ANGGOTA KELOMPOK :
Kapal memiliki beragam bentuk. Adanya bermacam bentuk pekerjaan dan benda-benda kerja
yang ditangani awak kapal, akan menjadikan bentuk dan pembedaan kapal. Benda-benda maupun
orang-orang ada diatas kapal inipun , akan menuntut keamanannya selama tinggal di dalam kapal.
Keamanan pelayaran suatu kapal akan tergantung dari beberapa persyaratan, yaitu :
-Perawatan Kapal
Kekuatan konstruksi kapal dapat memastikan keselamatan kapal, karena dalam proses
pembuatan kapal selalu diawasi oleh badan pengawas pembangunan kapal (biro klasifikasi). Dengan
adanya pengawasan pembangunan ini, diharapkan kapal dapat mengatasi semua bentuk beban yang
berasal dari barang-barang yang ada di dalam kapal. Demikian pula fasilitas yang ada di dalam kapal
dapat mendukung mobilitas barang0barang yang keluar masuk kapal.
Perawatan konstruksi kapal sangat penting dilakukan untuk menjaga agar kapal tetap awet saat
berlayar. Apabila kapal dapat tetap beroperasi, maka kapal akan membawa keuntungan bagi pemilik
kapal, awak kapal, maupun pengguna jasa angkutan. Oleh karena itu, kapal harus dirawat. Untuk
merawat kapal, biasanya dilakukan oleh awak kapal itu sendiri, namun tidak menutup kemungkinan
dilakukan oleh galangan kapal, apabila volume pekerjaannya terlalu besar.
Sesuai dengan bentuk perkembangan jaman yang tidak hanya membutuhkan ukuran, maupun
jenis alat transportasinya saja, tetapi sudah menjurus ke banyak fasilitas lainnya. Fasilitas yang banyak
dibutuhkan masyarakat saat ini antara lain :
-Kecepatan kapal
-penggunaan kapal
-kayu
-baja
-fiber glass
-alluminium alloy
1. Kapal Kayu
Kayu merupakan bahan yang banyak dipergunakan dalam setiap pembangunan. Hal ini
disebabkan karena bahan ini selain mudah di dapatkan, ringan, juga mudah untuk dibentuk, dengan cara
memotong dan menggabungkan. Kapal kayu generasi pertama dibuat dari kayu gelondongan yang
dilubangi di bagiam tengahnya, sehingga terjadi lubang yang dapat dipergunakan untuk duduk. Karena
kebutuhan akan muatan semakin banyak, maka dibuatlah kapal dari potongan-potongan kayu yang
digabungkan.
2. Kapal Baja
Kapal Baja adalah kapal yang seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari baja, kapal jenis ini
paling banyak kita jumpai dilapangan, baik berukuran kecil sampai kapal-kapal besar. Pada umumnya
kapal baja selalu menggunakan sistem konstruksi las. Keuntungan sistem las adalah bahwa pembuatan
kapal menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan konstruksi keeling. Material baja banyak dugunakan
karena siafat baja yang bisa bertahan di kondisi extrim jika dibandingkan dengan material lainnya.
Material baja pada kapal lebih mudah direparasi jika mengalami kerusakan. Misalnya kapal penumpang,
kapal barang, dll.
3. Kapal Fiber Glass
Kapal Fiberglass adalah kapal yang seluruh kontruksi badan kapal dibuat dari fiberglass, kapal
jenis ini juga masih tergolong pada kapal-kapal kecil, terutama pada kapal penangkap ikan, keprluan olah
raga dan lain-lain. Pembuatan kapal fiberglass lebih mudah, konstruksi sederhana, kapal dapat dibuat
secara seri dan lebih ringan dari kayu, kapal fiberglass perawatan juga lebih lebih sederhana karena
tahan terhadap korosi, tadak ada sambungan, tidak ada penyusutan dan tida ada binatang laut yang
menempel.
Alluminium alloy merupakan logam ringan non ferro yang terbuat dari bahan paduan antara
alluminium dengan beberapa bahan logam ringan lain. Hasil paduan logam ini mempunyai kekuatan
yang lebih baik dari aslinya. Logam ini berwarna putih cerah, cukup kuat tetapi getas.
Kapal yang dibuat dari bahan alluminium alloy ini mempunyai bobot yang jauh lebih ringan bila
dibandingkan dengan kapal baja bila ukurannya sama, oleh karena itu laju kapal dapat lebih cepat.
Tetapi, karena sifat logamnya getas, ukuran kapal hanya terbatas pada kapal-kapal kecil saja. Seperti,
kapal patrol, atau kapal fery pelayaran jarak pendek.
