KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan praktik kerja dan menyelesaikan
laporan praktik kerja di PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Cabang Utama
Klas Tanjung Priok.
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) menjadi salah satu pilihan sasaran
praktik kerja yang wajib ditempuh sebagai persyaratan menyelesaikan studi di
Departemen Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Undip kurun waktu yang telah
ditentukan (satu bulan).
1. Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada
kita semua.
2. Kedua Orang Tua yang selalu memberi dukungan dan kasih sayang nya.
3. Bapak Ir. M. Agung Wibowo, MM, Msc, PhD. Selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
4. Bapak Dr. Eng. Deddy Chrismianto, ST, MT. selaku Ketua Departemen
Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro.
5. Bapak Dr. Eng. Deddy Chrismianto, ST, MT. selaku dosen pembimbing
Departemen Teknik Perkapalan yang telah memberikan dukungan kepada
penulis, masukan, pengarahan, dan informasi selama Praktek Kerja.
6. Bapak Ir. Farid Rahman Rahim sebagai kepala cabang PT. Biro Klasifikasi
Indonesia Cabang Utama Klas Tanjung Priok.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun akan sangat diharapkan oleh penulis. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Teknik
Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................................i
Lembar Pengesahan........................................................................................................................ii
Kata Pengantar..................................................................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................................................................iv
Daftar Gambar.................................................................................................................................vii
Daftar Lampiran..............................................................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
I.2. Tujuan Kerja Praktek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.3. Waktu Kerja Praktek. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.4. Batasan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.5. Metode Pengumpulan Data. . ….. . . . . . . . . . . . . . . . 3
I.6. Sistematika Laporan. . ….. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan memiliki beribu-ribu
pulau yang dihubungkan oleh lautan dan selat. Hal itu juga merupakan identitas
Indonesia sebagai negara maritim yang besar, dimana dalam perhubungan antar pulau
di dalam negeri sangat membutuhkan kapal sebagai sarana transportasi. Indonesia
sebagai negara kepulauan juga didukung oleh letak yang strategis, dimana posisi
perairan Indonesia berada di jalur ekonomi dan perdagangan global.
Banyak diantara pelaku pasar dan pelaku ekonomi dunia yang membutuhkan
kapal untuk mengangkut barang ekonomi antar negara. Potensi jalur perairan
Indonesia banyak dimanfaatkan oleh kapal-kapal pengangkut barang-barang ekonomi
sebagai jalur transportasinya. Dengan melihat kondisi yang seperti ini maka sudah
tidak dapat terelakkan lagi bahwa kapal merupakan transportasi antar pulau yang
murah dan mudah. Untuk menjamin keselamatan tersebut maka kapal harus mendapat
pengawasan didalam pembangunan, perbaikan modifikasi maupun perawatan secara
baik dan teratur. Hal inilah yang mendorong pemerintahi Indonesia untuk membentuk
suatu badan yang bertugas untuk mengawasi dan memberikan penilaian secara
obyektif tentang kondisi kapal sehingga dapat layak laut. Badan tersebut adalah Biro
Klasifikasi Indonesia (BKI).
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) merupakan suatu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang ditunjuk oleh pemerintah Indonesia sebagai lembaga yang
berfungsi memeriksa kontruksi, perlengkapan lainnya. Terutama kapal-kapal yang
memiliki panjang lebih dari 20 m atau tonage lebih dari 100 BRT atau tenaga kuda
lebih dari 250 PK (Keputusan Menteri Perhubungan. PM 7 Tahun 2013).
Sehingga nantinya dapat dikeluarkan sertifikat-sertifikat sesuai pemeriksaan
yang dilakukan. Dalam kerja praktek di PT. Biro Klasifikasi Indonesia Cabang Utama
Tanjung Priok ini praktikan akan diajarkan mengenai jenis – jenis klasifikasi yang
diterapkan oleh BKI.
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
II.1 Profil Perusahaan
PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) didirikan pada tanggal 1 Juli 1964,
adalah merupakan satu-satunya badan klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh
pemerintah RI. Untuk mengkelaskan kapal niaga berbendera Indonesia dan kapal
berbendera asing yang secara reguler beroperasi di perairan Indonesia.
Kegiatan klasifikasi itu sendiri adalah merupakan pengklasifikasian kapal
berdasar konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuan memberikan
penilaian atas laik tidaknya kapal tersebut untuk berlayar.
