Anda di halaman 1dari 135

PERNCANAAN DAN PERANCANGAN MEGAHRIA MALL

ELEKTRONIK DAN FASHION DI KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tahun 2018 Kota Palembang memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik,
yaitu sebesar 5,7 % melebihi pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan
(Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan). Hal ini tidak lepas dari
kemajuan yang diperoleh oleh sektor perdagangan dan jasa yang ada di kota
Palembang. Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat akan berdampak pada
meningkatnya daya beli, peningkatan daya beli masyarakat biasanya dipicu oleh
makin tingginya pendapatan ang diperoleh dari penghasilan suatu kelompok
masyarakat. Tingginya daya beli ini mendorong munculnya pusat- pusat
perbelanjaan, sebagai sarana berlangsungnya transaksi antara penjual dan pembeli.
Kehadiran pusat-pusat perbelanjaan dikota-kota besar merupakan salah satu
indicator pertumbuhan ekonomi.

Salah satu komoditi yang memiliki nilai konsumsi tinggi di kalangan


masyarakat adalah produk elektronik. Impor produk elektronik meningkat tajam
dalam lima tahun terakhir dengan rata-rata mencapai 59,31% per tahun
(http://www.kemenperin.go.id). Dari data data tersebut menunjukan pertumbuhan
konsumen produk elektronik terus bertambah, hal tersebut berkaitan dengan
munculnya sentra- sentra penjual produk elektronik di Kota Palembang.

Salah satunya di pusat kota Palembang yaitu berada di kawasan Jl.Kol Atmo
dan Jl.Rustam Efendi. Banyak toko yang menjual alat elektronik dimulai dari
produk elektronik hingga kebutuhan personal seperti; handphone & tablet. Mall
Elektronik yang dirancang dalam bangunan selain berfungsi mengangkat image
area dalam kawasan sebagai tempat penjualan elektronik di Palembang juga
sebagai pendukung fungsi penjualan elektronik yang ada di lingkungan sekitar
dengan adanya fungsi informasi, promosi/pameran, dan fungsi hiburan dalam mall
elektronik yang dirancang.

Selain sebagai pasar yang banyak menjual produck elektronik, kawasan di


sepanjang Jl.Kol atmo juga banyak menjual pakaian dan fashion, megahria
department store merupakan salah satu pusat perbenlanjaan yang menjual
berbagai
Abdul Halim Mahmud (03061181419019) 1
jenis pakaian dan fashion dengan berbagai ritel dan produsen yang tergabung di
dalamnya. Megahria bukan hanya menjadi magnet bagi para konsumen yang ingin
membeli pakaian danfashion dengan harga yang murah, namun juga bagi para
pedagang yang memanfaatkan ramainya pengunjung kawasan megahria
department tersebut, dengan berjualan di bahu jalan, bahkan tidak jarang mereka
berjualan hingga badan jalan, hal tersebut berdampak pada terhambatnya arus lalu
lintas yang bermula dari Jl.Kolonel Atmo dan bermuara di Jl.Rustam Efendi.

Kawasan megahria yang merupakan pusat perdagangan di kota Palembang.


Selain itu kawasan ini juga merupakan kawasan bisnis dan perdagangan yang
menjadi pusat perdagangan di kota palembang. Dengan fungsinya sebagai
kawasan perdagangan membuat Penggunaan parkir pada kawasan bisnis dan
perdagangan pada kawasan megahria dengan sistemon street parking sangat
mengganggu kelancaran lalu lintas di sekitarnya dan terkesan sesak dan semrawut.
Dengan berkurangnya lahan parkir, tentu hal ini mengurangi kualitas kawasan
perdagangan dimana pengunjung akan menurun karena terbatasnya lahan parkir
untuk memarkirkan kendaraannya.

Karena lahan parkir dibadan jalan tidak begitu luas seperti di dalamg
gedung, pengguna parkir pun harus saling bergantian dengan pengguna parkir
yang lainnya. Pada saat pergantian kendaraan (manuver) tersebut terjadilah
pemadatan lalulintas. Maka dari itu penggunaan parkir on street sebaiknya
dialihkan ke off street parking agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas di
Jl.Rustam Efendi.

Sehingga bangunan mall elektronik yang didesain dapat menunjang dan


memperkuat fungsi kawasan perdagangan dan jasa di pusat kota Palembang
dengan fungsi tambahan fasilitas parkir publik untuk mengakomodasi kegiatan
komersial. Penyediaan megahria mall elektronik dan fahsion pembangkit area
komersil penjualan elektronik dan fashion di kawasan perdagangan kota
Palembang. Mall elektornik dan fashion yang dirancang terbentuk dari kebutuhan
kawasan pusat kota sehingga memiliki keterkaitan dengan kawasan. Bangunan
yang akan dirancang harus memiliki keterkaitan dengan kawasan tempatnya
berada dalam hal ini pusat kota Palembang, memiliki aktifitas dan fungsi sebagai
mall elektronik yang sesuai dengan konteks lingkungannya agar dalam
pelaksanaanya dapat menunjang
pembentukan kawasan yang dikendalikan perancangannya sesuai dengan skenario
pembangunan yang telah direncanakan

I.2 Masalah Perancangan


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan tipe pusat perbelanjaan Megahria berdasarkan


potensi yang dimiliki kawasan ?
2. Bagaimana merumuskan Megahria sebagai mall elektronik dan fashion
dengan zonasi dan fasilitas serta tipologi retail yang mewadahi aktivitas
didalamnya ?
3. Bagaimana menentukan kebutuhan ruang , pola serta luasan ruang
megahria mall elektronik dan fashion?
4. Bagaimana menentukan tema arsitektural berdasarkan permasalahan
kawasan ?

I.3 Tujuan dan Sasaran


A. Tujuan
Tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :
1. Merancang mall elektronik dan fashion yang berada di pusat kota dan
memiliki keterkaitan dengan lingkup kawasan sekitar sehingga
menunjang kawasan bisnis dan perdagangan.
2. Merancangan mall elektronik dan fashion dengan tipologi,pola dan
luasan yang sesuai dengan kebutuhan bangunan.
3. Merancang megahria mall elektronik dan fashion dengan fasilita public
sehingga menunjang fungsi kawasan bisnis perdagangan kawasan.
4. Merancang megahria mall elektronik dan fashion dengan tema
arsitektur modern kontekstual

B. Sasaran
Merancang bangunan mall yang terintegrasi dengan fasilitas public yang
menunjang kawasan sehinga dapat mewadahi semua aktivitas jual beli elektronik
dan fashion.
I.4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini yaitu identifikasi
permasalahan perancangan bangunan ini secara fisik meliputi :
1. Berbagai teori dan tinjauan. Tinjauan tersebut terdiri dari tinjauan
fungsional, tinjauan kontekstual / lokasi perancangan, tinjauan bangunan
dari segi arsitektural, serta tinjauan struktur dan utilitas yang digunakan.
2. Studi dari perancangan yang sejenis, yang dapat dipelajari dan diterapkan
dalam perancangan.
3. Kajian tentang pendekatan perancangan yang digunakan.

I.5 Sistematika Pembahasan


BAB I PENDAHULUAN

Berisi Memberikan informasi dan menguraikan secara umum mengenai latar


belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup,
serta sistematika pembahasan dalam penulisan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan pustaka mengenai data dan informasi, batasan dan


pemahaman proyek, pedoman/standar/ketentuan, studi preseden, serta tinjauan
fungsional dan data lapangan yang digunakan dalam Perencanaan dan
Perancangan Megahria Mall Elektronik & Fashion

BAB III METODE PERANCANGAN

Berisi Uraian tentang dasar atau tema perancangan yang berisikan dasar
teori untuk mengatasi permasalahan atau tema perancangan yang digunakan.
Selain itu terdapat pula uraian tentang pendalaman dan penerapan metode
perancangan terhadap obyek perancangan.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi analisa terhadap objek perancangan yaitu Megahria Mall Elektronik. Dan
Fashion
BAB V SINTESIS DAN KONSEP PERANCANGAN

Berisi sintesa dan menjelaskan konsep dasar. Selain itu juga membahas
tentang konsep perancangan. Pada konsep perancangan membahas mengenai
konsep perancangan tapak. Konsep perancangan arsitektur. Konsep perancangan
struktur. Konsep perancangan utilitas yang dapat ditransformasikan ke dalam
bentuk disain. Selain itu dilengkapi dengan daftar pustaka yang berisi mengenai
sumber buku, jurnal, tesis, disertasi, web (bukan blog) serta terdapat pula
lampiran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pemahaman Proyek


2.1.1. Definisi dan pemahaman proyek
A. Pengertian
Untuk memahami pengertian Perencanaan dan Perancangan Megahria Mall
Elektronik dan Fashion, perlu dilakukan tinjauan secara etimologi dengan
percobaan mencari definisi kata-kata pennyusun kalimat tersebut. Berikut definisi
per-kata yang dihimpun dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online/dalam
Jaringan).
1. Perancangan dan Perancangan
Perancangan adalah sarana untuk mentransformasikan persepsi-
persepsi mengenai kondisi lingkungan ke daam rencana yang dapat
dilaksanakan dengan teratur, (1974). Perencanaan dapat juga diartikan
suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan mengambil suatu
tindakan yang jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang mempunyai
kenyataan fisik. Dalam bidang teknik ,hal ini masih menyangkut suatu
proses dimana prinsip-prinsip ilmiah dan alat-alat teknik yang dipakai
dalam menghasilkan suatu rancangan yang kalau dilaksanakan akan
memenuhi kebutuhan manusia. (Zainun, 1999).

2. Mall
Merupakan pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa
department store besar sebagai daya Tarik dan retail-retail kecil dengan
tipologi toko menghadap ke koridor mall. Maitlan, (1987)

3. Elektronik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Alat Elektronik
adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika, hal atau benda
yang menggunakan alat-alat yang dibentuk atau bekerja atas dasar
elektronika.

4. Tekstil
Merupakan kain yang diperoleh dengan memintal, menenun, merajut,
menganyam, atau membuat jala benang yang diperoleh dari berbagai serat.
Dari segi bahasa, kata Tekstil berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu
texere yang berarti menenun.

Dari definisi kata-kata diatas, dapat disimpulkan bahwa Megahria Mall


Elektronik dan Tekstil merupakan bangunan pusat perbelanjaan barang elektronik
dan tekstil yang berintikan beberapa department store sebagai daya Tarik dan
beberapa retail-retail kecil dengan tipologi toko menghadap ke koridor mall.

Perencanaan dan perancangan Megahria Mall Elektronik dan Tekstil di kota


Palembang merupakan sebuah pemikiran untuk mengembangkan Megahria
Departmen Store menjadi pusat perbelanjaan elektronik dan tekstil yang memiliki
fasilitas public sebagai penunjang dan sarana integrasi kawasan, hal tersebut
berdasarkan bahwa Megahria pada saat ini merupakan salah satu pusat
perbelanjaan tekstil dengan pengunjung terbanyak di kota Palembang dan berada
pada kawasan bisnis dan perdagangan yang didominasi oleh penjualan elektronik
dan tekstil.

B. Mall
Mall dapat disamakan dengan shopping center,sehingga dalam berbagai
sumber literature klasifikasi mall sama dengan klasifikasi shopping
center.Berdasarkan beberapa sumber maka klasifikasi mall dalam ruang lingkup
shopping center adalah sebagai berikut
a. Dilihat dari Jenis Barang yang di Jual
Beddington (1982) mengemukakan empat (4) jenis pusat perbelanjaan
berdasarkan barang yang di jual,yaitu :
1. Demand (permintaan),yaitu yang menjual barang-barang untuk
kebutuhan dalam kehidupan sehar-hari
2. Semi Demand (setengah permintaan),yaitu yang menjual barang-
barang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
3. Implus (barang yang menarik),yaitu yang menjual barang-barang
mewah yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk
membelinya.
4. Drugery,yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti
sabun,parfum dan lain-lain.

b. Dilihar dari Luas Areal Pelayanan


Marlina (2008) menyebutkan bahwa berdasarkan jangkuan
pelayanannya,dalam hal ini adalah luas wilayah ,maka mall dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
1. Regional Shopping Centers dengan luas arel antara 17.870-92.900 m2
dengan skala pelayanan antara 150.000-400.000 penduduk
2. Community Shopping Center dengan luas areal antara 9.920-23.225
m2 dengan jangkuan pelayanan antara 40.000-150.000 penduduk
3. Neighbourhood Shopping Center dengan luas areal antara 2.720-9.290
m2 jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000 penduduk.
c. Berdasarkan Sistem Transaksi dan Penjualan
Menurut Marlina (2008:217) dijelaskan bahwa berdasarkan sistem
transaksinya,sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Toko Grosir, yaitu took yang menjual barang dalam partai
besar,barang- barang tersebut biasanya disimpan digudang atau
ditempat lain,sedangkan yang ada dipajang hanya contohnya
2. Toko Eceran, yaitu toko yang menjual barang dalam partai kecil atau
persatuan barang.Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena
tingkat variasi barangnya yang tinggi
Berdasarkan sumber ini,maka toko eceran membutuhkan dispay area yang
besar dan dropping area yang kecil,sementara took grosser sebaliknya,untuk mall
akan lebih baik jika menggunakan sistem eceran apabila pengunjung yang
ditargetkan adalah konsumen langsung dari barang yang dijual.
b. Berdasarkan Unsur Lokasi
Menurut Marlina (2008:217) berdasarkan unsur lokasinya, pusat
perbelanjaan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Pasar(market)
2. Shopping street
3. Shopping precint
4. Shopping Center
5. Departement store
6. Supermarket
7. Superstore
8. Hypermarket
9. Shopping mall
10. Town Square
Mall merupakan salah satu jenis pusat perbelanjaan yang memiliki ciri khas
dan masih berkembang hingga saat ini,mall memiliki ciri khas yang membedakan
dengan pusat perbelanjaan lain yaitu tersedianya jalur mall dan plaza yang
menghubungkan dua atau lebih pusat keramaian (generator).

1. Faktor Pengembangan Mall


Terdapat beberapa variable yang menentukan tingkat kesuksesan sebuah
mall,kesuksesan tidak ditentukan oleh salah satu factor,namun faktor-faktor ini
merupakan satu rangkaian yang saling memempengaruhi Franssiscus
(2010).Berikut ini faktor-faktornya :
a. Lokasi
Lokasi adalah faktor pertama dan kunci untuk pembangunan mall.Lokasi
yang baik harus dekat dengan wilayah populasi dan tangkapan baik kawasan
permukiman,kawasan perkantoran atau industry.serta harus dapat dijangkau
dengan saran transportasi publik dan memiliki kesesuaian dengan jenis usaha.
b. Visabilitas
Visabilitas yang berarti posisi mall (shopping center) harus mudah dan
dapat dilihat oleh siapa saja.Idealnya harus tampak jelas dari arus lalu lintas
kendaraan dan pejalan kaki.
c. Kemudahan akses
Mall yang terakses dengan jalan raya utama akan mendapatkan manfaat
yang lebih tinggi karena volume kendaraan dan arus lalu lntas yang berkaitan
dengan jumlah pengunjung.
d. Luas
Luas sebuah pusat perbelanjaan biasanya berpatokan pada luas kotor
seluruh area lantai (gross floor area).Luas kotor adalah jumlah total dari
seluruh area lantai yang dibangun di dalam bangunan.

e. Penyewa Utama
Penyewa utama merupakan ritel besar,punya nama besar dan menjadi
magnet untuk bangunan ini.Kehadirannya bsa menjadi daya Tarik untuk
peritel kecil agar mau menyewa ruangan di mall.
f. Perencanaan dan Desain Ruang
Perencanaan tata ruang dan desain penting diperhatikan,karena
menyangkut optimalisasi imbal hasil investasi serta memenuhi kebutuhan
operasional penyewa.
g. Keseimbangan Penyewa
Perlu diperhatikan keseimbangan penyewa dengan tujuan untuk
menciptakan kemudahan berbelanja,menciptakan efek sinergi dan
menyediakan pengalaman berbelanja yang beragam bagi pengunjung.
h. Citra,Pemasaran dan Manajemen
Strategi pembinaan citra sangat membantu diferensiasi pusat perbelanjaan
dan mebedakan pusat perbelanjaan yang sukses daengan para pesaingnya.
i. Berorientasi Layanan Pelanggan
Dalam mall harus dipahami siapa pelanggannya,dari mana asal
pelanggannya dan apa yang diinginkan pelanggan dan yang menarik
minatnya. Berdasarkan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa pemilihan
lokasi harus menjadi perimbangan yang vital dalam pengembangan
mall.Sementara dalam pemilihan lokasi yang strategis akan memiliki
kekurangan dalam hal
luas lahan yang tersedia.

2. Tipologi dan Jenis Mall


Menurut Wijayanti,dkk (2014:384) terdapat 4 jenis mall,sebagai berikut :
A. Neighbourhood Center
Merupakan deret yang berbentuk linear, sejajar dengan jalan raya,
dengan parkir diantara jalan raya dan fasade took. Neighbourhood
Center
berkembang menjadi satu unit pertokoan berbentuk minimall malll,
dengan fasilitas antara lain: food market, bakery, drugstore, stationery
store, restaurant, barbe shop, beauty parlor, laundry dan dry
cleaning hardware service station.
B. Intermediate atau Communiy-Sized Center
Transit malll atau dikembangkan lalu lintas mobil pribadi dan trek
ke jalan lain dan hanya mengijinkan angkutan umum seperti bis dan
taksi. Area parkir direncanakan tersendiri dan menghindari sistem
parkir pada jalan (on street parking) jalur pejalan kaki di perlebar dan
dilengkapi dengan street furniture.
C. Regional Center
Terdiri dari 1-4 departement store atau supermarket ditambah 50-
100 lebih toko satelit dan fasiitas lain yang semuanya menghadap
kejalur pejalan kaki utama (malll), dengan fasilitas yang sama dengan
Community-Sized Center ditambah sedikitnya satu major department
store
D. Renewal Project
Merupakan pusa pertokoan yang terletak di pusat kota (down town)
yang merupakan bangunan bertingkat yang terdiri department store dan
pertokoan. Tipe ini biasanya dihubungkan dengan fasilitas-fasilitas lain
seperti hotel
3. Bentuk-bentuk Mall Berdasarkan Penutup Bangunan
Secara umum terdapat 3 bentuk mall menurut Faroga (2014:3), sebagai
berikut:
1. Mall Terbuka
Mall terbuka adalah sistem mall dengan koridor terbuka (tidak
dinaungi oleh atap, mall dengan sistem terbuka direncangan menyatu
kondisi lingkugan luar.
2. Mall Tertutup
Mall dengan sistem ini lebih mengutamakan adanya kenyamanan
termall di dalam ruangan, sehingga pengunjung nyaman untuk
melakukan aktivitas di dalam ruangan. Hal tersebut berdampak pada
massif dan tertutupnya bagian luar bangunan.
3. Integrated Mall
Integrated Mall merupakan pengabungan dari mall terbuka dan
tertutup, sistem ini merupakan solusi dari penggunaan energi yang
berlebihan pada suatu bangunan mall
4. Elemen-elemen Mall
Secara garis besar terdapat 5 elemen sebagi pembentuk mall,menurut Bednar
(1990) sebagai berikut :
A. Magnet Primer (Anchor)
Magnet primer merupakan transformasi dari node kota yang
berfungsi sebagai titik konsentrasi. Dan dapat pula menjadi landmark.
Analoginya dapat berupa plaza atau court yang akan menjadi daya tarik
utama pada shopping malll. Konsep penataan ruang pada shopping malll
pada umumnya berupa garis lurus (linear) atau setengah lingkaran. Pada
bentuk linear diperlukan dua buah magnet pada pengakhiran koridor.
Sedangkan yang berbentuk T, L. atau lengkung memerlukan tiga buah
magnet. Dalam perkembangan sering pula pakai magnet perantara yaitu
billa jarak antar magnet maksimall 250 meter.
B. Magnet Sekunder
Magnet sekunder merupakan transformasi dari disrik kota.
Perwujudtannya dapat berupa toko-toko pengecer maupun fasilitas-
fasilitas lainnya. Toko merupakan salah satu bagian terpenting dari
shopping malll yang dianggap sebagai district pada pusat perbelanjaan.
Penempatan toko erat kaintanya dengan magnet primer sebagai district
pada pusat perbelanjaan. Penempatan toko erat kaintannya dengan magnet
primer sebagai daya tarik utama dalam shopping malll tersebut.
Pemanfaatan daya tarik dengan mengarahkan pengunjing sedemiakan rupa
sehingga dengan arus tersebut melewati toko-toko kecil sebelum akhirnya
menuju magnet primer yang terdapat di depan anchor tenant yang berupa
department store, supermarket, atau cineplex.
C. Koridor
Merupakan transformasi dari path, penerapannya dapat berupa
jalur untuk pejalan kaki yang menghubungkan antara magnet-magnet yang
ada. Ada dua macam koridor, yaitu koridor utama (primer) dan koridor
tambahan (sekunder). Koridor utama merupakan orientasi dari toko-toko
yang ada di sepanjangnya. Sedangkan koridor tambahan merupakan
koridor yang terletak pada perpanjangan koridor utama, yang
memudahkan pencapaian dari area parkir dan mempersingkat jarak
entrance bila terjadi keadaan darurat. Lebar koridor utama sekitar 15 meter
sedangkan koridor tambahan sekitar 6 meter.
D. Atrium
Merupakan ruang kosong yang diapit oleh lapisan-lapisan lantai
yang disekelilingnya, dengan ketinggian minimall dua lantai atau lebih
yang mendapat pencahayaan alami siang hari dan menjadi pusat orientasi
bangunan. Atrium ini berfungsi sebagai daya tarik dalam perancangan
ruang dalam maupun ruang luar bangunan tersebut. Begitu pula halnya
dengan EMAC (Enclosed Malll Air Conditioned), atrium sangat penting
perannya. Berdasarkan penutup atrium tersebut dapat berupa Vault
Skylight, bentuk lengkung atausetengah lingkaran. Pyramid or Dome,
Bentuk pyramid atau kubah. Glazed wall, bentuk dinding kacakubah.
Glazed wall, bentuk dinding kaca Multiple linear skylight, bentuk berupa
atrium linear. Multipleunits skylight, bentuk denganbeberapa unit atrium
E. Vegetasi
Merupakan elemen yang berfungsi untuk melengkapi keberadaan
suatu jalan. Dalam perencanaan malll, pohon berintegrasi dengan elemen
desain lainnya. Pohon digunakan untuk menimbulkan kesan asri pada
pedestrian serta menambah kesejukan malll. Street furnitur yang biasa
dipakai dalam shoping malll antara lain:
1. Lampu penerangan atau lampu hias
2. Sclupture
3. Tempat duduk (sitting group)
4. Kolam dan air mancur
5. Pot tanaman
5. Bagian-bagian pembentuk Mall
Sebuah Mall terdiri dari beberapa bagian yang menyatu untuk membentuk
sebuah mall, bagian-bagian tersebut sebagai berikut :
1. Pola
Maithland dalam Bhumi (2012:21) menyebutkan bahwa paa
dasarnya pola mall berpola liner.Tatanan mall yang sering di jumpai
adalah mall berkoridor tunggal dengan lebar koridor standart antara 8-
16m.Untuk memudahkan akses pengunjung,pintu masuk sebaiknya
dapat dicapai dari segala arah.San Interior(2014) menyebutkan ada tiga
pola penataan retail dalam pusat perbelanjaan sebagai berikut:
1. Sistem banyak Koridor
Dalam sistem banyak korior memanfaatkan ruang sebanyak
mungkin untuk dapat menaruh barang sehingga tidak ada ruang
yang terbuang.
2. Sistem Plaza
Sistem Plaza memanfaatkan adanya ruang kosong (void) sebaga
ruang bagi pengunjung untuk melihat semua barang yang dijual
3. Sistem Mall
Sistem Mall menggunakan pedestrian yang disisinya bederet
retail tempat berjualan barang
Sehingga dengan demikian,pola mall memiliki visual ruang
yang lebih baik dan menghindari kesan padat barang yang sering
membosankan konsumen.Sementara dalam hubungan dengan
generator mall,Darlow (1972) menyebutkan beberapa pola yang
digunakan untuk menata mall sebagai berikut

Gambar 2. 1 : Sistem dan Perletakan Generator


Sumber : Darlow (1976:16)
“M” berarti magnet atau generaor mall yang menurut sumber ini
dapat berupa anchor tenant dari berbagai brand yang terkenal.Hal
tersebut dikarenakan brand terkenal dapar menark minat
pengunjung dan seringkali menjadi pusat perhatian disbanding
dengan retail yang lain sehingga brand tersebut diberikan ruang
lebih sebagai anchor tenant.

