik dan menghidupkan
dalam suasana pada shopping mall. Dekorasi untuk memberikan
suasananya dapat berupa lantai, dinding, plafon, pengcahayaan, sign,
dan sebagainya.
H. Tanaman
Persyaratan untuk menanam tanaman pada shopping mall,
yaitu tanaman dapat bertahan di dalam ruangan, sesuai dengan iklim
pada lokasi tapak, harus disiram atau dirawat dengan baik, memiliki
tanah dan pupuk yang cukup, membutuhkan cahaya alami,
diletakkan dekat dengan jendela ataupun skylight, memerlukan
sedikit kelembaban.
I. Ruang
- Kegiatan Perbelanjaan
Dalam kegiatan perbelanjaan terdapat area ritel utama
yaitu supermarket, dan Departement Store. Selain itu,
terdapat ruang ritel, ruang pengelola atau pemilik serta
karyawan, ruang servis, gudang. Pada penunjang dalam
kegiatan perbelanjaan di area restoran yaitu dapur, servis,
gudang, ruang pengelola, ruang duduk, dan counter.
- Kegiatan Area Parkir
Area parkir sebagai fasilitas perbelanjaan yang
memegang peran penting dalam suatu bangunan. Area
tersebut meliputi area parkir basement, dan area parkir
outdoor.
J. Zonasi Ruang
Terdapat zonasi ruangan berdasarkan hubungan ruang antar
kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut [9]:
- Zona Publik (Plaza, trotoar, parkir).
13

- Zona Semi Publik (Ruang ritel, servis, dan area dalam


bangunan mall).
- Zona Semi Privat (Restoran, area bermain anak).
- Zona Privat (Ruang pengelola, mekanikal elektrikal, dan
gudang).

2.1.5. Tinjauan Pendekatan High Technology pada Shopping Mall


Pendekatan high tech dalam perancangan shopping mall merupakan suatu
pendekatan yang mengutamakan penggunaan sistem berteknologi tinggi dalam
menciptakan pengalaman berbelanja yang unik dan modern. Teknologi tinggi yang
digunakan dapat berupa sistem keamanan, sistem tata udara, sistem pencahayaan, dan lain
sebagainya. Dalam perancangan shopping mall dengan pendekatan high tech, harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung pada bangunan tersebut, contohnya
seperti efisiensi energi yang dibutuhkan, sistem tingkatan keamanan, kenyamanan yang
dinikmati oleh pengunjung, serta kecepatan akses informasi. Teknologi harus digunakan
secara tepat agar menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dan
memudahkan pengunjung.
Pengaruh perkembangan teknologi dapat membuat pada aktivitas manusia menjadi
lebih mudah diakses, sehingga pengunjung dapat beraktivitas ataupun bekerja lebih
optimal terhadap bangunan shopping mall. Selain itu, untuk menerapkan sebuah teknologi
pada pusat perbelanjaan tersebut dapat juga digunakan ke berbagai aspek kehidupan
manusia seperti bekerja, berbelanja, mencari informasi, akses pejalan kaki, dan lain
sebagainya. Konsep arsitektur high tech merupakan salah satu gaya arsitektur yang
penerapannya menggunakan dari fitur-fitur pada kecanggihan teknologi. Penerapannya
terhadap pendekatan arsitektur high tech yaitu memaksimalkan dengan menujukkan
struktur sebagai ornamen pada fasad bangunan [10].
Perancangan shopping mall dengan pendekatan arsitektur high tech di Bintaro,
membahas konsep perancangan shopping mall, penerapan pada pendekatan arsitektur high
technology dalam perancangan shopping mall, pengaruh pada karakteristik dalam
menggunakan material pada bangunan shopping mall. Dalam perancangan shopping mall
dengan pendekatan high tech, sangat penting dalam memperhatikan ataupun
mempertimbangkan prinsip energi yang lebih efisien, sistem keamanan yang aman,
kenyamanan dan kecepatan dalam mendapatkan informasi bagi para pengunjung.
14

2.2. TEMA PERANCANGAN SHOPPING MALL


Perancangan shopping mall ini menerapkan konsep arsitektur high tech yaitu
sebuah gaya bangunan yang cukup banyak digunakan pada desain arsitektur modern di
abad ke-20 yang dapat dikenal sebagai Modernisme Akhir atau bisa disebut dengan
Ekspresionisme pada elemen struktur exposed. Dalam penerapan arsitektur high tech
merupakan ciri kemajuan dalam teknologi pada infrastruktur pembangunan yang
mementingkan fungsional pada ruang-ruang. Fungsi pada ruang merupakan suatu hal yang
penting dalam menerapkan arsitektur high tech. Selain itu, ruang-ruang tersebut sekaligus
dapat berfungsi sebagai ruang yang multifungsi.
Sistem high tech dalam arsitektur berbeda dengan high tech pada bidang industri
pada umumnya, sistem high tech pada bidang industri merupakan teknologi canggih
contohnya seperti barang-barang ataupun properti elektronik dalam membantu
pengoperasian pada bangunan. Sedangkan, pengertian dalam bidang arsitektur itu sendiri,
high tech dapat diartikan sebagai salah satu gaya arsitektur yang menunjukkan sistem
struktur dan teknologi suatu bangunan agar terkesan seperti bangunan yang canggih [3].
Berdasarkan yang dikemukakan oleh Colin Davies (1998) Pendekatan arsitektur
high tech memiliki karakteristik terhadap material dalam mengapliakasikan ke bangunan
yaitu menggunakan material sintetis seperti penggunaan kaca, plastik, dan logam [11].
Selain itu, menurut pendapat Charles Jenks, 1998 menyebutkan karakteristik yang menjadi
ciri khas pada penerapan arsitektur high tech [12] yaitu:
- Inside out, penerapannya pada bangunan yaitu struktur, area servis dan utilitas
terlihat pada eksteriornya dengan berbentuk ornamen atau sculpture.
- Terdapat simbolisasi high tech, memberikan dan menampilkan sebuah bentuk
seperti sculpture yang menggambarkan konsep high tech.
- Transparent mass, penggunaan material kaca (transparan) yang luas, agar
memperlihatkan utilitas yang ada pada dalam bangunan. Dan juga menampilkan
aktivitas-aktivitas yang berada di dalam bangunannya.
- Flat bright colouring, berupa warna cerah yang memiliki kesan asosiatif atau dapat
disebut dengan hubungan sebuah elemen yang membatasi antara masa sekarang
ataupun masa depan terhadap masa lalu.
15

- Steel structure and cable structure yaitu penggunaan elemen material baja dan
diaplikasikan dengan struktur kabel. Pada mengaplikasikan material tersebut
diperlihatkan secara transparan pada dalam bangunan.
- Inovation planning, pendekatan arsitektur high tech merupakan harapan di masa
yang akan dating, sesuai dengan konsep modern, penggunaan warna, dan lain-lain.

2.2.1. Arsitektur High Technology


Tema high technology dalam arsitektur dapat diartikan sebagai penggunaan
teknologi canggih dalam proses perancangan, konstruksi, dan operasional bangunan. Hal
ini dapat meliputi penggunaan teknologi tinggi dalam sistem struktur, material,
pencahayaan, HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), dan fasilitas lainnya
[13]. Konsep pada arsitektur high technology memiliki karakteristik yaitu berupa
menampilkan sisi luar dan dalam atau bisa diartikan dalam mengekspos proses
perancangan, pemilihan warna yang cerah dan datar, menunjukkan dengan sistem
teknologi, transparan, bentuk pada bangunan yang berlapis, serta menggunakan sistem
struktur yang menerapkan gaya tarik [13].
Dalam arsitektur, tema high technology seringkali terlihat pada bangunan-bangunan
futuristik dengan bentuk yang kompleks dan tidak biasa. Selain itu, tema high technology
juga dapat terlihat pada penggunaan material dan teknologi canggih seperti kaca reflektif,
panel surya, dan sistem otomatis untuk mengontrol suhu, pencahayaan, dan keamanan
bangunan. Dalam penerapannya dengan bangunan, tema high technology dapat
memberikan keuntungan dalam hal efisiensi energi, kenyamanan pengguna, dan keamanan
bangunan. Namun, tema high technology juga dapat menimbulkan tantangan dalam hal
biaya dan pemeliharaan, serta keberlanjutan dan dampak lingkungan dari penggunaan
teknologi yang canggih. Oleh karena itu, penggunaan tema high technology dalam
arsitektur harus dilakukan secara bijak dan terukur, dengan mempertimbangkan manfaat
dan risiko yang terkait.

2.2.2. Penggabungan Konsep High Technology dengan Shopping Mall

Penggabungan konsep high technology dengan shopping mall merupakan salah satu
bentuk inovasi dalam dunia arsitektur dan desain interior. Konsep high technology yang
menekankan penggunaan teknologi canggih dan modern, dapat diaplikasikan pada
berbagai aspek dalam pembangunan shopping mall, seperti:
16

- Fasad bangunan yang futuristik dan modern dengan menggunakan material dan
teknologi yang terkini.
- Sistem pencahayaan dan pengaturan suhu yang canggih dan dapat dikontrol secara
otomatis.
- Integrasi teknologi dalam fasilitas dan fitur di dalam shopping mall, seperti adanya
virtual reality, yang dapat memudahkan pengunjung dalam berbelanja dan
berinteraksi dengan mall.
- Penerapan smart building technology, yaitu penggunaan teknologi dalam mengelola
dan mengoptimalkan penggunaan energi, air, dan sumber daya lainnya
- Implementasi sistem keamanan yang modern, seperti penggunaan CCTV, facial
recognition, dan teknologi lainnya untuk memastikan keamanan pengunjung dan
barang-barang yang ada di dalam mall.

Dengan penggabungan konsep high technology dengan shopping mall, diharapkan


dapat memberikan pengalaman berbelanja yang lebih interaktif, efisien, dan modern bagi
pengunjung. Selain itu, penggunaan teknologi juga dapat membantu meningkatkan kinerja
dan efisiensi operasional mall secara keseluruhan.

2.3. STUDI PRESEDEN SHOPPING MALL DENGAN PENDEKATAN HIGH


TECHNOLOGY

2.3.1. Neo Soho Mall, Jakarta Barat

Gambar 6
Gambar Pusat Perbelanjaan Neo Soho
Sumber gambar: Neo Soho Jakarta [14]; Neo Soho Mall [15].
17

Neo Soho Mall merupakan ikon dalam pusat perbelanjaan dari Agung Podomoro
Land dengan konsep “Store within a Store” yang berjumlah 8 lantai dengan luas lahan 22
hektar dan luas area yang dapat disewakan 44.931,43 m2. Neo Soho terletak di Jalan
Letjen S. Parman, Grogol, Jakarta Barat. Mall tersebut terhubung dengan Central Park
Mall melalui Eco Sky Walk (jembatan penyeberangan). Kawasan Neo Soho Mall dapat
dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7
Gambar Peta Lokasi Neo Soho Mall, Grogol, Jakarta Barat
Sumber gambar: Google Maps [16], 2023.

Pada proyek shopping mall ini terdapat beberapa perusahaan yang berpartisipasi
dalam proses pembangunannya yaitu DP Architects dari Singapura sebagai konsultan
utama, konsultan arsitektur dan konsultan desain interior. Bennitt Design Group dari
Amerika Serikat sebagai konsultan lansekap, dan PT Nusa Raya Cipta sebagai kontraktor
utama [14]. Desain Neo Soho mengusung konsep futuristik dan industrial yang terlihat dari
fasad bangunan dengan bentuk yang unik dan berbeda dari pusat perbelanjaan lainnya.
Bangunan Neo Soho memiliki bentuk yang futuristik dan dihiasi dengan detail-detail
seperti lampu neon, kaca-kaca besar, dan logam yang terlihat kokoh dan modern yang
dapat dilihat pada Gambar 8. Interior dari Neo Soho juga didesain dengan konsep yang
sama, yaitu modern dan futuristik dengan dominasi warna-warna metalik dan perpaduan
bahan seperti kaca, beton, dan kayu.
18

Gambar 8
Gambar Detail Fasad dan Layout pada Neo Soho Mall
Sumber gambar: Neo Soho Mall [15]; Neo Soho Jakarta [14].
Secara keseluruhan, desain Neo Soho menjadi salah satu contoh desain pusat
perbelanjaan yang mengusung konsep high technology dan futuristik yang berhasil
menghadirkan pengalaman berbelanja yang berbeda dan unik bagi para pengunjungnya.