Menyadari akan kondisi alam Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau
dengan area teritori laut yang sangat luas dimana hal tersebut menjadikan sarana
perhubungan laut berupa kapal, merupakan sarana terpenting yang harus dikelola
maka diperlukan pemeriksaan yang teliti, teratur dan sistematis terhadap kondisi
kapal agar terjaga keselamatan benda dan jiwa di laut.
Berdasarkan kondisi tersebut serta didorong oleh kesadaran nasional dan
hasrat untuk memiliki badan klasifikasi nasional yang pada gilirannya akan
membuka kesempatan bagi tenaga-tenaga ahli perkapalan bangsa sendiri, maka
pada tahun 1964 Pemerintah mendirikan PN. Biro Klasifikasi Indonesia.
BKI adalah organisasi yang dibentuk dan menerapkan standar teknik dalam
melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survey marine terkait dengan fasilitas
terapung, termasuk kapal dan konstruksi offshore. Standar ini disusun dan
dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan
dibangun berdasarkan standar BKI, maka akan mendapatkan Sertifikat Klasifikasi
dari BKI. BKI akan menerbitkan sertifikat tersebut setelah kapal memenuhi
persyaratan sesuai rules aturan BKI.
BKI juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka
peningkatan mutu dan standar teknik yang dipublikasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan jasa klasifikasi kapal.
Sebagai dasar dalam mengelola perusahaan terutama dalam melaksanakan misi dan
fungsi, maka filsafah yang dianut Perusahaan adalah TERPERCAYA yang
dikembangkan melalui paradigma:
1. Mengutamakan mutu dan pelayanan jasa berdasarkan komitmen yang tinggi
terhadap masalah keselamatan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan secara konsisten
dan berkesinambungan.
3. Tanggap dan concern terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama yang berkaitan dengan keselamatan kapal.
BAB III
KLASIFIKASI KAPAL
III.1 Kegiatan Klasifikasi Kapal
Klasifikasi kapal merupakan kewajiban para pemilik kapal berbendera Indonesia
sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan yang menyatakan bahwa kapal - kapal
yang wajib klals adalah kapal - kapal dengan ketentuan :
1. Panjang >= 20 m dan atau
2. Tonase >= 100 GT dan atau
3. Mesin Penggerak >= 250 PK dan atau
(PM. 7 Tahun 2013)
III.2.4 Notasi
Notasi merupakan tambahan pada tanda kelas yang dicantumkan
didalam sertifikat lambung maupun mesin. Notasi tambahan lambung bisa
berupa salah satu atau lebih dari notasi-notasi berikut:
OT
OT-nh
OT-S
III.5 Sertifikat
Macam-macam sertifikat yang dikeluarkan BKI adalah sebagai berikut:
1. Sertifikat Klasifikasi Lambung (Hull Classification Certificate)
Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan survey pembaruan kelas yang dilakukan
oleh surveyor BKI.
2. Sertifikat Klasifikasi Mesin (Machinery Classification Certificate)
Sertifikat ini dikeluarkan berdasarkan survey pembaruan kelas yang dilakukan
oleh surveyor BKI.
3. Sertifikat Garis Muat Internasional (Internasional Convention Load
Line)Sertifikat ini dikeluarkan oleh BKI atas nama pemerintah Indonesia sesuai
dengan konvensi garis muat internasional.
4. Sertifikat untuk Pengujian Bahan dan Mesin
Sertifikat ini dikeluarkan oleh BKI apabila pengujian bahan yang disaksikan oleh
surveyor BKI telah memenuhi persyaratan BKI tentang bahan.
5. Approval WPS, sertifikasi Juru Las.
BAB IV
SURVEY KAPAL KELAS BKI
Keterangan:
SS : Special Survey (Survey Pembaruan Kelas)
AS : Annual Survey (Survey Tahunan)
IS : Intermedate Survey (Survey Antara)
DS : Docking Survey (Survey Pengedokan).
IV.1.2.1 Annual Survey (Survey Tahunan)
Survey tahunan dilaksanakan untuk lambung, instalasi mesin termasuk
instalasi listrik dan perlengkapan khusus yang dikelaskan harus dilaksanakan pada
selang waktu 12 bulan, terhitung dari tanggal dimulai periode kelas seperti yang
tercantum dalam sertifikat kelas.
Survey bisa dilaksanakan dalam jendela waktu ± 3 bulan dihitung dari hari
terakhir dari bulan kalender dimana periode kelas yang sedang berjalan akan genap
berumur satu tahun. Untuk kapal dengan akomodasi lebih dari 12 penumpang
survey tahunan harus dilaksanakan tidak lebih lambat dari tanggal jatuh temponya.
