Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

PERENCANAAN DERMAGA DAN GUDANG

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat


dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-
turunkan penumpang. Bentuk dan dimensi dermaga tergantung pada jenis dan
ukuran kapal yang bertambat pada dermaga tersebut. Dermaga harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga kapal dapat merapat dan bertambat serta melakukan
kegiatan di pelabuhan dengan aman, cepat, dan lancar.
Di belakang dermaga terdapat apron dan fasilitas jalan. Apron adalah daerah
yang terletak diantara sisi dermaga dan sisi depan gudang (pada terminal umum)
atau container yard (pada terminal peti kemas), dimana terdapat pengalihan
kegiatan angkuran laut (kapal) ke kegiatan angkutan darat (kereta api, truk, dan
sebagainya). Gudang transit atau container yard digunakan untuk menyimpan
barang atau peti kemas sebelum bisa diangkut oleh kapal, atau setelah dibongkar
dari kapal dan menunggu pengangkutan barang ke daerah yang dituju.

Gambar IV.1 Penampang Dermaga pada Pelabuhan General Cargo

IV.1 Jenis Dermaga


Dermaga dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Wharf
Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya
berhimpit dengan garis pantai. Wharf juga berfungsi sebagai penahan
tanah yang ada di belakangnya.
2. Pier
Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya
tegak lurus dengan garis pantai (berbentuk jari). Pier bisa digunakan

1
pada satu sisi atau kedua sisinya, sehingga dapat digunakan untuk
merapatkan lebih banyak kapal.
3. Jetty
Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut sedemikian sehingga sisi
depannya berada pada kedalaman yang cukup untuk merapatkan kapal.
Jetty digunakan untuk merapatkan kapal tanker atau kapal pengangkut
gas alam, yang mempunyai ukuran sangat besar. Sisi muka jetty ini
biasanya sejajar dengan pantai dan dihubungkan dengan daratan oleh
jembatan yang membentuk sudut tegak lurus dengan jetty.

Gambar IV.2 Jenis-jenis Dermaga

Perencanaan Dermaga
Diketahui:
 Tipe Kapal 1 = Barang Umum
 Bobot Mati = 7.000 DWT
 Loa = 115 m
 B = 17,6 m
 Draft (d) = 6,8 m
 Jarak ujung antar kapal (SKapal) = 15 m
 Jarak ujung kapal ke ujung dermaga (SDermaga) = 25 m
 Jumlah kapal per waktu putar setiap bulan (n) = 15 kapal
 Jumlah dermaga = 4 buah

2
a. Panjang Total Dermaga (DDermaga)

D Dermaga=
[ ( n × Loa) + ( n−1 ) × S Kapal+ ( 2× S Dermaga ) ]
Jumlah Dermaga

D Dermaga=(
[( 15 ×115 ) +( 15−1 ) ×15+ ( 2× 25 ) ] )/2
4
D Dermaga=248,125 m

 Tipe Kapal 2 = Peti Kemas


 Bobot Mati = 30.000 DWT
 Loa = 237 m
 B = 30,7 m
 Draft (d) = 11,6 m
 Jarak ujung antar kapal (SKapal) = 15 m
 Jarak ujung kapal ke ujung dermaga (SDermaga) = 25 m
 Jumlah kapal per waktu putar setiap bulan (n) = 13 kapal
 Jumlah dermaga = 4 buah

b. Panjang Total Dermaga (DDermaga)

D Dermaga=
[ ( n × Loa) + ( n−1 ) × S Kapal+ ( 2× S Dermaga ) ]
Jumlah Dermaga

D Dermaga=(
[( 13 × 237 ) + ( 13−1 ) ×15+( 2 ×25 ) ] )/2
4
D Dermaga=413,875 m

IV.2 Fender dan Tambatan


Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga.
Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga dan
meneruskan gaya ke struktur dermaga. Gaya yang diteruskan ke dermaga
tergantung pada tipe fender dan defleksi fender yang diizinkan.
Fender juga dapat melindungi rusaknya cat badan kapal karena gesekan
antara kapal dan dermaga yang disebabkan oleh gerak karena gelombang,
arus, dan angin. Fender harus dipasang di sepanjang dermaga dan letaknya

3
harus sedemikian rupa sehingga dapat mengenai kapal. Oleh karena kapal
mempunyai ukuran yang berlainan, maka fender harus dibuat agak tinggi
pada sisi dermaga.
Ketika kapal membentur fender, fender tersebut akan mengalami defleksi
(pemampatan). Karena defleksi tersebut, maka fender dapat menyerap energi
benturan kapal, dan meneruskan gaya benturan ke struktur dermaga. Dalam
perencanaan fender, biasanya ditetapkan bahwa defleksi maksimum yang
diizinkan adalah sebesar 45 %.