2.3.2. Ashta District, Jakarta Selatan

Gambar 9
Gambar Pusat Perbelanjaan Ashta District
Sumber gambar: Ashta [17]; Google Maps [18], 2022.

Ashta District adalah sebuah penggabungan gedung perkantoran dan pusat


perbelanjaan yang terletak di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Pusat perbelanjaan
ini berdiri di atas lahan seluas 4,5 hektar dan memiliki luas bangunan sekitar 150.000 m2
[19]. Pusat perbelanjaan ini berlokasi di Jalan Senopati No. 8, Senayan, Jakarta Selatan
(Gambar 10).
19

Gambar 10
Gambar Peta Lokasi Pusat Perbelanjaan Ashta District
Sumber gambar: Google Maps [18], 2022.

Proyek pembangunan Ashta District dilakukan oleh Agung Sedayu Group sebagai
developer utama, dan melibatkan sejumlah konsultan dan kontraktor seperti PT BDP
Indonesia, PT Duta Cermat Mandiri, dan PT PP Properti Tbk [20]. Ashta District
menawarkan beragam tenant dari berbagai bidang, seperti kuliner, fashion, kesehatan, dan
kecantikan. Selain itu, Ashta District juga menawarkan berbagai fasilitas pendukung,
seperti area parkir yang luas, area rekreasi, dan ruang serbaguna untuk berbagai acara.

Bangunan Ashta dirancang dengan konsep modern minimalis yang elegan dan
futuristik. Ashta District memiliki arsitektur yang unik dengan struktur bangunan yang
terlihat seperti sebuah kubah besar. Fasad bangunan terdiri dari panel-panel baja yang
disusun dengan rapi dan membentuk pola geometris yang menarik (Gambar 11). Selain itu,
Ashta juga dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti sistem kontrol iklim dan
pencahayaan yang terintegrasi, serta jaringan internet yang cepat dan stabil.

Gambar 11
Gambar Pusat Perbelanjaan Ashta District
Sumber gambar: Ashta [17].
20

DAFTAR PUSTAKA

[1] S. Hanifah, “SEJARAH KOTA BARU BINTARO JAYA DAN GELIAT


EKONOMI MASYARAKATNYA,” Skripsi Sarjana Strata 1 Universitas Islam
Negeri, 2020.
[2] W. U. Putri, “PENGARUH PUSAT PERBELANJAAN TERHADAP
KEBERADAAN AKTIVITAS PERDAGANGAN DI SEKITARNYA,” Tugas
Akhir Sarjana Strata 1 Universitas Diponegoro Semarang, 2020.
[3] D. Saripudin dan R. Phalevi, “Pendekatan arsitektur hightech pada perancangan
shoping mall di Kota Baru Parahyangan Kabupaten Bandung Barat,” hal. 1–11.
[4] “Google Earth.” https://earth.google.com/web/@-
6.27542675,106.74086257,31.8592423a,598.02167539d,35y,0h,0t,0r (diakses Mar
23, 2023).
[5] L. W. K. Neo dan T. K. Wing, “The 4Rs Of ASIAN Shopping Centre Management:
4 Langkah Penting Dalam Manajemen Pusat Pembelanjaan Asia. Bhuana Ilmu
Popoler.,” 2005.
[6] H. M. Rubenstein, Central City Malls. New York : Wiley:
https://www.abebooks.com/9780471030980/Central-City-Malls-Harvey-
Rubenstein-0471030988/plp, 1978.
[7] N. Beddington, Design for Shopping Centres (Butterworths Design Series). London:
Butterworth Scientific, 1982.
[8] H. Ma’ruf, Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005.
[9] J. Desanges, “Tinjauan Teoritis Shopping Mall,” Univ. Islam Indones., no. 9, hal.
1294, 1991.
[10] P. E. Braniati dan W. Aqli, “PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR HI-TECH
PADA BANGUNAN KANTOR SEWA DENGAN STUDI KASUS BANK OF
CHINA,” Jakarta, ISSN 2654-3680 (Print) | ISSN 2656-4106 (online), 2020.
[11] C. Davies, “High tech architecture,” Choice Rev. Online, vol. 26, no. 09, hal. 26-
4881-26–4881, 1989, doi: 10.5860/choice.26-4881.
[12] G. T. Kristi, P. I. Nasution, K. A. Wicaksana, dan A. D. L, “Post - modern
architecture / Charles Jencks,” 2016.
[13] M. Telew dan S. Lington, “Arsitektur High Tech,” Media Matrasain, vol. 8, no. 2,
hal. 94–106, 2011.
[14] “NEO SOHO JAKARTA.” https://neosohojakarta.com/ (diakses Apr 10, 2023).
21

[15] M. Syavira, “Cove - Neo Soho Mall,” 2022.


https://blog.cove.id/content/images/size/w2000/2022/02/neo-soho-mall.webp
(diakses Apr 10, 2023).
[16] “Google Maps,” 2023. https://goo.gl/maps/75V1LhdNqM7Qju1r6 (diakses Apr 10,
2023).
[17] “ASHTA.” https://ashta.co.id/ (diakses Okt 04, 2023).
[18] “Google Maps,” 2022. https://goo.gl/maps/TFiHDppfnAuebbQx5 (diakses Okt 04,
2023).
[19] “District 8 | FORREC.” https://forrec.com/projects/district-8/ (diakses Apr 10,
2023).
[20] “Proyek | Agung Sedayu Group.” https://www.agungsedayu.com/id/cluster/ashta
(diakses Apr 10, 2023).
KAJIAN DAN SEMINAR ARSITEKTUR KELAS A
NIM: 4120210027
NAMA: Farhan Fahrurozzi
KELOMPOK 4

JUDUL : Perancangan Youth Centre dengan pendekatan arsitektur biofilik di Kawasan Bintaro,
Jakarta Selatan

Program Studi Arsitektur - Fakultas Teknik Universitas Pancasila


2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dengan semakin tingginya jumlah masyarakat, Jakarta kerap menjadi tempat tujuan utama
anak muda mencari hiburan. Tempat berkumpul di Ibu Kota pun saat ini kian menjamur, mereka
seolah berlomba menyuguhkan fasilitas ataupun suasana. Kegiatan di Jakarta bukan hanya pada
akhir pekan, para remaja seringkali memadati tempat berkumpul seperti resto & kafe, sepulang
sekolah pun Sebagian dari mereka suka berkumpul, baju seragam sekolah mereka lapis dengan
jaket atau sweater [1].
Berdasarkan data tingkat kenakalan remaja dari tahun ke tahun mengalami tren peningkatan
yang cukup pesat dan tentunya memiliki keadaan yang cukup menghawatirkan. Penyebab
peningkatan kenakalan remaja adalah faktor lingkungan dan pergaulan yang salah. Upaya
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mewadahi aktifitas positif di luar sekolah ataupun
kampus yang dapat menampung serta dapat menjadi tempat untuk menyalurkan hobi dan
meningkatkan kreatifitas remaja, yang disebut youth centre [2].
Perencanaan Perancangan Youth Centre ini memang sangat dibutuhkan, mengingat kembali
saat ini para remaja di kota memiliki berbagai macam kegiatan baik dalam bentuk komunitas,
organisasi, maupun kegiatan pengembangan hobi secara kelompok maupun individu. Tidak sedikit
dari mereka yang menorehkan prestasi dan membawa nama baik kota Jakarta. Sebagai contoh
tempat berkumpul anak muda didaerah jakarta seperti MBLOC SPACE yan berada dikawasan
BLOK M, dimana para remaja sering menyalurkan hobi bermusiknya lewat tempat tersebut, ada
juga SK8INTARO, sebuah komunitas skate board yang sering berkumpul dipinggir kawasan
Bintaro sektor 9 dan mereka tidak memiliki tempat untuk menyalurkan hobinya, maka mereka
menggunakan trotoar sebagai gantinya.

1. 2. RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana Rancangan Youth Centre dapat menjadi wadah atau sarana kegiatan bagi
para remaja, organisasi maupun komunitas untuk mengembangkan bakat kelompok
ataupun individu mereka
• Sejauh mana mereka bisa menikmati sarana dan fasilitas yang telah disediakan didalam
Youth Centre
• Bagaimana penerapan Arsitektur Biofilik pada Rancangan Youth Centre di Bintaro

1. 3. TUJUAN PERANCANGAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, dapat diketahui tujuan
dari Perancangan Youth Centre, yaitu :
• Membuat rancangan yang dapat mewadahi hobi kelompok atau individu para remaja
Jakarta sehingga benar – benar menjadi tempat yang bermanfaat bagi perkembangan
usia remaja.
• Membuat rancangan Kawasan yang menjadi sarana pusat kegiatan remaja dan
komunitas di Jakarta pada bidang non – akademik.
1. MANFAAT BAGI PENULIS :
• Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai sarana / prasarana serta fasilitas pada
perancangan Youth Centre di Bintaro.
• Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai hakikat pusat kegiatan remaja atau Youth
Centre.
• Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pengaplikasian prinsip – prinsip arsitektur
Biofilik pada pusat kegiatan remaja atau Youth Centre.
2. MANFAAT BAGI MASYARAKAT
• Sebagai contoh gambaran mengenai lingkungan sosial yang terjadi pada remaja di
Jakarta.
• Sebagai gambaran mengenai prilaku dan kegiatan – kegiatan di luar lingkungan
Pendidikan.
3. MANFAAT BAGI AKADEMISI
• Sebagai literatur rancangan dengan objek pusat kegiatan remaja atau Youth Centre di
Jakarta.
• Sebagai literatur rancangan dengan menerapkan Arsitektur Biofilik.
• Sebagai literatur perancangan dengan lokasi tapak berada di Kawasan Bintaro, Jakarta
Selatan [3].

1. 4. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari judul Perancangan Youth Centre di Kawasan Bintaro adalah
sebuah konsep tertulis dari perancangan yang dikembangkan sebagai pusat atau wadah bagi para
remaja untuk menyalurkan hobi posisitif mereka dengan menerapkan prinsip untuk membimbing
serta memberikan pendidikan seperti membina hubungan positif antara manusia dan alam sekitar
dengan arsitektur serta memiliki tujuan untuk meningkatkan mental maupun fisik seseorang
dengan cara sederhana yaitu mengintegrasikan alam baik dengan penerapan bahan material yang
alami maupun bentuk – bentuk alami ke dalam desain itu sendiri.

1. 5. BATASAN PERANCANGAN
Dalam perancangan Youth Centre ini nantinya akan dirancang ulang, dikarenakan lahan
yang diambil adalah lahan kosong dan batasan objek pada perancangan ini terbagi menjadi 2
bagian, diantaranya adalah Batasan substansi serta Batasan perancangan.

1. 5. 1. BATASAN SUBSTANSI
Pada perancangan Youth Centre ini meliputi Batasan substansi yang dimana meliputi
penyusunan data, mulai dari analaisis wilayah, analisis kultur dan budaya setempat, analisis site,
data tersebut nantinya diperlukan dalam untuk tahap berikutnya yang merupakan konsep
rancangan dan dalam rancangan diperlukan lagi data dalam pengguna bangunan, zonasi ruangm
data terhadap aktivitas pada bangunan, kebutuhan ruang, aksesibilitas bangunan, selain aspek
tersebut untuk memenuhi konsep dalam rancangan, maka diperlukan lagi data tentang vegetasi
yang baik.

1. 5. 2. BATASAN PERANCANGAN
Area ini terletak di Jalan Taman Bintaro Dalam RT.5/RW.11, Bintaro, Kec. Pesanggrahan,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota dan berada pada jalan utama Bintaro Selatan. Area
ini memiliki luas lahan ±2 hektar. Gambaran lokasi dan situasi visual area perancangan dapat
dilihat dalam peta pada Gambar 1.