2. Dimensi Mall
Hal yang perlu diperhatikan bahwa mall jangan terlalu panjang
karena dapat melelahkan pengunjung.Panjang ideal sebuah pedestrian
mall berkisar antara 200-250 m,setelah itu harus ada suatu ruangan
untuk istirahat dan pause point dan suatu fokal point yang menarik agar
pengunjung tidak kehilangan keinginannya diterjemahkan dari
Beddington (1982:16)

3. Penataan Retail
Menurut sumber yang sama dengan sumber diatas jika penataan
sirkulasi mall hanya memiliki satu koridor diharapkan semua retail
dapat dilewati pengunjung sehingga semya retail memiliki nilai nilai
komersial yang sama.Berdasarkan Pickard (2002) dijelaskan
kempleksitas kegiatan yang terjadi pada suatu retail sebagai berikut

Gambar 2. 2 : Pola Aktivitas Dalam Sebuah Mall


Sumber : Picard (2002)

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa display area


atau ruang pajang merupakan fokal poin yang menjadi daya Tarik
terhadap konsumen dan dituntut juga akses untuk barang dan
pengelolaan yang tidak mengganggu aktivitas utama.Sementara untuk
detail shop front atau fasaf depan took menurut Beddington (1982:25)
ada beberapa tipe

Gambar 2. 4

4. Komposisi Ruang Penjualan


Lanus dalam Bhumi (2012:21-23) menjelaskan bahwa pada
umumnya sebuah pertokoan dapat dibagi menjadi dua area berdasarkan
pemakaiannya yang terdiri dari :

1. Ruang non penjualan (nonselling area) meliputi ruang-ruang


yang berhubungan dengan pelayanan konsumen (coustemer
service),proses memasukkan dan menukarkan barang dagangan
dan aktivitas pengelola dan karyawan.
2. Ruang pajang barang dagangan (display),tempat terjadinya
interaksi antara konsumen dengan penjual.Ruang ini juga
disebut selling area.

Sementara untuk ruang-ruang dalam mall,berdasarkan kepuasan


pelanggan dan produktivitas karyawan ada empat pendekatan umum
menempatkan ruang-ruang penjualan:

1. Sandiwch Approanch,keterbatasan sistem ini adalah tidak


efisiennya bagi pelanggan dan karyawan ke lantai tertentu dalam
hubungannya untuk melakukan kegiatan non selling area.
2. Core Approach, dengan menempatkan non selling area ke pusat
core arus kedatangan barang bercampur dengan kegiatan
penunjang dalam selling area.
3. Peripheral Approach,pada metode ini telah dilakukan
penanganan barang-barang degangan tanpa mengganggu
kegiatan penunjang.Area non selling diletakkan mengelilingi
area penjualan.
4. Annex Approach, pada metode ini semua kegiatan non selling
area kelompokkan menjadi satu dan diletakkan terpisah dengan
daerah penjualan

Sementara Jean Lambert (2010:3) menjelaskan ada beberapa tipe


tenant sesuai ukurannya.

Tabel 2. 1 : Tipe Tenant Berdasarkan Ukuran


Sumber : Jean Lambert (2010:3)
5. Sistem Sirkulasi
Sementara Beddington(1982:32) menjelaskan beberapa pola
sirkulasi untuk loading dan unloading dock seperti gambar berikut :
1. Sistem servis satu jalur
Sistem servis satu jalur memanfaatkan satu lajur(kiri/kanan)
untuk digunakan sebagai loading dan unloading barang.

Gambar 2. 5 : Sistem Servis Satu Jalur


Sumber L Beddington (1982:32)

2. Sistem servis dua lajur


Sistem servis dua lajur memanfaatkan 2 sisi lajur untuk loading
dan unloading
3. Sistem T
Sistem T merupakan alternative ditempat sempit dan untuk
kelancaran sirkulasi sehingga truck barang tidak memerlukan ruang
untuk putar balik lagi

Gambar 2. 7 : Sistem Servis T Road


Sumber : Beddington (1982:32)

4. Pola Loading Deck


Dalam loading dan unloading deck barang seringkali truk harus
parker dan menunggu giliran,berikut pola yang dijelaskan
Beddington (1982:32)

Gambar 2. 8 : Loading Dock Sistem


Sumber : Beddington (1982:32)
6. Aspek Utilitas
Dibawah ini akan dijelaskan kriteria-kriteria perancangan mall
berdasarkan aspek utilitasnya.
a. Sistem pencahayaan
Sistem pencahayaan yang digunakan terbagi 2 yaitu alami dan
buatan.untuk pencahayaan alami terbaik adalah cahaya langit(bukan
sinar matahari langsung),namun hal tersebut tergantung kondisi
alam,menurut manurung (2012) pencahayaan alami dalam pusat
perbelanjaan (mall) mengikuti kriteria sebagai berikut:
1. Pencahayaan alami pada pusat perbelanjaan sebaiknya
diterapkan pada pagi dan sore hari
2. Pencahayaan alami paling sering digunakan pada void/atrium
3. Massa memanjang Timur-barat lebih efektif untuk
memasukkan cahaya alami sementara massa lingkaran
digunakan untuk cahaya yang lebih merata
4. Adaptasi bentuk bangunan terhadap pencahayaan alami
seperti bentuk yang ramping,void,fasad yang miring,fasad
yang ditonjolkan atau bentuk segitiga yang memungkinkan
caya masuk dari kedua sisi bangunan.

Berikut ini gambaran desain atrium dengan pencahayaan alami


dengan kondisi yang diinginkan menurut Watson dkk (1999)

Gambar 2. 9 : Kondisi Artrium


Sumber : Waton dkk (1999)
Sementara untuk pencahayaan buatan menggunakan
lampu.Lampu dipilih sesuai kegiatan masing-masing kegiatan
memiliki kebutuhan cahaya yang berbeda seperti berikut

Gambar 2. 10 : Sistem Pencahayaan


Sumber : Waton dkk (1999)

Sementara untuk lampu memiliki intensitas yang beragam dan


terukur sesuai kebutuhan

Gambar 2. 11 : Intensitas Lampu


Sumber : Waton dkk (1999)
Namun terjemahan dari Levine dan Vorsatz (2007:401) yang menjelaskan
bahwa bangunan dapat berfungsi sebagai kolektor dan transformer dari energy
matahari sehingga dapat mengurangi ketergantungan dari konsumsi energy listrik.
C. Elektronik
Elektronik merupakan alat alat berdasarkan elektronika; hal atau benda yang
mempergunakan alat alat yang dibentuk atau bekerja atas dasar prinsip
elektronika. Perkembangan elektronik pada dasarnya diawali dengan penemuan
listrik oleh Benyamin Franklin 100 tahun lalu. Beberapa tahun kemudian Thomas
Alfa Edison menemukan lampu dengan memanfaatkan listrik tersebut. Sebelum
tahun 1879, arus listrik searah (DC) telah digunakan pada lampu lecutan untuk
penerangan luar.
1. Klasifikasi Mall Elektronik
Mall elektronik dapat disimpulkan sebagai pusat kegiatan perniagaan
atau pusat perbelanjaan konvensional yang secara khusus menjual alat-
alat berdasarkan prinsip kerja elektronika yang lengkap dan dikelilingi
oleh berbagai fasilitas, menjual berbagai hal dan berbagai layanan
pribadi.
Mall Elektronik pertama di Indonesia adalah Glodok dan ITC Mangga
Dua, kedua tempat tersebut terkenal dengan produk yang berkualitas dan
harganya yang murah. Selain kedua mall tersebut, saat ini telah hadir
Electronic City yang merupakan toko elektronik berkonsep pameran yang
pertama kali didirikan di kawasan Niaga Sudirman (SCBD). Toko
elektronik ini menjadikannya generator yang memperkuat area penjualan
elektronik kawasan yang mana bangunan yang akan dirancang memiliki
keterkaitan dengan kawasan dan sekitar.
 Suatu tempat dimana orang-orang dapat berbelanja suatu barang
yang dibutuhkan, merupakan kelompok usaha komersial yang
direncanakan, dibangun, dimiliki, serta dikelola sebagai suatu
kesatuan unit dalam satu wadah pengelolaan.
 Suatu tempat untuk melakukan aktifitas primer manusia: berbelanja,
rekreasi, bermasyarakat
 Gabungan usaha yang sifatnya komersial yang didirikan,
direncanakan, dibangun, dikembangkan dan dimiliki serta dikelola
oleh satu kesatuan unit yang saling berkaitan dalam lokasi, ukuran
dan
tipe pertokoan sampai daerah pemasaran yang dapat mereka layani
dilengkapi area parkir.
2. Klasifikasi Produk Elektronik
a. Proffesional good electronic
Yaitu produk elektronik yang dipakai oleh sekelompok orang
tertentu atau para ahli untuk keperluan orang banyak yang prosedur
penggunaanya harus melalui berbagai macam prosedur perijinan
seperti alat pemancar, stasiun pemancar TV/radio, stasiun bumi
kecil, stasiun telekomunikasi dan sebagainya. Untuk selanjutnya
jenis perlengkapan ini tidak dimasukkan atau diwadahi dalam
struktur kegiatan pada mall yang dirancang.
b. Consumer Good Electronic
Yaitu produk elektronik yang dipergunakan atau dipakai untuk
kebutuhan konsumsi masyarakat umum, rumah tangga, industri
kecil, dsb
No. JENIS MACAM
1. Audio Visual Color TV, Video Tape Recorder,
HVS Movies, 3D Sound System,
Portables Audios, Midi System,
Music Equipment System, Compact
Disk Player, Cassete Player, Slime
Line,
Car Audio System, Speaker
2. Home Appliances Room Air
Conditioner,
Refreegerator, Water Cooler, Water
Haeter, washer, vacum Cleaner,
Fans, Water Pump, Kitchen
Apliances (Juicer / blender, Coffe
Maker, Oven toaster, Home Bakery,
Rice Cooker, Gas Table / Electric
Stove).
3. Personal Electric Hand Phone, Massanger, Hair Dryer
/ Hair Tyler, Shaver.
4. Lamp and Lighting Lamp and Lighting Equipment.
5. Small Applliances Latern, Phloresant latern, Knife
Sharpener.
6. Computer Hard Ware, Soft Ware.

Tabel 2. 2 : Jenis Produk Elektronik


Sumber : Sekjen Gabungan Pengusaha Listrik dan Elektronik
Consumer Good Electronic dapat diklasifikasikan lagi atas beberapa
kelompok :
a. Produk elektro yang bersifat ringan (arus lemah), seperti :
 Kelompok peralatan rumah tangga
 Kelompok peralatan audio visual
 Kelompok perangkat komputer
 Kelompok perlengkapan komunikasi
b. Produk elektro yang bersifat arsu kuat, sperti :
 Kelompok peralatan listrik
 Kelompok peralatan industri
Produk elektronik dari golongan Consumer Good Electronic
khususnya yang memiliki spesifikasi arus lemah, mempunyai lebih
banyak macamnya dan lebih mudah diperjual belikan
(dikonsumsikan) mengingat akan faktor-faktor sebagai berikut :
 Produk tersebut banyak digunakan sehari-hari
 Beberapa jenis produk tersebut merupakan bahan kebutuhan
yang dianggap perlu
 Produk tersebut mudah untuk dioperasikan
 Produk tersebut selalu mengalami perkembangan dan
harganya mudah dijangkau
 Pemeliharaan dan perawatan mudah dilakukan
 Perlengkapan suku candang mudah diperoleh
D. Tekstil
Merupakan kain yang diperoleh dengan memintal, menenun, merajut,
menganyam, atau membuat jala benang yang diperoleh dari berbagai serat. Dari
segi bahasa, kata Tekstil berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu texere yang
berarti menenun, berikut contoh macam bahan teksil yang lazim digunakan saat
ini,
1. Kapas
Kapas adalah tumbuhan yang berasal dari daerah subtropics, kapas memiliki
40 jenis kapas, namun hanya 3 diantara 40 jenis tersebut yang terpenting yaitu :
- Gossypium Hirsutum
- Gossipum Bardadanse
- Gossipum Herbacum
Kapas memiliki mutu yang baik sebagai bahan sandang. Dalam proses
pemintalan terdapat sifat sifat memegang karena kekusutan, kehalusan an
panjangnya yang cukup, kekakuan yang lendut, sedang dan dapat melar dan
permukaannya mengandung lilin alam. Kain tenunan yang berasal dari bahan
kapas bertekstur halus dan terasa lembut, memiliki daya isolasi panas yang sangat
baik serta memiliki daya Tarik terhadap zat warna. Karena beberapa keuntungan
dari sifatnya tersebut serta harganya yang murah kapas sangat banyak digunakan
sebagai bahan baku dalam membuat pakaian.
- Makin besar panjang seratnya makin besar kekuatannya, makin
tinggi kerataan panjang seratnya makin besar kekuatannya dan
makin kecil sisanya pada waktu disisir.
- Kekuatan serat besar pengaruhnya terhadap kekuatan benang,
kekuatan yang kurang akan mengakibatkan kerusakan pada proses
pemintalan.
2. Woll
Woll adalah salah satu jenis kain yang terbuat dari bulu domba yang telah
mengalami berbagai proses. Salah satu ciri dari wol adalah serat-serat yang
panjang dan condong bersifat kasar sedangkan yang tebal cenderung bertekstur
lebih halus. Pada umumnya serat woll yang halus dapat dibuat menjadi benang
yang halus dengan proses pemintalan.
3. Sutera
Sutera adalah benang yang berasal dari kepompong ulat sutera yang sudah
melalu proses pengerjaan. Kain sutera merupakan kain yang terkenal akan
keistimaan dan kemewahannya karena sifat ini yang halus dan membuat banyak
pemakainnya lebih nyaman

Katun merupakan bahan yang paling banyak digunakan saat ini yang
merupakan hasil proses pemintalan dari bahan dasar kapas, yang memiliki sifat
lebih dan lentur, serta nyaman ketika digunakan. Beberapa jenis katun yang lazim
digunakan sebagai bahan baku pakain diantaranya sebagai berikut :
a. Katun Jepang
Berbeda dengan jenis katun yang biasa kita jumpai di pasar
Indonesia, katun jepang memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Bagian sisi ujung bahan terdapat tulisan “ Japan Design” dan
terdapat kode warna pada kain tersebut.
- Daya serap keringat baik
- Harga lebih mahal dari katun biasa
- Permukaan lebih halus
- Warna lebih awet dan tahan lama
- Sering dan cocok digunakan untuk blouse
b. Katun Paris Motif
Katun Paris Motif memiliki ciri sebagai berikut :
- Memiliki kode warna pada kain
- Daya serap kerngat baik
- Harga lebih mahal
- Warna dan permukaan yang sama dengan katun jepang
- Tekstur yang lebih tipis
c. Katun Paris Polos
Katun jenis ini jika dilihat secara sekilas hamper memliki
kesamaan dengan katun jenis biasa, hanya saja memiliki permukaan
yang lebih halus, dan harganya sendir hamper sama dengan katun
biasa, serta jenis katun in tidak emiliki kode warna pada kainnya.
d. Katun Silk/India/Zada
Katun jenis ini ada 2 jenis yaitu tipis dan tebal, barikut ciri-ciri
katun ini adalah :
- Permukaan kain lebih mengkilap
- Harga sedikir lebih mahal
- Daya serap keringat yang rendah
- Warna yang mengkilap
- Warna yang tidak mudah pudar
e. Katun Minyak
Kain katun ini sama seperti jenis katun yang lain hanya
permukaannya yang terkesan berminyak seperti katun silk, yang
memilki ciri sebagi berikut :
- Harga sama dengan kain yang lain
- Daya serap yang cukup baik
- Warna mudah pudar
f. Katun Biasa
Barikut ciri-ciri katun biasa :
- Memiliki motif beragam
- Harga yang lebih murah
- Tidak memiliki ciri khusus seperti kode warna
- Daya serap keringat yang sedang
- Warna yang tidak mudah pudar
Hasil dari bahan bahan tekstil yang telah mengalami proses
pemintalan dapat menjadi berbagai produk untuk memenuhi
kebutuhan sandang manusia serta untuk mempercantik
pemakainya, barang barang tersebut pada saat ini lebih dikenal
dengan istilah fashion.
E. Pakaian
Pakaian/sandang merupakan kebutuhan pokok yang digunakan manusia
sebagai penutup tubuh, berbagai macam model dan karakter fashion yang ada saat
ini memiliki beberapa karakter :
a. Indah dan Menarik
Fashion merupakan salah satu seni terapan dari induknya yaitu Seni
Rupa atau mengandung suatu nilai Estetis atau keindahan dalam
berbagai corak yang disajikan.
b. Ekslusif
Dalam dunia fashion, dikenal sebagai kategori busana Haute Couture
(Adi Busana). Adi busana mempunyai pengertian jenis busana berselera
dan bermutu tinggi.
c. Dinamis mengikuti perkembangan zaman
Sesuai dengan arti fashion itu sendiri yaitu gaya busana yang
diterima umum selama kurun waktu tertentu. Maka gaya busana akan
selalu mengalami perubahan-perubahan setiap waktu tertentu atau
musim.

Perkembangan zaman yang saat ini semakin maju menjadikan fashion


sebagai salah satu kebutuhan utama dan selalu mengalami perubahan
mengukuti zamannya, keanekaragaman produk fashion muncul karena
perubahan lingkungan sekitar demi berbagai kebutuhan dan gaya hidup.
Pengelompokan fashion secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pakaian wanita
a. Evening Clothes (gaun malam)
b. Winter Wear (jas, jaket tebal)
c. Dresses (pakaian sehari-hari)
d. Suits (jaket dan rok atau celana setelan)
e. Sports Wear (pakaian olahraga, setelan atau terpisah)
f. Lingerie (pakaian dalam)
g. Lain-lain (pakaian pengantin, busana muslim, baju hamil, dan
sebagainya)
2. Pakaian Pria
a. Tailored Clothing (setelan jas, jas luar, setelan olahraga, celana
panjang)
b. Furnishing (kemeja,syal,sweater,pakaian dalam, kaos kaki,
piyama, dan kimono)
c. Sportswear (casual)
d. Work Clothes (kemeja, celana pantalon)

2.1.2. Pedoman, standar, ketentuan dan kriteria perancangan


A. Dasar Hukum
Perencanaan dan perancangan Megahria mall elektronik dan fashion harus
mengacu pada pedoman standart ketentuan dan kriteria yang ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan undang-undang atau berdasar pada keputusan menteri.
Berdasar pada undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung,
bangunan mall di klasifikasikan sebagai bangunan usaha dan perdagangan. Pada
pasal 9 ayat (1,2) UU no.28 tahun 2002 disebutkan bahwa bangunan gedung harus
memenuhi persyaratan gedung, persyaratan pengendalian dampak lingkungan, dan
persyaratan tata bangunan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Sebagai bangunan yang di klasifikasikan yang diklasifikasikan kedalam
jenis bangunan usaha maka harus memperhatikan keselarasan, keseimbangan, dan
keserasian dengan bangunan gedung dan lingkungannya. Tidak hanya
mempertimbangkan bentuk bangunan, namun juga memperhatikan faktor
keselamatan bangunan, kemampuan struktur bangunan dalam menahan beban
maksimal, dan juga kemampuan pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
B. Persyaratan Mall
Perencanaan dan perancangan sebuah mall memiliki standard dan ketentuan,
diantara persayaratan dan standar perencanaan bangunan mall sebagai berikut :
1. Persyaratan pemilihan tapak

Keberadaan suatu tempat perbelanjaan dalam suatu kota selalu


menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi oleh warga kota atau
bahkan wisatawan. Tempat ini biasanya terletak di jalan-jalan utama
dan pusat-pusat kota sehingga dapat menimbulkan image baru pada
sebuah kota dan tak jarang kuantitas dan kualitas tempat perbelanjaan
dapat memberikan gambaran tingkat kemakmuran warga kota
tersebut.

