Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik
benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi. Meskipun
massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh
lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar daripada pengaruh gaya
tarik matahari. Komponen pasut identik dengan komponen gelombang, pasang surut memiliki
tinggi pasang surut yang merupakan jarak vertikal antara air tertinggi (puncak pasang) dan air
terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut bisa bervariasi dari satu tempat
dengan tempat lainnya, perbedaan periode pasang surut ini biasa dikenal dengan nama tipe
pasang surut.
Bilangan Formzhal (F) adalah nilai yang digunakan untuk menentukan tipe pasang surut di suatu
perairan. Nilai F dihitung dengan persamaan:
AK 1 + AO1
F=
AM 2 + AS2
0,25 < F < 1,5 : Pasang surut campuran condong harian ganda
26,46+20,80
F=
70,86+42,83
= 0,42
Berdasarkan nilai Formzhal tersebut, maka tipe pasang surut untuk daerah studi adalah
Pasang Surut Campuran Condong Harian Ganda (Mixed Tide Prevelling Semidiurnal), berarti
dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.
Mengingat elevasi muka air laut selalu berubah setiap saat, maka diperlukan suatu elevasi
yang ditetapkan berdasarkan data pasang surut, yang dapat digunakan sebagai pedoman di dalam
perencanaan suatu pelabuhan. Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut.
• MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat purnama
• MHWN : mean high water neap, rata-rata muka air tinggi saat perbani
• MHWL : mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi
• MSL : mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi
• MLWL : mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah
• MLWN : mean low water neap, rata-rata muka air rendah saat perbani
• MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat purnama
d=14,5m
P=0,15 m( diasumsikan)
S=0,1m ¿
10 cm /tahun¿
K=0,6 m(diasumsikan)
¿ 15 % × d
¿ 15 % ×14,5
¿ 2.18 m
H=d+ G+ R + P+S + K
¿ 17,53 m
Gambar 3.8 Kedalaman Alur di Luar Kolam Pelabuhan Dimana Gelombang Besar
Tidak ada rumus yang memuat foktor - foktor tersebut secara explisit, tetapi beberapa
kriteria telah ditetapkan berdasarkan pada lebar kapal dan faktor - faktor tersebut secara
implisit. Pada alur untuk satu jalur (tidak ada simpangan), lebar alur dapat ditentukan
dengan mengacu Gambar berikut.
Gambar 3.10 Lebar Alur Satu Jalur
Sedangkan jika kapal boleh bersimpangan, lebar alur dapat ditentukan dengan
menggunakan Gambar berikut.
B=40,3 m
Lebar Alur Satu Jalur
Lebar keamanan150 % B=1,5× B=1,5 × 40,3=60,45 m
Jalur gerak 180 % B=1,8 × B=1,8 × 40,3=72,54 m
Lebar keamanan150 % B=1,5× B=1,5 × 40,3=60,45 m
maka ,lebar alur satu jalur=4,8 × B=4,8 × 40,3=193,44 m
Gambar 3.12 Lebar Alur Satu Jalur