BAB I PENDAHULUAN
Salah satunya di pusat kota Palembang yaitu berada di kawasan Jl.Kol Atmo
dan Jl.Rustam Efendi. Banyak toko yang menjual alat elektronik dimulai dari
produk elektronik hingga kebutuhan personal seperti; handphone & tablet. Mall
Elektronik yang dirancang dalam bangunan selain berfungsi mengangkat image
area dalam kawasan sebagai tempat penjualan elektronik di Palembang juga
sebagai pendukung fungsi penjualan elektronik yang ada di lingkungan sekitar
dengan adanya fungsi informasi, promosi/pameran, dan fungsi hiburan dalam mall
elektronik yang dirancang.
Karena lahan parkir dibadan jalan tidak begitu luas seperti di dalamg
gedung, pengguna parkir pun harus saling bergantian dengan pengguna parkir
yang lainnya. Pada saat pergantian kendaraan (manuver) tersebut terjadilah
pemadatan lalulintas. Maka dari itu penggunaan parkir on street sebaiknya
dialihkan ke off street parking agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas di
Jl.Rustam Efendi.
B. Sasaran
Merancang bangunan mall yang terintegrasi dengan fasilitas public yang
menunjang kawasan sehinga dapat mewadahi semua aktivitas jual beli elektronik
dan fashion.
I.4 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penulisan ini yaitu identifikasi
permasalahan perancangan bangunan ini secara fisik meliputi :
1. Berbagai teori dan tinjauan. Tinjauan tersebut terdiri dari tinjauan
fungsional, tinjauan kontekstual / lokasi perancangan, tinjauan bangunan
dari segi arsitektural, serta tinjauan struktur dan utilitas yang digunakan.
2. Studi dari perancangan yang sejenis, yang dapat dipelajari dan diterapkan
dalam perancangan.
3. Kajian tentang pendekatan perancangan yang digunakan.
Berisi Uraian tentang dasar atau tema perancangan yang berisikan dasar
teori untuk mengatasi permasalahan atau tema perancangan yang digunakan.
Selain itu terdapat pula uraian tentang pendalaman dan penerapan metode
perancangan terhadap obyek perancangan.
Berisi analisa terhadap objek perancangan yaitu Megahria Mall Elektronik. Dan
Fashion
BAB V SINTESIS DAN KONSEP PERANCANGAN
Berisi sintesa dan menjelaskan konsep dasar. Selain itu juga membahas
tentang konsep perancangan. Pada konsep perancangan membahas mengenai
konsep perancangan tapak. Konsep perancangan arsitektur. Konsep perancangan
struktur. Konsep perancangan utilitas yang dapat ditransformasikan ke dalam
bentuk disain. Selain itu dilengkapi dengan daftar pustaka yang berisi mengenai
sumber buku, jurnal, tesis, disertasi, web (bukan blog) serta terdapat pula
lampiran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. Mall
Merupakan pusat perbelanjaan yang berintikan satu atau beberapa
department store besar sebagai daya Tarik dan retail-retail kecil dengan
tipologi toko menghadap ke koridor mall. Maitlan, (1987)
3. Elektronik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Alat Elektronik
adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika, hal atau benda
yang menggunakan alat-alat yang dibentuk atau bekerja atas dasar
elektronika.
4. Tekstil
Merupakan kain yang diperoleh dengan memintal, menenun, merajut,
menganyam, atau membuat jala benang yang diperoleh dari berbagai serat.
Dari segi bahasa, kata Tekstil berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu
texere yang berarti menenun.
B. Mall
Mall dapat disamakan dengan shopping center,sehingga dalam berbagai
sumber literature klasifikasi mall sama dengan klasifikasi shopping
center.Berdasarkan beberapa sumber maka klasifikasi mall dalam ruang lingkup
shopping center adalah sebagai berikut
a. Dilihat dari Jenis Barang yang di Jual
Beddington (1982) mengemukakan empat (4) jenis pusat perbelanjaan
berdasarkan barang yang di jual,yaitu :
1. Demand (permintaan),yaitu yang menjual barang-barang untuk
kebutuhan dalam kehidupan sehar-hari
2. Semi Demand (setengah permintaan),yaitu yang menjual barang-
barang untuk kebutuhan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
3. Implus (barang yang menarik),yaitu yang menjual barang-barang
mewah yang menggerakkan hati konsumen pada waktu tertentu untuk
membelinya.
4. Drugery,yaitu yang menjual barang-barang higienis seperti
sabun,parfum dan lain-lain.
e. Penyewa Utama
Penyewa utama merupakan ritel besar,punya nama besar dan menjadi
magnet untuk bangunan ini.Kehadirannya bsa menjadi daya Tarik untuk
peritel kecil agar mau menyewa ruangan di mall.
f. Perencanaan dan Desain Ruang
Perencanaan tata ruang dan desain penting diperhatikan,karena
menyangkut optimalisasi imbal hasil investasi serta memenuhi kebutuhan
operasional penyewa.
g. Keseimbangan Penyewa
Perlu diperhatikan keseimbangan penyewa dengan tujuan untuk
menciptakan kemudahan berbelanja,menciptakan efek sinergi dan
menyediakan pengalaman berbelanja yang beragam bagi pengunjung.
h. Citra,Pemasaran dan Manajemen
Strategi pembinaan citra sangat membantu diferensiasi pusat perbelanjaan
dan mebedakan pusat perbelanjaan yang sukses daengan para pesaingnya.
i. Berorientasi Layanan Pelanggan
Dalam mall harus dipahami siapa pelanggannya,dari mana asal
pelanggannya dan apa yang diinginkan pelanggan dan yang menarik
minatnya. Berdasarkan penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa pemilihan
lokasi harus menjadi perimbangan yang vital dalam pengembangan
mall.Sementara dalam pemilihan lokasi yang strategis akan memiliki
kekurangan dalam hal
luas lahan yang tersedia.
2. Dimensi Mall
Hal yang perlu diperhatikan bahwa mall jangan terlalu panjang
karena dapat melelahkan pengunjung.Panjang ideal sebuah pedestrian
mall berkisar antara 200-250 m,setelah itu harus ada suatu ruangan
untuk istirahat dan pause point dan suatu fokal point yang menarik agar
pengunjung tidak kehilangan keinginannya diterjemahkan dari
Beddington (1982:16)
3. Penataan Retail
Menurut sumber yang sama dengan sumber diatas jika penataan
sirkulasi mall hanya memiliki satu koridor diharapkan semua retail
dapat dilewati pengunjung sehingga semya retail memiliki nilai nilai
komersial yang sama.Berdasarkan Pickard (2002) dijelaskan
kempleksitas kegiatan yang terjadi pada suatu retail sebagai berikut
Gambar 2. 4
Katun merupakan bahan yang paling banyak digunakan saat ini yang
merupakan hasil proses pemintalan dari bahan dasar kapas, yang memiliki sifat
lebih dan lentur, serta nyaman ketika digunakan. Beberapa jenis katun yang lazim
digunakan sebagai bahan baku pakain diantaranya sebagai berikut :
a. Katun Jepang
Berbeda dengan jenis katun yang biasa kita jumpai di pasar
Indonesia, katun jepang memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Bagian sisi ujung bahan terdapat tulisan “ Japan Design” dan
terdapat kode warna pada kain tersebut.