Site merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan


rancangan sebuah pusat perbelanjaan. Site yang baik dapat
meningkatkan peluang sebuah pusat perbelanjaan untuk menghasilkan
keuntungan.Adapun pertimbangan pemilihan site untuk sebuah pusat
perbelanjaan dapat dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut
a. Site memungkinkan untuk dibangun
b. Terletak di dalam kawasan perdagangan yang
direkomendasikan dalam analisis pasar
c. Ukuran dan bentuk yang sesuai
d. Akses atau pencapaian mudah
e. Kesediaan moda transportasi
f. Kapasitas jalur sirkulasi yang mencukupi
g. Ketersediaan utilitas sirkulasi
h. Kondisi topografi lahan

2. Bentuk

Menurut Maithland (1987) terdapat tiga bentuk umum mall dengan


keuntungan dan kerugian tersendiri, yaitu:

Bentuk Mall Keuntungan Kerugian


Open Mall (mall Kesan luas dan perencanaan Kendala climatic
tanpa pelingkup) teknis yang mudah sehingga control
biaya lebih murah. (berpengaruh
terhadap
kenyamanan) dan
kesan pewadahan
kurang.
Enclosed Mall (mall Kenyamanan climatic control. Biaya mahal dan
dengan pelingkup) kesan kurang luas.
Integrated Mall Antisipasi terhadap keborosan
(penggabungan mall energi untuk climatic control
terbuka dan tertutup) serta mahalnya pembuatan dan
perawatan mall tertutup. Mall ini
juga bertujuan untuk
mengonsentrasikan daya tarik
pengunjung pada mall tertutup.
Tabel 2. 3: Macam-macam Bentuk Mall
Sumber : Maithland (1987)
Secara umum, sebuah pusat perbelanjaan harus direncanakan
dengan tujuan semaksimal mungkin untuk mendatangkan keuntungan.
Oleh karena itu, penampilan bangunan perlu dirancang semenarik
mungkin sehingga dapat mengundang konsumen untuk memasuki
bangunan ini. Semakin banyak konsumen yang masuk ke pusat
perbelanjaan tersebut diharapkan peluang untuk menarik mereka
membeli barang dan atau jasa yang ditawarkan akan semakin besar.
Perancangan sebuah pusat perbelanjaan merupakan suatu kegiatan
yang sangat kompleks berhubungan dengan berbagai aspek yang
secara keseluruhan akan menentukan daya tarik sebuah bangunan
pusat perbelanjaan terhadap pengunjung. Tampilan bangunan
komersial harus dirancang semenarik mungkin sesuai dengan image
bangunan yang direncanakan.
Pada proses pembentukan tampilan bangunan/fasade bangunan,
setidaknya terdapat delapan elemen yang dapat digunakan untuk
membentuk fasade bangunan, yaitu
a. Struktur bangunan
b. Etalase pada fasad
c. Pintu masuk bangunan
d. Material bangunan
e. Warna
f. Bukaan
g. Ornament
h. Elemen lansekap
Mall mempunyai kecenderungan berkonfigurasi secara horizontal.
Konsep tatanan arsitektur seperti proporsi, skala, simetri,
keseimbangan dan dimensi diterapkan pada fisik bangunan karena
selain mempunyai pengaruh fisik, juga berdampak secara psikologis
yang akan menentukan berhasil tidaknya decision of design. Merujuk
pada teori “visual stop” yaitu “if the shopper is not trapped she will
pass through”; aliran pengunjung harus dapat diarahkan sehingga
mereka tidak hanya lewat begitu saja, tetapi terdorong untuk melihat
ke dalam outlet yang mereka lewati (Maitland, 1987). Oleh karena itu,
orientasi pengunjung diarahkan tetap ke dalam bangunan, ke arah
barang-barang yang ditawarkan.
Keberadaan ruang publik dalam sebuah shopping mall adalah
untuk membedakan karakter shopping mall dengan pusat perbelanjaan
tipe lain. Tantangan utama sebuah mall adalah mempersatukan unit-
unit internal dari pusat perbelanjaan menjadi pusat kegiatan tunggal
serta mewujudkan pleasurable dan social experience pada mall.
Dalam sebuah shopping mall, selain sebagai area sirkulasi, juga
menjadi ruang bersama bagi terselenggaranya interaksi antar
pengunjung dan antara pengunjung dengan pedagang.
Unsur-unsur yang menunjang keberhasilan suatu mall adalah
bentuk mall, pola mall, dimensi mall, penataan letak unit retail di
sepanjang mall, pencahayaan, dan elemen-elemen arsitektural mall.
Sementara permasalahan yang cukup penting dalam perancangan
shopping mall adalah menerapkan teori visual stop, yaitu
mengarahkan aliran pengunjung agar terdorong untuk melihat ke
dalam toko yang dilewati. Faktor-faktor lain yang memengaruhi
dimensi/skala mall adalah bentuk, warna, dan pola permukaan bidang-
bidang yang membentuk, bentuk, dan peletakan lubang-lubang
pembukaan, serta sifat dan skala unsur-unsur yang diletakkan di
dalamnya.
3. Pola bentuk
4. Persyaratan manajerial
C. Jenis Mall
Menurut Wijayanti,dkk (2014:384) terdapat 4 jenis mall,sebagai
berikut :
A. Neighbourhood Center
Merupakan deret yang berbentuk linear, sejajar dengan jalan
raya, dengan parkir diantara jalan raya dan fasade took.
Neighbourhood Center berkembang menjadi satu unit pertokoan
berbentuk minimall malll, dengan fasilitas antara lain: food
market, bakery, drugstore, stationery
store, restaurant, barbe shop, beauty parlor, laundry dan dry
cleaning hardware service station.
B. Intermediate atau Communiy-Sized Center
Transit malll atau dikembangkan lalu lintas mobil pribadi dan
trek ke jalan lain dan hanya mengijinkan angkutan umum seperti
bis dan taksi. Area parkir direncanakan tersendiri dan menghindari
sistem parkir pada jalan (on street parking) jalur pejalan kaki di
perlebar dan dilengkapi dengan street furniture.
C. Regional Center
Terdiri dari 1-4 departement store atau supermarket ditambah
50-100 lebih toko satelit dan fasiitas lain yang semuanya
menghadap kejalur pejalan kaki utama (malll), dengan fasilitas
yang sama dengan Community-Sized Center ditambah sedikitnya
satu major department store
D. Renewal Project
Merupakan pusa pertokoan yang terletak di pusat kota (down
town) yang merupakan bangunan bertingkat yang terdiri
department store dan pertokoan. Tipe ini biasanya dihubungkan
dengan fasilitas-fasilitas lain seperti hotel

2.1.3. Arsitektur modern


A. Pengertian Arsitektur Modern
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur modern dapat
dipisahkan mejadi dua kata yaitu “arsitektur” yang berarti seni dan ilmu
merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan sebagainya serta
“modern” yang berarti terbaru atau mutakhir. Maka secara harafiah, arsitektur
modern dapat diartikan sebagai seni dan ilmu merancang serta membuat
konstruksi bangunan yang terbaru atau termutakhir
Arsitektur modern juga memiliki beberapa pengertian lain, diantaranya :

1. Pengertian sebagai sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur


dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah.
2. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih
manusiawi yang diterapkan pada bangunan.
3. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg
dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan dengan sikap
mental yang
selalu menyisipkan hal-hal baru, progresif, hebat dan kontemporer
sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk pranatanya.
4. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur
yang artistik & estetik yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.
Pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah fasad,
ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik. Pada masa arsitektur modern,
kualitas non- fisik lebih dipentingkan, seperti gagasan- gagasan ruang yang diolah sehingga
membentuk penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.

Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of The Master:
A Personal View
menekankan padaofkesederhanaan
Modern Architecture”, 1978,
suatu desain. Arsitektur modernarsitektur
merupakanmodern
perkembanagan
Internasional Style yang menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti
fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi dan
perulangan
yang monoton merupakan ciri arsitektur modern
B. Sejarah Arsitektur Modern
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dan
perkembangan dalam teknologi, sosial dan kebudayaan yang dihubungkan dengan
revolusi industri pada tahun 1760-1863. Adapun tenggang waktu pada
perkembangan arsitektur modern dapat dibagi sebagai berikut:

1. Periode I (1900-1929)

Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan


dalam dunia arsitektur yang ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen
yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok. Eksperimen tersebut
diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang membutuhkan 40 tahun untuk
menciptakan arsitektur Modern.

Arsitektur modern mulai menonjol setelah perang dunia I pada tahun 1917
bersamaan dangan hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Pada masa ini,
faktor terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio dan dimensi
manusia. Kemudian berkembang konsep free plan atau universal plan, yaitu ruang
yang ada dapat dipergunakan untuk berbagai macam aktifitas atau ruang dapat
diatur
fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai fungsi, sehingga typical concept
mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal.

Konsep open space nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar
dan menerus serta pemakaian material utama berupa baja, beton dan kaca yang
menonjolkan bentuk polos. Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dalam
arsitektur modern. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah
dan daerah serta bersifat universal.

Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah
“FORM FOLLOWS FUNCTION” yang dikembangkan oleh Louis Sullivan,
dengan beberapa ciri sebagai berikut:

a. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.


b. Struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan
masa lampau (tanpa ornamen).
c. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala kaki dan badan
d. Fungsinya sejalan atau menyertai dengan wujud
Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam periode ini antara lain:
a. Louis Sullivan
b. Frank Lloyd Wright
c. Le Corbusier
d. Walter Gropius
e. Ludwig Mies van de Rohe

2. Periode II (1930-1939)

Pada periode ini, perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh


Eropa, Amerika dan Jepang. Masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim,
keadaan tanah dan tradisi yang dapat mempengaruhi apresiasi bentuknya.
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi
bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
tempat atau lokasi dimana bangunan itu didirikan, dan dengan karakteristik daerah
tersebut. Karakteristik bentuk dan tampilan dengan gaya international style atau
universal style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe
tampilan baru, yaitu tampilan dengan memperhatikan penggunaan bahan-bahan
lokal setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian,
perkembangan teknologi, industri serta seni dengan paham kedaerahan (manusia
dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut
kemanusiaan.
Tokoh – tokoh yang berpengaruh dalam periode ini antara lain:

a. Alvar Aalto
b. Arne Jacobsen
c. Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada periode sebelumnya tetap berkarya dengan mengikuti pemikiran
pada periode II

3. Periode III (1949-1966)

Pada periode III ini, perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian


dalamnya saja, tetapi juga hubungannya dengan keadaan lingkungan bangunan
tersebut akan berdiri, misalnya iklim. Bangunan yang tercipta mencerminkan
hubungan yang erat dengan teknologi. Hal ini terlihat dari penggunaan produk
baru pada masa itu, seperti baja, alumunium, metal dan beton pracetak.
Penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:

a. Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).

b. Dilihat dari metode produksi (efisiensi).


Walaupun setiap aliran atau paham yang berkembang pada periode
arsitektur modern mempunyai ciri khas masing-masing, akan tetapi periode
arsitektur modern ditandai dengan sebuah persamaan yang mendasar, yaitu segala
bentuk permasalah dan konsep asitekturnya harus dinyatakan dengan jelas, tegas
dan berdasarkan pada suatu fungsi tertentu.

C. Sejarah Arsitektur Modern di Indonesia


Arsitektur modern tidak mengalami perkembangan secara signifikan di
Indonesia. Seperti gaya arsitektur lain yang diimpor dari negara-negara barat,
gaya arsitektur modern masuk ke Indonesia sebagai pengaruh era globalisasi.
Gaya
arsitektur modern muncul sebagai gaya internasional atau gaya universal yang
cukup memiliki kesamaan di berbagai negara.
Di Indonesia, gaya arsitektur modern diterapkan sebagai gaya arsitektur
yang mengacu pada fungsi ruang juga merupakan titik awal desain. Gaya
arsitektur modern adalah gaya yang sederhana, bersih dan fungsional.
Berdasarkan gaya hidup modern, masyarakat cenderung menyukai sesuatu yang
mudah dan cepat, karena berbagai alat diciptakan secara industri untuk
kemudahan masyarakat. Sifat dasar gaya hidup modern adalah sebuah tuntutan
untuk bergerak dan melakukan sesuatu dengan lebih cepat serta didukung oleh
teknologi dan industri. Teknologi dikembangkan untuk membuat kegiatan dalam
kehidupan sehari-hari lebih cepat dan mudah, seperti alat komunikasi berupa
tetelpon genggam ataupun computer.
Dalam berarsitektur, gaya hidup modern membrikan pengaruh terhadap
kebutuhan untuk memiliki bangunan yang sederhana, bersih dan fungsional,
sebagai bentuk dari arsitektur modern. Gaya hidup seperti ini hanya dimiliki oleh
sebagian masyarakat, terutama di kota-kota besar dan berkembang yang menuntut
gaya hidup cepat, mudah, efisien dan fungsional.

Di Indonesia muncul gaya khas arsitektur modern Indonesia yang


menyesuaikan keberadannya, dengan karakter sebagai berikut :

1. Terfokus pada fungsi ruang, yang terbentuk dari pola aktivitas


penghuni di dalamnya.
2. Terfokus pada material bangunan yang digunakan untuk
menciptakan hasil akhir bernilai estetika yang diinginkan.
3. Analogi mesin dalam penyusunan dan pengembangan ruang.

4. Menghindari ornamen pada bangunan.

5. Penyederhanaan bentuk.
Kebutuhan untuk memiliki bangunan yang sederhana, bersih dan fungsional,
sebagai bentuk dari arsitektur modern. Gaya hidup seperti ini hanya dimiliki oleh
sebagian masyarakat, terutama di kota-kota besar dan berkembang yang menuntut
gaya hidup cepat, mudah, efisien dan fungsional.
Di Indonesia muncul gaya khas arsitektur modern Indonesia yang
menyesuaikan keberadannya, dengan karakter sebagai berikut :
1. Terfokus pada fungsi ruang, yang terbentuk dari pola aktivitas
penghuni di dalamnya.
2. Terfokus pada material bangunan yang digunakan untuk menciptakan
hasil akhir bernilai estetika yang diinginkan.
3. Analogi mesin dalam penyusunan dan pengembangan ruang.
4. Menghindari ornamen pada bangunan.
5. Penyederhanaan bentuk.
D. Ciri-ciri dan Karakteristik Arsitektur Modern
Arsitektur modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang berkembang
seturut berjalannya periode ini. Ciri- ciri dari arsitektur modern antara lain:
1. Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
2. Bangunan bersifat fungsional, yaitu sebuah bangunan dapat
mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai
dengan fungsinya.
3. Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme
dan abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi
memiliki bentuk dasar segi empat.
4. Memperlihatkan konstruksi.
5. Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara
jujur dan tidak diberi ornamen.
6. Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan
horizontal.
7. Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk
elemen- elemen struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan
untuk mendapatkan fleksibilitas dan variasi di dalam bangunan.
(Tanudjaja, 1997)
Selain itu, arsitektur modern juga memiliki 3 karakteristik yaitu ideologi,
langgam serta gagasan desain. Karakteristik ideologi dari arsitektur modern antara
lain
1. Gaya tunggal yang berlaku internasional atau tanpa gaya.
2. Idealisme utopia dan idealis.
3. Tradisi keagungan jiwa jaman.
4. Bentuk-bentuk yang deterministik maupun fungsional.
5. Pemecahan problema secara holistik dan upaya pengembangan desain
yang komprehensif.
6. Pelayanan arsitek dengan sikap elitis namun tanpa batas kelas.
Arsitek merupakan seorang nabi/penyembuh. Arsitek seakan-akan juru
selamat/penyembuh.(Tanudjaja, 1997) Karakteristik langgam pada arsitektur
modern terdiri dari beberapa hal, antara lain:
1. Bentuk yang abstrak tidak selalu menimbulkan teka-teki.
2. Memiliki elemen bentuk yang puris atau bentuk yang diulang.
3. Tampilan bangunan menunjukkan ekspresi kejujuran.
4. Anti simbolik dan anti terhadap prinsip metafora.
5. Bentuk desainnya sederhana.
6. Anti penggunaan ornamen.
7. Nilai estetika terdiri dari estetika mesin, sirkulasi, mekanikal,
teknologi dan struktur.
8. Memiliki ruang yang isotropik.
9. Logikanya anti reprsentasi.
Anti kenangan sejarah dan anti lelucon.(Tanudjaja, 1997) Karakteristik
gagasan desain pada arsitektur modern juga terdiri dari beberapa hal, antara lain:
1. Tata ruang kota menggambarkan kota dalam taman.
2. Pemilihan fungsional.
3. Susunan ruang berupa karya seni yang utuh.
4. Susunan masa yang berintegrasi harmonis.
5. Komposisi asimetris dan regularitas
6. Mementingkan volume daripada massa
7. Gubahan massa slab dan point block
8. Mengolah kulit dan rangka bangunan
9. Dinding transparansi

2.1.4. Arsitektur kontekstual


A. Definisi Arsitektur Kontekstual
Kontekstual adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan
mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya (Brent C Brolin,
Architecture in Context).
B. Sejarah Arsitektur Kontekstual
Sekitar pertengahan tahun 1960, kontekstual muncul dan memperkenalkan
diri sebagai metode pengobatan lingkungan yang semakin senjang bagi
masyarakatnya. Lingkungan semakin putus hubungan dengan sejaraj ataupun akar
budayanya. Bagian demi bagian itu seolah melangkah sendiri-sendiri ke tujuannya
masing- masing, keluar dari bingkai komunitas yang sudah mensejarah.
Menurut penganut kontekstualisme, kegagalan arsitektur modern dan
perancangan kotanya adalah :
 Kurangnya pengertian tentang urban Context
 Penekanan yang berlebihan pada obyek dan bukannya pada
jaringan antar mereka
 Mendesain dari dalam keluar bukan sebaliknya
Stuart Cohan dan Steven Hurt yang pertama kali memperkenalkan
Kontekstualisme di Cornell University menyatakan bahwa kontekstualisme
bermaksud memelik spirit atau jiwa bangunan-bangunan tua dengan
lingkungannya yang bersejarah ke dalam desain baru, bukan bentuknya
C. Ciri-ciri Kontekstual
Adapun ciri – ciri dari kontekstual adalah:
 Adanya pengulangan motif dari desain bangunan sekitar
 Pendekatan baik dari bentuk, pola atau irama, ornament, dan lain -
lain terhadap bangunan sekitar lingkungan, hal ini untuk menjaga
karakter suatu tempat
 Meningkatkan kualitas lingkungan yang ada
D. Unsur-unsur Kontekstual

Yang perlu diperhatiakan dalam kontekstual adalah :


A. Irama
Irama adalah sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud, atau
warna secara teratur dan harmonis. Pada dasarnya manusia memiliki
kecenderungan dan keinginan untuk mengelompokkan unsur – unsur
di dalam suatu komposisi acak menurut:

 Kedekatan atau keterhubungan satu sama lain, dan

 Karakteristik visual yang dimiliki bersama

Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir
secara berulang adalah:
 Ukuran
 Bentuk wujud
 Karakteristik detail

B. Datum
Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan
untuk menghubungkan unsur - unsur lain di dalam suatu komposisi.
Datum mengorganisir suatu pola acak unsur – unsur melalui
keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan. Sebagi contoh,
garis – garis lagu berfungsi sebagai suatu datum yang memberi dasar
visual untuk membaca not dan irama secara relatif nada – nada yang ada.
Pada sebuah organisasi acak dari unsur – unsur yang tidak sama,
sebuah datum dapat mengorganisir unsur – unsur ini menurut cara – cara
berikut:
a. Garis
Sebuah garis dapat memotong atau membentuk sisi – sisi
bersama suatu pola; garis – garis grid dapat membentuk sebuah
bidang penyatu yang netral dari suatu pola.

b. Bidang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola unsur – unsur
di bawahnya atau berfungsi sebagai latarbelakang dan
membatasi unsur unsur di dalam bidangnya.

c. Ruang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola – pola di dalam
batas batasnya atau mengorganisir mereka sepanjang sisi – sisinya.
2.1.5. Data Lapangan
A. Pemilihan Tapak
Tujuan perancangan Megahria Mall Elektronik dan Fashion adalah
mewadahi dan menjadikan megahria sebagai sentra perbelanjaan elektronik dan
fashion di kota Palembang. Dibutuhkan lokasi yang strategis dan mudah dalam
pencapaiannya untuk menunjang fungsi dan tujuan bangunan antara lain sebagai
berikut :
a. Lokasi tapak berada pada kawasan usaha dan perdagangan yang
tercantum dan telah di tentukan dalam rencana tata ruang wilayah kota
Palembang
b. Berada pada pusat kota
c. Memiliki akses pencapaain dan aksesibilitas yang mudah
d. Mampu mewadahi aktivitas dan kebutuhan fasilitas bangunan.

B. Analisa Perbandingan Tapak


1. Jl Rustam Efendi
Tapak terpilih pertama terletak di kawasan perdagangan pasar 16 ilir
Palembang , tepatnya di Jl Rustam Efendi yang merupakan salah satu jalan
Kolektor Sekunder di kota Palembang yang memiliki lebar 12 meter. Pada
lingkungan sekitar site merupakan area penjualan elektronik dan pakaian,
dan banyak pedagang kaki lima yang membuka lapak dagangan pada jalan,
sehingga jalan tersebut menjadi lebih sempit. Hal tersebut yang menjadikan
alsan memilih tapak.

Gambar 2. 12 : Perbandingan Tapak Terpilih


Sumber : Google.com
2. Jl. Kolonel Atmo
Tapak terpilih merupakan lokasi tapak eksisting dari megahria
department store, pasaraya bandung department store, yang didalamnya
terdapat banyak toko pakaian dan bermacam toko, lokasi tapak ini berada
pada jalan kolektor primer dengan lebar jalan 16 meter.

