Anda di halaman 1dari 15

76

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagian dari fisika adalah studi tentang gerak, termasuk percepatan yang
merupakan perubahan kecepatan. Fisika juga mempelajari tentang apa saja yang
menyebabkan suatu benda mengalami percepatan. Penyebabnya adalah gaya yang
diartikan secara bebas merupakan dorongan atau tarikan terhadap suatu objek.
Gaya dikatakan bertindak pada objek untuk mengubah kecepatannya.
Hubungan antara gaya dan Percepatan yang ditimbulkannya, pertama kali
dipahami oleh Isaac Newton (1642-1727) yang dinamakan dengan mekanika
newton. Mekanika newton dibagi menjadi sub bagian lagi,
yaitu statika (mempelajari benda diam), kinematika (mempelajari benda
bergerak), dan dinamika (mempelajari benda yang terpengaruh gaya).
Hukum newton 2 yang berbunyi “Percepatan dari suatu benda akan
sebanding dengan jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada benda tersebut
dan berbanding terbalik dengan massanya”. Hukum ini menetapkan hubungan
antara besaran dinamika gaya dan massa dan besaran kinematika percepatan,
kecepatan, dan perpindahan. Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang
menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya
adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya itu adalah satu-satunya gaya
yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda
dan besarnya percepatan. Hukum 2 newton menjadi latar belakang praktikum
kami, kami menggunakan mobil-mobilan sebagai media praktikum hukum II
newton.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat kita rumuskan permasalahan yang terjadi,
diantaranya adalah :
a. Bagaimana hubungan ketinggian, sudut dan panjang lintasan terhadap
kecepatan mobil-mobilan ?
b. bagaimana hubungan massa dan percepatan terhadap gaya ?
77

1.3 Tujuan dan Manfaat


Dari pelaksanaan praktikum ini, mempunyai beberapa tujuan serta manfaat,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
1) Menentukan hubungan antara ketinggian, sudut dan panjang lintasan
terhadap kecepatan mobil-mobilan
2) Menjelaskan hubungan antara massa dan percepatan terhadap gaya
b. Manfaat
1) Dapat menetukan hubungan antara sudut panjang lintasan terhadap
kecepatan monil-mobilan.
2) Mampu menghitung serta memahami tentang gaya pada hukum II
Newton
78

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gaya dalam Hukum Newton


Pengetahuan dasar dari dinamika benda adalah pengertian tentang gaya,
yaitu penyebab perubahan gerak, dan massa yaitu ukuran dari inersia. Inersia
adalah kecenderungan benda untuk tetap diam dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan. Semua pengamatan akan memenuhi hukum Newton bila
bergantung pada kerangka (sistem) pengamatan yang inersial, yaitu sistem yang
memenuhi hukum Newton dan sebaliknya.
Contoh : Sebuah botol yang berdiri di dalam sebuah mobil yang bergerak
beraturan tidak akan jatuh, tapi apabila tiba-tiba dipercepat atau direm, maka botol
akan jatuh sekalipun botol tidak disentuh atau diberi gaya. Botol ini tidak tidak
memenuhi hukum Newton karena berada dalam kerangka (sistem) yang
dipercepat atau diperlambat.
Pengertian gaya yang paling sederhana adalah kekuatan dari luar, baik
berupa dorongan atau tarikan yang dilakukan oleh otot-otot kita. Dengan
mendorong atau menarik, kita dapat mengubah kecepatannya. Semakin besar
dorongan, maka perubahannya semakin besar, dan hal itu menimbulkan
percepatan. Jadi dapat disimpulkan, gaya adalah penyebab perubahan gerak atau
perubahan kecepatan, sehingga menimbulkan percepatan.

Hukum II Newton burbunyi, sebagai berikut :


Lex II: Mutationem motus proportionalem esse vi motrici impressae, et fieri
secundum lineam rectam qua vis illa imprimitur. yang memiliki arti, yaitu :
“Percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding
dengan resultan gaya (gaya eksternal neto) yang bekerja padanya”. Biasanya
a
Fneto
m

dirumuskan sebagai berikut :

𝐹
𝑎= atau 𝐹 = 𝑚. 𝑎
𝑚
79

Semakin besar gaya yang dikerjakan, maka percepatan yang ditimbulkan


semakin besar. Sehingga berdasar Hukum Newton II: Gaya adalah suatu pengaruh
pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya
dipercepat. Massa adalah sifat intrinsik sebuah benda yang mengukur
resistansinya terhadap percepatan.