- Daya serap keringat baik
- Harga lebih mahal dari katun biasa
- Permukaan lebih halus
- Warna lebih awet dan tahan lama
- Sering dan cocok digunakan untuk blouse
b. Katun Paris Motif
Katun Paris Motif memiliki ciri sebagai berikut :
- Memiliki kode warna pada kain
- Daya serap kerngat baik
- Harga lebih mahal
- Warna dan permukaan yang sama dengan katun jepang
- Tekstur yang lebih tipis
c. Katun Paris Polos
Katun jenis ini jika dilihat secara sekilas hamper memliki
kesamaan dengan katun jenis biasa, hanya saja memiliki permukaan
yang lebih halus, dan harganya sendir hamper sama dengan katun
biasa, serta jenis katun in tidak emiliki kode warna pada kainnya.
d. Katun Silk/India/Zada
Katun jenis ini ada 2 jenis yaitu tipis dan tebal, barikut ciri-ciri
katun ini adalah :
- Permukaan kain lebih mengkilap
- Harga sedikir lebih mahal
- Daya serap keringat yang rendah
- Warna yang mengkilap
- Warna yang tidak mudah pudar
e. Katun Minyak
Kain katun ini sama seperti jenis katun yang lain hanya
permukaannya yang terkesan berminyak seperti katun silk, yang
memilki ciri sebagi berikut :
- Harga sama dengan kain yang lain
- Daya serap yang cukup baik
- Warna mudah pudar
f. Katun Biasa
Barikut ciri-ciri katun biasa :
- Memiliki motif beragam
- Harga yang lebih murah
- Tidak memiliki ciri khusus seperti kode warna
- Daya serap keringat yang sedang
- Warna yang tidak mudah pudar
Hasil dari bahan bahan tekstil yang telah mengalami proses
pemintalan dapat menjadi berbagai produk untuk memenuhi
kebutuhan sandang manusia serta untuk mempercantik
pemakainya, barang barang tersebut pada saat ini lebih dikenal
dengan istilah fashion.
E. Pakaian
Pakaian/sandang merupakan kebutuhan pokok yang digunakan manusia
sebagai penutup tubuh, berbagai macam model dan karakter fashion yang ada saat
ini memiliki beberapa karakter :
a. Indah dan Menarik
Fashion merupakan salah satu seni terapan dari induknya yaitu Seni
Rupa atau mengandung suatu nilai Estetis atau keindahan dalam
berbagai corak yang disajikan.
b. Ekslusif
Dalam dunia fashion, dikenal sebagai kategori busana Haute Couture
(Adi Busana). Adi busana mempunyai pengertian jenis busana berselera
dan bermutu tinggi.
c. Dinamis mengikuti perkembangan zaman
Sesuai dengan arti fashion itu sendiri yaitu gaya busana yang
diterima umum selama kurun waktu tertentu. Maka gaya busana akan
selalu mengalami perubahan-perubahan setiap waktu tertentu atau
musim.
2. Bentuk
Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of The Master:
A Personal View
menekankan padaofkesederhanaan
Modern Architecture”, 1978,
suatu desain. Arsitektur modernarsitektur
merupakanmodern
perkembanagan
Internasional Style yang menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti
fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi dan
perulangan
yang monoton merupakan ciri arsitektur modern
B. Sejarah Arsitektur Modern
Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dan
perkembangan dalam teknologi, sosial dan kebudayaan yang dihubungkan dengan
revolusi industri pada tahun 1760-1863. Adapun tenggang waktu pada
perkembangan arsitektur modern dapat dibagi sebagai berikut:
1. Periode I (1900-1929)
Arsitektur modern mulai menonjol setelah perang dunia I pada tahun 1917
bersamaan dangan hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Pada masa ini,
faktor terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio dan dimensi
manusia. Kemudian berkembang konsep free plan atau universal plan, yaitu ruang
yang ada dapat dipergunakan untuk berbagai macam aktifitas atau ruang dapat
diatur
fleksibel dan dapat digunakan untuk berbagai fungsi, sehingga typical concept
mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal.
Konsep open space nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar
dan menerus serta pemakaian material utama berupa baja, beton dan kaca yang
menonjolkan bentuk polos. Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dalam
arsitektur modern. Arsitektur modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah
dan daerah serta bersifat universal.
Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah
“FORM FOLLOWS FUNCTION” yang dikembangkan oleh Louis Sullivan,
dengan beberapa ciri sebagai berikut:
2. Periode II (1930-1939)
a. Alvar Aalto
b. Arne Jacobsen
c. Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada periode sebelumnya tetap berkarya dengan mengikuti pemikiran
pada periode II
5. Penyederhanaan bentuk.
Kebutuhan untuk memiliki bangunan yang sederhana, bersih dan fungsional,
sebagai bentuk dari arsitektur modern. Gaya hidup seperti ini hanya dimiliki oleh
sebagian masyarakat, terutama di kota-kota besar dan berkembang yang menuntut
gaya hidup cepat, mudah, efisien dan fungsional.
Di Indonesia muncul gaya khas arsitektur modern Indonesia yang
menyesuaikan keberadannya, dengan karakter sebagai berikut :
1. Terfokus pada fungsi ruang, yang terbentuk dari pola aktivitas
penghuni di dalamnya.
2. Terfokus pada material bangunan yang digunakan untuk menciptakan
hasil akhir bernilai estetika yang diinginkan.
3. Analogi mesin dalam penyusunan dan pengembangan ruang.
4. Menghindari ornamen pada bangunan.
5. Penyederhanaan bentuk.
D. Ciri-ciri dan Karakteristik Arsitektur Modern
Arsitektur modern memiliki ciri-ciri serta karakteristik yang berkembang
seturut berjalannya periode ini. Ciri- ciri dari arsitektur modern antara lain:
1. Terlihat memiliki keseragaman dalam penggunaan skala manusia.
2. Bangunan bersifat fungsional, yaitu sebuah bangunan dapat
mencapai tujuan semaksimal mungkin, bila dipergunakan sesuai
dengan fungsinya.
3. Bentuk bangunan sederhana dan bersih yang berasal aliran kubisme
dan abstrak yang terdiri dari bentuk-bentuk aneh, akan tetapi
memiliki bentuk dasar segi empat.
4. Memperlihatkan konstruksi.
5. Pemakaian bahan pabrik atau industrial yang diperlihatkan secara
jujur dan tidak diberi ornamen.
6. Interior dan eksterior bangunan terdiri dari garis-garis vertikal dan
horizontal.
7. Konsep open plan, yaitu konsep yang membagi dalam bentuk
elemen- elemen struktur primer dan sekunder. Open plan bertujuan
untuk mendapatkan fleksibilitas dan variasi di dalam bangunan.
(Tanudjaja, 1997)
Selain itu, arsitektur modern juga memiliki 3 karakteristik yaitu ideologi,
langgam serta gagasan desain. Karakteristik ideologi dari arsitektur modern antara
lain
1. Gaya tunggal yang berlaku internasional atau tanpa gaya.
2. Idealisme utopia dan idealis.
3. Tradisi keagungan jiwa jaman.
4. Bentuk-bentuk yang deterministik maupun fungsional.
5. Pemecahan problema secara holistik dan upaya pengembangan desain
yang komprehensif.
6. Pelayanan arsitek dengan sikap elitis namun tanpa batas kelas.
Arsitek merupakan seorang nabi/penyembuh. Arsitek seakan-akan juru
selamat/penyembuh.(Tanudjaja, 1997) Karakteristik langgam pada arsitektur
modern terdiri dari beberapa hal, antara lain:
1. Bentuk yang abstrak tidak selalu menimbulkan teka-teki.
2. Memiliki elemen bentuk yang puris atau bentuk yang diulang.
3. Tampilan bangunan menunjukkan ekspresi kejujuran.
4. Anti simbolik dan anti terhadap prinsip metafora.
5. Bentuk desainnya sederhana.
6. Anti penggunaan ornamen.
7. Nilai estetika terdiri dari estetika mesin, sirkulasi, mekanikal,
teknologi dan struktur.