Gambar 2. 13 : Perbandingan Tapak Terpilih


Sumber : Google.com

Na o. 4Kriteria Skor Pilihan Tapak


Maks Tapak 1 Skor Tapak 2 Skor
Jl Rustam Jl Kolonel
Efendi Atmo
1 Lokasi 10 Kawasan 9 Kawasan 9
perdagangan perdagangan
2 Tautan 10 Dekat dengan 9 Dekat dengan 9
Lingkungan fasilitas kota fasilitas kota
3 Eksisting 10 Pertokoan ruko 8 Bangunan 9
eksisting
Megahria
4 Iklim 10 Tropis 8 Tropis 8
5 Fitur 10 Kurang 5 Kurang 5
Alamiah vegetasi vegetasi

6 Asesibilitas 10 Mudah dicapai 9 Mudah 9


Dicapai
7 Panca Indera 10 Ketinggian 7 Ketinggian 7
bangunan sama bangunan
sama

8 Utilitas 10 Utilitas 9 Utilitas 9


Memadai Memadai
9 Sosial dan 10 Berada didekat 8 Berada di 8
Budaya balai kota pusat kota
10 Regulasi 10 Peruntukan 8 Peruntukan 8
kawasan kawasan
perdagangan perdagangan
Total Skor 89 90
Tabel 2. 5: Hasil Pembobotan Tapak
Sumber : Data Analisa Pribadi

Beradasrkan hasil pembobotan makan dipilih tapak pada jalan Kolonel


Atmo.
C. Informasi umum lokasi tapak terpilih

Gambar 2. 14 : Peta Administrasi Kota Palembang


Sumber : BAPPEDA Kota Palembang

a. Letak geografis
Letak Kota Palembang adalah antara 101˚ - 105˚ Bujur Timur, dan
antara 1,5˚- 2˚ Lintang Selatan atau terletak pada bagian timur provinsi
Sumatra Selatan, dipinggir kanan kiri sungai Musi lebih kurang 105 km dari
laut (selat bangka). Batas–batas kota pada bagian selatan perbatasan dengan
kabupaten Ogan Komering Ilir, dan pada bagian Utara, Timur dan Barat
berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. Luas wilayah berdasarkan
Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1988 ditetapkan luas wilayah kota ini
menjadi 400,6 km2.
b. Topografi
Karakter topografi di Palembang diantara Seberang Ulu dan Seberang
Ilir berbeda. Bagian wilayah Seberang Ulu pada umunmya mempunyai
topografiyang relative datar, dan sebagian besar dengan tanah asli berada
dibawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi (+ 3,75m di atas
permukaan laut). Dibagian wilayah Seberang Ilir ditemui adanya variasi
topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m diatas permukaan laut. Sampai
jarak sekitar 5 Km ke arah utara Sungai Musi kondisi topografinya relative
menaik sampai punggungan dan setelah itu semakin ke utara menurun
kembali. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada musim
hujan daerah akan tergenang dengan ketinggian rata rata 0-20 mdpl.
c. Klimatologi
Iklim di Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan kecepatan
angin berkisar antara 2,3 km/jam –4,5 km/jam. Curah hujan pertahun antara
2000 mm–3000 mm. Kelembaban udara antara 75%-89% dengan rata-rata
penyinaran matahari 45%. Suhu kota antara 23,4– 31,7˚ C
d. Geologis
Jenis tanah di Palembang terletak pada lapisan yang paling muda yang
banyak mengandung minyak bumi dan berlapis alluvial, liat, dan pasir.
Tanah ini dikenal dengan lembah Palembang – Jambi. Tanah relative datar
dan rendah sehingga sebagian kota Palembang digenangi air, tempat yang
lebih tinggi terletak dibagian utara kota.

II.2 Tinjauan Fungsional


Megahria mall elektronik dan fashion berfungsi sebagai pusat perbelanjaan khusus
barang-barang elektronik dan fashion di kota Palembang, dan bertujuan umtuk
memudahkan bagi masyarakat kota Palembang mencari, memperbaiki, maupun
hanya sebagai tempat rekreasi.
Fungsional pada megahria mall elektronik dan fashion dapat dibagi atas 2 (dua)
Fungsi, yakni:
A. Fungsi utama
Fungsi utama yang akan diwadahi adalah fungsi edukasi, preservasi, dan
rekreasi yang antara lain berupa:
1. Perdagangan
Kegiatan berupa kegiatan jual beli produk-produk elektronik maupun
fashion.
2. Pameran
Kegiatan memamerkan produk terbaru dari setiap produsen maupun
penjual agar dapat lebih dikenal oleh masyarakat.
3. Rekreasi
Sebagai alternative tujuan rekreasi bagi masyarakat kota Palembang, yang
di dalamnya terdapat game center dan taman bermain.

B. Fungsi penunjang
Fungsi penunjang pada megahria mall elektronik dan fashion berkaitan
dengan kegiatan pengelolaan yang antara lain sebagai berikut:
1. Kegiatan pengelolaan administratif
Merupakan Kegiatan yang mengatur segala hal yang berhubungan dengan
fungsi dan program kegiatan pada megahria mall elektronik dan fashion
sehingga dapat beroperasi secara optimal.
2. Kegiatan pelayan
a. Pelayanan publik
Berupa kegiatan pelayanan bagi pengunjung berupa informasi
terhadap barang elektronik dan fashion, dan informasi terhadap
fasilitas yang ada di megahria mall elektronik dan fashion
b. Maintenance
Kegiatan yang dilakukan oleh pengelola megahria mall elektronik
dan fashion yang mencakup semua kegiatan yang ada termasuk
keamanan dan kebersihan.
2.2.1. Pelaku dan Kegiatan di Megahria Mall Elektonik dan Fashion
Pelaku kegiatan di megahria mall elektronik dan fashion terbagi atas pelaku
pengelola dan pengunjung, sebagai berikut pelaku pada megahria mall elektronik
dan fashion :
a. Pengunjung
Salah satu faktor penting dalam perencanaan pusat perdagangan
elektronik adalah pengunjung, karena berhasil tidaknya suatu pusat
perdagangan dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang membeli barang
yang dipasarkannya.
1) Golongan Pengunjung
Usaha-usaha pemasaran akan lebih berhasil jika hanya ditujukan
kepada konsumen tertentu dan bukan masyarakat secara keseluruhan.
Golongan masyarakat yang dilayani adalah sesuai dengan tipologi
masyarakat kota, yaitu :
- Masyarakat urbanis
- Masyarakat rural urbanis
Golongan masyarakat menurut kelas sosial :
- Golongan atas, meliputi pengusaha kaya, pejabat tinggi.
- Golongan menengah, meliputi karyawan instansi pemerintah,
pengusaha menengah
- Golongan rendah, meliputi pegawai rendah, pedagang kecil, buruh.
2) Aktifitas pengunjung
Tujuan utama pengunjung adalah berbelanja. Aktifitas yang terjadi
dalam pusat perbelanjaan adalah sebagai berikut :
- Berbelanja
- Melihat-lihat (windows shopping)
- Rekreasi
- Istirahat sejenak: bermain (anak-anak, makan minum, melihat
pameran)
- Bermasyarakat
3) Kebiasaan dan kecendrungan
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pengunjung untuk
bersedia membeli barang dan jasa pada saat mereka membutuhkan. Hal
ini penting bagi manajer pemasaran untuk memahami mengapa dan
bagaimana tingkah laku konsumen tersebut, sehingga perusahaan dapat
mengembangkan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusi
produknya secara lebih baik.
Kebiasaan dan kecendrungan pengunjung dalam berbelanja
merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, perlu
diusahakan agar tercipta kondisi dan susana yang mampu memenuhi
kebiasaan para
pengunjung, sehingga mereka merasa nyaman dan betah berbelanja. Pada
umumnya, kebiasaan para pengunjung dalam berbelanja adalah:
- Ingin mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya
- Tidak mempunyai rencana berbelanja yang tertentu sehingga perlu
diarahkan dengan tatanan barang yang memperjelas urut-urutan
barang yang kira-kira dibutuhkan.
Kekuatan membeli dan kebiasaan berbelanja pada setiap pengunjung
ditentukan oleh Pekerjaan, Pendapatan, Usia, Jenis kelamin.
Merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktifitas
perbelanjaan, pengunjung yang datang dapat dibedakan menjadi tiga
kategori.
- Datang Khusus untuk berbelanja
- Datang untuk berbelanja dan berekreasi
- Datang untuk sekedar berekreasi saja
b. Penyewa
Pengusaha swasta/retail, sebagai pihak penyewa da nada juga yang berlaku
sebagai investor modal. Merupakan individu atau lembaga tertentu yang
menggunakan ruang dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial
(produsen dan distributor). Sistem pelayanan dapat dilakukan dengan
mesin atau manusia. Namun pada umumnya dibagi pada 3 sistem, yaitu :
Sistem Pramuniaga melayani di balik counter
pramuniaga
Konsumen boleh memilih dan membawa sendiri
Sistem
barang yang akan dibeli ke kasir. Pramuniaga hanya
swa-seleksi
menjaga counter.
Konsumen biasanya membeli barang dalam jumlah
Sistem besar, dengan membawa keranjang barang, memilih
swalayan dan membawa sendiri barang yang akan dibeli
kemudian dibawa ke kasir

Tabel 2. 6 : Sistem Penyewaan Retail Mall


Sumber : Data Analisa Pribadi
c. Pengelola
Merupakan individu yang tergabung dalam suatu badan yang mempunyai
tugas mengelola mengatur, mengorganisir agar mall berjalan dengan baik.
Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran aktivitas-aktivitas yang
berlangsung dalam megahria mall elektronik dan fashion termasuk menjaga
keberadaan fasilitas-fasilitas bangunan agar memberikan rasa nyaman dan
amanah pada para pelaku kegiatan, khususnya kepada pengunjung.
Sistem pengelolaan dipegang oleh seorang direktur utama, sedangkan
orang yang memiliki kewenangan memimpin serta menjalankan
keorganisasian mall adalah seorang General Manager. Seorang general
manager mengatur dan mengambil keputusan penting bagi kelangsungan
pengelolaan dan bangunan, yang tentunya dibantu oleh para karyawan.
Mengatur dan memberikan semua keputusan
General
penting bagi kel ancaran bangunan, dan dibantu
Manage
oleh asisten dan administrasi.
r
Architectural Bertanggung jawab atas desain dan perubahan
Service desain ruang yang diajukan oleh penyewa.
Manage
r
Chief Bertanggung jawab dalam menangani sistem
Engineering utilitas bangunan.
Mengatur keuangan dan bertanggung jawab atas
Accounting
kembalinya modal perusahaan.
Bertanggung jawab pembayaran uang sewa pada
Control Credit
penyewa bangunan.
Retail, Menangani periklanan dan promosi untuk
Advertisin mengenalkan kepada masyarakat maupun
g penyewa.
and Promotion
House Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
Keeping pemeliharaan bangunan.
Bertanggung jawab atas segi pertamanan dan
Car Park
landscape bangunan.
Security Menangani segi keamanan bangunan.

Tabel 2. 7 : Sistem Pengelolaan Mall


Sumber :
2.2.2. Fasilitas yang dibutuhkan.

Untuk menentukan fasilitas yang dibutuhkan maka harus dilakukan peninjauan


terhadap pelaku dan aktifitas yang dijabarkan pada poin sebelumnya. Secara garis
besar kebutuhan fasilitas pada bangunan megahria mall elektronik dan fashion
berdasarkan pelaku dan aktifitasnya adalah sebagaimana tertera dalam tabel
berikut:

Pelaku Aktifitas fasilitas


Pengelola  Megatur kegiatan  Kantor pengelola.
operasional gedung  Tempat informasi
 Menyediakan semua
kebutuhan dalam kegiatan
mall

Pengunjung  Berbelanja barang  Retail-retail elektronik dan


elektronik dan fashion
fashion  Game center
 Melihat pameran  Taman bermain
 Berekreasi
penyewa  Melakukan transaksi  Retail
jual beli  Fasilitas pameran
 Berinteraksi  Fasilitas istirahat,
 Beristirahat duduk, makan, dsb.
 Memamerkan  Fasilitas penerimaan dan
produk terbaru parkir.
Tabel 2. 8 : Fasilitas Mall
Sumber :
II.3 Tinjauan Obyek Sejenis
A. Bandung Elektronic Center

Gambar 2. 15 : Bandung Elektronic Center


Sumber : http://bandung.panduanwisata.id/cari-barang-elektronik-yuk-ke-
dukomsel- bandung/

No. Kriteria Penjelasan


1 Lokasi Jalan Purnawarman, Bandung
2 Konsep Modern dan High-tech
Audio visual, komputer, HP, dan kebutuhan
3 Barang dipasarkan
elektronik saat ini
Sistem kenyamanan berbelanja sangat
diperhatikan dalam pengelolaan BEC. Fasilitas
yang lengkap dengan ruang gerak yang luas dan
4 Zonasi arah sirkulasi pengunjung yang jelas. Adanya
ruang publik yang mendukung untuk urban
lifestyle sehingga pengunjung betah berlama-
lama di BEC.
Promosi aktif dan promosi pasif. Pada promosi
aktif, pengunjung dapat mencoba langsung
produk-produk elektronik dengan pengarah dari
5 Sistem Promosi
pemandu promosi. Sedangkan pada promosi
pasif berupa promosi yang dilakukan oleh
pemandu
promosi.
Bangunan secara menyeluruh dipegang oleh
pengelola BEC. Pihak pengelola BEC hanya
menyediakan tempat berupa retail-retail
6 Sistem Pengelolaan
penjualan selanjutnya pengelolaan per unit
retailnya diserahkan pihak principal maupun
penyewa
retail.
Tabel 2. 9 : Studi Preseden Sumber : Data Pribadi Penulis
B. Solaris, Singapura

Gambar 2. 16 : Solaris, Singapura


Sumber :
http://www.greenroofs.com

No. Kriteria Penjelasan


1 Lokasi Kawasan Bisnis Sudirman, Jakarta
2 Konsep Green Architecture
Berbagai jenis produk elektronik khusunya
3 Fungsi Bangunan perlengkapan rumah tangga dan di display
menarik mirip suatu pameran.
Sistem kenyamanan berbelanja sangat
diperhatikan untuk kenyamanan pengunjung .
4 Zonasi
Menyediakan fasilitas rekreasi seperti area
bermain anak dan juga menyediakan Food Court
Penerapan arsitektur hijau pada bangunan
meliputi:
• Landscape Ramp
• Pemanfaatan Air hujan
• Roof Gardens dan Sky Terraces
5 Green Building • Fasad Responsif Iklim
• Ventilasi Alami
• Pocket Park / Plaza
• Saft Panel Surya
• Sun-Shading/Kisi-kisi
• Eco-sel

Tabel 2. 10 : Tabel Studi Preseden Sumber : Data Pribadi Penulis


BAB III METODE PERANCANGAN

III.1 Pentahapan kegiatan Perancangan


Dalam tahapan kegiatan perancangan ini akan membahas mengenai tahapan
metode penelitian yang dilakukan pada perancangan megahria mall elektronik dan
fashion. Pentahapan kegiatan perancangan lini berisi paparan yang membahas
teknik-teknik pengumpulan data, pengolahan data atau analisa, dan penyajian data
yang diulas secara deskriptif. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu
pengumpulan data, proses analisis data, perumusan konsep dan menentukan
kerangka berpikir perancangan.

III.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan Data yang dikumpulkan terkait perancangan Megahria Mall
Elektonik dan Fashion dan pendekatan yang akan digunakan pada perancangan.
Ada dua jenis data dalam pengumpulan data perancangan yaitu data primer dan
data sekunder.
A. Data primer
Data Primer adalah data yang didapat secara langsung dari objek yang ditliti
dan kepentingan studi yang bersangkutan, baik itu diperloeh dengan cara
interview, observasi, dan dokumentasi. Adapun beberapa metode yang perlu
dilakukan sebagai upaya memperoleh kebutuhan data demi menunjang proses
perancangan megahria mall elektronik dan fashion antara lain sebagai berikut:
1. Metode observasi
Observasi adalah suatu metode kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil data dan informasi, dengancara mengamati dan
mencatat hasil wawancara yang ada di lapangan. Kejadian kejadian serta
info mengenai mall ekeltronik maupun mall fashion.
Observasi di lakukan untuk mendapatkan data data kelengkapan mengenai
perancangan Mall Elektronik dan Fashion. Pencarian dalam hal ruang
ruang aktifitas, dan fasilitas terkait dengan Mall
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan upaya pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mendokumentasikan kondisi eksisting pada lapangan baik itu
dengan cara pengambilan gambar menggunakan kamera, maupun dengan
melakukan sketsa bebas. Metode dokumentasi ini kelak akan berguna dan
membantu analisa pada proses membuat sintesa pada pengolahan tapak
B. Data sekunder
Data sekunder mrupakan data yang didapat secara tidak langsung dan
disatukan dengan studi-studi seblumnya yang diterbitkan atau dipublikasikan oleh
instansi lain. Data sekundr dapat berupa dokumentasi dan arsip-arsip resmi yang
didapat dari studi literatur serta studi banding mengeenai obbjek rancangan
sejenis. Adapun metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data
sekunder yang menunjang proses perancangan Megahria Mall Elektronik dan
Fashion antara lain sebagai berikut:
1. Studi literatur
Metode pencarian referensi penunjang pemahaman akan objek
rancangan dan ketentuan yang harus diperhatikan ketika melakukan
perancangan megahria mall elektronik dan fashion. Data sekunder dengan
metode studi literatur dapat diperoleh dari jurnal, buku, karya ilmiah,
peraturan resmi terkait objek dan tema perancangan yang meliputi:
a. Data yang menunjang pemahaman tentang objek yang akan
dirancang termasuk kebutuhan ruang hingga pelaku kegiatan.
b. Data yang menunjang pemahaman tentang pendekatan dan tema
yang akan diterapkan.
c. Data yang menunjang ketentuan dan standar yang harus
diperhatikan ktika merancang objek perancangan tersebut.
2. Perbandingan Objek Sejenis
Metode untuk mmperoleh informasi terkait fungsional objek
rancangan, dan perihal apa dan bagaimana yang seharusnya terdapat pada
bangunan tersebut. Metode ini dilakukan dengan cara mengamati dan
mengvaluasi informasi objek sejenis yang sudah lebih dulu dirancang dan
menggali informasi terkait apa saja yang seharusnya ada untuk diterapkan
pada objek rancangan kita, dan mencari tau kekurangan perancangan objek
tersebut agar tidak terjadi pada saat kita melakukan perancangan
III.3 Proses Analisis Data
Analisa pendekatan perancangan merupakan analisa mengenai penekatan –
pendekatan yang tepat untuk diterapkan pada objek rancangan. Analisis
pendekatan perancangan tersebut mengacu pada buku Zahund,2009, pendekatan
dan perancangan arsitektur. Analisa pendektan bertujuan untuk manganalisa
berdasarkan beberapa pendekatan – pendekatan yang kemudian dikaitakn
berdasarkan objek rancangan dan dapat disimpulkan pendekatan perancangan
yang tepat dan diterapkan dalam objek rancangan. Berikut diagram pendekatan
arsitektur yang ada didalam buku tersebut:

Diagram 3. 1 : Pendekatan
Arsitektur Sumber : Zahund (2009)
Gambar 3.
Fungsi utama dari megahria mall elektronik dan fashion ini adalah sebagai sebuah
pusat perbelanjaan yang khusus menjual barang elektronik dan fashion, yang
termasuk di dalamnya kegiatan pameran, servis, ekreasi dan penyediaan barang
elektronik maupun fashion. Dengan hadirnya megahria mall elekronik dan fashion
ini diharapkan dapat menjadikan area komersil sebagi daya dukung terhadap
kawasan sekitar dan menjadi image baru kota Palembang melalui kawasan
tersebut, khususnya bagi kegiatan rekreasi bagi masyarakat. di dalam bangunan
mall.
Fungsi ruang dan tata ruang dipilih sebagai pendekatan yang akan digunakan
dalam perancangan megahria mall elektronik dan fashion. dimana Pendekatan
fungsi ruang dan aturan ruang dinilai dapat memenuhi fungsi, kebutuhan dan
aktifitas yang terjadi di dalam sebuah mall. pada pendekatan Fungsi ruang, Ruang
dibentuk dengan tujuanan pandangan tertentu terhadap cara penggunaan ruang
tersebut. Ruang dapat dibentuk sesuai hubungan hirarki yang berada dalam
fungsinya. Semakin tepat hubungan fungsi dengan ruang, semakin jelas
kelangsungan pengunanya. Hal ini menjelaskan dalam penekatan fungsi ruang
memiliki keterkaitan antara fungsi dan ruangnya baik disusun melui kelompok
fungsi yang sama maupun kelompok fungsi diutamakan. Dalam hal ini fungsi
ruang dapat mendukung antar fungsi – fungsinya sehinggga memiliki keterkaitan
yang sangat kuat antar fungsi ruang dapat berhubungan dengan erat antar fungsi.
Sedangkan pada pendekatan tata ruang, tata ruang tercapai oleh susunan ruang
dalam objek secara hirarki. Penyusunan tersebut dapat melibatkan ide dan maksud
tertentu melalui pembentukan pola tertentu. Semakin tepat bentuk dan hubungan
struktur dengan fungsinya semakin jelas tata ruang dalam objek (Markus Zahnd,
2009).
Arsitektur modern dan arsitektur kontekstual yang dipagunakan penulissebagai
tema perancangan diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi permasalahan pada
kawasan yang akan di bangun. Arsitektur modern sebagai gaya arsitektur yang
mengikuti perkembangan zaman dengan tidak menjadikan sebuah standart-
standart dan bentukan baku didalam merancang, dapat menjadikan bentuk-bentuk
ruang dan bangunan yang lebih beragam, sedangkan arsitektur kontekstual sebagi
pendekatan yang digunakan sejatinya dalah sebuah pendekatan yang hadir dari
kepekaan dalam menghadapi masalah arsitektural pada kawasan daerah
perancangan tersebut.
Pendekatan arsitektur modern kontekstual berlandaskan pada dua prinsip antara
lain:
1. Modernisasi dalam arsitektur tidak dapat dihindari sebagai akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia
2. Permasalahan fungsi ruang yang hadir pada suatu kawasan dapat diatasi
dengan bangunan yang merespon permasalahan tersebut.
Konsep arsitektur modern kontekstual menerapkan modern dan identitas kawasan
dari daerah tempat bangunan akan didirikan. Oleh karena itu terdapat tiga kunci
konsep yang menjadi dasar pertimbangan pada pendekatan arsitektur regionalisme
kritis, antara lain:
1. Respon terhadap permasalahan kawasan
2. Respon terhadap keadaan geografis
3. Respon terhadap iklim.
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan dalam perencanaan dan
perancangan megahria mall elektronik dan fashion di kota palembang memakai
pendekatan arsitektur modern kontekstual dengan di dukung dengan pendekatan
spasial fungsi ruang dan tata ruang yang terdapat dalam buku Pendekatan dalam
Perancangan Arsitektur oleh Markus Zahnd (2009). Sehingga dapat diterapkan
proses analitis-sintesis yang dalam proses tersebut dilakukan analisa baik secara
simbolik ataupun nyata dan kemudian menghasilkan sintesa atau alternatif dalam
perancangan. Dalam proses analitis-sintesis tersebut tetap mempertimbangkan
aspek fungsi ruang dan tata ruang.
III.4 Perumusan Konsep
Dalam penerapan pendekatan arsitektur modern kontekstual maka dibutuhkan
antara keterkaitan fungsi bangunan dan permasalahan di lokasi lahan, dimana
sebagai bangunan pusat perbelanjaan yang akan menjadi image baru kota
palembang.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka perancangan berlandaskan pada perancangan
kawasan dengan mempertimbangkan unsur-unsur yang mendukung sebuah
bangunan diantaranya :
a. Land use
b. Bentuk dan massa bangunan
c. Sirkulasi dan parker
d. Ruang terbuka
e. Pedestrian
f. Aktivitas pendukung
g. Preservasi
Hasil dari pendekatan tersebut adalah metode perancangan secara mikro yang
ditujukan untuk perancangan bangunan secara arsitektural perancangan megahria
mall elektronik dan fashion serta menjadi dasar programming konsep yang
merupakan hasil dari pengumpulan informasi dan analisis dari sebuah

permaslahan.