Materi Survey meliputi:
Lambung dan Perlengkapan
Pemeriksaan visual kontruksi utama lambung,ruang muat dan kamar mesin, lubang
palka,pintu sekat,pintu lambung,pintu samping/buritan,system pengendalian
dan perlengkapan jangkar dan rantai,tangki ballas air laut dan sumur bilga yang
diduga mengalami korosi yang berat.
Instalasi Mesin
Pemeriksaan umum terhadap ruang mesin dan ruang ketel,instalasi penggerak dan
mesin bantu,bagian luar ketel uap/bejana tekan dan peralatan nya. Pemeriksaan
dan uji fungsi sistem pengemudian utama, sistem bilga, sistem komunikasi, sistem
pasokan tenaga utama dan Bantu, instalasi kedap ledak, sistem pemadam
kebakaran dan alaramnya, peralatan kendali jarak jauh, peralatan stop/ penutup
cepat dari pompa dan tangki bahan bakar, katup, sistem ventilasi, dan lain-lain.
- Setiap kompartemen alas ganda dan semua tangki, yang dinding sekatnya
merupakan bagian dari konstruksi utama kapal, harus menjalani uji tekan.
Tangki bahan bakar, tangki minyak lumas dan tangki air ketel dapat diuji
dengan pengisian masing-masing cairan. Tekanan uji yang dipakai adalah
sesuai dengan tinggi air sampai dengan tinggi ambang palka tangki muat
atau sampai dengan puncak pipa limpah/ pipa udara tangki, diambil mana
yang lebih tinggi.
- Kekedapan dari terowongan pipa diluar alas dalam, dan dari ruang kosong,
dapat diuji dengan tekanan udara. Jika ada tanda korosi yang mencurigakan
maka surveyor dapat meminta pengukuran ketebalan pelat.
- Semua tangki harus diperiksa dari dalam. Tangki minyak pelumas dan air
ketel harus menjalani pemeriksaan secara acak sesuai petunjuk surveyor.
- Rantai jangkar harus direntangkan, sehingga panjang keseluruhan dapat
diperiksa untuk keausan dan kerusakannya.
d
- Tangki muatan dari kapal barang muatan kering harus diuji dengan
pengisian air sampai ketinggian bagian paling atas dari ambang tangki, atau
jika hal ini tidak mungkin, dengan udara tekan (maksimum 0,2 bar).
- Daun kemudi harus diperiksa. Hubunganya dengan tongkat kemudi, dan
jika terpasang, pada pena kemudi peralatan pengaman terkait harus
diperiksa. Jika dianggap perlu sesuai hasil pemeriksaan luar, tongkat
kemudi harus dicabut. Sejauh bisa dicapai, tongkat kemudi dan pena kemudi
di daerah bantalan harus diperiksa terhadap korosi.
a) Survey yang mensyaratkan pengedokan
Sewaktu kapal berada di atas dok, katup pembuangan harus dibuka dan
diperiksa kondisinya secara seksama sekali dalam satu periode kelas.
b) Sistem propulsi
- Pemeriksaan sistem propulsi terutama mencakup:
- Poros antara dan bantalan termasuk bantalan dorong
- Roda gigi transmisi
- Kopling mekanis dan fleksibel
- Roda gigi berputar dan
- Mesin propulsi utama, mesin Bantu dan baling-baling dengan
penggerak listrik.
Elemen pegas yang berada dibawah beban geser yang terbuat dari karet
dengan atau tanpa lapisan kain dari kopling cincin karet dan kopling
karet lainnya harus diganti baru, bila hal ini disyaratkan sesuai hasil
pemeriksaan yang negative.
c) Mesin Penggerak Utama.
Komponen tersebut dibawah ini harus diperiksa dan bilamana
surveyor menganggap perlu pemeriksaan dalam kondisi dibuka:
Silinder, tutup silinder, torak, batang torak, dan baut, kepala silang,
poros engkol dan semua bantalan.
Poros hubungan, dengan sistem penggerak dan bantalannya.
Batang pengikat, rangka, pondasi mesin dan elemen pengikat.
Sistem injeksi, pompa dan komporessor gandengan, supercharger, pipa
isap dan pipa gas buang, pendingin udara masuk, saringan, peralatan
2. Survey Modifikasi
Semua bagian yang dicapai pada poros, termasuk hubungan baling-baling
pada porosnya
Baling-baling
Pengecekan penekan paking minyak
Pengecekan minyak pelumas, pemakaian minyak pelumas dan temperatur
bantalan dari catatan pada buku harian kapal.
