Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMBUATAN KAPAL

ANGGOTA KELOMPOK :

 Bryan Marcelleno (0419040034)


 Akhmad Azhar Firdaus (0419040035)
 Ahmad Rafiif Akbar Razaani (0419040036)
 Viki Satria Pratama (0419040038)
 Wahyu Suci Rohqany (0419040039)
 Erika Nur Aisyah (0419040040)
 M. Yusil Ihlasul Amal (0419040041)
 Faiqotin Najudah (0419040043)
 M. Alief Framuja (0419040044)
 Faris Anugrah Pratama (0419040045)

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


PRODI TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL 2019
Pegertian Kapal
Kapal adalah sarana angkutan yang bergerak dipermukaan air.

Kapal memiliki beragam bentuk. Adanya bermacam bentuk pekerjaan dan benda-benda kerja
yang ditangani awak kapal, akan menjadikan bentuk dan pembedaan kapal. Benda-benda maupun
orang-orang ada diatas kapal inipun , akan menuntut keamanannya selama tinggal di dalam kapal.

Keamanan pelayaran suatu kapal akan tergantung dari beberapa persyaratan, yaitu :

-Kekuatan Konstruksi Kapal

-Bentuk Bagian Konstruksi Kapal

-Perawatan Kapal

-Penanganan Pengoperasian Kapal

Kekuatan konstruksi kapal dapat memastikan keselamatan kapal, karena dalam proses
pembuatan kapal selalu diawasi oleh badan pengawas pembangunan kapal (biro klasifikasi). Dengan
adanya pengawasan pembangunan ini, diharapkan kapal dapat mengatasi semua bentuk beban yang
berasal dari barang-barang yang ada di dalam kapal. Demikian pula fasilitas yang ada di dalam kapal
dapat mendukung mobilitas barang0barang yang keluar masuk kapal.

Perawatan konstruksi kapal sangat penting dilakukan untuk menjaga agar kapal tetap awet saat
berlayar. Apabila kapal dapat tetap beroperasi, maka kapal akan membawa keuntungan bagi pemilik
kapal, awak kapal, maupun pengguna jasa angkutan. Oleh karena itu, kapal harus dirawat. Untuk
merawat kapal, biasanya dilakukan oleh awak kapal itu sendiri, namun tidak menutup kemungkinan
dilakukan oleh galangan kapal, apabila volume pekerjaannya terlalu besar.

Sesuai dengan bentuk perkembangan jaman yang tidak hanya membutuhkan ukuran, maupun
jenis alat transportasinya saja, tetapi sudah menjurus ke banyak fasilitas lainnya. Fasilitas yang banyak
dibutuhkan masyarakat saat ini antara lain :

-Bentuk arsitektur kapal

-Fasilitas dalam atau interior kapal

-Kenyamanan tinggal di dalam kapal

-Kecepatan kapal

-Keamanan dalam pelayaran


Seiring dengan perkembangan jaman dan intelegensia, alat transportasi air yang berbentuk kapal
menjadi berbeda beda ditinjau dari cara pandang mereka. Pembedaan kapal ini meliputi :

-bahan pembuatan kapal

-alat penggerak kapal

-mesin penggerak kapal

-penggunaan kapal

Pembedaan kapal dapat ditinjau dari bahan pembuatannya


Pembangunan kapal berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dunia yang semakin hari
semakin maju. Demikian pula dengan adanya perkembangan akan sesuatu kebutuhan yang lebih baik,
menuntut manusia untuk mengembangkan bahan yang dipergumakan untuk membangun kapal. Bahan
tersebut adalah :

-kayu

-baja

-fiber glass

-alluminium alloy

1. Kapal Kayu

Kayu merupakan bahan yang banyak dipergunakan dalam setiap pembangunan. Hal ini
disebabkan karena bahan ini selain mudah di dapatkan, ringan, juga mudah untuk dibentuk, dengan cara
memotong dan menggabungkan. Kapal kayu generasi pertama dibuat dari kayu gelondongan yang
dilubangi di bagiam tengahnya, sehingga terjadi lubang yang dapat dipergunakan untuk duduk. Karena
kebutuhan akan muatan semakin banyak, maka dibuatlah kapal dari potongan-potongan kayu yang
digabungkan.