Gambar IV.3 Defleksi Fender Kapal


Fender dibuat dari bahan elastis, seperti:
1. Fender Kayu
Fender kayu bisa berupa batang-batang kayu yang dipasang horizontal
atau vertikal di sisi depan dermaga. Saat ini, fender kayu sudah tidak
banyak digunakan, mengingat harga kayu yang relatif mahal dan masalah
lingkungan yang muncul dengan penebangan pohon.

Gambar IV.4 Fender Kayu Gantung

4
Gambar IV.5 Fender Kayu Tiang Pancang
2. Fender Karet
Saat ini, fender karet banyak digunakan pada pelabuhan. Fender karet
diproduksi oleh pabrik dengan bentuk dan ukuran berbeda yang
tergantung pada fungsinya. Pabrik pembuat fender memberikan
karakteristik fender yang diproduksinya. Fender dengan tipe yang sama
tetapi diproduksi oleh pabrik yang berbeda bisa mempunyai karakteristik
yang berbeda.
Fender karet dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:
a. Fender yang dipasang pada struktur dermaga, yang masih dapat
dibedakan menjadi fender tekuk (buckling fender) yaitu fender yang
mengalami tekuk jika menerima tekanan, seperti fender tipe V, fender
tipe A, fender cell, dan fender tak tertekuk (non-buckling fender)
seperti fender dari ban mobil bekas dan fender silinder.
b. Fender terapung yang ditempatkan antara kapal dan struktur dermaga,
seperti fender pneumatic.

5
Gambar IV.6 Fender Tipe A

Gambar IV.7 Fender Pneumatic

Perencanaan Fender Kapal

Gambar IV.8 Penampang Fender Kapal


Pada kecepatan kapal V, maka energi yang timbul akibat benturan
adalah:
Ws
E= × ( V ×sin α )2
2×g
dimana:
V Kapal besar = 7,5 – 15 cm/det
V Kapal kecil = 30 cm/det

Jika: F = resultan gaya fender dan d = pergeseran fender, maka


didapatlah persamaan:
1 1 Ws
× E= × F × d ⇒ F ×d= × V × sin 2 α
2 2 2×g
dimana:
F = gaya benturan yang diserap oleh fender

6
d = pergerakan fender
V = kecepatan kapal arah merapat (m/s)
W = massa kapal (bermuatan penuh)
α = sudut antara tepi kapal dengan tepi dermaga (°)
g = gaya gravitasi bumi = 9,8 m/s2
Di samping itu, energi yang timbul tergantung juga pada panjang kapal

Ws
yang menyentuh dermaga: E= ×V 2 × k ; dimana k = 0,45
2×g
Diketahui:
 Tipe = Container
 Bobot mati = 30.000 DWT
 Loa = 237 m
 B = 30,7 m
 Draft (d) = 11,6 m
 V kapal besar = 15 cm/det = 0,15 m/det
 α = 15°
 V angin = 25 km/jam = 2,5 m/det
Direncanakan fender karet tipe silinder.

7
Tabel IV.1 Dimensi dan Kapasitas Fender Silinder
 OD = 1500 mm = 1,5 m
 ID = 750 mm = 0,75 m
 R = 84,10 ton
 E = 25,79 ton
R 84,10
 d= = =¿ 3,261
E 25,79
 Safety Factor (SF) = 1,25
Sehingga:
a) Ws=L × B ×d ×0,774
Ws=237 × 30,7× 11,6 × 0,774
Ws=65.325,941 ton
Ws
b) E= × ( V ×sin α )2
2×g
65.325,941
E= × ( 0,15 ×sin 15 )2
2 ×9,81