2.1 Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m1 dan menghasilkan


percepatan a1, maka :

𝐹 = 𝑚1 . 𝑎1

m1 a1 F
2.2 Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m2 dan menghasilkan
percepatan a2, maka :

𝐹 = 𝑚1 . 𝑎1

m2 F
a2
2.3 Sehingga dari persamaan 1 dan 2 tersebut diperoleh persamaan:

m2 a1

m1 a2
Jadi rasio massa dua benda didefinisikan dengan menerapkan gaya yang
sama pada masing-masing benda dan membandingkan percepatannya.
80

2.2 Macam-Macam Gaya


Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya Stokes. Gaya gesek sifatnya selalu
melawan gaya yang cenderung menggerakkan benda. Karena itu arah gaya gesek
selalu berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan
yang tetap atau saling berganti / menggeser :
a. Gaya Gesek Statis, adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat
mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek
statis umumnya dinotasikan dengan 𝜇𝑠, dan pada umumnya lebih besar dari
koefisien gesek kinetis. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang
diaplikasikan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan
maksimum antara dua permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari
koefisien gesek statis dikalikan dengan gaya normal 𝑓 = 𝜇𝑠. 𝑁 . Ketika
tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol
hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek
maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan
dilawan oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun
berlawanan arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum
akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan
statis tidak lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda,
sehingga digunakan gaya gesek kinetis.
b. Gaya Gesek Kinetis / Dinamis, adalah gaya gesek yang terjadi ketika dua
benda bergerak relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien
81

gesek kinetis umumnya dinotasikan dengan 𝜇𝑘 dan pada umumnya selalu


lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.

Sekali lagi ditekankan bahwa besar gaya gesek kinetis ini selalu lebih kecil
dari besar gaya gesek statis maksimum. Karena itu, ketika kita mendorong benda
di atas permukaan yang kasar, pada saat benda belum bergerak kita harus
memberikan gaya dorong yang cukup besar untuk membuatnya bergerak. Tetapi
ketika benda sudah bergerak, gaya dorong kita bisa dikurangi tanpa membuatnya
berhenti bergerak.

Tabel 2.1 Perbedaan Gaya Gesek Statis dengan Gaya Gesek Kinetis.

Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetis


Ketika benda cenderung akan Ketika benda sudah dalam keadaan
bergerak tetapi belum bergerak. bergerak.
Selama benda belum bergerak, Besarnya tergantung pada kekasaran
besarnya mengikuti besar gaya dorong permukaan benda dan lantai dan besar
atau gaya tarik yang cenderung gaya kontak antara lantai dan benda.
menggerakkan benda. Besar gaya kinetis konstan dan selalu
lebih kecil dari besar gaya gesek statis
maksimum.
Semakin kasar permukaan benda / Semakin kasar permukaan benda /
permukaan lantainya, semakin besar permukaan lantainya, semakin besar pula
pula gaya gesek statis maksimumnya. gaya gesek kinetis.

Koefisien gesekan ( μ ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang


bergesekan. Makin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan makin besar
gesekan yang ditimbulkan.
1) Jika bidang kasar sekali , maka μ = 1
2) Jika bidang halus sekali , maka μ = 0.
82

Jika anda mendorong sebuah lemari yang diam di atas lantai dengan sebuah
gaya horisontal yang kecil, maka mungkin saja benda itu tak bergerak sama
sekali. Karena lantai melakukan gaya horisontal yang dinamakan gaya gesekan
statis. Jika anda mendorong lebih kuat, lantai melakukan sebuah gaya gesekan
kinetik yang yang melawan arah benda.

Gambar 2.1 gaya-gaya yang bekerja pada saat kita mendorong sebuah meja

Gambar 2.2 gaya gesekan yang terjadi antara permukaan lemari dengan permukaan lantai

Jika dilihat menggunakan mikroskop, bahwa hanyalah sebagian kecil dari


alas dan lantai yang bersentuhan. Bagian ini sebanding dengan gaya normal yang
dikerjakan antar permukaan (berdasar eksperimen).