2. Kapal Baja

Kapal Baja adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari baja, kapal jenis ini
paling banyak kita jumpai dilapangan, baik berukuran kecil sampai kapal-kapal besar. Pada umumnya
kapal baja selalu menggunakan sistem konstruksi las. Keuntungan sistem las adalah bahwa pembuatan
kapal menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi keeling. Material baja banyak dugunakan
karena siafat baja yang bisa bertahan di kondisi extrim jika dibandingkan dengan material lainnya.
Material baja pada kapal lebih mudah direparasi jika mengalami kerusakan. Misalnya kapal penumpang,
kapal barang, dll.
3. Kapal Fiber Glass

Kapal Fiberglass adalah kapal yang seluruh kontruksi badan kapal dibuat dari fiberglass, kapal
jenis ini juga masih tergolong pada kapal-kapal kecil, terutama pada kapal penangkap ikan, keprluan olah
raga dan lain-lain. Pembuatan kapal fiberglass lebih mudah, konstruksi sederhana, kapal dapat dibuat
secara seri dan lebih ringan dari kayu, kapal fiberglass perawatan juga lebih lebih sederhana karena
tahan terhadap korosi, tadak ada sambungan, tidak ada penyusutan dan tida ada binatang laut yang
menempel.

4. Kapal Alluminium Alloy

Alluminium alloy merupakan logam ringan non ferro yang terbuat dari bahan paduan antara
alluminium dengan beberapa bahan logam ringan lain. Hasil paduan logam ini mempunyai kekuatan
yang lebih baik dari aslinya. Logam ini berwarna putih cerah, cukup kuat tetapi getas.

Kapal yang dibuat dari bahan alluminium alloy ini mempunyai bobot yang jauh lebih ringan bila
dibandingkan dengan kapal baja bila ukurannya sama, oleh karena itu laju kapal dapat lebih cepat.
Tetapi, karena sifat logamnya getas, ukuran kapal hanya terbatas pada kapal-kapal kecil saja. Seperti,
kapal patrol, atau kapal fery pelayaran jarak pendek.

Perbedaan Kapal Ditinjau Dari Alat Penggeraknya


Pergerakan kapal di atas ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara ,yang pada
umummnya merupakan perkembangan penalaran manusia atas suatu kejadian yang ada pada saat itu.
Dimulai dari penggunaan galah yang panjang, yang harus ditancapkan sampai ke dasar perairan,
kemudian didorong. Perkembangan selanjutnya mengacu pada perairan yang semakin dalam, di mana
galah sudah tidak mampu lagi digunakan sehingga galah perlu digerukkan ke belakang berulang-ulang.

Naluri manusia ikut mempengaruhi pengalaman yang dialami, ukuran panjang galah dipendekkan
dan sekaligus bagian ujung dilebarkan, sehingga terciptalah dayung. Demikian pula akibat pengaruh
angin yang menerpa bagian dari kapal yang ada di atas permukaan air. Bagian tersebut dibuat semakin
tipis, ringan dan juga dilebarkan sehingga terciptalah sebuah alat lain yang disebut dengan layar.

Dua kejadian alami dan naluri manusia tersebut, menjadi awal dari adanya perbedaan alat pengerak
kapal, yang berupa:

-Layar (sail)

-Roda Pendayung ( paddle wheel)

-Penggerak Jet (jet propulsion)

-Baling-baling (propeller)
1. Kapal layar (sailing ship)

Layar dipasang di tempat tertentu di atas kapal dengan luas dan bentuk tertentu. Luas layar
diharapkan dapat menggerakkan kapal, untuk dapat mencapai kecepatan yang diinginkan. Pemasangan
layar dengan bentuk dan ukuran yang terlalu besar, justrumenyebabkan posisi titik berat kapal terhadap
dasar akan semakin tinggi. Demikian pula menjadikan titik tangkap gaya tekan pada layar semakin tinggi.
Hal seperti ini akan mempengaruhi kestabilan kapal dalam pelayarannya.