Tabel 3. 1 : Programming
Sumber :

1. Issue adalah topik yang membutuhkan pengambilan tindakan dan


membuat keputusan (Duerk, 1993).
2. Fakta adalah apa yang kita ketahui dan diverifikasi. (Duerk, 1993).
3. Values adalah nilai-nilai yang ada (Duerk, 1993).
4. Goals adalah tujuan atau yang ingin dicapai (Duerk, 1993).
5. Performance Requirements (PR) adalah kebutuhan untuk memenuhi
tujuan yang ingin dicapai (Duerk, 1993).
6. Concepts adalah bagaimana cara untuk mencapai goals (Duerk,
1993). Berdasarkan teori perancangan diatas, maka metode perancangan arsitektur
pada Megahria Mall Elektronik dan fashion adalah sebagai berikut :
Issues Funcion Form Economy Visual

 Tempat penjualan  Bangunan Pertumbuhan Bangunan


barang elektronik komersil yang ada ekonomi masyrakat yang
menyebar di kota disekitar tapak kota berdampak pada berada di
Palembang dan pusat kota
memaksimalkan meningkatnya daya
tidak adanya sentra cendrung
luas bangunan beli barang elektronik.
eleltronik lengkap menjadi
yang menjadi acuan terjual sehingga salah satu
masyarakat bangunan terasa
image kota
perkotaan. dan terlihat ‘solid’

Kawasan sekitar
yang tidak
tertata dengan
baik
Facts

Tapak berada di Padatnya Bangunan Tapak dekat dengan Tapak


kawasan komersil serta kawasan perniagaan berada di
bangunan yang pedagang kaki lima kawasan 16 Ilir pusat kota
dan berada
memiliki jenis yang ada disekitar Palembang
di dekat
fungsi tapak kawasan
perdagangan dan yang
jasa memiliki
aktifitas
perniagaan
yang padat
akan
bangunan.

 Mall Elektronik Menjadikan  Mall elektronik dan Dapat


merupakan tempat bangunan komersil fashion dapat menambah
informasi/promosi, sebagai wadah dan memfasilitasi citra kota
pameran, servis, dan mendukung masyarakat yang Palembang
penyewaan barang aktivitas rekreasi konsumtif barang atau
elektronik yang sehingga dapat elektronik menjadi
berpusat pada satu memaksimalkan salah satu
tempat/bangunan di area terjual . image kota
dalam kota Palembang
.
Values
Fungsi bangunan Padatnya Bangunan Tapak yang dekat dengan Tapak yang
sesuai dengan komersil yang ada kawasan perniagaan 16 berada di
jenis fungsi tapak disekitar tapak Ilir dapat memberikan kawasan
banyak pengunjung pada perniagaan
pada kawasan menjadikan
bangunan dan ruang dapat
yaitu perdagangan kawasan crowded menambah
publik
dan jasa nilai fungsi
fungsi dan
aktifitas
yang sudah
ada
Merancang mall  Mall elektronik dan Merancang mall Menambah
elektronik dan fashion dengan elektronik dan fashion citra kota
fashion yang kawasan sekitar yang dapat menjadi Palembang
merespon kawsan menjadi satu kesatuan fasilitas yang reaktif . Dengan
sekitar di pusat sehingga fungsi untuk kawasan fungsi
Kota Palembang komersil dan fungsi bangunan
pada kawasan rekreasi sebagai Mall
Perniagaan dan penunjang tetap Elektronik
jasa maksimal dan dan ruang
menyeimbangkan publik
 Elemen elemen ‘solid’ dan
arsitektural yang ‘void’ dalam
Goals
menyebabkan bangunan sehingga
reaksi dan tidak menambah
merubah kepejalan dalam
unsur yang ada. kawasan.

 Elemen tidak
melenyapkan bentuk
kota yang lama.
Namun,
menyesuaikan bentuk
kota yang sudah ada
sebelumnya, dan
merubahnya menjadi
lebih positif.
 Menerapkan ruang  Menyelaraskan  Total kebutuhan ruang Merancang
yang sesuai massa bangunan dan total luas tapak / mall
standarisasi ruang mall elektronik dan Pemanfaatan ruang elektronik
publik dan fungsi yang efisien. dan
fashion dengan
komersil fashion
lingkunngan tapak
 Menggunakan teknologi yang dapat
 Penataan layout dan energi terbarukan
Menyesuaikan membawa
area exhibition yang sesuai dengan
identitas kota. perubahan
untuk mall perkembangan zaman,
PR yang
elektronik dan menjadikan aspek-aspek
reaktif
fashion bangunan ramah
untuk
lingkungan/ green
 Pengaturan zonasi, kawasan
building sebaga syarat
sirkulasi dalam bangunan publik Analisa
bangunan ruang Struktur dan Utilitas.
publik dan Mall
Elektronik

Concepts  Mall elektronik dan fashion sebagai penyeimbang kawasan.

Tabel 3. 2 : Programming Konsep


Sumber : Data Analisa Pribadi
III.5 Kerangka Berpikir Perancangan
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

IV.1 Analisis Fungsional


Analisa Fungsional merupakan sebuah analisa terhadap kebutuhan ruang
berdasarkan studi objek pelaku, aktifitas serta kegiatan ada pada bangunan
megahria mall elektronik dan fashion, identifikasi kebutuhan dan besaran ruang
yang akan digunakan di dalam proses perancangan. Perencanaan dan perancangan
megahria mall elektronik dan fashion ini memiliki sasaran pelaku pada tiap
kegiatan yang ada di dalam megahria mall elektronik dan fashion.
4.1.1. Analisa pelaku dan kegiatan
Identifikasi pelaku pada megahria mall elektronik danfashion ini dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, meliputi:
1. Kelompok pengelola
Pada megahria mall elektronik dan fashion ini, pengelola berperan dalam
mengatur segala kegiatan yang berlangsung. Pengelola merupakan bagian
yang bertanggung jawab terhadap berlangsungnya kegiatan yang ada di
dalam megahria mall elektronik dan fashion. Pengelola adalah individu
yang tergabung dalam suatu badan yang bertugas mengelola, mengatur,
mengorganisir mall agar dapat berjalan dengan baik, dan sebgai pihak
yang bertanggung jawab atas segala aktivitas di dalam Megahria Mall
Elektronik dan Fashion yang didalamnya termsuk menjaga fasilitas-
fasilitas agar terciptanya rasa nyaman bagi pengunjung, dan para pelaku
kegiatan.
Sistem pengelolaan dipimpin oleh general manager. General manager
bertugas mengatur dan memberikan serta mengambil keputusan penting
bagi kelangsungan bangunan mall, yang dibantu oleh staff dan karyawan
administrasi
a. Pelaku dan kegiatan
Mengatur dan memberikan semua keputusan
General
penting bagi kel ancaran bangunan, dan dibantu
Manage
oleh asisten dan administrasi.
r
Architectural Bertanggung jawab atas desain dan perubahan
Service desain ruang yang diajukan oleh penyewa.
Manage
r
Chief Bertanggung jawab dalam menangani sistem
Engineering utilitas bangunan.
Mengatur keuangan dan bertanggung jawab atas
Accounting
kembalinya modal perusahaan.
Bertanggung jawab pembayaran uang sewa pada
Control Credit
penyewa bangunan.
Retail, Menangani periklanan dan promosi untuk
Advertisin mengenalkan kepada masyarakat maupun
g penyewa.
and Promotion
House Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
Keeping pemeliharaan bangunan.
Bertanggung jawab atas segi pertamanan dan
Car Park
landscape bangunan.
Security Menangani segi keamanan bangunan.

Tabel 4. 1 : Pelaku Kegiatan


Sumber : Data Analisa Pribadi
b. Waktu dan frekuensi
Kegiatan pengelolaan yang berupa pekerjaan administratif
berlangsung pada setiap hari dengan jam kerja dimulai pukul 08.00
—16.00. Namun kegiatan pengelolaan berupa pekerjaan pelayanan
dan penanganan teknis seperti pemeliharaan keamanan bekerja
setiap hari terutama ketika penyelenggaraan event tertentu jam
kerja bisa mencapai 24 jam sehari dengan pergantian shift.
c. Alur kegiatan
a. Karakter dan suasana kegiatan
Karakter kegiatan lebih bersifat elegan dan nyaman bagi para
pelaku kegiatan sehingga menimbulkan suasana kondusif agar
mereka mampu bekerja secara produktif.
b. Kebutuhan fasilitas
Fasilitas yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pengelolaan
ialah ruang kerja pada setiap bagian serta ruang rapat sebagai
tempat evaluasi kinerja pengelola. Selain embutuhkan ruang kerja,
juga dibutuhkan lobby untuk tamu yang datang. Fasilitas servis
juga dibutuhkan untuk mengakomodir kebutuhan amenitas para
pelaku kegiatan seperti tempat makan, tempat ibadah, dan tempat
butuhan sanitair.
2. Kelompok pengunjung
Pengunjung berperan sebagai pelaku utama yang datang mengunjungi
mall. Karakteristik kegiatan yang di lakukan yaitu pengunjung menikmati
fasilitas, mendapatkan informasi segala hal yang berkaitan dengan
elektronik dan fashion, menikmati pameran dan pertunjukan yang terdapat
di dalam mall antara lain, pertunjukan fashion show, pameran produk
elektronik tahunan.
a. Pelaku
• Masyarakat umum.
• Pengunjung Mall elektronik dan fashion
• Pemilik retail dan tenant
• Desainer dan Seniman
• Wisatawan
• Media
• Pengelola
b. Waktu dan frekuensi
Frekwensi kegiatan kunjungan terjadi setiap hari dengan durasi
kunjungan berkisar antara pukul 09.00—pukul 20.00 WIB pada
setiap hari kerja, dan pukul 09.00-22.00 pada akhir pekan..
c. Alur kegiatan
d. Karakter dan suasana kegiatan
Karakter yang dibangun pada setiap ruang maupun antar ruang
adalah karakter yang dinamis dan informative, yang memudahkan
setiap pengunjung untuk mendapatkan informasi dan kebutuhan
elektronik maupun fashion, serta agar tidak membosankan.
Karakter yang dinamis memberikan suasana yang nyaman dan
bersahabat bagi para pengunjung, karena mall juga bertujuan
sebagai tempat berekreasi.
e. Kebutuhan fasilitas
a. Kegiatan informasi dan promosi produk elektronik
Fasilitas yang berfungsi sebagai wadah kegiatan informasi
maupun penjualan berbagai produk elektronik, bangunan
yang direncanakan bersifat menerima, terbuka, ramah dan
nyaman dengan sistem promosi tetap dan promosi
temporer. Produk-produk yang diwadahi dalam megahria
mall elektronik dan fashion adalah produk consumer goo
electronic, berikut jenis-jenis produk yang diwadahi dalam
tempat promosi dan servis,
No. JENIS MACAM
1. Audio Color TV, Video Tape Recorder, HVS Movies, 3D
Visua Sound System, Portables Audios, Midi System,
l Music Equipment System, Compact Disk Player,
Cassete Player, Slime Line, Car Audio System,
Speaker, Camera dan Handicam
2. Home Room Air Conditioner, Refreegerator, Water
Appliance Cooler, Water Haeter, washer, vacum Cleaner,
s Fans, Water Pump, Kitchen Apliances (Juicer /
blender, Coffe Maker, Oven toaster, Home Bakery,
Rice Cooker, Gas Table / Electric Stove).
3. Personal Hand Phone, Massanger, Hair Dryer / Hair Tyler,
Electric Shaver.
4. Lamp and Lamp and Lighting Equipment.
Lighting
5. Computer Hard Ware, Soft Ware.

Tabel 4. 2 : Macam Produk Elektronik


Sumber : Sekjen Gabungan Pengusaha Elektronik

b. Kegiatan informasi dan promosi produk fashion


Fasilitas yang mewadahi semua kegiatan yang berkaitan
dengan fashion, seperti halnya kegiatan produksi, desain,
penjualan, dan pameran.fasilitas yang dibutuhkan antara
lain
- Retail
- Ruang produksi
- Fasilitas pameran
c. Kegiatan servis barang elektronik
Fasilitas yang mewadahi aktivitas servis, yang memberikan
kemudahan bagi pengunjung yang ingin memperbaiki
peralatan elektronik, fasilitas ini juga untuk melengkapi
fungsi utama bangunan.
d. Kegiatan rekreasi
Salah satu fasilitas mall adalah menampung kegiatan
rekreasi yang menjadi fungsi sekunder bangunan, rekreasi
sendiri adalah salah satu cara agar pengunjung dapat
menikmati fungsi utama dan mendatangkan kebahagiaan.
Fasilitas yang dibutuhkan sebagai area rekreasi antara lain;
- Game center
- Wahana bermain anak
4.1.2. Analisa kebutuhan ruang
Berdasarkan penjabaran asumsi pelaku dan aktivitas pada analisa kegiatan diatas,
dapat diidentifikasikan kebutuhan macam-macam area dan kebutuhan perabot
pada masing-masing tempat.
Tabel 4. 3 : Kebutuhan Ruang
FUNGSI UTAMA
KEGIATAN & PELAKU ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS
N Waktu, Pola,
Kegiatan
o Pelaku durasi, gerak, Tempat Perabot Sumber
frekuensi Suasana
09.00-
Pengunju Linear
Masuk ke 20.00
1. ng Atraktrif Lobby - TSS
bangunan Setiap
Pedagang (Publik)
Hari
09.00-
Memusat Meja
Memberikan Pegawai 20.00
2 Formal Informasi Informasi NAD
Informasi Mall Setiap
(Privat) Kursi
Hari
Penyewa 08.00-
Penjualan retail 20.00 Linear
Retail Display
3 produk elektronik Pada Nyama DA
Elektronik Kursi
elektronik Pramunia Waktu n
ga Tertentu (Privat)
Penyewa
08.00- Tenant
Pameran tenant Linear
20.00 Meja
4 produk pameran Atraktif Atrium Asumsi
Setiap Kursi
elektronik Pramunia (Publik)
Hari Display
ga
Melihat/ 09.00-
Linear Koridor
membeli Pengunju 20.00
5 Atraktif Retail Retail DA
produk ng Setiap
(Publik) Elektronik
elektronik Hari
09.00-
Melihat/
20.00 Radial
membeli Pengunju
6 Pada Atraktif Atrium Tenant DA
Pemeran ng
waktu (Publik)
Elektronik
tertentu
08.00- Meja
Penjualan Penyewa Linear
20.00 Kursi
7 Produk Pramunia Nyama Retail DA
Setiap Display
Fashion ga n
Hari Kamar pas
(Privat)
08.00-
Penyewa Tenant
Pameran 20.00 Linear
Tenant Catwalk
8 Produk Pada Atraktif Atrium Asumsi
Pramunia Display
Fashion waktu (Publik)
ga Kamar Pas
tertentu
09.00-
Melihat/memb Linear Koridor
Pengunju 20.00
9 eli Produk Atraktif Retail Retail DA
ng Setiap
Fashion (Publik) Fashion
Hari
09.00-
Melihat/Memb
20.00 Radial
eli Produk Pengunju
10 Pada Atraktif Atrium Tenant DA
pameran ng
waktu (Publik)
Fashion
tertentu
Desain & Penyewa 08.00- Retail Meja
Linear
Produksi Pramunia 20.00 Butik Kursi
11 Nyaman NAD
Produk ga Setiap Ruang Display
(Private)
Fashion Pekerja Hari Produksi Meja Jahit
Pengunju
ng 08.00- Meja
Linear
Service Penyewa 20.00 Retail Kursi
12 Nyama NAD
Elektronik Teknisi Setiap Service Meja Kerja
n
Pramunia Hari Service
(Privat)
ga
08.00-
Lemari
21.00
Penyimpanan Pegawai Penyimpan
13 Pada Linear Gudang Asumsi
Barang Gudang an
Waktu
Rak
Tertentu
FUNGSI PENUNJANG
KEGIATAN & PELAKU ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS
N Waktu, Pola,
o Kegiatan Pelaku durasi, gerak, Tempat Perabot Sumber
frekuensi Suasana
08.00- Meja
Penjualan Petugas 18.00 Linear Ruang Kursi
1 DA
Tiket tikcting Setiap Private Ticketing Display
Hari Lemari
09.00-
Radial Meja
Pengunju 19.00 Game
2. Bermain Game Tenang Kursi Asumsi
ng Setiap Canter
(Publik) Komputer
Hari
09.00-
Radial Kids Perabot
Pengunju 1900
3 Rekreasi Anak Nyaman Play Bermain Asumsi
ng Setiap
(Publik) ground Anak
Hari
Penyewa
Meja
Pramunia 09.00-
Linear Kursi
ga 20.00 Café
4 Wisata Kuliner Atraktif Kasir DA
Cheff Setiap Food Court
(Publik) Peralatan
Pengunju Hari
Dapur
ng
09.00-
Komersil Pedagang Linear Lapak Meja
19.00
5 Pedagang Kaki Pengunju Atraktif pedagang Kursi Asumsi
Setiap
Lima ng (Publik) kaki lima Display
Hari
09.00-
Linear
Transaksi Pengunju 20.00 ATM Mesin
6 Aman Asumsi
Keuangan ng Setiap Center ATM
(Publik)
Hari
FUNGSI PENGELOLA
KEGIATAN & PELAKU ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS
N Waktu, Pola,
Kegiatan
o Pelaku durasi, gerak, Tempat Perabot Sumber
frekuensi Suasana
08.00-
Meja
17.00 Linear
Kursi
1. Menunggu Tamu Pada Nyama Lobby DA
Sofa
waktu n
Komputer
tertentu (Privat)
Kursi
08.00-
Koordinasi General Linear Meja
17.00 R.General
2. Pengelolaan Manager Nyama Lemari DA
Setiap Manager
Mall Mall n Sofa
hari
(Privat) Komputer
R.Sekreta 08.00- Kursi
Pengelolaan Linear
ris 17.00 R.Sekretari Meja
3 Administrasi Nyama DA
General Setiap s Lemari
Manager n
Manager hari Komputer
(Privat)
R,Manager
Manager
Administra DA
Administr 08.00- s Meja
Pengelolaan Linear
asi 17.00 Kursi
3. administrasi Nyama R. Staff
Staff Setiap Lemari
Mall n Bagian
Administr Hari Komputer DA
(Privat) Administra
asi
si

Manager R.Manager
08.00- Keuangan Meja
Keuangan Linear
Pengelolaan 17.00 Kursi
4. Staff Nyama DA
keuangan Mall Setiap Lemari
Keuangan n R. Staff
Hari Komputer
(Privat) Keuangan

Manager 08.00- Linear R.Manager Meja


5. DA
Marketing 17.00 Nyaman Marketing Kursi
Pengelolaan Staff Setiap (Privat) Lemari
R.Staff
Pemasaran Marketing Hari
Marketing
Mall
Pengelola Meja
08.00-
: Linear Bundar
Mengadakan 17.00
6. Sebagian Nyama R. Rapat Kursi DA
rapat Setiap
staff n Proyektor
Hari
(20 org) (Privat) Layar
08.00-
Linear Meja
Pengelolaan Staff 17.00
7. Nyama R.Arsip Kursi DA
Arsip Mall Arsip Setiap
n Lemari
Hari
(Privat)
Manager 08.00- R.Manager
Linear Humas Meja
Pengelolaan Humas 17.00
8. Nyama Kursi DA
Humas Staff Setiap R. Staff
n Lemari
Humas Hari Humas
(Privat)

Menjaga Staff Linear R.Keamana Meja


Setiap
9. Keamanan Keamana Atraktif n Kursi DA
Hari
Mall n (Privat) Pos Satpam Monitor

Mengurus 08.00-
Staff Linear Meja
kebersihan 17.00 R. Staff
10 Kebersiha Nyama Kursi DA
sarana/prasara Berkala Kebersihan
n n Lemari
na setiap hari
(Privat)
FUNGSI AMENITAS
KEGIATAN & PELAKU ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS
N Waktu, Pola,
Kegiatan
o Pelaku durasi, gerak, Tempat Perabot Sumber
frekuensi lintasan
Pengunju 08.00-
Linear Kloset
Buang Air ng & 20.00 Toilet
1. Tenang Urinor DA
Kecil Pengelola Setiap Umum Pria
(Publik) Wastafer
Pria Hari
Pengunju 08.00-
Linear Toilet
Buang Air ng & 20.00 Kloset
2. Tenang Umum DA
Kecil Pengelola Setiap Wastafel
(Publik) Wanita
Wanita Hari
08.00-
Pengunju Linear Toilet
Buang Air 20.00 Kloset
3. ng Tenang Umum DA
Kecil Setiap Difable
Difable (Publik) Difable
Hari
Menyimpan Staff Linear
Setiap Alat
4. peralatan Kebersiha Aman Janitor Asumsi
Hari Kebersihan
kebersihan n (privat)
Pengunju Waktu
Linear
ng & Shalat Musholah Lemari
5. Beribadah Nyaman DA
Pengelola Setiap Pria Sajadah
(Publik)
Pria Hari
Pengunju Waktu
Linear
ng & Shalat Musholah Lemari
6. Beribadah Nyaman DA
Pengelola Setiap Wanita Sajadah
(Publik)
Wanita Hari
FUNGSI SERVIS
KEGIATAN & PELAKU ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS
N Waktu, Pola,
Kegiatan
o Pelaku durasi, gerak, Tempat Perabot Sumber
frekuensi lintasan
Linear R. Genset Genset SB
Linear R. AHU - SB
R. Kontrol
Linear - Asumsi
AHU
Mesin-
08.00- mesin
Linear R.Mesin Asumsi
1. Maintenance 17.00 penunjang
Pengelola Mall
Bangunan Setiap
Hari Panel
Linear R. Panel Asumsi
Kelistrikan
Linear R. Pompa Pompa Asumsi
Meja
Linear R. Monitor Kursi Asumsi
Monitor
Petugas
Menyimpan Sepanjang
2. Kebersiha Linear Gudang Lemari DA
peraltan waktu
n
IV.2 Analisis Spasial / Ruang
4.2.1. Analisa besaran ruang
Standar Perancangan yang diterapkan pada perencanaan Megahria mall elektronik
dan fashion mengacu pada kebutuhan ruang pelaku kegiatan dan perabot yang
dinutuhkan serta kenyamanan sirkulasi pengguna ruangan tersebut. Rujukan
analisa penentuan besaran ruang ini didapat dari studi literatur dan asumsi pribadi.
Berikut rincian sumber referensi yang digunakan dalam analisa kebutuhan ruang
perencanaan Megahria Mall Elektronik dan Fashion;
Proses analisa kebutuhan, kapasitas dan besaran Ruang dilakukan berdasarkan
pengelompokan kegiatan dan kebutuhan ruang pada masing-masing kelompok
kegiatan.