8
E=5.019. m
Ws
c) E= ×V 2 × k
2×g
65.325,941
E= × ( 0,15 )2 × 0,45
2 ×9,81
E=33,712t .m
Diambil E terbesar, yaitu 33,712 t.m
d) Energi Akibat Tekanan Angin
Qa=0,063 ×V angin 2 k =h × Loa ×Qa ×SF

Qa=0,063 ×2,5 2 k =11,6 × 237× 0,394 ×1,25

Qa=0,394 kg/m2 k =1.353,981 kg ≈ 1,354 ton

e) Energi Total yang Diserap Fender

1 k
E total= × E +
2
[ ( )]
1
d

1 1,354
2
[ ( )]
E total= × 33,712+
1
3,261

E total=19,062 t . m
f) Gaya yang Timbul (F)
F=E total × d
F=19,062× 3,261
F=62,162 ton
g) Keputusan
F<R
67,269 ton < 84,10... (OK!!!)
Alat penambat adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan
berikut ini:
1. Mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi pergeseran atau
gerak kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus, dan angin.
2. Menolong berputarnya kapal.

9
Alat penambat ini bisa diletakkan di darat (dermaga) dan di dalam air.
Menurut macam-macam konstruksinya, alat penambat dapat dibedakan
menjadi 3 macam berikut ini:
1. Alat Pengikat (Bolder)
Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan
tali-tali penambat ke bagian haluan, buritan, dan badan kapal. Tali-tali
penambat tersebut diikatkan pada alat penambat yaitu bitt yang dipasang
di sepanjang sisi dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut
dengan bollard (corner moorning post) yang diletakkan pada kedua
ujung dermaga atau di tempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga.

Gambar IV.9 Alat Pengikat (Bolder)


2. Pelampung Penambat (Moorning Buoy)
Pelampung penambat berada di dalam kolam pelabuhan atau di tengah
laut. Kapal-kapal yang akan bongkar muat tidak selalu dapat langsung
merapat pada dermaga karena dermaga sedang dipakai, diperbaiki, atau
lainnya. Dengan demikian, kapal harus menunggu di luar dermaga dan
berhenti. Bila kapal berada di luar lindungan pemecah gelombang, kapal
dapat berlabuh dengan cara membuang jangkarnya sendiri.
Selain sebagai pengait kapal, pelampung penambat dapat juga dipakai
sebagai penolong untuk berputarnya kapal. Di tempat-tempat yang agak
sempit, berputarnya kapal dapat membahayakan kapal lainnya yang
sedang berlabuh. Pelampung penambat ini juga dapat dipakai sebagai
pembantu pengereman.

10
Gambar IV.10 Pelampung Penambat (Moorning Buoy)
3. Dolphin
Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menahan benturan
dan menambatkan kapal. Jetty menjorok ke laut yang digunakan untuk
bertambat kapal tanker atau tongkang pengangkut batu bara dilengkapi
dengan dolphin yang berfungsi menahan benturan kapal, sehingga kapal
tidak membentur jetty. Setelah bersandar, kapal atau tongkang tersebut
diikatkan pada dolphin. Dolphin ini banyak digunakan pada pelayanan
bongkar muat barang curah. Dolphin direncanakan untuk bisa menahan
gaya horizontal yang ditimbulkan oleh benturan kapal, tiupan angin, dan
dorongan arus yang mengenai badan kapal pada waktu ditambatkan.
Dolphin dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: dolphin penahan
(breasting dolphin) dan dolphin penambat (moorning dolphin). Dolphin
penahan mempunyai ukuran lebih besar, karena dia direncanakan untuk
menahan benturan kapal ketika berlabuh dan menahan tarikan kapal
karena pengaruh tiupan angin, arus, dan gelombang. Alat penambat ini
dilengkapi dengan fender untuk menahan benturan kapal, dan bolder
untuk menempatkan tali kapal, guna menggerakkan kapal di sepanjang
dermaga dan menahan tarikan kapal. Dolphin penambat tidak digunakan
untuk menahan benturan, tetapi hanya sebagai penambat. Pelampung
penambat diletakkan di belakang dermaga dan membentuk sudut ± 45°
terhadap haluan dan buritan kapal. Pelampung penambat juga dilengkapi
dengan bolder.