Perkembangan bentuk dan ukuran layar untuk mempercepat pergerakan kapal, harus diimbangi
dengan ukuran badan kapal yang ada di bawah permukaan air. Dapat pula kejadian sebaliknya, ukuran
kapal yang semakin besar, akan menuntut pembuatan layar makin luas dengan bentuk dan penempatan
yang tepat. Penempatan layar harus
diperhitungkan agar dapat dicapai titik tangkap pada kapal yang tepat.

2. Kapal dengan roda pendayung (paddle wheel ship)

Semakin dalam dayung ditempatkan di dalam air, dan digerakkan secara berulang dengan
kecepatan tertentu, dapat membuat pergerakan kapal semakin cepat. Keadaan seperti ini dikembangkan
lebih lanjut oleh teknolog saat itu, dengan memasangkan sejumlah dayung pada sebuah roda.
Harapannya apabila roda diputar, akan mampu menggerakan dayung tersebut secara berulang dan
cepat, sehingga kapal bergerak.

Roda berdayung ini akhirnya dipasangkan di kapal dengan berbagai macam bentuk dan luas
dayung. Demikian pula pemasangan roda ini dapat di tengah kapal dengan dua buah roda berdayung,
dapat pula di bagian buritan kapal yang hanya sebuah. Diameter roda ini dapat mempengaruhi posisi
dayung di dalam air, sehingga berat maupun kecepatan kapal dapat terpengaruh. Roda berdayung ini
kemudian lebih dikenal dengan sebutan paddle wheel.

3. Kapal dengan pemancaran air (jet propulsion ship)

Hukum Newton mengatakan bahwa setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sama tetapi
berlawanan arah. Teori tersebut ditunjukkan pada sebuah pipa air yang sedang memancarkan air.
Ternyata pipa mampu bergerak seiring dengan kekuatan pancar air tersebut saat keluar dari pipa.
Pergerakan pipa ini merupakan bentuk impuls yang ada dan diberikan oleh keluarnya air dari ujung pipa,
yang dikenal dengan sebutan water jet atau pancaran air.

Dengan mengembangkan peristiwa tersebut di atas, pipa pancar diletakkan di bagian buritan
kapal dengan posisi sedikit di atas permukaan air. Air diambil langsung oleh sebuah pompa, dari bagian
dasar kapal yang dilubangi. Lubang ini kemudian disebut dengan in let, sedangkan untuk lubang pancar
ke luar air tidak disebut dengan out let, tetapi disebut dengan nozle. Penyebutan ini disebabkan karena
pancaran ke luar air diperkuat, sehingga didapatkan impuls yang makin besar, yang dipergunakan untuk
menggerakkan kapal.

4.Kapal berbaling-baling (propeller ship)

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat, bentuk alat dayung makin maju. Bentuk
paddle wheel yang rumit dan berat, dirubah tidak hanya pada bentuknya saja, tetapi juga ukuran,
maupun posisinya di kapal. Ini merupakan suatu bentuk revolusi yang paling besar, yang dilakukan
manusia terhadap alat gerak kapal.
Bentuk alat gerak dirubah menjadi seperti bunga, dengan beberapa buah daun yang dipasang
pada sebuah alat pemersatu, yang kemudian disebut sebagai boss. Ukuran dayung dibuat lebih mengecil,
dan gerakan putar dirubah tidak hanya arahnya tetapi juga menjadi lebih cepat karena tidak terlalu
banyak menggunakan roda gigi reduksi. Alat gerak ini kemudian disebut sebagai propeller atau baling-
baling.

Pembedaan Kapal Ditinjau Dari Mesin Penggeraknya


Untuk menggerakkan alat gerak kapal agar dapat mencapai suatu kecepatan tertentu yang
diinginkan, diperlukan tenaga yang cukup besar. Tenaga tersebut dapat diambil dari besarnya angin yang
meniup, atau tenaga yang diambil dari kelompok manusia. Tergantung dari luas permukaan layar yang
dipasang, atau jumlah manusia yang ikut menggerakkan suatu alat tersebut, kapal dapat mencapai
kecepatannya.