8. Memiliki ruang yang isotropik.
9. Logikanya anti reprsentasi.
Anti kenangan sejarah dan anti lelucon.(Tanudjaja, 1997) Karakteristik
gagasan desain pada arsitektur modern juga terdiri dari beberapa hal, antara lain:
1. Tata ruang kota menggambarkan kota dalam taman.
2. Pemilihan fungsional.
3. Susunan ruang berupa karya seni yang utuh.
4. Susunan masa yang berintegrasi harmonis.
5. Komposisi asimetris dan regularitas
6. Mementingkan volume daripada massa
7. Gubahan massa slab dan point block
8. Mengolah kulit dan rangka bangunan
9. Dinding transparansi
Sifat fisik dari bentuk dan ruang arsitektur yang dapat diorganisir
secara berulang adalah:
Ukuran
Bentuk wujud
Karakteristik detail
B. Datum
Suatu datum diartikan sebagai suatu garis, bidang atau ruang acuan
untuk menghubungkan unsur - unsur lain di dalam suatu komposisi.
Datum mengorganisir suatu pola acak unsur – unsur melalui
keteraturan kontinuitas dan kehadirannya yang konstan. Sebagi contoh,
garis – garis lagu berfungsi sebagai suatu datum yang memberi dasar
visual untuk membaca not dan irama secara relatif nada – nada yang ada.
Pada sebuah organisasi acak dari unsur – unsur yang tidak sama,
sebuah datum dapat mengorganisir unsur – unsur ini menurut cara – cara
berikut:
a. Garis
Sebuah garis dapat memotong atau membentuk sisi – sisi
bersama suatu pola; garis – garis grid dapat membentuk sebuah
bidang penyatu yang netral dari suatu pola.
b. Bidang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola unsur – unsur
di bawahnya atau berfungsi sebagai latarbelakang dan
membatasi unsur unsur di dalam bidangnya.
c. Ruang
Sebuah bidang dapat mengumpulkan pola – pola di dalam
batas batasnya atau mengorganisir mereka sepanjang sisi – sisinya.
2.1.5. Data Lapangan
A. Pemilihan Tapak
Tujuan perancangan Megahria Mall Elektronik dan Fashion adalah
mewadahi dan menjadikan megahria sebagai sentra perbelanjaan elektronik dan
fashion di kota Palembang. Dibutuhkan lokasi yang strategis dan mudah dalam
pencapaiannya untuk menunjang fungsi dan tujuan bangunan antara lain sebagai
berikut :
a. Lokasi tapak berada pada kawasan usaha dan perdagangan yang
tercantum dan telah di tentukan dalam rencana tata ruang wilayah kota
Palembang
b. Berada pada pusat kota
c. Memiliki akses pencapaain dan aksesibilitas yang mudah
d. Mampu mewadahi aktivitas dan kebutuhan fasilitas bangunan.
a. Letak geografis
Letak Kota Palembang adalah antara 101˚ - 105˚ Bujur Timur, dan
antara 1,5˚- 2˚ Lintang Selatan atau terletak pada bagian timur provinsi
Sumatra Selatan, dipinggir kanan kiri sungai Musi lebih kurang 105 km dari
laut (selat bangka). Batas–batas kota pada bagian selatan perbatasan dengan
kabupaten Ogan Komering Ilir, dan pada bagian Utara, Timur dan Barat
berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin. Luas wilayah berdasarkan
Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 1988 ditetapkan luas wilayah kota ini
menjadi 400,6 km2.
b. Topografi
Karakter topografi di Palembang diantara Seberang Ulu dan Seberang
Ilir berbeda. Bagian wilayah Seberang Ulu pada umunmya mempunyai
topografiyang relative datar, dan sebagian besar dengan tanah asli berada
dibawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi (+ 3,75m di atas
permukaan laut). Dibagian wilayah Seberang Ilir ditemui adanya variasi
topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m diatas permukaan laut. Sampai
jarak sekitar 5 Km ke arah utara Sungai Musi kondisi topografinya relative
menaik sampai punggungan dan setelah itu semakin ke utara menurun
kembali. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada musim
hujan daerah akan tergenang dengan ketinggian rata rata 0-20 mdpl.
c. Klimatologi
Iklim di Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan kecepatan
angin berkisar antara 2,3 km/jam –4,5 km/jam. Curah hujan pertahun antara
2000 mm–3000 mm. Kelembaban udara antara 75%-89% dengan rata-rata
penyinaran matahari 45%. Suhu kota antara 23,4– 31,7˚ C
d. Geologis
Jenis tanah di Palembang terletak pada lapisan yang paling muda yang
banyak mengandung minyak bumi dan berlapis alluvial, liat, dan pasir.
Tanah ini dikenal dengan lembah Palembang – Jambi. Tanah relative datar
dan rendah sehingga sebagian kota Palembang digenangi air, tempat yang
lebih tinggi terletak dibagian utara kota.
B. Fungsi penunjang
Fungsi penunjang pada megahria mall elektronik dan fashion berkaitan
dengan kegiatan pengelolaan yang antara lain sebagai berikut:
1. Kegiatan pengelolaan administratif
Merupakan Kegiatan yang mengatur segala hal yang berhubungan dengan
fungsi dan program kegiatan pada megahria mall elektronik dan fashion
sehingga dapat beroperasi secara optimal.
2. Kegiatan pelayan
a. Pelayanan publik
Berupa kegiatan pelayanan bagi pengunjung berupa informasi
terhadap barang elektronik dan fashion, dan informasi terhadap
fasilitas yang ada di megahria mall elektronik dan fashion
b. Maintenance
Kegiatan yang dilakukan oleh pengelola megahria mall elektronik
dan fashion yang mencakup semua kegiatan yang ada termasuk
keamanan dan kebersihan.
2.2.1. Pelaku dan Kegiatan di Megahria Mall Elektonik dan Fashion
Pelaku kegiatan di megahria mall elektronik dan fashion terbagi atas pelaku
pengelola dan pengunjung, sebagai berikut pelaku pada megahria mall elektronik
dan fashion :
a. Pengunjung
Salah satu faktor penting dalam perencanaan pusat perdagangan
elektronik adalah pengunjung, karena berhasil tidaknya suatu pusat
perdagangan dapat dilihat dari jumlah pengunjung yang membeli barang
yang dipasarkannya.
1) Golongan Pengunjung
Usaha-usaha pemasaran akan lebih berhasil jika hanya ditujukan
kepada konsumen tertentu dan bukan masyarakat secara keseluruhan.
Golongan masyarakat yang dilayani adalah sesuai dengan tipologi
masyarakat kota, yaitu :
- Masyarakat urbanis
- Masyarakat rural urbanis
Golongan masyarakat menurut kelas sosial :
- Golongan atas, meliputi pengusaha kaya, pejabat tinggi.
- Golongan menengah, meliputi karyawan instansi pemerintah,
pengusaha menengah
- Golongan rendah, meliputi pegawai rendah, pedagang kecil, buruh.
2) Aktifitas pengunjung
Tujuan utama pengunjung adalah berbelanja. Aktifitas yang terjadi
dalam pusat perbelanjaan adalah sebagai berikut :
- Berbelanja
- Melihat-lihat (windows shopping)
- Rekreasi
- Istirahat sejenak: bermain (anak-anak, makan minum, melihat
pameran)
- Bermasyarakat
3) Kebiasaan dan kecendrungan
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pengunjung untuk
bersedia membeli barang dan jasa pada saat mereka membutuhkan. Hal
ini penting bagi manajer pemasaran untuk memahami mengapa dan
bagaimana tingkah laku konsumen tersebut, sehingga perusahaan dapat
mengembangkan menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusi
produknya secara lebih baik.
Kebiasaan dan kecendrungan pengunjung dalam berbelanja
merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, perlu
diusahakan agar tercipta kondisi dan susana yang mampu memenuhi
kebiasaan para
pengunjung, sehingga mereka merasa nyaman dan betah berbelanja. Pada
umumnya, kebiasaan para pengunjung dalam berbelanja adalah:
- Ingin mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya
- Tidak mempunyai rencana berbelanja yang tertentu sehingga perlu
diarahkan dengan tatanan barang yang memperjelas urut-urutan
barang yang kira-kira dibutuhkan.