11
Gambar IV.11 Dolphin
Perencanaan Tambatan Kapal
Diketahui:
 Tipe = Container
 Tipe tambatan kapal = Type Bollard
 Bobot mati = 30.000 DWT
 Loa = 237 m
 B = 30,7 m
 Draft (d) = 11,66 m
 Tegangan beton K-225 = 75 kg/cm2
 Tegangan tarik izin baut A307 = 1.500 kg/cm2

Terdapat 3 jenis tali tambat yang berfungsi untuk menahan pergerakan


kapal antara lain:
1. Breast Line adalah tali tambat yang menahan pergerakan kapal menjauhi
dermaga (arah transversal)
2. Spring Line adalah tali tambat yang menahan pergerakan surge kapal
(arah longitudinal)
3. Stern and Head Line adalah tali tambat yang menahan pergerakan kapal
arah transversal dan longitudinal

12
Gambar IV.12 Pergerakan Tambatan
Sebelum menentukan jenis bollard yang akan digunakan, terlebih dahulu
dilakukan perhitungan untuk menentukan Displacement Tonnage (DT) dari
general cargo yang akan sandar karena bollard dipilih berdasarkan nilai DT
atau GT-nya, yaitu dengan menggunakan rumus:
log DT=0,511+0,913 × log DWT , maka:
log DT =0,511+0,913 × log 30000 DT =1027,901
log DT =0,511+0,913 ×3 0 DT =7961593,505ton
log DT =27,901 DT ≈ 7961593ton
Penentuan jenis bollard dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.2 Pemilihan Bollard Menurut PIANC

Tabel IV.3 Pemilihan Bollard Menurut OCDI 2002

13
Setelah dilakukan perhitungan, DT untuk container 30.000 DWT adalah
sebesar 7.961.593 ton. Berdasarkan Tabel IV.2, jenis bollard yang digunakan
adalah bollard dengan approx. bollard rating sebesar 200 ton.

Tipe bollard mempunyai dimensi:


Tabel IV.4 Tipe Bollard dan Dimensinya

Berdasarkan Tabel IV.4, bollard yang direncanakan adalah Straight Type


Bolland (sr Type) dengan tipe SR-250, S.W.L 250 ton, dan M 101.

Tabel IV.5 Data Beton Berdasarkan Mutu Beton

14
Tabel IV.6 Data-data Teknis Baut

Sehingga:
a) Jarak tambatan kapal, diambil 20 meter

tan α=
( 12 × B )
Jarak tampatan kapal
1
tan α=
( 2
× 11,6 )

20
tan α=0,29
α =18 °
sin α =sin 14,5 °=0,28
k1 = koefisien material tali
k1 = 1,2 × material tali sintetis
1 P=0,672ton

k =k =
( 2
× P)
1 2
sin α
1
1,2=
( 2
× P)

0,28

1,2 ×0,28
P=
0,5
1 2
b) W = × d × h
6
1
W = ×0,9 × 0,52
6

15
W =0,0375 m2
c) Kontrol Tegangan Beton
M P ×e 0,672× 0,4
= = =7,168 ton/m2=71,68 kg/c m2
W W 0,0375
M
<τ b → 71,68 kg/c m 2<75 kg/c m2 …(OK ‼! )
W
d) Diameter Baut
M P ×e 0,672× 0,4
T= = = =0,538 ton /m2
h h 0,5

Maka, setiap baut menerima gaya sebesar:


1 1
×T = × 0,538=0,179ton /m 2
3 3
1
×T
Maka, diameter baut adalah: 1 × π ×d 2= 3
4 τ baut


×T
3 0,179
d=
1
4
τ baut
×π
=


1.600
1
4
×π
=√1,194 × 10− 4=1,194 ×10−2 m

Tabel IV.7 Ukuran Baut di Pasaran

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diameter baut yang


diperlukan adalah: d = 1,194 × 10-2 m = 11,94 mm. Sesuai dengan ukuran
baut yang ada di pasaran, maka baut yang digunakan minimal berukuran
Ø 1/2” dengan d = 12,70 mm.