Sehingga kekuatan gaya gesek yang dilambangkan dengan µ nilainya


berbanding terbalik dengan gaya normal benda dan dapat dituliskan sebagai
berikut :
83

𝐹
𝜇=
𝑁

Berdasarkan rumus tersebut dapat diturunkan kembali berdasarkan jenis-


jenis gaya geseknya, yaitu sebagai berikut :

𝐹𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁
𝐹𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁

Dengan µs menyatakan koefisien gesekan statis dan µk menyatakan


koefisien gesekan kinetis. Berikut ini adalah grafik hubungan antara gaya gesekan
statis dan gaya gesekan kinetis suatu benda.

Untuk mengukur besarnya µs atau µk dapat digunakan cara berikut ini.


Tempatkan balok pada bidang datar kemudian miringkan bidang permukaan itu
sampai balok mulai meluncur.

mg sin θ
mg cos θ θ
fs
m
g
Gambar 2.3 gaya-gaya yang bekerja pada sebuah bidang miring

F y 0
 N  mg cos   0
N
 mg 
cos 
 Fx  0
 mg sin   f s  0
N
 f s  mg sin   sin   N tan 
cos 
84

Pada sudut kritis (θc), gaya gesekan statis sama dengan gaya maksimumnya
dan fs dapat diganti dengan μs . N, sehingga:

𝜇𝑠 . 𝑁 = 𝑁 tan 𝜃𝑐
𝜇𝑠 = tan 𝜃𝑐

Untuk sudut-sudut yang lebih besar dari Ɵc balok meluncur ke bawah


bidang miring dengan percepatan a. Dalam hal ini, gaya gesekan adalah µ kN dan
didapatkan:

F x  mg sin    k N  ma x
Dengan substitusi N  mg cos  , didapatkan :
F x  mg sin    k mg cos   ma x
mg sin    k mg cos   ma x
mg (sin    k cos  )  ma x
g (sin    k cos  )  a x
g sin   a x  ax 
k   tan    
g cos   g cos  

Gaya berat tidak lain adalah gaya gravitasi bumi. Arah gaya berat adalah
vertikal ke bawah yaitu menuju pusat bumi. Diturunkan dari hukum kedua
Newton, sehingga gaya gravitasi (gaya berat) dari benda bermassa m berbunyi:
𝐹𝑔 = 𝑚 . 𝑎

Dengan menggunakan a = g, dan menulis w untuk gaya gravitasi, sehingga


dapat dituliskan:
w  m.g

m
w  mg Fg  ma
85

Gaya normal, ada balok di atas meja horisontal, berat balok menarik ke
bawah dan menekan pada meja. Karena molekul-molekul meja memiliki resistansi
kompresi yang besar, meja mengerjakan gaya ke atas pada balok secara tegak
lurus. Gaya inilah yang disebut gaya normal.
N

N
m
Bi
d
Massa merupakan sifat benda yang sering ingin diketahui berapa nilainya.
Setiap benda mempunyai massa. Massa sebuah benda berpengaruh terhadap berat
a besar nilai berat
benda tersebut. Makin besar nilai massa sebuah benda, makin

n mempunyai satuan
benda tersebut. Perlu diungkapkan bahwa nilai massa sebuah benda tidak
dipengarui oleh kedudukan atau letak benda tersebut. Massa

g
standar internasional kg.
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu
benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau.
Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat. Namun
menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi
massa dengan medan gravitasi.
Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat
mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima
untuk benda-benda yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di
Bulan, maka berat benda tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat
namun massanya tetaplah sama.
Tubuh manusia dilengkapi dengan indra-indra perasa yang membuat kita
dapat merasakan berbagai fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa.
Seseorang dapat mengamati suatu objek untuk menentukan ukurannya,
mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan mendorongnya untuk merasakan
gaya gesek inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan bagian dari
86

pemahaman kita mengenai massa, namun tiada satupun yang secara penuh dapat
mewakili konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari
penginderaan, melainkan berasal dari gabungan berbagai pengalaman manusia.
Newton, Konsep modern massa diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-
1727) dalam penjelasan gravitasi dan inersia yang dikembangkannya.
Sebelumnya, berbagai fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal
yang berbeda dan tidak berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan
fenomena-fenomena ini dan berargumen bahwa kesemuaan fenomena ini
disebabkan oleh adanya keberadaan massa.

2.3 Gerak dengan Percepatan Konstan


“Gerak dengan Percepatan Konstan terjadi ketika percepatan tidak
berubah terhadap waktu atau yang sering dikenal dengan istilah " Gerak Lurus
Berubah Beraturan".
Tujuan kita dalam bagian ini, adalah untuk memperoleh persamaan baru
yang dapat digunakan untuk menggambarkan gerak suatu objek dalam tiga
variabel kinematik: kecepatan, perpindahan, dan waktu. Ada tiga cara untuk
memasangkan ke-tiganya: kecepatan-waktu, perpindahan-waktu, dan kecepatan-
perpindahan. Dalam urutan ini, mereka juga sering disebut pertama, kedua, dan
ketiga persamaan gerak, tetapi tidak ada alasan kuat untuk mempelajari nama-
nama ini.
Kecepatan waktu , Mulai dari definisi percepatan, dan memecahkan v
sebagai fungsi dari t.
∆𝑣 𝑣 − 𝑣0
𝑎= =
∆𝑡 ∆𝑡
𝑣 = 𝑣0 + 𝑎. ∆𝑡 (1)

Simbol Vo (dibaca : V nol) disebut kecepatan awal. Simbol v adalah


kecepatan beberapa waktu Δt setelah kecepatan awal.
Perpindahan waktu, kita akan memulai dengan definisi kecepatan,
menentukan Δx, dan membuat formula untuk perpindahan
87

(2)
Jika percepatan konstan, kecepatan akan berubah secara seragam dari titik
awal ke titik akhir dan rata-rata akan berada di tengah-tengah diantara ke dua titik
ekstrem tersebut. Dengan kata lain, kecepatan rata-rata hanya merupakan rata-rata
dari kecepatan awal dan akhir, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

(3)

Substisusikan persamaan pertama gerak [1] ke dalam persamaan ini [3]


untuk menyederhanakan dengan maksud menghilangkan v

(4)

Akhirnya, Substisusikan [4] ke persamaan [2] untuk memecahkan x sebagai


fungsi dari t.

(5)

Simbol X0 (dibaca : x nol) adalah perpindahan awal. Banyak sekali, nilai ini
adalah nol dan jika tidak, kita bisa membuatnya begitu.
88

x sering disebut perpindahan akhir, tapi ini tidak membuatnya menjadi


"perpindahan terakhir", melainkan adalah perpindahan pada akhir interval waktu
selama percepatan konstan.
Dua persamaan gerak sebelumnya (1 dan 5) masing-masing
menggambarkan satu variabel kinematik sebagai fungsi waktu.
Pada persamaan (1), Kecepatan berbanding lurus dengan waktu ketika
percepatan konstan (v ∝ t)
Pada persamaan (2), Perpindahan sebanding dengan kuadrat waktu ketika
percepatan konstan (s ∝ t2)
Kemuadian saat kita menggabungkan dua persamaan ini menimbulkan
persamaan ketiga - yang independen waktu. Dengan sedikit mereview hasil
penurunan persamaan sebelumnya,

Masukan Persamaan [6] ke persamaan [5]


89

Persamaan [7] Perpindahan sebanding dengan kecepatan kuadrat ketika


percepatan konstan (s ∝ v2).
Untuk Gerak dengan Percepatan Konstan ini secara grafis digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2.4 kurva pebandingan antara perpindahan, kecepatan, serta percepatan


dengan perubana waktu.
90

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan bahan


a. Papan presisi yang digunakan sebagai media berjalannya mobil mainan
b. Balok tangga
c. Mobil mainan untuk papan presisi
d. Stopwatch
e. Penggaris
f. Beban atau massa masing masing beratnya : 20 gram, 60 gram , dan 100
gram

3.2 Cara kerja


a. Memasang papan presisi yang dipakai sebagai jalur untuk mobil mainan
b. satu ujung papan diangkat setinggi h sehingga papan menjadi miring
kemudian taruh papan di balok tangga yang sudah disediakan
c. mengukur sudut, kemiringan dari papan dan tinggi papan dengan balok
tangga
d. Letakan mobil mainan yang sudah diisi oleh massa atau beban yang masing-
masing ukurannya adalah 20 gram, 60 gram, dan 100 gram. Lalu letakkan
mobil mainan di ujung papan yang sudah dinaikan di balok tangga sesuai
aturan
e. Menghitung waktu kecepatan mobil mainan yang diisi masing-masing
beban ketika meluncur pada papan menggunakan stopwatch
f. Menulis data-data yang diperoleh dari semua perhitungan dan waktu
peluncuran.

Anda mungkin juga menyukai