Kekuatan membeli dan kebiasaan berbelanja pada setiap pengunjung
ditentukan oleh Pekerjaan, Pendapatan, Usia, Jenis kelamin.
Merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktifitas
perbelanjaan, pengunjung yang datang dapat dibedakan menjadi tiga
kategori.
- Datang Khusus untuk berbelanja
- Datang untuk berbelanja dan berekreasi
- Datang untuk sekedar berekreasi saja
b. Penyewa
Pengusaha swasta/retail, sebagai pihak penyewa da nada juga yang berlaku
sebagai investor modal. Merupakan individu atau lembaga tertentu yang
menggunakan ruang dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial
(produsen dan distributor). Sistem pelayanan dapat dilakukan dengan
mesin atau manusia. Namun pada umumnya dibagi pada 3 sistem, yaitu :
Sistem Pramuniaga melayani di balik counter
pramuniaga
Konsumen boleh memilih dan membawa sendiri
Sistem
barang yang akan dibeli ke kasir. Pramuniaga hanya
swa-seleksi
menjaga counter.
Konsumen biasanya membeli barang dalam jumlah
Sistem besar, dengan membawa keranjang barang, memilih
swalayan dan membawa sendiri barang yang akan dibeli
kemudian dibawa ke kasir
Diagram 3. 1 : Pendekatan
Arsitektur Sumber : Zahund (2009)
Gambar 3.
Fungsi utama dari megahria mall elektronik dan fashion ini adalah sebagai sebuah
pusat perbelanjaan yang khusus menjual barang elektronik dan fashion, yang
termasuk di dalamnya kegiatan pameran, servis, ekreasi dan penyediaan barang
elektronik maupun fashion. Dengan hadirnya megahria mall elekronik dan fashion
ini diharapkan dapat menjadikan area komersil sebagi daya dukung terhadap
kawasan sekitar dan menjadi image baru kota Palembang melalui kawasan
tersebut, khususnya bagi kegiatan rekreasi bagi masyarakat. di dalam bangunan
mall.
Fungsi ruang dan tata ruang dipilih sebagai pendekatan yang akan digunakan
dalam perancangan megahria mall elektronik dan fashion. dimana Pendekatan
fungsi ruang dan aturan ruang dinilai dapat memenuhi fungsi, kebutuhan dan
aktifitas yang terjadi di dalam sebuah mall. pada pendekatan Fungsi ruang, Ruang
dibentuk dengan tujuanan pandangan tertentu terhadap cara penggunaan ruang
tersebut. Ruang dapat dibentuk sesuai hubungan hirarki yang berada dalam
fungsinya. Semakin tepat hubungan fungsi dengan ruang, semakin jelas
kelangsungan pengunanya. Hal ini menjelaskan dalam penekatan fungsi ruang
memiliki keterkaitan antara fungsi dan ruangnya baik disusun melui kelompok
fungsi yang sama maupun kelompok fungsi diutamakan. Dalam hal ini fungsi
ruang dapat mendukung antar fungsi – fungsinya sehinggga memiliki keterkaitan
yang sangat kuat antar fungsi ruang dapat berhubungan dengan erat antar fungsi.
Sedangkan pada pendekatan tata ruang, tata ruang tercapai oleh susunan ruang
dalam objek secara hirarki. Penyusunan tersebut dapat melibatkan ide dan maksud
tertentu melalui pembentukan pola tertentu. Semakin tepat bentuk dan hubungan
struktur dengan fungsinya semakin jelas tata ruang dalam objek (Markus Zahnd,
2009).
Arsitektur modern dan arsitektur kontekstual yang dipagunakan penulissebagai
tema perancangan diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi permasalahan pada
kawasan yang akan di bangun. Arsitektur modern sebagai gaya arsitektur yang
mengikuti perkembangan zaman dengan tidak menjadikan sebuah standart-
standart dan bentukan baku didalam merancang, dapat menjadikan bentuk-bentuk
ruang dan bangunan yang lebih beragam, sedangkan arsitektur kontekstual sebagi
pendekatan yang digunakan sejatinya dalah sebuah pendekatan yang hadir dari
kepekaan dalam menghadapi masalah arsitektural pada kawasan daerah
perancangan tersebut.
Pendekatan arsitektur modern kontekstual berlandaskan pada dua prinsip antara
lain:
1. Modernisasi dalam arsitektur tidak dapat dihindari sebagai akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia
2. Permasalahan fungsi ruang yang hadir pada suatu kawasan dapat diatasi
dengan bangunan yang merespon permasalahan tersebut.
Konsep arsitektur modern kontekstual menerapkan modern dan identitas kawasan
dari daerah tempat bangunan akan didirikan. Oleh karena itu terdapat tiga kunci
konsep yang menjadi dasar pertimbangan pada pendekatan arsitektur regionalisme
kritis, antara lain:
1. Respon terhadap permasalahan kawasan
2. Respon terhadap keadaan geografis
3. Respon terhadap iklim.
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan dalam perencanaan dan
perancangan megahria mall elektronik dan fashion di kota palembang memakai
pendekatan arsitektur modern kontekstual dengan di dukung dengan pendekatan
spasial fungsi ruang dan tata ruang yang terdapat dalam buku Pendekatan dalam
Perancangan Arsitektur oleh Markus Zahnd (2009). Sehingga dapat diterapkan
proses analitis-sintesis yang dalam proses tersebut dilakukan analisa baik secara
simbolik ataupun nyata dan kemudian menghasilkan sintesa atau alternatif dalam
perancangan. Dalam proses analitis-sintesis tersebut tetap mempertimbangkan
aspek fungsi ruang dan tata ruang.
III.4 Perumusan Konsep
Dalam penerapan pendekatan arsitektur modern kontekstual maka dibutuhkan
antara keterkaitan fungsi bangunan dan permasalahan di lokasi lahan, dimana
sebagai bangunan pusat perbelanjaan yang akan menjadi image baru kota
palembang.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka perancangan berlandaskan pada perancangan
kawasan dengan mempertimbangkan unsur-unsur yang mendukung sebuah
bangunan diantaranya :
a. Land use
b. Bentuk dan massa bangunan
c. Sirkulasi dan parker
d. Ruang terbuka
e. Pedestrian
f. Aktivitas pendukung
g. Preservasi
Hasil dari pendekatan tersebut adalah metode perancangan secara mikro yang
ditujukan untuk perancangan bangunan secara arsitektural perancangan megahria
mall elektronik dan fashion serta menjadi dasar programming konsep yang
merupakan hasil dari pengumpulan informasi dan analisis dari sebuah
permaslahan.
Tabel 3. 1 : Programming
Sumber :
Kawasan sekitar
yang tidak
tertata dengan
baik
Facts
Elemen tidak
melenyapkan bentuk
kota yang lama.
Namun,
menyesuaikan bentuk
kota yang sudah ada
sebelumnya, dan
merubahnya menjadi
lebih positif.