Gambar 1
Gambaran Lokasi Kawasan Bintaro
Sumber gambar: [4] Google Maps, 2020.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. JUDUL PERANCANGAN
Judul yang diajukan adalah Perancangan Youth Centre dengan pendekatan arsitektur
biofilik di Kawasan Bintaro. Biofilik merupakan sebuah konsep yang memiliki prinsip untuk
membina hubungan manusia dan alam dengan menggunakan metode arsitektur dan bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia secara mental maupun fisik [5]. Jadi tujuan
digunakannya pendekatan biofilik adalah untuk menerjemahkan pemahaman biofilia ke desain
lingkungan binaan, sehingga hubungan yang terjadi antara manusia dengan alam ke dalam
bangunan bisa terwujud [6]. Selain itu, menurut peraturan pemerintah yaitu Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 2/PRT/M/2015 tentang bangunan Gedung hijau,
bahwa bangunan dengan kompleksitas dan ketinggian tidak sederhana serta mengkonsumsi energi
dan air yang besar harus menggunakan konsep bangunan Gedung hijau [7]
Sedangkan, Youth Centre yang ada di berbagai dunia memiliki karakteristik serta ciri khas
yang berbeda – beda, tentu secara garis besar, Youth Centre memiliki tujuan yang sama, yaitu
mensejahterakan pemuda dari segi kehidupan pribadi, pendidikan dan profesi. Pada tujuan akhir,
remaja diharapkan dapat mengenyam kesejahteraan hidup sekaligus dapat berperan penting baik
dalam kehidupan bersosial maupun berbudaya [8].

2. 2. TEMA PERANCANGAN
Kawasan Bintaro merupakan sebuah Kawasan yang sangat ramai didatangi banyak orang,
sehingga dapat menjadi Kawasan yang lebih aktif dan memiliki potensi besar dalam bidang
kreatif. Terlihat dari beberapa remaja, aktifitasnya dapat menjadi salah satu aktifitas yang mampu
menarik minat masyarakat untuk menghidupkan lokasi – lokasi di tempat tersebut. Tidak hanya
aktifitas remaja, tempat ini juga dapat menjadi wadah aktualisasi diri bagi remaja maupun
masyarakat setempat dengan dimunculkannya ide – ide creative space dan dapat menjadi co –
working space yang dimana pada saat ini tempat – tempat seperti itu sangat dibutuhkan untuk
menjadi tempat baru bagi kalangan muda.

2. 2. 1. Creative Space
Creative Space merupakan tempat yang diminati oleh banyak orang, terutama kalangan
muda yang dimana tempat itu digunakan untuk menyalurkan minat, bakat, serta hobby nya
bersama keluarga ataupun teman – temannya. Selain itu, Creative Space juga bisa menjadi wadah
yang tepat untuk berkumpul dan bermain karena dapat bermanfaat dan bis menimbulkan hasil
positif. Tempat seperti ini dibilang masih cukup sedikit karena baru berkembang beberapa tahun
terakhir.
Menurut Creative HubKit British Council Creative Economy, Hub kreatif memiliki
berbagai tujuan yaitu : (1) untuk memberikan dukungan melaluin layanan dan fasilitas untuk ide,
proyek, organisasi dan bisnis yang diselenggarakannya, baik dalam jangka panjang atau jangka
pendek, termasuk acara, pelatihan keterampilan, meningkatkan kapasitas dan peluang global; (2)
untuk memfasilitasi kolaborasi dan jaringan diantara komunitasnya; (3) untuk menjangkau pusat
penelitian dan pengembangan, ilustrasi, industri kreatif dan non kreatif; (4) untuk berkomunikasi
dan terlibat dengan audiens yang lebih luas, mengembangkan strategi komunikasi aktif, serta (5)
untuk memperjuangkan dan merayakan bakat yang muncul; mengeksplorasi batas – batas praktik
kontemporer dan mengambil risiko menuju inovasi [9].

2. 2. 2 Co – Working Space
Co – Working Space merupakan ruang yang dipakai terutama pada industri kecil dan
pekerja mandiri, dengan pertumbuhan Co – Working Space yang semakin pesat, mempengaruhi
pendorongan perubahan pada gaya bekerja tradisional. Co – Working Space juga merupakan
sebuat tempat yang sering melibatkan individu untuk bekerja dilingkungan secara bersama – sama
dan memiliki perbedaan latar belakang namun masih bisa terhubung dengan usaha kecil untuk
membangun ekonomi yang inovatif dan kreatif dalam komunitas mereka dan global [10].
Sedangkan, menurut kamus Oxford, Co – Working Space adalah lingkup kerja yang
digunakan oleh orang – orang yang bekerja sendiri atau usaha yang tidak memiliki kantor secara
resmi. Co – Working Space pada umumnya dibuat untuk para pengusaha yang fleksibel dalam
menjalankan usahanya, takut dengan perasaaan terisolasi, tidak dapat berinteraksi antara manusia
sehingga mencoba mencari peluang dan bersosialisasi. Karena setiap wilayah tertentu pasti ada
seseorang yang ingin bekerja dan berusaha namun tidak memiliki tempat atau wadah untuk
menciptakan sesuatu [11].

2. 3. STUDI PRESEDEN
2. 3. 1. Youth Centre Mlati, Sleman, Daaerah Istimewa Yogyakarta
Bermula dari kesadaran Pemerintah tentang pemuda DIY yang tidak semua bisa
menyelesaikan pendidikannya, hal itu bisa terjadi karena beberapa faktor seperti dari segi
pembiayaan, faktor lingkungan, dll. Hal tersebut menyadarkan Pemerintah Daerah DIY bahwa
tanggungjawab tersebut harus diselesaikan agar pemuda DIY bisa mendapatkan bekal tambahan
melalui sarana pengembangan generasi muda yang dinamakan Youth Centre. Harapan dan tekad
Pemerintah Daerah DIY, tempat tersebut memiliki banyak fungsi, diantaranya : [12]
• Sebagai sarana penampungan calon pelajar atau mahasiswa yang datang ke DIY
• Memberikan bekal bagi generasi muda
• Menjadikan pusat pengembangan generasi muda
• Sebagai pusat informasi dan distribusi pemuda dalam perannya.
• Sebagai wahana penumbuhan jatidiri pemuda
• Youth Centre sebagai Self Financing Instituation.

Gambar 2
Youth Centre Mlati, Sleman
Sumber: www.google.com ; kata kunci: Youth Centre Mlati Sleman

Gambar 3
Youth Centre Mlati, Sleman
Sumber: www.google.com ; kata kunci: Youth Centre Mlati Sleman

2. 3. 2. Bagindo Aziz Chan Youth Centre, Padang


Pemerintah Kota Padang berhasil membangun Gedung tiga lantai yang berfungsi sebagai
tempat berkumpulnya para remaja dan melakukan aktifitas positif seperti mengerjakan tugas
secara berkelompok, bertukar pikiran satu sama lain, menyelesaikan tugas kuliah, menyusun
skripsi, menjadi tempat untuk penelitian, dll. Youth Centre ini juga dikenal sebagai tempat yang
sangat aman, nyaman dan tenang baik untuk belajar maupun menciptakan sebuah kreatifitas.
Tempat ini selalu ramai dikunjungi setiap harinya, Pemerintah Kota Padang memang memfasilitasi
Youth centre ini dengan baik, seperti:
• Menyediakan tempat sholat
• Menyediakan wifi
• Toilet dikanan serta dikiri bangunan
• Lahan parkir yang luas
• Kursi serta tempat duduk yang cukup
• Suasana yang tentram, aman serta nyaman.

Gambar 3
Bagindo Aziz Chan Youth Centre
Sumber: www.google.com ; kata kunci: Bagindo Aziz Chan Youth Centre, Padang

Gambar 3
Bagindo Aziz Chan Youth Centre
Sumber: www.google.com ; kata kunci: Bagindo Aziz Chan Youth Centre, Padang
2. 4. KESIMPULAN
Dari beberapa preseden tersebut, dapat disimpulkan bahwa ruang kreatif untuk remaja
memang sudah pernah diciptakan, namun masih membutuhkan ekspos dan partisipasi dari
masyarakat banyak untuk turut serta berpartisipasi dalam ruang – ruang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] PERANCANGAN GELANGGANG REMAJA (YOUTH CENTER) DI KOTA PADANG
DENGAN PENDEKATAN SENSE OF PLACE
http://retpo.bunghatta.ac.id/10344/2/ii.%20BAB%20PENDAHULUAN.pdf

[2] Penerapan The Pleasure of Architecture pada Youth Centre di Manado


https://media.neliti.com/media/publications/58659-ID-none.pdf

[3] Perancangan pusat kegiatan remaja/komunitas (youth center) di kota Pekanbaru dengan
pendekatan arsitektur high tech http://etheses.uin-malang.ac.id/18607/1/16660046.pdf

[4] https://earth.google.com/web/search/Didalam+bintaro,+Jl.+Taman+Bintaro+Dalam,+RT.5%
2fRW.11,+Bintaro,+Kota+Jakarta+Selatan,+Daerah+Khusus+Ibukota+Jakarta/@-
6.27429648,106.75787674,30.52425439a,735.21741733d,35y,87.59161438h,0t,0r/data=Cigi
JgokCbe29hYUFxnAEXxsU0lRHhnAGfpwWHvwr1pAIQy3mzb_rlpA

[5] Pendekatan Arsitektur Biofilik pada Rancangan Parahyangan Avenue Mall


Pendekatan+Arsitektur+Biofilik+pada+Rancangan+Parahyangan+Avenue+Mall&btnG=

[6] Prinsip Prinsip Desain Biofilik https://journal.isi.ac.id/index.php/PRO/article/view/1515/346

[7] Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02/PRT/M.2015. 2015.
Bangunan Gedung Hijau. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.

[8] PENGEMBANGAN YOUTH CENTER DAN MODEL PENGEMBANGAN


KERJASAMA
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131411083/penelitian/2004+Studi+Kelayakan+dan+Penyun
an+Master+Plan+dalam+Rangka+Pendirian+Sekolah+Global+Jogja+Tahun+2004.pdf

[9] Creative HubKit Made by hubs for emerging hubs.


https://www.britishcouncil.ro/sites/default/files/creative_hubkit_en.pdf

[10] Perancangan Interior Co-Working Space di Surabaya


https://publication.petra.ac.id/index.php/desain-interior/article/view/4690/4303

[11] kamus Oxford


https://www.google.com/search?q=co+working+space+menurut+kamus+oxford&rlz=1C1C
HBD_idID1015ID1015&sxsrf=APwXEdf0fzEu7cDt3Er7rOOCI6LMz46F4A%3A16801809
14884&ei=soYlZLvTNaPx4-
EPs8Gt8AI&oq=co+working+menurut+kamus+oxford&gs_lcp=Cgxnd3Mtd2l6LXNlcnAQ
AxgAMggIIRCgARDDBEoECEEYAFAAWJAaYPonaAFwAXgAgAHTBIgBgRqSAQsw
LjIuNS4yLjEuMZgBAKABAcABAQ&sclient=gws-wiz-serp

[12] “Youth Center” Di Yogyakarta http://e-journal.uajy.ac.id/9770/3/2TA13890.pdf


KAJIAN DAN SEMINAR ARSITEKTUR KELAS A
NIM: 4120210026
NAMA: Muhammad Akmal Alfaridzi
KELOMPOK 4