Naluri manusia ikut mempengaruhi pengalaman yang dialami, ukuran panjang galah dipendekkan
dan sekaligus bagian ujung dilebarkan, sehingga terciptalah dayung. Demikian pula akibat pengaruh
angin yang menerpa bagian dari kapal yang ada di atas permukaan air. Bagian tersebut dibuat semakin
tipis, ringan dan juga dilebarkan sehingga terciptalah sebuah alat lain yang disebut dengan layar.
Dua kejadian alami dan naluri manusia tersebut, menjadi awal dari adanya perbedaan alat pengerak
kapal, yang berupa:
-Layar (sail)
-Baling-baling (propeller)
1. Kapal layar (sailing ship)
Layar dipasang di tempat tertentu di atas kapal dengan luas dan bentuk tertentu. Luas layar
diharapkan dapat menggerakkan kapal, untuk dapat mencapai kecepatan yang diinginkan. Pemasangan
layar dengan bentuk dan ukuran yang terlalu besar, justrumenyebabkan posisi titik berat kapal terhadap
dasar akan semakin tinggi. Demikian pula menjadikan titik tangkap gaya tekan pada layar semakin tinggi.
Hal seperti ini akan mempengaruhi kestabilan kapal dalam pelayarannya.
Perkembangan bentuk dan ukuran layar untuk mempercepat pergerakan kapal, harus diimbangi
dengan ukuran badan kapal yang ada di bawah permukaan air. Dapat pula kejadian sebaliknya, ukuran
kapal yang semakin besar, akan menuntut pembuatan layar makin luas dengan bentuk dan penempatan
yang tepat. Penempatan layar harus
diperhitungkan agar dapat dicapai titik tangkap pada kapal yang tepat.
Semakin dalam dayung ditempatkan di dalam air, dan digerakkan secara berulang dengan
kecepatan tertentu, dapat membuat pergerakan kapal semakin cepat. Keadaan seperti ini dikembangkan
lebih lanjut oleh teknolog saat itu, dengan memasangkan sejumlah dayung pada sebuah roda.
Harapannya apabila roda diputar, akan mampu menggerakan dayung tersebut secara berulang dan
cepat, sehingga kapal bergerak.
Roda berdayung ini akhirnya dipasangkan di kapal dengan berbagai macam bentuk dan luas
dayung. Demikian pula pemasangan roda ini dapat di tengah kapal dengan dua buah roda berdayung,
dapat pula di bagian buritan kapal yang hanya sebuah. Diameter roda ini dapat mempengaruhi posisi
dayung di dalam air, sehingga berat maupun kecepatan kapal dapat terpengaruh. Roda berdayung ini
kemudian lebih dikenal dengan sebutan paddle wheel.
Hukum Newton mengatakan bahwa setiap aksi akan menimbulkan reaksi yang sama tetapi
berlawanan arah. Teori tersebut ditunjukkan pada sebuah pipa air yang sedang memancarkan air.
Ternyata pipa mampu bergerak seiring dengan kekuatan pancar air tersebut saat keluar dari pipa.
Pergerakan pipa ini merupakan bentuk impuls yang ada dan diberikan oleh keluarnya air dari ujung pipa,
yang dikenal dengan sebutan water jet atau pancaran air.
Dengan mengembangkan peristiwa tersebut di atas, pipa pancar diletakkan di bagian buritan
kapal dengan posisi sedikit di atas permukaan air. Air diambil langsung oleh sebuah pompa, dari bagian
dasar kapal yang dilubangi. Lubang ini kemudian disebut dengan in let, sedangkan untuk lubang pancar
ke luar air tidak disebut dengan out let, tetapi disebut dengan nozle. Penyebutan ini disebabkan karena
pancaran ke luar air diperkuat, sehingga didapatkan impuls yang makin besar, yang dipergunakan untuk
menggerakkan kapal.
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat, bentuk alat dayung makin maju. Bentuk
paddle wheel yang rumit dan berat, dirubah tidak hanya pada bentuknya saja, tetapi juga ukuran,
maupun posisinya di kapal. Ini merupakan suatu bentuk revolusi yang paling besar, yang dilakukan
manusia terhadap alat gerak kapal.
Bentuk alat gerak dirubah menjadi seperti bunga, dengan beberapa buah daun yang dipasang
pada sebuah alat pemersatu, yang kemudian disebut sebagai boss. Ukuran dayung dibuat lebih mengecil,
dan gerakan putar dirubah tidak hanya arahnya tetapi juga menjadi lebih cepat karena tidak terlalu
banyak menggunakan roda gigi reduksi. Alat gerak ini kemudian disebut sebagai propeller atau baling-
baling.
