Anda di halaman 1dari 11

SISTEM DALAM KAPAL

I. SISTEM PROPULSI KAPAL

Sistem propulsi kapal аdаlаh Sebuah sistem dі kapal уаng berfungsi untuk menggerakan
kapal. Baik berolah gerak itu maju mundur maupun berdiam diri.
Gerak Kapal pada dasarnya dituntut untuk mampu mempertahankan kecepatan dinas seperti
уаng direncankan. Olеh karena itu, perancangan sistem propulsi pada kapal harus dараt
mengatasi seluruh gaya hambat уаng diterima kapal agar dараt memenuhi standar kecepatan
dinas.
Sistem propulsi pada kapal terbagi menjadi tiga komponen, yaitu :
1. mesin utama yg berfungsi sebagai sumber daya utama
2. sistem transmisi berfungsi sebagai penghubung antara mesin utama dan propulsor
(alat gerak). Sistem ini yang berfungsi untuk meneruskan daya yang dihasilkan oleh
mesin utama menuju alat gerak kapal.
3. propulsor (alat gerak) yang merupakan alat gerak mendapat daya dari mesin utama
yang ditransfer oleh sistem transmisi.

Ketiga komponen inilah yang selanjutnya akan saling berkaitan untuk menggerakkan kapal.
Ketiga komponen ini harus direncanakan sebaik dan seefisien mungkin, karena jika tidak
begitu maka akan terjadi :

1. Kecepatan dinas yang tidak mencapai standar


2. Nilai ekonomis dari kapal akan turun
3. Pengaruh getaran akan terjadi pada kapal
4. Konsumsi bahan bakar yang tidak efisien

Prinsip kerja dari Sistem Propulsi Kapal adalah sebagai berikut; Main Engines sebagai
sumber daya utama memberikan daya output-nya ke Propulsor melalui Sistem Transmisi
Daya. Besarnya daya yang diserap oleh Propulsor tergantung pada besarnya efisiensi system
transmisi tersebut. daya yang diserap oleh Propulsor inilah yang selanjutnya digunakan untuk
mendorong kapal. Salah satu jenis Propulsor (Alat Gerak Kapal) yang sering digunakan
untuk menggerakan kapal sampai dengan saat ini adalah Screw Propeller (Baling-baling ulir).

Jenis-Jenis Propulsi Dalam Kapal :


1. Diesel propulsion system digunakan pada hаmріr ѕеmuа jenis kapal, baik kapal kecil
maupun kapal sedang. Sistem іnі dараt mengubah energi mekanik kе energi termal.
2. Wind propulsion biasa digunakan pada kapal-kapal kecil. Jenis propulsi іnі mаѕіh
bеlum banyak digunakan pada kapal-kapal besar. Sistem іnі muncul karena ѕеbаgаі
alternatif untuk sistem propulsi lаіn уаng sebagian besar menghasilkan gas CO2.
3. Nuclear Powered Ship Propulsion System digunakan pada kapal-kapal maritim.
Sistem іnі memanfaatkan reaksi fisi nuklir, dimana dаrі reaksi ini, dihasilkan
sejumlah daya elektrik.
4. Gas tubine propulsion sistem іnі digunakan оlеh sejumlah besar angkatan laut, karena
sistem іnі dараt menghasilkan kecepatan уаng luar biasa.
5. Fuel cell propulsion system dianggap ѕеbаgаі alternatif kelautan karena sistem іnі
bersih. sistem іnі menggunakan hidrogen ѕеbаgаі bahan bakar dan listrik dibuat tаnра
pembakaran apapun.
6. Biodiesel fuel propulsion menggunakan tenaga biodiesel, sistem іnі telah dianggap
ѕеbаgаі sistem уаng potensial dan mаѕіh banyak dilakukan riset terhadap sistem
propulsi ini.
7. Steam turbine propulsion digunakan pada abad 19-an dan awal abad 20-an. Sistem іnі
memanfaatkan uap, dimana bahan bakarnya merupakan batubara.
8. Dieselelectric propulsion telah digunakan sejak tahun 1900-an. Sistem іnі
menggunakan kombinasi dаrі generator уаng dioperasikan оlеh listrik.
9. Water jet propulsion digunakan sejak tahun 1954. Keuntungan dаrі sistem іnі аdаlаh
dеngаn rendahnya tingkat polusi suara dan memiliki kecepatan уаng tinggi.
10. Gas fuel or tri fuel propulsion sistem іnі memanfaatkan LNG bahan bakar dan ѕеtеlаh
dimodifikasi, sistem іnі sekarang dараt mengurangi emisi pada kapal.