Menerapkan ruang Menyelaraskan Total kebutuhan ruang Merancang
yang sesuai massa bangunan dan total luas tapak / mall
standarisasi ruang mall elektronik dan Pemanfaatan ruang elektronik
publik dan fungsi yang efisien. dan
fashion dengan
komersil fashion
lingkunngan tapak
Menggunakan teknologi yang dapat
Penataan layout dan energi terbarukan
Menyesuaikan membawa
area exhibition yang sesuai dengan
identitas kota. perubahan
untuk mall perkembangan zaman,
PR yang
elektronik dan menjadikan aspek-aspek
reaktif
fashion bangunan ramah
untuk
lingkungan/ green
Pengaturan zonasi, kawasan
building sebaga syarat
sirkulasi dalam bangunan publik Analisa
bangunan ruang Struktur dan Utilitas.
publik dan Mall
Elektronik
Manager R.Manager
08.00- Keuangan Meja
Keuangan Linear
Pengelolaan 17.00 Kursi
4. Staff Nyama DA
keuangan Mall Setiap Lemari
Keuangan n R. Staff
Hari Komputer
(Privat) Keuangan
Mengurus 08.00-
Staff Linear Meja
kebersihan 17.00 R. Staff
10 Kebersiha Nyama Kursi DA
sarana/prasara Berkala Kebersihan
n n Lemari
na setiap hari
(Privat)
FUNGSI AMENITAS
KEGIATAN & PELAKU ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS
N Waktu, Pola,
Kegiatan
o Pelaku durasi, gerak, Tempat Perabot Sumber
frekuensi lintasan
Pengunju 08.00-
Linear Kloset
Buang Air ng & 20.00 Toilet
1. Tenang Urinor DA
Kecil Pengelola Setiap Umum Pria
(Publik) Wastafer
Pria Hari
Pengunju 08.00-
Linear Toilet
Buang Air ng & 20.00 Kloset
2. Tenang Umum DA
Kecil Pengelola Setiap Wastafel
(Publik) Wanita
Wanita Hari
08.00-
Pengunju Linear Toilet
Buang Air 20.00 Kloset
3. ng Tenang Umum DA
Kecil Setiap Difable
Difable (Publik) Difable
Hari
Menyimpan Staff Linear
Setiap Alat
4. peralatan Kebersiha Aman Janitor Asumsi
Hari Kebersihan
kebersihan n (privat)
Pengunju Waktu
Linear
ng & Shalat Musholah Lemari
5. Beribadah Nyaman DA
Pengelola Setiap Pria Sajadah
(Publik)
Pria Hari
Pengunju Waktu
Linear
ng & Shalat Musholah Lemari
6. Beribadah Nyaman DA
Pengelola Setiap Wanita Sajadah
(Publik)
Wanita Hari
FUNGSI SERVIS
KEGIATAN & PELAKU ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS
N Waktu, Pola,
Kegiatan
o Pelaku durasi, gerak, Tempat Perabot Sumber
frekuensi lintasan
Linear R. Genset Genset SB
Linear R. AHU - SB
R. Kontrol
Linear - Asumsi
AHU
Mesin-
08.00- mesin
Linear R.Mesin Asumsi
1. Maintenance 17.00 penunjang
Pengelola Mall
Bangunan Setiap
Hari Panel
Linear R. Panel Asumsi
Kelistrikan
Linear R. Pompa Pompa Asumsi
Meja
Linear R. Monitor Kursi Asumsi
Monitor
Petugas
Menyimpan Sepanjang
2. Kebersiha Linear Gudang Lemari DA
peraltan waktu
n
IV.2 Analisis Spasial / Ruang
4.2.1. Analisa besaran ruang
Standar Perancangan yang diterapkan pada perencanaan Megahria mall elektronik
dan fashion mengacu pada kebutuhan ruang pelaku kegiatan dan perabot yang
dinutuhkan serta kenyamanan sirkulasi pengguna ruangan tersebut. Rujukan
analisa penentuan besaran ruang ini didapat dari studi literatur dan asumsi pribadi.
Berikut rincian sumber referensi yang digunakan dalam analisa kebutuhan ruang
perencanaan Megahria Mall Elektronik dan Fashion;
Proses analisa kebutuhan, kapasitas dan besaran Ruang dilakukan berdasarkan
pengelompokan kegiatan dan kebutuhan ruang pada masing-masing kelompok
kegiatan.
FUNGSI UTAMA
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber
as Minimal
75 m2
50 1.2-1.5 (50 x 1,5)
1. Lobby 3 - TSS (Lobby) x 3
Orang m2 m2 225 m2
+
Sirkulasi 30%
(2 x 1.5 m2) 6.2 m2
Pusat 2 Meja, 3.2 m2 + 3 x 3.2 m2 (Informasi) x
2 3 NAD 3
Informasi Orang Kursi Per-Unit +
18.6 m2
Sirkulasi 20%
Dimensi 1.5 m2 300 +180 11.52 m2
Retail Manusia /Org m2 (Retail) x 50
4
3 Elektronik 50 Orang Display + DA 575 m2
(small) Kursi 3.6 20%
Etalase m2/Unit Sirkulasi
Dimensi 1.5
Retail 450+108 m2 22.7 m2
Manusia m2/org
10 + (Retail) x 30
4 elektronik 30 Display DA
Orang 20% 669 m2
(medium) Kursi 3.6
sirukulasi
Etalase m2/unit
Dimensi 1.5
Retail 360+72 m2 25.92 m2
Manusia m2/org
12 + (Retail) x 20
5 elektronik 20 Display DA
Orang 20% 518 m2
(large) Kursi 3.6
sirukulasi
Etalase m2/unit
1.5
Dimensi m2/org
Manusia 375
Retail Display 4.2 +210+100 17.8 m2
5 m2
6 fashion 50 Kursi m2/unit DA (Retail) x 50
Orang +
(Small) Etalase 890 m2
Kamar 2 m2/unit 30%
pas kamar Sirkulasi
pas
1.5
Dimensi m2/org
Manusia 840
Display 4.2 +249+140
Retail 8 m2 23.6 m2
7 70 Kursi m2/unit DA
fashion Orang + (Retail) x 70
Etalase 1652 m2
(medium) Kamar 2 m2/unit 30%
pas kamar Sirkulasi
pas
1.5
Dimensi m2/org
Manusia 270+
Retail Display 4.2 126+60 19.7 m2
6 (Retail Butik)
8 fashion 30 Kursi m2/unit + DA
Orang x 30
(butik) Etalase 30%
Kamar 2 m2/unit Sirkulasi 592.8 m2
pas kamar
pas
Lemari 1085 m2
2 15 % Luas 20%
9 Gudang 250 Penyimpa DA
Orang Retail Sirkulasi
nan
1.5 m2
Dimensi 16.6 m2
/Org 150+124 m2
Manusia (Retail
Service 5 +
10 20 Meja & DA Service) x 20
elektronik Orang 3.2 20%
Kursi 333.6 m2
m2/Unit Sirkulasi
Lemari
x2
Dimensi.
Manusia
50
2 m2
tenant (750 m2 ) 1125 m2
Barang /Orang
11 Atrium 3 + 150 + DA (Atrium) x 3
pameran
org 50% Sirkulasi 3375 m3
Meja 9 m2
Display
Etalase
Total Luasan Kelompok Fungsi Utama 9935 m2
FUNGSI PENUNJANG
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Kapasit Luasan
Nama Ruang Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber
as Minimal
1.5 30 + 12.8
Meja 55.64 m2
m2/Org m2
Lobby/ruan 20 Sofa, (Lobby) x 3
1 3
Orang
+ DA
g tunggu Dimensi 166.9 m2
3.2 Sirkulasi
Manusia
m2/unit 30%
Meja, 1.5 3 + 6.4 m2 11.2 m2
Ruang 2 kursi, m2/org + (Ticketing) x
2. 3 NAD 3
ticketing Orang Dimensi Sirkulasi
Manusia 3.2 m2 20% 33.84 m2
Ruang 75 + 500
1.5 805 m2 (Play
bermain Perabot m2
50 m2/org Ground) x 2
3 anak 2 bermain + Asumsi
Orang 250 m2 1610 m2
anak 40%
/Unit
Sirkulasi
1.5 m2 60 + 128 225.6 m2
Dimensi (Game
/Org m2
Ruang game 40 Manusia Center) x 3
4 3 + + NAD
center Orang Meja 676.8 m2
3.2 20%
Kursi
m2/unit Sirkulasi
Dimensi 80 + 46 m2
2 m2/org
40 Manusia + 126 m2 x 10
5 cafe 10
Orang
+ NAD
(1 Meja 30 % 1260 m2
4.6 m2
4 Kursi) sirkulasi
Dimensi
manusiaP 2 m2/org 60 + 24 +18
Perabota m2 13.26 m2 x
Dapur / 3
6 10
Orang n dapur 2.4 m2 + NAD 10
pantry
Lemari + 30% 132.6 m2
penyimpa 1.8 m2 sirkulasi
nan
Dimensi 240 + 58 m2
1 unit 2 m2/org 19.37 m2
120 Manusia +
7 Food court (20 + NAD (Tenant) x
Orang Meja 30 %
tenant) 4.6 m2 20
Kursi sirkulasi
387.4 m2
Peralatan 2 m2/org 120 + 48 +
dapur 36 13.26 m2
Dapur / 3
8 20 Lemari 2.4 m2 + NAD (Dapur) x
pantry Orang
penyimpa + 30 % 20
nan 1.8 m2 sirkulasi 265.2 m2
80 + 60 +
Dimensi
Lapak 2 m2/org 36 m2
1 (20 Manusia
9 Pedagang 30 Org + Asumsi 228.8 m2
unit) Meja
Kaki 2.4 m2 30 %
Kursi
Lima sirkulasi
Jumlah Luasan Fungsi Penunjang 4761.5 m2
FUNGSI PENGELOLA
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang Kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber
as Minimal
20 m2
Lobby / 5 Sofa 20
1.
ruang tunggu
1 + NAD
24 m2
Orang Meja m2/unit
20 % sirkulasi
20 m2
Meja,
R.General 1 20 m2 + 24 m2
2. 1 Kursi, NAD
Manager Orang Per-Unit 20 %
Lemari
Sirkulasi
12 m2
Meja
R.Manager 1 12 m2 + 14.4 m2
3 1 Kursi NAD
keuangan Orang Per-Unit 20%
Lemari
Sirkulasi
12 m2
Meja, 14.4 m2
R.Manager 1 12 m2 +
3. 1 Kursi, NAD
pemasaran Orang Per-Unit 20%
Lemari
Sirkulasi
12 m2
R.Manager Meja, 14.4 m2
1 1 12 m2 +
4. Administras Kursi, NAD
Orang Per-Unit 20%
i Lemari
Sirkulasi
12 m2 14.4 m2
Meja, +
R.Manager 1 12 m2
5. 1
Orang
Kursi, 20% NAD
Humas Per-Unit
Lemari Sirkulasi
Lemari
5 x 4,46 m2 4.46 m2 x 5
Meja,
1 4,46 m2 + 22.3 m2
6 R.Sekretaris 5
Orang
Kursi, NAD
Per-Unit Sirkulasi
Lemari
30%
Meja 30 m2
Bundar
20 30 m2 +
7 Ruang rapat 1 Kursi NAD 36 m2
Orang
Proyektor
Per-Unit 20%
Layar Sirkulasi
66.9 m2
Meja,
15 4.46 m2 + 5.79 m2
8 Ruang Staff 1
Orang
Kursi, NAD
Per-Unit 30% (Staff) x 15
Lemari
Sirkulasi 86.97 m2
Meja 1.6 m2 x 5
1 1.6 9.6 m2
9. Ruang Arsip 1 Kursi X 20 % DA
Orang m2/Unit
Lemari sirukulasi
Meja 2.4 m2 x 3
Ruang 3 2.4 6.8 m2
10. 1 Kursi X 20 % DA
keamanan Orang m2/Unit
Monitor sirkulasi
2.4 m2 x 3
Ruang Staff 3 Kursi, 2.4 m2 9.3 m2
11 1 X 30 % NAD
Kebersihan Orang Lemari Per-Unit sirkulasi
FUNGSI AMENITAS
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang Kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber Minimal
as
6+3+4
Wastafel 2 m2/unit m2
8
1. Toilet Pria 7 Urinoir 1m2/ unit + DA 109.2 m2
Orang
WC 2m2/ unit 20 %
sirukulasi
6 + 6 m2
8 Wastafel 2 m2/unit +
2. Toilet Wanita 7 DA
Orang WC 2m2/ unit 20 % 100.8 m2
sirukulasi
6 + 6 m2
Toilet 1 Wastafel 2 m2/unit + 24 m2
3. 7 DA
Disabilitas Orang WC 2m2/ unit 20 %
sirukulasi
Gudang Alat 1
4. 1 Lemari 1.6 m2 2 m2 Asumsi 2 m2
Kebersihan Orang
43.2 m2
30 0.72 m2 + 56.1 m2
5. Musholla 2 Sajadah HDI
Orang Per-Unit Sirkulasi
30%
FUNGSI SERVIS
Kebutuhan Ruang ANALISIS
No Nama Ruang Kapasit Luasan
Jumlah Perabot Standart Perhitungan Sumber Minimal
as
1. Ruang 1 Mesin
1 Orang
- - Asumsi 9 m2
Genset Diesel
1 Mesin
2 Ruang AHU 1 - - Aumsi 9 m2
Orang AHU
1 9 m2
3 Ruang Mesin 1
Orang
Mesin - - Asumsi
1 Panel 4 m2
4 Ruang Panel 1
Orang Elektrikal
- - Asumsi
Ruang 1 9 m2
5 Pompa
1
Orang
Pompa - - Asumsi
Ruang 1 4 m2
6 Monitor
1
Orang
Monitor - - Asumsi
(2 m2 x 5) x
5 Mesin 3 30 m2
7. ATM Center 3 2 m2 DA
Orang ATM X 20 %
sirkulasi
Loading 5
8 2 - - - Asumsi 56 m2
Dock Orang
• Kelompok service
TAPAK TERPILIH
FASILITAS UMUM
PERTOKOAN
TAPAK TERPILIH
FASILITAS UMUM
PERTOKOAN
Jalan Kolonel Atmo merupakan salah satu jalan kolektor primer di kota
Palembang, yang menghubungkan pusat kota menuju kawasan pasar 16 Ilir. Pada
gambar tersebut dapat dilihat bahwa pada kawasan sekitar site memiliki tingkat
kepadatan yang tinggi,
Tapak terpilih memiliki regulasi bangunan tipe kawasan usaha atau perdagamgam
yang memiliki Koefisien Dasar Bangunan sebesar 85% dari luas lahan, dengan
ketentuan Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah ½ lebar jalan + 1 meter, tapak
terpilih ini memiliki luasan sekita 7.200 m2, yang berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut
a. arah utara : ruko/pertokoan
b. arah selatan : Jl. Rustam Efendi
c. arah timur : Jl. lingkungan
d. barat : Jl. Kolonel Atmo
4.3.2. Gambaran umum dan regulasi tapak
Berdasarkan perda kota Palembang, dan berdasarkan Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kota Palembang (RTRWK), kawasan pada jalan colonel atmo termasuk
dalam, pusat pelayanan kota (PPK), dan termasuk ke dalam kawasan perdagangan
dan jasa kota Palembang.
Berdasarkan peraturan daerah kota Palembang kawasan ini sangat ideal sebagai
lokasi perancangan, karena memilki kesesuaian dengan peraturan daerah, kondisi
eksisting site juga merupakan bangunan Megahria Deparment Store. Unutk
menentukan luasan lahan minimum yang dibutuhkan dalam perancangan
megahria mall elektronik dan fashion di kota palembag ini, perhitungan yang
dilakukan adalah dengan membandingkan regulasi dan hasil perhitungan luasan
bangunan.
C D
Pedestrian
Jalur
kendaraan
Satu Arah
b. Angin
- Angin yang bertiup dari utara maupun selatan dapat dijadikan salah satu
penghawaan alami
- Intensitas angina pada tapak cukup baik dan dapat dimanfaatkan.