JUDUL : Perancangan Hotel Resort di Uluwatu, Bali

Program Studi Arsitektur - Fakultas Teknik Universitas Pancasila


2023
i

ABSTRAK

Sebuah buku skripsi yang lengkap harus diawali dengan abstrak. Abstrak merupakan suatu
ringkasan isi dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditulis atau disusun guna membantu para
pembaca agar dapat melihat tujuan dan arah dari penulisan Anda dengan mudah, cepat, dan
sesuai dengan kebutuhan pembaca. Jumlah kata dalam abstrak pada tugas Proposal ini dibatasi
antara 350 hingga 450 kata. Tidak boleh kurang, tidak boleh lebih. Jumlah halaman abstrak
adalah maksimal 1 (satu halaman), tidak boleh lebih! Abstrak ditulis dengan huruf huruf miring
(italic), Times New Roman ukuran 12, dengan jarak antar baris 1,5 (satu setengah) spasi. Abstrak
hanya terdiri dari 1 (satu) paragraf dan bagian awal paragrafnya tidak menggunakan alinea
masuk beberapa ketuk karakter ke arah dalam badan teks seperti pada bagian awal penulisan
paragraf isi karya ilmiah. Dalam perkuliahan Kajian dan Seminar Arsitektur mahasiswa dilatih
dan dibimbing dalam menyusun Proposal Pra Tugas Akhir atau Proposal Skripsi. Latihan
menyusun proposal ini dimaksudkan agar mahasiswa telah benar-benar siap ketika mengajukan
judul Skripsi Pra Tugas Akhir kepada Program Studi Arsitektur pada semester yang akan datang.
Karena tugas mahasiswa pada pembelajaran Kajian dan Seminar Arsitektur masih sebatas pada
penyusunan proposal, maka isi abstrak yang akan ditulis nanti juga terbatas hingga bagian sangat
awal dari proses analisis. Pada saat masih belajar menyusun BAB I Pendahuluan, mahasiswa
belum diminta menulis abstrak. Abstrak dikerjakan ketika mahasiswa mulai mengerjakan BAB II
Tinjauan Pustaka. Abstrak sudah harus tersedia ketika mahasiswa mengumpulkan tugas UTS,
dengan isi abstrak sebatas uraian pada BAB I dan BAB II saja. Setelah UTS mahasiswa akan
melanjutkan belajar menyusun BAB III Metode Perancangan dan bagian paling awal saja dari
BAB IV Analisis Perancangan. Artinya ketika mengumpulkan tugas UAS isi abstrak tugas Anda
juga hingga sebatas bagian paling awal dari BAB IV. Walaupun tugas yang dibabankan pada
mahasiswa masih berupa proposal, tidak berarti isinya sekadar asal ada saja, namun harus sudah
dapat menggambarkan secara rinci gagasan yang akan dikembangkan dalam Studio Tugas Akhir
nanti. Jika uraian dalam template tugas Kajian dan Seminar ini dirasa masih belum jelas,
mahasiswa dapat bertanya langsung pada Dosen Pembimbing masing-masing. Contoh Abstrak ini
terdiri dari tepat 350 (tiga ratus lima puluh kata).
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya kajian perancangan ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Adapun
judul dari kajian ini adalah Perancangan Hotel Resosrt di Uluwatu, Bali. Tujuan dibuatnya
kajian ini merupakan syarat untuk memenuhi rangkaian tugas mata kuliah Kajian dan
Seminar Arsitektur.
Selama penulisan kajian ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang memberi
bantuan dan dukungan sehingga kajian ini dapat terselesaikan. Segala bentuk bantuan dan
dukungan moril serta materil sangat membantu penulis dalam proses pengerjaan kajian ini
sampai selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkaan terima kasih dengan ketulusan hati
kepada segala pihak yang telah bersedia untuk membantu dan membimbing penulis selama
penulisan kajian ini, yaitu kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan kajian perancangan ini.
2. Agus Surya Sadana W,ST.MM, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada penulis.
3. Ibu Rian dan Bapak Iwan, selaku orang tua dari penulis yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil kepada penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan kajian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat penulis
terima untuk membuat kajian ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.

Jakarta, 23 Maret 2023

Muhammad Akmal Alfaridzi


NIM: 4120210026
iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 2
1.3. TUJUAN PERANCANGAN ................................................................................. 3
1.4. KELUARAN .......................................................................................................... 3
1.5. BATASAN PERANCANGAN .............................................................................. 4
1.5.1. Batasan Substansi ....................................................................................... 4
1.5.2. Batasan Area Perancangan ......................................................................... 5
1.6. SISTEMATIKA PROPOSAL PRA TUGAS AKHIR ........................................... 6

Penomoran halaman menggunakan sistem angka romawi kecil: i, ii, iii, dan seterusnya
pada bagian Kata Pengantar dan Daftar Isi. Penomoran halaman pada bagian isi proposal:
(AB I, BAB II, dan seterusnya, menggunakan angka arab: 1, 2, 3, dan seterusnya. Bagi
mahasiswa yang kesulitan mengatur penomoran halaman, dapat membaca petunjuknya
pada URL Link berikut ini:
https://www.caratutorial.com/2015/04/membuat-nomor-halaman-romawi-dan-angka.html
Selamat belajar.
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambaran Lokasi Kawasan Merdeka Bogor ............................................. 5


Gambar 2. ..................................................................................................................... ....
Gambar 3. ..................................................................................................................... ....
dan seterusnya .............................................................................................................. ....
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bali merupakan salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia yang sangat
berpotensi dalam industri pariwisata, termasuk sektor penginapan. Uluwatu, adalah salah
satu kawasan wisata di Bali yang terkenal dengan alamnya yang indah dan sangat
menakjubkan, termasuk pantai-pantainya yang indah dan tebing-tebingnya yang menjulang
tinggi. Oleh karena itu, kawasan Uluwatu dirasa dapat menjadi tempat yang ideal untuk
dikembangkan menjadi sebuah hotel resort yang bisa menawarkan pengalaman wisata
yang tak terlupakan bagi para pengunjung.
Jika dilihat dari beberapa tahun terakhir, seiring dengan meningkatnya jumlah
wisatawan yang berkunjung ke Bali, maka kebutuhan akan akomodasi seperti hotel resort
juga semakin meningkat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kunjungan
wisatawan pada bulan Desember 2022 berjumlah 377.276 kunjugan, menunjukkan
kenaikan sebesar 31,27% dibandingkan bulan november 2022 dan akan terus meningkat.
Hotel resort sendiri memiliki konsep yang lebih luas daripada hotel biasa, karena selain
menyediakan kamar tidur, juga memiliki fasilitas seperti restoran, kolam renang, spa, dan
lain sebagainya. Dengan demikian, hotel resort dapat memberikan pengalaman liburan
yang lebih lengkap dan memuaskan bagi wisatawan.
Uluwatu juga semakin populer sebagai lokasi pernikahan dan acara khusus lainnya.
Bali kini juga sudah menjadi pusat pengembangan pariwisata berkelanjutan, yang didasari
dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya
setempat. Oleh karena itu Uluwatu dapat memberikan potensi bisnis yang besar bagi para
pebisnis di Bali. Dari berbagai aspek tersebut maka akan dirancang Hotel Resort baru di
daerah Uluwatu, Bali karena memiliki potensi yang sangat bagus tetapi harus tetap
memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan dan keamanan lingkungannya. Sebab itu maka
masih perlu dilakukan kajian yang lebih matang untuk mendukung proses peranangan yang
baik dan sesuai standar.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada, identifikasi masalah yang ada dalam
perancangan hotel resort ini sebagai berikut:
- Tingginya peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Bali sehingga dibutuhkan
adanya tempat penginapan yang memadai.
2

- Perancangan hotel resort yang dapat memanfaatkan potensi alam dan tetap
memperhatikan keamanan lingkungannya.
1.3. TUJUAN PERANCANGAN
Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi dalam rumusan masalah diatas,
maka tujuan dari Perancangan Hotel Resosrt di Uluwatu, Bali adalah sebagai berikut:
- Menyediakan tempat penginapan bagi para wisatawan mancanegara maupun dalam
negeri yang memadai.
- Merancang Hotel Resort yang dapat memanfaatkan keindahan alam sekitar serta
dapat memanfaatkan lahan terbuka hijau yang tersedia dengan teetap
melestarikannya.
1.4. KELUARAN
Keluaran yang akan dihasilkan dari judul Perancangan Hotel Resort di Uluwatu, Bali
adalah berupa konsep tertulis tentang desain Hotel Resort yang mengusung pendekatan
Metafora. Pendekatan arsitektur metafora dipilih dengan harapan dapat menghasilkan
desain yang unik dan memiliki daya tarik yang tinggi. Pendekatan arsitektur metafora
sendiri merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang mengambil
inspirasi dari sebuah kisah atau konsep tertentu, kemudian diterapkan ke dalam desain
bangunan. Konsep tertulis ini juga dilengkapi dengan peta-peta, gambar-gambar dan
sketsa-sketsa, serta bagan-bagan atau diagram yang mendukung proses perancangan
terminal bus ini di tahap Studio Tugas Akhir.
1.5. BATASAN PERANCANGAN
1.5.1. Batasan Substansi
Batasan substansi dalam Perancangan Hotel Resort di Uluwatu, Bali adalah meliputi
penyusunan data, pustaka, studi banding, analisis, hingga konsep rancangan yang
mendukung kebutuhan desain ruang dan bangunan untuk mendukung aktivitas-aktivitas
yang terjadi di dalam tapak dan bangunan Hotel Resort di Uluwatu, Bali. Selain itu juga
dibahas aspek-aspek penunjang seperti system struktur bangunan, sistem selubung
bangunan, sistem pembuangan, pola massa bangunan, pola sirkulasi, dan fasilitas yang
dapat diakses dalam tapak perancangan sehingga Hotel Resort ini dapat menjadi tempat
penginapan yang dapat memberikan pengalaman liburan yang lebih berkesan dan
memuaskan bagi para wisatawan yang berkunjung.
1.5.2. Batasan Area Perancangan
Area perancangan Hotel Resort di Uluwatu, Bali terletak tepat di atas Tebing pantai
Nyang-Nyang dan bersebelahan dengan Faro Restaurant Bar & Longue, berada di
3

lingkungan Jalan Pantai Nyang-Nyang, dengan luas ± 1,6 hektar. Terdapat dua jalan utama
yang menghubungkan kawasan ini dengan kawasan lainnya, yaitu Jalan Nyang-Nyang, dan
Jalan Batu Lesung. Gambaran lokasi dan situasi visual area perancangan dapat dilihat
dalam peta pada Gambar 1.

Gambar 1
Gambaran Lokasi Kawasan Hotel Resort
Sumber gambar: [2] Google Maps, 2023.

Situasi visual pada area perancangan menggambarkan bahwa kawasan ini adalah
kawasan pariwisata. Pada kawasan ini terdapat beberapa tempat rekreasi, restoran dan juga
penginapan. Sehingga kawasan ini cocok untuk perancangan Hotel Resort terlebih lagi
memiliki pemandangan alam yang indah.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. JUDUL PERANCANGAN


Perancangan Hotel Resort di Uluwatu, Bali merupakan sebuah perancangan tempat
penginapan bagi para wisatan yang berada pada sebuah tebing tinggi dan juga berdekatan
dengan pantai serta memberikan suasana rekreatif dengan menawarkan view dan
keindahan alam yang ada.

2.1.1. Pengertian Hotel


Hotel adalah perusahaan atau badan usaha yang memberikan layanan penginapan
berupa kamar yang biasanya lengkap dengan fasilitas makan dan minum serta fasilitas
umum lainnya. Selain itu Hotel juga memiliki beberapa definisi menurut para ahli dalam
beberapa referensi seperti menurut Agus Sulastiyono dalam bukunya yang berjudul
“Teknik dan Prosedur Divisi Kamar Pada Bidang Hotel” yaitu Hotel adalah perusahaan
atau badan usaha yang menyediakan layanan menginap untuk orang-orang yang
melakukan perjalanan. Dikelola oleh pemilik atau ownernya dengan layanan tempat tidur
beserta fasilitasnya makanan dan minuman serta fasilitas lengkap lainnya. Untuk dapat
menggunakan layanan yang disediakan oleh pemilik hotel menurut sulastiyono, seseorang
harus membayar dengan tarif atau harga yang sudah ditentukan.