Sesuai dengan perkembangan jaman yang makin maju, banyak tuntutan tertentu yang
mengsyaratkan penggantian tenaga manusia yang bersifat mekanik, ke tenaga mesin. Untuk tenaga
angin dengan pemasangan layar, justru ditambahkan suatu mesin yang dipergunakan untuk mengatur
luas dan posisi hadapan layar. Alat-alat penggerak kapal tersebut dilengkapi dengan mesin penggerak,
sehingga didapatkan perbedaan mesin penggeraknya, yaitu:
Revolusi industri pada saat itu, menghasilkan penggantian tenaga mekanik menjadi tenaga mesin,
yang kemudian juga dipasangkan di kapal. Mesin ini dipasang untuk menggerakkan roda berdayung
paddle wheel, yang dipasangkan di tengah-tengah kapal. Tenaga gerak diperoleh dari pergerakan torak
yang memutar roda berdayung
tersebut. Torak ini digerakkan oleh uap yang dihasilkan oleh sebuah ketel uap yang dipanasi oleh tungku
perapian, yang apinya didapatkan dari terbakarnya bahan bakar yang berupa kayu atau batu bara.
Turbin merupakan sebuah alat modern yang diputar oleh uap yang dihasilkan oleh sebuah ketel.
Putaran bagian poros turbin yang berputar cepat ini dipergunakan untuk menggerakkan poros baling-
baling. Ketel dipanasi dengan cara tertentu, sehingga dapat menghasilkan uap yang cukup banyak dan
kuat, untuk menggerakkan turbin
yang selanjutnya menggerakkan propeller.
Turbin uap yang digerakkan oleh ketel uap dipergunakan untuk menggerakkan mesin listrik, yang
kemudian menggerakkan poros propeller. Ketel uap ini dipanasi oleh sebuah pemanas khusus, yang
berbahan bakar tergantung dari mesinnya.
4.Kapal bertenaga mesin diesel (diesel engine ship)
Mesin diesel yang diciptakan oleh penemunya tuan Diesel, membuat terobosan baru pada
konstruksi mesin. Mesin ini termasuk dalam jajaran internal combustion engine, atau mesin bakar dalam,
berbeda dengan mesin external combustion engine yang ada pada mesin uap torak.
Mesin diesel yang dipasangkan sebagai mesin utama kapal ini, mempunyai beberapa piston yang
dihubungkan dengan sebuah poros engkol. Poros ini kemudian dipasang pada sebuah gear box kotak
roda gigi yang mengurangi jumlah putaran poros. Mesin tipe inilah yang dipergunakan dan
dikembangkan untuk dipasangkan di kapal.
Turbin gas merupakan bentuk kemudian dari turbin uap. Uap yang akan dimasukkan ke dalam
turbin dipanaskan lebih lanjut sehingga menjadi kering seperti gas. Gerak putaran turbin menjadi lebih
keras, dan ini baru dipergunakan untuk menggerakkan alat lain yang nanti dipergunakan untuk
menggerakkan poros propeller.
Tenaga nuklir di sini hanya dipergunakan untuk memanaskan uap air yang akan dipergunakan
untuk menggerakkan turbin. Selanjutnya prosesnya sama seperti pada mesin turbin lainnya.
Pembedaan Kapal Ditinjau Dari Penggunaannya
Sejak dibuatnya suatu kapal, pemilik kapal sudah mempunyai suatu keinginan akan dipergunakan
sebagai apa kapal miliknya itu. Oleh karena itu kapal perlu dibedakan menurut fungsi atau
penggunaannya, yaitu:
Karena jenis komoditi perdagangan bermacam-macam bentuk, maka kapal dagang juga perlu
disesuaikan dengan muatan apa yang akan diangkutnya, sehingga kapal dagang perlu dibedakan tipenya,
yaitu:
Disebut sebagai muatan umum, karena kapal ini dirancang untuk melayani muatan yang berbentuk
apapun. Untuk memudahkan pengangkutan, muatan kapal ini perlu dibungkus dengan sesuatu cara
apapun, namun kapal tetap mampu memuatnya. Oleh karena itu perancang kapal ini, harus membuat
pintu masuk dan keluarnya muatan dengan ukuran sebesar mungkin. Pintu ini kemudian dikenal dengan
sebutan lubang
palka atau cargo hatch way, yang dibuat di tengah-tengah geladak ruang muat. Untuk ruang muat kapal
ini disebut sebagai cargo hold.
