Anda di halaman 1dari 7

Jenis Dermaga

1. Dermaga Barang Umum yakni dermaga yang dikhususkan untuk bongkar muat barang
kapal kargo.
2. Dermada Peti Kemas, Dermaga Curah.
3. Dermaga Khusus, yakni dermaga yang dipakai untuk mengangkut minyak dan produk
turunannya.
4. Dermaga Marina untuk kapal feri, pesiar dan speed boat.
5. Dermaga Kapal Ikan untuk menampung kapal bermuatan Ikan.

Tipe Dermaga

1. Dermaga tipe Dolphin merupakan dermaga tempat bersandar kapal berupa dolphin yang
berada diatas tiang pancang, selain itu dermaga ini biasanya berlokasi di pantai yang
landai.
2. Dermaga tipe ‘quay wall’ merupakan dermaga yang didirikan dengan struktur yang
sejajar dengan pantai berupa tembok dengan konstruksi caisson beton. Dermaga tipe ini
sering disebut pelabuhan alam karena bertepat di pantai yang tidak landai, dan tidak jauh
dari garis pantai.
3. Dermaga system Jetty, sering juga disebut dermaga apung, tempat ini juga sering dipakai
untuk bersandar kapal penumpang yang tidak memerlukan kontruksi kuat menahan
muatan barang berbobot berat.

Tipe Struktur Dermaga

1. Deck on Pile

Struktur Dermaga Deck On Pile (open type structure) menggunakan beberapa rangkaian
tiang pancang (piles) sebagai pondasi untuk lantai dermaga. Seluruh beban pada dermaga
termasuk gaya berthing dan mooring diterima oleh sistem lantai dermaga dan tiang
pancang pada struktur dermaga ini.

Di bawah lantai dermaga, kemiringan tanah dibuat sesuai dengan kemiringan alaminya
serta dilapisi dengan perkuatan (revement) untuk mencegah tergerusnya tanah akibat
gerakan air yang disebabkan oleh manuver kapal. Untuk menahan gaya lateral yang
cukup besar akibat berthing dan mooring kapal, dapat dilakukan pemasangan tiang
pancang miring. Pada umumnya, jenis struktur tiang pada Struktur Dermaga Deck On
Pile sedikit sensitif terhadap getaran-getaran lokal seperti tumbukan bawah air akibat
haluan kapal dibandingkan struktur dermaga lainnya.

2. Sheet Pile
Dermaga jenis ini menggunakan sheet pile (turap atau dinding penahan tanah) untuk
menahan gaya-gaya akibat perbedaan elevasi antara lantai dermaga dengan dasar kolam.
Struktur Dermaga Sheet Pile adalah jenis struktur yang tidak memperdulikan kemiringan
alami dari tanah. Struktur jenis ini biasanya dibangun pada garis pantai yang memiliki
kemiringan curam dimana, pada umumnya, tanah pada bagian laut kemudian dikeruk
untuk menambah kedalaman kolam pelabuhan. Tiang pancang masih diperlukan untuk
menahan gaya lateral dari kapal yang sedang sandar atau untuk membantu sheet
pile menahan tekanan lateral tanah. Struktur sheet pile ini dapat direncanakan dengan
menggunakan sistem penjangkaran (anchor) ataupun tanpa penjangkaran. Sistem
penjangkaran dapat berupa tiang angkur atau angkur batu. Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Sheet Pile kurang cocok karena gelombang
akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.

3. Diaphragma Wall

Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan tekanan


lateral tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton bertulang
berukuran besar yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton dengan kemiringan
tertentu dimaksudkan agar terjadi geseran antara blok beton satu dengan lainnya sehingga
dicapai kesatuan konstruksi yang mampu memikul beban-beban vertikal (dari lantai
dermaga) maupun horizontal pada dermaga. Barrette pile dapat digunakan pada struktur
ini, yang berfungsi sebagai anchor untuk diaphragma wall, keduanya dihubungkan oleh
sistem tie beam atau tie slab. Untuk kondisi perairan dimana gelombang agak besar,
Struktur Dermaga Diaphragma Wall kurang cocok karena gelombang akan menghantam
dinding danterjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.

4. Caisson

Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure. Pada prinsipnya,
struktur dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan beban-beban
vertikal dan horizontal pada struktur dermaga serta untuk menahan tekanan tanah.
Caisson sendiri adalah suatu konstruksi blok-blok beton bertulang berbentuk kotak-kotak
yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga dengan cara diapungkan dan
diatur pada posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan dengan mengisi dinding
kamar-kamar caisson dengan pasir laut ataupun batu.Untuk kondisi perairan dimana
gelombang agak besar, Struktur Dermaga Caisson kurang cocok karena gelombang akan
menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah dimana kapal sandar.