Sedangkan menurut Fred Lawson dalam bukunya yang berjudul “Hotels, Motels,
and Condominius: Design, Planning, and Maintenance” jika diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia yaitu “Hotel adalah sarana tempat tinggal yang dapat dimanfaatkan oleh
para wisatawan dengan beberapa fasilitas pelayanan seperti jasa kamar, jasa penyedia
makanan dan minuman, dan jasa akomodasi lainnya dengan syarat berupa imbalan ataupun
pembayaran”.

2.1.2. Pengertian Hotel Resort


Hotel Resort merupakan fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata. Sasaran
pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-
senang, mengisi waktu luang, dan membebaskan diri dari rutinitas kerja sehari-hari yang
terus berulang.

Pengertian Hotel Resort adalah hotel yang biasanya terletak di luar kota, di
pegunungan, di tepi pantai, di tepi danau atau di daerah tempat berlibur dalam jangka
waktu relatif lama. Fasilitas yang disediakan agak beragam, lebih rileks, informal dan
menyenangkan (Darmadjati, 2001). Dari pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa
Hotel Resort adalah sebuah hotel yang terletak dikawasan wisata, yang secara langsung
menyediakan berbagai fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Serta tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan
perubahan dari rutinitas sehari-harinya
5

2.1.3. Klasifikasi Hotel Resort


Hotel Resort memiliki karakteristik yang membedakannya dengan hotel lainnya,
yaitu dengan klasifikasi sebagai berikut:

1. Segmen Pasar
Sasaran pengunjung resort hotel adalah wisatawan yang bertujuan untuk
berlibur, bersenang-senang, mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas kerja
sehari-hari yang membosankan. Untuk tujuan tersebut, mereka membutuhkan hotel
yang dilengkapi fasilitas yang bersifat rekreatif dan memberikan pola pelayanan
yang memuaskan.
2. Lokasi
Umumnya resort hotel berlokasi di tempat-tempat yang mempunyai potensi
wisata yang baik, misalnya tempat-tempat dengan pemandangan alam yang indah
seperti pantai, pegunungan, tepi sungai, tepi danau, ataupun tempat-tempat khusus
yang tidak dirusak oleh keramaian kota sebagai daya tariknya.
3. Fasilitas
Secara umum fasilitas yang disediakan pada resort hotel terdiri dari 2 kategori
utama, yaitu:
- Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi,
pelayanan, hiburan, relaksasi. Semua tipe resort menyediakan fasilitas ini.
- Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan
memanfaatkan kekayaan alam yang ada pada tapak dan sekitarnya untuk
kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat menggambarkan kealamian
resort.
4. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan pengunjung resort hotel lebih cenderung memilih penampilan
bangunan dengan tema alami atau tradisional dengan motif dekorasi interior yang
bersifat etnik dan atau ruang luar dengan sentuhan etnik. Rancangan bangunan
lebih disukai yang mengutamakan pembentukan suasana khusus daripada efisiensi.
Beragamnya daerah pariwisata yang ada di dunia ini mempengaruhi variasi resort
hotel yang ada. Berdasarkan letak dan fasilitasnya, hotel resort juga dapat
diklasifikasikan seperti:
- Beach Resort Hotel
Resort ini terletak di daerah pantai, mengutamakan potensi alam dan
laut sebagai daya tariknya. Pemandangan yang lepas ke arah laut,
keindahan pantai, dan fasilitas olahraga air seringkali dimanfaatkan sebagai
pertimbangan utama perancangan bangunan. Contoh beach resort hotel
adalah Amari Trang Beach Resort Hotel.
- Marina Resort Hotel
Resort ini terletak di kawasan marina (pelabuhan laut). Oleh karena
terletak di kawasan marina, rancangan resort ini memanfaatkan potensi
utama kawasan tersebut sebagai kawasan perairan. Biasanya respon
rancangan resort ini diwujudkan dengan melengkapi resort dengan fasilitas
dermaga serta mengutamakan penyediaan fasilitas yang berhubungan
6

dengan aktivitas olahraga air dan kegiatan yang berhubungan dengan air.
Contoh resorit ini adalah Mauritius Hotel.
- Mountain Resort Hotel
Resort ini terletak di daerah pegunungan. Pemandangan daerah
pegunungan yang indah merupakan kekuatan lokasi yang dimanfaatkan
sebagai ciri rancangan resort ini. Fasilitas yang disediakan lebih ditekankan
pada hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan alam dan rekreasi yang
bersifat kultural dan natural seperti mendaki gunung, hiking, dan aktivitas
lainnya.
- Health Resorts and Spas
Resort hotel ini dibangun di daerah-daerah dengan potensi alam
yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana penyehatan, misalnya melalui
aktivitas spa. Rancangan resort semacam ini dilengkapi dengan fasilitas
untuk pemulihan kesegaran jasmani, rohani, maupun mental serta kegiatan
yang berhubungan dengan kebugaran. Contoh resort jenis ini adalah thermal
hotel di Aquicium, Budapest; The Cangkringan Spa & Villas Hotel.
- Rural Resort and Country Hotels
Adalah resort hotel yang dibangun di daerah pedesaan jauh dari area
bisnis dan keramaian. Daya tarik resort ini adalah lokasinya yang masih
alami, diperkuat dengan fasilitas olahraga dan rekreasi yang jarang ada di
kota seperti berburu, bermain golf, tenis, berkuda, panjat tebing, memanah,
atau aktivitas khusus lainnya. Contoh resort ini adalah Village Equestre de
Pompadour, Correze, France.
- Themed Resorts
Resort jenis ini dirancang dengan tema tertentu, menawarkan atraksi
yang spesial sebagai daya tariknya. Contoh resort ini adalah Grosvenor
Resort in Walt Disney World Resort Hotel, Lake Buena Vista Florida.
- Condiminium, time share, and residental development
Resort ini mempunyai strategi pemasaran yang menari. Sebagian
dari kamar resort ini ditawarkan untuk disewa selama periode waktu yang
telah ditentukan dalam kontrak, biasanya dalam jangka panjang. Tentunya
penghitungan biaya sewanya berbeda dengan biaya sea harian dari kamar-
kamar tersebut. Sistem ini dapat dilakukan sebagai daya tarik untuk
memfasilitasi serangkaian kegiatan yang dapat dilakukan di resort tersebut.
Dalam operasionalnya, perlu dilakukan pembedaan area dalam fasilitas
publik resort tersebut seperti entrance, lobby, dan elevator, harus dipisahkan
untuk penggunaan residen dan tamu hotel yang biasa.
- All-suites hotels
Resort jenis ini terholong resort mewah yang semua kamar
disewakan dalam hotel tersebut tergolong ke dalam kelas suite. Contoh
resort ini adalah Conrad Hotel yang terletak di pelabuhan New Chelsea,
London. Hotel ini memiliki 160 kamar suote dengan beberapa desain.
- Sight-seeing Resort Hotel
7

Resort hotel ini terletak di daerah yang mempunyai potensi khusus


atau tempat-tempat menarik seperti pusat perbelanjaan, kawasan bersejarah,
tempat hiburan, dan sebagainya. Contoh resort jenis ini adalah Resort
Amanjiwo di Magelang yang berada di dekat Candi Borobudur dan
memanfaatkan keindahan alam pedesaan sebagai daya tariknya.

Terdapat juga pengelompokan hotel resort berdasarkan periode musim


pemakaiannya yaitu:

- Winter Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada musim
dingin, biasanya karena potensi wisatanya memang hanya menonjol di
musim dingin, misalnya resort hotel di kawasan-kawasan wisata ski.
- Summer Resort Hotel, merupakan resort yang dibuka hanya pada musim
panas saja, biasanya karena potensi wisata di daerah tersebut hanya
menonjol di musim panas. Contoh resort ini adalah Sharm El Sheikh resort
Hotel yang terletak di tepi pantai.
- Year Round Hotel, merupakan resort yang dibuka sepanjang tahun.

Berdasarkan beberapa pengelompokan diatas maka, penggolongan khusus hotel resort


mengenai kelasnya, yaitu:

- Hotel Resort Bintang 1


- Hotel Resort Bintang 2
- Hotel Resort Bintang 3
- Hotel Resort Bintang 4
- Hotel Resort Bintang 5

2.2. TEMA PERANCANGAN


Bagian ini merupakan tinjauan terhadap tema perancangan yang dipilih dalam
perancangan. Berikan penjelasan atau alasan mengapa tema tersebut dipilih. Perancangan
arsitektur dapat menampilkan lebih dari satu tema. Misalnya judul Anda adalah
Perancangan Pusat Perbelanjaan dan Apartemen bertema placemaking dan bangunan hijau
(green building). Tinjauan tema perancangan dijabarkan terhadap masing-masing tema
tersebut. Tinjauan terhadap teori-teori yang menjabarkan tema dibatasi yang terkait dengan
judul perancangan. Contohnya tema green building memiliki sangat banyak variabel dan
kriteria. Penjabaran tema green building tersebut dibatasi sesuai kebutuhan perancangan
bangunan Pusat Perbelanjaan dan Apartemen dan penerapannya pada elemen-elemen
perancangan tapak, arsitektur, struktur, dan mekanikal/elektrikalnya. Selalu cantumkan
sumber kutipan, dan tuliskan sumber kutipan tersebut di dalam Daftar Pustaka. Anda dapat
menambahkan Sub-sub Bab (sub dari sub bab) seperlunya untuk menjelaskan point-point
dalam tinjauan pustaka. Misalnya tema green building akan masuk ke dalam point 2.2.5.
8

dengan sub-sub judul Green Building. Maka tuliskan point 2.2.5. Green Building pada
tulisan Anda. Contoh cara mengutip dan mencantumkan sumber kutipan dilihat pada
paragraph berikut ini:

2.2.1. … … Sub-sub Judul Menggunakan Tipe Huruf Times New Roman 12

2.2.2. … … Sub-sub Judul Ditulis Dengan Huruf Bold

2.2.3. … … Sub-sub Judul Ditulis Dengan Kombinasi Huruf Besar dan Kecil

2.2.4. … … Sub-sub Judul Menguraikan Pustaka Dan Preseden Secara Fokus Dan
Rinci

2.2.5. Green Building (Ini Hanya Contoh)


Tema green building pada Pusat Perbelanjaan dan Apartemen memiliki beragam
variasi dalam aplikasinya pada bangunan. … … … dst dst dst … … … Wujud dari aplikasi
green building diantaranya adalah [4]: penggunaan solar panel sebagai sumber energy
alternatif, penggunaan kaca low-e sebagai pencahayaan alami, memanfatkan air limbah
untuk di daur ulang, … … … dst dst dst … … … .