Pada kapal tipe ini sering disiapkan beberapa buah ruang penumpang, tetapi dibatasi hanya untuk tidak
lebih dari 12 orang penumpang, yang kemudian disebut sebagai penumpang kabin.
Muatan kapal ini sebagian besar berupa muatan umum, tetapi juga melayani muatan manusia dengan
jumlah yang lebih banyak dari 12 orang penumpang kabin. Bentuk kapal ini hampir sama dengan kapal
muatan umum lainnya tetapi mempunyai bangunan atas maupun perumahan geladak yang lebih besar,
yang digunakan untuk ruang penumpang.
3. Kapal penumpang (passenger ship)
Kapal tipe ini muatannya sebagian besar berbentuk penumpang manusia, sehingga fasilitas yang
diberikan pada kapal ini untuk kepentingan kehidupan manusia saat di atas kapal. Diharapkan kebutuhan
hidup manusia di saat itu dapat dipenuhi kapal. Kapal ini masih tetap diijinkan untuk memuat barang
muatan umum, meskipun
jumlahnya dibatasi, sehingga fasilitas untuk pemuatannya juga cukup kecil saja.
4. Kapal pengangkut balok kayu (timber carrier atau log carrier ship)
Kapal ini dirancang khusus untuk memuat muatan yang berbentuk kayu gelondongan atau balok. Oleh
karena itu baik ukuran ruang muat maupun peralatan untuk bongkar muatnya disiapkan untuk jenis
muatan kayu gelondongan.
Kapal ini dirancang untuk memuat barang cair, sehingga perlu dibuat dengan ruang- ruang khusus
muatan cair. Untuk sistem bongkar muatnya disiapkan peralatan pompa dan sisitem perpipaannya.
Kapal kontainer ini dirancang untuk dapat memuat sejumlah kontainer, baik di dalam ruang muatnya
maupun di atas geladaknya. Pada kapal ini lubang palkanya dibuat sedemikian rupa sehingga mampu
dilewati kontainer yang berukuran sesuai ukuran yang dirancangkan. Kapal ini dilengkapi dengan alat
untuk bongkar muat kontainernya yang berbentuk khusus yang disebut dengan speeder.
Kapal tipe ini dirancang untuk memuat muatan yang berbentuk curahan, atau butiran tanpa
pembungkus, seperti beras, gandum, kedele, jagung pipilan, gula, garam dan barang muatan lainnya
yang berbentuk butian. Kapal ini diberi perlengkapan bongkar muat berupa pompa bulk, atau berupa
ban berjalan yang sering disebut dengan belt conveyor.
Kapal ini mempunyai bentuk konstruksi ruang muat yang istimewa, sehingga tidak dapat dipergunakan
untuk memuat benda yang lain. Muatan tersebut berupa muatan bijih tambang yang berbentuk butiran
sebesar kerikil atau lebih besar sedikit. Kapal ini diberi perlengkapan bongkar muat berupa ban berjalan
yang sering disebut dengan belt conveyor, atau dapat pula berbentuk clamp shell atau grab.
Kapal ini mempunyai bentuk ruang muat yang khusus untuk muatan bahan tambang berbentuk
bongkahan besar tidak beraturan. Karena muatan umumnya mempunyai massa jenis yang besar, maka
konstruksi ruang muat dibuat khusus, sehingga kapal ini tidak dapat dipergunakan untuk jenis muatan
lain. Untuk pembongkaran muatan maupun pemuatannya, dipergunakan grab.
Kapal tipe ini banyak dipergunakan untuk memuat muatan daging ternak, ikan beku, maupun muatan
sayuran yang perlu diawetkan dengan sistem pendingin. Oleh karena itu kapal ini diberikan sarana mesin
pendingin yang kuat, dan sistem isolasi dingin yang baik.
11. Kapal pengangkut binatang (animals carrier ship)
Kapal ini dirancang untuk mengangkut binatang ternak, sapi, kuda, kerbau, kambing, atau binatang
ternak yang lain. Oleh karena itu perlu diberikan suatu bentuk system ventilasi, sistem pengairan dan
sistem pemeliharaan yang baik di dalam ruang muat, agar ternak tidak sampai sakit atau mati.
Kapal ini dirancang untuk melakukan pekerjaan mengambil material yang ada di dasar perairan,
ke nudian diangkut dan diletakkan lagi di daerah lain. Pengambilan material maupun pengangkutan
material terambil, dapat dilakukan dengan bermacam alat pengambilnya, masing-masing digunakan
sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagai akibat dari adanya perpindahan material dasar perairan ini, maka kedalaman perairan di
tempat tersebut menjadi lebih dalam. Keadaan seperti ini yang diharapkan
oleh kerja pengerukan dasar perairan.nKadang kala pengerukan dilakukan untuk mencapai kepentingan
tertentu, yaitu mengambil material tambang yang ada di dasar perairan.