II. SISTEM NAVIGASI

Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar aman
dan efisien.

Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bernavigasi, Alat navigasi
dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi konvensional dan elektronik.
Macam-macam alat navigasi :
a. Radar

Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan navigasi
elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi
dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan
petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal,
alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.

Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain
sehingga dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan
sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut, dan berlayar di malam hari
terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan
visual tidak dapat diamati.

Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah radar
tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar.

Bagian-bagian radar yaitu timer (trigger), modulator, pemancar (transmitter), pengubung


TR dan Anti TR, bagian penerima (receiver), bagian PPI (Plan Position Indikator),
bagian antena.
b. GPS

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama
formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari NAVigation Satellite and Ranging
Global Positioning System.

Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya
cukup luas. Dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja. Ketelitian posisi yang
diperoleh secra umum akan bergantung pada empat faktor, yaitu :

 Metode penentuan posisi yang digunkan


 Geometri dan distribusi dari satelit – satelit yang diamati.
 Ketelitian data yang digunakan.
 Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.

Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk
mentransfer waktu dari satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai beberapa nanodetik
dapat diberikan oleh GPS untuk transfer waktu antar benua.

c. RDF

RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan
melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh
stasiun pemancar.

d. Echosunder

Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa
yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base
akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.

e. AIS

Automatic Identification System ( AIS ) adalah sistem pelacakan kapal jarak pendek,
digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan melacak kapal
dengan menggunakan pengiriman data elektronik dengan kapal lainnya dan stasiun
pantai terdekat. Informasi seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan dapat
ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS ( Electronic Charts Display and
Information System ).AIS ditujukan untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi dan
memungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau gerakan kapal,
Sistem AIS terintegrasi dari Radio VHF transceiver standar dengan Loran-C atau
Global Positioning System ( GPS), dan dengan sensor navigasi elektronik lainnya,
seperti gyrocompass dan lain-lain.

AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari
kecelakaan akibat tabrakan. Karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan karena tidak
semua kapal yang dilengkapi dengan AIS, sistem ini berarti yang diutamakan untuk
digunakan sebagai alat peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada
sebagai sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuai dengan International
Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).

III. SISTEM PIPA


Seluruh instalasi pipa dan perlengkapannya, serta bahan-bahan dan ukuran-ukurannya
serta pemasangannya di kapal termasuk kamar mesin harus memenuhi peraturan BKI.
Konstruksi dan pemasangan pipa harus baik, kuat, dan tidak bergetar.
Sambungan pipa dilakukan dengan memakai flens.
Pipa air laut yang melalui tangki yang isinya berlainan harus dilewatkan dalam terowongan
yang kuat dan kedap air/minyak.
Pipa-pipa air laut dan air tawar dibuat dari pipa galvanis, pipa-pipa untuk bahan bakar,
minyak lumas dan hydrolic dari pipa baja hitam.
Pipa-pipa harus diberi tanda dengan warna sesuai penggunaannya (air laut hijau, air bilga
hitam, bahan bakar merah, minyak lumas kuning).
Kapasitas minimum pompa-pompa bilga, balas, dinas umum dan pemadam kebakaran (GS
pump) harus memenuhi persyaratan BKI dan SOLAS.
Sistem pipa terdiri dari :
1. Sistem Pipa Duga, Isi dan Udara
Semua tangki-tangki, ruang-ruang kosong, ruang mesin kemudi, dan gudang harus
dilengkapi pipa-pipa udara yang berakhir di atas geladak terbuka dan dilengkapi dengan
alat-alat penutup yang memadai. Tinggi pipa di atas lambung timbul harus sesuai dengan
persyaratan lambung timbul.
Pipa-pipa udara untuk tangki-tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan alat-alat
pemadam bunga api. Pipa isi untuk tangki-tangki bahan bakar harus diperpanjang sampai
dengan dasar tangki. Pipa udara dan pipa isi untuk tangki-tangki air tawar, tangki balas,
ruang kosong, ruang kemudi, gudang terbuat dari baja yang digalvanisir. Pipa udara dan
pipa isi untuk tangki bahan bakar terbuat dari pipa baja hitam.