Sesuai dengan perkembangan jaman yang makin maju, banyak tuntutan tertentu yang
mengsyaratkan penggantian tenaga manusia yang bersifat mekanik, ke tenaga mesin. Untuk tenaga
angin dengan pemasangan layar, justru ditambahkan suatu mesin yang dipergunakan untuk mengatur
luas dan posisi hadapan layar. Alat-alat penggerak kapal tersebut dilengkapi dengan mesin penggerak,
sehingga didapatkan perbedaan mesin penggeraknya, yaitu:

-steam reciprocating engine (mesin uap torak)


-steam turbine (turbin uap)
-turbine electric drive (turbin penggerak listrik)
-diesel engine (mesin diesel)
-gas turbine (turbin gas)
-nuclear engine (mesin bertenaga nuklir).

1. Kapal bertenaga mesin uap torak (steam reciprocating engine ship)

Revolusi industri pada saat itu, menghasilkan penggantian tenaga mekanik menjadi tenaga mesin,
yang kemudian juga dipasangkan di kapal. Mesin ini dipasang untuk menggerakkan roda berdayung
paddle wheel, yang dipasangkan di tengah-tengah kapal. Tenaga gerak diperoleh dari pergerakan torak
yang memutar roda berdayung
tersebut. Torak ini digerakkan oleh uap yang dihasilkan oleh sebuah ketel uap yang dipanasi oleh tungku
perapian, yang apinya didapatkan dari terbakarnya bahan bakar yang berupa kayu atau batu bara.

2. Kapal bertenaga turbin uap (steam turbine ship)

Turbin merupakan sebuah alat modern yang diputar oleh uap yang dihasilkan oleh sebuah ketel.
Putaran bagian poros turbin yang berputar cepat ini dipergunakan untuk menggerakkan poros baling-
baling. Ketel dipanasi dengan cara tertentu, sehingga dapat menghasilkan uap yang cukup banyak dan
kuat, untuk menggerakkan turbin
yang selanjutnya menggerakkan propeller.

3. Kapal bertenaga turbin penggerak listrik (turbine electric drive ship)

Turbin uap yang digerakkan oleh ketel uap dipergunakan untuk menggerakkan mesin listrik, yang
kemudian menggerakkan poros propeller. Ketel uap ini dipanasi oleh sebuah pemanas khusus, yang
berbahan bakar tergantung dari mesinnya.
4.Kapal bertenaga mesin diesel (diesel engine ship)

Mesin diesel yang diciptakan oleh penemunya tuan Diesel, membuat terobosan baru pada
konstruksi mesin. Mesin ini termasuk dalam jajaran internal combustion engine, atau mesin bakar dalam,
berbeda dengan mesin external combustion engine yang ada pada mesin uap torak.

Mesin diesel yang dipasangkan sebagai mesin utama kapal ini, mempunyai beberapa piston yang
dihubungkan dengan sebuah poros engkol. Poros ini kemudian dipasang pada sebuah gear box kotak
roda gigi yang mengurangi jumlah putaran poros. Mesin tipe inilah yang dipergunakan dan
dikembangkan untuk dipasangkan di kapal.

5.Kapal bertenaga turbin gas (gas turbine ship)

Turbin gas merupakan bentuk kemudian dari turbin uap. Uap yang akan dimasukkan ke dalam
turbin dipanaskan lebih lanjut sehingga menjadi kering seperti gas. Gerak putaran turbin menjadi lebih
keras, dan ini baru dipergunakan untuk menggerakkan alat lain yang nanti dipergunakan untuk
menggerakkan poros propeller.

