Fender tipe Pneumatic, Fender ini adalah fender tipe terapung yang ditempatkan antara
kapal dan struktur dermaga. Gambar 7.18.
7.1.1. Perencanaan Fender.
K = ½ Fd
Kapal yang membentur dermaga pada saat merapat (Gambar 7.19.). Karena benturan
tersebut fender memberikan gaya reaksi F. Apabila d adalah defleksi fender, maka
terdapat hubungan berikut ini :
E = ½Fd
1𝑊
V² = ½Fd
2𝑔
𝑊
F = V²
𝑔𝑑
dengan :
F : gaya bentur yang diserap sistem fender
d : defleksi fender
V : komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermaga
W : bobot kapal bermuatan penuh.
Nilai defleksi (d) yang diijinkan adalah sebesar 45%, untuk fender kayu (d) adalah
tebal kayu dibagi 20.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menentukan jarak maksimum antar fender.
Kapal barang dengan bobot 500 – 50.000 DWT : log r = - 1,055 + 0,650 log (DWT)
Kapal tanker dengan bobot 5.000 – 200.000 DWT : log r = - 0,113 + 0,440 log (DWT)
Alat penambat adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan antara lain :
1. Mengikat kapal pada waktu berlabuh agar tidak terjadi penggeseran atau gerak kapal yang
disebabkan oleh gelombang, arus dan angin.
2. Menolong berputarnya kapal.
Alat penambat inibisa ditempatkan di darat (dermaga) dan di dalam air. Menurut macam
konstruksinya alat penambat dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :
1. Bolder pengikat.
2. Pelampung penambat.
3. Dolphin.
Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi cuaca normal. Sedang bollard selain untuk
mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi badai, juga dapat digunakan untuk
mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau untuk membelok/memutar terhadap ujung
dermaga atau dolphin.
Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi
bolder dibuat tidak boleh lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga. Gambar 7.24 menunjukan
contoh kedua tipe alat pengikat.
Jarak dan jumlah minimum bitt untuk beberapa ukuran kapal dapat dilihat dalam Tabel 7.5.
Pelampung penambat juga bisa digunakan untuk penambatan kapal lepas pantai, untuk kapal
yang berbobot sangat besar seperti kapal tengker 500.000 DWT dengan draft lebih dari 27 m,
ada pelabuhan yang tidak mampu menerima sampai ke dermaganya, untuk itu kapal tersebut
berlabuh di lepas pantai, laut yang dalam dengan menggunakan pelampung penambat.
Penambatan kapal bisa dilakukan dengan jangkarnya sendiri atau dengan satu atau sekelompok
pelampung penambat atau kombinasi antara jangkar dan pelampung penambat. Jumlah
pelampung penambat tergantung pada ukuran kapal, angin,arus, gelombang, keadaan dasar laut
dan pertimbangan ekonomis. Gambar 7.27.
Dolphin adalah konstruksi yang digunakan untuk menahan benturan dan menambat-kan
kapal. Jetty yang menjorok ke laut untuk tambatnya kapal tanker atau tongkang pengangkut
batu bara atau barang curah lainnya, dilengkapi dengan dolphin yang berfungsi menahan
benturan kapal sehingga kapal tidak membentur jetty, setelah sandar kapal diikatkan ke
dolphin. Dolphin penahan (breasting dolphin) sedangkan dolphin penambat (mooring
dolphin), dolphin penahan (brasting dolphin) mempunyai ukuran lebih besar karena
direncanakan untuk menahan benturan kapal ketika berlabuh dan menahan tarikan kapal,
dilengkapi dengan fender dan bolder untuk keperluan pada saat berlabuh. Dolphin penambat
(mooring dolphin) tidak diperhitungkan untuk menahan benturan kapal. Gambar 7.30.
Dolphin atau Ducdalf konstruksinya terdiri dari tiang-tiang yang bahannya dari beton
bertulang, tiang baja atau tiang kayu, biasanya ducdalf atau dolphin terdiri dari satu tiang induk
di tengah yang dilingkari dengan beberapa tiang. Selanjutnya satuan tiang-tiang itu di lengkapi
dengan fender, tangga atau jembatan penghubung dengan daratan untuk memungkinkan orang
memasang tros pada bolder yang ada diatasnya.
Contoh perhitungan :
Diketahui dolphin pada suatu pelabuhan terbuat dari 9 tiang, masing-masing tiang terdiri dari
4 profil baja sheet pile “Larssen” tipe L & V, yang digabung/dilas. Diperhitungkan untuk
menahan kapal ( m ) = 29.000 ton, dengan kecepatan ( vijin ) = 0,10 m/sec.
Perhitungan :
1 m v²
Rumus A = ½ n f P³ = . ; dianggap yang melentur ½ jumlah tiang.
9,81 2
P . h³
2A . 9,81 f =
v² = 3 EI
m I
M σ.
k
P = =>
h h
I 2 I
P². h³ n (σ . ) h³ n σ² 2h n σ² I h
2A = n f P³ => n k
k
.k . k
3 EI 3 EI 3 EI 3E
I
W =k= 8900 cm³ = 8,9 . 10-3 m³
Dengan substitusi dalam rumus 2A didapat :
kecepatan (v) v² =
2A . 9,81
m
2A . 9,81 31 . 9,81
v =√ = √ = 0,11 m/sec melebihi ( vijin ) = 0,10 m/sec.
m 26000