Anda di halaman 1dari 8

LUBRIKASI PADA MESIN KAPAL

Disusun oleh :

REZKI SULISTIANINGARUM 181910701025


M FATHULLAH

TEKNIK KONSTRUKSI PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
LUBRIKASI

A. Pengertian
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di
antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini
merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135
derajat celcius.
Fungsi pelumas Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah
logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga,
dan mengurangi timbulnya panas.

B. Jenis Pelumas
Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis,yaitu sebagai berikut.
1. Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji
atau buah.
2. Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras
tulangbelulang atau lemak babi. .Keburukan dari minyak itu ialah cepat
menjadi tengit yang berarti bahwa minyakmenjadi cepat rusak. Minyak
tumbuh-tumbuhan danminyak hewan hampir tidak digunakan secara
tersendiri sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya
baik sekali maka ditambahkan pada minyak mineral.
3. Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan)
minyakbumi secara bertahap. Minyak mineral lebih murah dari pada
minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan
lamadari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas
dariminyak mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan
minyakhewan.
4. Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dan minyak
hewan
C. Penggunaan Pelumas
Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain
sebagai berikut.
1. Minyak lumas
mesin Tersedia dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan
tinggi. Bermutu rendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang dapat
dilumas daritempat minyak lumas. Kualitas yang lebih tinggi
diperuntukan untuk system sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi
transmisi beban ringan)
2. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing
Minyak lumas mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas pada
beban berat dan beban hentakan transmisi roda gigi dan minyak
lumas.Untuk system roda gigi, beban ringan yang terbuka diperlukan
minyak lumas yang adhesi dengan logam dan tidak terlempar dari roda
gigi. Untuk roda gigi beban berat terbuka, campuran yang
mengandung aspal ulet sering digunakan pada suhu yang tinggi.
3. Minyak lumas motor
Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih untuk
mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap
dalam kondisi bersih
4. Minyak lumas silinder uap
Minyak lumas silinder uap harus mempunyai titik nyala yang
tinggi dan tidak mengandung bahan yang mudah menguap pada uap
panas. Minyak mengandung gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi
dengan cairan yang bersifat pelumas yang baik, adhesi pada logam
cukup baik.
5. Minyak lumas hidrolik
Dengan alasan keselamatan cairan hidrolik tidak mudah menyala,
dan mempunyai kekentalan yang rendah, apalagi untuk system hidrolik
yang bekerja di dekat api.

D. Pelumas Pada Kapal


Ada 2 tipe pelumasan secara conventional :
1. Pelumasan Minyak Sistim pelumasan minyak pelumas
- pelumasan menggunakan minyak pelumas
- Bantalan menggunakan babbit methal
- Minyak lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung buritan
- Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang
- Dilengkapi dengan pompa untuk sirkulasi minyak pelumas

2. Pelumasan Air
Sistem modern untuk pelumasan air adalah dengan memberikan pasokan
air pelumas dari dalam badan kapal, sehingga tidak lagi menggunakan air
laut. Karena itu seal-seal yang digunakan menjadi mirip dengan sistem
pelumasan minyak. Sistim pelumasan air laut :
- Air laut masuk melalui celah bantalan bagian belakang
- Pada bagian depan digunakan remes packing untuk menjaga kekedapan
- Menggunakan bantalan kayu pok (Lignum vitae)

E. Marine Engine
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, marine engine berdasarkan
putaran yang dihasilkan, dibagi menjadi tiga tipe, yaitu :
1. Low Speed engine (60 – 250 rpm)
2. Medium Speed Engine (400 – 1000 rpm)
3. High Speed engine ( > 1000 rpm )