5. Dhoplphin’s System
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga dengan
darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier. Struktur
Dermaga Sistem Dolphin dikatagorikan sebagai light structure (struktur ringan) karena
Struktur Dermaga Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk menerima beban-beban
ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas sertaconveyors.
Mengingat kebutuhan transportasi dinilai tak terbatas, maka inovasi penciptaan kapal untuk
berlayar dilaut ini semakin diperhatikan. Di samping itu, ada banyak juga jenis kapal yang sudah
dioperasikan. Berikut jenis-jenis kapal yang biasa berlayar di laut beserta fungsinya yang penting
diketahui.

1. Kapal Feri
Bagi penggemar transmigrasi, adanya kapal feri tentu sangat bersahabat. Kapal yang satu
ini merupakan jenis kapal penumpang yang berlayar dalam jarak terhitung dekat, seperti
antar pulau. Penggunaan kapal feri sendiri cukup berperan di Indonesia.

Kapal feri memenuhi syarat-syarat pelayaran di laut dan dipakai untuk berbagai aktivitas
perjalanan di laut. Tempat berlabuhnya sering kali dibuat khusus untuk meletakkan kapal
dengan cepat dengan penurunan dan pengisian yang mudah.

2. Kapal Barang
Sesuai dengan namanya, kapal ini difungsikan untuk mengangkut barang. Versi kapal
laut yang kerap disapa cargo ship ini adalah segala jenis kapal yang membawa muatan
barang perdagangan internasional, menyusuri lautan dan samudra dunia setiap tahunnya.
Di Indonesia sendiri, jenis kapal ini digunakan untuk mendistribusikan bahan pangan dari
seberang pulau ke pulau lainnya. Dengan adanya kapal barang, pemenuhan kebutuhan
menjadi lebih mudah didapatkan.
Dengan kapal ini, maka pemerataan distribusi kebutuhan pun juga semakin mudah. Kapal
kargo pada umumnya di desain khusus  serta dilengkapi dengan crane dan mekanisme
lainnya untuk bongkar muat serta dibuat dalam beberapa ukuran.

3. Kapal Pesiar
Keberadaan kapal pesiar sangat bermanfaat dalam hal pariwisata. Jenis kapal ini
membantu penumpangnya untuk lebih mudah menikmati keindahan suasana laut dengan
menyediakan fasilitas hotel berbintang sebagai pendukungnya.

Dengan fungsi yang demikian, design kapal ini dibentuk sangat indah sebagai daya
tariknya. Sebagian kapal pesiar memiliki rute pelayaran yang selalu kembali berlabuh di
titik awal keberangkatan. Lama pelayaran kapal pesiar bermacam-macam, tergantung
dengan rutenya.
Kapal pesiar berbeda dengan kapal samudra yang mengantarkan orang dari satu titik
labuh ke pelabuhan lain, atau bahkan antar benua. Jenis kapal yang satu ini memang
dikhususkan untuk penumpang yang membutuhkan sarana rekreasi dalam wahana kapal.
4. Kapal Tanker
Bermanfaat untuk mengangkut minyak dan semua bahan turunannya, kapal tanker
memiliki desain lebih safety dibanding kapal angkut yang lain. Secara umum, kapal
tanker terdiri dari dua jenis, yaitu product tanker dan crude carrier.
Oil product tanker sendiri adalah jenis kapal tanker yang dikhususkan mengangkut hasil
tambang minyak mentah yang belum diolah. Saat diangkut, barang dalam kapal ini
dibedakan antara yang bersih dan kotor.

5. Kapal Derek
Sesuai dengan namanya, kapal derek memiliki fungsi mengangkat barang berat. Dengan
kemampuan tersebut, jenis kapal tersebut biasa digunakan untuk membantu konstruksi
proyek lepas pantai. Keunggulannya yang lain adalah, kapal ini mampu mengangkat
beban dari beratus hingga ribuan ton.

6. Kapal Angkatan Laut


Kapal angkatan laut adalah jenis kapal yang dikhususkan untuk tugas militer dari
angkatan laut. Sebagai kapal resmi negara, kapal angkatan laut memiliki keistimewaan
tersendiri. Setiap kapal angkatan laut dipasangi bendera kebangsaan sebagai bentuk
identitas.
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut memiliki kapal perang angkatan laut dengan
berbagai macam jenis sesuai dengan fungsinya. Beberapa contohnya adalah 6 kapal
perang jenis Fregat, kapal cepat rudal, dan kapal patroli.

7. Kapal Penelitian
Suatu penelitian dapat dilakukan dengan objek apa saja, termasuk juga segala spesimen
yang ada di laut. Dari berbagai cabang ilmu yang ada hubungannya dengan riset lapangan
di laut, tentu akan didukung oleh adanya kapal penelitian.
Jenis kapal laut ini didesign khusus untuk keperluan peneliti dan investigator. Kapal yang
kerap disapa kapal riset ini memiliki beberapa jenis sesuai dengan penggunaannya.
Beberapa contohnya adalah kapal riset untuk oseanografi, hidrografi, perikanan, dan riset
kutub.
Kapal riset yang paling mendunia adalah kapal HMS Beagle yang membawa Charles
Darwin untuk membuktikan teori evolusi dan berlayar selama lima tahun di kepulauan
galapagos. Indonesia sendiri, memiliki kapal riset yaitu Geomarin III yang dinaungi oleh
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.

