Kapal kayu adalah sebuah perahu yang terbuat dari tebangan pohon berongga,
. yang tentunya seluruh konstruksi badan kapal dibuat dari kayu. Kayu yang
digunakan dapat berupa kayu Sena, kayu Merbau, kayu Jati, jenis kayu yang
dipergunakan harus memenuhi persyaratan kayu yang dipergunakan untuk bagian-
bagian konstruksi kapal kayu, yaitu: Kualitas kayu yang baik; Kayu tidak celah
cacat dan tidak pecah-pecah; Kayu tidak berlubang pada lingkaran tahun; Kayu
harus tahan terhadap air,cuaca musim, jamur serangga; Kayu tidak mudah dimakan
tiram dan tidak mudah lengkung.
Perahu kayu adalah perahu tertua yang para arkeolog temukan, bermula dari
sekitar 8,000 tahun sampai Zaman Batu Neolitikum hingga sekarang. Kapal kayu
tradisional, dibangun secara tradisional berdasarkan pengalaman pembuatnya tanpa
dasar proses desain sebagaimana halnya kapal-kapal modern
Perahu atau kapal tradisional adalah salah satu sarana transportasi dan
penunjang mata pencaharian di danau , sungai dan di laut. Perahu tersebut dibuat
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara turun-temurun. Perkembangan
pengetahuannya didasarkan atas pengalaman di lapangan dan naluri dalam
beradaptasi terhadap lingkungannya. Dengan demikian perahu atau kapal
tradisional dari suatu daerah merupakan salah satu produk sarana yang
dikembangkan berdasarkan kemampuan penyesuaian terhadap lingkungan alam di
kawasan di mana pemilik atau pengrajian perahu tersebut tinggal. Proses adaptasi
tesebut diwarnai oleh adat istiadat dari penduduk setempat. Sesuai dengan
banyaknya suku yang berdiam di daerah pesisir atau banyaknya ragam adat istiadat
di Indonesia, hal ini akan menentukan beragamnya bentuk perahu tradisional baik
dari segi variasi ukuran maupun corak seni budayanya. Sebagian besar dari kapal-
kapal tradisional yang beroperasi di Indonesia adalah untuk kepentingan nelayan
atau kapal berjenis kapal ikan. Hal ini berkaitan langsung dengan mata pencaharian
sebagian besar penduduk yang berdiam di wilayah pesisir yang pada umumnya
berprofesi sebagai nelayan. Terdapat perbedaan bentuk dan ukuran antara kapal
kayu yang beroperasi di dekat pantai dengan yang beroperasi di laut bebas. Namun
beberapa perahu memiliki kesamaan bentuk di bagian lambung, yaitu berbentuk
huruf U.
Kapal ikan tradisional dibuat mengikuti rencana operasi penangkapan yang
ditentukan oleh jenis dan besar ukuran alat tangkap ikannya. Perkembangan alat
tangkap ikan mengikuti kebutuhan yang didasarkan perkembangan kondisi di
lapangan, misal penyesuaian alat tangkap berdasarkan kondisi lapisan air, yaitu alat
tangkap ikan untuk bagian di lapisan permukaan, di bagian dasar atau di antara
keduanya, kemudian kondisi dasar yang berpasir, berlumpur, atau berbatu karang.
Sedangkan berdasarkan jarak pelayaran, perahu atau kapal tradisional dapat dibuat
untuk keperluan operasi tangkap di dekat pantai atau di lautan bebas. Perahu atau
kapal ikan sebagai sarana alat tangkap ikan dibangun untuk mengakomodasi
kebutuhan-kebutuhan operasi tangkap sebagaimana diuraikan di atas.
Permasalahan yang ditemukan pada pembuatan kapal kayu adalah waktu
pengerjaan yang relatif panjang, sulitnya untuk mendapatkan bahan baku kayu
mengingat pemerintah sekarang gencar mengendalikan pencurian kayu, dibutuhkan
keahlian yang tinggi dari para pengrajin sehingga belakangan ini kapal kayu
digantikan dengan kapal serat kaca ataupun kapal besi.
Ukuran kapal biasanya kecil dan kebanyakan dipakai sebagai kapal
penangkap ikan, kapal penumpang dan kapal cargo antar pulau khususnya di
Indonesia bagian timur. Dibidang transportasi antar pulau, kebanyakan kapal
tradisional mengalami banyak penurunan karena peranannya digantikan oleh kapal
moderen seperti kapal ferry, dan super jet. Namun demikian kapal kayu tradisional
masih ada sejumlah rute pelayaran Indonesia bagian timur.