16
IV.3 Kapasitas Dermaga
Perencanaan Luas Gudang
 Ekspor (2040)
Ekspor = 5.050.510 ton/tahun
Pergerakan barang yang terjadi pada bulan optimum adalah:
10
6

S20=
[ (
5.050 .510 × 1+
100 ) ] ×60 % =904.469,400 ton/bulan
6 bulan
Jumlah pergerakan dalam waktu putar (4 hari) pada bulan optimum
adalah:
904.469,400
S20= =120.595,900 ton/℘
(30/4) hari
 Impor (2040)
Impor = 7.082.289 ton/tahun
Pergerakan barang yang terjadi pada bulan optimum adalah:
10
7

S40=
[
7.082 .289 × 1+ (
100 ) ] ×60 % =1.393 .193ton/bulan
6 bulan
Jumlah pergerakan dalam waktu putar (4 hari) pada bulan optimum
adalah:
1.393 .193
S40= =185.759,900 ton/℘
(30/4) hari
Tabel IV.8 Perencanaan Luas Dermaga
Jumlah Cargo Direct Indirect
No. Klasifikasi
(ton/wp) % (ton/hari) % (ton/hari)
1. Ekspor (Muat) 120.595,900 40 48.238,370 60 72.357,554
Impor
2. 185.759,900 40 72.357,550 60 111.455,470
(Bongkar)
Jumlah 122.542.016 183.813,024

IV.4 Kebutuhan Luas Gudang Terbuka dan Tertutup


Gudang laut (disebut juga gudang pabean, gudang lini ke I, dan gudang
transit) adalah gudang yang berada di tepi perairan pelabuhan dan hanya
dipisahkan dari air laut oleh dermaga pelabuhan. Gudang ini menyimpan
barang-barang yang baru saja diturunkan dari kapal dan yang akan dimuat ke

17
kapal, sehingga barang terlindung dari hujan dan terik matahari. Untuk
barang yang tidak memerlukan perlindungan, seperti mobil, truk, besi beton,
dan sebagainya ditempatkan pada lapangan penumpukan terbuka. Barang-
barang tersebut harus diselesaikan urusan administrasinya, seperti
pengecekan untuk menyesuaikan antara barang dan packing list, pembayaran
bea masuk (import), atau bea export, dan biaya-biaya tambahan lainnya.
Gudang laut hanya menyimpan barang-barang untuk sementara waktu
sambil menunggu pengangkutan lebih lanjut ke tempat tujuan terakhir. Masa
penyimpanan barang-barang dalam gudang laut adalah maksimum 15 hari
untuk barang-barang yang akan dimasukkan ke dalam peredaran bebas
setempat (dengan angkutan darat) dan maksimum 30 hari untuk barang-
barang yang akan diteruskan ke pelabuhan lain (dengan kapal lain). Apabila
sampai batas waktu tersebut barang belum bisa dikirim ke tempat tujuan
akhir, maka barang harus dipindahkan ke gudang lini ke II (warehouse).
Fasilitas yang ada di gudang laut biasanya tidak dipungut biaya untuk waktu
pemakaian antara 3 – 5 hari. Tetapi, apabila lebih dari waktu tersebut akan
dikenakan biaya.

Gambar IV.13 Gudang pada General Cargo Terminal


Tidak semua barang yang dibongkar dari kapal disimpan di gudang dan
lapangan penumpukan. Sebagian barang dikirim langsung ke tempat tujuan,
sedangkan sisanya tertahan di pelabuhan dan disimpan di gudang dan

18
lapangan penumpukan. Luas gudang dan lapangan penumpukan dapat

T × TrT × Sf
dihitung dengan rumus: A=
365 × Sth×(1−BS)