6.Kapal bertenaga nuklir (nuclear engine ship)

Tenaga nuklir di sini hanya dipergunakan untuk memanaskan uap air yang akan dipergunakan
untuk menggerakkan turbin. Selanjutnya prosesnya sama seperti pada mesin turbin lainnya.
Pembedaan Kapal Ditinjau Dari Penggunaannya
Sejak dibuatnya suatu kapal, pemilik kapal sudah mempunyai suatu keinginan akan dipergunakan
sebagai apa kapal miliknya itu. Oleh karena itu kapal perlu dibedakan menurut fungsi atau
penggunaannya, yaitu:

- kapal dagang atau niaga (merchant ship)


- kapal khusus (special vessel)

A.Kapal dagang (merchant ship)


Kapal dagang adalah tipe kapal yang dipergunakan sebagai alat transportasi dagang pada
umumnya. Pelayanan atas angkutan yang dilakukan oleh kapal, akan diberikan imbalan jasanya oleh si
pemilik muatan.

Karena jenis komoditi perdagangan bermacam-macam bentuk, maka kapal dagang juga perlu
disesuaikan dengan muatan apa yang akan diangkutnya, sehingga kapal dagang perlu dibedakan tipenya,
yaitu:

- kapal pengangkut muatan umum (general cargo ship)


- kapal barang penumpang (cargo passenger ship)
- kapal penumpang (passenger ship)
- timber carrier atau log carrier (kapal pengangkut balok kayu)
- kapal tangki (tanker ship)
- kapal kontainer (container ship)
- kapal muatan curah (bulk carrier ship)
- kapal muatan bijih (ore carrier ship)
- kapal muatan bongkah (coal carrier)
- kapal berpendingin (refrigerated cargo ship)
- kapal pengangkut binatang (animals carrier ship).

1. Kapal pengangkut muatan umum (general cargo ship)

Disebut sebagai muatan umum, karena kapal ini dirancang untuk melayani muatan yang berbentuk
apapun. Untuk memudahkan pengangkutan, muatan kapal ini perlu dibungkus dengan sesuatu cara
apapun, namun kapal tetap mampu memuatnya. Oleh karena itu perancang kapal ini, harus membuat
pintu masuk dan keluarnya muatan dengan ukuran sebesar mungkin. Pintu ini kemudian dikenal dengan
sebutan lubang
palka atau cargo hatch way, yang dibuat di tengah-tengah geladak ruang muat. Untuk ruang muat kapal
ini disebut sebagai cargo hold.

Pada kapal tipe ini sering disiapkan beberapa buah ruang penumpang, tetapi dibatasi hanya untuk tidak
lebih dari 12 orang penumpang, yang kemudian disebut sebagai penumpang kabin.

2. Kapal barang penumpang (cargo passenger ship)

Muatan kapal ini sebagian besar berupa muatan umum, tetapi juga melayani muatan manusia dengan
jumlah yang lebih banyak dari 12 orang penumpang kabin. Bentuk kapal ini hampir sama dengan kapal
muatan umum lainnya tetapi mempunyai bangunan atas maupun perumahan geladak yang lebih besar,
yang digunakan untuk ruang penumpang.
3. Kapal penumpang (passenger ship)

Kapal tipe ini muatannya sebagian besar berbentuk penumpang manusia, sehingga fasilitas yang
diberikan pada kapal ini untuk kepentingan kehidupan manusia saat di atas kapal. Diharapkan kebutuhan
hidup manusia di saat itu dapat dipenuhi kapal. Kapal ini masih tetap diijinkan untuk memuat barang
muatan umum, meskipun
jumlahnya dibatasi, sehingga fasilitas untuk pemuatannya juga cukup kecil saja.

4. Kapal pengangkut balok kayu (timber carrier atau log carrier ship)

Kapal ini dirancang khusus untuk memuat muatan yang berbentuk kayu gelondongan atau balok. Oleh
karena itu baik ukuran ruang muat maupun peralatan untuk bongkar muatnya disiapkan untuk jenis
muatan kayu gelondongan.

5. Kapal tangki (tanker ship)

Kapal ini dirancang untuk memuat barang cair, sehingga perlu dibuat dengan ruang- ruang khusus
muatan cair. Untuk sistem bongkar muatnya disiapkan peralatan pompa dan sisitem perpipaannya.