Pengukuran ruang main bantalan-bantalan tabung poros dan dicek dengan
alat ukur (Filler gauge), dengan dokumentasi hasil pengukuran
Pemeriksaan NDT dengan metode deteksi keretakan yang diakui pada sudut
flens kopling, jika baling-baling dihubungkan dengan flens pejal atau dalam
daerah bagian belakang, dalam hal baling-baling dipasang pada konis.
Sejauh dapat dilaksanakan, elemen sistem roda gigi dan control pada baling-
baling berputar segala arah harus disurvey melalui lubang pemeriksaan.
3. Survey ditempat
Pengecekan ruang main bantalan-bantalan tabung poros termasuk
pengecekan dengan alat ukur (Filler gauge).
Pengecekan kekedapan penekan paking minyak.
Pengecekan analisa minyak lumas, pemakaian minyak lumas dan
temperatur bantalan dari catatan buku harian kapal.
Dalam hal apapun tekanan uji tidak boleh kurang dari PB + 1 bar, dan
tidak boleh lebih dari tekanan uji yang dikenakan pada waktu pemeriksaan
pertama dari ketel uap setelah dibuat.
Selain pemeriksaan berkala diatas surveyor dapat atas pertimbangan
sendiri, mensyaratkan dilaksanakannya uji hidrolik atau survey khusus,
misalnya: setelah diadakan perbaikan dan perawatan.
2. Instalasi Pemanas Bahan Bakar
Instalasi pemanas bahan bakar harus menjalani pemeriksaan dari luar
sekali dalam setahun, tiga bulan sebelum sampai dengan tiga bulan sesudah
satu tahun.dan untuk pemeriksaan dari dalam, termasuk pengujian kekedapan
dari seluruh instalasi ketel uap, yang harus dilaksanakan pada selang waktu 5
tahun, terhitung sejak ketel diopersikan, dan kemungkinan dalam hubunganya
dengan survey pembaruan kelas.
1) Pemeriksaan Luar
Seluruh instalasi pemanas minyak terhadap kebocoran.
Terhadap kondisi dari sistem instalasi
Terhadap fungsi dari indikasi control dan peralatan keamanan
Terhadap peralatan kendali jarak jauh, katup penutupan dan
pembungan
Peralatan monitor kebocoran untuk pemanas
Peralatan pemutus darurat (pembakaran minyak, pompa-pompa)
Peralatan pengaman untuk lampu penerangan, lampu penerangan
darurat dan label
Laporan uji pada pengecekan tahunan yang dilaksanakan oleh badan
penguji yang diakui harus dijadikan referensi untuk penentuan
penggunaan yang lebih lanjut dari pemanas minyak
2) Pemeriksaan dari dalam
Bilamana dianggap perlu, ruang pembakaran harus diperiksa
terhadap kemungkinan kontaminasi, korosi, deformasi, dan kebocoran.
Sesuai peraturan, uji kekdapan harus dilaksanakan pada tekanan kerja
yang diijinkan. Menysul perbaikan dan penggantian komponen yang
mengalami tekanan, maka uji tekanan harus dilaksanakan sebesar 1,5 kali
tekanan kerja yang diijinkan.
4. Bejana Tekan
Bejana tekan yang harus diperiksa bagian dalam dan bagian luarnya
setiap lima tahun, sebaiknya dikaitkan dengan survey pembaruan kelas.
Bejana tekan yang mempunyai hasil perkalian dengan kapasitas dalam kubik
p x 1 ≥ 200 (p dalam bar) harus diperiksa pada kesempatan pemeriksaan yang
berhubungan dengan sistem pipa. Pengujian periodik botol CO 2 dan botol
halon yang digunakan untuk tujuan pemadam kebakaran harus dilaksanakan
tidak melebihi 10 tahun. Sekurang-kurangnya 10% dan botol halon yang
tersedia harus menjalani pemeriksaan bagian dalam dan pengujian hidrostatik.
Botol CO2 dengan tekanan rendah untuk sistem pemadam kebakaran dan
tangki gas halon harus diperiksa dari dalam pada selang waktu tidak melebihi
10 tahun. Bejana tekan pada sistem kontrol hidrolik atau pneumatic harus
diperiksa selama perawatan dan perbaikan pada sistem, botol angin dengan
hasil perkalian tekanan dengan kapasitas dalam kubik p x 1 ≥ 1000 harus
menjalani pemeriksaan pada selang waktu tidak melebihi 5 tahunan.