Pemanfaatan kayu untuk membuat kapal sudah lama dikenal antara lain : jati,
kulim, merbau dan tain-lain (dapat dilihat pada lampiran). Persyaratan kayu yang
dipakai untuk membuat kapal antara lain : Tahan terhadap serangan hama/serangga
Pengaruh suhu dan kelembaban udara harus sekecil mungkin. Serabut kayu harus
padat, dapat dilengkungkan dan tidak terlalu getas (tidak mudah patah ) Tahan
terhadap suhu sampai 110° C. Berat jenis maksimal 0,8 C. Kayu harus dalam
keadaan lurus dengan panjang sekurang-kurangnya 6 meter dan berdiameter 40 cm.
Karena persyaratan-persyaratan suiit dipenuhi kecuali kayu jati, maka alternatif lain
sebagai berikut:
Kelas awet I – III – Dibawah persyaratan tersebut, kayu hanya diperbolehkan untuk
pembuatan perahu kecil (kano).
Cadik adalah bagian dari perahu yang di pasang secara sejajar di luar lambung
kapal, bisa berupa batangan atau lambung yang lebih sempit dari kapal itu sendiri.
Tujuannya adalah untuk menstabilkan kapal perahu layar. Cadik adalah teknologi
bahari khas penutur bahasa Austronesia.
Kapal layar masa kini pada umunya dilengkapi dengan mesin tempel sebagai tenaga
penggerak cadangan untuk menghadapi kemungkinan tidak adanya angin yang
cukup untuk menggerakkan layar di daerah tertentu agar dapat melanjutkan
pelayarannya. Mesin tempel adalah mesin penggerak pada perahu, ataupun kapal
kecil yang terdiri dari mesin penggerak, transmisi, propeler ataupun jet air. Mesin
ini ditempelkan pada buritan kapal layar. Selain berfungsi sebagai penggerak mesin
tempel juga digunakan untuk mengemudikan kapal layar dengan cara memutar
mesin beserta propeler pada suatu sumbu. Berbagai jenis penggerak bisa digunakan,
baik mesin 2 tak, mesin 4 tak ataupun menggunakan mesin diesel. Belakangan ini
dikembangkan juga mesin listrik untuk kapal layar ukuran kecil.
3. Kelebihan dan Kekurangan Kapal Kayu.
Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan kapal kayu:
a. Kelebihan Memakai Kapal Kayu
1. Biaya yang lebih murah.
2. Proses pembuatanya yang cepat. Kuat tarik yang tinggi
3. Dapat meredam suara
4. Lebih memiliki tekstur yang baik dan indah
5. Memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan
sifat resonansinya
6. Ringan
7. Murah
8. Pengerjaan mudah
4. Pembuatan Kapal
Dalam pembuatan kapal pada umumnya metode atau cara dalam proses
pembuatan kapal terdiri dari dua cara yaitu cara pertama berdasarkan sistem, cara
kedua berdasarkan tempat.
A. Berdasarkan sistem
Proses pembuatan kapal berdasarkan sistem terbagi menjadi tiga macam:
1. Sistem seksi
Sistem seksi adalah sistem pembuatan kapal dimana bagian-bagian
konstruksi dari tubuh kapal dibuat seksi perseksi. (perbagian)
Contoh: seksi bulkhead (sekat kedap air)
Keuntungan:
3. Sistem block
Sistem block adalah sistem pembuatan kapal dimana badan kapal terbagi beberapa
block, dimana tiap-tiap block sudah siap pakai. (lengkap dengan sistem perpipaannya).
b. Perencanaan Gambar
1. Lunas
2. · Wrang
3. · Linggi / lunas batang
4. · Braket
5. · Gading
f. Proses Assemblay
Assemblay ini merupakan suatu proses penggabungan antara komponen
yang Satu dengan lainnya.Ada pun komponen tersebut adalah :
1. Wrang,gading,lunas,braket
2. Steering gear
3. Planking (perencanaan lambung kapal)
4. Akomodasi
5. Stringer
6. Balok geladak
7. Stifener sekat dan planking sekat
Gambar a
gambar b
Gambar 7. Dua metode pembangunan lambung kapal, a) Metode
tradisional, b) Metode modern.
Sistem bahan bakar terdiri dari tanki tanki seperti tanki induk BBM, Tangki
Harian BBM, Tanki Oli.
Ada pun pembuatan akomodasi dan out fitting adalah sebagai berikut :
k. Finishing