2. Sistem Pipa Air Tawar dan Pendingin Air Tawar


Sistem pipa air tawar dan pendingin air tawar terdiri dari : 1 (satu) pompa air tawar;
pompa dan hidrofor air tawar; pipa-pipa; katup-katup; dan perlengkapan lainnya. Tangki-
tangki air tawar dihubungkan dengan pompa air tawar melalui pipa-pipa air tawar setelah
sebelumnya melewati filter penyaring terlebih dahulu. Pompa air tawar tersebut
kemudian dihubungkan dengan tangki dan pompa hidrofor air tawar yang kemudian
didistribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan air tawar dan ke sistem pendinginan
air tawar mesin induk dan mesin bantu. Mesin induk dan mesin bantu telah dilengkapi
alat pendingin (cooler) dan perlengkapan lainnya sesuai dengan standar pabrik pembuat.
Pipa sistem pendingin air tawar harus terbuat dari pipa baja tanpa kampuh memanjang
(seamless pipe) yang digalvanisir dan dilengkapi penyambung-penyambung sistem pipa
yang fleksibel dan perlengkapan-perlengkapan standard dari pabrik pembuat.

3. Sistem Pipa Bahan Bakar


Sistem pipa bahan bakar terdiri dari : 1 (satu) pompa pemindah bahan bakar; 2 (dua)
tangki harian bahan bakar; pipa-pipa; katup-katup; dan perlengkapan lainnya yang perlu
sesuai standard pabrik pembuat mesin induk.
Aliran bahan bakar diambil tanki port dan tanki starboard bahan bakar didasar ganda
dengan pompa pemindah bahan bakar setelah sebelumnya melewati filter penyaring
bahan bakar. Kemudian aliran bahan bakar dibagi dua ke tanki harian bahan bakar untuk
mesin induk dan mesin bantu pada sisi port dan starboard dan seterusnya disalurkan
kepada mesin-mesin yang membutuhkan. Bahan bakar sisa pembakaran disalurkan
kembali ke tanki harian setelah melewati filter penyaring.

4. Sistem Pipa Minyak Pelumas


Sistem minyak lumas tidak menggunakan pompa tambahan, tetapi pompa minyak lumas
yang telah menjadi bagian dari paket instalasi mesin induk (factory accessories). Minyak
lumas setelah melewati filter langsung disalurkan dari tanki menuju mesin-mesin induk
dan mesin-mesin bantu.

5. Sistem Pipa Bilga, Balas dan Pendinginan Air Laut


Sistem pipa bilga, balas dan pendinginan air laut terdiri dari instalasi : 1 (satu) pompa
bilga; 1 (satu) pompa dinas umum dan pemadam kebakaran; 1 (satu) pompa balas; 1
(satu) pompa air laut pendingin; 1 (satu) pompa dan hidrofor air laut; 1 (satu) pemisah
air-minyak; 3 (tiga) kerangan laut, pipa-pipa; katup-katup; dan perlengkapan lainnya.
Instalasi pipa bilga terdiri dari pipa induk dan pipa cabang dengan garis tengah pipa
sesuai dengan peraturan BKI. Pipa-pipa cabang menghubungkan ruangan-ruangan yang
perlu dikeringkan dan dihubungkan dengan pipa induk melalui peralatan kotak pembagi,
dimana tiap-tiap pipa cabang pada kotak pembagi tersebut dilengkapi dengan katup dari
jenis satu arah (screw down non return valve).
Pipa induk dihubungkan ke pompa bilga dan pipa pembuangan dari pompa bilga tersebut
menuju keluar melalui kulit lambung.
Pada kulit lambung, pipa pembuangan tersebut dilengkapi dengan sebuah katup dari jenis
satu arah.Tanki bilga di kamar mesin harus dilengkapi satu pipa hisap langsung ke
pompa bilga. Pipa-pipa balas menghubungkan tangki-tangki balas dengan pompa balas
dan dari pompa balas ini terhubung sebuah pompa dinas umum dan pemadam kebakaran,
dimana kedua pompa ini memiliki pipa pembuangan yang menuju keluar melalui kulit
lambung. Pipa buang tersebut dilengkapi dengan sebuah katup pada kulit lambung.
Susunan pipa-pipa balas tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga pompa balas tersebut
dapat mengisi dan mengeringkan tangki balas melalui pipa yang sama. Pipa buang dari
pompa balas dan pompa dinas umum dan pemadam kebakaran harus dihubungkan
dengan semua hidran kebakaran yang ada di kapal. Antara pompa bilga dan pompa balas
harus ada sebuah pipa hubung silang (cross connection) sehingga pompa bilga dapat
berfungsi sebagai pompa balas atau pompa pemadam kebakaran.
Pompa balas harus dihubungkan secara silang (cross connection) dengan sistem
pendingin air laut mesin induk, sehingga dapat berfungsi sebagai pompa pendingin
cadangan air laut (dalam keadaan darurat).
6. Sistem pipa pemadam kebakaran
Sistem pipa pemadam kebakaran terbagi atas sistem pemadaman dengan air laut dengan
jangkauan pada seluruh ruang-ruang dan geladak di kapal dan sistem pemadaman dengan
gas CO2 untuk kamar mesin.
Sistem pemadaman dengan air laut terdiri dari instalasi: 1 (satu) pompa balas; 1(satu)
pompa dinas umum dan pemadam kebakaran; 1(satu) pompa pemadam kebakaran
darurat dengan motor diesel; koneksi air pemadam darurat; hidran-hidran; pipa-pipa;
katup-katup; dan perlengkapan lainnya. Pompa pemadam darurat dihubungkan langsung
dengan 1 kerangan laut di sisi starboard.
Sedangkan pemadaman dengan gas CO2 terdiri dari instalasi: 5 (lima) tabung CO2 ;
2(dua) detektor panas; 8(delapan) corong pemadam otomatis (springkle); pipa-pipa;
katup-katup; dan perlengkapan lainnya.
Tiap hidran dilengkapi dengan kopling penghubung ke selang kebakaran dan pencuci
geladak, sedangkan selang kebakaran dan nozel penyemprot disimpan dalam fire box
yang diletakkan didekat hidran.