2.2.6. ... ... dst dst ... ... seperlunya tergantung kebutuhan

2.3. STUDI PRESEDEN


Jumlah studi preseden atau studi banding adalam sekurang-kurangnya 2 (dua)
contoh. Contoh yang Anda ajukan dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Namun Anda wajib menyajikan minimal satu contoh dari dalam negeri. Pilihlah contoh
yang paling sesuai dengan rencana Anda dalam studi prerseden.
Studi preseden merupakan tahap penting bagi mahasiswa bahkan arsitek
profesional dalam proses perencanaan dan perancangan arsitektur. Clark dan Pause [5]
dalam bukunya yang berjudul Precedents in Architecture, mengatakan “…precedents in
architecture provides a vocabulary for architectural analysis that helps architects
understand the works of others and aids in creating original ideas. Whether a novice or
professional, this work enriches the readers’s design vocabulary”.
Studi preseden dilakukan sekurang-kurangnya terhadap 2 contoh karya arsitektur
yang sejenis, baik jenis bangunan atau kawasan, lokasi tapak atau lokasi kawasan, dan
tema rancangan. Studi preseden menampilkan: 1) nama karya arsitektur, 2) nama arsitek,
3) lokasi, 4) data-data luas bangunan dan tapak, 5) gambar rencana tapak (site plan), 6)
denah, 7) gambar tampak, 8) gambar potongan, 9) gambar detail (jika dibutuhkan misalnya
untuk menjelaskan preseden detail struktur atau tema perancangan tertentu), dan 10)
9

beberapa gambar perspektif eksterior dan suasana interior yang mengungkapkan


bagaimana tema perancangan dalam karya preseden tersebut.
Hal terpenting dalam studi preseden adalah memahami bagaimana sang arsitek
mewujudkan gagasan tema rancangannya terhadap karya arsitekturnya. Studi preseden
juga dilakukan untuk belajar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai hal
terkait perancangan karya arsitektur yang menjadi preseden, antara lain: bagaimana
pemrograman organisasi ruang tapak dan denahnya sebagai bangunan berfungsi campuran
(mixed use); bagaimana bentuk massa dan tampak bangunannya menampilkan gaya
arsitektur tertentu; bagaimana strukturnya atau mekanikal elektrikalnya menampilkan tema
bangunan hijau; bagaimana suasana yang diciptakan secara eksterior dan interior
menampilkan tema placemaking. Studi preseden diakhiri dengan membuat simpulan hal-
hal apa dari studi preseden yag menjadi pembelajaran atau dapat diterapkan dalam
rancangan tugas akhir.
Pada studi preseden kawasan, Anda mungkin tidak tahu nama Arsitek atau tim ahli
perancang kawasan tersebut. Jika Anda tidak mengetahui siapa perancanganya tidak perlu
khawatir. Pada prinsipnya jelaskan saja hal-hal positif atau keistimewaan yang ada pada
kawasan tersebut, sehingga membuat kawasan tersebut layak dijadikan contoh dalam studi
preseden. Contoh menyusun studi preseden dapat dilihat dalam point Sub-sub Bab 2.3.1.
berikut ini:

2.3.1. Studi Preseden Kawasan Pantai Losari Makassar (Ini Hanya Contoh)

Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar merupakan kota
besar yang terletak di tepi pantai. Kawasan pantai Losari merupakan ruang kota yang
cantik dengan deretan pertokoan, hotel dan permukiman penduduk yang menghadap laut.
Tidak jauh dari pantai terdapat area perdagangan pusat belanja oleh-oleh Sulawesi Selatan.
Banyak warga kota dan wisatawan yang mengunjungi area tepi pantai dan area tempat
belajna oleh-oleh. Area belanja oleh-oleh terletak di Jalan Somba Opu.

Gambar 2
10

Gambaran Suasana Pantai Losari Kota Makassar


Sumber gambar: [6] Dinas Kebudayaan Sulawesi Selatan; [7] Google Maps, 2020.

Kawasan pantai Losari Makassar merupakan kawasan pantai yang berada di pusat
kegiatan kota Makassar dan telah ditata dengan baik. Salah satu elemen penting kawasan
ini adalah ruang publik Pantai Losari. Dalam suatu Kajian Kementrian Pekerjaan Umum
[7] pembangunan ruang publik pantai Losari dilakukan kebutuhan ruang publik bagi
masyarakat di area pesisir kota Makassar. Ruang publik pantai Losari dibangun dengan
tiga buah anjungan dan menghasilkan ruang publik yang nyaman. Ruang publik pantai
Losari merupakan sebagian dari kawasan Pantai Losari. Secara keseluruhan kawasan
pantai Losari memiliki luas … … … hektar, yang meliputi … … dst dst … … kalimat
anda sendiri … … … Batas kawasan pantai Losari dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3
Batas Kawasan Studi Preseden Kawasan Pantai Losari Makassar
Sumber gambar: [8] Google Maps, 2020.

DAFTAR PUSTAKA (TIMES NEW ROMAN 14 BOLD)

[1] Lektur.id. 7 Arti Kata Keluaran di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Online di
https://lektur.id/arti-keluaran/; Diakses pada 17 Maret 2021. (Times New Roman
12, Normal; 1 spasi; Jarak antar baris + 6 pt).
[2] Google Maps, Online di: https://www.google.com/maps/place/BOGOR+STATION/@
-6.59416,106.7891759,16.25z/data=!4m5!3m4!1s0x2e69c5b321c55f13:0xa3092b9
eb944b114!8m2!3d-6.5944139!4d106.7898231; Diakses pada 19 Maret 2020.
[3] KBBI Daring. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016. Online di: https://kbbi.kemdikbud.
go.id/entri/penataan; https://kbbi.web.id/tata; Diakses pada 25 Maret 2021.
11

[4] Sucipto, Taufiq Lilo Adi., et. al. Kajian Penerapan Green Building Pada Gedung Bank
Indonesia Surakarta. JIPTEK, Vol. VII No.2, Juli 2014. Online di:
https://www.researchgate.net/publication/318764519; Diakses pada 24 Maret 2021.
[5] Clark, R.H. dan Pause, M. Precedents in Architecture: Analytic Diagrams, Formative
Ideas, and Partis. 4th ed. John Wiley & Sons: New Jersey, 2012.
[6] Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Online di: http://
disbudpar.sulselprov.go.id/opd/index/pariwisata; Diakses pada 17 Maret 2020.
[7] Meitharisha Fakhdiyar Hasani, Kajian Dampak Sosial Ekonomi Pengembangan
Reklamasi Pantai Untuk Kawasan Ruang Publik. Karya tulis, dikumpulkan untuk
Puslitbang Sosekling. Jakarta: Badan Litbang Pekerjaan Umum, 2020. Online di:
http://pkpt.litbang.pu.go.id/assets/files/KTI-Meitharisha_F_H_.pdf; Diakses pada
19 Maret 2020.
[8] Google Maps, Online di: https://www.google.com/maps/place/Pantai+Losari/@-5.142
5908,119.4038962,15z/data=!4m5!3m4!1s0x2dbf1d52ea30d089:0x6101a2ac09b61
0 90!8m2!3d-5.1436198!4d119.4074821; Diakses pada 20 Maret 2020.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lektur.id. 7 Arti Kata Keluaran di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Online di
https://lektur.id/arti-keluaran/; Diakses pada 17 Maret 2021. .
[2] Google Maps, Online di: https://www.google.com/maps/place/BOGOR+STATION/@
-6.59416,106.7891759,16.25z/data=!4m5!3m4!1s0x2e69c5b321c55f13:0xa3092b9
eb944b114!8m2!3d-6.5944139!4d106.7898231; Diakses pada 19 Maret 2020.
[2] Gehl, Jan., et. al., Places For People. Copenhagen: Gehl Architects Urban Quality
Consultants 2004. Online di: https://is.cuni.cz/studium/predmety/index.php?do=
download&did=35338&kod=JMMZ108; Diakses pada 26 Juni 2018.
12

[2] Gehl, Jan., et. al., Places For People. Copenhagen: Gehl Architects Urban Quality
Consultants 2004. Online di: https://is.cuni.cz/studium/predmety/index.php?do=
download&did=35338&kod=JMMZ108; Diakses pada 26 Juni 2018.
[3] Grigg, Neil S., Infrastructure Engineering and Management. John Wiley & Sons,
1988.
[4] Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Online di: http://
disbudpar.sulselprov.go.id/opd/index/pariwisata; Diakses pada 17 Maret 2020.
[5] Google Maps, Online di: https://www.google.com/maps/@-5.1400947,119.406439
,3a,90y,166.18h,82.49t/data=!3m6!1e1!3m4!1soPszreUSJ8MXHH_vcBl5uA!2e0!7
i13312!8i6656; Diakses pada 18 Maret 2020.
[6] Meitharisha Fakhdiyar Hasani, Kajian Dampak Sosial Ekonomi Pengembangan
Reklamasi Pantai Untuk Kawasan Ruang Publik. Karya tulis, dikumpulkan untuk
Puslitbang Sosekling. Jakarta: Badan Litbang Pekerjaan Umum, 2020. Online di:
http://pkpt.litbang.pu.go.id/assets/files/KTI-Meitharisha_F_H_.pdf; Diakses pada
19 Maret 2020.
[7] Google Maps, Online di: https://www.google.com/maps/place/Pantai+Losari/@-5.142
5908,119.4038962,15z/data=!4m5!3m4!1s0x2dbf1d52ea30d089:0x6101a2ac09b61
0 90!8m2!3d-5.1436198!4d119.4074821; Diakses pada 20 Maret 2020.
KAJIAN DAN SEMINAR ARSITEKTUR KELAS A
NIM: 4120210019
NAMA: Sabilah Azmi Putera Herawan
KELOMPOK 4

JUDUL : Perancangan Pasar Tradisional Jatipulo Palmerah Jakarta Barat

Program Studi Arsitektur - Fakultas Teknik Universitas Pancasila


2021
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pasar merupakan area publik tempat dimana orang berkumpul untuk membeli dan
menjual barang. Dalam banyak budaya di seluruh dunia, pasar merupakan bagian penting
dari kehidupan sehari-hari, berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi dan interaksi sosial.
Ada dua jenis pasar yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Gambar 1. 1 Pasar Tradisional


(sumber: flickr.com, diunduh pada 29 Maret 2023, pk. 20:05)

Pasar tradisional adalah jenis pasar yang telah ada selama berabad-abad dan
memiliki akar budaya yang dalam di masyarakat tempat mereka beroperasi. Juga dikenal
sebagai pasar rakyat, biasanya berlangsung di ruang publik, seperti alun-alun kota, jalan
atau bangunan pasar tertutup, dan biasanya melibatkan penjualan barang dan jasa oleh
penjual, petani, pengrajin, dan pengrajin independen. Tidak seperti supermarket atau pusat
perbelanjaan modern, pasar tradisional seringkali bersifat informal, tanpa kios tetap atau
ruang khusus untuk pedagang. Alih-alih, penjual menyiapkan barang dagangan mereka di
atas meja, terpal, atau pajangan darurat, sering kali menjual produk yang mereka tanam,
besarkan, atau hasilkan sendiri.
ketika beberapa pasar tradisional di Indonesia mungkin terpelihara dengan baik dan
bersih, yang lain mungkin bermasalah dengan kebersihan dan sanitasi bahkan tertinggal
tidak terawat. Dalam beberapa kasus, vendor mungkin tidak memiliki akses ke air bersih
atau fasilitas sanitasi yang layak, yang dapat menyebabkan masalah keamanan dan
kebersihan makanan. Pasar tradisional di Indonesia kerap tidak nyaman dikunjungi karena
identik dengan tempat kotor, berbau tidak sedap, becek, dan pengap. Selain itu juga
2

menjadi tempat perkembangbiakan binatang penular penyakit, seperti kecoa, lalat dan
tikus. Informasi dari berbagai otoritas kesehatan mencatat ada lebih dari 250 jenis penyakit
ditularkan melalui makanan yang tidak aman. Pasar yang tidak sehat tentu berdampak pada
dijajakannya makanan yang tidak aman. Data tahun 2005 menunjukkan, 60% masyarakat
Indonesia memperoleh bahan pangan dan kebutuhan sehari-hari lainnya dari pasar
tradisional[1]. Selain itu, suasana pasar tradisional yang ramai dapat menyulitkan untuk
menjaga kebersihan, karena pedagang dan pelanggan dapat menghasilkan limbah dan
puing dalam jumlah besar, hal ini lah yang membuat pasar modern jauh lebih unggul.

Gambar 1. 2 Peta Jakarta barat


(sumber: id.maps-jakarta.com, diunduh pada 29 maret2023, pk. 20:15)

Jakarta Barat adalah salah satu dari lima kota administratif yang membentuk Jakarta,
ibu kota Indonesia. terletak di bagian barat kota dan merupakan rumah bagi banyak
lingkungan yang semarak, area komersial, dan atraksi budaya. Ini adalah rumah bagi
beberapa landmark dan atraksi penting seperti Museum Nasional Indonesia, Museum
Sejarah Jakarta, dan Taman Mini Indonesia Indah. Salah satu keunikan Jakarta Barat
adalah pasar tradisionalnya. Mereka adalah tujuan populer bagi penduduk lokal dan turis
dan memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan sehari-hari warga Jakarta.
3

Namun sayang, turis yang berkunjung selalu memiliki satu komplain yang sama
mengenai Pasar Tradisional di Indonesia. Turis yang datang ke Indonesia untuk
berkunjung ke Pasar Tradisionalnya tidak memiliki pengalaman yang bagus dari sisi
kebersihan dan kenyamaanan pengalaman berbelanja. Potensi risiko keselamatan dan
kesehatan kerja kedua di Pasar Siteba adalah dalam aktivitas jual beli. Jalur sempit antar
lapak pedagang bisa menjadi potensi resiko pencopetan bagi pengunjung. Potensi resiko
kedua adalah kelelahan yang dialami pengunjung akibat tidak adanya zonasi pedagang
sehingga pengunjung harus bolak-balik mencari kebutuhannya. Pedagang menyatakan
tidak ada ketegasan dari petugas pasar, ketidakdisiplinan pedagang menjadi penyebab tidak
berjalannya zonasi pedagang [2].