6. Kapal kontainer (container ship)

Kapal kontainer ini dirancang untuk dapat memuat sejumlah kontainer, baik di dalam ruang muatnya
maupun di atas geladaknya. Pada kapal ini lubang palkanya dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
dilewati kontainer yang berukuran sesuai ukuran yang dirancangkan. Kapal ini dilengkapi dengan alat
untuk bongkar muat kontainernya yang berbentuk khusus yang disebut dengan speeder.

7. Kapal muatan curah (bulk carrier ship)

Kapal tipe ini dirancang untuk memuat muatan yang berbentuk curahan, atau butiran tanpa
pembungkus, seperti beras, gandum, kedele, jagung pipilan, gula, garam dan barang muatan lainnya
yang berbentuk butian. Kapal ini diberi perlengkapan bongkar muat berupa pompa bulk, atau berupa
ban berjalan yang sering disebut dengan belt conveyor.

8. Kapal muatan bijih (ore carrier ship)

Kapal ini mempunyai bentuk konstruksi ruang muat yang istimewa, sehingga tidak dapat dipergunakan
untuk memuat benda yang lain. Muatan tersebut berupa muatan bijih tambang yang berbentuk butiran
sebesar kerikil atau lebih besar sedikit. Kapal ini diberi perlengkapan bongkar muat berupa ban berjalan
yang sering disebut dengan belt conveyor, atau dapat pula berbentuk clamp shell atau grab.

9. Kapal muatan bongkah (coal carrier ship)

Kapal ini mempunyai bentuk ruang muat yang khusus untuk muatan bahan tambang berbentuk
bongkahan besar tidak beraturan. Karena muatan umumnya mempunyai massa jenis yang besar, maka
konstruksi ruang muat dibuat khusus, sehingga kapal ini tidak dapat dipergunakan untuk jenis muatan
lain. Untuk pembongkaran muatan maupun pemuatannya, dipergunakan grab.

10. Kapal berpendingin (refrigerated cargo ship)

Kapal tipe ini banyak dipergunakan untuk memuat muatan daging ternak, ikan beku, maupun muatan
sayuran yang perlu diawetkan dengan sistem pendingin. Oleh karena itu kapal ini diberikan sarana mesin
pendingin yang kuat, dan sistem isolasi dingin yang baik.
11. Kapal pengangkut binatang (animals carrier ship)

Kapal ini dirancang untuk mengangkut binatang ternak, sapi, kuda, kerbau, kambing, atau binatang
ternak yang lain. Oleh karena itu perlu diberikan suatu bentuk system ventilasi, sistem pengairan dan
sistem pemeliharaan yang baik di dalam ruang muat, agar ternak tidak sampai sakit atau mati.

B. Kapal Khusus (special vessel)


Kapal jenis ini dibuat untuk keperluan khusus, atau tugas-tugas istimewa yang tidak
mungkin dikerjakan oleh kapal lain. Oleh karena itu perlu diberikan pembedaan tipe
kapalnya, yaitu:

- kapal keruk (dredger)


- kapal penangkap ikan (fish catcher ship)
- kapal pemadam kebakaran (fire ship)
- kapal penelitian (surveying vessel)
- kapal rumah sakit (hospital vessel)
- kapal tunda (tug boat)
- kapal tempur (battle ship).

1. Kapal keruk (dredger)

Kapal ini dirancang untuk melakukan pekerjaan mengambil material yang ada di dasar perairan,
ke nudian diangkut dan diletakkan lagi di daerah lain. Pengambilan material maupun pengangkutan
material terambil, dapat dilakukan dengan bermacam alat pengambilnya, masing-masing digunakan
sesuai dengan kebutuhannya.

Sebagai akibat dari adanya perpindahan material dasar perairan ini, maka kedalaman perairan di
tempat tersebut menjadi lebih dalam. Keadaan seperti ini yang diharapkan
oleh kerja pengerukan dasar perairan.nKadang kala pengerukan dilakukan untuk mencapai kepentingan
tertentu, yaitu mengambil material tambang yang ada di dasar perairan.