B. Sintesa
a. Matahari
- Bangunan memerlukan perlindungan dari arah barat yang merupakan
arah datangnya padas cahaya matahari dari pukul 13.00-16.00 yang
merupakan suhu terpanas
- Penataan orientasi bangunan agar tidak menghadap arah datangnya
matahari sore
- Mengatur jarak antar bangunan agar sinar matahari yang masuk ke
dalam tapak tidak terganggu
- Menggunakan vegetasi sebagai peneduh dan penggunaan warna yang
tidak terlalu menyerap cahaya matahari.
b. Angin
- Membuat bukaan atau membuat dinding berongga pada arah utara
maupun arah selatan
- Menanam vegetasi agar angina yang berhembus tidak terlalu kencang
menerpa lantai dasar bangunan
4.3.5. Analisis View
A. View in
Analisis Sintesa
- View ke dalam tapak dari Jl.Kolonel - Orientasi dan fasad bangunan
.Atmo dan Jl.Rustam Efendi merupakan yang mengarah pada view 1 dan
view yang terbaik dikarenakan jalan 4 dimaksimalkan agar menarik
tersebut satu arah
perhatian.
- View 1 dan 2 dari jalan kolonel atmo yang
- Bangunan yang dirancang
mengarah langsung ke site harus
memiliki ketinggian yang cukup
dimaksimalkan agar menarik perhatian
tinggi agar dapat terlihat.
pengunjung karena merupakan perspektif
terbaik
- Pada area 1 dan 2 direncanakan
- View 3 yang berhadpan dengan jalan sebagai open space agar view
beringgin janggut dapat menjadi pilihan tanpa penghalang pandangan ke
view yang dimaksimalkan dalam bangunan.
- View 4 menjadi view yang dapat dilihat - Area pada hook tapak diberi
oleh pejalan kaki yang berasal dari jalan vegetasi sebagai peneduh.
jenderal sudirman
Analisis Sintesa
- View keluar tapak terbagi pada 4 view - Orientasi dan fasad bangunan
terbaik yang mengarah pada view 1 dan
- View 1 yang berhadpan dengan jalan 4 dimaksimalkan agar menarik
kolonel atmo menjadi pilihan agar dapat
perhatian.
melihat view dari arah tersebut
- Bangunan yang dirancang
- View 2 yang berhadpan dengan komplek
memiliki ketinggian yang cukup
ruko dan pertokoan tidak potensial untuk
tinggi sehingga dapat melihat
lebih dikembangkan
- View 3 yang mengarah ke Jl.Beringin
kearah view potensial yang
Enterance
Exit
Massa Bangunan
Gedung Parkir
Vegetasi
4.3.7. Analisis Geometri dan Enclosure
A. Dasar pertimbangan
Pertimbangan dalam menentukan bentuk dan gubahan massa dalam
merancang sebuah bangunan adalah sebagai berikut.
a. Goal Perancangan
b. Sintesa Analisa Kontekstual
c. Fungsi dan Besaran Ruang
d. Tema Perancangan
e. Proporsi
B. Tata Massa Bangunan
Massa
No Kelebihan Kekurangan
Bangunan
1. Lingkaran
- Bentuk halus - Fleksibilitas ruang rendah
dan dinamis - Kurang efisiensi
- Orientasi ruang dapat - Sulit dikembangkan
memusat dan menyebar - Sulit untuk
ke semua arah kombinasi dengan
bentuk lain
2. Segi Empat - Bentuk efisien - Monoton
- Mudah dikembangkan - Kaku
- Orientasi pada empat -
sisi
- Mudah dikembangkan
dengan bentuk lain
3. Segitiga - Bentuk stabil dan - Kurang efisien
berkarakter - Kurang fleksibel
- Mudah dikombinasi - Sulit dalam layout
dengan bentuk lain
- Orientasi pada tiga sisi
Tabel 4. 9 : Bentuk dasar
Sumber : Franchis DK Ching (Arsitektur Ruang dan Tatanan)
Sintesa:
Dalam perancangan megahria mall elektronik dan fashion adalah bentukan
sederhana, dengan pertimbangn pemanfaatan ruang, efisiensi serta tema
perancangan, maka bentuk segi empat adalah bentuk yang paling tepat,
dengan bentukan dasar tersebut dapat dikembangkan dan dimodifikasi
dengan penambahan atau pengurangan maupun di kombinasikan dengan
bentukan lain, bentuk segi empat memiliki kesesuaian dengan fungsi
sebuah mall yang menuntut arah sirkulasi yang jelas dan efisiensi dalam
penggunaan ruang.
D. Pola Hubungan Ruang
Dalam perancangan megahria mall elektronik dan fashion ini, beberapa hal
yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan pola ruang berdasarkan
fungsi dan kegiatan yang diwadahi, beberapa alternative pola hubungan
ruang yang terdapat di dalam buku arsitektur,bentuk, ruang dan tatanan
sebagai berikut:
No Pola Karakter
1 Linier Pola hubungan ruang dengan rangkaian yang
tersusun dalam suatu garis yang berurutan.
Berupa koridor, teratur dan terdapat
pengulangan.
Sintesa :
Dengan fungsi sebagai mall maka pola hubungan ruang yang paling cocok
adalah gabungan dari pola hubungan ruang yang linier dan terpusat,
dimana hal tersebut menciptakan arah sirkulasi yang jelas.
E. Skala Ruang
Penerapan skala ruang merupakan hal terpenting dalam perancangan
sebuah mall untuk menciptakan ruang-ruang yang efisien dan berkarakter.
Skala dalam arsitektur merupakan sebuah perbandingan antara elemen
bangunan atau ruang dengan elemen tertentu dengan ojek pembanding
adalah manusia. Berikut adalah jenis jenis skala dan pengertiannya :
1. Skala manusia
Merupakan pembanding utama dalam penentuan ukuran dan besaran
ruang
2. Skala generic
Perbandingan ukuran bangunan atau ruang dengan elemen lain yang
ada di sekitarnya
3. Skala ruang dalam lingkungan perkotaan
a. Skala ruang intim
Merupakan skala ruang yang kecil dan memberikan rasa
perlindungan ( shelter ) bagi manusia yang berada di dalamnya
b. Skala perkotaan
Skala perkotaan berkaitan dengan ruang dan kota serta lingkung
sekitarnya sehingga manusia merasa memiliki dan enclosed dalam
lingkungan tersebut
c. Skala monumental
Merupakan skala ruang yang yang besar dan memiliki nilai
tertentu, dimana manusia merasakan pengalaman keagungan
ruangan tersebut
d. Skala menakutkan
Skala ruang menakutkan tercipta apabila suatu objeck atau
bangunan memiliki ketinggian yang berbeda jauh dari skala
manusia.
Sintesa
Skala yang menjadi pilihan dalam penerapan dan perancangan megahria
mall elektroik dan fashion ini adalah skala kota, dengan pertimbangan
kawsan di sekitar tapak.
F. Enclosure
Untuk mendapatkan bentuk luar atau elemen penutup bangunan serta
menentukan sistem struktur dan utilitas bangunan terdapat beberapa hal
yang perlu menjadi dasar pertimbangan
- Hasil analisa spasial
- Hasil analisa geometri
- Hasil analisa kontekstual
Adapun elemen dalam selimut bangunan tersebut adalah,
- Bentuk luar bangunan
Bentuk luar bangunan yang akan dirancang mempertimbangkan hasil
dari analisis kontekstual, karena selimut bangunan merupakan elemen
yang dapat mencerminkan bangunan tanpa orang harus masuk ke
dalamnya. Pemilihan wujud dan bentuk dari selimut bangunan itu
sendiri tidak lepas dari tema dan konsep perancangan yang memiliki
konsep modern kontekstual.
- Material fasad
Berdasarkan konsep modern kontekstual maka material yang akan
digunakan pada perancangan selimut bangunan ini adalah material
terkini dan dapat mengurangi penggunaan energy, namun hal tersebut
juga berdaasarkan dan dipengaruhi oleh analisa kontekstual.
Fasad bangunan tidak terdiri dari dinding massif karena hal tersebut
memberikan kesan monoton dan membosankan, penggunaan material
kaca dan penambahan kulit bangunan (secondary skin) sebagai
finishing dapat berfungsi sebagai pereduksi panas serta menjadikan
bangunan lebih indah dna terlihat modern.