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan kasus pasar tradisional yang sering dijumpai di Jakarta Barat, terdapat
beberapa masalah dan potensi sebagai berikut:
- Bagaimana mewujudkan pasar tradisional yang nyaman dan aman bagi para
pengguna ?
- Bagaimana peran arsitektur dalam menciptakan pasar tradisional yang dapat
meningkatkan Kesehatan dan kesejahteraan para pengguna ?
- Bagaimana peran arsitektur mewujudkan pengalaman berbelanja yang
menenangkan ?
- Material apa saja yang dapat mewujudkan konsep pasar yang nyaman ?

1.3. TUJUAN PERANCANGAN


Berdasarkan masalah-masalah yang teridentifikasi di lokasi, tujuan dari perancangan
Pasar Tradisional di sepanjang Jalan Tomang adalah sebagai berikut:
- Menciptakan Pasar Tradisional yang layak dan nyaman bagi para pengguna.
- Menghilangkan Stigma buruk terhadap Pasar Tradisional.
- Meningkatkan popularitas Pasar Tradisional terhadap Pasar Modern.
- Membuat Pedoman berupa Konsep Pasar Tradisional yang ramah pengguna.

1.4. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari judul Perancangan Pasar Tradisional Jatipulo
Palmerah Jakarta Barat adalah berupa konsep tertulis tentang rancangan bangunan
perdagangan Pasar Tradisional yang mengintegrasikan desain Biophilia. Perancangan akan
berfokus menggabungkan elemen alami ke dalam lingkungan binaan, seperti cahaya alami,
tanaman, dan fitur air, untuk menciptakan ruang hidup atau kerja yang lebih nyaman dan
4

sehat. Konsep desain akan menentukan bentuk fasade bangunan hingga material bangunan
nantinya. Konsep tertulis ini juga dilengkapi dengan peta-peta, gambar-gambar dan sketsa-
sketsa, serta bagan-bagan atau diagram yang mendukung proses perancangan penataan
kawasan ini di tahap Studio Tugas Akhir.

1.5. BATASAN PERANCANGAN

1.5.1. Batasan Substansi


Batasan substansi dalam Perancangan Pasar Tradisional Jatipulo Palmerah Jakarta
Barat adalah rancangan konsep bangunan yang mendukung faktor – faktor desain Biophilia
agar menjadi bangunan pasar yang baik dan nyaman bagi para pengguna, seperti pola
sirkulasi, zona-zona aktivitas dan pedagang, pengaplikasian cahaya alami, sanitasi yang
terintegrasi dengan pengguna bangunan, dan tersedianya ruang bagi aktivitas-aktivitas
tempat interaksi antar pengguna bangunan. Selain itu juga dibahas aspek-aspek terkait
pembahasan material yang dapat mendukung ketenangan penggunan bangunan, tata letak
zoning pedagang, sehingga bangunan pasar tradisional Jatipulo Palmerah Jakarta Barat
dapat berfungsi sebagai Pasar Tradisional yang baik, aman, dan nyaman bagi masyarakat
sekitar wilayah Jatipulo, Palmerah

1.5.2. Batasan Area Perancangan


Area perancangan Pasar Tradisional Jatipulo Palmerah Jakarta Barat berada di
lingkungan Jalan Tomang Raya Kota Jakarta Barat, dengan luas 3.05 hektar. Tapak
terhubung oleh Jalan Utama yaitu Jalan Tomang Raya dengan Jalan Letjen S. Parman.
Gambaran lokasi dan situasi visual area perancangan dapat dilihat dalam peta pada Gambar
1. 3.

Gambar 1. 3 Gambaran Visual Tapak


(sumber: googlemaps.com)
5

Situasi visual pada area perancangan menggambarkan bahwa kawasan ini terbilang
strategis untuk diletakan Kawasan perdagangan. Tapak memiliki Sub-Zonasi K-2
(Perdangangan dan Jasa) dengan bentuk tapak linear yang memanjang lurus dari Barat
Laut ke tenggara.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. JUDUL PERANCANGAN


2.1.1 Definisi Pasar
Menurut KBBI, Pasar merupakan tempat orang berjual beli, tempat penjual yang
ingin menukar barang atau jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar uang
dengan barang atau jasa [3]. Menurut UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, pasar
merupakan Pasar adalah lembaga ekonomi tempat bertemunya pembeli dan penjual, baik
secara langsung maupun tidak langsung, untuk melakukan transaksi Perdagangan[4]. Pasar
Rakyat merupakan tempat usaha yang ditata, dibangun, dan dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, swasta, Badan Usaha Milik Negara, dan/atau Badan Usaha Milik
Daerah dapat berupa toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil
dan menengah, swadaya masyarakat, atau koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah
dengan proses jual beli barang melalui tawar-menawar [4].

2.1.2 Klasifikasi Pasar Rakyat


Purwarupa Pasar Rakyat pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
merupakan Pasar Rakyat yang diklasifikasikan atas 4 (empat) tipe Pasar Rakyat yang
terdiri atas [5]:
a. Pasar Rakyat tipe A dengan kriteria:
1. beroperasi setiap hari;
2. memiliki jumlah pedagang paling sedikit 400 (empat ratus) orang;
3. memiliki luas lahan paling sedikit 5.000 m2 (lima ribu meter persegi).
b. Pasar Rakyat tipe B dengan kriteria:
1. beroperasi paling sedikit 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) pekan;
2. memiliki jumlah pedagang paling sedikit 275 (dua ratus tujuh puluh lima)
orang; dan
3. memiliki luas lahan paling sedikit 4.000 m2 (empat ribu meter persegi).
c. Pasar Rakyat tipe C dengan kriteria:
1. beroperasi paling sedikit 2 (dua) kali dalaml (satu) pekan;
2. memiliki jumlah pedagang paling sedikit 200 (dua ratus) orang; dan
3. memiliki luas lahan paling sedikit 3.000 m2 (tiga ribu meter persegi).
d. Pasar Rakyat tipe D dengan kriteria:
1. beroperasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) pekan;
7

2. memiliki jumlah pedagang paling sedikit 100 (seratus) orang; dan


3. memiliki luas lahan paling sedikit 2.000 m2 (dua ribu meter persegi).

2.1.3 Elemen Pasar Tradisional


Elemen yang ada pada pasar tradisional menurut Perda no. 6 Tahun 2016 tentang
Penataan dan Pengelolaan Pasar adalah sebagai berikut [6]:

a. Kios atau toko adalah tempat melakukan kegiatan dagang keperluan penjual dan
konsumen di pasar.
b. Los adalah banguann tetap yang berada di dalam lingkungan pasar, berbentuk
memanjang tanpa dinding.
c. Bedak adalah bangunan di lingkungan pasar yang beratap, antara satu bedak
dengan yang lain terpisah dinding mulai dari lantai sampai plafond yang
dipergunakan untuk usaha dagang.
d. Pelataran adalah suatu tempat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah yang
bersifat terbuka, seperti halaman, jalan, gang dan lain lain di dalam lingkungan
pasar atau pada tempat tertentu diluar kawasan pasar yang dipergunakan untuk
memasarkan dagangan.
e. Pedagang adalah perorangan atau badan usaha yang melakukan kegiatan dagang
secara terus menerusa dengan tujuan memperoleh keuntungan.
f. Pedagang tidak tetap adalah seseorang yang melakukan kegiatan perdagangan
tetapi tidak memiliki tempat yang tetap, sehingga memasarkan barang atau jasanya
pada tempat seperti pelataran, jalan, gang, dan lain lain dalam lingkungan pasar.
Contohnya adalah PKL atau Pedagang Kaki Lima.

2.1.4 Fasilitas dan Sarana Pendukung Pasar Tradisional


Fasilitas bangunan dan tata letak pasar menurut Peraturan Menteri no.20 tahun
2012 [7] antara lain :

a. Petak atau blok dengan akses jalan pengunjung ke segala arah;


b. Bangunan toko/kios/los dibuat dengan ukuran standar ruang tertentu;
c. Pencahayaan dan sirkulasi udara yang cukup;
d. Penataan toko/kios/los berdasarkan jenis barang dagangan; dan
e. Bentuk bangunan pasar tradisional selaras dengan karakteristik budaya daerah.

Sarana pendukung menurut Peraturan Menteri no.20 tahun 2012 antara lain :
8

a. Areal parkir;
b. Kantor pengelola;
c. Tempat pembuangan sampah sementara/sarana pengelolaan sampah;
d. Air bersih;
e. Tempat ibadah;
f. Sanitasi/drainase;
g. Pos keamanan;
h. Toilet umum;
i. Hidran dan fasilitas pemadam kebakaran;
j. Tempat pengelolaan limbah/Instalasi Pengelolaan Air Limbah;
k. Penteraan;
l. Sarana komunikasi; dan
m. Area bongkar muat dagangan.

2.1.5 Tinjauan Standar Pasar Tradisional


2.1.5.1 Persyaratan Umum
Persyaratan umum operasional pasar yang ada di SNI-8152-2015 tentang Pasar
Tradisional [8] menyebutkan bahwa keamanan dan kenyamanan yang ada di pasar rakyat
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Penataan sirkulasi yang memudahkan pengunjung dapat bergerak dengan leluasa.


b. Bahan bangunan hendaknya berupa bahan yang memudahkan perawatan.

2.1.5.2 Persyaratan Teknis


Persyaratan teknis menurut SNI-8152-2015 tentang Pasar Tradisional [8] secara
umum menyebutkan:

a. Ruang Dagang Ruang dagang terdiri atas toko/kios, los dan jongko/konter/pelataran
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Toko/kios dibuat tidak menutupi arah angin.
2. Los harus dibuat modular.
3. Jongko/konter/pelataran berada pada area yang sudah ditentukan yang tidak
mengganggu akses keluar masuk pasar dan tidak menutupi pandangan toko/kios atau
los
b. Aksesibilitas dan zonasi Aksesibilitas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
9

1. Seluruh fasilitas harus bisa diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang, termasuk
penyandang cacat, dan lansia.
2. Akses kendaraan bongkar muat barang, harus berada di lokasi yang tidak
menimbulkan kemacetan.
3. Pintu masuk dan sirkulasi harus disediakan untuk menjamin ketercapaian semua
fasilitas di dalam pasar, baik ruang dagang maupun fasilitas umum, termasuk untuk
menanggulangi bahaya kebakaran.

Penataan zonasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Dikelompokkan secara terpisah untuk bahan pangan basah, bahan pangan kering,
siap saji, non pangan, dan tempat pemotongan unggas hidup.
2. Memiliki jalur yang mudah diakses untuk seluruh konsumen dan tidak
menimbulkan penumpukan orang pada satu lokasi tertentu.
3. Tersedia papan nama yang menunjukkan keterangan lokasi zonasi.
Koridor/gangway harus dapat memberikan kemudahan untuk sirkulasi pedagang
dan pembeli, termasuk penyandang cacat, dalam melakukan kegiatan transaksi dan
keluar masuk barang dari area bongkar muat ke toko/kios, los, maupun
jongko/konter/pelataran.