Kumparan pemanas dalam tangki minyak dan bejana harus menjalani
pengujian tekan 1,5 kali tekanan kerja yang diinginkan. Cara yang sama
diberlakukan untuk kumparan pemanas dalam tangki muatan.
Pengujian tambahan: bilamana bejana tekan tidak dapat diperiksa dari
dalam dengan memuaskan dan bilamana kondisi yang tidak disetujui tidak
dapat dengan jelas ditentukan pada waktu pemeriksaan bagian dalam, metode
pengujian tak merusak (NDT) yang diakui harus diterapkan dan/atau uji tekan
hydrolik harus dilaksanakan pada tekanan 1,5 kali tekanan kerja yang
diijinkan PB.
Bagaimanapun pengujian tekan tidak boleh kurang dari PB + 1bar. Baja
tekan yang dibuat standar DIN 4810 menurut standar tersebut harus diuji 1,3
kali tekanan kerja yang diijinkan. Pengujian tekanan harus dalam hal ini tidak
melebihi pengujian tekanan awal.
Sistem pemadam kebakaran CO2 tekanan rendah dan tangki halon:
permukaan tangki harus diperiksa terhadap korosi sesuai petunjuk surveyor.
Bejana tekan yang diisolasi harus dibuka pada beberapa yang dipilih,
agar dapat memberi kesan umum tentang kondisi bagian luar bejana. Setelah
menjalani uji tekan hidrolik, bejana dan/ atau botol-botol harus dikeringkan
dengan seksama. Dalam hal bejana untuk bahan pemadam kebakaran berupa
serbuk, pengujian tekan periodik dapat ditiadakan dengan syarat pemeriksaan
bagian dalam bejana tidak menunjukan adanya defisiensi.
5. Perlengkapan Otomatis
Tanggal jatuh tempo survey akan di hitung sejak tanggal dioperasikannya
kapal dan/atau pencocokan kembali setelah perombakan besar atau perbaikan.
Peralatan monitor dan fungsi otomasi dari instalasi mesin harus dikenakan
pengujian operasional pada kondisi kerja di pelabuhan, peralatan kendali
jarak jauh di anjungan dari sitem propulsi harus diperiksa sebagaimana
disyaratkan. Untuk rinciannya lihat program OT-4.
OT-3 : Survey ini harus dilaksanakan 6 bulan setelah kapal dioperasikan
dan/atau dalam hal mencocokan kembali perombakan besar atau perbaikan
pada peralatan otomatis 6 bulan setelah survey pertama dan survey khusus
setelah pelaksanaan preombakan.
OT -4 : untuk kapal laut maupun kapal pedalaman, survey ini harus
dilaksanakan nominal pada setiap selang 2,5 tahun pada setiap survey
pembaruan kelas atau survey antara, dan atau untuk kapal yang mengangkut
lebih dari 12 orang dilaksanakan setiap tahun.
6. Sistem Inert Gas
Kondisi gas inert dari daerah tangki muat pada kapal tangki harus diperiksa
setiap tahun termasuk kemampuan operasionalnya. Kapal tangki dengan
notasi kelas INERT harus disurvey pada selang waktu nominal 2,5 tahun pada
setiap survey pembaruan kelas dan survey antara.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan kerja praktek ini, praktikan mendapatkan banyak ilmu
yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan yang mana hanya bisa didapat
dilapangan secara langsung. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (PERSERO) merupakan
suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk oleh pemerintah
indonesia sebagai lembaga yang berfungsi memeriksa konstruksi kapal,
perlengkapan kapal dan sistem yang ada di dalam kapal yang mana kesemuanya
diperiksa untuk memberikan keselamatan pada kapal, para ABK, dan barang barang
yang dibawa dalam melakukan pelayaran.
Jenis survey yang diadakan BKI ada 2 macam, survey tersebut adalah
survey penerimaan kelas dan survey mempertahankan kelas.
V.2 Saran
BKI adalah organisasi yang dibentuk dan menerapkan standard teknik
dalam melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survey marine, terkait dengan
fasilitas terapung, termasuk kapal dan kostruksi offshore maka dari itu sistem
pelayanan jasa harus terus ditingkatkan agar tercapainya kepercayaan dan kepuasan
para pemakai jasa dari BKI.
DAFTAR PUSTAKA