Ditinjau dari cara pengambilan materialnya, kapal keruk dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:

- plain suction dredger


- cutter suction pumping dredger
- grab dredger
-dipper dredger.

a. Plain suction dredger

Kapal ini mempunyai tugas membersihkan permukaan perairan dari tumbuhan air, yang berupa enceng
gondok yang mengambang di permukaan air. Tanaman ini harus dibersihkan agar tidak mengganggu
pekerjaan pengawasan maupun kerja suatu alat yang dipergunakan di daerah pembangkit listrik tenaga
air, maupun PDAM.

Hasil pembersihan bentuknya tergantung dari tipe alat yang dipergunakan, untuk yang berbentuk
cacahan, diangkut melalui pipa, karena tanaman dihancurkan dengan alat pencacah tanaman. Untuk
yang masih berbentuk tanaman utuh, diangkut dengan menggunakan alat angkut darat.
b. Cutter suction pumping dredger

Kapal ini mempunyai alat pemotong tanah lumpur, yang kemudian hasil potongan ini dihisap oleh pompa
lumpur dan disalurkan ke tempat lain melalui sistem perpipaan. Untuk mencapai dasar perairan dengan
kedalaman tertentu dalam usaha memotong tanah lumpur ini, dipergunakan sebuah belalai atau ladder
yang di bagian ujungnya dilengkapi dengan pemotong lumpur. Panjang ladder ini ditentukan sesuai
dengan kebutuhan pencapaian dasar perairan.

c. Grab dredger

Kapal ini mengambil material dasar perairan, dengan menggunakan alat grab, atau clamp shell.
Kedalaman dasar perairan yang dapat dijangkau oleh alat ini, tidak terbatas, tetapi karena bagian atas
alat terbuka, maka sering kali material terambil banyak menyusut. Material terambil diletakkan di dalam
suatu alat pengangkut lain, yang dapat berupa truk darat atau pontoon bila di air, dan dibawa ke tempat
lain sebagai bungker atau tempat pembuangan.

d. Dipper dredger

Kapal ini mempunyai tugas mengambil material dasar pada daerah perairan dalam.
Alat yang dipergunakan dapat berupa grab, ataupun dengan cara penghisapan
menggunakan pompa lumpur. Material terambil diletakkan di dalam suatu alat pengangkut lain, berupa
pontoon dan dibawa ke tempat lain sebagai bungker atau tempat pembuangan.

2. Kapal penangkap ikan (fish catcher ship)

Kapal penangkap ikan mempunyai tipe yang banyak, karena tergantung dari jenis ikan yang akan
ditangkap. Oleh karena itu bentuk, ukuran kapal, serta daerah operasi penangkapan ikannya juga
berbeda, demikian pula peralatan penangkapan ikannya juga berbeda. Kapal ini dilengkapi dengan
sistem pendingin muatan, sehingga hasil tangkapan ikan tidak rusak atau membusuk.

3. Kapal pemadam kebakaran (fire ship)

Kapal ini bertugas sebagai pemadam kebakaran yang terjadi pada kapal atau sarana
transportasi laut lainnya. Oleh karena itu kapal ini harus dilengkapi dengan beberapa
sarana pemadam kebakaran, untuk menghadapi jenis api kebakaran yang berbeda.

4. Kapal penelitian (surveying vessel)

Kapal ini dipergunakan untuk mengadakan penelitian terhadap sesuatu yang ada di
perairan, ataupun daerah yang tak mungkin didatangi melalui darat. Oleh karena itu
dalam tugasnya, kapal ini akan dilengkapi dengan sarana yang dapat dipergunakan
untuk menunjang tugas saat itu.