2.1.6 Standar Sirkulasi Pasar Tradisional


Gambar 2.1 – Gambar 2.6 menunjukkan berbagai standar dimensi tubuh, sirkulasi,
dan perabot yang berkaitan dengan standar perabot dan dimensi manusia umtuk menunjang
keberadaan pasar tradisional sebagai ruang publik.:

Gambar 2. 1 Standar Dimensional Tubuh


(sumber: panero, diunduh pada 6 April 2023, pk. 10:56)
10

Gambar 2. 2 Standar Sirkulasi


(sumber: panero, diunduh pada 6 April 2023, pk. 10:56)

Gambar 2. 3 Display kios


(sumber: panero, diunduh pada 6 April 2023, pk. 10:56)

Gambar 2.4 Standar Trolley.


(sumber: Neufert, diunduh pada 6 April 2023, pk. 10:59)
11

Gambar 2.5 Standar Display Los.


(sumber: Panero, diunduh pada 6 April 2023, pk. 10:59)

Gambar 2.6 Standar Sirkulasi Display Los.


(sumber: Panero, diunduh pada 6 April 2023, pk. 10:59)

2.2. TEMA PERANCANGAN

Tema yang akan digunakan pada Perancangan Pasar Tradisional Jatipulo Palmerah
Jakarta Barat ini adalah desain biophilia. Desain biofilia merupakan sebuah pendekatan
desain arsitektur dan interior yang mencoba memasukkan unsur natural ke dalam
lingkungan yang dirancang. Istilah "biophilia" mengacu pada hubungan bawaan manusia
dengan alam. desain biophilia bertujuan untuk menciptakan ruang yang meningkatkan
kesejahteraan fisik dan emosional dengan membawa elemen alam ke dalam ruang.

Pendekatan desain ini dapat dicapai melalui berbagai teknik, seperti


menggabungkan material alami seperti kayu dan batu, menggabungkan fitur air atau
tanaman hidup, memaksimalkan cahaya alami dan pemandangan luar ruangan, serta
12

memasukkan pola dan bentuk alami dalam elemen desain. Desain biofilik dapat digunakan
di berbagai tempat, termasuk rumah, kantor, dan ruang publik, dan telah terbukti memiliki
banyak manfaat, termasuk peningkatan produktivitas, perbaikan suasana hati, dan
penurunan tingkat stres.

2.2.1. Desain Biophilia


2.2.1.1 Pengertian Desain Biophilia
Menurut Edward Wilson, istilah "biophilia" telah diadopsi di bidang ilmu saraf,
arsitektur, dan semuanya berkaitan dengan kerinduan untuk (kembali) terhubung dengan
alam dan unsur alam. Biophilia dalam arsitektur telah menjadi bagian intuitif dari proses
desain arsitektur, tepatnya dari desain produk hingga struktur hingga lansekap [9]. desain
biofilik memungkinkan peningkatan kenyamanan dan kinerja orang-orang yang menempati
ruang melalui penyertaan elemen alami dalam ruang yang dibangun, seperti cahaya, air,
atau tanaman non-artifisial [10]. Menurut temuan Wilson, manusia cenderung tinggal atau
bekerja di tempat-tempat dengan karakteristik spasial tertentu: posisi yang lebih tinggi
dengan pemandangan luas, kedekatan dengan ruang hijau besar yang dihiasi pepohonan,
keberadaan saluran air atau saluran air di dekatnya [10].

2.2.1.2 Desain Biophilia dan Arsitetektur Keberlanjutan


Berbagai tantangan arsitektur berkelanjutan diidentifikasi untuk mencerminkan
tujuan desain yang berbeda, dan manfaat dari desain biofilik ditinjau untuk diselidiki
elemen desain yang efektif Dalam membandingkan berbagai tantangan, korelasi antara
elemen desain biofilik dan tujuan berkelanjutan dari arsitektur [11]. Sejak tahun 1990-an,
konsep keberlanjutan sudah banyak dibahas dan dieksplorasi dalam ranah arsitektur.
Menghadapi berbagai krisis lingkungan seperti sumber daya kelangkaan, perubahan iklim,
dan sindrom “Sick Building” [12], memiliki pendekatan keberlanjutan yang berbeda telah
banyak dieksplorasi, mulai dari penerapan energi dan strategi yang efisien, berteknologi
tinggi, berteknologi rendah, dan juga Arsitektur vernacular (analogi dengan alam dan
sistem alam untuk inspirasi desain. keprihatinan ini dan pendekatan desain menentang
klasifikasi sederhana dari arsitektur yang dapat dipertahankan.

2.2.1.3 Kerangka Desain Biophilia


Studi ini memperkenalkan kerangka desain biofilia yang dioptimalkan untuk
mendukung integrasi 'alam' ke dalam arsitektural dalam mengejar keberlanjutan. Kerangka
terdiri dari tiga pendekatan desain penting dan mencakup delapan belas elemen kunci.
13

Gambar 2.7 Kerangka dasar Desain Biophilia


(sumber: Weijie Zhong, Torsten Schroder, Julietter Bekkering diunduh pada 6 April 2023, pk.
12:29)

2.2.1.3 Tujuan dan Manfaat Desain Biophilia


Studi ini memperkenalkan kerangka desain biofilia yang dioptimalkan untuk
mendukung integrasi 'alam' ke dalam arsitektural dalam mengejar keberlanjutan. Kerangka
terdiri dari tiga pendekatan desain penting dan mencakup delapan belas elemen kunci.

2.3. STUDI PRESEDEN


Jumlah studi preseden atau studi banding adalam sekurang-kurangnya 2 (dua)
contoh. Contoh yang Anda ajukan dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Namun Anda wajib menyajikan minimal satu contoh dari dalam negeri. Pilihlah contoh
yang paling sesuai dengan rencana Anda dalam studi prerseden.
Studi preseden merupakan tahap penting bagi mahasiswa bahkan arsitek
profesional dalam proses perencanaan dan perancangan arsitektur. Clark dan Pause [5]
dalam bukunya yang berjudul Precedents in Architecture, mengatakan “…precedents in
architecture provides a vocabulary for architectural analysis that helps architects
understand the works of others and aids in creating original ideas. Whether a novice or
professional, this work enriches the readers’s design vocabulary”.
Studi preseden dilakukan sekurang-kurangnya terhadap 2 contoh karya arsitektur
yang sejenis, baik jenis bangunan atau kawasan, lokasi tapak atau lokasi kawasan, dan
tema rancangan. Studi preseden menampilkan: 1) nama karya arsitektur, 2) nama arsitek,
3) lokasi, 4) data-data luas bangunan dan tapak, 5) gambar rencana tapak (site plan), 6)
14

denah, 7) gambar tampak, 8) gambar potongan, 9) gambar detail (jika dibutuhkan misalnya
untuk menjelaskan preseden detail struktur atau tema perancangan tertentu), dan 10)
beberapa gambar perspektif eksterior dan suasana interior yang mengungkapkan
bagaimana tema perancangan dalam karya preseden tersebut.
Hal terpenting dalam studi preseden adalah memahami bagaimana sang arsitek
mewujudkan gagasan tema rancangannya terhadap karya arsitekturnya. Studi preseden
juga dilakukan untuk belajar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai hal
terkait perancangan karya arsitektur yang menjadi preseden, antara lain: bagaimana
pemrograman organisasi ruang tapak dan denahnya sebagai bangunan berfungsi campuran
(mixed use); bagaimana bentuk massa dan tampak bangunannya menampilkan gaya
arsitektur tertentu; bagaimana strukturnya atau mekanikal elektrikalnya menampilkan tema
bangunan hijau; bagaimana suasana yang diciptakan secara eksterior dan interior
menampilkan tema placemaking. Studi preseden diakhiri dengan membuat simpulan hal-
hal apa dari studi preseden yag menjadi pembelajaran atau dapat diterapkan dalam
rancangan tugas akhir.
Pada studi preseden kawasan, Anda mungkin tidak tahu nama Arsitek atau tim ahli
perancang kawasan tersebut. Jika Anda tidak mengetahui siapa perancanganya tidak perlu
khawatir. Pada prinsipnya jelaskan saja hal-hal positif atau keistimewaan yang ada pada
kawasan tersebut, sehingga membuat kawasan tersebut layak dijadikan contoh dalam studi
preseden. Contoh menyusun studi preseden dapat dilihat dalam point Sub-sub Bab 2.3.1.
berikut ini:

2.3.1. Studi Preseden Kawasan Pantai Losari Makassar (Ini Hanya Contoh)

Makassar adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar merupakan kota
besar yang terletak di tepi pantai. Kawasan pantai Losari merupakan ruang kota yang
cantik dengan deretan pertokoan, hotel dan permukiman penduduk yang menghadap laut.
Tidak jauh dari pantai terdapat area perdagangan pusat belanja oleh-oleh Sulawesi Selatan.
Banyak warga kota dan wisatawan yang mengunjungi area tepi pantai dan area tempat
belajna oleh-oleh. Area belanja oleh-oleh terletak di Jalan Somba Opu.
15

Gambar 2
Gambaran Suasana Pantai Losari Kota Makassar
Sumber gambar: [6] Dinas Kebudayaan Sulawesi Selatan; [7] Google Maps, 2020.

Kawasan pantai Losari Makassar merupakan kawasan pantai yang berada di pusat
kegiatan kota Makassar dan telah ditata dengan baik. Salah satu elemen penting kawasan
ini adalah ruang publik Pantai Losari. Dalam suatu Kajian Kementrian Pekerjaan Umum
[7] pembangunan ruang publik pantai Losari dilakukan kebutuhan ruang publik bagi
masyarakat di area pesisir kota Makassar. Ruang publik pantai Losari dibangun dengan
tiga buah anjungan dan menghasilkan ruang publik yang nyaman. Ruang publik pantai
Losari merupakan sebagian dari kawasan Pantai Losari. Secara keseluruhan kawasan
pantai Losari memiliki luas … … … hektar, yang meliputi … … dst dst … … kalimat
anda sendiri … … … Batas kawasan pantai Losari dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3
Batas Kawasan Studi Preseden Kawasan Pantai Losari Makassar
Sumber gambar: [8] Google Maps, 2020.
16

DAFTAR PUSTAKA
[1] “Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.”
https://www.kemkes.go.id/article/view/1657/pasar-sehat-upaya-cegah-penularan-
penyakit.html (diakses 30 Maret 2023).

[2] A. Gusti dan F. Fitriyani, “Safety and health risk assessment of a traditional Indonesian
market,” Public Health of Indonesia, vol. 8, no. 3, hlm. 82–88, Sep 2022, doi:
10.36685/phi.v8i3.604.

[3] “Arti kata pasar - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.” https://kbbi.web.id/pasar
(diakses 31 Maret 2023).

[4] “UU Nomor 07 Tahun 2014”

[5] “PERMENDAG NOMOR 21 TAHUN 2021”.

[6] PERDA-NOMOR-6-TAHUN-2016-TTG-PENGELOLAAN-PASAR-TRADISIONAL.

[7] “SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM
NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012.”

[8] “Berkenalan dengan SNI Pasar Rakyat.”


https://disperindag.sumbarprov.go.id/details/news/9199 (diakses 6 April 2023).

[9] “Biophilia in Architecture :Biophilia in Architectural Design - RTF.” https://www.re-


thinkingthefuture.com/2021/07/13/a4565-biophilia-in-architectural-design/ (diakses 6
April 2023).

[10] “What is biophilic architecture and how it works - Domus.”


https://www.domusweb.it/en/sustainable-cities/2022/12/06/what-is-biophilic-
architecture-and-how-it-works.html (diakses 6 April 2023).

[11] W. Zhong, T. Schröder, dan J. Bekkering, “Biophilic design in architecture and its
contributions to health, well-being, and sustainability: A critical review,” Frontiers of
Architectural Research, vol. 11, no. 1, hlm. 114–141, Feb 2022, doi:
10.1016/J.FOAR.2021.07.006.

[12] “Sustainable Architectures: Cultures and Natures in Europe and North America - Google
Books.”
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=4oCTAgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR7&ots=M
TRbCqMqhP&sig=23NzEeJWXkcTYSfHoDisSce_saE&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
(diakses 6 April 2023).

Anda mungkin juga menyukai