7. Sistem pipa saniter air laut


Instalasi sistem saniter air laut terdiri dari : 1 (satu) pompa dan hidrofor air laut; pipa-
pipa; katup-katup; dan perlengkapan lainnya. Hidrofor dihubungkan dengan instalasi
sistem pipa balas untuk mendapatkan suplai air laut, yang kemudian didistribusikan ke
tempat-tempat yang membutuhkan yaitu instalasi urinair di WC.

8. Sistem pengeringan geladak


Lubang-lubang dan Pipa-pipa pembuangan (scupper pipe) dipasang pada tiap-tiap
geladak. Tempat-tempat tertutup, gudang-gudang dan lain-lain jika perlu dibuatkan
saluran menuju lubang pembuangan di geladak. Air sisa mesin AC-Split dibuatkan
saluran dengan pipa dari bahan PVC dan disalurkan ke lubang-lubang pembuangan di
geladak. Saluran air untuk geladak atap rumah kemudi, rumah kemudi, penumpang,
dilewatkan pipa untuk dibuang ke geladak kendaraan bawahnya. Saluran pembuangan
pada geladak kendaraan sebagian disalurkan secara langsung keluar melewati lambung
kapal dan dilengkapi dengan katup bola satu arah, sedangkan sebagian disalurkan pada
sistem bilga dengan dilengkapi oleh katup bola satu arah dengan keran manual.
9. Sistem gas buang
Pipa-pipa gas buang untuk mesin induk dan mesin bantu harus terdiri dari saluran pipa
yang berbeda, dan pipa-pipa tersebut harus dipasang melalui peredam suara yang
ditempatkan di dalam sebuah cerobong seperti tertera dalam gambar rencana umum dan
rencana sistem gas buang.
Semua pipa-pipa gas buang harus dilengkapi pipa-pipa penghubung yang fleksibel dan
cukup jumlahnya, peredam suara, alat-alat penahan bunga api yang efektif yang setiap
waktu dapat dicapai untuk dibersihkan, terpasang baik dan kuat agar terhindar dari
vibrasi yang berlebihan dan dibungkus dengan bahan isolasi yang tebalnya cukup dan
efisien, serta dililiti oleh pelat tipis pelindung yang digalvanisir.
Pipa-pipa gas buang harus terpasang sedemikian rupa sehingga masuknya air laut dan air
hujan ke mesin-mesin dapat dicegah.