5. Kapal rumah sakit (hospital vessel)

Kapal ini merupakan kapal yang dipergunakan untuk melayani kesehatan masyarakat
yang jauh dari keramaian, pedalaman, ataupun pulau-pulau terpencil. Oleh karena itu
kapal ini harus dilengkapi dengan sarana pemeriksaan, pengobatan, operasi kecil,
maupun kemungkinan rawat inap di atas kapal. Disiapkan pula kemungkinan sarana
untuk pengangkutan untuk membawa pasien ke rumah sakit darat yang lebih lengkap
apabila di kapal tidak mampu menyelesaikan.
6. Kapal tunda (tug boat)

Sesuai dengan namanya, kapal ini dipergunakan untuk menunda kapal, untuk dibawa
ke tempat yang seharusnya kapal tersebut menghendaki. Penundaan kapal ini dapat
terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
- aturan penundaan
- kecelakaan kapal
-tugas penundaan

Penundaan kapal karena aturan


Pada daerah pelabuhan, kapal tidak diperbolehkan menggunakan mesinnya sendiri,
karena hembusan propellernya dapat mempengaruhi dasar perairan, sehingga dapat
mengakibatkan pendangkalan di tempat-tempat tertentu.

Penundaan kapal karena kecelakaan


Kebakaran kapal dapat terjadi di manapun yang dapat membahayakan suatu daerah
atau kapal itu sendiri. Oleh karena itu kapal yang terbakar tersebut ditarik hingga ke
suatu daerah yang tidak membahayakan.
Untuk kapal yang mengalami kemacetan mesin utama, kapal dapat ditunda sampai
ke pelabuhan di mana kapal tersebut dapat diperbaiki mesinnya.

Penundaan kapal karena tugas


Pada kejadian di mana suatu kapal tidak bermesin harus melakukan pemuatan, dari
suatu daerah ke daerah lain, maka penundaan dapat dilaksanakan. Kapal semacam ini
bertipe barge atau bargas atau tongkang.
Sebagai akibat dari tugas seperti itu, kapal tunda dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
- port tug boat (kapal tunda pelabuhan)
- ocean going tug boat (kapal tunda samudera)

a. Port tug boat (kapal tunda pelabuhan)


Kapal tunda pelabuhan bertugas melayani kapal untuk merapat di dermaga, ataupun
untuk lepas dari dermaga. Untuk melaksanakan tugas ini tergantung dari ukuran
kapal, dapat menggunakan satu atau dua buah kapal tunda, atau bahkan tiga kapal.
Posisi ke tiga kapal tunda ini akan berbeda saat menunda kapal, oleh karena itu kapal
tunda dibedakan menurut posisinya saat menunda kapal, yaitu:
- towing tug boat (kapal tunda tarik)
- pushing tug boat (kapal tunda dorong)
- side tug boat (kapal tunda tempel)

Towing tug boat (kapal tunda tarik)


Kapal tunda ini bertugas untuk menarik kapal yang ditunda dengan jarak cukup dekat sehingga kapal
dapat ditarik sedekat mungkin dengan dermaga. Demikian pula pada saat kapal harus lepas dari
dermaga, kapal dapat diarahkan menuju ke luar pelabuhan dengan aman, tanpa menabrak kapal lain.

Pushing tug boat (kapal tunda dorong)


Kapal tunda ini bertugas mendorong kapal yang ditunda, dengan cara menempelkan ujung haluannya ke
badan kapal untuk mengatur arah penundaan. Demikian pula saat merapatkan kapal ke dermaga.

Side tug boat (kapal tunda tempel)


Kapal tida tipe ini menempelkan badan kapalnya ke badan kapal yang ditunda, untuk mendekatkan
ataupun mengarahkan kapal ke arah yang diharuskan.
b. Ocean going tug boat (kapal tunda samudera)
Kapal tunda ini bertugas menarik kapal lain dari suatu tempat ke tempat lain melalui lautan yang luas
atau samudera. Untuk keamanan dalam pelayarannya, ke dua kapal tersebut, yaitu kapal tundanya dan
kapal yang ditunda, harus diberi jarak cukup jauh, yaitu antara 1.000 2.000 m. Jarak sejauh ini
diperhitungkan cukup aman, untuk dapat menghindarkan dari kemungkinan tabrakan karena ombak
yang cukup besar, dalam badai laut.

7. Kapal tempur (battle ship)

Kapal ini dirancang untuk digunakan sebagai kendaraan tempur di laut. Oleh karena itu harus diberi
persenjataan cukup dengan ukuran tertentu sesuai dengan tugas kapal tersebut dalam armada.

Anda mungkin juga menyukai