Tentu saja dari perbedaan kecepatan tersebut, akan ada perbedaan di


system pelumasannya dan juga minyak pelumas yang digunakan, selama
itu bisa memenuhi tujuan utama dari system pelumasan, dimana Secara
garis besar tujuan dari pelumasan pada marine diesel adalah mendinginkan
dan melumasi komponen dari engine.
1. Low Speed engine Lubrication System Engine
type ini adalah engine yang memiliki operasi putaran antar 60 –
250 rpm, dimana cendrung mesin ini memiliki dimensi yang besar Karena
merupakan type in line. Pada umumnya slow-speed engine banyak
digunakan untuk propulsi kapal. Pada aplikasinya juga banyak digunakan
oleh mesin pembangkit listrik di darat
Untuk system lubrikasinya , Pada tipe low speed 2 stroke
crosshead engine, pada engine tipe ini terdapat pemisahan antara
pelumasan pada silindenya dan pelumasan pada crankcase nya.
a. pelumasan silinder
Sistem pelumasan silinder berfungsi untuk melumasi silinder liner,
silinder head dan lain sebagainya. Sistem ini difungsikan untuk melumasi
silinder dengan sistem suply dilayani secara gravitasi dari oil service tank
yang dilengkapi dengan pelampung untuk menjaga supaya level
pelumasan selalu dalam kondisi konstan. cara kerja dairi system
pelumasan silinder dari low speed engine ini, minyak pelumas akan
diinjeksikan langsung ke silinder dan didistribusikan pada permukaan liner
dengan gerakan oleh piston itu sendiri. minyak pelumas akan ikut terbakar
dan sisanya akan jatuh ke bawah. Banyaknya jumlah minyak pelumas
yang dikonsumsi sebuah slow speed engine tergantung dari daya engine
tersebut dan kecepatannya. Oli untuk silinder pada umumnya dapat
digunakan hingga temperature pada cylinder liner hingga 270°C.
Pada umumnya untuk mesin berkecepatan rendah digunakan oli
SAE 50 dan beberapa ada yang menggunakan SAE 60.
Chevron SAE Viscosity Base Application
Products Grade Number
Taro Special 70 50 70 High sulfur fuel, older
engine design
Taro Special HT 50 70 High sulfur fuel, all
70 engine design
Taro Special HT 50 40 Low sulfur fuel, all
LS 40 engine design
Table 1. contoh pesifikasi minyak pelumas untuk low speed engine
( chevron )

b. lubrikasi Crankcase
Untuk lubrikasi crankcase pada mesin slow speed disarankan menggunakan SAE
30. Pada saat digunakan, viscosity dari SAE 30 ini akan perlahan naik dakibatkan
dari oksidasi perlumas tersebut. Kemudian SAE naik akan berakibat pada BN naik.
Kontaminasi dari kandungan alkalin yang tinggi akan berakibat negative pada
sistem pelumas.

Chevron Products SAE Viscosity Base Application


Grade Number
Veritas 800 20 5 System top-up or partial
Marine 20 replacement
Veritas 800 30 5 General use
Marine 30
Table 2. contoh pesifikasi minyak pelumas untuk lubrikasi Crankcase ( chevron )

2. Medium Speed Diesel Engine lubrication System


a. karakteristik Pelumas Medium Speed
Untuk mesin medium speed biasa digunakan untuk propulsi dan juga sebagai
generator. Tidak seperti low speed, medium speed engine tidak ada pemisah antara
lubrikasi pada silinder dan crankcase oleh karena itu, pelumas yang dibutuhkan
harus sesuai dengan keduanya. Jika pada low speed engine jumlah pelumas
berdasarkan kondisi operasinya, maka untuk medium speed memiliki injeksi sendiri
yang konstan. Jadi memungkinkan jika penggunaan pelumas pada medium speed
lebih rendah disbanding low speed engine namun harus juga mempertahankan
kualitas alkaline.
Chevron Products SAE Viscosity Base Application
Grade Number
Delo 1000 Marine 30, 40 12 MDO and gas oil
30 40 operation
Taro 20 DP 30, 30, 40 20 Hugh sulfur MDO
40 operation, HFO aux.
operation
Taro 30 DP 30, 30, 40 30 HFO operation
40
Taro 40 XL 40 30, 40 40 HFO operation
Taro 50 XL 40 40 50 HFO operation / low oil
consumption
Taro 60 XL 40 40 60 HFO operation / very low
oil consumption
Delo 6170 CFO 40 17 Zinc-free requirements
40
Table 3. contoh pesifikasi minyak pelumas untuk medium speed engine
( chevron )

3. High Speed Engine Lubrication


Pada dasarnya kebanyakan emergency equipment terletak diluar engine room yang
biasanya memiliki temperature lebih rendah daripada engine room. Oleh karena itu
dibutuhkan pelumas yang berviskositas cocok untuk temperature dingin. Disini disarankan
digunakan SAE 15W-40. Berikut adalah contoh pelumas yang cocok untuk highspeed
engine.

Chevron SAE Viscosity Base Application


Products Grade Number
Ursa Marine High Performance Emergency Caterpillar
diesels – SAE MAN
15W-40 or Yanmar
SAE 30/40 Daihatsu
Delo SHP Super high Propulsion
Volvo
performance SAE 30/40
Valmet
(high speed
Mercedes
ferries)
MTU
Mitsubishi
Ursa Extra Duty Special Twostroke, Detroit Diesel
requirement low ash, SAE
40
Table 4. contoh spesifikasi minyak pelumas untuk high Speed engine (Chevron)

Anda mungkin juga menyukai