10. Sistem pipa pembuangan air kotor


Air kotor dari penggunaan air tawar dan air laut pada sistem air tawar dan saniter air laut
disalurkan melalui pipa-pipa penyalur dan pipa-pipa isi ke dalam tanki sewage (kotoran)
yang tersedia pada sisi kiri dan kanan kapal. Instalasi pembuangan air kotor terbagi
dalam sisi kiri dan kanan kapal dan masing-masing dilengkapi 1 (satu) pompa sewage.
Kapal memiliki 4(empat) tanki sewage, dua di haluan dan sisanya terletak di kamar
mesin. Tanki sewage haluan dihubungkan dengan pipa penyalur ke tanki sewage buritan.
Untuk mengosongkan tanki sewage, pada tanki sewage buritan masing-masing
dilengkapi dengan pipa buang yang berujung pada geladak kendaraan.

11. Sistem pipa pembuangan minyak kotor


Setiap tanki harian bahan bakar, tanki harian minyak lumas, pompa bahan bakar, mesin-
mesin induk dan mesin-mesin bantu dilengkapi bak penampung (drip tray) dan pipa
pengering yang berujung pada tanki minyak kotor. Residu minyak dari pemisah air-
minyak ditampung pada tanki bilga. Pipa buang minyak kotor berujung pada geladak
kendaraan dan dilengkapi dengan 1(satu) unit pompa tangan.
12. Sistem pendukung
a. Sistem pipa udara tekan
Instalasi pipa udara tekan ini harus cocok untuk sistem udara tekan dengan tekanan
kerja 30 kg/cm2. Udara yang dihasilkan dari kompresor udara diisikan ke dalam
botol angin.
Botol angin digunakan untuk membersihkan sea chest (tekanan maksimum 30
kg/cm2 ), seruling kapal, sistem pneumatik pada reversing gear box motor induk,
cuci-mencuci peralatan mesin, dan lain-lain.
b. Instalasi pipa hidrolk
Instalasi pipa hidrolik ini dirancang untuk menggerakkan mesin jangkar dan mesin
penggerak pintu pendarat. Instalasi pipa hidrolik digerakkan 2 (dua) buah pompa
hidrolik dengan kapasitas yang memadai. Kedua pompa hidrolik beserta tanki
hidrolik tersebut digerakkan oleh motor-motor listrik dari jenis pemakaian di kapal
dan terletak di kamar mesin. Kedua pompa hidrolik ini juga dihubungkan secara
silang (cross connected) agar dapat digunakan secara bergantian, termasuk bila salah
satu pompa hidrolik mengalami kerusakan.

IV. SISTEM TENAGA LISTRIK


Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu kapal
biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari
emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator
ini biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board
(MSB). Biasanya, emergency switchboard dan sistem emergency distribution
dayanya terhubung dengan bus tie dari switchboard di kapal.

Jika sistem pelayanan daya di kapal mengalami kegagalan/kerusakan, sistem


emergency distribution akan secara otomatis berpindah dari pelayanan normal ke
pelayanan Emergency Generator. Ada banyak disain yang berbeda untuk
distribusi daya pada instalasi beban listrik di kapal tergantung type kapalnya.
Selanjutnya daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam beban-
beban yang terdiri dari 3 kelompok besar :

 Beban penerangan; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V
satu phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa penerangan
pada gang-gang, ruangan-ruangan tertutup, ruangan terbuka dan socket keluaran
untuk peralatan untuk peralatan-peralatan power yang relatif rendah.
 Beban daya; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380 V
tiga phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban pada kelompok ini adalah
peralatan berupa mesin pompa (ballast, bilga, FW, dan lain-lain), mesin angkat
(crane, jangkar, dan lain-lain), refrigerator dan sistem air condition (AC).
 Beban komunikasi dan navigasi; terdiri dari peralatan navigasi bertegangan 220 V
dengan frekwensi 50 Hz. Beban-beban instrumentasi pada tegangan 36 V
DC/ 24 V DC yang diambil dari rectifier dan di back up oleh battery melalui
UPS
Supplai utama dari output generator mempunyai tegangan line 390 V atau
tegangan phase 225 V pada frekwensi 50 Hz. Kabel transmisi akan menimbulkan
drop tegangan dan ini harus tidak boleh lebih dari 3 % menurut rule BKI. Jadi
tegangan pada tiap terminal dari beban-beban adalah 380 V (line voltage) / 220 V
(tegangan phase) pada frekwensi 50 Hz.

Anda mungkin juga menyukai