BAB V SINTESIS DAN KONSEP PERANCANGAN
Penjelasan:
1 2
4 3
Sintesa:
Tipe pondasi yang akan digunakan pada bangunan adalah jenis pondasi
setempat dengan penambahan tiang pancang, pemilihan pondasi tersebut
berdasarkan pertimbangan keamanan dan keselamatan pengguna bangunan
karena bangunan yang direncanakan merupakan bangunan mall yang
memiliki beban mati yang berat dan juga beban hidup yang berat.
Sintesa:
Untuk bentang yang lebar sesuai dengan kebutuhan fungsional, maka
sistem rangka yang digunakan adalah sistem rangka rangka batang dengan
material baja, selain atap dengan sistem rangka ruang, bangunan juga
menggunakan atap dengan sistem atap plat beton.
.
V.1.4 Sintesis Perancangan Utilitas
1. Penghawaan
Pertimbangan sistem penghawaan pada perancangan bangunan ini
menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan.
A. Penghawaan alami yaitu metode yang memanfaatkan
pergerakan aliran udara pada bagian dalam bangunan sehingga
menghasilkan udara yang sejuk di dalam bangunan, dengan
pemanfaatan ventilasi atau bukaan pada bangunan.
B. Penghawaan buatan yaitu metode yang memanfaatkan bantuan
mesin Air Conditioner (AC) untuk mengalirkan udara sejuk ke
seluruh ruangan, terdapat dua sistem penghawaan dengan
bantuan mesin Air Conditioner yakni sistem terpusat dan
sistem terpisah. AC sentral dapat mendistribusikan udara ke
beberapa ruangan dengan menggunakan satu pendingin,
sedangkan AC terpisah hanya mengalirkan udara pada satu
ruangan untuk satu pendingin.
Sintesa:
Sistem Penghawaan yang diterapkan pada perancangan bangunan ini
sesuai kebutuhan setiap ruang, dan akan didominasi oleh sistem
penghawaan buatan. Sistem penghawaan buatan yang digunakan adalah
sistem penghawaan terpusat (sentral).
2. Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang menjadi pertimbangan terbagi atas dua
jenis berdasarkan sumbernya, yaitu sistem pencahayaan alami
dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber cahay dan
sistem pencahayaan buatan yang memanfaatkan lampu sebagai
sumber cahaya.
Sintesa:
Sistem pencahayaan perancangan bangunan ini didominasi oleh
pencahayaan buatan, dasar pertimbangan adalah intensitas cahaya
matahari yang tidak merata kesemua bagian bangunan secara
menyeluruh dalam satu waktu, penggunaan jenis lampu LED pada
selasar dan retail sebagai sumber cahaya agar lebih menghemat
energy yang digunakan untuk menerangi bangunan. Penggunaan
cahaya buatan pada bangunan hanya digunakan pada beberapa
ruang tertentu.
3. Distribusi Listrik
Sumber listrik utama pada bangunan berasal dari PLN yang
didistribusikan melalui gardu induk terdekat yang terdapat di
sekitar site yang kemudian di distribusikan pada bangunan dan
juga tapak sesuai kebutuhan, pada bangunan juga disediakan
genset/generator sebagai sumber listrik cadangan.
Sintesa:
Pada perancangan Megahria Mall elektronik dan fashion
menggunakan sistem pendistribusian air bersi downfeed yang mana
tangki air ditempatkan pada atas bangunan, hal tersebut
berdasarkan pertimbangan energy.
Sintesa:
9. Penangkal Petir
Penangkal petir diperlukan dalam perancangan sebuah bangunan
terutama untuk bangunan tinggi, sebagai salah satu proteksi
terhadap petir terdapat beberapa sistem penangkal petir yang dapat
diterapkan pada bangunan, antara lain:
A. Sistem Franklin Rod
Sistem ini memiliki penerima berupa logam tembaga dan
disalurkan melalui kawat tembaga. Bentuknya runcing segitiga
dan dipasang pada bagian atas bangunan. Sistem ini praktis dan
murah, namun jangakauannya terbatas.
B. Sistem Faraday
Sistem ini terdiri dari alat penerima kawat horizontal, kawat
tembaga, dan kawat pertahanan. Untuk perlindungan bangunan,
jarak antar kawat horizontal tidak melebihi 20 m. Kelebihan
sistem ini adalah jangkauannya yang lebih luas.
Sintesa
Sistem pembuangan sampah pada bangunan Megahria Mall
Elektronik dan Fashion adalah menerapkan sistem shaft sampah
untuk penyaluran dan penampungan sampah yang berada pada
bagian bawah bangunan.
2. Zona Public :
Zona public berlangsung kegiatan yang dilakukan oleh semua pengguna
gedung yaitu kelompok kegiatan komersil, dan parkir
3. Zona Service
Zona Service berlangsung kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dan hanya
digunakan oleh pengguna yang memiliki kepentingan tertentu, yang
termasuk dalam zona service adalah kelompok kegiatan pemeliharaan
4
3
Sistem Struktur badan yang akan diterapkan pada objek perancangan adalah
kombinasi sistem One Way Rib dan Two Way Rib dengan kombinasi
material antara beton dan baja.
Gambar 5. 14 : Konsep Struktur Badan
Sumber : Analisa Pribadi Penulis
3. Struktur atap
Sistem struktur atap pada bentang yang lebar sesuai dengan kebutuhan
fungsional, maka sistem rangka yang digunakan adalah sistem rangka
rangka batang dengan material baja, selain atap dengan sistem rangka
ruang, bangunan juga menggunakan atap dengan sistem atap plat beton
4. Material
B. Air
kotor
2. Penataan cahaya
3. Penataan udara
Sistem penghawaan yang diterapkan pada perancangan bangunan ini
didominasi dengan penghawaan buatan, dengan jenis AC central
sebagai pilihan penghawaan dalam bangunan.
4. Listrik
Sumber listrik utama pada bangunan berasal dari PLN yang
didistribusikan melalui gardu induk terdekat yang terdapat di sekitar
site yang kemudian di distribusikan pada bangunan dan juga tapak
sesuai kebutuhan, pada bangunan juga disediakan genset/generator
sebagai sumber listrik cadangan.
6. Pengelolaan sampah
Sistem pembuangan sampah pada bangunan Megahria Mall Elektronik
dan Fashion adalah menerapkan sistem shaft sampah untuk penyaluran
dan penampungan sampah yang berada pada bagian bawah bangunan
yang kemudian ditampung pada bak penampungan sampah sementara
pada tapak, yang selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir
7. Proteksi kebakaran
Proteksi kebakaran pada perancangan ini dibagi atas dua bagian yaitu
proteksi pada tapak dan proteksi pada bangunan. Proteksi pada
bangunan menggunakan Hydrant Box pada titik-titik
tertentu,disediakan alat pemadam api ringan dan menggunakan smoke
detector lengkap dengan alarm dan sprinkler untuk memadamkan api.
Sedangkan proteksi kebakaran pada tapak menggunakan Hydrant pada
beberapa tempat yang dapat disambungkan langsung pada mobil
pemadam kebakaran, sirkulasi dalam tapak dibuat mengitari bangunan,
agar memudahkan pergerakan mobil pemadam kebakaran dan
memudahkan jalur evakuasi
8. Penangkal petir
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada bangunan ialah
sistem faraday. Untuk perlindungan bangunan jarak maksimal antar
bangunan maksimal berjarak 20 m, sistem ini lebih memiliki radius
yang lebih luas jika dibandingkan dengan sistem lainnya. Cara kerja
sistem faraday adalah dengan kawat horizpntal sebagai penerima, yang
kemudian diteruskan pada kawat tempaga yang dialirkan ke kawat
pertahanan yang tertanam di tanah.
125