19
dimana:
A = luas gudang (m2)
T = throughtput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun) (ton)
Trt = transit time atau dwelling time (waktu transit) (hari)
Sf = storage factor (rata-rata volume untuk setiap satuan berat komoditi)
(m3)
365 = jumlah hari dalam 1 tahun
Sth = stacking height (tinggi tumpukan muatan) (m)
BS = broken stwage of cargo (volume ruang yang hilang di antara
tumpukan muatan dan ruang yang diperlukan untuk lalu lintas alat
pengangkut, seperti forklift atau peralatan lain untuk menyortir,
menumpuk, dan memindahkan muatan) (%)
Gudang (warehouse) digunakan untuk menyimpan barang dalam waktu
lama. Gudang ini dibuat agak jauh dari dermaga. Hal ini mengingat beberapa
hal berikut ini:
1. Ruangan yang tersedia di dermaga biasanya terbatas dan hanya
digunakan untuk keperluan bongkar muat dari dan/atau ke kapal.
2. Pengoperasian gudang laut sangat berbeda dengan gudang. Gudang laut
memerlukan gang yang lebih besar untuk penanganan secara cepat
barang-barang dengan menggunakan peralatan pengangkut (forklift, dan
sebagainya).
3. Dari tinjauan ekonomis, pembuatan gudang di dermaga tidak
menguntungkan, mengingat konstruksi gudang lebih berat dari gudang
laut, sementara kondisi tanah di daerah tersebut kurang baik sehingga
diperlukan fondasi tiang pancang yang mahal.

20
Perencanaan Kebutuhan Luas Gudang Terbuka dan Tertutup
Gudang terbuka digunakan untuk barang-barang yang cukup kuat dari
gangguan cuaca luar seperti panas, hujan, suhu, misalnya peti kemas
(container).
Tabel IV.9 Dimensi Peti Kemas (Container) di Pasaran

 Jenis peti kemas = Peti kemas 40 kaki


 Dimensi peti kemas = 12,192 × 2,438 = 29,724 m2
 Kapasitas peti kemas = 30.480 kg = 30,480 ton
Sehingga:

Gudang Tertutup
 Data arus barang umum pada tahun 2040 = 5.949.042 ton
 Disimpan di gudang = 0,8 x 5.949.042
= 4.759.233,6 ton
 Waktu putar = 4 hari
 Storage factor = 0,667
 Stacking height =4m
 Broken stowage = 50%
T x Waktu Putar x Sf 4.759 .233,6 x 4 x 0,667
 A= = =17.394,209 m2
365 x Sth x (1−Bs) 365 x 4 x (1−0,5)

21
Gudang Terbuka
 Data arus peti kemas pada tahun 2040 = 254.788.772 ton/tahun
= 11.528.904 TEU’s
 Waktu putar = 4 hari
 Jumlah tumpukan peti kemas = 5 susun
 ATEU = 10 m2/TEU
 Broken Stowage = 50%
T x D x ATEU 11.528 .904 x 4 x 10
 A= = =505.376,614 m2
365 x Sth x (1−Bs) 365 x 5 x (1−0,5)
Luas Total = 17.394,209 m2 + 505.376,614 m2 = 522.770,823 m2

IV.5 Lapangan Penumpukan Peti Kemas (Container Yard)


Lapangan penumpukan peti kemas (container yard) adalah lapangan
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menumpuk peti kemas; dimana peti
kemas yang berisi muatan diserahkan ke penerima barang dan peti kemas
kosong diambil oleh pengirim barang. Pada terminal peti kemas modern atau
besar container yard dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: container yard
untuk peti kemas export, container yard untuk peti kemas import, container
yard untuk peti kemas dengan pendingin (refrigerated container), dan
container yard untuk peti kemas kosong.
Lapangan ini berada di daratan dan permukaannya harus diberi
perkerasan untuk bisa mendukung peralatan pengangkat atau pengangkut dan
beban peti kemas. Beban peti kemas tertumpu pada keempat sudutnya. Beban
tersebut bisa cukup besar, terutama bila peti kemas ditumpuk. Penumpukan
dapat dilakukan sampai 3 atau 4 tingkat. Dengan cara penumpukan, dapat
mengurangi luas container yard, tetapi berakibat bertambahnya waktu
penanganan muatan, karena peti kemas paling atas harus dipindahkan pada
saat peti kemas di bawahnya akan dikirim lebih dahulu. Container yard harus
memiliki gang-gang baik memanjang maupun melintang untuk beroperasinya
peralatan penanganan peti kemas.

22
Beberapa pelabuhan yang relatif kecil, digunakan untuk bongkar muat
barang campuran, seperti barang umum dengan kemasan karung dan drum;
peti kemas, kayu gelondongan, dan sebagainya. Bongkar muat dilakukan
pada satu dermaga. Angkutan peti kemas di dermaga dilakukan dengan
menggunakan forklift.

Gambar IV.14 Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai