BAB 1. PENDAHULUAN
𝐹
𝑎= atau 𝐹 = 𝑚. 𝑎
𝑚
79
𝐹 = 𝑚1 . 𝑎1
m1 a1 F
2.2 Jika gaya F dikerjakan pada benda bermassa m2 dan menghasilkan
percepatan a2, maka :
𝐹 = 𝑚1 . 𝑎1
m2 F
a2
2.3 Sehingga dari persamaan 1 dan 2 tersebut diperoleh persamaan:
m2 a1
m1 a2
Jadi rasio massa dua benda didefinisikan dengan menerapkan gaya yang
sama pada masing-masing benda dan membandingkan percepatannya.
80
Sekali lagi ditekankan bahwa besar gaya gesek kinetis ini selalu lebih kecil
dari besar gaya gesek statis maksimum. Karena itu, ketika kita mendorong benda
di atas permukaan yang kasar, pada saat benda belum bergerak kita harus
memberikan gaya dorong yang cukup besar untuk membuatnya bergerak. Tetapi
ketika benda sudah bergerak, gaya dorong kita bisa dikurangi tanpa membuatnya
berhenti bergerak.
Tabel 2.1 Perbedaan Gaya Gesek Statis dengan Gaya Gesek Kinetis.
Jika anda mendorong sebuah lemari yang diam di atas lantai dengan sebuah
gaya horisontal yang kecil, maka mungkin saja benda itu tak bergerak sama
sekali. Karena lantai melakukan gaya horisontal yang dinamakan gaya gesekan
statis. Jika anda mendorong lebih kuat, lantai melakukan sebuah gaya gesekan
kinetik yang yang melawan arah benda.
Gambar 2.1 gaya-gaya yang bekerja pada saat kita mendorong sebuah meja
Gambar 2.2 gaya gesekan yang terjadi antara permukaan lemari dengan permukaan lantai
𝐹
𝜇=
𝑁
𝐹𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁
𝐹𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁
mg sin θ
mg cos θ θ
fs
m
g
Gambar 2.3 gaya-gaya yang bekerja pada sebuah bidang miring
F y 0
N mg cos 0
N
mg
cos
Fx 0
mg sin f s 0
N
f s mg sin sin N tan
cos
84
Pada sudut kritis (θc), gaya gesekan statis sama dengan gaya maksimumnya
dan fs dapat diganti dengan μs . N, sehingga:
𝜇𝑠 . 𝑁 = 𝑁 tan 𝜃𝑐
𝜇𝑠 = tan 𝜃𝑐
F x mg sin k N ma x
Dengan substitusi N mg cos , didapatkan :
F x mg sin k mg cos ma x
mg sin k mg cos ma x
mg (sin k cos ) ma x
g (sin k cos ) a x
g sin a x ax
k tan
g cos g cos
Gaya berat tidak lain adalah gaya gravitasi bumi. Arah gaya berat adalah
vertikal ke bawah yaitu menuju pusat bumi. Diturunkan dari hukum kedua
Newton, sehingga gaya gravitasi (gaya berat) dari benda bermassa m berbunyi:
𝐹𝑔 = 𝑚 . 𝑎
m
w mg Fg ma
85
Gaya normal, ada balok di atas meja horisontal, berat balok menarik ke
bawah dan menekan pada meja. Karena molekul-molekul meja memiliki resistansi
kompresi yang besar, meja mengerjakan gaya ke atas pada balok secara tegak
lurus. Gaya inilah yang disebut gaya normal.
N
N
m
Bi
d
Massa merupakan sifat benda yang sering ingin diketahui berapa nilainya.
Setiap benda mempunyai massa. Massa sebuah benda berpengaruh terhadap berat
a besar nilai berat
benda tersebut. Makin besar nilai massa sebuah benda, makin
n mempunyai satuan
benda tersebut. Perlu diungkapkan bahwa nilai massa sebuah benda tidak
dipengarui oleh kedudukan atau letak benda tersebut. Massa
g
standar internasional kg.
Massa (berasal dari bahasa Yunani μάζα) adalah suatu sifat fisika dari suatu
benda yang digunakan untuk menjelaskan berbagai perilaku objek yang terpantau.
Dalam kegunaan sehari-hari, massa biasanya disinonimkan dengan berat. Namun
menurut pemahaman ilmiah modern, berat suatu objek diakibatkan oleh interaksi
massa dengan medan gravitasi.
Sebagai contoh, seseorang yang mengangkat benda berat di Bumi dapat
mengasosiasi berat benda tersebut dengan massanya. Asosiasi ini dapat diterima
untuk benda-benda yang berada di Bumi. Namun apabila benda tersebut berada di
Bulan, maka berat benda tersebut akan lebih kecil dan lebih mudah diangkat
namun massanya tetaplah sama.
Tubuh manusia dilengkapi dengan indra-indra perasa yang membuat kita
dapat merasakan berbagai fenomena-fenomena yang diasosiasikan dengan massa.
Seseorang dapat mengamati suatu objek untuk menentukan ukurannya,
mengangkatnya untuk merasakan beratnya, dan mendorongnya untuk merasakan
gaya gesek inersia benda tersebut. Penginderaan ini merupakan bagian dari
86
pemahaman kita mengenai massa, namun tiada satupun yang secara penuh dapat
mewakili konsep abstrak massa. Konsep abstrak bukanlah berasal dari
penginderaan, melainkan berasal dari gabungan berbagai pengalaman manusia.
Newton, Konsep modern massa diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-
1727) dalam penjelasan gravitasi dan inersia yang dikembangkannya.
Sebelumnya, berbagai fenomena gravitasi dan inersia dipandang sebagai dua hal
yang berbeda dan tidak berhubungan. Namun, Isaac Newton menggabungkan
fenomena-fenomena ini dan berargumen bahwa kesemuaan fenomena ini
disebabkan oleh adanya keberadaan massa.
(2)
Jika percepatan konstan, kecepatan akan berubah secara seragam dari titik
awal ke titik akhir dan rata-rata akan berada di tengah-tengah diantara ke dua titik
ekstrem tersebut. Dengan kata lain, kecepatan rata-rata hanya merupakan rata-rata
dari kecepatan awal dan akhir, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
(3)
(4)
(5)
Simbol X0 (dibaca : x nol) adalah perpindahan awal. Banyak sekali, nilai ini
adalah nol dan jika tidak, kita bisa membuatnya begitu.
88