Perbandingan Ukuran kapal dalam penentuan karakteristik kapal


Perbandingan ukuran utama kapal secara garis besar terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut (tapi
sebelum melanjutkan sebaiknya anda baca dulu postingan saya yg terdahulu mengenai ukuran utama
kapal)
1. L/B
2. L/H
3. B/T
4. H/T
Dibawah ini diberikan uraian secara singkat ukuran utama dan pengaruhnya terhadap perencanaan
kapal. Panjang kapal ( L ),  terutama mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal dan pada kekuatan
memanjang kapal.
Perbandingan L/B yang besar terutama sesuai untuk kapal – kapal dengan kecepatan yang tinggi dan
mempunyai perbandingan ruangan yang baik, akan tetapi mengurangi kemampuan oleh gerak kapal dan
mengurangi pula Stabilitas Kapal.

Perbandingan L/B kapal yang kecil memberikan kemampuan stabilitas kapal yang baik akan tetapi


dapat juga menambah tahanan kapal.

Perbandingan L/H terutama mempunyai pengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal.

Untuk harga L/H yang besar akan mengurangi kekuatan memanjang kapal sebaliknya.

Untuk harga L/H yang kecil akan menambah kekuatan memanjang kapal.

Biro Klasifikasi Indonesia ( BKI ) 2004 mensyaratkan perbandingan ukuran kapal sebagai berikut :
1. L/H = 14 Untuk daerah pelayaran samudra
2. L/H = 15 Untuk daerah pelayaran pantai
3. L/H = 17 Untuk daerah pelayaran local
4. L/H = 18 untuk daerah pelayaran terbatas
Dari ketentuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah yang mempunyai gelombang besar atau
pengaruh–pengaruh luar lainnya yang lebih besar sebuah kapal mempunya persyaratan harga
perbandingan L/H yang lebih kecil.

Penyimpangan–penyimpangan dari ketentuan di atas masih dimungkinkan atas dasar bukti perhitungan
kekuatan yang dapat di pertanggung jawabkan.

Lebar kapal ( B ), terutama mempunyai pengaruh pada tinggi metasentra melintang. Kapal dengan
displacement yang sama, yang mempunyai B besar akan memiliki tinggi metasentra ( KM ) yang lebih
besar.

Perbandingan B/T, terutama mempunyai pengaruh pada Stabilitas Kapal.

Harga perbandingan B/T yang rendah akan mengurangi Stabilitas Kapal.

Untuk kapal – kapal sungai harga perbandingan B/T dapat di ambil sangat besar, Karena harga T
dibatasi oleh kedalaman sungai yang pada umumnya sudah tertentu. Tinggi Dek ( H ), terutama
mempunyai pengaruh pada tinggi titik berat kapal ( KG ) atau center of Gravity dan juga pada kekuatan
kapal serta ruangan dalam kapal.

Pada umumnya kapal barang mempunyai harga KG sebesar 0,6 H. Sarat air ( T ), terutama mempunyai
pengaruh pada tinggi Center of Bouyancy ( KB). 

Perbandingan H/T , terutama berhubungan dengan reserve displacement atau daya apung cadangan.
Harga H/T yang besar dapat dijumpai pada kapal – kapal penumpang. Harga H – T disebut lambung
timbul ( Free Board ), dimana secara sederhana dapat disebutkan bahwa lambung timbul adalah tinggi
tepi dek dari permukaan air.

Sebagai gambaran diberikan data – data mengenai koefisien bentuk dan perbandingan ukuran utama
dengan tujuan supaya dapat diketahui apakah kapal yang direncanakan mempunyai bentuk dan ukuran
yang wajar dan tidak menyimpang dari kebiasaan.

Berikut adalah Daftar Koefisien Bentuk Dan Perbandingan Ukuran Utama Kapal (klik gambar untuk
memperbesar)
Barat Laut

334’30 = 287.44

328’30= 256.29

322’30=257.42

316’30=251.57

Barat

310’30 = 230.68

304’30 = 230.72

298’30 = 238
286’30= 272.56

280’30 = 384.32

274’30=549.91

Barat Daya

268’30= 154.16

262’30=143.25

256’30=338.69

250’30= 119.17

=IF(G2="Utara",(I2),IF(G2="Timur",(J2),IF(G2="Selatan",(K2),IF(G2="Barat",
(L2),IF(G2="Timur Laut",(M2),IF(G2="Tenggara",(N2),IF(G2="Barat Daya",
(O2),IF(G2="Barat Laut",(P2)))))))))

Anda mungkin juga menyukai