FUNGSI UTAMA
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber
as Minimal
75 m2
50 1.2-1.5 (50 x 1,5)
1. Lobby 3 - TSS (Lobby) x 3
Orang m2 m2 225 m2
+
Sirkulasi 30%
(2 x 1.5 m2) 6.2 m2
Pusat 2 Meja, 3.2 m2 + 3 x 3.2 m2 (Informasi) x
2 3 NAD 3
Informasi Orang Kursi Per-Unit +
18.6 m2
Sirkulasi 20%
Dimensi 1.5 m2 300 +180 11.52 m2
Retail Manusia /Org m2 (Retail) x 50
4
3 Elektronik 50 Orang Display + DA 575 m2
(small) Kursi 3.6 20%
Etalase m2/Unit Sirkulasi
Dimensi 1.5
Retail 450+108 m2 22.7 m2
Manusia m2/org
10 + (Retail) x 30
4 elektronik 30 Display DA
Orang 20% 669 m2
(medium) Kursi 3.6
sirukulasi
Etalase m2/unit
Dimensi 1.5
Retail 360+72 m2 25.92 m2
Manusia m2/org
12 + (Retail) x 20
5 elektronik 20 Display DA
Orang 20% 518 m2
(large) Kursi 3.6
sirukulasi
Etalase m2/unit
1.5
Dimensi m2/org
Manusia 375
Retail Display 4.2 +210+100 17.8 m2
5 m2
6 fashion 50 Kursi m2/unit DA (Retail) x 50
Orang +
(Small) Etalase 890 m2
Kamar 2 m2/unit 30%
pas kamar Sirkulasi
pas
1.5
Dimensi m2/org
Manusia 840
Display 4.2 +249+140
Retail 8 m2 23.6 m2
7 70 Kursi m2/unit DA
fashion Orang + (Retail) x 70
Etalase 1652 m2
(medium) Kamar 2 m2/unit 30%
pas kamar Sirkulasi
pas
1.5
Dimensi m2/org
Manusia 270+
Retail Display 4.2 126+60 19.7 m2
6 (Retail Butik)
8 fashion 30 Kursi m2/unit + DA
Orang x 30
(butik) Etalase 30%
Kamar 2 m2/unit Sirkulasi 592.8 m2
pas kamar
pas
Lemari 1085 m2
2 15 % Luas 20%
9 Gudang 250 Penyimpa DA
Orang Retail Sirkulasi
nan
1.5 m2
Dimensi 16.6 m2
/Org 150+124 m2
Manusia (Retail
Service 5 +
10 20 Meja & DA Service) x 20
elektronik Orang 3.2 20%
Kursi 333.6 m2
m2/Unit Sirkulasi
Lemari
x2
Dimensi.
Manusia
50
2 m2
tenant (750 m2 ) 1125 m2
Barang /Orang
11 Atrium 3 + 150 + DA (Atrium) x 3
pameran
org 50% Sirkulasi 3375 m3
Meja 9 m2
Display
Etalase
Total Luasan Kelompok Fungsi Utama 9935 m2
FUNGSI PENUNJANG
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Kapasit Luasan
Nama Ruang Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber
as Minimal
1.5 30 + 12.8
Meja 55.64 m2
m2/Org m2
Lobby/ruan 20 Sofa, (Lobby) x 3
1 3
Orang
+ DA
g tunggu Dimensi 166.9 m2
3.2 Sirkulasi
Manusia
m2/unit 30%
Meja, 1.5 3 + 6.4 m2 11.2 m2
Ruang 2 kursi, m2/org + (Ticketing) x
2. 3 NAD 3
ticketing Orang Dimensi Sirkulasi
Manusia 3.2 m2 20% 33.84 m2
Ruang 75 + 500
1.5 805 m2 (Play
bermain Perabot m2
50 m2/org Ground) x 2
3 anak 2 bermain + Asumsi
Orang 250 m2 1610 m2
anak 40%
/Unit
Sirkulasi
1.5 m2 60 + 128 225.6 m2
Dimensi (Game
/Org m2
Ruang game 40 Manusia Center) x 3
4 3 + + NAD
center Orang Meja 676.8 m2
3.2 20%
Kursi
m2/unit Sirkulasi
Dimensi 80 + 46 m2
2 m2/org
40 Manusia + 126 m2 x 10
5 cafe 10
Orang
+ NAD
(1 Meja 30 % 1260 m2
4.6 m2
4 Kursi) sirkulasi
Dimensi
manusiaP 2 m2/org 60 + 24 +18
Perabota m2 13.26 m2 x
Dapur / 3
6 10
Orang n dapur 2.4 m2 + NAD 10
pantry
Lemari + 30% 132.6 m2
penyimpa 1.8 m2 sirkulasi
nan
Dimensi 240 + 58 m2
1 unit 2 m2/org 19.37 m2
120 Manusia +
7 Food court (20 + NAD (Tenant) x
Orang Meja 30 %
tenant) 4.6 m2 20
Kursi sirkulasi
387.4 m2
Peralatan 2 m2/org 120 + 48 +
dapur 36 13.26 m2
Dapur / 3
8 20 Lemari 2.4 m2 + NAD (Dapur) x
pantry Orang
penyimpa + 30 % 20
nan 1.8 m2 sirkulasi 265.2 m2
80 + 60 +
Dimensi
Lapak 2 m2/org 36 m2
1 (20 Manusia
9 Pedagang 30 Org + Asumsi 228.8 m2
unit) Meja
Kaki 2.4 m2 30 %
Kursi
Lima sirkulasi
Jumlah Luasan Fungsi Penunjang 4761.5 m2
FUNGSI PENGELOLA
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang Kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber
as Minimal
20 m2
Lobby / 5 Sofa 20
1.
ruang tunggu
1 + NAD
24 m2
Orang Meja m2/unit
20 % sirkulasi
20 m2
Meja,
R.General 1 20 m2 + 24 m2
2. 1 Kursi, NAD
Manager Orang Per-Unit 20 %
Lemari
Sirkulasi
12 m2
Meja
R.Manager 1 12 m2 + 14.4 m2
3 1 Kursi NAD
keuangan Orang Per-Unit 20%
Lemari
Sirkulasi
12 m2
Meja, 14.4 m2
R.Manager 1 12 m2 +
3. 1 Kursi, NAD
pemasaran Orang Per-Unit 20%
Lemari
Sirkulasi
12 m2
R.Manager Meja, 14.4 m2
1 1 12 m2 +
4. Administras Kursi, NAD
Orang Per-Unit 20%
i Lemari
Sirkulasi

12 m2 14.4 m2
Meja, +
R.Manager 1 12 m2
5. 1
Orang
Kursi, 20% NAD
Humas Per-Unit
Lemari Sirkulasi
Lemari

5 x 4,46 m2 4.46 m2 x 5
Meja,
1 4,46 m2 + 22.3 m2
6 R.Sekretaris 5
Orang
Kursi, NAD
Per-Unit Sirkulasi
Lemari
30%
Meja 30 m2
Bundar
20 30 m2 +
7 Ruang rapat 1 Kursi NAD 36 m2
Orang
Proyektor
Per-Unit 20%
Layar Sirkulasi
66.9 m2
Meja,
15 4.46 m2 + 5.79 m2
8 Ruang Staff 1
Orang
Kursi, NAD
Per-Unit 30% (Staff) x 15
Lemari
Sirkulasi 86.97 m2
Meja 1.6 m2 x 5
1 1.6 9.6 m2
9. Ruang Arsip 1 Kursi X 20 % DA
Orang m2/Unit
Lemari sirukulasi

Meja 2.4 m2 x 3
Ruang 3 2.4 6.8 m2
10. 1 Kursi X 20 % DA
keamanan Orang m2/Unit
Monitor sirkulasi

2.4 m2 x 3
Ruang Staff 3 Kursi, 2.4 m2 9.3 m2
11 1 X 30 % NAD
Kebersihan Orang Lemari Per-Unit sirkulasi

FUNGSI AMENITAS
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang Kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber Minimal
as
6+3+4
Wastafel 2 m2/unit m2
8
1. Toilet Pria 7 Urinoir 1m2/ unit + DA 109.2 m2
Orang
WC 2m2/ unit 20 %
sirukulasi
6 + 6 m2
8 Wastafel 2 m2/unit +
2. Toilet Wanita 7 DA
Orang WC 2m2/ unit 20 % 100.8 m2
sirukulasi
6 + 6 m2
Toilet 1 Wastafel 2 m2/unit + 24 m2
3. 7 DA
Disabilitas Orang WC 2m2/ unit 20 %
sirukulasi
Gudang Alat 1
4. 1 Lemari 1.6 m2 2 m2 Asumsi 2 m2
Kebersihan Orang
43.2 m2
30 0.72 m2 + 56.1 m2
5. Musholla 2 Sajadah HDI
Orang Per-Unit Sirkulasi
30%

FUNGSI SERVIS
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang Kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber Minimal
as

1. Ruang 1 Mesin
1 Orang
- - Asumsi 9 m2
Genset Diesel
1 Mesin
2 Ruang AHU 1 - - Aumsi 9 m2
Orang AHU
1 9 m2
3 Ruang Mesin 1
Orang
Mesin - - Asumsi
1 Panel 4 m2
4 Ruang Panel 1
Orang Elektrikal
- - Asumsi
Ruang 1 9 m2
5 Pompa
1
Orang
Pompa - - Asumsi
Ruang 1 4 m2
6 Monitor
1
Orang
Monitor - - Asumsi
(2 m2 x 5) x
5 Mesin 3 30 m2
7. ATM Center 3 2 m2 DA
Orang ATM X 20 %
sirkulasi
Loading 5
8 2 - - - Asumsi 56 m2
Dock Orang

Tabel 4. 4 : Analisa Besaran Ruang


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis
A. Analisa parkir
1. Kebutuhan ruang parkir
Ratio parker = 1:80 (1 mobil untuk luas 80 m2)
Parkir Mobil : /100 =170 mobil
• Standar untuk 1 mobil = 12.5 m2
• Kebutuhan parkir mobil = 12.5 m2 x170
= 2125
Parker Motor 1/3 parkir mobil = 57 motor
• Kebutuhan untuk 1 motor = 2 m2
• Kebutuhan parkir motor = 57 x 2 m2 = 114 m2

Parkir taksi ( 15m2 untuk 1 taksi) = 5x15 = 75 m2


Parkir Servis
- 65 m2 untuk 1 truck dan 30 m2 untuk mobil box
- 3 truck x 65 m2 = 195 m2
- 5 mobil box x 30 m2 = 150 m2

Total kebutuhan parkir pengelola = 2659 + sirkulasi 20 %


= 2659 + 531.8 = 3190.8 m2

Berdasarkan KDB tapak maka luasan yang digunakan :


85% x 7138 m2 = 6067.3 m2

4.2.2. Analisis hubungan ruang


1. Hubungan ruang secara mikro
Hubungan ruang secara mikro adalah skema yang menunjukkan
interaksi dan kedekatan antar ruang pada setiap kelompok kegiatan.
a. Matriks hubungan ruang berdasarkan Fungsi Ruang
• Kelompok Fungsi Ruang Pengelola

Diagram 4. 1 : Matriks Hubungan Ruang Kelompok Fungsi Pengelola


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
• Kelompok Fungsi Utama

Diagram 4. 2 : Matriks Hubungan Ruang Kelompok Fungsi Utama


Sumber : Analisa pribadi Penulis
• Kelompok fungsi penunjang

Diagram 4. 3 : Matriks Hubungan Ruang Kelompok Fungsi Penunjang


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

• Kelompok service

Diagram 4. 4 : Matriks Hubungan Ruang Kelompok Servis


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
2. Hubungan ruang secara makro

Diagram 4. 5 : Hubungan Ruang Makro


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

3. Hubungan ruang secara mikro


b. Kelompok ruang pengelola

Diagram 4. 6 : Hubungan Ruang Kelompok Ruang Pengelola


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
c. Kelompok Ruang Retail

Diagram 4. 7 : Hubungan Ruang Kelompok Ruang Retail


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

d. Kelompok ruang pameran

Diagram 4. 8 : Hubungan Ruang Kelompok Ruang Pameran


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
e. Kelompok Ruang Penunjang

Diagram 4. 9 : Hubungan Ruang Kelompok Ruang


Penunjang Sumber : Analisa Pribadi Penulis
f. Kelompok ruang servis

Diagram 4. 10 : Hubungan Ruang Kelompok Ruang Servis


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

IV.3 Analisis Kontekstual / Tapak


4.3.1. Pemilihan tapak
Berdasarkan kriteria pemilihan tapak pada poin sebelumnya, di ajukan beberapa
alternatif tapak yag dapat di jadikan lokasi Megahria Mall Elektronik dan Fashion
di kota Palembang. Alternatif yang di ajukan antara lain
A. Lokasi tapak terpilih
1. Jl. Rustam Efendi

TAPAK TERPILIH

FASILITAS UMUM

PERTOKOAN

Gambar 4. 1 : Lokasi Tapak Terpilih


Sumber : Data Pribadi Penulis
Tapak terpilih merupakan lokasi tapak eksisting dari megahria
department store, pasaraya bandung department store, yang didalamnya
terdapat banyak toko pakaian dan bermacam toko, lokasi tapak ini berada
pada jalan kolektor primer dengan lebar jalan 16 meter.

2. Jl. Kolonel Atmo

TAPAK TERPILIH

FASILITAS UMUM

PERTOKOAN

Gambar 4. 2 : Lokasi Tapak Terpilih


Sumber : DataPribadi Penulis

Tapak terpilih merupakan lokasi tapak eksisting dari megahria


department store, pasaraya bandung department store, yang didalamnya
terdapat banyak toko pakaian dan bermacam toko, lokasi tapak ini berada
pada jalan kolektor primer dengan lebar jalan 16 meter.
B. Analisa pembobotan site
Alternative site terpilih harus memenuhi berbagai kriteria sebagai berikut :
a. Kesesuaian dengan kebutuhan sebagai Mall elektronik dan fashion
b. Kesesuaian dengan rencana kota/RTRW
c. Tingkat aksesibilitas atau pencapaian
d. Faktor pendukung Mall elektronik dan fashion
e. Luas lahan yang dibutuhkan
Gambar 4. 3 : Analisa Pembobotan Site
Sumber : Google.com
No. Kriteria Skor Pilihan Tapak
Maks Tapak 1 Skor Tapak 2 Skor
Jl Rustam Jl Kolonel
Efendi Atmo
1 Lokasi 10 Kawasan 9 Kawasan 9
perdagangan perdagangan
2 Tautan 10 Dekat dengan 9 Dekat 9
Lingkungan fasilitas kota dengan
fasilitas kota
3 Eksisting 10 Pertokoan 8 Bangunan 9
ruko eksisting
Megahria
4 Iklim 10 Tropis 8 Tropis 8
5 Fitur 10 Kurang 5 Kurang 5
Alamiah vegetasi vegetasi

6 Asesibilitas 10 Mudah dicapai 9 Mudah 9


Dicapai
7 Panca 10 Ketinggian 7 Ketinggian 7
Indera bangunan bangunan
sama sama

8 Utilitas 10 Utilitas 9 Utilitas 9


Memadai Memadai
9 Sosial dan 10 Berada 8 Berada di 8
Budaya didekat balai pusat kota
kota
10 Regulasi 10 Peruntukan 8 Peruntukan 8
kawasan kawasan
perdagangan perdagangan
Total Skor 89 90
Tabel 4. 5 : Hasil Pembobotan Tapak Terpilih
Sumber : Analisa Data Pibadi
Berdasarkan hasil pembobotan tapak tersebut, maka tapak alternative 1
pada Jl.Kol.Atmo menjadi tapak terpilih sebagai lokasi perancangan.
C. Informasi umum lokasi tapak terpilih
Tapak terpilih merupaka lokasi eksisting Megahria Departmen Store yang
berada pada di Jl.Kol.Atmo, kecamatan Ilir Timur I kota Palembang

Gambar 4. 4 : Peta Administrasi Kota Palembang


Sumber : BAPPEDA Kota Palembang

Jalan Kolonel Atmo merupakan salah satu jalan kolektor primer di kota
Palembang, yang menghubungkan pusat kota menuju kawasan pasar 16 Ilir. Pada
gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada kawasan sekitar site memiliki tingkat
kepadatan yang tinggi,

Gambar 4. 5 : Lokasi Tapak Terpilih


Sumber : Google.com

Tapak terpilih memiliki regulasi bangunan tipe kawasan usaha atau perdagamgam
yang memiliki Koefisien Dasar Bangunan sebesar 85% dari luas lahan, dengan
ketentuan Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah ½ lebar jalan + 1 meter, tapak
terpilih ini memiliki luasan sekita 7.200 m2, yang berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut
a. arah utara : ruko/pertokoan
b. arah selatan : Jl. Rustam Efendi
c. arah timur : Jl. lingkungan
d. barat : Jl. Kolonel Atmo
4.3.2. Gambaran umum dan regulasi tapak
Berdasarkan perda kota Palembang, dan berdasarkan Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kota Palembang (RTRWK), kawasan pada jalan colonel atmo termasuk
dalam, pusat pelayanan kota (PPK), dan termasuk ke dalam kawasan perdagangan
dan jasa kota Palembang.
Berdasarkan peraturan daerah kota Palembang kawasan ini sangat ideal sebagai
lokasi perancangan, karena memilki kesesuaian dengan peraturan daerah, kondisi
eksisting site juga merupakan bangunan Megahria Deparment Store. Unutk
menentukan luasan lahan minimum yang dibutuhkan dalam perancangan
megahria mall elektronik dan fashion di kota palembag ini, perhitungan yang
dilakukan adalah dengan membandingkan regulasi dan hasil perhitungan luasan
bangunan.

Gambar 4. 6 : Letak Kawasan Megahria di Kota Palembang


Sumber : Data Pribadi Penulis
Perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan luas bangunan yang diizinkan
pada tapak berdasar pada besaran Koefisien Dasar Bangunan, dan Koefisien Dasar
Hijau dengan membandingkan dengan besaran kebutuhan ruang dan luasan
parker. Berdasarkan perda kota Palembang kawasan tapak memiliki KDB hingga
90% dan KDH sebesar 20% dengan jumlah lantai yang diizinkan sebanyak 27
lantai. Dasar
regulasi yang menjadi landasan dalam pemilihan tapak adalah peraturan daerah
kota Palembang no 15 tahun 2012 tentang RTRW kota Palembang. Maka luasan
bangunan dapat dihitung sebagai berikut :
- KLB = 85% x luas lahan
= 85% x 7100 m2
= 6035 M2
- KDH = 20% x luas lahan
=20% x 7100 m2
= 1420 m2

Gambar 4. 7 : Regulasi Tapak Terpilih


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis

4.3.3. Sirkulasi dan pencapaian tapak

Jalan Kol.Atmo Kolektor


Sekunder ROW 24

Jalan Jend.Sudirman Arteri


Primer ROW 35

Jalan Rustam Efendi Kolektor


Sekunder ROW 12

Jalan Masjid Lama


Kolektor Sekunder ROW
24

Gambar 4. 8 : Sirkulasi dan Pencapaian Tapak


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis
A. Pencapaian tapak
Pencapaian menuju tapak dapat melalui jalan Jend.Sudirman atau jalan
Kol.atmo yang merupakan jalan Arteri dan jalan Kolektor, kedua jalan
terebut dilalui oleh transportasi umum sehingga mudah dalam pencapaian
bagi pengunjung yang menggunakan transportasi umum.
a. Transportasi Umum (melalui jalan Jend.Sudirman)
A B

C D

Gambar 4. 9 : Transportasi Umum Jl.Jendral Sudirman


Sumber : Google.com

b. Angkutan Umum (melalui Jalan Kol.Atmo)

Gambar 4. 10 : Transportasi Umum Jl.Kol Atmo


Sumber : Google.com
B. Potensi tapak
Lokasi yang berada di jalan arteri dan jalan kolektor sekunder menjadikan
tapak sangat potensial, karena mudah untuk dijangkau, dan terdapat
banyak fasilitas menuju tapak menggunakan transportasi umum, seperti
Transmusi,Angkot, dan LRT
C. Permasalahan tapak
Lokasi yang berada pada kawasan perdagangan menjadikan kawasan sekitar
tapak begitu penuh sesak dengan kendaraan yang melintas setiap hari
sehingga kawasan sekitar tapak menjadi macet dan susah untuk di lalui,
bukan hanya padatnya kendaraan yang melintas, hal tersebut juga diperparah
dengan kendaraan yang parker di sepanjang jalan kol.atmo, sedangkan pada
jl rustam effendi kemacetan disebabkan oleh banyaknya pedagang kaki lima
(PKL) yang berdagang di badan jalan.