Ditinjau dari cara pengambilan materialnya, kapal keruk dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Kapal ini mempunyai tugas membersihkan permukaan perairan dari tumbuhan air, yang berupa enceng
gondok yang mengambang di permukaan air. Tanaman ini harus dibersihkan agar tidak mengganggu
pekerjaan pengawasan maupun kerja suatu alat yang dipergunakan di daerah pembangkit listrik tenaga
air, maupun PDAM.
Hasil pembersihan bentuknya tergantung dari tipe alat yang dipergunakan, untuk yang berbentuk
cacahan, diangkut melalui pipa, karena tanaman dihancurkan dengan alat pencacah tanaman. Untuk
yang masih berbentuk tanaman utuh, diangkut dengan menggunakan alat angkut darat.
b. Cutter suction pumping dredger
Kapal ini mempunyai alat pemotong tanah lumpur, yang kemudian hasil potongan ini dihisap oleh pompa
lumpur dan disalurkan ke tempat lain melalui sistem perpipaan. Untuk mencapai dasar perairan dengan
kedalaman tertentu dalam usaha memotong tanah lumpur ini, dipergunakan sebuah belalai atau ladder
yang di bagian ujungnya dilengkapi dengan pemotong lumpur. Panjang ladder ini ditentukan sesuai
dengan kebutuhan pencapaian dasar perairan.
c. Grab dredger
Kapal ini mengambil material dasar perairan, dengan menggunakan alat grab, atau clamp shell.
Kedalaman dasar perairan yang dapat dijangkau oleh alat ini, tidak terbatas, tetapi karena bagian atas
alat terbuka, maka sering kali material terambil banyak menyusut. Material terambil diletakkan di dalam
suatu alat pengangkut lain, yang dapat berupa truk darat atau pontoon bila di air, dan dibawa ke tempat
lain sebagai bungker atau tempat pembuangan.
d. Dipper dredger
Kapal ini mempunyai tugas mengambil material dasar pada daerah perairan dalam.
Alat yang dipergunakan dapat berupa grab, ataupun dengan cara penghisapan
menggunakan pompa lumpur. Material terambil diletakkan di dalam suatu alat pengangkut lain, berupa
pontoon dan dibawa ke tempat lain sebagai bungker atau tempat pembuangan.
Kapal penangkap ikan mempunyai tipe yang banyak, karena tergantung dari jenis ikan yang akan
ditangkap. Oleh karena itu bentuk, ukuran kapal, serta daerah operasi penangkapan ikannya juga
berbeda, demikian pula peralatan penangkapan ikannya juga berbeda. Kapal ini dilengkapi dengan
sistem pendingin muatan, sehingga hasil tangkapan ikan tidak rusak atau membusuk.
Kapal ini bertugas sebagai pemadam kebakaran yang terjadi pada kapal atau sarana
transportasi laut lainnya. Oleh karena itu kapal ini harus dilengkapi dengan beberapa
sarana pemadam kebakaran, untuk menghadapi jenis api kebakaran yang berbeda.
Kapal ini dipergunakan untuk mengadakan penelitian terhadap sesuatu yang ada di
perairan, ataupun daerah yang tak mungkin didatangi melalui darat. Oleh karena itu
dalam tugasnya, kapal ini akan dilengkapi dengan sarana yang dapat dipergunakan
untuk menunjang tugas saat itu.
Kapal ini merupakan kapal yang dipergunakan untuk melayani kesehatan masyarakat
yang jauh dari keramaian, pedalaman, ataupun pulau-pulau terpencil. Oleh karena itu
kapal ini harus dilengkapi dengan sarana pemeriksaan, pengobatan, operasi kecil,
maupun kemungkinan rawat inap di atas kapal. Disiapkan pula kemungkinan sarana
untuk pengangkutan untuk membawa pasien ke rumah sakit darat yang lebih lengkap
apabila di kapal tidak mampu menyelesaikan.
6. Kapal tunda (tug boat)
Sesuai dengan namanya, kapal ini dipergunakan untuk menunda kapal, untuk dibawa
ke tempat yang seharusnya kapal tersebut menghendaki. Penundaan kapal ini dapat
terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
- aturan penundaan
- kecelakaan kapal
-tugas penundaan
Kapal ini dirancang untuk digunakan sebagai kendaraan tempur di laut. Oleh karena itu harus diberi
persenjataan cukup dengan ukuran tertentu sesuai dengan tugas kapal tersebut dalam armada.