Gambar 4. 11 : Kondisi Eksisting PermasalahanTapak


Sumber : Google.com
D. Sintesa

Pedestrian

Jalur
kendaraan
Satu Arah

Gambar 4. 12 : Sintesa Pencapaian Tapak


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis

1 : Pada bagian site yang menghadap ke JL.Kol.Atmo dijadikan sebagai akses


masuk ke dalam tapak, agar tidak terjadi penumpukan di Jl.Rustam Efendi
2 : Bagian site yang menghadap ke Jl.Rustam Efendi berfungsi sebagai jalur
keluar dari tapak, hal tersebut merespon jalur kendaraan pada jalan
tersebut yang satu arah.
3 : Membuat fasilitas gedung parker, yang dapat menampung kendaraan, baik
pengunjung bangunan, maupun difungsikan sebagai tempat parker
kendaraan umum.
4.3.4. Klimatologi

Gambar 4. 13 : Analisa Klimatologi


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis
A. Analisa
a. Matahari
- Kota Palembang termasuk daerah yang beriklim tropis dengan suhu
kota rata-rata 23.4o C – 31.7o C
- Pengaruh sinar matahari terhadap bangunan mempengaruhi suhu pada
bagian dalam bangunan, panas matahari yang terbesar masuk kedalam
tapak pada pagi hari
- Jatuhnya sinar matahari pada bangunan tidak dipengaruhi oleh
bangunan sekitar yang memiliki ketinggian 2-3 lantai/10 meter.
- Mempertimbangkan suhu yang sejuk bagi bangunan, agar cahaya dan
panas matahari tidak secara langsung masuk ke dalam bangunan
- Perlunya penyaring cahaya matahari yang masuk agar suhu di dalam
ruangan tetap terjaga

b. Angin
- Angin yang bertiup dari utara maupun selatan dapat dijadikan salah satu
penghawaan alami
- Intensitas angina pada tapak cukup baik dan dapat dimanfaatkan.
B. Sintesa
a. Matahari
- Bangunan memerlukan perlindungan dari arah barat yang merupakan
arah datangnya padas cahaya matahari dari pukul 13.00-16.00 yang
merupakan suhu terpanas
- Penataan orientasi bangunan agar tidak menghadap arah datangnya
matahari sore
- Mengatur jarak antar bangunan agar sinar matahari yang masuk ke
dalam tapak tidak terganggu
- Menggunakan vegetasi sebagai peneduh dan penggunaan warna yang
tidak terlalu menyerap cahaya matahari.
b. Angin
- Membuat bukaan atau membuat dinding berongga pada arah utara
maupun arah selatan
- Menanam vegetasi agar angina yang berhembus tidak terlalu kencang
menerpa lantai dasar bangunan
4.3.5. Analisis View
A. View in

Gambar 4. 14 : Analisa View In Tapak


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis

Analisis Sintesa
- View ke dalam tapak dari Jl.Kolonel - Orientasi dan fasad bangunan
.Atmo dan Jl.Rustam Efendi merupakan yang mengarah pada view 1 dan
view yang terbaik dikarenakan jalan 4 dimaksimalkan agar menarik
tersebut satu arah
perhatian.
- View 1 dan 2 dari jalan kolonel atmo yang
- Bangunan yang dirancang
mengarah langsung ke site harus
memiliki ketinggian yang cukup
dimaksimalkan agar menarik perhatian
tinggi agar dapat terlihat.
pengunjung karena merupakan perspektif
terbaik
- Pada area 1 dan 2 direncanakan

- View 3 yang berhadpan dengan jalan sebagai open space agar view
beringgin janggut dapat menjadi pilihan tanpa penghalang pandangan ke
view yang dimaksimalkan dalam bangunan.
- View 4 menjadi view yang dapat dilihat - Area pada hook tapak diberi
oleh pejalan kaki yang berasal dari jalan vegetasi sebagai peneduh.
jenderal sudirman

Tabel 4. 6 : Analisa View In Tapak


Sumber : Data Analisa Pribadi
Penulis
B. View out

Gambar 4. 15 : Analisa View Out Tapak


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis

Analisis Sintesa
- View keluar tapak terbagi pada 4 view - Orientasi dan fasad bangunan
terbaik yang mengarah pada view 1 dan
- View 1 yang berhadpan dengan jalan 4 dimaksimalkan agar menarik
kolonel atmo menjadi pilihan agar dapat
perhatian.
melihat view dari arah tersebut
- Bangunan yang dirancang
- View 2 yang berhadpan dengan komplek
memiliki ketinggian yang cukup
ruko dan pertokoan tidak potensial untuk
tinggi sehingga dapat melihat
lebih dikembangkan
- View 3 yang mengarah ke Jl.Beringin
kearah view potensial yang

Janggut dapat memberikan view pertokoan diinginkan


dengan karakter lawas - Memrancang ruang terbuka pada
- View 4 merupakan view terbaik yang lantai yang cukup tinggi..
dimiliki oleh tapak, view ini mengarah ke - Memaksimalkan view 1 dan 4
Jl.Jendral Sudirman sehingga dapat sebagai pemandangan dari dalam
melihat jembatan Ampera bangunan.

Tabel 4. 7 : Analisa View Out Tapak


Sumber : Data Analisa Pribadi
Pnulis
4.3.6. Analisis Zonasi tapak
Pembagian zona pada tapak bertujuan agar tapak yang terbatas dapat
digunakan dengan maksimal dan tercipta keharmonisan antara ruang-ruang
pada bangunan dan keadaan tapak.
Sintesa berdasarkan hasil beberapa analisis sebelumnya menghasilkan penzoningan
pada tapak sebagai berikut :

Gambar 4. 16 : Analisa Zonasi Tapak


Sumber : Data Analisa Pribadi Penulis

Enterance

Exit

Massa Bangunan

Gedung Parkir

Vegetasi
4.3.7. Analisis Geometri dan Enclosure
A. Dasar pertimbangan
Pertimbangan dalam menentukan bentuk dan gubahan massa dalam
merancang sebuah bangunan adalah sebagai berikut.
a. Goal Perancangan
b. Sintesa Analisa Kontekstual
c. Fungsi dan Besaran Ruang
d. Tema Perancangan
e. Proporsi
B. Tata Massa Bangunan
Massa
No Kelebihan Kekurangan
Bangunan

- Efisien pada lahan yang sempit - Tidak ada interaksi antar


Massa - Kemudahan dalam massa bangunan
1 Bangunan - Perlu pertimbangan sirkulasi
pengaturan pengawasan dan
dalam tapak yang relative sempit
Tunggal keamanan
- Perlu penyesuaian pada
- Kegiatan terpusat pada satu tempat
masalah penghawaan dan
- Pencapaian antar zona
pencahayaan
menjadi relatif cepat
- Beberapa kegatan tidak berjalan
maksimal pada lahan yang
sempit
- Tata letak massa dan zona pada
- Pencapaian lebih jauh dari lahan yang
tapak lebih bebas dan dinamis
Massa sempit dipengaruhi oleh pencapaian
- Kejelasan dalam pembedaan
2 Bangunan luar ke tapak dan pencapaian antar
pola kegiatan dan zona
Majemuk massa
aktivitas
- lebih sulit dalam pengawasan
- Baik untuk aspek
- lahan kurang efisiensi
penghawaan dan
- Membutuhkan konsep sirkulasi yang
pencahayaan terintegrasi dan saling terhubung
- Memungkinkan interaksi antar antar massa
massa
Tabel 4. 8 : Analisa Tata Massa Bangunn
Sumber : Analisa Pribadi Penulis
Sintesa :

Berdasarkan beberapa kelebihan dan kekurangan pada setiap tipe tata


massa bangunan, dan berdasarkan hasil analisis tapak, maka jenis massa
yang digunakan pada perancangan Megahria mall elektronik dan fashion
di kota Palembang adalah massa tunggal. Nilai ekonomis menjadi salah
satu pertimbangan dalam pemilihan jenis massa bangunan.
C. Bentuk dasar
Bentuk merupakan dimensi didang yang memiliki volume sehingga
menjadi pembentuk karakter ruang di dalamnya, pemilihan bentuk dasar
disesuaikan dengan analisis fungsi, karakter hingga konsep perancangan
bangunan. Berikut adalah dasar pertimbangan dalam pemilihan bentuk
dasar bangunan
a. Fungsi bangunan
b. Karakter bangunan’
c. Pembagian zonasi tapak
d. Kegiatan yang diwadahi
e. Tapak dan lingkungan
f. Efisiensi ruang
Terdapat beberapa bentuk dasar yang dikemukakan oleh Francis DK.
Ching yang ditulis di dalam buku arsitektur ruang dan tatanan, yaitu,
lingkaran, segitiga dan persegi, berikut adalah rincian dari bentuk
tersebut
Bentu Kelebihan Kekurangan
k

1. Lingkaran
- Bentuk halus - Fleksibilitas ruang rendah
dan dinamis - Kurang efisiensi
- Orientasi ruang dapat - Sulit dikembangkan
memusat dan menyebar - Sulit untuk
ke semua arah kombinasi dengan
bentuk lain
2. Segi Empat - Bentuk efisien - Monoton
- Mudah dikembangkan - Kaku
- Orientasi pada empat -
sisi
- Mudah dikembangkan
dengan bentuk lain
3. Segitiga - Bentuk stabil dan - Kurang efisien
berkarakter - Kurang fleksibel
- Mudah dikombinasi - Sulit dalam layout
dengan bentuk lain
- Orientasi pada tiga sisi
Tabel 4. 9 : Bentuk dasar
Sumber : Franchis DK Ching (Arsitektur Ruang dan Tatanan)
Sintesa:
Dalam perancangan megahria mall elektronik dan fashion adalah bentukan
sederhana, dengan pertimbangn pemanfaatan ruang, efisiensi serta tema
perancangan, maka bentuk segi empat adalah bentuk yang paling tepat,
dengan bentukan dasar tersebut dapat dikembangkan dan dimodifikasi
dengan penambahan atau pengurangan maupun di kombinasikan dengan
bentukan lain, bentuk segi empat memiliki kesesuaian dengan fungsi
sebuah mall yang menuntut arah sirkulasi yang jelas dan efisiensi dalam
penggunaan ruang.
D. Pola Hubungan Ruang
Dalam perancangan megahria mall elektronik dan fashion ini, beberapa hal
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan pola ruang berdasarkan
fungsi dan kegiatan yang diwadahi, beberapa alternative pola hubungan
ruang yang terdapat di dalam buku arsitektur,bentuk, ruang dan tatanan
sebagai berikut:
No Pola Karakter
1 Linier Pola hubungan ruang dengan rangkaian yang
tersusun dalam suatu garis yang berurutan.
Berupa koridor, teratur dan terdapat
pengulangan.

2 Terpusat Pola hubungan yanng mengarah pada sebuah


titik pusat dan sejumlah ruang sekunder.

3 Radial Pola hubungan ruang dengan pusat yang


menjadi acuan organisasi ruang
4 Klaster Pola hubungan ruang yang terbentuk
berdasarkan kedekatan hubungan antar ruang
atau memiliki ciri dan hubungan visual.

5 Grid Pola hubungan ruang yang terbentuk oleh


beberapa jalan yang saling berpotongan pada
jarak tertentu.

Tabel 4. 10 : Pola Hubungan Ruang


Sumber : Franchis DK Ching ( Arsitektur Ruang dan Tatanan)

Sintesa :
Dengan fungsi sebagai mall maka pola hubungan ruang yang paling cocok
adalah gabungan dari pola hubungan ruang yang linier dan terpusat,
dimana hal tersebut menciptakan arah sirkulasi yang jelas.
E. Skala Ruang
Penerapan skala ruang merupakan hal terpenting dalam perancangan
sebuah mall untuk menciptakan ruang-ruang yang efisien dan berkarakter.
Skala dalam arsitektur merupakan sebuah perbandingan antara elemen
bangunan atau ruang dengan elemen tertentu dengan ojek pembanding
adalah manusia. Berikut adalah jenis jenis skala dan pengertiannya :
1. Skala manusia
Merupakan pembanding utama dalam penentuan ukuran dan besaran
ruang
2. Skala generic
Perbandingan ukuran bangunan atau ruang dengan elemen lain yang
ada di sekitarnya
3. Skala ruang dalam lingkungan perkotaan
a. Skala ruang intim
Merupakan skala ruang yang kecil dan memberikan rasa
perlindungan ( shelter ) bagi manusia yang berada di dalamnya
b. Skala perkotaan
Skala perkotaan berkaitan dengan ruang dan kota serta lingkung
sekitarnya sehingga manusia merasa memiliki dan enclosed dalam
lingkungan tersebut
c. Skala monumental
Merupakan skala ruang yang yang besar dan memiliki nilai
tertentu, dimana manusia merasakan pengalaman keagungan
ruangan tersebut
d. Skala menakutkan
Skala ruang menakutkan tercipta apabila suatu objeck atau
bangunan memiliki ketinggian yang berbeda jauh dari skala
manusia.
Sintesa
Skala yang menjadi pilihan dalam penerapan dan perancangan megahria
mall elektroik dan fashion ini adalah skala kota, dengan pertimbangan
kawsan di sekitar tapak.
F. Enclosure
Untuk mendapatkan bentuk luar atau elemen penutup bangunan serta
menentukan sistem struktur dan utilitas bangunan terdapat beberapa hal
yang perlu menjadi dasar pertimbangan
- Hasil analisa spasial
- Hasil analisa geometri
- Hasil analisa kontekstual
Adapun elemen dalam selimut bangunan tersebut adalah,
- Bentuk luar bangunan
Bentuk luar bangunan yang akan dirancang mempertimbangkan hasil
dari analisis kontekstual, karena selimut bangunan merupakan elemen
yang dapat mencerminkan bangunan tanpa orang harus masuk ke
dalamnya. Pemilihan wujud dan bentuk dari selimut bangunan itu
sendiri tidak lepas dari tema dan konsep perancangan yang memiliki
konsep modern kontekstual.
- Material fasad
Berdasarkan konsep modern kontekstual maka material yang akan
digunakan pada perancangan selimut bangunan ini adalah material
terkini dan dapat mengurangi penggunaan energy, namun hal tersebut
juga berdaasarkan dan dipengaruhi oleh analisa kontekstual.
Fasad bangunan tidak terdiri dari dinding massif karena hal tersebut
memberikan kesan monoton dan membosankan, penggunaan material
kaca dan penambahan kulit bangunan (secondary skin) sebagai
finishing dapat berfungsi sebagai pereduksi panas serta menjadikan
bangunan lebih indah dna terlihat modern.
BAB V SINTESIS DAN KONSEP PERANCANGAN

V.1 Sintesis Perancangan


Bagian ini merupakan rangkuman dan kesimpulan dari seluruh hasil analisis-
analisis sebelumnya yang dikaitkan satu sama lain menjadi kesatuan yang utuh.
Sintesis analisis berisi alternatif alternatif yang berasal dari analisis-analisis yang
terkait.

V.1.1 Sintesis Perancangan Tapak

Penjelasan:

Gambar 5. 1 : Sintesis Tapak Terpilih


Sumber : Google.com
- Pada sisi 1 dari tapak akan menjadi bagian enterance tapak yang merespon
alur sirkulasi kendaraan menuju tapak yang hanya dapat diakses melalui
jalan kolonel atmo, bagian fasad yang mengarah kea rah tersebut dibuat
transparan dengan pelapis secondary skin agar bangunan terlihat menonjol
untuk memaksimalkan view in terhadap citra dan estetika bangunan.
- Pada sisi 2 dari tapak akan dijadikan ruang terbuka hijau untuk mereduksi
dan menghambat sinar matahari sore yang masuk ke dalam bangunan, serta
untuk membatasi view out yang kurang potensial, serta akan ditanam
tanaman peneduh dan tanaman penghias estetika, area ini juga menjadi area
parker luar bangunan sebagai respon dari peraturan sempadan bangunan,
fasad pada arah ini akan dibuat dari material yang mereduksi panas dan
cahaya matahari.
- Pada sisi 3 dari tapak akan menjadi jalur keluar dari tapak, serta pada area
tersebut akan ditanami vegetasi pembatas, pengarah serta vegetasi peneduh,
fasad pada sisi ini akan dibuat terbuka, serta melakukan peninggian massa
bangunan hal tersebut merespon view out tapak yang potensial karena
mengarah ke jembatan ampera yang menjadi icon kota palembang dan
kawasan pusat kota.
- Pada sisi 4 dari tapak akan ditanami vegetasi pembatas, sisi bangunan ini
akan dibuat transparan dan dilapisi dengan secondary skin, hal tersebut
merespon view out bangunan yang kurang potenisial, serta pada sisi ini
bangunan merupakan bagian yang terlihat dari arah jalan jend sudirman, hal
tersebut agar memaksimalkan estetika bangunan.

V.1.2 Sintesis Perancangan Arsitektur


A. Gubahan Massa

1 2

4 3

Gambar 5. 2 : Gubahan Massa


Sumber : Analisa Pribadi
Penulis
1. Geometri dasar pada perancangan berawal dari bentuk persegi, yang
dilakukan pembagian berdasarkan segmen dan zonasi, yaitu zona retail,
pameran, pengelola dan rekreasi
2. Bentuk dasar persegi mengalami transformasi berupa pengurangan dan
pemisahan, menyesuaikan kebutuhan dan pembagian zona pada tapak.
3. Bentukan dasar yang telah mengalami pemisahan tersebut dirotasi, dan
di interseksi yang menjadikan sebagian zona tergabung, rotasi dan
interseksi tersebut berdasarkan analisa kontekstual yang menunjang
view.
4. Pada bagian depan tampak penegasan kolom yang menopang lantai atas
sebagai penunjang estetika, namun juga merepresentasikan bangunan
panggung di kota palembang.

V.1.3 Sintesis Perancangan Struktur


Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan menjadi pertimbangan dalam
pemilihan sistem struktur pada sebuah bangunan adalah kemampuan struktur
tersebut dalam menopang beban bangunan, serta ketahanan struktur tersebut
terhadap api, keamanan, kemudahan konstruksi, ketersediaan bahan dan ekonomi
A. Sistem struktur bawah (Sub Structure)
Sistem struktur bawah merupakan bagian sistem struktur yang
menyalurkan beban bangunan ke tanah, dan merupakan bagian sistem
struktur yang menopang bangunan secara keseluruhan, sistem struktur
bawah diklasifikasikan berdasarkan kedalamannya, berikut beberapa tipe
pondasi tersebut:

Tipe Pondasi Keterangan


Pondasi Pondasi Pondasi yang ditanam secara menerus pada
Dangkal Menerus keseluruhan dinding bangunan, pondasi
menerus hanya digunakan pada bangunan
sederhana yang bertingkat rendah.
Pondasi Pondasi yang ditanam pada bagian bawah
Setempat kolom utama bangunan, penggunaan pondasi
stempat dapat digunakan pada kondisi tanah
yang baik dan cocok untuk bangunan rendah.
Pondasi Pondasi Pondasi tiang pancang merupakan pondasi
Dalam Tiang yang cocok untuk bangunan dengan beban
Pancang yang besar atau tinggi.
Keunggulan tipe pondasi ini adalah kualitas
kekuatan yang lebih baik karena proses
pembuatannya menggunakan metode
fabrikasi, dalam pengerjaan ponasi jenis ini
lebih efisien dan memerlukan waktu yang
lebih singkat, dalam pemasangan pondasi
ini, pengerjaannya menimbulkan getaran
yang cukup besar dan persiapan teknis
khusus
dalam pengerjaan dan sambungan.
Pondasi Layaknya Pondasi Tiang Pancang, pondasi
Borepile borepile juga merupakan pondasi yang cocok
untuk bangunan dengan beban yang besar
atau tinggi. Namun pengerjaanya tidak
terlalu menimbulkan kebisingan dan getaran
serta tidak memerlukan sambungan. Namun,
pemeriksaan kekuatan pondasi tidak bisa
dilakukan secara langsung karena
pengerjaan langsung di lokasi
pembangunan.
Tabel 5. 1 : Jenis-jenis Pondasi

Sintesa:
Tipe pondasi yang akan digunakan pada bangunan adalah jenis pondasi
setempat dengan penambahan tiang pancang, pemilihan pondasi tersebut
berdasarkan pertimbangan keamanan dan keselamatan pengguna bangunan
karena bangunan yang direncanakan merupakan bangunan mall yang
memiliki beban mati yang berat dan juga beban hidup yang berat.

B. Sistem Struktur Badan Bangunan (Midle Structure)


Struktur badan konvensional yang digunakan pada bangunan yang
bertingkat rendah-menengah menggunakan sistem struktur rangka sebagai
berikut:
a. Sistem struktur One Way Rib
Salah satu jenis struktur badan dengan penataan balok searah dengan
bentangan jarak yang cukup dekat dan dimensi balok yang cukup
kecil, namun membutuhkan dimensi kolom yang lebih besar.
b. Sistem struktur Two Way Rib
Sistem struktur bangunan dengan dua jenis balok yaitu balok induk
dan balok anak, kedua balok tersebut disusun bersilang, dimensi balok
induk dan balok ditentukan dari laebar bentang dan dimensi kolom
sebuah bangunan
c. Sistem struktur Grid/Waffle
Sistem struktur bangunan yang serupa dengan struktur Two Way Rab,
namun dengan jarak antar balok yang lebih rapat dan dimensi balok
yang lebih kecil.
Sintesa:
Sistem Struktur yang akan diterapkan pada objek perancangan adalah
kombinasi sistem One Way Rib dan Two Way Rib dengan kombinasi
material antara beton dan baja.

C. Sistem Struktur Atap (Upper Structure)


Struktur atap merupakan sistem struktur yang membentuk elemen
pelindung fisik bangunan dari bagian atas, pada perancangan Megahria
mall elektronik dan fashion membutuhkan atap dengan bentang yang
cukup lebar yakni pada ruang pameran.
Berikut ini beberbagai jenis sistem struktur atap untuk bentang lebar yang
dapat menjadi dasar pertimbangan:
Jenis Struktur Penjelasan
Rangka Ruang Sistem rangka baja tiga dimensional berupa
komposisi batang baja yang memikul gaya tekan
atau tarik sentris.
Rangka Batang Merupakan sistem rangka dua dimensi yang disusun
dengan konfigurasi segitiga sehingga cenderung
stabil.
Membran Merupakan struktur dengan permukaan tipis dan
fleksibel yang memikul beban dengan tegangan tarik.
Cangkang Merupakan struktur tiga dimensi lengkung yang tipis
dan kaku dan menyalurkan beban yang merata
melalui permukaan bidangnya
Pelat Lipat Hampir serupa dengan sistem cangkang, namun pada
sistem ini mengandalkan lipatan dengan kekuatan
satu arah yang diperbeasar dengan
menghilangkan
permukaan planar, sehingga semakin banyak bidang
lipat, semakin kuat strukturnya.
Kabel Merupakan struktur dengan pengembangan cara kerja
kabel yang menahan beban tarik dengan tiang sebagai
penyokong utamanya.
Tabel 5. 2 : Struktur Penutup Atap Bentang Lebar

Sintesa:
Untuk bentang yang lebar sesuai dengan kebutuhan fungsional, maka
sistem rangka yang digunakan adalah sistem rangka rangka batang dengan
material baja, selain atap dengan sistem rangka ruang, bangunan juga
menggunakan atap dengan sistem atap plat beton.
.
V.1.4 Sintesis Perancangan Utilitas
1. Penghawaan
Pertimbangan sistem penghawaan pada perancangan bangunan ini
menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan.
A. Penghawaan alami yaitu metode yang memanfaatkan
pergerakan aliran udara pada bagian dalam bangunan sehingga
menghasilkan udara yang sejuk di dalam bangunan, dengan
pemanfaatan ventilasi atau bukaan pada bangunan.
B. Penghawaan buatan yaitu metode yang memanfaatkan bantuan
mesin Air Conditioner (AC) untuk mengalirkan udara sejuk ke
seluruh ruangan, terdapat dua sistem penghawaan dengan
bantuan mesin Air Conditioner yakni sistem terpusat dan
sistem terpisah. AC sentral dapat mendistribusikan udara ke
beberapa ruangan dengan menggunakan satu pendingin,
sedangkan AC terpisah hanya mengalirkan udara pada satu
ruangan untuk satu pendingin.
Sintesa:
Sistem Penghawaan yang diterapkan pada perancangan bangunan ini
sesuai kebutuhan setiap ruang, dan akan didominasi oleh sistem
penghawaan buatan. Sistem penghawaan buatan yang digunakan adalah
sistem penghawaan terpusat (sentral).
2. Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang menjadi pertimbangan terbagi atas dua
jenis berdasarkan sumbernya, yaitu sistem pencahayaan alami
dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber cahay dan
sistem pencahayaan buatan yang memanfaatkan lampu sebagai
sumber cahaya.
Sintesa:
Sistem pencahayaan perancangan bangunan ini didominasi oleh
pencahayaan buatan, dasar pertimbangan adalah intensitas cahaya
matahari yang tidak merata kesemua bagian bangunan secara
menyeluruh dalam satu waktu, penggunaan jenis lampu LED pada
selasar dan retail sebagai sumber cahaya agar lebih menghemat
energy yang digunakan untuk menerangi bangunan. Penggunaan
cahaya buatan pada bangunan hanya digunakan pada beberapa
ruang tertentu.
3. Distribusi Listrik
Sumber listrik utama pada bangunan berasal dari PLN yang
didistribusikan melalui gardu induk terdekat yang terdapat di
sekitar site yang kemudian di distribusikan pada bangunan dan
juga tapak sesuai kebutuhan, pada bangunan juga disediakan
genset/generator sebagai sumber listrik cadangan.

Diagram 5. 1 : Distribusi Listrik


Sumber : Analisa Pribadi Penulisan
4. Distribusi Air Bersih
Seluruh air bersih yang mensuplai bangunan berasal dari saluran
PDAM Tirta Musi Kota Palembang, secara umum terdapat dua
sistem pendistribusian air bersih, yaitu sistem upfeed dan
downfeed. Sistem upfeed memiliki sistem kerja dmna air
ditampung dengan menggunakan ground tank yang kemudian di
distribusikan keseluruh bangunan dengan bantuan pompa,
kelebihan sistem pendistribusian air ini adalah tidak memerlukan
banyak plumbing dan tidak memerlukan uppertank.
Sistem pendistribusian lainnya adalah sistem Downfeed, yang
menampung air pada tangki yang berada pada atas bangunan
(upper tank) yang kemudian di distribusikan ke seluruh bangunan
dengan memanfaatkan gravitasi bumi maupun menggunakan
pompa, kelebihan sistem pendistribusian air ini lebih efisien dalam
penggunaan energy.

Sintesa:
Pada perancangan Megahria Mall elektronik dan fashion
menggunakan sistem pendistribusian air bersi downfeed yang mana
tangki air ditempatkan pada atas bangunan, hal tersebut
berdasarkan pertimbangan energy.

Diagram 5. 2 : Distribusi Air Bersih


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

5. Perlakuan Limbah Air Kotor


Limbah air kotor dibagi menjadi dua bagian yaitu limbah air bekas
yang berasal dari floor drain dan limbah air kotor yang berasal dari
kloset. Terdapat dua sistem dalam pembuangan limbah air kotor
yaitu sistempembuangan campuran (tunggal) dan sistem
pembuangan terpisah (majemuk), pada sistem campuran air limbah
dialirkan dalam satu saluran, sedangkan pada sistem pembuangan
terpisah penyaluran air kotor dan air bekas pada saluran yang
berberda.

Sintesa:

Diagram 5. 3 : Perlakuan Limbah Air


Sumber Analisa Pribadi Penulis

Dalam perancangan Megahria Mall Elektronik dan Fashion, sistem


pembuangan yang akan diterapkan ialah sistem pembuangan
campuran dimana limbah yang berasal dari kloset dan floor drain
akan ditampung didalam septictank dan dibersihkan secara berkala
di dalam bak control dan water treatment sebelum akhirnya
dibuang ke saluran pembuangan kota, sedangkan air hujan tidak
lagi ditampung namun langsung dialirkan menuju saluran
pembuangan kota untuk menghindari genangan mada tapak.
6. Transportasi Bangunan
Sistem transportasi utama yang digunakan dalam perancangan
bangunan adalah escalator dan lift, lift pada bangunan juga terbagi
menjadi dua jenis lift, yaitu lift manusia dan lift barang untuk
memudahkan dalam mengangkut barang dan material, namun
terdapat tangga sebagai transportasi pada saat keadaan darurat.
Gambar 5. 3 : Transportasi dalam Bangunan
Sumber : Google.com
7. Proteksi Kebakaran
Proteksi kebakaran pada perancangan ini dibagi atas dua bagian
yaitu proteksi pada tapak dan proteksi pada bangunan. Proteksi
pada bangunan menggunakan Hydrant Box pada titik-titik
tertentu,disediakan alat pemadam api ringan dan menggunakan
smoke detector lengkap dengan alarm dan sprinkler untuk
memadamkan api. Sedangkan proteksi kebakaran pada tapak
menggunakan Hydrant pada beberapa tempat yang dapat
disambungkan langsung pada mobil pemadam kebakaran, sirkulasi
dalam tapak dibuat mengitari bangunan, agar memudahkan
pergerakan mobil pemadam kebakaran dan memudahkan jalur
evakuasi.

Gambar 5. 4 : Sistem Proteksi Kebakaran


Sumber : Google.com
8. Keamanan
Selain disediakan pos penjagaan di beberapa jalur masuk, sistem
keamanan gedung juga memanfaatkan kecanggihan teknologi
dengan perangkat CCTV yang dipasang pada area tertentu yang
dapat dipantau oleh security melalui monitor.

Gambar 5. 5 : Kamera CCTV


Sumber : Google.com

9. Penangkal Petir
Penangkal petir diperlukan dalam perancangan sebuah bangunan
terutama untuk bangunan tinggi, sebagai salah satu proteksi
terhadap petir terdapat beberapa sistem penangkal petir yang dapat
diterapkan pada bangunan, antara lain:
A. Sistem Franklin Rod
Sistem ini memiliki penerima berupa logam tembaga dan
disalurkan melalui kawat tembaga. Bentuknya runcing segitiga
dan dipasang pada bagian atas bangunan. Sistem ini praktis dan
murah, namun jangakauannya terbatas.
B. Sistem Faraday
Sistem ini terdiri dari alat penerima kawat horizontal, kawat
tembaga, dan kawat pertahanan. Untuk perlindungan bangunan,
jarak antar kawat horizontal tidak melebihi 20 m. Kelebihan
sistem ini adalah jangkauannya yang lebih luas.

Abdul Halim Mahmud (03061181419019) 110


C. Sistem Radioaktif
Sistem ini terdiri dari komponen elektrode, kabel coaxial, dan
pentanahan. Sistem radio Aktif cocok untuk bangunan yang
tinggi dan besar dan memiliki jangkauan yang cukup besar
sehingga dapat menggunakan satu saja penangkal petir dalam
suatu lokasi.
Sintesa:
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada bangunan ialah
sistem franklin rod dengan pertimbangan bangunan yang tidak
terlalu tinggi dan harga yang lebih ekonomis.

10. Pembuangan Sampah


Sistem pembuangan sampah pada suatu bangunan terdapat dua
alternative yang dapat dipilih dan diterapkan, yaitu sistem yang
menggunakan penyaluran melalui shaft sampah dengan
penampungan utama pada bagian bawah bangunan, sistem kedua
adalah sampah akan ditampung secara mandiri oleh masing-masing
unit kemudian dikumpulkan pada area pembuangan sampah.

Sintesa
Sistem pembuangan sampah pada bangunan Megahria Mall
Elektronik dan Fashion adalah menerapkan sistem shaft sampah
untuk penyaluran dan penampungan sampah yang berada pada
bagian bawah bangunan.

V.2 Konsep Perancangan


Megahria Mall Elektronik dan Fashion Palembang bertujuan untuk menjadi pusat
penjualan elektronik dan fashion di kota Palembang, yang menampung segala
aktivitas yang berlangsung di dalamnya dan sebagai solusi atas masalah yang
terjadi di kawasan sekitar tapak. Berdasarkan hal tersebut, maka konsep yang
ditawarkan adalah mewujudkan bangunan modern dengan pertimbangan
permasalahan kontekstual yang bertujuan agar menarik minat para pengusaha
dibidang elektronik

Abdul Halim Mahmud (03061181419019) 111


dan fashion, serta dengan bentukan dan tema yang lebih modern dapat menarik
minat pengunjung jika yang selama ini merasa kurang nyaman ketika berada di
kawasan tersebut. Pada dasarnya konsumen akan mencari dan mengunjungi
tempat yang menarik serta nyaman dan bukan hanya sebagai tempat berbelanja
namun juga sebagai tempat rekreasi, maka untuk menarik minat pengunjung maka
bangunan menyediakan ruang terbuka dan area rekreasi keluarga dengan
perencanaan yang semenarik mungkin.

V.2.1 Konsep Perancangan Tapak


1. Konsep Tata Massa
Perancangan Megahria Mall Elektronik dan Fashion menempatkan massa
bangunan pada tengah site, hal tersebut bertujuan memudahkan sirkulasi
kendaraan di dalam tapak, dan memudahkan pencapaian ke dalam bangunan dari
semua sisi bangunan tidak terbatas hanya pada sisi tertentu, selain memudahkan
enterance kedalam bangunan, penempatan bangunan pada tengah site untuk
memaksimalkan view ke dalam tapak. Pembagian zona pada tapak mengacu pada
analisis kontekstual.

Gambar 5. 6 Konsep Tata Massa


Sumber : Analisa Pribadi
Penulis

2. Zona Public :
Zona public berlangsung kegiatan yang dilakukan oleh semua pengguna
gedung yaitu kelompok kegiatan komersil, dan parkir
3. Zona Service
Zona Service berlangsung kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dan hanya
digunakan oleh pengguna yang memiliki kepentingan tertentu, yang
termasuk dalam zona service adalah kelompok kegiatan pemeliharaan

2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi


Konsep pencapaian ke dalam tapak mengikuti arah sirkulasi kendaraan,
alur pencapaian masuk dan keluar tapak dibuat terpisah,akses enterance
kedalam bangunan berasal dari Jl.Kolonel Atmo dan akses exit dari tapak
keluar ke Jl.Rustam Efendi, konsep sirkulasi di dalam tapak dibuat
mengitari bangunan, hal tersebut bertujuan untuk memudahkan
pengunjung untuk pencapaian ke dalam bangunan serta memudahkan
proses evakuasi ketika terjadi kebakaran.

Gambar 5. 7 : Konsep Pencapaian dan Sirkulasi


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
3. Konsep Tata Hijau

Gambar 5. 8 : Konsep Tata Hijau


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

Konsep tata hijau menggunakan beberapa jenis tanaman/Vegetasi yang sesuai


dengan fungsi dan kebutuhan pada tapak, yaitu berfungsi sebagai
peneduh,pengunjuk arah, peneduh pedestrian,pembatas pandangan, serta sebagai
tanaman hias.

V.2.2 Konsep Perancangan Arsitektur


A. Gubahan Massa
2

4
3

Gambar 5. 9 : Konsep Gubahan Massa


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
1. Geometri dasar pada perancangan berawal dari bentuk persegi, yang
dilakukan pembagian berdasarkan segmen dan zonasi, yaitu zona retail,
pameran, pengelola dan rekreasi
2. Bentuk dasar persegi mengalami transformasi berupa pengurangan dan
pemisahan, menyesuaikan kebutuhan dan pembagian zona pada tapak.
3. Bentukan dasar yang telah mengalami pemisahan tersebut dirotasi, dan di
interseksi yang menjadikan sebagian zona tergabung, rotasi dan interseksi
tersebut berdasarkan analisa kontekstual yang menunjang view.
4. Pada bagian depan tampak penegasan kolom yang menopang lantai atas
sebagai penunjang estetika, namun juga merepresentasikan bangunan
panggung di kota palembang.
B. Fasad Bangunan
Fasad bangunan didominasi oleh kaca dengan pelapis secondary skin agar
terlihat lebih modern, pada bagian yang menghadap kearah jalan kolonel
atmo lebih menonjol dari bagian lainnya, sedangkan pada bagian yang
menghadap matahari sore diberi secondary skin yang lebih rapat dari
bagian lainnya.

Gambar 5. 10 : Konsep Fasad Bangunan


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
C. Tata Ruang Dalam
Konsep tata ruang dalam bangunan terpisah antar kelompok ruang dan
kelompok kegiatan, pembagian zonasi berdasarkan analisa spasial yang
berkaitan dengan pola gerak dan suasana ruang yaitu ruang pameran
membutuhkan runag gerak yang bebas dan mudah dalam pencapaian,
begitu pula dengan kelompok ruang retail yang membutuhkan akses
pencapaian yang mudah.

Gambar 5. 11 : Konsep Tata Ruang Dalam Bangunan


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

Gambar 5. 12 : Konsep Tata Ruang Dalam


(Vertikal) Sumber : Analisa Pribadi
Penulis

A. Pembagian ruang secara horizontal berdasarkan zonasi serta hubungan


antar ruang, kegiatan komersil dan pameran mendominasi bangunan,
sebagaimana fungsi utama bangunan
B. Kelompok ruang pengelola terpisah dari kelompok ruang dan fungsi
ruang yang lain, hal tersebut bertujuan agar privasi dan ketenangan
pengelola tidak terganggu.
V.2.3 Konsep Perancangan Struktur
Penerapan beberapa sistem struktur pada perancangan Megahria Mall Elektronik
dan Fashion memiliki tujuan mengalirkan beban bangunan ke tanah lebih optimal
agar melindungi dan menjaga keamanan bangunan. Penerapan sistem struktur
pada perancangan megahria mall elektronik dan fashion terbagi atas 3 sistem
struktur yaitu:
1. Struktur bawah
Sistem struktur bawah yang akan diterapkan pada bangunan adalah jenis
pondasi setempat dengan penambahan tiang pancang, pemilihan pondasi
tersebut berdasarkan pertimbangan keamanan dan keselamatan pengguna
bangunan karena bangunan yang direncanakan merupakan bangunan mall
yang memiliki beban mati yang berat dan juga beban hidup yang berat

Gambar 5. 13 : Konsep Struktur Bawah


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
2. Struktur
badan

Sistem Struktur badan yang akan diterapkan pada objek perancangan adalah
kombinasi sistem One Way Rib dan Two Way Rib dengan kombinasi
material antara beton dan baja.
Gambar 5. 14 : Konsep Struktur Badan
Sumber : Analisa Pribadi Penulis

3. Struktur atap
Sistem struktur atap pada bentang yang lebar sesuai dengan kebutuhan
fungsional, maka sistem rangka yang digunakan adalah sistem rangka
rangka batang dengan material baja, selain atap dengan sistem rangka
ruang, bangunan juga menggunakan atap dengan sistem atap plat beton

Gambar 5. 15 : Konsep Struktur Atap


Sumber : Google.com

4. Material

Penerapan material pada perancangan megahria mall elektronik dan fashion


akan selaras dengan tema perancangan yang digunakan, yaitu menggunakan
material terbarukan yang sesuai dan merespon hasil analisa kontekstual.
Material yang akan diterapkan pada perancangan ini antara lain adalah
kaca, Aluminium Composite Panel, rangka baja dll.
V.2.4 Konsep Perancangan Utilitas
1. Tata Air
A. Air bersih
Penerapan sistem tata kelola air bersih pada bangunan megahria
mall elektronik dan fashion adalah sistem pendistribusian
downfeed yang mana tangki air ditempatkan di atas bangunan yang
kemudian di distribusikan ke setiap ruang pada bangunan.

Diagram 5. 4 : Konsep Dsitribusi Air Bersih Sumber : Analisa Pribadi Penulis

Gambar 5. 16 : Konsep Distribusi Air Bersih


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

B. Air
kotor

Dalam perancangan Megahria Mall Elektronik dan Fashion, sistem


pembuangan yang akan diterapkan ialah sistem pembuangan
campuran dimana limbah yang berasal dari kloset dan floor drain
akan ditampung didalam septictank dan dibersihkan secara berkala
di dalam bak control dan water treatment sebelum akhirnya
dibuang ke saluran pembuangan kota, sedangkan air hujan tidak
lagi ditampung namun langsung dialirkan menuju saluran
pembuangan kota untuk menghindari genangan mada tapak.

Diagram 5. 5 : Konsep Distribusi Air Kotor


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

Gambar 5. 17 : Konsep Distribusi Air Kotor


Sumber : Analisa pribadi Penulis

2. Penataan cahaya

Gambar 5. 18 : Konsep Penataan Cahaya


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
Abdul Halim Mahmud (03061181419019) 120
Sistem pencahayaan perancangan bangunan ini didominasi oleh
pencahayaan buatan, dasar pertimbangan adalah intensitas cahaya
matahari yang tidak merata kesemua bagian bangunan secara
menyeluruh dalam satu waktu, penggunaan jenis lampu LED pada
selasar dan retail sebagai sumber cahaya agar lebih menghemat energy
yang digunakan untuk menerangi bangunan. Penggunaan cahaya
buatan pada bangunan hanya digunakan pada beberapa ruang tertentu.

3. Penataan udara
Sistem penghawaan yang diterapkan pada perancangan bangunan ini
didominasi dengan penghawaan buatan, dengan jenis AC central
sebagai pilihan penghawaan dalam bangunan.

Gambar 5. 19 : Konsep Penghawaan


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

4. Listrik
Sumber listrik utama pada bangunan berasal dari PLN yang
didistribusikan melalui gardu induk terdekat yang terdapat di sekitar
site yang kemudian di distribusikan pada bangunan dan juga tapak
sesuai kebutuhan, pada bangunan juga disediakan genset/generator
sebagai sumber listrik cadangan.

Abdul Halim Mahmud (03061181419019) 121


Diagram 5. 6 : Konsep Distribusi Listrik
Sumber : Analisa Pribadi Penulis

Gambar 5. 20 : Konsep Distribusi Listrik


Sumber : Analisa Pribadi Penulis

5. Sistem transportasi bangunan


Sistem transportasi utama yang digunakan dalam perancangan
bangunan adalah escalator dan lift, lift pada bangunan juga terbagi
menjadi dua jenis lift, yaitu lift manusia dan lift barang untuk
memudahkan dalam mengangkut barang dan material, namun terdapat
tangga sebagai transportasi pada saat keadaan darurat.
Gambar 5. 21: Konsep Transportasi Dalam Bangunan
Sumber : Google.com

6. Pengelolaan sampah
Sistem pembuangan sampah pada bangunan Megahria Mall Elektronik
dan Fashion adalah menerapkan sistem shaft sampah untuk penyaluran
dan penampungan sampah yang berada pada bagian bawah bangunan
yang kemudian ditampung pada bak penampungan sampah sementara
pada tapak, yang selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir

Diagram 5. 7 : Konsep Pengelolaan


Sampah Sumber : Analisa Pribadi penulis

7. Proteksi kebakaran
Proteksi kebakaran pada perancangan ini dibagi atas dua bagian yaitu
proteksi pada tapak dan proteksi pada bangunan. Proteksi pada
bangunan menggunakan Hydrant Box pada titik-titik
tertentu,disediakan alat pemadam api ringan dan menggunakan smoke
detector lengkap dengan alarm dan sprinkler untuk memadamkan api.
Sedangkan proteksi kebakaran pada tapak menggunakan Hydrant pada
beberapa tempat yang dapat disambungkan langsung pada mobil
pemadam kebakaran, sirkulasi dalam tapak dibuat mengitari bangunan,
agar memudahkan pergerakan mobil pemadam kebakaran dan
memudahkan jalur evakuasi

Gambar 5. 22 : Konsep Proteksi Kebakaran


Sumber : Google.com

8. Penangkal petir
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada bangunan ialah
sistem faraday. Untuk perlindungan bangunan jarak maksimal antar
bangunan maksimal berjarak 20 m, sistem ini lebih memiliki radius
yang lebih luas jika dibandingkan dengan sistem lainnya. Cara kerja
sistem faraday adalah dengan kawat horizpntal sebagai penerima, yang
kemudian diteruskan pada kawat tempaga yang dialirkan ke kawat
pertahanan yang tertanam di tanah.

Gambar 5. 23 : Konsep Penangkal Petir


Sumber : Analisa Pribadi Penulis
PERNCANAAN DAN PERANCANGAN MEGAHRIA MALL
ELEKTRONIK DAN FASHION DI KOTA PALEMBANG

125

Anda mungkin juga menyukai